Modul C.2
Persyaratan Teknis
Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
PENGUMPULAN SAMPAH
2
Materi Pembahasan
Pengumpulan Sampah Sistematika Presentasi terdiri atas: 1. Metod toda Pengumpu mpulan 2. Pola Pe Pengumpulan 3. Pras Prasar aran ana a dan dan Sara Sarana na Pen Pengu gump mpul ulan an 4. Pere Perenc ncan anaa aan n Oper Operas asio iona nall Peng Pengum umpu pula lan n
1 2 3 4
3
Metoda Pengumpulan •
Kegiatan Pengumpulan sampah dilakukan oleh: –
–
•
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya. Pemerintah kabupaten/kota.
Pada saat pengumpulan, sampah yang sudah terpilah tidak diperkenankan dicampur kembali.
1 2 3 4
4
Metoda Pengumpulan Pengumpulan didasarkan atas jenis sampah yang dipilah dapat dilakukan melalui : •
•
Pengaturan jadwal pengumpulan sesuai dengan jenis sampah terpilah dan sumber sampah; Penyediaan sarana pengumpul sampah terpilah.
1 2 3 4
5
Metode Pengumpulan
Pengumpulan Sampah dari Sumber 1. Pengumpulan sampah sampah dengan menggunakan gerobak atau motor dengan bak terbuka atau mobil bak terbuka bersekat dikerjakan sebagai berikut: –
–
–
1
Pengumpulan sampah dari sumbernya minimal 2(dua) hari sekali. Masing-masing jenis sampah dimasukan ke masing-masing bak di dalam alat pengumpul atau atur jadwal pengumpulan sesuai dengan jenis sampah terpilah. Sampah dipindahkan sesuai dengan jenisnya ke TPS atau TPS 3R.
2 3 4
6
Metode Pengumpulan
Pengumpulan Sampah dari Sumber 2. Pengumpulan sampah sampah dengan gerobak atau motor dengan bak terbuka atau mobil bak terbuka tanpa sekat dikerjakan sebagai berikut : –
–
1
Pengumpulan sampah yang mudah terurai dari sumbernya minimal 2 (dua) hari sekali lalu diangkut ke TPS atau TPS 3R. Pengumpulan sampah yang mengandung bahan B3 dan limbah B3, sampah guna ulang, sampah daur ulang, dan sampai lainnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan dapat dilakukan lebih dari 3 hari sekali oleh petugas RT atau RW atau oleh pihak swasta.
2 3 4
7
Pola Pengumpulan Terdapat lima pola pengumpulan sampah, yaitu : 1. Pola Pola inv invid idua uall tida tidak k lang langsu sung ng dar darii ruma rumah h ke rum rumah ah 2. Pola Pola indi individ vidual ual langsu langsung ng dengan dengan truk untuk untuk jala jalan n dan dan fasilitas umum 3. Pola Pola kom komun unal al lang langsu sung ng unt untuk uk pas pasar ar dan dan daer daerah ah komersial 4. Pola Pola kom komun unal al tid tidak ak lan langs gsun ung g untu untuk k permu permuki kiman man padat 1
5. Pola pe penyapuan Ja Jalan
2 3 4
8
Pola Pengumpulan
Pola Operasional Pengumpulan Sampah
1 2 3 4
9
Pola Pengumpulan
Pola Individual Langsung Persyaratan sebagai berikut: a. Kond Kondis isii topo topogr graf afii ber berge gelo lomb mban ang, g, yaitu yaitu kemiringan lebih dari 15% sampai dengan 40%, hanya alat pengumpul mesin yang dapat beroperasi b. Kond Kondis isii jal jalan an cuku cukup p leba lebarr dan dan oper operas asii tida tidak k mengganggu pemakai jalan lainnya c. Kond Kondis isii dan dan juml jumlah ah alat alat mema memada daii 1
d. Juml Jumlah ah timb timbun unan an samp sampah ah > 0,3 0,3 m3/h m3/har arii
2
e. Bagi Bagi peng penghu huni ni yang yang berl berloka okasi si di jala jalan n protokol.
3 4
10
Pola Pengumpulan
Pola Individual Tidak Langsung Persyaratan sebagai berikut: a.
Bagi Bagi daer daerah ah yan yang g par parti tisi sipa pasi si mas masya yara raka katn tnya ya pasi pasif f
b.
Laha Lahan n untu untuk k loka lokasi si pem pemin inda daha han n ters tersed edia ia
c.
