DASAR INSTALASI TEGANGAN MENENGAH
TOPIK BAHASAN • Pengertian istilah yang terkait dengan PME S & D • Pengertian PME S & D – Tujuan & Target PME S & D – Prinsip PME S & D
• Supply Side Management (SSM) – – – –
Tuuan & Target SSM Kiat pelaksanaan SSM Wawasan energi global Analisis kebutuhan daya
• Demand Side Management (DSM) – Tujuan & Target DSM – Kiat pelaksanaan DSM – Analisis kebutuhan beban
PENGERTIAN ISTILAH (1) Beberapa istilah yang terkait dengan Perencanaan Manajemen Energi :
1.
ENERGY MANAGEMENT / Manajemen Energi (ME) :
2.
–Mengelola energy (lingkup makro) agar efisien, efektif dan rasional ENERGY CONCERVATION / Konservasi Energi (KE) : –Mengupayakan agar tiap unit output mengkonsumsi energy secara hemat
3.
ENERGY AUDIT / Audit Energi (AE) : –Membuat perhitungan penggunaan energy dan menemukan peluang penghematan serta menyajikan dalam bentuk angka atau grafis
PENGERTIAN ISTILAH (2) 4.
POWER MANAGEMENT / Manajemen daya (PMS) : –Menata kapasitas daya agar terjadi kesesuaian sumber dan beban, sehingga tiap unit output mengkonsumsi energy secara hemat
5. LOAD MANAGEMENT / Manajemen beban :
–Menata kapasitas beban agar memanfaatkan energi secara optimal
6. DEMAND SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban :
–Menata penggunaan energi supaya optimal, lebih ke arah menata perilaku konsumen 7. SUPPLY SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban : –Menata pengadaan energi dari sisi sumber agar sesuai dengan kebutuhan beban
PENGERTIAN PME SUPPLY & DEMAND • Kegiatan terstruktur untuk menyinkronkan kebutuhan energi pada sisi beban dengan penyediaan energi pada sisi sumber, sehingga dicapai prinsip, tujuan dan target manajemen energi. NETWORK DEMAND
SUPPLY
LOSSES (sekecil mungkin)
Kontinyu, andal, ekonomis dengan power quality OK
GAMBARAN PROGRAM SSM & DSM
KEBUTUHAN / KEMAMPUAN
Tambahan kapasitas dari pembangkit di luar PLN
Daya mampu maksimum
T
T+t1
T+t1+t2
Tahun
KENAPA PERLU PME S & D ? • • • • •
Cadangan energi menipis Pengupayaan energi terbatas Kebutuhan energi meningkat exponensial Kondisi sosio ekonomis Kondisi politis
TUJUAN, SASARAN & TARGET Tujuan : Menurut GBHN :
– – – –
Memelihara sumber daya alam (energi) Memanfaatkan secara efisien & rasional Mencapai keseimbangan & pemerataan pembangunan Pelestarian lingkungan
Sasaran : – Pemanfaatan energi secara bijaksana – Peningkatan efisiensi energi nasional melalui penurunan intensitas penggunaan energi – Peningkatan nilai tambah atas penggunaan per unit energi
Target : (minimal) – Mampu menghitung besaran kebutuhan (demand) – Mampu menghitung besaran supply
LANGKAH MENCAPAI SASARAN – Meningkatkan kesadaran masyarakat – Meningkatkan pengetahuan masyarakat – Penciptaan iklim usaha berwawasan hemat energi – Gerakan hemat energi / Konservasi Energi
PRINSIP PME S & D UPAYA MENCEGAH / MENUNDA KEKURANGAN DAYA LISTRIK 1. SUPPLY SIDE MANAGEMENT (SSM) Upaya mengatasi kekurangan daya dengan pengaturan pada sisi sumber energi
2. DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM) Upaya mengatasi kekurangan daya dengan pengaturan pada sisi beban / konsumen
ORGANISASI PME S & D Komitmen Top Manajemen Pembentukan Organisasi (bila belum ada): Penunjukkan Komite Energi, Manajer Energi dsb. Penetapan Target Penghematan Energi (Btu, kWh dll) Pengalokasian Dana, Waktu dan Personil untuk Mendukung Pelaksanaan Program.
