BAB 5 PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
Produktivitas tenaga kerja berkaitan dengan volume suatu pekerjaan dan jumlah
hari
selesainya
sebuah
pekerjaan
dalam
perencanaan.
Perhitungan
produktivitas dapat mendukung tercapainya penyelesaian pekerjaan tepat waktu.
5.1. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan dihitung berdasarkan standar perhitungan yang ditetapkan konsultan perencana. Volume yang dihitung dari pekerjaan kolom dan pekerjaan balok dan pelat monolit difokuskan pada pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting, dan pengecoran. a.
Kolom Terdapat 15 tipe kolom pada proyek gedung hotel yang diletakkan pada zona
As tertentu. Untuk penjabaran perhitungan dipilih kolom tipe 6 (800/800). Terdapat 16 unit kolom tipe ini pada lantai 3. Berikut ini adalah contoh penjabaran perhitungan volume pengecoran, pengecoran, tulangan, dan bekisting.
800 mm
m m 0 0 8
Gambar 5.1. Kolom Tipe 1 (Gambar Proyek, Pro yek, 2016) 51
Universitas Sriwijaya
52 (i).
Volume Pengecoran
(ii).
Bekisting
=
Tinggi x Luas Penampang x jumlah kolom kolom
=
5,6 m x 0,8 m x 0,8 m x 16
=
57,344 m 3
=
2 x tinggi x (sisi vertikal + sisi horizontal) x jumlah kolom
=
2 x 5,6 m x (0,8+0,8) x 16
=
286,72 m 2
=
2 x (P + L) + 2 x Panjang Kait
=
2 x (0,7 + 0,7) + 2 x 0,05
=
2,9 m
=
(
=
(
=
608
(iii). Volume pembesian Panjang Sengkang
Banyak Sengkang
Luas Penampang Sengkang
=
Volume Tulangan Sengkang =
lm
+ 1) x jumlah Kolom
Jk t Sk , m
+ 1) x 16
, m
x π x (0,01 m) 2
=
7,86 x 10 -5 m2
Panjang Sengkang x Luas Penampang x BJ Baja x Jumlah Sengkang
Luas penampang Tulangan
=
2,9 m x 7,86 x 10 -5 m2 x 7850 kg/m 3 x 608
=
1087,52 kg
=
x π x (0,025 m) 2
=
4,909 x 10 -4 m2
Pokok
Volume Tulangan Pokok
=
Panjang Tulangan x Luas Penampang x BJ Baja x Banyak Tulangan x Jumlah Kolom
=
6,0 m x 4,909 x 10 -4 m2 x 7850 kg/m 3 x 28 x 16
=
10362 kg
Universitas Sriwijaya
53 Volume Tulangan Geser
=
Vertikal
Panjang tulangan geser x Luas Penampang x BJ Baja x jumlah tulangan geser x jumlah Sengkang
Volume Tulangan Geser
=
0,8 m x 7,86 x 10 -5 m2 x 7850 kg/m 3 x 3 x 608
=
900,01 kg
=
Panjang tulangan geser x Luas Penampang x
Horizontal
BJ Baja x jumlah tulangan geser x jumlah Sengkang
Total Volume
=
0,8 m x 7,86 x 10 -5 m2 x 7850 kg/m 3 x 3 x 608
=
900,01 kg
=
608 kg + 10362 kg + 900,01 kg + 900,01 kg
=
13202,17 kg
Detail dimensi dan tulangan untuk kolom tipe lainnya terdapat pada Lampiran. Perhitungan volume pekerjaan kolom tipe lainnya dan pada lantai selanjutnya dilakukan dengan cara yang serupa. Hasil perhitungan volume direkapitulasi dalam Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Kolom 3
Uraian Pekerjaan Lantai Komponen
1
Kolom
Volume Perhitungan Manual (m )
Kolom
Total
2
3
Pengecoran (m )
Bekisting (m )
Penulangan (m )
K1 K2 K4 K5
140.40 89.67 15.60 1.89 247.56 140.40 86.91 109.76 3.53 340.60
592.80 512.40 109.20 18.00 1,232.40 553.28 956.48 203.84 33.60 1,747.20
32,549.39 34,255.48 5,591.51 711.98 73,108.36 32,011.37 24,313.35 4,900.43 620.84 61,846.00
Total
2
3
Tipe
K1 K2 K4 K5
Universitas Sriwijaya
54 Tabel 5.1. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Kolom lanjutan 3
Uraian Pekerjaan Lantai Komponen
3
Kolom
Volume Perhitungan Manual (m ) 3
3
Pengecoran (m )
Bekisting (m )
Penulangan (m )
K1 K2 K4 K5 K6
107.74 109.76 29.12 3.53 57.34 307.50
499.52 627.20 203.84 33.60 286.72 1,650.88
22,471.22 18,596.48 4,900.43 620.84 13,202.17 59,791.15
Total
b.
2
Tipe
Balok Terdapat 12 tipe balok yang digunakan dalam pembangunan hotel yang
diletakkan pada zona As tertentu di setiap lantai. Pada lantai 1 terdapat 3 tipe balok yaitu balok B1, B2, dan B4. Sebagai salah satu contoh penjabaran perhitungan, dipilih balok Tipe 1 (300 x 650). Balok ini terletak pada sumbu yang sejajar dengan sisi pendek bangunan yaitu pada As A/1-8, As AB/1-8, As B/1-8, dan seterusnya. Pada As B/1-8, penampang balok memiliki ukuran dimensi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.2. Tulangan-tulangan longitudinal yang menyusun balok dibedakan menjadi tulangan pokok atas, tulangan pokok bawah, tulangan ekstra atas, dan tulangan ekstra bawah yang diilustrasikan pada Gambar 5.3.
m m 0 0 8
800 mm (a)
m m 0 0 8
800 mm (b)
Gambar 5.2. Balok Tipe 4 (a) Tumpuan dan (b) Lapangan (Gambar Proyek, 2016)
Universitas Sriwijaya
55
Tulangan Pokok Atas
Tulangan Ekstra Atas
Tulangan Ekstra Bawah Tulangan Pokok Bawah
Gambar 5.3. Tipe Tulangan Longitudinal pada Proyek (Gambar Proyek, 2016)
Berdasarkan desain tulangan pada data proyek, tulangan pokok merupakan tulangan longitudinal yang digunakan sepanjang bentang balok, sedangkan tulangan ekstra merupakan tulangan longitudinal yang digunakan pada segmen tertentu pada balok. Penggunaan tulangan ekstra berkaitan dengan pembagian daerah tulangan pada balok, antara lain segmen tulangan tumpuan dan segmen tulangan lapangan. Berikut ini adalah contoh penjabaran volume balok pada As B/1-8.