Bagi Bagi kon kondi disi si top topog ogra rafi fi rel relat atif if data datar, r, yai yaitu tu kem kemir irin inga gan n rata-rata kurang dari 5%, dapat menggunakan alat pengumpul non mesin, contoh gerobak atau becak
d.
Alat Alat peng pengum umpu pull mas masih ih dapat dapat men menja jang ngkau kau seca secara ra langsung
e.
Kondi Kondisi si leba lebarr gang gang dapa dapatt dila dilalu luii alat alat pen pengu gump mpul ul ta tanp npa a mengganggu pemakai jalan lainnya
f.
Haru Ha russ ada ada org organ anis isas asii pen penge gelo lola la pengu pengump mpul ulan an samp sampah ah.
1 2 3 4
11
Pola Pengumpulan
Pola Komunal Langsung Persyaratan sebagai berikut: a.
Bila al alat an angkut te terbatas
b.
Bila Bila kema kemamp mpua uan n pen penge gend ndal alia ian n pers person onil il dan dan peralatan relatif rendah
c.
Alat Alat peng pengum umpu pull suli sulitt men menja jang ngkau kau sumb sumber er samp sampah ah individual (kondisi daerah berbukit, gang jalan sempit)
d.
Pera Peran n se serta rta mas masya yara raka katt tin tingg ggii
e.
Wadah Wada h komu komuna nall dite ditemp mpat atka kan n sesu sesuai ai den denga gan n kebutuhan dan lokasi yang mudah dijangkau oleh alat pengangkut (truk)
f.
Untu Untuk k perm permuk ukim iman an tida tidak k tera teratu turr
1 2 3 4
12
Pola Pengumpulan
Pola Komunal Tidak Langsung Persyaratan sebagai berikut: a.
Pera Peran n se serta rta mas masya yara raka katt tin tingg ggi; i;
b.
Wadah Wada h komu komuna nall dite ditemp mpat atka kan n sesu sesuai ai deng dengan an kebutuhan dan lokasi yang mudah dijangkau alat pengumpul;
c.
Laha Lahan n unt untuk uk loka lokasi si pem pemin inda daha han n ters tersed edia ia,,
d.
Bagi kondisi : –
1
–
2 3 4
topografi relatif datar, kemiringan rata-rata kurang dari 5%, dapat mengunakan alat pengumpul non mesin, contoh gerobak atau becak topografi dengan kemiringan lebih besar dari 5% dapat menggunakan cara lain seperti pikulan, kontainer kecil beroda dan karung;
e.
eher eher jal jalan an/g /gang ang dapat dapat dila dilalu luii alat alat pen pengum gumpu pull tan tanpa pa mengganggu pemakai jalan lainnya;
f.
Haru Ha russ ada ada orga organi nisa sasi si penge pengelo lola la pengu pengump mpul ulan an samp sampah. ah.
13
Pola Pengumpulan
Pola Penyapuan Jalan Persyaratan sebagai berikut:
1
a.
Juru Juru sapu sapu haru haruss rne rneng nget etahu ahuii car cara a peny penyapu apuan an untu untuk k setiap daerah pelayanan (diperkeras, tanah, lapangan rumput, dan lain-lain);
b.
Pena Penanga ngana nan n pen penya yapua puan n jal jalan an unt untuk uk set setia iap p daer daerah ah berbeda tergantung pada fungsi dan nilai daerah yang dilayani;
c.
Peng Pengum umpu pula lan n sam sampa pah h hasi hasill penya penyapu puan an jala jalan n dia diangk ngkut ut ke lokasi pemindahan untuk kemudian diangkut ke TPA
d.
Peng Pengen enda dali lian an pers person onel el dan pera perala lata tan n haru haruss baik baik..
