e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) S1 PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN TERHADAP KEWAJARAN LAPORAN LABA RUGI PADA ROEMAH NONGKRONG MAILAKU
1
I Putu Eka Satya Wirawan, Ni Kadek Sinarwati, 2Nyoman Trisna Herawati
1
Jurusan Akuntansi Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected], {
[email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected],}@undiksha.ac.id Abstrak
Roemah Nongkrong Mailaku merupakan suatu usaha yang bersifat profit oriented atau mencari laba yang bergerak dalam bidang makanan siap saji yang pendapatan dan bebannya diakui berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi pada saat penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi pendapatan, beban, serta kewajaran terhadap laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data yang dilaksanakan meliputi: mengamati dan mengumpulkan data tentang pendapatan dan beban, membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang telah diungkapkan dalam landasan teori, menganalisis data yang ada terhadap kewajaran laporan laba rugi, memberikan kontribusi mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan beban terhadap kewajaran laporan laba rugi, dan menarik kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perlakuan akuntansi pendapatan dan beban pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku dapat dinyatakan wajar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan dalam perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku yaitu, sebagai berikut: penggunaan istilah akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan, pembuatan buku besar utama sebagai penunjang laporan laba rugi, serta konsistensi terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi. Kata kunci:
Pendapatan, Beban, Laporan Laba Rugi Abstract
Roemah Nongkrong Mailaku Mailaku is a profit-oriented fast food selling business whose income and expenditure are acknowledged based on the transactions taking place when it is open to sell its products. This present study is intended to identify the contribution of the accountancy of income and expenditure on the reasonableness of the profit and loss statement of Roemah Nongkrong Mailaku. Mailaku . The data were collected using interview, documentation, and observation. The data analysis includes observing and collecting the data on the income and expenditure, comparing the data obtained with the theories which are described in the theoretical framework, analysis of the data on the reasonableness of the profit and loss statement, contribution of the treatment of the accountancy of income and expenditure to the reasonableness of the profit and loss statement, and the conclusion drawing.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) The results of the study showed that the treatment of the accountancy of income and expenditure of Roemah Nongkrong Mailaku was not entirely in accordance with the Accounting Standard of Entity Finance Without Public Accountability ‘Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). The treatment of the accountancy of income and expenditure and the presentation of the profit and loss statement of Roemah Nongkrong Mailaku could be stated as reasonable. However, there were several things which should be revised and to which attention should be paid. They were: the accounting technical terms used, the presentation of the main ledger to support the profit and loss statement, the consistency of the treatment of the accountancy of income and expenditure, and the presentation of the profit and loss statement. Keywords: Income, Expenditure, Profit and Loss Statement. PENDAHULUAN
