PERCOBAAN VII SENYAWA BIO-ORGANIK : KARBOHIDRAT
I.
Tujuan Percobaan
1.1. Mampu menjelaskan sifat umum dan sifat khusus karbohidrat. karbohidrat. 1.2. Mampu melakukan melakukan analisis kualitatif karbohidrat dalam suatu sampel.
II.
Tinjauan Pu Pustaka 2.1 Karboh Karbohidr idrat at
Karbohidra Karbohidratt adalah polihidroksi polihidroksi aldehid aldehid atau polihidrok polihidroksi si keton yang mempunyai rumus umum Cn(H 2O)m, dimana n sama dengan m atau atau keli kelipa patan tan bila bilang ngan an bulat bulat.. Karb Karboh ohid idra ratt meru merupa paka kan n senya senyawa wa-senyawa hasil fotosintesis tumbuhan yang berklorofil. 6CO2 + 6H2O
Sinar Matahari
C6(H2O) 6 + 6O2 glukosa
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh tubuh manusi manusia, a, bila bila kelebi kelebihan han karboh karbohidr idrat at maka maka karboh karbohidr idrat at akan akan disimpan sebagai glikogen dan asam lemak. (Respati, 1980)
2.2 2.2
Peng Penggo golo long ngan an Karb Karboi oidr drat at
II.2.1 II.2.1 Monosak Monosakarid aridaa Monos Monosaka akarid ridaa adalah adalah karboh karbohidr idrat at yang yang sederh sederhana ana,, moleku molekulny lnyaa tidak tidak dapat dapat diurai diuraikan kan.. Monosa Monosakar karida ida yang yang paling paling sederha sederhana na adalah adalah gliserol dehid dan dihidroksi aseton. HOCH 2OH
CH O
HC
C
OH
O
CH 2OH
CH 2OH
Gliserol dehid
dihidroksi aseton (Poedjiadi, 1994) 1
Berd Berdasa asark rkan an
radi radika kall
fung fungsin sinya ya,,
mono monosak sakari arida da
dibe dibeda daka kan n
menjadi: 1. Aldosa Aldosa adalah monosakarida yang mengandung gugus aldehid. Contoh : glukosa dan galaktosa 2. Ketosa Ketosa adalah monosakarida yang mengandung gugus keton. Contoh : fruktosa (Poedjiadi, 1994) Pembagian Monosakarida a. Gluk Gluko osa Sering Sering disebu disebutt dekstro dekstrosa sa karena karena mempun mempunyai yai sifat sifat dapat dapat memuta memutar r cahaya cahaya terpol terpolaris arisasi asi ke arah arah kanan. kanan. Banyak Banyak terdapa terdapatt di buah buah dan madu. H
O C
H
C
OH
HO
C
H
H
C
OH
H
C
OH
CH2 OH
2,3,4,5,6-pentahydroxyhexanal Chemical Formula: C 6H12O6 (Poedjiadi, 1994) b. Galaktosa Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa Galaktosa mempunyai rasa kurang kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan.
2
Berd Berdasa asark rkan an
radi radika kall
fung fungsin sinya ya,,
mono monosak sakari arida da
dibe dibeda daka kan n
menjadi: 1. Aldosa Aldosa adalah monosakarida yang mengandung gugus aldehid. Contoh : glukosa dan galaktosa 2. Ketosa Ketosa adalah monosakarida yang mengandung gugus keton. Contoh : fruktosa (Poedjiadi, 1994) Pembagian Monosakarida a. Gluk Gluko osa Sering Sering disebu disebutt dekstro dekstrosa sa karena karena mempun mempunyai yai sifat sifat dapat dapat memuta memutar r cahaya cahaya terpol terpolaris arisasi asi ke arah arah kanan. kanan. Banyak Banyak terdapa terdapatt di buah buah dan madu. H
O C
H
C
OH
HO
C
H
H
C
OH
H
C
OH
CH2 OH
2,3,4,5,6-pentahydroxyhexanal Chemical Formula: C 6H12O6 (Poedjiadi, 1994) b. Galaktosa Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa Galaktosa mempunyai rasa kurang kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan.