2 3 4
14
Prasarana dan Sarana Pengumpulan Pengumpulan
Jenis dan volume sarana Jenis dan volume sarana pengumpulan sampah harus : a. Dise Disesu suai aika kan n deng dengan an kondi kondisi si setem setempa pat; t; b. Dilaku Dilakukan kan sesuai sesuai dengan dengan jadwal jadwal pengum pengumpul pulan an yang yang ditetapkan; dan c. Memen Memenuh uhii ket ketent entua uan n dan dan pedom pedoman an yang yang berl berlak aku u dengan memperhatikan sistem pelayanan persampahan yang telah tersedia 1 2 3 4
15
Prasarana dan Sarana Pengumpulan Pengumpulan
Jenis dan volume sarana Jenis sarana pengumpulan sampah terdiri dari : a. TPS b. TPS 3R; dan/atau c. Alat Alat peng pengum umpu pull untu untuk k sam sampa pah h terp terpil ilah ah
1 2 3 4
16
Prasarana dan Sarana Pengumpulan Pengumpulan
Kebutuhan Alat Pengumpul Perhitungan Kebutuhan Alat Pengumpul a. Meng Menghi hitu tung ng Juml Jumlah ah Alat Alat Peng Pengum umpu pull (gerob (gerobak ak/b /bec ecak ak sampah/motor sampah/mobil bak) kapasitas 1 m3 di perumahan :
b. Meng Menghi hitu tung ng jum jumla lah h alat alat pen pengu gump mpul ulan an sec secara ara langsung (Truk) 1 2 3 4
17
Prasarana dan Sarana Pengumpulan Pengumpulan
Kebutuhan Alat Pengumpul Perhitungan Kebutuhan Alat Pengumpul (lanjutan): c. Menghitung Kebutuhan Personil Pengumpul: Personil Pengumpul = JAP + (2 × JT pengumpulan langsung ) dengan : JAP = Jumlah Angkutan Pengumpul Perumahan JT = Jumlah Truk
1 2 3 4
18
Perencanaan Operasional Pengumpulan Perencanaan operasional pengumpulan sebagai berikut: 1. Ritas Ritasii ant antara ara 1 samp sampai ai den denga gan n 4 kali kali per per hari hari;; 2. Period Periodisa isasi si 1 hari, hari, 2 hari hari ata atau u maksi maksimal mal 3 hari hari sekal sekali, i, tergantung dan kondisi komposisi sampah,yaitu: –
–
1 2
Semakin besar persentasi sampah yang mudah terurai, periodisasi pengumpulan sampah menjadi setiap hari, Untuk sampah guna ulang dan sampah daur ulang, periode pengumpulannya disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan, dapat dilakukan 3 hari sekali atau lebih; c. Untuk sampah yang mengandung bahan B3 dan limbah B3 serta sampah lainnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
3 4
19
Perencanaan Operasional Pengumpulan Perencanaan operasional pengumpulan sebagai berikut: 3. Mempu Mempuny nyai ai dae daerah rah pel pelaya ayana nan n terte tertent ntu u dan tet tetap ap;; 4. Mempu Mempuny nyai ai pet petug ugas as pel pelak aksa sanaa naan n yang yang tet tetap ap dan dan dipindahkan secara periodik; 5. Pemb Pembeb eban anan an peker pekerja jaan an dius diusah ahak akan an merat merata a denga dengan n kriteria jumlah sampah terangkut, jarak tempuh, dan kondisi daerah. 1 2 3 4
20
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
PEMINDAHAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH 21
Materi Pembahasan
Pemindahan dan Pengangkutan Sistematika Presentasi : 1. Metod Metoda a Pemi Pemind ndah ahan an dan dan Peng Pengan angk gkut utan an 2. Pola Pengangkut kutan 1
3. Pere Perenc ncan anaa aan n dan Perh Perhit itun unga gan n Penga Pengang ngku kutan tan Sam Sampa pah h 4. Pere Perenc ncan anaa aan n Pene Penentu ntuan an Sara Sarana na Pen Penga gang ngku kutan tan
2
5. Rute Pengangkutan
3
6. Ope Operasi rasion onal al Peng Pengan angk gkut utan an
4
7. Aspe Aspek k Pembi Pembiay ayaan aan Peng Pengan angku gkuta tan n Samp Sampah ah
5 6 7 22
Metoda
Pemindahan dan Pengangkutan •
Pemindahan dan pengangkutan sampah dimaksudkan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari titik pengumpulan terakhir : –
1 –
2 3
dari suatu siklus pengumpulan sampai ke TPA atau TPST pada pengumpulan dengan pola individual langsung, atau dari tempat pemindahan/penampungan sementara (TPS, TPS 3R, SPA) atau tempat penampungan komunal sampai ke tempat pengolahan/pembuangan akhir (TPA/TPST).
4 5 6 7 23
Metode
Pemindahan dan Pengangkutan •
•
1 2 3
Metoda pengangkutan serta peralatan yang akan dipakai tergantung dari pola pengumpulan yang dipergunakan. Berdasarkan atas operasional pengelolaan sampah, maka : –
–
4 –
5
Pemindahan dan pengangkutan sampah merupakan tanggung jawab dari pemerintah kota atau kabupaten. Pelaksana adalah pengelola kebersihan dalam suatu kawasan atau wilayah, badan usaha dan kemitraan. k emitraan. Sangat tergantung dari struktur organisasi di wilayah yang bersangkutan.