Laporan laba rugi merupkan gambaran sekilas mengenai perkembangan usaha melalui informasi keuangan yang diperoleh dari tingkat pencapaian keuntungan maupun kerugian suatu entitas. Unsur-unsur utama laporan laba rugi adalah pendapatan dan beban. Secara ringkas dapat diketahui bahwa yang dimaksud pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. Dan, yang dimaksud dengan beban adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. (Hery, 2012:195). Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu usaha dalam pencapaian hasil produksi yang dilakukan. Semakin baik perlakuan terhadap akuntansi pendapatan dan beban maka semakin baik pula informasi keuangan yang diperoleh suatu entitas tersebut untuk dipergunakan lebih lanjut dalam suatu pengambilan keputusan sebagai penunjang perkembangan maupun kemajuan bagi suatu entitas. Hal ini dikarenakan, perlakuan akuntansi pendapatan dan beban yang baik akan memiliki keandalan dan kewajaran dalam pelaporannya. Sebaliknya, semakin buruk perlakuan
terhadap akuntansi pendapatan dan beban maka semakin buruk pula informasi keuangan yang diperoleh suatu entitas tersebut untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan terhadap perkembangan maupun kemajuan bagi suatu entitas. Hal ini dikarenakan, keandalan dan kewajaran dalam pelaporan keuangan perusahaan sudah tidak terkandung lagi di dalam penerapan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban oleh suatu entitas. Pada prinsipnya pendapatan harus mempertimbangkan adanya penerapan yang sesuai dengan SAK ETAP untuk memenuhi kebutuhan akan penyusunan laporan keuangan yang tepat agar mendapatkan penilaian secara wajar dalam menyajikan laporan keuangan. Kriteria pengakuan pendapatan didasarkan atas dua konsep yang harus dipenuhi yaitu terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi dan terbentuk atau terhak. Setelah pendapatan diakui dan dapat diukur melalui pencatatan akuntansi pendapatan yang telah diakui dan diukur kedalam catatan keuangan perusahaan atau laporan neraca yang kemudian dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan yang menggambarkan tingkat pencapaian yang diperoleh perusahaan dalam aktivitas produksi maupun jasa. Perlakuan akuntansi beban juga didasarkan oleh SAK ETAP dimana pada umumnya pengukuran terhadap beban didasarkan atas harga perolehan historis. Sama halnya dengan pendapatan, setelah beban diakui dan dapat diukur melalui pencatatan akuntansi beban yang telah diakui dan diukur kedalam catatan keuangan perusahaan atau laporan neraca yang kemudian dilaporkan dalam laporan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) laba rugi perusahaan yang menggambarkan tingkat pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam aktivitas produksi maupun jasa. Roemah Nongkrong Mailaku belum mengetahui akan kewajaran laporan laba rugi yang dihasilkan selama menyajikan laporan keuangan perusahaan. Sehingga, menimbulkan kecurigaan akan ketidaksesuaian antara laba yang diperoleh dengan laba yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu perlakuan akuntansi yang tepat atas pengakuan pendapatan dan beban agar menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar sesuai standar akuntansi yang diterima umum. Adapun penerapan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban pada Roemah Nongkrong Mailaku adalah sebagai berikut: pengakuan terhadap pendapatan memenuhi kriteria terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi dengan prinsip pendapatan dari transaksi penjualan produksi diakui pada tanggal penjualan produksi kepada pelanggan. Pengukuran pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Pengukuran pendapatan lainnya yaitu pendapatan dapat diukur dalam satuan nilai tukar produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi wajar. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia juga menganut prinsip mengukur pendapatan dimana pendapatan harus diukur secara wajar yang dapat diterima umum berbentuk kas dan setara kas. Penyajian pendapatan pada Roemah Nongkrong Mailaku memiliki perbedaan yang sangat jelas terlihat dibandingkan pencatatan akuntansi pada umumnya. Dikarenakan keterbatasan pemahaman pihak manajer terhadap ilmu akuntansi mengenai pencatatan akuntansi pendapatan pada laporan keuangan. Selain untuk mempermudah dalam aktivitas pencatatan agar tidak terlalu terikat oleh aturan yang berlaku, hal ini didukung pula oleh kecenderungan pihak manajer yang bersikap tak peduli untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pencatatan akuntansi yang baik dan benar. Maka dari itu, pihak manajer hanya melakukan penyajian yang sedemikian sederhana dalam pencatatan terhadap pendapatan yang cenderung menghasilkan kewajaran terhadap laporan