Komite Energi Merupakan wadah personil dari setiap unit/divisi terkait, yang disesuaikan dengan kebutuhan program. Memudahkan dicapainya persetujuan untuk program yang melibatkan banyak unit/divisi. Memperlancar komunikasi, baik itu antar unit/divisi, maupun dengan top manajemen.
Manajer Energi Penanggung jawab program dengan tugas dan kewenangan: Membuat Perencanaan, Mengarahkan, Mengkoordinir, Mengawasi, dan Mengevaluasi Keberhasilan Program.
Planning Leading Controlling
Pelaksana Manajemen Energi Melaksanakan kegiatan manajemen energi pada fase kegiatan audit, analisis, implementasi lingkup kecil dipimpin oleh manager energy. Sebagai pelaksana pencapaian target, bekerjasama dengan konsultan, surveyor, dll
BAGAN ORGANISASI PME S & D
Top Management Komitmen
External Assistant
Committee Manager energy Pelaksana
Energy Saving/ Penghematan Energi
Surveyor
Goal
TAHAPAN / FASE MANAJEMEN ENERGI Fase Inisiasi: -Sepakat melaksanakan ME -Membentuk TIM ME -Sosialisasi dan koordinasi
Fase Audit Dan Analisis : -Mencermati data yang telah ada (Hasil ukur, data instalasi) -Melihat standard yang sesuai -Menemukan peluang penghematan -Memilih perbaikan prosedur / peralatan yang efisien -Mencoba dalam lingkup kecil/modifikasi -Evaluasi dan Penyempurnaan
Fase Implementasi : -Implementasi dalam lingkup luas -Kebutuhan investasi -Aplikasi prinsip penghematan energi -Selalu Evaluasi dan Monitoring 13
PENDAPAT AHLI MANAJEMEN ENERGI Herb Echerlin - University of Texas, USA:
“ENERGY CONSERVATION IS FIRST A PEOPLE PROBLEM AND THEN A TECHNICAL PROBLEM” Promoting Monitoring
P
Reporting Monitoring Reporting
C
Manager Energy
Promoting
L People 70-80%
Technical 70-80%
SUPPLY SIDE MANAGEMENT •
Yang dimaksud supply bisa berupa : 1. 2.
Pembangkit / generator : bagi sistem yang besar Trafo : bagi sistem yang sedang, misal industri
3. Batas KVA terpasang : bagi konsumen kecil
•
Ketiganya kapasitas dinyatakan dalam KVA atau MVA
TUJUAN DAN TARGET • Tujuan : – – – –
Memilih pembangkit yang efisien Bahan bakar murah Persediaan masih cukup lama Ramah lingkungan
• Target minimal – Menghitung kapasitas KVA terpasang
KIAT DARI SISI SUPPLY • • • • •
Memanfaatkan Captive Power Menekan susut distribusi Uprating trafo yang sudah kelebihan beban Menambah kapasitas pembangkitan Membatasi kapasitas daya terpasang (contoh)
No.