6 7 24
Metoda
Pemindahan dan Pengangkutan •
•
1 2 3 4
Pada saat pemindahan dan pengangkutan sampah yang sudah terpilah tidak diperkenankan dicampur kembali. Pemindahan dan pengangkutan didasarkan atas jenis sampah yang dipilah dapat dilakukan melalui : –
–
Pengaturan jadwal pemindahan dan pengangkutan sesuai dengan jenis sampah terpilah dan sumber sampah; Penyediaan sarana pemindahan dan pengangkut sampah terpilah.
5 6 7 25
Metoda
Pemindahan dan Pengangkutan Kegiatan pengangkutan sampah mempertimbangkan : 1. Pola pengangkut kutan 2. Jeni Jeniss per peral alat atan an atau atau sara sarana na peng pengan angk gkut utan an 1
3. Rute pe pengangkutan 4. Oper Operas asiional onal pen penga gang ngku kuta tan n
2
5. Aspek pembiayaan
3 4 5 6 7 26
Pola Pengangkutan •
Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulan sampah: –
1 2 3 4 5 6
–
Jika pengumpulan dan pengangkutan sampah menggunakan sistem pemindahan (TPS/TPS 3R) atau sistem tidak langsung, proses pengangkutannya dapat menggunakan : •
sistem kontainer angkat ( Hauled Container System = HCS), atau
•
sistem kontainer tetap ( Stationary Container System = SCS).
Sistem kontainer tetap dapat dilakukan secara mekanis maupun manual. •
•
Sistem mekanis menggunakan compactor truck dan kontainer yang kompetibel dengan jenis truknya. Sistem manual menggunakan tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak sampah atau jenis penampungan lainnya.
7 27
Pola Pengangkutan
Sistem Kontainer Angkat (HCS) 1. Untuk pengumpulan sampah dengan sistem sistem kontainer angkat (Hauled Container System = HCS), pola pengangkutan yang digunakan dengan sistem pengosongan kontainer. 1 2 3 4 5 6 7 28
Pola Pengangkutan
Sistem Kontainer Angkat (HCS) 2. Proses pengangkutan: –
1 2
–
–
Kendaraan dari poll dengan membawa kontainer kosong menuju lokasi kontainer isi untuk mengganti atau mengambil dan langsung membawanya ke TPA Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju kontainer isi berikutnya. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
3 4 5 6 7 29
Pola Pengangkutan
Sistem Kontainer Tetap (SCS) •
Sistem Pengangkutan dengan Kontainer Tetap (Stationary Container System = SCS) biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truk kompaktor secara mekanis atau manual.
1 2 3 4 5 6 7 30
Pola Pengangkutan
Sistem Kontainer Tetap (SCS) •
Pengakutan dengan SCS mekanis : –
1 2
–
–
Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan kedalam truk kompaktor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong. Kendaraan menuju kontainer berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian menuju TPA. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
3 4 5 6 7 31
Pola Pengangkutan
Sistem Kontainer Tetap (SCS) •
Pengangkutan dengan SCS manual yaitu : –
–
1 –
Kendaraan dari poll menuju TPS pertama, sampah dimuat ke dalam truk kompaktor atau truk biasa. Kendaraan menuju TPS berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian menuju TPA. Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
2 3 4 5 6 7 32
Perencanaan dan Perhitungan
Pengangkutan Sampah •
Beberapa istilah untuk menghitung pengangkutan dengan system HCS adalah : –
1 2
–
3 –
4
–
5 6
•
Pickup (PHCS): waktu yg diperlukan untuk menuju lokasi kontainer berikutnya setelah meletakkan kontainer kosong di lokasi sebelumnya, waktu untuk mengambil kontainer penuh dan waktu untuk mengembalikan kontainer kosong (Rit). Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut kontainernya At-site (s) : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi. Off-route (W) : nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu untuk cheking pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain.
Tata Cara Perhitungan (terlampir)
7 33
Perencanaan dan Perhitungan
Pengangkutan Sampah •
Beberapa istilah untuk menghitung pengangkutan dengan system SCS adalah : –
–
1 2
–
–
3 4 5
•
Pickup (Pscs): waktu yg diperlukan utk memuat sampah dari lokasi pertama sampai lokasi terakhir Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju TPS/TPA dari lokasi pengumpulan terakhir At-site (s) : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi Off-route (W) : nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu untuk cheking pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain.