keuangan tidak andal dan berdampak dalam pengambilan keputusan yang salah terhadap keberlangsungan perusahaan. Pengakuan terhadap beban pada Roemah Nongkrong Mailaku diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang menghasilkan secara langsung dan bersama-sama dan transaksi atau peristiwa lain yang sama. Pengukuran beban yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa didasarkan pada harga historis. Penyajian terhadap beban memiliki suatu kelemahan yang sama seperti penyajian terhadap pendapatan. Mengetahui akan minimnya pengetahuan atau pemahaman yang dimiliki oleh pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku dalam penyusunan laporan keuangan. Maka, perlu adanya informasi kepada pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku terhadap penyusunan laporan keuangan serta pentingnya perlakuan akuntansi pendapatan dan beban dalam penyusunan laporan keuangan dengan harapan dapat memberikan keputusan yang tepat dalam mencapai keberlangsungan usaha. Akuntansi pendapatan dan beban adalah masalah penting yang harus dipahami oleh perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, karena tidak sedikit perusahaan mengabaikan dan menganggap tidak penting masalah perlakuan akuntansi pendapatan dan beban. Kesalahan terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban akan berpengaruh besar terhadap laba rugi usaha Roemah Nongkrong Mailaku yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pengelolaan suatu usaha. Berkaitan dengan hal tersebut, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pihak perusahaan tersebut menerapkan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban, serta kewajaran penyajian laporan laba rugi. Maka, penulis tertarik untuk menganalisis permasalahan tentang “Perlakuan Akuntansi Pendapatan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dan Beban Terhadap Kewajaran Laporan Laba Rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku”. METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Roemah Nongkrong Mailaku. Objek penelitian adalah perlakuan akuntansi pendapatan, beban, dan kewajaran penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku. Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku. Data sekunder dalam penelitian ini, meliputi catatan keuangan perusahaan dan laporan laba rugi Roemah Nongkrong Mailaku. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode yaitu: metode wawancara, metode dokumentasi, serta metode observasi. Berpedoman pada penelitian Yasinta Resti Maharani (2010) metode analisis data yang digunakan yaitu, sebagai berikut: (1) Mengamati dan mengumpulkan data tentang pendapatan dan beban. (2) Membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang telah diungkapkan dalam landasan teori. (3) Menganalisis data yang ada terhadap kewajaran laporan laba rugi. (4) Memberikan kontribusi mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan beban terhadap kewajaran laporan laba rugi. (5) Menarik kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh penulis. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Pengakuan dan pengukuran pendapatan terjadi pada saat transaksi
penjualan yang dilakukan kepada konsumen. Dicatat oleh kasir dalam nota penjualan sebesar nominal transaksi berdasarkan jenis makanan maupun minuman yang telah dipesan. Kas akan diterima pada saat pembayaran ketika konsumen telah selesai menikmati sajian makanan yang dipesan sebelumnya. Ketika jam kerja berakhir kasir akan merekap hasil penjualan harian berdasarkan nota penjualan yang terhitung. Kemudian, hasil rekapan disetorkan kepada pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku yang mana akan dicatat sebagai pendapatan penjualan harian. Adapun contoh dari rekapan penjualan pada Roemah Nongkrong Mailaku, yaitu sebagai berikut: Penjualan Sisa Belanja Hasil Omset Belanja Besok Tabungan Casbon Total
Rp 1.165.000 Rp 50.000+ Rp 1.215.000 Rp 300.000 Rp 10.000 Rp – Rp 985.000
