LAPORAN LABA-RUGI
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan kinerja entitas selama periode tertentu. Kinerja keuangan entitas ditentukan berdasarkan selisih antara pendapatan yang diterima oleh entitas selama suatu periode tertentu dengan beban- beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode yang sama. Laporan laba-rugi disusun berdasarkan prinsip mempertemukan (matching principle). principle).
DEFINISI-DEFINISI LABA
Secara formal laba akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut : -
Laba dan keuntungan … mengacu pada jumlah yang berasal dari revenue atau operating revenue dikura dikurang ng kos barang barang terjual terjual,, biaya biaya – biaya biaya yang yang lain lain dan kerugian .. (menurut Accounting (menurut Accounting Terminologi Terminologi Buletin No. 2)
-
Laba Laba – rugi rugi bersi bersih h adal adalah ah kelebi kelebiha han n (def (defis isit it)) atas atas pendap pendapat atan an atas biaya biaya dari dari suatu periode akuntansi tertentu … (menurut APB Statement 4)
-
Laba komprehensip adalah perubahan pada ekuitas (net asset ) dikurangi dengan entitas selama periode transaksi dan kejadian atau keadaan yang bukan berasal dari sumber pemilik (menurut FASB – SFAC No . 6).
Definisi pertama dan kedua merupakan penekanan yang sangat penting yang menekankan menekankan standard standard dan mendefinisi mendefinisikan kan elemen-elem elemen-elemnnya nnya yang memiliki memiliki spesifikas spesifikasii pengakuan dan pengukuran dimana definisi ini secara jelas menggunakan pendekatan pendapatan dan biaya. Definisi ketiga menekankan kepada pendekatan pengakuan sumb sumber erday dayaa ekon ekonom omii atas atas sumb sumber erday dayaa (asset-liabilities) asset-liabilities) dan dan damp dampakn aknya ya menj menjad adii petunjuk yang diambil oleh FASB saat ini dan yang akan datang.
1
PENGHASILAN DAN KEUNTUNGAN
Laba bersih secara definisi digunakan sebagai pemisah di dalam komponen – komponen pelaporan keuangan. Komponen tersebut dapat didefinisikan sebagai penghasilan, biaya, keuntungan dan kerugian (revenues, expenses, gains and losses). Penghasilan (revenues) memiliki definisi sebagai berikut : -
Penghasilan dihasilkan dari penjualan barang atau pemberian jasa dan diukur dengan beban dari konsumen, klien, atau penyewa atas barang atau jasa yang diberikan kepada mereka.
-
Penghasilan merupakan peningkatan bruto dalam sumber daya ekonomi atau penurunan bruto dalam kewajiban dan diukur berdasarkan kesesuainnya dengan prinsip akuntansi yang beterima umum serta berasal dari jenis aktivitas yang mengarah pada laba.
-
Penghasilan adalah aliran masuk atau peningkatan yang lain atas sumber daya ekonomi dari sebuah entitas atau pelunasan atas kewajiban (kombinasi keduanya) selama periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, jasa, atau aktivitas yang lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
Definisi pertama berasal dari ATB 2, dengan menggunakan pendekatan pendapatan-biaya dan mengidentifikasikan pendapatan secara langsung sebagai aktivitas produksi. Perbedaan terdapat pada definisi kedua yang berasal dari APB statement 4. Pendapatan didefinisikan sebagai peningkatan asset bersih dari aktivitas yang menghasilkan laba. Definisi ketiga dari SFAC no 6 secara jelas mendefinisikan pendapatan adalah peningkatan pada asset bersih dalam sumber daya ekonomi.
Pengakuan Pendapatan
Proses penentuan kapan entitas harus mengakui pendapatan. Ada empat situasi pengakuan pendapatan yaitu: (1) Pendapatan diakui selama proses produksi, kriteria pengakuan pendapatan ini biasanya terjadi di industri konstruksi. (2) Pendapatan diakui pada akhir proses produksi, kriteria pengakuan pendapatan ini biasanya di industri 2
pertambangan. (3) Pendapatan diakui saat penjualan, kriteria pengakuan pendapatan ini di industri manapun terjadi (umum terjadi). (4) Pendapatan diakui pada saat kas diperoleh, kriteria pengakuan pendapatan terjadi di entitas yang menggunakan cash basis.
BIAYA DAN KERUGIAN
Biaya memiliki definisi sebagai berikut : -
Biaya dalam arti yang lebih luas termasuk semua cost yang dibiayakan yang dapat dikurangkan dari revenue (ATB 4 revenue-expenses tradisional).