(i).
Volume Pengecoran
(ii). Bekisting
=
Panjang Total Pengecoran x Luas Penampang
=
(51,05-7*0,7-0,5) m x 0,3 m x 0,65 m
=
8,91 m3
=
Panjang total pengecoran x 2 x (sisi penampang vertical – tebal pelat + sisi penampang horizontal)
=
45,65 m x (2 x (0,65-0,12)+0,3)m
=
62,084 m 2
(iii). Volume pembesian Data tulangan pokok dan ekstra balok diperoleh dari data proyek seperti yang dicantumkan pada Lampiran. Desain tulangan memanjang balok pada As B/1-8 ditunjukkan pada Tabel 5.2.
Universitas Sriwijaya
56 Tabel 5.2. Desain Tulangan Memanjang Balok As B/1-8 (Gambar Proyek, 2016)
Bentuk potong
No
DIA
Fungsi Tulangan
Dimensi (mm) A
B
500
C
Jumlah
Panjang per
(bh)
Potong (mm)
3
12000
9
12000
3
7800
6
5500
2
12000
6
12000
D19
Tul Pokok Bawah
11500
D19
Tul Pokok Bawah
12000
D19
Tul Pokok Bawah
7300
D19
Tul Extra bawah
5500
D19
Tul Pokok Atas
11500
D19
Tul Pokok Atas
12000
D19
Tul Pokok Atas
7300
500
2
7800
D19
Tul Extra Atas
2500
500
3
3000
9
D19
Tul Extra Atas
5500
18
5500
10
D19
Tul Extra Atas
500
3750
2
4750
11
D10
Tul Geser
550
200
425
1600
1
A B
2
A
3 B
4
5
B A
6
B
7
A
B 8
A
500
500
50
Universitas Sriwijaya
57
Luas penampang Tulangan
=
x π x (0,019 m)2
=
2,8364 x 10 -4 m2
Pokok dan Ekstra
Volume Tulangan Pokok
=
Bawah
Volume Tulangan Ekstra
Panjang Total Tulangan Pokok Bawah x Luas Penampang x BJ Baja
=
216 m x 2,8364 x 10 -4 m2 x 7850 kg/m 3
=
480,94 kg
=
Panjang Total Tulangan Ekstra Bawah x Luas
Bawah
Penampang x BJ Baja =
66 m x 2,8364 x 10 -4 m2 x 7850 kg/m 3
=
146,96 kg
Volume Tulangan Pokok Atas =
Panjang Total Tulangan Pokok Bawah x Luas Penampang x BJ Baja
=
216 m x 2,8364 x 10 -4 m2 x 7850 kg/m 3
=
480,94 kg
Volume Tulangan Ekstra Atas =
Panjang Total Tulangan Pokok Bawah x Luas Luas Penampang x BJ Baja
Luas Penampang Tulangan
=
70,75 m x 2,8364 x 10 -4 m2 x 7850 kg/m 3
=
157,53 kg
=
x π x (0,01 m)2
=
7,8571 x 10 -5 m2
Geser Volume Tulangan Geser
=
Panjang Total Tulangan Geser x Luas Penampang x BJ Baja
=
1258,1 m x 7,8571 x 10 -5 m2 x 7850 kg/m 3
=
775,974 kg
Total Volume pada As 1/A-N =
480,94 kg + 146,96 kg + 480,94 kg + 157,53 kg + 775,974 kg
=
2042,344 kg
Universitas Sriwijaya
58 (iv). Total Volume Volume total pekerjaan suatu komponen pada suatu lantai adalah total dari penjumlahan komponen pada semua As di lantai tersebut. Detail dimensi dan tulangan untuk komponen tipe lainnya terdapat pada Lampiran. Perhitungan volume komponen balok tipe lainnya di As lainnya dilakukan dengan cara yang serupa dengan langkah yang telah dijabarkan di atas. Volume total pekerjaan pengecoran adalah sebesar 236,94 m 3, bekisting sebesar 1266,01 m 2, dan penulangan sebesar 35005,64 m 3. Rekapitulasi volume pekerjaan balok ditampilkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Balok
3
Uraian Pekerjaan Lantai
Volume Perhitungan Manual (m )
Komponen
Tipe
Balok
B1 B2 B4
1
Total Lantai
Komponen
Tipe
Balok
B1 B2 B4
2
Komponen
Tipe
Balok
B1 B2 B4
3
3
Bekisting (m ) 940.85 7.68 609.45 1557.98
3
Bekisting (m ) 1266.01 6.58 545.34 1817.93
Pengecoran (m ) 167.89 1.15 89.45 258.49
Total
c.
Bekisting (m ) 1266.01 9.62 799.94 2075.57
Pengecoran (m ) 180.98 1.35 103.45 285.78
Total Lantai
3
Pengecoran (m ) 236.94 2.04 144.18 383.16
2
Penulangan (m ) 35005.64 732.26 27665.59 63403.49
3
2
Penulangan (m ) 29987.56 567.45 24786.34 55341.35
2
Penulangan (m ) 27896.09 436.78 22456.56 50789.43
3
3
Pelat Lantai 2 memiliki empat tipe ukuran pelat lantai. Sebagai contoh perhitungan
volume pekerjaan, dipilih pelat tipe S1 dengan tulangan D10-200. Luasan area pelat tipe S1 adalah 424,61 m 2 yang dijabarkan sebagai berikut. Luas Area Pelat
=
(3,45 x 3,6 + 3,45 x 3,7 x 22 + 8,7 x 1,2 + 7,7 x 3,7 + 6,15 x 3,7 + 2,8 x 7,7 + 4,85 x 2,55 + 4,35 x 4,19 + 2,6 x 4,95 + 3,1 x 1,5) m 2
=
424,61 m 2
Universitas Sriwijaya
59 Perhitungan volume pekerjaan pelat tipe S1 dijabarkan sebagai berikut.
(i).