2
CHO
H
C
OH
HO
C
H
HO
C
H
H
C
OH
CH2 OH
2,3,4,5,6-pentahydroxyhexanal Chemical Formula: C 6H12O 6 (Poedjiadi, 1994) c. Fruk Frukto tosa sa Sering disebut levolusa karena memutar bidang polarisasi ke kiri. Frukto Fruktosa sa adalah adalah gula gula terman termanis, is, terdapa terdapatt dalam dalam buah buah dan madu, madu, maupun maupun dalam dalam sukrosa sukrosa.. Frukto Fruktosa sa mempun mempunyai yai sifat sifat seperti seperti keton keton karena mengandung gugus keton. Sifat-sifatnya : -
Memp Mempun unya yaii gugu guguss keto keton n (kar (karbo boni nil) l) beba bebass disa disamp mpin ing g gugu guguss hidroksil bebas
-
Dapat Dapat terh terhidr idrasi asi jika jika dipana dipanaska skan n bersam bersamaa asam asam miner mineral al kuat kuat
-
Dapat Dapat mered mereduks uksii fehlin fehling g dan mengha menghasilk silkan an endap endapan an merah merah bata. bata. (Kleinfelter, 1990) CH2 OH
C
O
HO
C
H
H
C
OH
H
C
OH
CH2 OH
1,3,4,5,6-pentahydroxyhexan-2-one Chemical Formula: C 6H12O6 (Poedjiadi, 1994) 3
II.2. II.2.2 2 Disak Disakari arida da Disakarida
terb erbent entuk
dari
dua
monosak sakarida
dengan
menghu menghubun bungka gkan n ikatan ikatan glikos glikosida ida dianta diantara ra anomet anometrik rik dari dari salah salah satu monosak monosakarid aridaa dengan dengan gugus gugus hidrok hidroksil sil monosak monosakarid aridaa lain. lain. Hidrol Hidrolisa isa disa disaka kari rida da
den dengan gan
pen pengaru garuh h
asam asam-a -asa sam m
min mineral eral
ence encerr
akan akan
menghasilkan monosakarida-monosakarida penyusun disakarida. Disakarida dapat di bagi menjadi 4, yaitu : a. Maltosa Maltosa adalah hasil reaksi glukosa dan glukosa, yang diperoleh sebagai hasil hidrolisi pati. Karbon anomerik dari unit glukosa yang kedua
berbe rbentuk
hemi emiaset setal, al,
fungsinya
berb erbeda
dalam
kesetim kesetimban bangan gan dengan dengan bentuk bentuk aldehi aldehid d rantai rantai terbuka terbuka,, karena karena itu maltose maltose memberikan memberikan hasil positif dengan uji tollens tollens dan reaksi lain yang yang seru serupa pa berl berlak aku u untu untuk k karb karbon on anom anomer erik ik pada pada gluk glukos osa. a. Strukturnya : CH2OH
CH2OH O
H
O
H
H OH
H H
OH
H
O
OH
H
H
OH
OH
H
OH
Chemical Formula: C15H28O11
(Fessenden, 1982) b. Laktosa Hidrol Hidrolisi isiss laktos laktosaa mengh menghasil asilkan kan glukos glukosaa dan galakt galaktosa osa dalam dalam jumlah yang sama. Kristal anomer α (pada unit glukosa) dibuat komersial dalam keju. Laktosa dapat mereduksi pereaksi fehling dan benediet pada pemanasan. (Hart, 1988)
4
Strukturnya : CH2OH
CH2OH O
OH H OH
O
H
H
H O
H
H
OH
H
H
H
OH
OH
H
OH
Struktur Laktosa Chemical Formula: C 16H30O11
(Poedjiadi, 1994) c. Sukrosa Tersusun oleh glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang sama. Strukturnya : CH2OH O
H
H
CH2 OH
H O
H OH
H
H
OH
O
OH
CH2 OH OH
H
H
OH
Struktur Sukrosa Chemical Formula: C14H26O11
(Poedjiadi, 1994) Dari struktur ini maka sukrosa tidak akan mengalami metarotasi, hidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa dapat terjadi oleh adanya asam kemudian diikuti dengan terjadi perubahan pemutaran bidang polarisasi cahaya, peristiwa ini dikenal sebagai inverse sukrosa. (Respati, 1982) d. Sellebiosa Desakarida yang diperoleh diperoleh dari hidrolisis parsial selulosa. Hidrolisis lebih lanjut menghasilkan glukosa, oleh karena itu selebrosa adalah isomer dari maltose. Struktur konformasi yang digambarkan pada selebrosa ialah satu cincin mengandung oksigen yang berurutan satu di belakang yang lainnya. 5
CH2 OH
