1. Tetanus dikatakan menghasilkan 2 macam macam toksin, tetanolisin dan tetanospasmin, apakah ada efek tetanolisin terhadap perjalanan penyakit tetanus? Bakteri tetanus menghasilkan 2 macam eksotoksin, tetanolisin dan tetanospasmin. tetanospasmin. Tetanospasmin ini yang nantinya menyebabkan sindrom klinis tetanus. Sedangkan peran tetanolisin pada perjalanan penyakit tetanus sendiri masih belum jelas. Diyakini toksin ini menyebabkan kerusakan jaringan di daerah sekitar luka infeksi dan dapat mengoptimalkan kondisi yang memungkinkan bakteri tetanus untuk bermultiplikasi.
2. Apa yang dimaksud Imunitas parsial? Jadi yang dimaksud imunitas parsial terhadap tetanus, yaitu a. Orang – orang yang telah mendapat suntikan vaksin tetanus sebanyak 3 kali, tetapi suntikan terakhir sudah lebih dari 10 t ahun. b. Orang – orang yang telah mendapat vaksin tetanus 2 kali dan waktunya telah lebih dari 5 tahun. c.
Orang – orang yang mendapat suntikan hanya 1 kali saja.
Serial vaksinasi untuk dewasa terdiri atas tiga dosis: dosis pertama dan kedua diberikan dengan jarak 4-8 minggu dan dosis ketiga diberikan 6 sampai 12 bulan setelah dosis pertama. Dosis ulangan diberikan tiap 10 tahun
3. Kenapa pada pasien pasien ini tidak diberi diberi ATS? ATS? Sebenarnya pengobatan tetanus dengan ATS hingga saat ini masih belum jelas hasilnya, karena itu ada ahli yang menggunakan dan ada yang tidak menggunakannya. Intinya dipakai boleh, tidak dipakaipun tidak apa2 Bila digunakan, sisi negatifnya adalah mengenai harga (harganya lebih murah dibanding TIG), tetapi bila digunakanpun tidak berbahaya kecuali pada penderita yang hipersensitif dikarenakan serum ini sebenarnya diambil dari kuda. Selain itu, kemampuan perlindungan ATS ini hanya berlangsung selama 2 – 3 minggu saja. 4. Jika semisal semisal pasien alergi ATS ATS tapi di tempat tempat kerja kita tidak tersedia TIG, TIG, bgmn?
Tes k ulit ulit . Caranya yaitu 0,1 cc serum diencerkan menjadi 1 cc. Suntikkan 0,1 cc dari larutan yang telah diencerkan tadi pada lengan bawah sebelah voler secara intrakutan, tunggulah selama 15 menit.
J adi pada Penderita yang hipers ens iti f terhadap A TS Hewan, terdapat 3 kemungkinan, yaitu : (1) kita berikan (HTIG), (2) tetap kita berikan ATS hewan secara desensitisasi (cara Bedreska), (3) ATS tidak diberikan.
Desensitisasi cara Bedreskad Pada cara Bedreska ini, pengawasan dilakukan secara bertahap. Bila timbul reaksi hebat, pemberian ATS tidak boleh diteruskan. Cara pemberiannya sebagai berikut : 1. 0,1 cc serum + 0,9 cc akuades atau NaC1 0,9 % disuntikkan secara subkutanm tunggulah selama 30 menit. 2. Sesudahnya, suntikkan 0,5 cc serum +0,5 cc akuades atau NaC1 0,9 % secara subkutan, tunggulah 30 menit. Perhatikan reaksi. Bila tampak tanda – tanda penderita hipersensitif (tanda profromalsyok anafilaktik), hentikan pemberian, dan berikan antihistamin serta kortikosteroid. Rawat penderita sesuai keadaannya. 3. Bila tidak ada reaksi berarti setelah 30 menit sisa serum dapat disuntikkan secara intramuskuler. Desensitisasi ini bertahan selama 2 – 3 minggu, jadi bila keesokan harinya atau hari
– hari berikutnya (dalam masa 2 – 3 minggu tersebut) perlu dilakukan suntikan ulangan, maka cara Bersredka tak perlu diiulangi. Pada cara Besredka, sebaiknya perlengkapan P3K yaitu obat yag diperlukan untuk menanggulangi syok anafilaktik tetap tersedia.
5. A 6.