Pembangkit
Kapasitas (MW)
Selesai
1 2 3 4 5 6 7 8
PLTG Muara Tawar PLTU Tanjung Jati B PLTP Bedugul PLTP Dieng PLTP Patuha PLTP Wayung Windu PLTP Cibuni PLTP Kamojang
2 x 143 2 x 660 10 3 x 60 3 x 60 2 x 110 10 60
2004 2006 2006 2002, 2006, 2007 2006, 2007, 2008 2000, 2006 2006 2006
WAWASAN ENERGI GLOBAL Pertumbuhan Konsumsi Energi Dunia
Konsumsi Berbagai Jenis Energi Dunia
PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI PER JENIS PENGGUNAAN 2001-2010 (Ribuan BOE)
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
2001
Household
2003
Transportation
2005
2010
Industry
• Transportation sector to be the biggest energy user sector
CADANGAN ENERGI NASIONAL 2003 CADANGAN TOTAL
SISA CADANGAN
PRODUKSI
RASIO (SISA CADANGAN/ PRODUKSI)
86.9 Milyar bbl
5 Milyar bbl
500 Juta bbl
10 Tahun
Gas Alam
385 TSCF
90 TSCF
2.9 TSCF
30 Tahun
Batu Bara
50 Milyar Ton
5 Milyar Ton
100 Juta Ton
50 Tahun
JENIS ENERGI Minyak Bumi
JENIS ENERGI
POTENSIAL
KAPASITAS TERPASANG
Tenaga Air
75.67 GW
4200 MW
Panas Bumi
27 GW
807 MW
500 MW
84 MW
49.81 GW
445 MW
Energi Surya
4.8 kWh/ m2/ hari
8 MW
Energi Angin
3-6 m/ detik
0.6 MW
Mini/ Microhydro
Biomass
KONSUMSI ENERGI PRIMER 1970-2003 (JUTA BOE) 800 700 600
Panas Bumi 1970 Minyak Bumi Gas Bumi Batu Bara Tenaga Air Panas Bumi
: 88% : 6% : 1% : 5% : 0%
Juta BOE
500
Gas Bumi Tenaga Air
400
2003 Minyak Bumi Gas Bumi Batu Bara Tenaga Air Panas Bumi
Batu Bara
300 200
Minyak Bumi
100 0
1970
1975
1980
1985
1990
1995
2000
2003
Tahun
• Pertumbuhan konsumsi energi primer 1970-2003 = + 8,5 % per tahun • Peranan minyak bumi masih dominan
: 52% : 21% : 20% : 4% : 2%
KONSUMSI ENERGI PER KAPITA 2000-2001 (TOE)
9.00
8.16 7.99
8.00 7.00 6.00 5.00
4.13 4.10
4.00
3.40
3.44
3.00 2.02
2.07
2.00 0.95 1.02 1.00
0.48 0.50
0.00 Jepang
OECD Eropa
Tahun 2000
Thailand
Indonesia
Malaysia
Amerika Utara
Tahun 2001
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics in Japan, 2004
KONSUMSI ENERGI AKHIR PER SEKTOR 1970-2003 (JUTA BOE) 200 180
Juta BOE
160 140 120 100 80 60 40 20 0
1970
1980
1990
Rumah Tangga
2000
Tahun Industri
2001
2003
Transportasi
Pertumbuhan konsumsi energi = + 7 % per tahun Pada tahun 1970 konsumsi energi terbesar adalah sektor rumah tangga
Sejak tahun 1984 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri Sejak tahun 1996 konsumsi energi terbesar adalah sektor transportasi Sejak tahun 2001 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri
POTENSI PENGHEMATAN ENERGI Potensi Penghematan Energi Persentasi (Juta BOE) (%)*
Sektor
Konsumsi Energi Total (Juta BOE)
Industri
194.36
29.15 – 58.30
15 – 30
Transportasi
169.73
42.43
25
Rumah Tangga dan Komersial
134.63
13.46 – 29.93
10 - 20
*) Sumber RIKEN 2002
ANALISIS KAPASITAS DAYA TERPASANG
Penilaian kesesuaian kapasitas daya terpasang dengan kebutuhan beban yang ada di lingkungan kerja kita (agar tidak berlebihan !!!)
Dimana ? PUTM
Langganan PUTM
Langganan PUTR
TR 20kV/380 V
PUTR
Pengertian Dasar Daya Aktif, P [ W, kW]
Daya Listrik
Daya Reaktif, Q [VAR, kVAR] Daya Semu, S [ VA, kVA]
Kapasistas Daya Terpasang
Daya Listrik • Daya Satu Fase Ip Vp
Beban
Cos = Faktor Daya
= P/S
Daya Semu [VA, kVA, MVA] S = Vp x Ip Daya Aktif [W, kW, MW] P = Vp x Ip x Cos = S x Cos Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA] Q = Vp x Ip x sin
Daya Listrik • Daya Tiga Fase R
IL
VL S T N
VP
B e b a n
Daya Semu [VA, kVA, MVA] S = 3 VL x IL Daya Aktif [W, kW, MW] P = 3 VL x IL x Cos (beban seimbang) Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA] Q = 3 VL x IL x sin (beban seimbang)
Kurve Beban Harian POWER
CONNECTED LOAD (CL)
SYSTEM CAPACITY (CS) LOAD CURVE(LC)
AVERAGE LOAD (AL) MAX. DEMAND (MD) 0
6 DEMAND FACTOR (DF) LOAD FACTOR (LF) CAPACITY FACTOR (CF)
12
18
24 TIME
= MD / CL 0<=DF<=-100% = AL / MD 0<=LF<=100% = MD / CS 0<=CF<=100%
Karakteristik beban • Beban terpasang : total KW (KVA) peralatan listrik yang terhubung dengan instalasi, termasuk yang akan terhubung dengan instalasi melalui stop kontak. • Kebutuhan maksimum (max. demand): Kebutuhan terbesar yang terjadi pada periode waktu tertentu • Faktor Kebutuhan (Demand Factor) FK= Kebutuhan maksimum (puncak)/beban terpasang • Faktor Beban (Load Factor) FB= Beban rata-rata/beban maksimum • Faktor kapasitas CF : beban maksimum/kapasitas sistem.