Nota No: 000001-000018 Kemudian, pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku akan mencatat pendapatan penjualan harian pada kolom income sebagai Pemasukan sejumlah kas yang disetorkan. Dalam hal ini, pihak manajer tidak melakukan penjurnalan sebagaimana mestinya dikarenakan keterbatasan pemahaman ilmu akuntansi. Sehingga, penyajian dilakukan secara sederhana sebagaimana tercantum pada Cash Flow kolom Penerimaan Kas sebesar Rp 37.559.000. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 1. Cash Flow sebagian Roemah Nongkrong Mailaku Periode Januari 2013.
Tabel 1. Cash Flow sebagian Roemah Nongkrong Mailaku Penerimaan Kas
Pengeluaran Kas
Pendapatan
Rp
1,165,000
Belanja Bahan
Rp
284,500
Pendapatan
Rp
803,000
Belanja Bahan
Rp
399,200
Pendapatan
Rp
1,274,000
Belanja Bahan
Rp
586,300
Pendapatan
Rp
2,769,000
Belanja Bahan
Rp
1,587,000
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pendapatan
Rp
916,000
Belanja Bahan
Rp
599,200
Pendapatan
Rp
1,329,000
Belanja Bahan
Rp
507,500
Pendapatan
Rp
1,105,000
Belanja Bahan
Rp
713,300
Pendapatan
Rp
1,090,000
Belanja Bahan
Rp
569,400
Pendapatan
Rp
1,212,000
Belanja Bahan
Rp
591,400
Pendapatan
Rp
685,000
Belanja Bahan
Rp
484,000
Pendapatan
Rp
1,255,000
Belanja Bahan
Rp
698,000
Pendapatan
Rp
1,736,000
Belanja Bahan
Rp
729,300
Pendapatan
Rp
1,909,000
Belanja Bahan
Rp
916,200
Pendapatan
Rp
1,289,000
Belanja Bahan
Rp
455,200
Pendapatan
Rp
1,339,000
Belanja Bahan
Rp
621,000
Pendapatan
Rp
838,000
Belanja Bahan
Rp
563,000
Pendapatan
Rp
1,120,000
Belanja Bahan
Rp
447,600
Pendapatan
Rp
940,000
Belanja Bahan
Rp
825,400
Pendapatan
Rp
1,480,000
Biaya Voucher Wifi
Rp
350,000
Pendapatan
Rp
1,420,000
Belanja Bahan
Rp
274,000
Pendapatan
Rp
1,100,000
Biaya Listrik
Rp
635,000
Pendapatan
Rp
736,000
Biaya Air
Rp
176,000
Pendapatan
Rp
1,140,000
Biaya Kebersihan
Rp
25,000
Pendapatan
Rp
1,042,000
Belanja Bahan
Rp
669,000
Pendapatan
Rp
805,000
Belanja Bahan
Rp
384,000
Pendapatan
Rp
1,162,000
Belanja Bahan
Rp
562,000
Pendapatan
Rp
1,135,000
Belanja Bahan
Rp
280,000
Pendapatan
Rp
1,130,000
Biaya Top TV
Rp
99,000
Pendapatan
Rp
936,000
Belanja Bahan
Rp
468,000
Pendapatan
Rp
1,419,000
Belanja Bahan
Rp
362,000
Pendapatan
Rp
1,280,000
Belanja Bahan
Rp
492,000
Belanja Bahan
Rp
973,100
Belanja Bahan
Rp
448,000
Belanja Bahan
Rp
621,000
Belanja Bahan
Rp
469,000
Belanja Bahan
Rp
734,000
Biaya Gaji Karyawan
Rp
5,600,000
Biaya Sewa Tempat
Rp
2,700,000
Jumlah Penerimaan Kas
Rp
37,559,000 Saldo Kas
Jumlah Pengeluaran Kas
Rp
27,898,600
Rp
9,660,400
Sumber: Data Diolah, 2014
Pada Roemah Nongkrong Mailaku beban diakui dengan pengelompokkan sebagai berikut: (1) Beban yang membentuk beban pokok penjualan, yaitu: Roemah Nongkrong Mailaku mengakui
“Belanja Bahan” sebagai beban pokok penjualan dalam aktivitas usahanya yang dicatat pada catatan keuangan perusahaan yang kemudian dicantumkan ke dalam laporan laba rugi perusahaan. “Penjelasan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) mengenai beban pokok penjualan (cost of good sold) tepatnya beban pokok penjualan adalah harga pokok barang yang dijual selama suatu periode akuntansi” (Yasinta Yesti Maharani, 2010:66). (2) Beban administrasi dan umum, yaitu: beban administrasi dan umum merupakan pengeluaran-pengeluaran aktiva perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional umum perusahaan. Dalam menyajikan beban administrasi dan umum mailaku mengakui beban tersebut sebagai “Belanja Modal”. Beban akan diakui oleh pihak Roemah Nongkrong Mailaku ketika karyawan pada bagian cooking melakukan pengecekan terhadap persediaan bahan makanan yang telah habis pakai dan pada bagian bar melakukan pengecekan terhadap persediaan bahan minuman yang telah habis pakai, sedangkan pada bagian kasir akan melakukan pengecekan terhadap keperluan administrasi maupun keperluan secara umum yang dilakukan bersama pada saat sebelum jam kerja tutup. Sehingga, keesokan harinya karyawan yang bertugas membeli persediaan bahan baku produksi penjualan akan membeli kebutuhan bahan makanan maupun minuman sesuai dengan daftar belanja yang telah dicatat malam sebelumnya. Sehingga, beban akan diukur berdasarkan transaksi pengeluaran kas yang terjadi terhadap belanja bahan maupun belanja modal yang merupakan hubungan timbal balik untuk memperoleh penghasilan terhadap kegiatan perusahaan secara berkesinambungan. Untuk mengefektifkan kinerja karyawan, segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi belanja perusahaan diberikan tanggung jawab kepada salah satu karyawan. Karyawan tersebut akan melakukan perekapan terhadap daftar belanja harian disertai dengan bukti-bukti yang mendukung berupa nota belanja yang kemudian akan disetorkan kepada kasir. Adapun contoh daftar rekapan belanja yang dilakukan secara sederhana sebagai berikut: Belanja Sekarang Sisa Belanja