CH 2 OH
O
O
OH
OH
OH O
OH
OH
OH
(2 R,5S )-6-(hydroxymethyl)-3,4,5,6-tetramethyl-5-((((2 R,5S )-3,4,5-trihydroxy-6(hydroxymethyl)-2,3,4,5,6-pentamethyltetrahydro-2 H -pyran-2yl)methoxy)methyl)tetrahydro-2 H -pyran-2,3,4-triol Chemical Formula: C 23H44O11
(Fessenden, 1982)
II.2.3 Polisakarida Polisakarida adalah senyawa yang tersusun dari molekul-molekul monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida. Hidrolisis yang lengkap akan dapat dihasilkan monosakarida-monosakarida penyusun polisakarida. Polisakarida memenuhi 3 maksud dalam sistem kehidupan, yaitu : a. Sebagai bahan bangunan
: sellulosa dan kitin
b. Sebagai bahan makanan
: pati dan glikogen
c. Sebagai zat spesifik
: polisakarida heparin (Fessenden, 1982)
Pembagian polisakarida a. Sellulosa Merupakan senyawa organik yang paling melimpahdi bumi. Sellulosa membentuk komponen serat dari dinding sel tumbuhan. Molekul sellulosa merupakan rantai-rantai dan D-glukosa sebanyak 14000 satuan yang terdapat sebagai berkas-berkas mirip tali yang terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen. Sellulosa tidak mempunyai hemiasetal sehingga tidak dapat mengalami dioksidasi oleh reagen seperti tollens.
6
(Fessenden, 1982) Sellulosa
terdapat
dalam
tumbuhan
sebagai
bahan
pembentuk dinding sel. Contoh : serat kapas. Dalam tubuh kita, serat tidak dapat dicerna karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat mengurangi sellulosa. (Poedjiadi, 1994) b. Pati (amilum) Merupakan polisakarida paling melimpah kedua. Pati dapat di pisahkan menjadi dua fraksi utama berdasarkan kelarutan bila di titurasi dengan air panas sekitar 20%. Pati adalah 20% amilosa (larut) dan 80% sisanya adalah amilopektin (tidak larut). 1) Amilosa Hidrolisis amilosa menghasilkan D-glukosa, hidrolisis parsial menghasilkan maltosa. Timbul warna biru tua dan timbul interaksi antar keduanya.
2) Amilopektin Mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih permolekul hidrolisis amilopektin. 3) Glikogen Yaitu
polosakarida
yang
di
gunakan
sebagai
tempat
penyimpanan glukosa dalam sistem hewan. Struktur glikogen mirip amilopektin, bedanya untuk glikogen rantainya lebih bercabang daripada amilopektin. 4) Kitin
7
Polisakarida linear yang mengandung N-asetil-o-glukosamina terikat pada hidrolisis. Kitin menghasilkan 2-amina-2-deoksi-oglukosa (gugus asetat terlepas dalam tahap hidrolisis). Di alam, kitin terikat pada bahan bukan polisakarida (protein dan lipid). (Fessenden,1982)
2.3
Sifat-Sifat Umum Monosakarida
II.3.1 Reaksi Oksidasi Hasil oksidasi tergantung dari kuat tidaknya oksidator yang dipakai pada oksidasi aldosa dengan oksidator lemah, contoh : aqua bromata akan didapatkan asam hidroksi monokarboksilat yang disebut asam aldonat. (Sumardjo, 1997) II.3.2 Reaksi Reduksi Pada reaksi reduksi monosakarida dengan sedium amolgen berbentuk polialkohol yang namanya mendapat akhiran “atol”. CH O
mereduksi
CH 2OH
CH 2OH
CH 2OH
Reduksi asam aldonat dengan sedium amolgen akan menghasilkan asam yang namanya berakhiran uronat. Asam uronat mempunyai sebuah radikal formil pada ujung bagian atas dan radikal hidroksil di bagian tengah dan sebuah karboksil pada ujung bagian bawah. (Sumardjo, 1997) II.3.3 Reaksi Dehidrasi Heksosa dan beberapa pentose dapat mengalami proses dehidrasi yang dipengaruhi oleh asam mineral kuat pada pemanasan dan akan diperoleh dehidrasi pentose fulforal atau furaldehid. Sedangkan dehidrasi heksosa hidroksil metal fulforal/hidroksi metal fur aldehida. (Sumardjo, 1997)
8
2.4
Sifat-Sifat Umum Disakarida •
Maltosa dan laktosa dapat merduksi larutan fehling atau tollens.