PERAN FAKTOR KEBUTUHAN & FAKTOR BEBAN • Faktor kebutuhan (FK)menggambarkan prosentase penyerapan daya kW terhadap seluruh beban yang mungkin terpasang. – FK <= 1
• Faktor beban (FB) menggambarkan beratnya instalasi menyangga panas selama melayani beban. – FB < 80%, Batas daya terpasang 100% – FB >= 80%, Batas daya terpasang 125%
• Faktor kapasitas CF : menggambarkan prosentase pembebanan maksimum kapasitas sumber sistem.
Penentuan Kapasitas Daya Terpasang (case study) Suatu hotel memerlukan sistem catu daya listrik untuk memenuhi kebutuhan beban seperti yang ditunjukkan berikut ini. Hitung kapasitas daya terpasang. ???
PT-PH 126,25 kVA
P-LT ATAP 162,5 kVA
P-PAB 37,5 kVA
P-EM ATAP 70,125 kVA
P-AHU BS 76,825 kVA
P-CH 736,75 kVA
Penentuan Kapasitas Daya Terpasang •
• • •
•
Tentukan jumlah kebutuhan beban: 126,25+162,5+37,5+70,125+76,825+738,75 = 1211,95 kVA Tentukan Faktor Kebutuhan (lihat tabel): Untuk hotel, FK = 0,6 – 0,8 dan dipilih 0,7 Kebutuhan beban maksimum adalah 0,7 x 1211,95 kVA = 848,4 kVA Kapasitas daya terpasang = kebutuhan beban maksimum + cadangan. Jika cadangan ditetapkan 20 %(artinya faktor kapasitas 80%) maka kapasitas daya terpasang adalah: 848,4 kVA x 120 % = 1018 kV diambil 1000 kVA Pembatas arus = S/(3. VL)=1000kVA/(3. 380V)=1519,34 A
TABEL FAKTOR KEBUTUHAN FK Jenis Bangunan
Faktor Kebutuhan
Keterangan
Rumah Tinggal : Perumahan Flat tanpa pemanas Flat dg pemanas
Kebutuhan total = pemanas+AC+umum
0,4 0,6 0,8-1,0
Bangunan Umum : Hotel dll Kantor Departemen store Sekolah Rumah sakit
0,6-0,8 0,5-0,8 0,7-0,9 0,6-0,7 0,5-0,75
Industri logam
0,5-0,7
Industri makanan
0,7-0,9
Industri semen
0.8-0,9
35000 ton/hr
Lift
0,5
Berubah dg waktu
Crane
0,7
intermitten
Pemeriksaan Kapasitas Daya Terpasang (melalui pengukuran) • Pengukuran daya aktual • Pembuatan kurva beban • Berdasarkan kurva beban diperoleh: - kebutuhan maks.(aktual) = 485 kW - kebutuhan rata-rata = 355 kW - Faktor daya rata-rata = 0,87 • Jumlah beban terpasang = 1211,95 kVA
Pemeriksaan Kapasitas Daya Terpasang (melalui pengukuran) • Faktor Kebutuhan (FK) FK = kebutuhan maks./beban terpasang = 485 kW/1211,95 kVA (kebutuhan maks. dlm kVA= 485/cos = 557,47 kVA) Jadi, FK = 557,47 / 1211,95 = 0,46
Pemeriksaan Kapasitas Daya Terpasang (melalui pengukuran) • Kapasitas Daya Terpasang (KDT) KDT = (FK x Beban Terpasang) + cadangan Jika cadangan daya = 20 %, maka
KDT = (0,46 x 1211,95) x 120 % = 669 kVA ~ 700 kV Arus = 700kVA/(3x380 V= 1063,5 A
DEMAND SIDE MANAGEMENT • Upaya Perusahaan Penyedia Energi (Listrik) untuk mempengaruhi & mengubah perilaku pelanggan agar menggunakan energi secara efisien, baik besaran maupun waktu, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan, perusahaan maupun masyarakat
MANFAAT DSM BAGI PELANGGAN • Biaya rekening listrik berkurang namun penggunaan tetap terpenuhi. • Meningkatkan effisiensi energi listrik -- efisiensi produksi. • Meningkatkan pendapatan pelanggan dengan penghematan.