Volume Pengecoran
(ii). Volume Bekisting
=
Luas Area Pelat x Tebal pelat lantai
=
424,61 m 2 x 0,12 m
=
50,95 m3
=
Luas Area Pelat
=
424,61 m 2
(iii). Volume Pembesian Luas Penampang Besi
=
Berat per meter
=
× × = × 3,14 × (0,01 ) = 7,85 x 10 -5 m2
7,85 x 10-5 m2 x 7850 kg/m 3
= 0,617 kg/m
Area 1 (3,45 m x 3,6 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 36 besi
Volume Besi
= 36 besi x 3,6 m x 0,617 kg/m = 79,94 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 36 besi x 3,45 m x 0,617 kg/m = 76,6 kg
mm mm
× 2 = 36 besi
Area 2 (22 x 3,45 m x 3,7 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 36 besi
Volume Besi
= 22 x 36 besi x 3,7 m x 0,617 kg/m = 1758,58 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 22 x 36 besi x 3,45 m x 0,617 kg/m = 1778,93 kg
mm mm
× 2 = 36 besi
Area 3 (8,7 m x 1,2 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 88 besi
Volume Besi
= 88 besi x 1,2 m x 0,617 kg/m = 65,13 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 12 besi x 8,7 m x 0,617 kg/m = 64,39 kg
mm mm
× 2 = 12 besi
Universitas Sriwijaya
60 Area 4 (7,7 m x 3,7 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 78 besi
Volume Besi
= 78 besi x 3,7 m x 0,617 kg/m = 178 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 38 besi x 7,7 m x 0,617 kg/m = 180,47 kg
mm mm
× 2 = 38 besi
Area 5 (6,15 m x 3,7 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 62 besi
Volume Besi
= 62 besi x 3,7 m x 0,617 kg/m = 141,49 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 38 besi x 6,15 m x 0,617 kg/m = 144,14 kg
mm mm
× 2 = 38 besi
Area 6 (2,8 m x 7,7 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 28 besi
Volume Besi
= 28 besi x 7,7 m x 0,617 kg/m = 132,98 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 78 besi x 2,8 m x 0,617 kg/m = 134,71 kg
mm mm
× 2 = 78 besi
Area 7 (4,85 m x 2,55 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 50 besi
Volume Besi
= 50 besi x 2,55 m x 0,617 kg/m = 78,64 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 78 besi x 4,85 m x 0,617 kg/m = 77,78 kg
mm mm
× 2 = 26 besi
Area 8 (4,85 m x 2,55 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 50 besi
Volume Besi
= 50 besi x 2,55 m x 0,617 kg/m = 78,64 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 78 besi x 4,85 m x 0,617 kg/m = 77,78 kg
mm mm
× 2 = 26 besi
Universitas Sriwijaya
61 Area 9 (2,6 m x 4,95 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 26 besi
Volume Besi
= 26 besi x 4,95 m x 0,617 kg/m = 79,38 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 78 besi x 2,6 m x 0,617 kg/m = 80,18 kg
9 mm mm
× 2 = 26 besi
Area 10 (3,1 m x 1,55 m) Jumlah Besi Horizontal =
mm mm
× 2 = 32 besi
Volume Besi
= 32 besi x 1,55 m x 0,617 kg/m = 29,61 kg
Jumlah Besi Vertikal
=
Volume Besi
= 16 besi x 1,55 m x 0,617 kg/m = 30,59 kg
Total
= 79,94 + 76,6 + 1758,58 + 1778,93 + 65,13 + 64,39 +178
mm mm
× 2 = 16 besi
+ 180,47 + 141,49 + 132,98 + 134,71 + 78,64 + 77,78 + 113,71 + 112,69 + 79,38 + 80,18 + 29,61 + 30,59 = 5337,95 m 3
Detail dimensi dan tulangan untuk komponen tipe lainnya terdapat pada Lampiran. Perhitungan volume pekerjaan pelat tipe lainnya dilakukan dengan cara yang serupa dengan langkah yang telah dijabarkan. Rekapitulasi volume pekerjaan pelat ditampilkan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Pelat
Universitas Sriwijaya
62 3
Uraian Pekerjaan Lantai Komponen 1
Pelat
Volume Perhitungan Manual (m )
Pelat
Pelat
3
Bekisting (m )
Penulangan (m )
S1 S2 S5
50.95308 495.64515 49.4725 596.07073 60.33156 475.494825 535.826385 47.99139 275.469025 323.460415
424.61 3812.66 197.89 4435.16 502.76 3657.65 4160.41 399.93 2118.99 2518.92
5337.95 49400.57084 8743.615478 63482.13631 6514.300191 47392.20344 53906.50363 5181.870335 27455.78582 32637.65616
S1 S2
Total 3
2
Pengecoran (m )
Total 2
3
Tipe
S1 S2
Total
5.2. Jadwal Kegiatan Proyek
Kegiatan dalam proyek konstruksi diatur dalam jadwal kegiatan proyek, yang disajikan dalam bentuk kurva S. Pekerjaan bangunan Hotel Grand OPI Palembang direncanakan untuk dimulai pada Februari 2016 dan selesai pada Maret 2018, seperti yang ditunjukkan pada Kurva S Proyek pada Lampiran Gambar. Namun, peninjauan terhadap proyek dilakukan mulai dari bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penjabaran detail jadwal pekerjaan yang digunakan pada laporan ini menggunakan data yang diperoleh dari konsultasi dengan pihak pengawas lapangan dan dengan pengamatan langsung. Jadwal pelaksanaan rencana diperoleh dengan konsultasi langsung dengan pengawas lapangan, karena detail penjadwalan pekerjaan per komponen tidak disertakan dalam kurva S. Jadwal pelaksanaan dan durasi pekerjaan rencana ditunjukkan melalui Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Jadwal Pelaksanaan Rencana
Universitas Sriwijaya
63
Tanggal
Komponen
8
Juni
-
15