•
Sukrosa tidak dapat mereduksi larutan fehling atau tollens.
•
Dapat dihidrolisis (pemecahan) menjadi molekul monosakarida penyusunnya:
- Maltosa
H O 2
glukosa + glukosa
- Laktosa
H O 2
glukosa + galaktosa
- Sukrosa
H O 2
glukosa + fruktosa (Sumardjo, 1997)
2.5
Sifat-Sifat Umum Polisakarida
Glikogen dapat mereduksi fehling dan apabila direaksikan dengan
•
iodine maka akan berubah menjadi merah coklat. Amilum tidak dapat mereduksi fehling dan apabila direaksikan
•
dengan iodine maka akan terbentuk amilum yang berwarna lain. (Gibson, 1950)
2.6
Uji Pengenalan Karbohidrat
II.6.1 Uji Fehling Pereaksi ini dapat direduksi selain karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi. Fehling ada 2 macam : -
Fehling A : larutan cuprisulfat
-
Fehling B : larutan NAOH, kNatartrat
Apabila dicampur dengan karbohidrat maka akan membentuk endapan Cu2O berwarna merah bata. (Holmi Comp, 1964) II.6.2 Uji Benedict Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung cuprisulfat (CuSO4), Natrium Karbonat (NOCO3), dan Natrium sulfat (Na2SO4). Jika karbohidrat ditambah dengan benedict akan menyebabkan oksidasi 9
karbohidrat menjadi asam aklamat, sedangkan pereaksi benedict tereduksi dan menhasilkan endapan merah bata (Cu 2O). (Holmi Comp, 1964)
II.6.3 Uji Tollens Tollens merupakan suatu larutan basa dari ion kompleks perak amonia yang digunakan sebagai reagensia uji aldehid. Diperoleh dari larutan perak nitrat dengan ammonium hidroksida berlebihan. (Holmi Comp, 1964) II.6.4 Uji Asam Pikrat Asam pikrat jenuh berwarna kuning. Positif jika terjadi perubahan warna kuning menjadi merah. Uji ini untuk mengetahui sifat pereduksi karbohidrat. (Lucas, 1935) II.6.5 Uji Hidrolisis Uji hidrolisis untuk mengetahui/memisahkan penyusun dari disakarida atau polisakarida yang tersusun dari monosakarida-monosakarida. (Holmi Comp, 1964) II.6.6 Uji Molisch Sampel ditambah noftol dan H2SO4, jika sampel mengandung karbohidrat, akan terbentuk cincin merah pada bidang batas. (Holmi Comp, 1964) II.6.7 Uji Selliwanorf Pereaksi sel iwanorf adalah resolsinol (l,3) hidroksi-benzena dalam asam klorida. Apabila karbohidrat direaksikan dengan pereaksi sel iwanorf lalu dipanaskan dan membentuk warna merah anggur maka hal ini menunjukkan adanya fruktosa. (Holmi Camp, 1964)
10
II.6.8 Uji Kompleks Iodine-Kanji Perubahan warna setelah ditetesi iodine menjadi biru tua menunjukkan adanya karbohidrat. Hal ini terjadi karena molekul amilosa yang membentuk senyawa berupa larutan koloid (amilopeksin). (Holmi Comp, 1964)
2.7
Analisa Bahan
II.7.1 Glukosa Mudah larut dalam air, sukar larut dalam alcohol, memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. (Basri, 1996)
II.7.2 Galaktosa Kurang larut dalam air, sukar larut dalam eter dan alcohol, kurang manis, memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. (Basri, 1996) II.7.3 Fruktosa Rasa paling manis, memutar cahaya terpolarisasi ke kiri, dapat mereduksi peraksi fehling dan tollens. (Basri, 1996) II.7.4 Maltosa Mereduksi pereaksi benedict, fehling rasa manis, mengalami metarotasi gula pereduksi. (Basri, 1996) II.7.5 Laktosa Rasa kurang manis, tidak larut dalam alkohol dan eter. (Basri, 1996)