Rp 250.000 Rp 50.000
Pada saat tutup jam kerja, kasir akan memiliki tanggung jawab untuk mencatat jumlah belanja yang terhitung pada rekapan penjualan. Kemudian, hasil rekapan disetorkan kepada pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku yang mana akan dicatat sebagai belanja bahan dan belanja modal harian. Hal tersebut, dapat dilihat kembali melalui contoh rekapan penjualan. Sama halnya dengan perlakuan akuntansi pendapatan pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku akan mencatat belanja bahan dan belanja modal pada kolom outcome sebagai beban sejumlah kas yang disetorkan. Penyajian dilakukan secara sederhana sebagaimana tercantum pada Cash Flow kolom Pengeluaran Kas sebesar Rp 27.898.600. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 1. Cash Flow sebagian Roemah Nongkrong Mailaku Periode Januari 2013. Menurut pihak Roemah Nongkrong Mailaku mengenai kriteria terhadap pendapatan dan beban yaitu secara otomatis dapat dilihat dari fungsinya, pemasukan jelas yang berhubungan dengan produk usaha, segala suatu yang berkaitan dengan produk dan terjual ke pelanggan atau masyarakat umum kita anggap sebagai pemasukan atau pendapatan. Kalau belanja bahan jelas untuk belanja produksi bahan itu misalkan yang sekali pakai entah daging, bumbu, bahan minuman dll. Sedangkan, belanja modal adalah yang berbentuk investasi yaitu peralatan untuk modal usaha. Setelah pendapatan dan beban diklasifikasikan maka akan diperoleh laporan laba rugi Roemah Nongkrong Mailaku. Laporan laba rugi bertujuan untuk memberikan gambaran secara ringkas laba yang diperoleh atau rugi yang dialami setiap periode 1 bulan. Menurut pihak Roemah Nongkrong Mailaku walaupun tidak begitu mengenal istilah akuntansi maupun Standar Akuntansi Keuangan mengenai pelaporan keuangan akan tetapi pihak Roemah Nongkrong Mailaku tetap berinisiatif untuk membuat laporan laba rugi bertujuan untuk mengetahui statement bisnis dari Roemah Nongkrong Mailaku. Pembuatan catatan keuangan perusahaan maupun laporan laba rugi pada Roemah
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Nongkrong Mailaku, dibuat sendiri oleh pihak manajer, yang kemudian disesuaikan dengan pekerjaan kantor sebelumnya yaitu dengan merancang sendiri berdasarkan pengalaman pribadi yang berada pada level manager dengan harus mempertanggungjawabkan laporan keuangan pada divisi yang dihandle. Sehingga, berawal dari pengalaman pribadi pihak manajer Roemah Nongkrong Mailaku catatan keuangan dan laporan laba rugi dapat disusun. Pada akhir bulan, perusahaan akan membuat laporan laba rugi dengan merekap catatan keuangan. Dimana, pendapatan yang diperoleh akan dikurangi dengan pajak 10% dan belanja bahan yang akan menghasilkan laba kotor. Laba kotor tersebut akan dikurangi dengan biaya tetap/operasional dan cicilan usaha . Tabel 2. Laporan PERIODE :
sehingga menghasilkan laba/(rugi) bersih. Cicilan usaha yang dimaksud pada laporan laba rugi tersebut adalah biaya sewa tempat usaha Roemah Nongkrong Mailaku. Sebagai tambahan penjelasan, terjadi perbedaan biaya sewa tempat usaha pada periode bulan januari sampai dengan bulan maret dikarenakan lokasi Roemah Nongkrong Mailaku sebelumnya berada di Jalan Ngurah Rai, Singaraja sebesar Rp 2.700.000 terhadap periode bulan april sampai dengan desember 2013 yang berpindah lokasi di Jalan Dewi Sartika Selatan No. 22 A, Singaraja sebesar Rp 8.000.000. Sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 2. laporan laba rugi pada periode Januari 2013 yang menghasilkan laba sebesar Rp 5.904.500.