Juli
Balok + Pelat Lt.1
13
Juni
-
20
Juli
Balok + Pelat Lt.1
20
Juni
-
22
Juli
Balok + Pelat Lt.1
4
Juli
-
30
Juli
Kolom Lt.1
11
Juli
-
13
Agustus
Kolom Lt.1
25
Juli
-
20
Agustus
Kolom Lt.1
1
Agus tus
-
10
September
Balok + Pelat Lt.2
8
Agus tus
-
17
September
Balok + Pelat Lt.2
15
A gu stu s
-
24
Sep temb er
Balok + Pelat Lt.2
29
Agustus
-
17
September
Kolom Lt.2
5
September
-
3
Oktober
Kolom Lt.2
19
September
-
15
Oktober
Kolom Lt.2
26
Septemb er
-
29
Oktob er
Balok + Pelat Lt.3
3
Oktober
-
10
November
Balok + Pelat Lt.3
10
Okto ber
-
15
No vemb er
Balok + Pelat Lt.3
24
Oktober
-
19
November
Kolom Lt.3
31
Oktober
-
26
November
Kolom Lt.3
14
November
-
10
Desember
Kolom Lt.3
Jenis Pekerjaan
Durasi (hari)
Bekisting P embesian Pengecoran P embesian Bekisting Pengecoran Bekisting P embesian Pengecoran P embesian Bekisting Pengecoran Bekisting P embesian Pengecoran P embesian Bekisting Pengecoran
34 33 29 24 30 24 35 35 35 18 25 24 30 33 32 24 24 24
Jadwal pelaksanaan lapangan diperoleh melalui catatan pengamatan langsung pada saat kunjungan lapangan. Peninjauan dilakukan mulai dari bulan Agustus 2016 sampai dengan November 2016. Namun, untuk membandingkan produktivitas dan jumlah pekerja, maka peninjauan terhadap setiap komponen harus dilakukan secara menyeluruh. Oleh karena itu, jadwal pelaksanaan mulai dari bulan Juni dan Juli diperoleh dengan konsultasi dengan pengawas lapangan. Jadwal pelaksanaan realisasi ditunjukkan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Jadwal Pelaksanaan Realisasi
Universitas Sriwijaya
64
Tanggal
Jenis Pekerjaan
Durasi (hari)
Bekisting P embesian Pengecoran P embesian Bekisting Pengecoran Bekisting P embesian Pengecoran P embesian Bekisting Pengecoran Bekisting P embesian Pengecoran P embesian Bekisting Pengecoran
34 33 29 24 30 24 34 33 33 18 25 23 29 32 31 23 23 23
Komponen
13
Juni
-
21
Juli
Balok + Pelat Lt.1
16
Juni
-
23
Juli
Balok + Pelat Lt.1
20
Juni
-
22
Juli
Balok + Pelat Lt.1
4
Juli
-
30
Juli
Kolom Lt.1
11
Juli
-
13
Agustus
Kolom Lt.1
25
Juli
-
20
Agustus
Kolom Lt.1
8
Agus tus
-
16
September
Balok + Pelat Lt.2
15
A gu stu s
-
22
Sep temb er
Balok + Pelat Lt.2
18
A gu stu s
-
24
Sep temb er
Balok + Pelat Lt.2
1
September
-
21
September
Kolom Lt.2
7
September
-
5
Oktober
Kolom Lt.2
21
September
-
18
Oktober
Kolom Lt.2
28
Septemb er
-
31
Oktob er
Balok + Pelat Lt.3
6
Oktober
-
11
November
Balok + Pelat Lt.3
12
Okto ber
-
15
No vemb er
Balok + Pelat Lt.3
26
Oktober
-
21
November
Kolom Lt.3
2
November
-
26
November
Kolom Lt.3
15
November
-
10
Desember
Kolom Lt.3
Berdasarkan data jadwal pelaksaan pekerjaan tersebut, durasi pekerjaan setiap komponen dapat diperoleh. Perbandingan jumlah hari durasi pekerjaan setiap komponen ditunjukkan pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Jumlah Hari Rencana dan Realisasi
Pekerjaan Uraian Pekerjaan
Rencana Kurun Waktu (hari) Pengecoran Bekisting
Kolom Lt.1 Balok Pelat
24 29 29
Realisasi Kurun Waktu (hari)
Pembesian
30 34 34
24 33 33
Pengecoran Bekisting
26 32 32
Pembesian
31 34 34
26 33 33
Tabel 5.7. Jumlah Hari Rencana dan Realisasi lanjutan
Universitas Sriwijaya
65 Pekerjaan Uraian Pekerjaan
Rencana Kurun Waktu (hari) Pengecoran Bekisting
Kolom Lt.2 Balok Pelat Kolom Lt.3 Balok Pelat
24 35 35 24 32 32
Realisasi Kurun Waktu (hari)
Pembesian
25 35 35 24 30 30
Pengecoran Bekisting
18 35 35 24 33 33
23 33 33 23 31 31
Pembesian
25 34 34 23 29 29
18 33 33 23 32 32
5.3. Jumlah Tenaga Kerja Rencana
Dalam menghitung jumlah tenaga kerja rencana, dilakukan operasi kali bagi yang melibatkan data volume uraian pekerjaan, koefisien tenaga kerja dan durasi pekerjaan. Perhitungan jumlah tenaga kerja menggunakan Persamaan 3.1. Angka koefisien tenaga kerja yang dipakai sesuai dengan Tabel 3.1. Namun, perlu diperhatikan bahwa satuan waktu pada koefisien tenaga kerja (OH/Orang Jam) tidak sama dengan satuan waktu durasi (Hari). Dengan demikian, dalam pengoperasian rumus, durasi pekerjaan harus dikalikan durasi efektif harian pelaksanaan pekerjaan. Dalam proyek ini, durasi efektif harian pelaksanaan pekerjaan ialah 8 jam/hari. Maka, durasi pekerjaan akan dikonversi ke satuan jam dengan mengalikan durasi pekerjaan dengan 8 jam/hari. Berikut ini adalah contoh pengerjaan perhitungan jumlah tenaga kerja rencana Proyek Hotel Grand OPI pada lantai 1.
Perhitungan jumlah tenaga kerja rencana pengecoran kolom lantai 1
Pekerja
=
Tukang Batu
=
Kepala Tukang
=
Mandor
=
, m x OH/m h x m/h
= 3 orang
, m x , OH/m h x m/h
,m x , OH/m h x m/h , m , OH/m h x m/h
= 1 orang
= 1 orang = 1 orang
Universitas Sriwijaya
66
Concrete Pump
=
, m , OH/m h x m/h
= 1 orang
Maka untuk pekerjaan pengecoran kolom lantai 1 didapat jumlah tenaga kerja rencananya 3 orang pekerja, 1 orang tukang batu, 1 orang kepala tukang, 1 orang mandor dan 1 orang pekerja concrete pump .