MANFAAT DSM BAGI PERUSAHAAN • Mengupayakan pengurangan pertumbuhan beban puncak sistem. • Dapat mengurangi bahan bakar, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan • Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik & jaringan • Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan energi listrik • Menjalin hubungan kerjasama yang lebih baik dengan pelanggan. • Memberlakukan standar peralatan hemat energi. • Membentuk iklim kompetisi -- meningkatkan produksi.
MANFAAT DSM BAGI MASYARAKAT • Dapat menghindari pemadaman bergilir • Dapat menghemat sumber daya alam • Dapat memberi kesempatan penyediaan energi listrik bagi masyarakat yang belum menikmati listrik. • Memasyarakatkan Konservasi Energi dan Hemat Energi. • Meningkatkan effisiensi ekonomi nasional. • Melestarikan sumber daya alam dan dampak lingkungan. • Memberlakukan standar peralatan hemat energi.
GAMBARAN MANFAAT DSM • Th 2003 Pelanggan R1 untuk wilayah DIY & Jateng lebih dari 5 juta, jika 10%pelanggan menghemat 30 watt saja, akan terjadi penghematan 15 juta watt atau 15 MW. • Pembangunan setiap 1 kW pembangkit perlu biaya 1.000 USD, sehingga pengeluaran yang dapat ditunda sebesar : 15.000 x 1.000 USD = 15 juta USD atau sekitar 150 milyar rupiah. Baru untuk DIY & Jateng.
KIAT TEKNIS DSM 6 Strategi DSM : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Peak Clipping (Pemangkasan Beban Puncak). Valley Filling. Load Shifting. Konservasi Energi. Strategi Load Growth. Flexible Load Shape
UPAYA PEAK CLIPPING MW
JAM
• Peak Clipping (Pemangkasan Beban Puncak) : Program untuk mengurangi beban pada saat WBP • Mengurangi pemakaian lampu 25 watt per pelanggan di saat beban puncak, berarti 25 watt x 620.000 pel = 15.500.000 watt > 15 MW. • Matikan peralatan listrik sekiranya tidak diperlukan. • Hindari penggunaan berlebihan, khususnya di waktu beban puncak.
UPAYA VALLEY FILLING MW
JAM
Valley Filling (Penambahan Beban) : Program untuk menambahan / meningkatkan beban pada saat LWBP
UPAYA LOAD SHIFTING MW
JAM
• Load Shifting (Pengalihan Beban) : Program untuk menggeser beban dari WBP ke LWBP • Menganjurkan penggunaan listrik untuk kegiatan produktif (industri)di siang hari • Menyeterika pada siang hari • Pompa air dilengkapi bak penampung, diisi pada siang hari. • Penggunaan peralatan rumah tangga lainnya di siang hari.
UPAYA KONSERVASI ENERGI MW
JAM
• Konservasi Energi : Program untuk menurunkan/ menghemat pemakaian listrik
• • • •
Mensosialisasikan lampu hemat energi Pemanas air menggunakan solar / gas / surya Pemanfaatan tata ruang : cukup ventilasi dan tanpa AC Pembangkitan sendiri (untuk kawasan kecil) misal PLTS, PLTM.