Laba Rugi
JANUARI 2013
PENDAPATAN
Rp 37,559,000
Pajak 10%
Rp 3,755,900
BELANJA BAHAN
Rp 18,313,600 Laba Kotor
Rp 15,489,500
BIAYA TETAP/OPERASIONAL: Gaji Karyawan
Rp (5,600,000)
Listrik
Rp
(635,000)
Air
Rp
(176,000)
Internet Wi-Fi
Rp
(350,000)
Iuran Top tv
Rp
(99,000)
Uang sampah
Rp
(25,000)
Cicilan Usaha
Rp (2,700,000)
Total Biaya Ops dan Cicilan Usaha LABA / (RUGI)
Rp (9,585,000) Rp 5,904,500
Sumber: Roemah Nongkrong Mailaku PEMBAHASAN
Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 2.22 istilah hasil penjualan seharusnya adalah
“Pendapatan” bukan menggunakan istilah “Pemasukan” sebagai pencatatan dalam laporan keuangan. SAK ETAP Paragraf 3.6
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) tentang penyajian yang konsisten juga menjelaskan bahwa “Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten”. Sehingga, pada rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku ke dalam pencatatan keuangan seharusnya konsisten terhadap penggunaan istilah “hasil omset” diganti menjadi “hasil penjualan”. Penggunaan “total” pada rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku sesuai dengan prinsip akuntansi dapat diganti menjadi “penerimaan kas”. Rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku tersebut, dapat dilihat sebagai berikut: Penjualan Sisa Belanja Hasil Penjualan Belanja Besok Tabungan Casbon Penerimaan Kas
Rp 1.165.000 Rp 50.000 + Rp 1.215.000 Rp 300.000 Rp 10.000 Rp – Rp 985.000
Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 2.31 (a) menyatakan dasar pengukuran yang
umum yaitu “nilai wa jar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar”. Cash Flow atau arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan. Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 7.1 menyatakan “Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan”. Sehingga, penyajian akuntansi pendapatan yang seharusnya diterapkan pada Roemah Nongkrong Mailaku sesuai dengan proses akuntansi berupa pembuatan buku besar sebelum disajikan ke dalam laporan laba rugi. Sebagai contoh buku besar pendapatan yang seharusnya diterapkan Roemah Nongkrong Mailaku dapat dilihat pada Tabel 3. Buku Besar Pendapatan sebagai berikut:
Tabel 3. Buku Besar Pendapatan Tanggal
Keterangan
No. Bukti
Debet
Kredit
Rp
Rp
Debet Rp
Saldo Kredit Rp
Januari
1
Pendapatan
Rp 1,165,000
Rp 1,165,000
2013
2
Pendapatan
Rp
803,000
Rp 1,968,000
3
Pendapatan
Rp 1,274,000
Rp 3,242,000
4
Pendapatan
Rp 2,769,000
Rp 6,011,000
5
Pendapatan
Rp
916,000
Rp 6,927,000
6
Pendapatan
Rp 1,329,000
Rp 8,256,000
7
Pendapatan
Rp 1,105,000
Rp 9,361,000
8
Pendapatan
Rp 1,090,000
Rp 10,451,000
9
Pendapatan
Rp 1,212,000
Rp 11,663,000
10
Pendapatan
Rp
685,000
Rp 12,348,000
11
Pendapatan
Rp 1,255,000
Rp 13,603,000
12
Pendapatan
Rp 1,736,000
Rp 15,339,000
13
Pendapatan
Rp 1,909,000
Rp 17,248,000
14
Pendapatan
Rp 1,289,000
Rp 18,537,000
15
Pendapatan
Rp 1,339,000
Rp 19,876,000
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) 16
Pendapatan
Rp
838,000
Rp 20,714,000
17
Pendapatan
Rp 1,120,000
Rp 21,834,000
18
Pendapatan
Rp
940,000
Rp 22,774,000
19
Pendapatan
Rp 1,480,000
Rp 24,254,000
20
Pendapatan
Rp 1,420,000
Rp 25,674,000
21
Pendapatan
Rp 1,100,000
Rp 26,774,000
22
Pendapatan
Rp
736,000
Rp 27,510,000
23
Pendapatan
Rp 1,140,000
Rp 28,650,000
24
Pendapatan
Rp 1,042,000
Rp 29,692,000
25
Pendapatan
Rp
805,000
Rp 30,497,000
26
Pendapatan
Rp 1,162,000
Rp 31,659,000
27
Pendapatan
Rp 1,135,000
Rp 32,794,000
28
Pendapatan
Rp 1,130,000
Rp 33,924,000
29
Pendapatan
Rp
936,000
Rp 34,860,000
30
Pendapatan
Rp 1,419,000
Rp 36,279,000
31
Pendapatan
Rp 1,280,000
Rp 37,559,000
Sumber: Data Diolah, 2014
Dari hal tersebut, dapat disimpulkan perlakuan akuntansi pendapatan pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP tentang Pendapatan. SAK ETAP Paragraf 2.37 menyatakan, Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Pengukuran beban berdasarkan SAK ETAP Paragaraf
2.31 (b) menyatakan dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis. Serupa dengan penyajian akuntansi pendapatan maka, penyajian akuntansi beban yang seharusnya diterapkan pada Roemah Nongkrong Mailaku sesuai dengan proses akuntansi berupa pembuatan buku besar sebelum disajikan ke dalam laporan laba rugi. Sebagai contoh buku besar beban yang seharusnya diterapkan Roemah Nongkrong Mailaku dapat dilihat pada Tabel 4. Buku Besar Beban Penjualan, Tabel 5. Buku Besar Umum dan Administrasi, serta Tabel 6. Buku Besar Beban Sewa Tempat.