Perhitungan jumlah tenaga kerja rencana bekisting kolom lantai 1
Pekerja
=
Tukang Kayu
=
Kepala Tukang
=
Mandor
=
, m x , OH/m h x m/h
, m x , OH/m h x m/h
= 2 orang
= 2 orang
, m x , OH/m h x m/h
, m x , OH/m h x m/h
= 1 orang
= 1 orang
Maka untuk pekerjaan bekisting kolom lantai 1 didapat jumlah tenaga kerja rencananya 2 orang pekerja, 2 orang tukang kayu, 1 orang kepala tukang dan 1 orang mandor.
Perhitungan jumlah tenaga kerja rencana pembesian kolom lantai 1
Pekerja
=
Tukang Besi
=
Kepala Tukang
=
Mandor
=
,k x ,9 OH/k h x m/h
, k x ,9 OH/k h x m/h
= 4 orang
= 4 orang
, k x ,9 OH/k h x m/h
= 1 oran
,9 k x , OH/k h x m/h
= 1 orang
Universitas Sriwijaya
67
Maka untuk pekerjaan pembesian kolom lantai 1 didapat jumlah tenaga kerja rencananya 4 orang pekerja, 4 orang tukang besi, 1 orang kepala tukang dan 1 orang mandor. Hasil dari perhitungan jumlah tenaga kerja rencana direkap dalam Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Jumlah Tenaga Kerja Rencana
Rencana (P)
Uraian Pekerjaan
Kolom
Lantai 1
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 2
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 3
Balok
Pelat
Jenis Pekerjaan
Volume
Pengecoran 247.56 1232.4 Bekisting Pembesian 73108.36 Pengecoran 383.16 2075.57 Bekisting Pembesian 63603.49 Pengecoran 613.56073 Bekisting 5368.160275 Pembesian 69647.17513 Pengecoran 340.6 1747.2 Bekisting Pembesian 61845.9982 Pengecoran 285.78 1557.98 Bekisting Pembesian 55341.35 Pengecoran 535.826385 Bekisting 4903.74225 Pembesian 53906.50363 Pengecoran 250.152 1364.16 Bekisting Pembesian 46588.9788 Pengecoran 258.49 1817.93 Bekisting Pembesian 50789.43 Pengecoran 323.460415 Bekisting 3038.92525 Pembesian 32637.65616
Mandor (Orang)
Kepala Tukang (Orang)
Tukang (orang)
Concrete Pump (Orang)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
3
1
1
1
1
7
30
2
2
1
1
6
24
4
4
1
1
10
4
1
1
1
34
3
3
1
1
8
33
3
3
1
1
8
6
1
1
1
34
7
7
1
1
16
33
3
3
1
1
8
4
1
1
1
25
3
4
1
1
9
18
4
4
1
1
10
3
1
1
1
35
3
3
1
1
8
35
2
2
1
1
6
4
1
1
1
35
6
6
1
1
14
35
2
2
1
1
6
4
1
1
1
24
3
4
1
1
9
24
3
3
1
1
8
3
1
1
1
30
3
3
1
1
8
33
2
2
1
1
6
3
1
1
1
30
5
5
1
1
12
33
2
2
1
1
6
Pekerja (orang
Durasi (hari)
24
29
29
24
35
35
24
32
32
1
1
1
1
1
1
1
1
8
10
8
7
8
8
7
7
5.4. Jumlah Tenaga Kerja Lapangan
Universitas Sriwijaya
68 Perhitungan tenaga kerja lapangan dilakukan dengan langkah serupa dengan perhitungan tenaga kerja rencana. Perhitungan jumlah tenaga kerja lapangan juga menggunakan Persamaan 3.1 yang telah dijabarkan pada Bab 3, yaitu :
Tenaga Kerja Lapangan =
Vlum k×f k Du c
Berikut ini adalah contoh pengerjaan perhitungan jumlah tenaga kerja lapangan Proyek Hotel Grand OPI pada lantai 1.
Perhitungan jumlah tenaga kerja rencana pengecoran kolom lantai 1 Pekerja
=
Tukang Batu
=
Kepala Tukang
=
Mandor
=
Concrete Pump
=
, m x OH/m h x m/h
= 3 orang
, m x , OH/m h x m/h
,m x , OH/m
= 1 orang
h x m/h
, m , OH/m h x m/h
= 1 orang
, m , OH/m h x m/h
= 1 orang
= 1 orang
Maka untuk pekerjaan pengecoran kolom lantai 1 didapat jumlah tenaga kerja lapangan 3 orang pekerja, 1 orang tukang batu, 1 orang kepala tukang, 1 orang mandor dan 1 orang pekerja concrete pump .
Perhitungan jumlah tenaga kerja lapangan bekisting kolom lantai 1 Pekerja
=
Tukang Kayu
=
, m x , OH/m h x m/h
, m x , OH/m h x m/h
= 2 orang
= 2 orang
Universitas Sriwijaya
69
Kepala Tukang
Mandor
=
=
, m x , OH/m h x m/h
, m x , OH/m h x m/h
= 1 orang
= 1 orang
Maka untuk pekerjaan bekisting kolom lantai 1 didapat jumlah tenaga kerja lapangan 3 orang pekerja, 3 orang tukang kayu, 1 orang kepala tukang dan 1 orang mandor.
Perhitungan jumlah tenaga kerja rencana pembesian kolom lantai 1 Pekerja
=
Tukang Besi
=
Kepala Tukang
=
Mandor
=
,k x ,9 OH/k h x m/h
, k x ,9 OH/k h x m/h
= 3 orang
= 3 orang
, k x ,9 OH/k h x m/h
= 1 orang
,9 k x , OH/k h x m/h
= 1 orang
Maka untuk pekerjaan pembesian kolom lantai 1 didapat jumlah tenaga kerja rencananya 3 orang pekerja, 3 orang tukang besi, 1 orang kepala tukang dan 1 orang mandor. Hasil dari perhitungan jumlah tenaga kerja lapangan direkap dalam Tabel 5.9 dan kemudian akan dibandingkan dengan tabel rekap jumlah tenaga kerja yang rencana. Hasil perbandingan ini akan menunjukkan jumlah tenaga kerja mana yang banyak antara perencanaan dan realisasi di lapangan.