-
Biaya adalah penurunan bruto dalam asset atau peningkatkan bruto dalam pengakuan kewajiban dan diukur sesuai prinsip akuntasi yang berterima umum yang merupakan hasil aktivitas yang berorientasi pada laba (APB statemen 4, revenueexpenses).
-
Biaya adalah arus keluar atau penggunaan lain dari harta atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa atau kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama perusahaan (SFAC No. 6, assets – liabilities).
Kerugian didefinisikan dalam APB statement 4 dan FSAC No. 6 seperti halnya mendefinisikan keuntungan. -
Kerugian merupakan pengurangan net asset tapi tidak mengurangi expense atau transaksi capital . Sebagaiman keuntungan perbedaan antara expense dan kerugian tidaklah penting dalam konsep all inclusive income.
KEJADIAN YANG AKAN DATANG DAN PENGAKUAN AKUNTANSI
Konsep akuntansi dan definisinya terdapat di dalam penghasilan dan biaya yang telah berkembang. Dibutuhkan banyak perhatian kepada sifat dan aturan kejadian di masa yang akan datang dan proses pengakuannya. Proses pelaporannya didasarkan pada kejadian yang telah terjadi dan dicatat. Tetapi kejadian yang telah terjadi pelaporannya sangat bergantung pada interprestasi di dalam memperbesar dan memperkecil terhadap 3
ketergantungan kejadian di masa yang akan datang yang dimaksud kejadian di masa yang akan datang adalah dengan memahami mengenai pengertian sifat asset dan definisi liabilities yang terdapat di dalam SFAC No. 6. SFAC No. 6 mendefinisikan asset merupakan kemungkinan manfaat dimasa yang akan datang yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil atau transaksi atas kejadian yang terjadi di masa lalu.
Beberapa Aspek, Persepsi, Probabilitas dari Kejadian yang Akan Datang
Kejadian di masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Entitas harus mengestimasi probabilitas dari ketidakpastian itu. Contoh: entitas harus mengestimasi beban kerugian piutang dan beban garansi setiap periodenya.
Keinginan Manajemen
Laporan laba-rugi sangat rentan untuk dimanipulasi sesuai dengan keinginan manajemen.
Nilai Pasar
Asset, kewajiban dan modal dinilai sebesar nilai wajarnya.
Konservatisme
Kerugian yang belum pasti harus diakui di dalam laporan keuangan sebaliknya keuntungan yang sudah pasti tetapi belum terealisasi tidak dapat diakui di dalam laporan keuangan.
Kondisi Ekonomi di Masa Depan
Probabilitas terjadinya kondisi ekonomi yang baik ataupun yang buruk menjadi perhatian manajer dalam menyusun laporan laba-rugi melalui pengelolaan laba (earnings management). Pemakai laporan keuangan cenderung menyukai laba yang dilaporkan stabil dari waktu ke waktu tidak peduli bagaimana kondisi ekonomi saat periode tersebut. 4
CURRENT OPERATING VERSUS ALL-INCLUSIVE INCOME -
Pendukung current operating berpendapat bahwa di dalam laporan laba-rugi
seharusnya hanya terdiri dari operasi normal perusahaan dan nonoperasi yang seharusnya dilaporkan ke dalam laporan laba ditahan. -
Pendukung all-inclusive incme berpendapat bahwa laporan laba-rugi seharusnya
mencerminkan total laba yang dilaporkan ke dalam laporan laba-rugi dan distribusi deviden sebagai tambahan pada keseimbangan awal dan akhir. Memasukkan item extraordinary di dalam laporan laba-rugi all-inclusive income.
Laba Komprehensif
SFAC No. 5 mengusulkan sebuah pernyataan dari penghasilan dan laba komprehensif untuk mencakup semua perubahan ekuitas, kecuali untuk investasi oleh dan distribusi kepada pemilik. Laba komprehensif juga berada di bawah lingkup teori kepemilikan karena, dalam teori paling tidak, semua perubahan ekuitas (kecuali untuk transaksi modal dengan pemilik) masuk ke dalam perhitungan pendapatan komprehensif yang mempengaruhi kepentingan pemilik. Pendapatan komprehensif juga dipandang sangat tepat untuk tujuan prediksi dan penilaian ekuitas.