Tabel 4. Buku Besar Beban Penjualan Tanggal
Januari 2013
Keterangan
No. Bukti
Debet Rp 284,500 399,200 586,300
Kredit Rp
Saldo Debet
Kredit
Rp Rp 284,500 Rp 683,700 Rp 1,270,000
Rp
1 2 3
Belanja Bahan Belanja Bahan Belanja Bahan
Rp Rp Rp
4
Belanja Bahan
Rp 1,587,000
Rp 2,857,000
5
Belanja Bahan
Rp
599,200
Rp 3,456,200
6
Belanja Bahan
Rp
507,500
Rp 3,963,700
7
Belanja Bahan
Rp
713,300
Rp 4,677,000
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) 8 9 10
Belanja Bahan Belanja Bahan Belanja Bahan
Rp Rp Rp
569,400 591,400 484,000
Rp 5,246,400 Rp 5,837,800 Rp 6,321,800
11
Belanja Bahan
Rp
698,000
Rp 7,019,800
12
Belanja Bahan
Rp
729,300
Rp 7,749,100
13
Belanja Bahan
Rp
916,200
Rp 8,665,300
14 15 16 17
Belanja Belanja Belanja Belanja
Bahan Bahan Bahan Bahan
Rp Rp Rp Rp
455,200 621,000 563,000 447,600
Rp 9,120,500 Rp 9,741,500 Rp 10,304,500 Rp 10,752,100
18
Belanja Bahan
Rp
825,400
Rp 11,577,500
19
Belanja Bahan
Rp
274,000
Rp 11,851,500
20
Belanja Bahan
Rp
669,000
Rp 12,520,500
21
Belanja Bahan
Rp
384,000
Rp 12,904,500
22
Belanja Bahan
Rp
562,000
Rp 13,466,500
23
Belanja Bahan
Rp
280,000
Rp 13,746,500
24 25 26 27
Belanja Belanja Belanja Belanja
Bahan Bahan Bahan Bahan
Rp Rp Rp Rp
468,000 362,000 492,000 973,100
Rp 14,214,500 Rp 14,576,500 Rp 15,068,500 Rp 16,041,600
28
Belanja Bahan
Rp
448,000
Rp 16,489,600
29
Belanja Bahan
Rp
621,000
Rp 17,110,600
30
Belanja Bahan
Rp
469,000
Rp 17,579,600
31
Belanja Bahan
Rp
734,000
Rp 18,313,600
Sumber: Data Diolah, 2014
Tabel 5. Buku Besar Umum dan Administrasi Tanggal
Keterangan
No. Bukti
Debet
18
2013
Saldo Debet
Rp Jan
Kredit
Rp
Rp
Rp
350,000
Rp
350,000
19
Beban Voucher Wifi Beban Listrik
Rp
635,000
Rp
985,000
19
Beban Air
Rp
176,000
Rp 1,161,000
19
Beban Kebersihan
Rp
25,000
Rp 1,186,000
23
Beban Top TV
Rp
99,000
Rp 1,285,000
31
Beban Gaji Karyawan
Rp 5,600,000
Rp 6,885,000
Sumber: Data Diolah, 2014
Kre dit Rp
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Tabel 6. Buku Besar Beban Sewa Tempat Tanggal
Keterangan
No. Bukti
Debet Rp
Januari
31
Beban Sewa Tempat
Rp 2,700,000
Kredit Rp
Saldo Debet
Kredit
Rp
Rp
Rp 2,700,000
2013 Sumber: Data Diolah, 2014
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi beban pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP mengenai Beban. Penyajian wajar dalam laporan laba rugi berdasarkan SAK ETAP Paragraf 3.2 yaitu “Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban”. Pada perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan. Sehingga, belanja bahan pada penyajian laporan laba rugi Roemah Nongkrong Mailaku perlu diklasifikasikan kembali menjadi bagian yang termasuk harga pokok penjualan dan beban penjualan. Hal-hal di luar usaha merupakan penghasilan yang diperoleh dan beban yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan. Pada Roemah Nongkrong Mailaku beban lain-lain meliputi beban sewa tempat dan beban pajak. Penyusunan laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku umumnya menggunakan laporan laba rugi bentuk singkat. Dari hasil analisis, perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku dapat dinyatakan wajar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan dalam
perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku yaitu, sebagai berikut: (1) Penggunaan istilah akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan. Pada Roemah Nongkrong Mailaku penggunaan istilah hasil penjualan seharusnya adalah “Pendapatan” bukan menggunakan istilah “Pemasukan” sebagai pencatatan dalam laporan keuangan. SAK ETAP Paragraf 2.22 (a) mengenai kinerja keuangan menjelaskan unsur-unsur yang termasuk penghasilan adalah Pendapatan yang menyatakan bahwa “Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalti dan sewa”. (2) Pembuatan buku besar utama sebagai penunjang laporan laba rugi. Cash Flow atau arus kas bukan merupakan catatan keuangan perusahaan yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan laporan laba rugi, melainkan merupakan komponen laporan keuangan yang dibuat berdasarkan komponen-komponen laporan keuangan lainnya berupa: laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 7.1 menyatakan “Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan”. Oleh karena itu, berpedoman pada SAK ETAP, dimana pendapatan dan beban seharusnya dibuatkan buku besar yang kemudian disajikan ke laporan laba rugi. Dengan adanya, kesalahan penggunaan konsep penyajian perlakuan akuntansi pendapatan dan beban pada Roemah Nongkrong Mailaku, maka perlunya pemahaman terhadap pihak Roemah
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ak untan si Pr ogram S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Nongkrong Mailaku dalam pembuatan buku besar sebagai penyajian akuntansi pendapatan dan beban yang wajar. (3) Konsistensi terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi. Berdasarkan SAK ETAP Paragraf 3.6 tentang penyajian yang konsisten bahwa “Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten”. Sehingga, pada rekapan penjualan Roemah Nongkrong Mailaku ke dalam pencatatan keuangan seharusnya konsisten terhadap penggunaan istilah “hasil omset” diganti menjadi “hasil penjualan”. Serta, cicilan usaha dalam laporan laba rugi seharusnya konsisten terhadap penggunaan istilah “biaya sewa tempat” yang terdapat pada catatan keuangan perusahaan. Dalam penyusunan laporan laba rugi, seharusnya menggunakan laporan laba rugi bentuk singkat. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
Perlakuan akuntansi pendapatan pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Pengakuan pendapatan terjadi pada saat transaksi penjualan yang dilakukan kepada konsumen. Pengukuran pendapatan diketahui melalui jumlah kas yang diterima pada saat pembayaran ketika konsumen telah selesai menikmati sajian makanan yang dipesan sebelumnya. Adanya kesalahan penerapan konsep penyajian akuntansi pendapatan yang tidak sesuai dengan SAK ETAP. Perlakuan akuntansi beban pada Roemah Nongkrong Mailaku belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Pengakuan beban terjadi pada saat pengecekan persediaan bahan habis pakai. Sehingga, beban akan diukur berdasarkan transaksi pengeluaran kas yang terjadi terhadap belanja bahan maupun belanja modal. Adanya kesalahan penerapan konsep penyajian akuntansi pendapatan yang tidak sesuai dengan SAK ETAP. Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada
Roemah Nongkrong Mailaku dapat dinyatakan wajar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan dalam perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi pada Roemah Nongkrong Mailaku yaitu, sebagai berikut: penggunaan istilah akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan, pembuatan buku besar utama sebagai penunjang laporan laba rugi, serta konsistensi terhadap perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajian laporan laba rugi. SARAN
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dapat diajukan saran, yaitu Roemah Nongkrong Mailaku sebaiknya menerapkan sepenuhnya penyajian akuntansi pendapatan dan beban terhadap kewajaran laporan laba rugi berdasarkan SAK ETAP yaitu, mengklasifikasikan belanja bahan menjadi harga pokok penjualan dan beban penjualan, mengakui biaya operasional menjadi beban umum dan administrasi, memunculkan akun hal-hal di luar usaha yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan dan beban yang mengalami penurunan nilai manfaat ekonomis, serta perlu adanya pembayaran pajak penghasilan tarif 1% terhadap laba bersih perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Maharani, Yasinta Resti. 2010. Penerapan Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Terhadap Kewajaran Laporan Keuangan pada PT. Sari Rajut Indah Surabaya. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.