Tabel 5.9. Jumlah Tenaga Kerja Realisasi
Universitas Sriwijaya
70 Realisasi (R)
Uraian Pekerjaan
Kolom
Lantai 1
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 2
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 3
Balok
Pelat
Jenis Pekerjaan
Volume
Pengecoran 247,56 1232,4 Bekisting 73108,36 Pembesian Pengecoran 383,16 Bekisting 2075,57 Pembesian 63603,49 Pengecoran 613,56073 Bekisting 5368,16028 Pembesian 69647,1751 Pengecoran 340,6 1747,2 Bekisting Pembesian 61845,9982 Pengecoran 285,78 Bekisting 1557,98 Pembesian 55341,35 Pengecoran 535,826385 Bekisting 4903,74225 Pembesian 53906,5036 Pengecoran 250,152 Bekisting 1364,16 Pembesian 46588,9788 Pengecoran 258,49 Bekisting 1817,93 Pembesian 50789,43 Pengecoran 323,460415 Bekisting 3038,92525 Pembesian 32637,6562
Durasi (hari) 26
Mandor (Orang)
Concrete Pump (orang)
Tukang (Orang) 1
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
3
1
1
1
31
2
2
1
1
6
26
3
3
1
1
8
3
1
1
1
3
3
1
1
3
3
1
1
5
1
1
1
7
7
1
1
3
3
1
1
4
1
1
1
25
3
4
1
1
9
18
4
4
1
1
10
32
Pekerja (orang
Kepala Tukang (Orang)
34 33 32
34 33 23
33
7 8 8
1
9 16 8
1
3
1
1
1
3
3
1
1
8
33
2
2
1
1
6
5
1
1
1
6
6
1
1
2
2
1
1
4
1
1
1
3
4
1
1
3
3
1
1
3
1
1
1
29
4
4
1
1
32
2
2
1
1
3
1
1
1
29
5
5
1
1
12
32
2
2
1
1
6
34 33 23
23 23 31
31
1
8
34
33
1
7
1
7
9 14 6
1
8 9 8
1
7 10 6
1
7
5.5. Perbandingan Jumlah Tenaga Kerja Realisasi dan Rencana
Dalam membandingkan jumlah tenaga kerja realisasi (nR) dan tenaga kerja rencana (nP), maka perlu dihitung selisih antara kedua jenis data jumlah tenaga kerja. Maka dalam hal ini, dilakukan perhitungan selisih setiap jenis tenaga kerja dari data perencanaan dan data lapangan. Jika jumlah tenaga kerja perencanaan lebih besar dari jumlah tenaga kerja realisasi maka diberikan label “nP > nR”, jika jumlah tenaga kerja perencanaan lebih kecil dari jumlah tenaga kerja realisasi maka diberikan label “nP < nR”, dan jika jumlah tenaga kerja perencanaan sama dengan jumlah tenaga kerja realisasi maka diberikan label “nP = nR”. Untuk mengetahui pengaruh durasi terhadap jumlah tenaga kerja, maka data durasi rencana juga diselisihkan dengan durasi lapangan. Hasil perhitungan selisih data tenaga kerja realisasi dan rencana ditampilkan dalam Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Selisih Tenaga Kerja Rencana dan Realisasi
Universitas Sriwijaya
71
Uraian Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Pengecoran Kolom Bekisting Pembesian Pengecoran Lantai 1 Balok Bekisting Pembesian Pengecoran Pelat Bekisting Pembesian Pengecoran Kolom Bekisting Pembesian Pengecoran Lantai 2 Balok Bekisting Pembesian Pengecoran Pelat Bekisting Pembesian Pengecoran Kolom Bekisting Pembesian Pengecoran Lantai 3 Balok Bekisting Pembesian Pengecoran Pelat Bekisting Pembesian
Berdasarkan
Volume
Selisih Durasi Realisasi dan Rencana (hari)
Selisih Ten aga Kerja (Jumlah Realisas i (nR) - Jumlah Rencan a (nP)) Pekerja (Orang)
Mandor (Orang)
Kepala Tukang (Orang)
Concrete Pump (Orang)
Tukang (Orang)
Perbandingan Jumlah Pekerja R dan P
247,56
2
0
0
0
0
0
nP = nR
1232,40
1
0
0
0
0
0
nP = nR
73108,36
2
-1
-1
0
0
0
nP > nR
383,16
3
-1
0
0
0
0
nP > nR
2075,57
0
0
0
0
0
0
nP = nR
63603,49
0
0
0
0
0
0
nP = nR
613,56
3
-1
0
0
0
0
nP > nR
5368,16
0
0
0
0
0
0
nP = nR
69647,18
0
0
0
0
0
0
nP = nR
340,60
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
1747,20
0
0
0
0
0
0
nP = nR
61846,00
0
0
0
0
0
0
nP = nR
285,78
-2
0
0
0
0
0
nP = nR
1557,98
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
55341,35
-2
0
0
0
0
0
nP = nR
535,83
-2
1
0
0
0
0
nP < nR
4903,74
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
53906,50
-2
0
0
0
0
0
nP = nR
250,15
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
1364,16
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
46588,98
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
258,49
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
1817,93
-1
1
1
0
0
0
nP < nR
50789,43
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
323,46
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
3038,93
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
32637,66
-1
0
0
0
0
0
nP = nR
data
hasil
perbandingan
jumlah
tenaga
kerja,
dapat
disimpulkan bahwa durasi pekerjaan berbanding terbalik terhadap jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Pada data perbandingan pekerjaan pembesian komponen kolom lantai 1 untuk, selisih antara durasi rencana dan realisasi adalah sebesar 2 hari, yaitu durasi realisasi lebih banyak 2 hari daripada durasi perencanaan. Sebagai akibatnya, jumlah tenaga kerja realisasi lebih sedikit dua orang dari pada jumlah tenaga kerja rencana, dengan selisih sebesar 1 orang pekerja dan 1 orang mandor. Sebaliknya, pada data perbandingan pekerjaan pengecoran komponen balok lantai 3, durasi realisasi lebih sedikit 1 hari daripada durasi perencanaan. Hal ini berpengaruh secara terbalik terhadap jumlah pekerja yang diperlukan, yaitu jumlah pekerja lapangan lebih banyak 1 orang daripada jumlah pekerja rencana dan jumlah mandor lebih banyak 1 orang daripada jumlah mandor rencana. Dengan demikian, semakin sedikit durasi untuk menyelesaikan pekerjaan, maka jumlah tenaga kerja yang harus dikerahkan semakin banyak dan demikian sebaliknya. Universitas Sriwijaya