Elemen Laba Komprehensif
Di samping laba bersih, laba komprehensif meliputi elemen-elemen keuntungan dan kerugian seperti laporan laba rugi. Selain itu, penyesuaian kewajiban minimal pensiun, yang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak berwujud, sekarang merupakan bagian dari income. Laba komprehensif tidak mengubah tempat atau posisi dalam laporan laba rugi
Memanfaatkan Biaya Yang Tidak Berwujud (Capitalizing Intangible Cost)
Setiap presentasi fleksibilitas, kemungkinan besar laba komprehensif akan terbukti bermanfaat bagi pembaca laporan. Biaya seperti penelitian dan pengembangan, periklanan, dan biaya restrukturisasi akan segera dibebankan pada saat terjadinya meskipun mereka dapat memberikan manfaat yang signifikan di masa mendatang 5
dimana membuat laporan laba rugi menjadi kurang berguna. isu yang terlibat tentu saja melibatkan bentrokan antara relevansi dan keandalan. Sebagai akibat dari perubahan dalam operasi bisnis, seperti perubahan teknologi informasi, kecepatan dalam membawa produk baru ke pasar, dan deregulasi yang meningkat membawa perubahan dalam model laporan keuangan.
PENDAPATAN NON OPERASI DAN BEBAN NON OPERASI
APB opinion No. 9 menyatakan non operating statement terdiri dari : -
Kejadian Luar Biasa, kejadian di luar dari operasional perusahaan. Contohnya: kebakaran, selisih kurs, dll.
-
Perubahan Prinsip Akuntansi, entitas dapat mengubah prinsip akuntansi tetapi harus dicantumkan di dalam laporan keuangan.
-
Penghentian Operasi, segmen usaha perusahaan yang tidak menguntungkan kemungkinan harus dihentikan dan ini harus dicantumkan di dalam laporan keuangan.
MANAJEMEN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT ) Income smoothing adalah suatu praktek manajemen laba yang bertujuan
melaporkan laba yang stabil dari waktu ke waktu. Ada tiga cara untuk melakukan perataan laba tersebut :1. Penentuan waktu dari pengakuan transaksi (mengakui sekarang atau menundanya), 2. Pemilihan metode alokasi (contohnya : penyusutan), 3. Pengklasifikasian pendapatan operasi dan nonoperasi.
Big Bath adalah praktek manajemen laba yang dilakukan oleh manajer ketika
perekonomian sedang memburuk sebagaimana tersaji dalam grafik di bawah ini:
6
Mengacu kepada grafik di atas, kerugian “sebenarnya” yang diderita oleh perusahaan adalah sebesar –a. Melalui praktik big bath, perusahaan dapat melaporkan kerugian yang lebih besar lagi, yaitu sebesar –a*. Rugi yang lebih besar dapat dilaporkan oleh perusahaan dengan cara “bermain” di akun-akun non-kas yang mengandung banyak estimasi (estimations) dan pertimbangan ( judgments), misalnya cadangan kerugian piutang. Perusahaan dapat meningkatkan estimasi piutang yang tidak tertagih dengan pertimbangan bahwa banyak debitor yang mengalami masalah dalam pembayaran atau pelunasan utangnya kepada perusahaan saat perekonomian melesu. Implikasi dari estimasi dan pertimbangan ini adalah meningkatnya akun beban kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang sehingga laba dilaporkan lebih rendah atau rugi dilaporkan lebih besar lagi. Pemegang saham mungkin dapat memahami kerugian yang dilaporkan besar ini saat perekonomian dan industri sedang tidak bergairah. Jika seandainya pihak manajemen terlalu jujur dalam melaporkan kinerjanya saat perekonomian lesu pada periode t, yaitu melaporkan kerugian sebesar –a, maka perbaikan keadaan ekonomi pada periode t+1 akan menunjukkan prestasi peningkatan laba dari –a ke b. Ini adalah prestasi yang tidak lebih baik dibandingkan dengan peningkatan laba dari –a* ke b, yaitu prestasi yang terlihat dramatis akibat melaporkan laba yang lebih rendah atau rugi yang lebih tinggi saat perekonomian sedang lesu melalui praktik big bath. Apabila perekonomian pada periode t+1 semakin melesu, maka 7
manajemen mungkin melaporkan penurunan kinerja jika manajemen bersikap jujur melaporkan kinerjanya pada periode t, yaitu dari –a ke –c. Sebaliknya, kinerja terlihat lebih baik pada periode t+1 apabila manajemen melaporkan labanya sebesar –a* pada periode t dan –c pada periode t+1. Keuntungan pribadi dari praktik manajemen laba yang oportunistik ini adalah bonus untuk manajemen atas “prestasi” yang dramatis dari –a* ke b atau dari -a* ke –c. Sayangnya, “prestasi” ini bukanlah “prestasi” yang dapat dinikmati oleh perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang dan “prestasi” ini hanya tercapai saat perekonomian sedang lesu pada periode t dan pihak manajemen memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan dalam bentuk bonus atas kinerja yang dramatis dalam “menyelamatkan” perusahaan dari kebangkrutan.
8