Tata Cara Perhitungan (terlampir)
6 7 34
Perencanaan Sarana Pengangkutan Persyaratan peralatan dan perlengkapan untuk sarana pengangkutan sampah dalam skala kota : 1. Samp Sampah ah haru haruss tertu tertutu tup p selam selama a penga pengang ngku kuta tan, n, agar agar sampah tidak berceceran di jalan. 1
2. Ting Tinggi gi bak bak mak maksi simu mum m 1,6 1,6 mete meter. r.
2
3. Seba Sebaik ikny nya a ada ada alat alat peng pengun ungk gkit it..
3 4 5 6
4. Tida Tidak k boco bocor, r, agar agar lln llndi di tid tidak ak ber berce cece cera ran n sela selama ma pengangkutan. 5. Disesu Disesuaik aikan an dengan dengan kondisi kondisi jalan jalan yang yang dila dilalui lui.. 6. 6. Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik pemeliharaan.
7 35
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Jenis Peralatan 1. Dump Truck –
–
1 –
2 3
–
4 5 –
6
Merupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk mengangkat bak dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih tetap secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yang bervariasi yaitu 6 m3, 8 m3, 10 m3, 14 m3. Dalam pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan dump truck dapat dicapai apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 3 dan jumlah jumlah awak maksimum 3. Agar tidak mengganggu lingkungan selama perjalanan ke TPA, dump truck sebaiknya dilengkapi dengan tutup terpal.
7 36
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Jenis Peralatan 2. Arm Roll Truck –
–
1 2
–
3 4 –
5 6 –
7
Merupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk mengangkat bak dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih tetap secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yang bervariasi yaitu 6 m3, 8 m3, dan 10 m3. Dalam pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan arm roll truck dapat dicapai apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 5 dan jumlah awak maksimum 1. Agar tidak mengganggu lingkungan selama perjalanan ke TPA, kontainer sebaiknya memiliki tutup dan tidak rembes sehingga lindi tidak mudah tercecer. Kontainer yang tidak memiliki tutup sebaiknya dilengkapi dengan tutup terpal selama pengangkutan. 37
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Jenis Peralatan 3. Compactor Truck –
–
1 –
2 3 4
–
Merupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk memadatkan dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih tetap secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yang bervariasi yaitu 6 m3, 8 m3, dan 10 m3. Dalam pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan compactor truck dapat dicapai apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 3 dan jumlah awak maksimum 2.
5 6 7 38
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Jenis Peralatan 4. Trailer Truck –
1
–
2 3 4 5 6
–
–
–
Merupakan kendaraan angkut berdaya besar sehingga mampu mengangkut sampah dalam jumlah besar hingga 30 ton. Trailer truck terdiri atas prime over dan kontainer konta iner beroda. kontainer dilengkapi sistem hidrolis untuk membongkar muatannya. Pengisian muatan dilakukan secara hidrolis dengan kepadatan tinggi di transfer station. Trailer memiliki kapasitas 20 sampai dengan 30 ton. Dalam pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan penggunaa n trailer truck dapat dicapai apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 5 dan jumlah awak maksimum 2.
7 39
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Alat Angkut Sampah
1 2 3 4 5 6 7 40
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Pemilihan Jenis Peralatan Pemilihan jenis peralatan atau sarana pengangkutan sampah harus mempertimbangkan: 1. Umur Umur tekn teknis is pera perala lata tan n (5 (5
–
7) tahun.
2. Kond Kondis isii jala jalan n dae daera rah h ope opera rasi si.. 1
3. Jarak te tempuh.
2
4. Ka Kara rakt kter eris isti tik k sampa ampah. h.
3
5. Ting Tingka katt persy persyar arata atan n sani sanita tasi si yang yang dibu dibutu tuhk hkan an..
4
6. Daya Daya duk dukun ung g peme pemeli liha hara raan an..
5 6 7 41
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Pemilihan Jenis Peralatan Pemilihan pemakaian peralatan harus memperhatikan: •
1
•
2 3 •
4 5 6
Dari segi kemudahan, peralatan tersebut harus dapat dioperasikan dengan mudah dan cepat, sehingga biaya operasional jadi murah. Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut harus kuat dan tahan lama serta volume yang optimum, sehingga biaya investasi menjadi murah. Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan tersebut harus dapat mencegah timbulnya lalat, tikus atau binatang lain dan tersebarnya bau busuk serta kelihatan indah atau bersih.
7 42
Perencanaan Sarana Pengangkutan
Pemilihan Kebutuhan Alat Angkut •
Penentuan kebutuhan jumlah alat angkut sangat ditentukan pemilihan jenis alat angkut yang akan digunakan.