72
5.6. Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja Rencana dan Realisasi
Perhitungan produktivitas adalah perhitungan volume suatu pekerjaan yang dihasilkan per harinya. Produktivitas tenaga kerja didapatkan dari pembagian produktivitas harian dengan jumlah pekerja yang terlibat. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan 3.2 dan 3.3. Berdasarkan data-data yang telah dihitung pada subbab sebelumnya, produktivitas tenaga kerja akan dihitung mulai dari lantai 1 sampai dengan lantai 3. Sebagai contoh perhitungan, untuk perhitungan produktivitas rencana lantai 1, dipilih perhitungan produktivitas pekerjaan komponen kolom yang dijabarkan sebagai berikut. 1)
Produktivitas Pekerjaan Pengecoran Kolom Lantai 1
Produktivitas per hari pengecoran = Produktivitas Tenaga Kerja = 2)
h
= 24,76 m3/hari
, m /h
= 2,25 m3/hari/orang
Produktivitas Pekerjaan Bekisting Kolom Lantai 1
Produktivitas per hari bekisting = Produktivitas Tenaga Kerja = 3)
, m
, m
= 61,62 m2/hari
h
, m /h
= 7,7 m2/hari/orang
Produktivitas Pekerjaan Pembesian Kolom Lantai 1
Produktivitas per hari pembesian = Produktivitas Tenaga Kerja =
, h
, k/h
= 3655,42 kg/hari
= 365,54 kg/hari/orang
Perhitungan komponen lain dan pada lantai-lantai berikutnya dilakukan dengan langkah yang serupa. Hasil perhitungan direkapitulasi pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Produktivitas Rencana
Universitas Sriwijaya
73 Rencana
Uraian Pekerjaan
Kolom
Lantai 1
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 2
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 3
Balok
Pelat
Jenis Pekerjaan Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian
Volume
Durasi (hari)
Produktivitas Tenaga Kerja Per Hari
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
247,56
24
10,32
7
1,47 m /hari/org
1232,40
30
41,08
6
6,85 m /hari/org
73108,36
24
3046,18
10
383,16
29
13,21
8
1,65 m /hari/org
2075,57
34
61,05
8
7,63 m /hari/org
63603,49
33
1927,38
8
240,92 kg/hari/org
613,56
29
21,16
10
2,12 m /hari/org
5368,16
34
157,89
16
9,87 m /hari/org
69647,18
33
2110,52
8
263,82 kg/hari/org
340,60
24
14,19
8
1,77 m /hari/org
1747,20
25
69,89
9
7,77 m /hari/org
61846,00
18
3435,89
10
285,78
35
8,17
7
1,17 m /hari/org
1557,98
35
44,51
8
5,56 m /hari/org
55341,35
35
1581,18
6
263,53 kg/hari/org
535,83
35
15,31
8
1,91 m /hari/org
4903,74
35
140,11
14
53906,50
35
1540,19
6
256,70 kg/hari/org
250,15
24
10,42
8
1,30 m /hari/org
1364,16
24
56,84
9
6,32 m /hari/org
46588,98
24
1941,21
8
242,65 kg/hari/org
258,49
32
8,08
7
1,15 m /hari/org
1817,93
30
60,60
8
7,57 m /hari/org
50789,43
33
1539,07
6
256,51 kg/hari/org
323,46
32
10,11
7
1,44 m /hari/org
3038,93
30
101,30
12
8,44 m /hari/org
32637,66
33
989,02
6
Produktivitas Tenaga Kerja Rencana
3 2
304,62 kg/hari/org 3 2
3 2
3 2
343,59 kg/hari/org 3 2
3 2
10,01 m /hari/org
3 2
3 2
3 2
164,84 kg/hari/org
Perhitungan produktivitas realisasi juga dilakukan terhadap komponen kolom pada lantai 1. Data yang dipakai meliputi durasi pekerjaan lapangan dan jumlah tenaga kerja realisasi. Berikut ini adalah contoh penjabaran perhitungan produktivitas realisasi pada komponen kolom lantai 1.
1). Produktivitas Pekerjaan Pengecoran Kolom Lantai 1 Produktivitas per hari pengecoran = Produktivitas Tenaga Kerja =
, m h
,m /h
= 22,51 m3/hari
= 2,25 m3/hari/orang
2). Produktivitas Pekerjaan Bekisting Kolom Lantai 1
Universitas Sriwijaya
74
Produktivitas per hari bekisting = Produktivitas Tenaga Kerja =
, m h
= 58,69 m2/hari
,9m /h
= 7,34 m2/hari/orang
3). Produktivitas Pekerjaan Pembesian Kolom Lantai 1 Produktivitas per hari pembesian = Produktivitas Tenaga Kerja =
, h
, k/h
= 3323,11 kg/hari
= 332,31 kg/hari/orang
Perhitungan komponen lain dan pada lantai-lantai berikutnya dilakukan dengan langkah yang serupa. Hasil perhitungan direkapitulasi pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Produktivitas Realisasi
Realisasi
Uraian Pekerjaan
Kolom
Lantai 1
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 2
Balok
Pelat
Jenis Pekerjaan
Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian Pengecoran Bekisting Pembesian
Volume
Durasi (hari)
Produktivitas Tenaga Kerja Per Hari
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
247.56
26
9.52
7
1.36 m /hari/org
1232.40
31
39.75
6
6.63 m /hari/org
73108.36
26
2811.86
8
351.48 kg/hari/org
383.16
32
11.97
7
1.71 m /hari/org
2075.57
34
61.05
8
7.63 m /hari/org
63603.49
33
1927.38
8
240.92 kg/hari/org
613.56
32
19.17
9
2.13 m /hari/org
5368.16
34
157.89
16
9.87 m /hari/org
69647.18
33
2110.52
8
263.82 kg/hari/org
340.60
23
14.81
8