STRATEGI LOAD GROWTH & FLEXIBLE LOAD SHAPE
Strategic Load Growth (Pertumbuhan Beban) : Program untuk meningkatkan / pemasaran pemakaian listrik
MW
JAM
Flexible Load Shape (Pola Beban Fleksibel) : Program untuk memperbaiki dan menjaga sistem dengan mengurangi beban / pemadaman
MW
JAM
KONDISI SAAT INI SISTEM JAWA_BALI •
Pertumbuhan kebutuhan listrik sangat tinggi dan keterbatasan kapasitas pembangkit di saat waktu beban puncak 2003
• • •
2004
2005
2006
Daya terpasang (MW) 18.608 18.608 18.608
19.928
Daya mampu (MW)
15.025 15.025 15.025
16.127
Beban puncak (MW)
14.397 14.997 15.643
16.300
Cadangan
628
(173)
28
(618)
Keterbatasan kemampuan pengadaan investasi untuk pembangunan pembangkit baru. Biaya BBM yang melonjak dan sumber terbatas Rasio kelistrikan di Jateng & DIY baru mencapai 58,5%.
KONDISI SAAT INI • Tingkat pertumbuhan kebutuhan listrik yan cukup tinggi dan keterbatasan kapasitas pembangkit khususnya pada WBP • Keterbatasan kemampuan investasi untuk pembangunan pembangkit baru dan penyambungan baru (potensi pasar). Bila kondisi normal bisa menyambung rata-rata 450.000 pelanggan, maka dalam kondisi saat ini hanya bisa menyambung 170.000 – 180.000 pelanggan per tahun. • Rasio kelistrikan di DIY & Jateng saat ini adalah 58,5%, yang berarti kira-kira 14,65 juta penduduk atau 3,56 juta KK belum memperoleh sambungan listrik.
CONTOH KIAT DSM Program DSM : – Program Terang, bertujuan mengurangi konsumsi listrik dengan menggunakan lampu hemat energi (CFL) di rumah tangga (450 VA)
– Program Penerangan Jalan Umum (PJU), bertujuan mengurangi konsumsi listrik dengan menggunakan lampu hemat energi (CFL) pada penerangan
jalan umum – Program Peduli, difokuskan pada pemotongan beban puncak dengan memberikan potongan harga setiap pembelian lampu CFL di rumah tangga (< 900 VA)
Selama periode tahun 2003-2004, diperoleh pengurangan
beban puncak sekitar 200 MW (jam puncak)
Potensi DSM : Sektor Residensial : -Sistem Penerangan -Lemari Es
40-45% 21-28%
Kontribusi terhadap : LWBP WBP
18-20% 35-40%.
LWBP WBP
5-10% 5-15%.
LWBP WBP
44-53% 44-53%.
Sektor Komersial : -Sistem Room AC -Sistem Penerangan
45-55% 10-15%
Sektor Industri : -Sistem Prosesing -Sistem Penerangan
.
20-27% 8-15%
Keberhasilan DSM (1): Hasil studi di Thailand : 1. 2.
Terbukti menghemat 450 MW dalam 5 tahun. Sistem Penerangan : - Ganti lampu incrancendent dengan compact fluorecent. - Ganti T-12 (flat tube) dengan T-8 (thin tube) fluorecent. - Ganti standar magnetic dengan low ballast (hemat 5 W). - Ganti magnetic dengan electronic ballast. - Ganti low efficiency mercury / fluorecent di pelataran pabrik dengan high pressure sodium. - Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya antara 0.8 - 2.2 cents USD/kWh.
Keberhasilan DSM (2) Hasil studi di Thailand : Sistem Lemari Es :
- Pabrikan lemari es diwajibkan membuat lemari es hemat energi : peningkatan effisiensi kompressor, mempertebal dinding isolasi, perbaikan gasket dan karet pintu. - Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya antara 0.8 - 1.6 cents USD/kWh.
Sistem Room AC :
- Pabrikan AC diwajibkan membuat AC yang hemat energi : peningkatan effisiensi kompressor, menambah permukaan heat transer, perbaikan desai tube, perbaikan desain fan dan peningkatan effisiensi motor. - Perbaikan ini akan menghasilkan penghematan biaya antara 0.3 - 3.6 cents USD/kWh.
TIGA PENDEKATAN DASAR 1. Regulasi dan tekanan ekonomi 2. Peningkatan efisiensi :
• Pebaikan prosedur, • penggunaan peralatan efisien 3. Substitusi bentuk enegi
Terima Kasih