1 2 3 4 5 6 7 43
Rute Pengangkutan •
•
1
Rute pengangkutan dibuat agar pekerja dan peralatan dapat digunakan secara efektif. Pada umumnya rute pengumpulan dicoba berulang kali, karena rute tidak dapat digunakan pada semua kondisi.
2 3 4 5 6 7 44
Rute Pengangkutan
Pedoman dalam Membuat Rute 1. Pera Peratu tura ran n lal lalu u lin linta tass yan yang g ada ada;; 2. Peke Pekerja rja,, ukura ukuran, n, dan dan tip tipe e ala alatt ang angku kut; t;
1 2 3 4
3. Jika Jika memu memungk ngkink inkan, an, rute dibuat dibuat mulai mulai dan berakhi berakhirr di di dekat jalan utama, gunakan topografi dan kondisi fisik daerah sebagai batas rute; 4. Pada Pada daer daerah ah berbuk berbukit, it, usahak usahakan an rute dimula dimulaii dari dari atas dan berakhir di bawah; 5. Rute Rute dib dibua uatt agar agar konta kontain iner/ er/TP TPS S terakh terakhir ir yang yang akan akan diangkut yang terdekat ke TPA;
5 6 7 45
Rute Pengangkutan
Pedoman dalam Membuat Rute 6. Timbul Timbulan an sampah sampah pada pada daera daerah h sibu sibuk/l k/lalu alu lintas lintas padat padat diangkut sepagi mungkin; 7. Daer Daerah ah yan yang g meng mengha hasi silk lkan an timb timbul ulan an sam sampa pah h terbanyak, diangkut lebih dahulu; 1 2
8. Daerah Daerah yang yang meng menghas hasilk ilkan an timbul timbulan an sampah sampah sediki sedikit, t, diusahakan terangkut dalam hari yang sama.
3 4 5 6 7 46
Rute Pengangkutan
Pedoman dalam Membuat Rute •
Pada langkah awal pembuatan rute maka ada beberapa langkah yang harus diikuti agar rute yang direncanakan menjadi lebih efisien, yaitu : –
1
–
2 –
3
–
4 5 6 7
•
Penyiapan peta yang menunujukkan lokasi-lokasi dengan jumlah timbulan sampah. Analisis data kemudian diplot ke peta daerah pemukiman, perdagangan, industri dan untuk masing-masing area, diplot lokasi, frekuensi pengumpulan dan jumlah kontainer. Layout rute awal. Evaluasi layout rute awal dan membuat rute lebih seimbang dengan cara dicoba berulang kali.
Setelah langkah awal ini dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pembuatan rute dan sangat dipengaruhi oleh sistem pengangkutan yang digunakan yaitu sistem HSC atau SCS. 47
Rute Pengangkutan
Pedoman dalam Membuat Rute •
Untuk sistem HCS langkah yang dilakukan adalah : –
Langkah 1: •
1
•
2 3
•
•
4 5
Pada tabel buat kolom sebagai berikut: frekwensi pengumpulan, jumlah lokasi pengumpulan/T pengumpulan/TPS, PS, jumlah kontainer kontainer dan kolom untuk setiap hari pengumpulan. Kemudian tandai lokasi yang memerlukan pengambilan pengambilan beberapa kali dalam seminggu (Senin - Jumat atau Senin, Selasa, Jumat). Pengangkutan dimulai dari frek 5 x seminggu. Distribusikan jumlah kontainer yang memerlukan memerlukan pengangkutan 1 x seminggu, sehingga jumlah kontainer yang harus diangkut seimbang setiap hari.
6 7 48
Rute Pengangkutan
Pedoman dalam Membuat Rute •
Untuk sistem HCS langkah yang dilakukan adalah : –
Langkah 2: •
•
1
•
2 3 4 5
–
Mulai dari Garasi. rute harus mengangkut semua kontainer yang harus dilayani. Langkah selanjutnya, modifikasi rute untuk mengangkut kontainer tambahan. Rute dimulai dari TPS terdekat dan berakhir pada TPS terdekat dengan garasi.
Langkah 3: •
•
Setelah rute awal digunakan, hitung jarak rata-rata antar kontainer. Jika rute tidak balance (>15%), rute harus dirancang kembali. Beban kerja pekerja harus seimbang.