1.85 m /hari/org
1747.20
25
69.89
9
7.77 m /hari/org
61846.00
18
3435.89
10
343.59 kg/hari/org
285.78
33
8.66
7
1.24 m /hari/org
1557.98
34
45.82
8
5.73 m /hari/org
55341.35
33
1677.01
6
279.50 kg/hari/org
535.83
33
16.24
9
1.80 m /hari/org
4903.74
34
144.23
14
10.30 m /hari/org
53906.50
33
1633.53
6
272.26 kg/hari/org
Produktivitas Tenaga Kerja Realisasi
3 2
3 2
3 2
3 2
3 2
3 2
5.7. Perbandingan Produktivitas Tenaga Kerja Realisasi dan Rencana
Produktivitas tenaga kerja realisasi (PR ) dan produktivitas tenaga kerja rencana (PP) dibandingkan dengan menghitung nilai selisih data. Untuk mengetahui hubungan antara durasi, jumlah tenaga kerja, dan produktivitas, maka selisih dataUniversitas Sriwijaya
75 data rencana dan realisasi yang bersangkutan juga harus dihitung. Hubungan antara data produktivitas rencana dan realisasi ditunjukkan dengan pelabelan. Jika produktivitas tenaga kerja realisasi lebih besar dari jumlah tenaga kerja realisasi maka diberikan label “Real > Plan”, jika produktivitas tenaga kerja realisasi lebih kecil dari jumlah tenaga kerja rencana maka diberikan label “Real < Plan”, dan jika produktivitas tenaga kerja perencanaan sama dengan produktivitas tenaga kerja realisasi maka diberikan label “Real = Plan”. Hasil perhitungan selisih data produktivitas tenaga kerja realisasi dan rencana ditampilkan dalam Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Perbandingan Produktivitas Realisasi dan Rencana
Selisih Uraian Pekerjaan
Kolom
Lantai 1
Balok
Pelat
Kolom
Lantai 2
Balok
Pelat
Jenis Pekerjaan
Volume
Durasi (hari)
Produktivitas Harian
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Produktivitas Tenaga Kerja
Perbandingan Produktivitas
(PR -PP )
Pengecoran
247,56
2
-0,79
0
-0,11
Real
Bekisting
1232,40
1
-1,33
0
-0,22
Real
Pembesian
73108,36
2
-234,32
-2
46,86
Real>Plan
Pengecoran
383,16
3
-1,24
-1
0,06
Real>Plan
Bekisting
2075,57
0
0,00
0
0,00
Real=Plan
Pembesian
63603,49
0
0,00
0
0,00
Real=Plan
Pengecoran
613,56
3
-1,98
-1
0,01
Real>Plan
Bekisting
5368,16
0
0,00
0
0,00
Real=Plan
Pembesian
69647,18
0
0,00
0
0,00
Real=Plan
Pengecoran
340,60
-1
0,62
0
0,08
Real>Plan
Bekisting
1747,20
0
0,00
0
0,00
Real=Plan
Pembesian
61846,00
0
0,00
0
0,00
Real=Plan
Pengecoran
285,78
-2
0,49
0
0,07
Real>Plan
Bekisting
1557,98
-1
1,31
0
0,16
Real>Plan
Pembesian
55341,35
-2
95,83
0
15,97
Real>Plan
Pengecoran
535,83
-2
0,93
1
-0,11
Real
Bekisting
4903,74
-1
4,12
0
0,29
Real>Plan
Pembesian
53906,50
-2
93,34
0
15,56
Real>Plan
Universitas Sriwijaya
76 Selisih Uraian Pekerjaan
Kolom
Lantai 3
Balok
Pelat
Jenis Pekerjaan
Volume
Durasi (hari)
Produktivitas Harian
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Produktivitas Tenaga Kerja
Perbandingan Produktivitas
(PR -PP )
Pengecoran
250,15
-1
0,45
0
0,06
Real>Plan
Bekisting
1364,16
-1
2,47
0
0,27
Real>Plan
Pembesian
46588,98
-1
84,40
0
10,55
Real>Plan
Pengecoran
258,49
-1
0,26
0
0,04
Real>Plan
Bekisting
1817,93
-1
2,09
2
-1,31
Real
Pembesian
50789,43
-1
48,10
0
8,02
Real>Plan
Pengecoran
323,46
-1
0,33
0
0,05
Real>Plan
Bekisting
3038,93
-1
3,49
0
0,29
Real>Plan
Pembesian
32637,66
-1
30,91
0
5,15
Real>Plan
Berdasarkan
perbandingan data yang ditunjukkan pada Tabel 5.14,
disimpulkan bahwa durasi berbanding terbalik terhadap nilai produktivitas harian yang harus dihasilkan. Hal ini terlihat pada pekerjaan pembesian komponen kolom lantai 1. Durasi realisasi lebih banyak dua hari dibandingkan durasi rencana dan berpengaruh terbalik terhadap nilai produktivitas harian yang harus dihasilkan, yaitu produktivitas pembesian realisasi menjadi lebih sedikit 234,32 kg/hari dibandingkan produktivitas pembesian rencana. Sebaliknya, ketika durasi realisasi lebih sedikit 2 hari dibandingkan dengan durasi rencana pada pekerjaan pengecoran balok lantai 2, produktivitas harian realisasi menjadi lebih banyak 0,49 m2/hari dibandingkan dengan produktivitas harian rencana. Semakin singkat durasi suatu pekerjaan, maka produktivitas pekerjaan yang harus dihasilkan semakin banyak, demikian sebaliknya. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang dikerahkan berbanding terbalik terhadap nilai produktivitas yang dibebankan pada setiap tenaga kerja. Pada pekerjaan pembesian komponen kolom lantai 1, jumlah tenaga kerja realisasi lebih sedikit 2 orang daripada jumlah tenaga kerja rencana, sehingga beban kerja yang ditambah pada setiap orang pada realisasi di lapangan bertambah sebesar 46,36 kg/hari. Sebaliknya, pada pekerjaan pengecoran pelat lantai 2, walaupun produktivitas harian realisasi lebih banyak 0,93 m 3/hari, namun karena jumlah tenaga kerja realisasi lebih banyak 1 orang daripada tenaga kerja rencana, maka produktivitas per pekerja realisasi lebih sedikit 0,11 m3/hari daripada produktivitas per pekerja rencana. Semakin banyak jumlah tenaga kerja, maka beban produktivitas yang harus dihasilkan tiap pekerja semakin sedikit, demikian juga sebaliknya.
Universitas Sriwijaya