6 7 49
Rute Pengangkutan
Pedoman dalam Membuat Rute •
Untuk system SCS (with mechanically loaded collection vehicles) –
a. Langkah 1: •
1 2
•
3 •
4 •
5 6 7
•
Pada tabel buat kolom sebagai berikut: frekwensi pengumpulan, jumlah lokasi pengumpulan/T pengumpulan/TPS, PS, jumlah timbulan timbulan sampah dan kolom untuk setiap hari pengumpulan. pengumpulan. Kemudian tandai lokasi yang memerlukan pengambilan pengambilan beberapa kali dalam seminggu (Senin - Jumat atau Senin, Selasa, Jumat). Pengangkutan dimulai dari frek. 5 x seminggu. Gunakan volume efektif alat angkut (Vol. x faktor pemadatan), hitung berapa jumlah sampah yang dapat ditambah dari lokasi yang frekwensinya sekali seminggu. Distribusikan jumlah sampah yang memerlukan pengangkutan 1 x seminggu, sehingga jumlah sampah yang harus diangkut seimbang setiap hari. 50
Rute Pengangkutan
Pedoman dalam Membuat Rute •
Untuk system SCS (with mechanically loaded collection vehicles) –
Langkah 2: •
•
1 2 3 4 5 6
–
Buat rute pengumpulan sehari. Modifikasi dibuat jika ada tambahan sampah yang harus diangkut.
Langkah 3: •
•
•
Setelah rute awal digunakan, hitung jarak rata-rata rute pengumpulan dan jumlah sampah yang diangkut. Jika rute tidak balance (>15%), rute harus dirancang kembali. Beban kerja pekerja harus seimbang. Setelah rute seimbang, cantumkan dalam peta rute pengumpulan.
7 51
Operasional Pengangkutan •
•
1 2 3
Pengaturan rute pengangkutan sangat penting dalam penanganan sampah di pemukiman karena terkait dengan penyimpanan sampah di TPS. Jika pengangkutan mengalami kendala dan tidak dapat mengangkut sampah sesuai dengan jadwal pengangkutan, maka akan terjadi penumpukan sampah di TPS dan secara langsung akan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar TPS.
4 5 6 7 52
Operasional Pengangkutan Beberapa faktor yang mempengaruhi operasional pengangkutan yaitu : 1. Pola Pola pen penga gang ngku kuta tan n yang yang dig digun unak akan an.. 2. Alat Alat ang angkut kut yan yang g dig digu unaka nakan n 1 2
3. Jumlah personil 4. Lokas kasi TPS ata tau u TPST
3 4 5 6 7 53
Operasional Operasional Pengangkutan Pengangkutan
Sistem Kontainer Angkat (HCS) Tipe 1 1. Arm roll roll truc truck k dis disia iapk pkan an ses sesua uaii kete ketentu ntuan an 2. Arm rolltruck (truck chasis) menuju ke lokasi kontainer 1 sesuai rencana 1 2 3 4 5 6
3. Arm rollt rolltru ruck ck meng mengan angka gkatt kon konta tain iner er 1 dan dan membawanya ke TPA untuk dibongkar 4. Arm roll roll truc truck k meng mengem emba bali likan kan konta kontain iner er 1 ke loka lokasi si semula setelah sebelumnya dicuci terlebih dahulu 5. Arm roll roll truc truck k berpi berpind ndah ah ke ke lokas lokasii kont kontai aine nerr 2 dan dan mengangkatnya ke TPA. Demikian seterusnya sampai seluruh rute diselesaikan dan arm roll truck kembali ke pool setelah dicuci.
7 54
Operasional Operasional Pengangkutan Pengangkutan
Sistem Kontainer Angkat (HCS) Tipe 2&3
1 2 3 4 5 6 7
1. Arm Arm roll roll tru truck ck dis disia iapk pkan an sesu sesuai ai kete ketent ntua uan n 2. Arm roll roll truc truck k den dengan gan membaw membawa a konta kontain iner er koso kosong ng menuju menuju ke lokasi kontainer 1 sesuai rencana 3. Arm Arm roll roll tru truck ck mel melet etak akka kan n kont kontai aine nerr koso kosong ng dan dan mengangkat kontainer 1 yang penuh dan membawanya ke TPA untuk dibongkar 4. Arm Arm roll roll tru truck ck mem memba bawa wa kon konta tain iner er kos koson ong g dan dan meletakkan di lokasi 2 lalu mengangkat kontainer 2 yang penuh. Demikian seterusnya sampai seluruh rute yang direncanakan diselesaikan. 5. Pada Pada akhi akhirr opera operasi, si, kontai kontainer ner yang yang koson kosong g dibaw dibawa a kemba kembali li ke pool setelah sebelumnya dicuci terlebih dahulu untuk tipe 3 sedangkan untuk tipe 2 dari TPA kontainer diangkut ke lokasi 1 dan kemudian truk menuju ke pool tanpa membawa kontainer. 55
Operasional Operasional Pengangkutan Pengangkutan
Sistem Kontainer Tetap (SCS)
1 2 3 4 5 6
Pola ini berkaitan dengan pengumpulan tidak langsung baik individual maupun komunal 1. Petu Petuga gass meny menyia iapk pkan an kend kendar araan aan ses sesua uaii ketent ketentua uan n 2. Petu Petuga gass men menda data tang ngii loka lokasi si TPS TPS atau atau TPS TPS 3R, 3R, menerima muatan sampah dari gerobak pengumpul sampai penuh 3. Truk Truk menu menuju ju TPST TPST/T /TPA PA untu untuk k mem membo bong ngkar kar sampahnya 4. Truk Truk menu menuju ju ke ke loka lokasi si TPS TPS ata atau u TPS TPS 3R berik berikut utnya nya sesuai rute yang direncanakan dan melanjutkan operasinya 5. Setelah Setelah seluru seluruh h rute rute disele diselesai saikan kan,, truk truk dicuci dicuci dan kembali ke pool
7 56
Operasional Operasional Pengangkutan Pengangkutan
Pola Transfer Station •
1 2 3 4
•
Pola ini muncul karena jarak dari TPS menuju TPA sangat jauh, sehingga untuk membantu pola pengangkutan dari TPS menuju ke transfer station kemudian baru menuju TPA. Truk untuk mengangkut menuju ke TPS yang mempunyai ukuran kontainer lebih kecil antara 6 m3 sampai dengan 10 m3 kemudian di transfer station truk trailer dengan kapasitas 40 m3 sampai dengan 90 m3 digunakan untuk mengangkut sampah ke TPA.
5 6 7 57
Operasional Operasional Pengangkutan Pengangkutan
Pola Transfer Station Operasional pola ini adalah : 1. Trailer Trailer berger bergerak ak menuju menuju ke lokasi lokasi transfe transferr stati station; on; 2. Trail Trailer er mene meneri rima ma mua muata tan n samp sampah ah berup berupa a conta contain iner er kapasitas besar; 1 2 3 4
3. Trail Trailer er memb membaw awa a cont contai aine nerr ke TPA TPA untuk untuk dibon dibongka gkar; r; 4. Trail Trailer er kem kemba bali li ke ke loka lokasi si tra trans nsfe fer, r, dem demik ikia ian n seterusnya sampai rencana pengangkutan diselesaikan.
5 6 7 58
Aspek Pembiayaan
Pengangkutan Sampah Biaya pemindahan dan pengangkutan sampah : 1. Biaya Biaya inve invest stas asii : sara sarana na yan yang g dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k pengangkutan seperti truk sampah yang digunakan. 1
2. Biaya Biaya oper operas asio iona nall : oper operas asii dan dan pemel pemelih ihar araan aan pengangkutan sampah.
2 3 4 5 6 7 59
Aspek Pembiayaan Pengangkutan Sampah Langkah perhitungan biaya pengangkutan : 1. Tent Tentuka ukan n terl terleb ebih ih dahu dahulu lu berd berdas asark arkan an harg harga a HSPK HSPK setempat 1 2 3
2. Hitun Hitung g keb kebut utuh uhan an ala alatt angku angkutt dan dan saran sarana a lain lain penunjang 3. Hitun Hitung g oper operas asii dan peme pemeli liha hara raan an juga juga gaj gajii tena tenaga ga kerja
4 5 6 7 60
Daftar Modul Modul A: PENGANTAR Modul B : PERENCANAAN UMUM Modul C : PENGUMPULAN SAMPAH, TPS & TPS-3R
C.1
Pemilahan dan Pewadahan
C.2
Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan
C.3
Penyediaan TPS dan TPS-3R
Modul D : PENGOPERASIAN, PENUTUPAN, REHAB TPA Modul E : PENGOLAHAN & PEMROSESAN AKHIR SAMPAH Modul F : INDEKS RESIKO PENUTUPAN DAN REHAB TPA
Sumber : Permen PU No. 03/PRT/M/2013) Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga
Nawasis.Com
Water Inspiration
dimana inspirasi mengalir sampai jauh ...
Sanitasi.Net
Spirit of Water
tak kenal lelah, terus mengalir, untuk kehidupan...
Contact: Joy Irmanputhra Email :
[email protected]