II.7.6 Sukrosa Sukar larut dalam eter dan alcohol, larut dalam air, tidak dapat mereduksi
fehling,
tidak
mempunyai
gugus
hemiasetol,
tidak
menunjukkan metarotasi. (Basri, 1996) 11
II.7.7 Air Suling Air yang diperoleh dari pengembangan uap air melalui proses penguapan. Tidak berwarna, bersifat polar, pelarut organik yang baik. (Amirudin, 1993) II.7.8 Iodine Sukar larut dalam air, mudah larut dalam klorofom astal, larut dalam minyak gliserol. (Amirudin, 1993) II.7.9 Madu Madu lebah sebagian besar mengandung gula inverse. Gula inverse banyak digunakan untuk es krim dan permen. Gula inverse rasanya paling manis dari sakarida lainnya. (Amirudin, 1993) II.7.10 Sirup Sirup glukosa yaitu larutan glukosa yang sangat pekat, seningga mempunyai viskosilas/kekentalan yang tinggi, didapat dari amilum melalui proses hirolisis dengan asam. (Basri, 1996) II.7.11 NaOH Larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter, sebagai basa untuk membuat sabun dan kertas. (Basri, 1996) II.7.12 Pereaksi Fehling Pereaksi ini terdiri atas campuran larutan tembaga sulfat, kalium natrium tantriat dan natrium hidroksida. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, larutan B adalah larutan garam KNa tartriat dan NaOH dalam air. (Pudjaatmaka, 1999) II.7.13 Pereaksi Molisch Terdiri atas larutan α-naftol dan asam sulfat, bereaksi positif dengan karbohidrat jika mengahsilkan warna merah. (Pudjaatmaka, 1999) II.7.14 H2SO4 12
Bersifat higroskopis, dalam larutan cair bersifat asam kuat, dalam keadaan pekat bersifat oksidator dan zat pendehidrasi. (Sumardjo, 1997) II.7.15 Amilum Suatu polisakarida sebagai hasil polimersi alam dari molekul kecil karbohidrat dengan rumus C 6H10O5, sebagai butiran dalam berbagai ukuran dan menjadi cirri dari sel tumbuhan. (Sumardjo, 1997) II.7.16 Benedict Berupa larutan yang mengandung cuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Jika direaksikan dengan aldehid dan dipanaskan akan mengendap menjadi Cu 2O. (Sumardjo, 1997) II.7.17 Pereaksi Tollens Jika direaksikan dengan monosakarida yang mengandung gugus aldehid akan mengahsilkan cermin perak. Pereaksi tollens dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat dan natrium hidroksida. (Amirudin, 1993) II.7.18 HNO3 Merupakan asam anorganik, zat cair tidak berwarna, bersifat korosit dan oksidator kuat. (Amirudin, 1993) II.7.19 Pereaksi Sel iwanorf Pereaksi sel iwanorf apabila direaksikan dengan karbohidrat lalu dipanaskan akan terbentuk warna merah anggur. (Amirudin, 1993) II.7.20 Asam Pikrat Rasa pahit, sukar larut dalam air, larut dalam alcohol, eter dan zat pelarut organic lain. Reaksi dengan logam-logam membentuk garam pikrat. (Pudjaatmaka, 1999) 13
II.7.21 Etanol Cairan jenuh tek berwarna, mudah terbakar, mudah bercampur dengan air. Rumus kimia C2H5OH digunakan sebagai pelarut, bahan bakar, antiseptic (alcohol 70%), bahan minuman keras, dan juga sebagai bahan mentah dalam beberapa industry kimia. (Basri, 1996) II.7.22 Na2CO3 Menyebabkan iritasi kulit, menyebabkan gangguan kelenjar lendir. (Basri, 1996)
III.Metode percobaan 3.1 Alat
1. Tabung reaksi
6. kertas saring
2. Gelas ukur
7. Bunsen&kaki tiga
3. Pengaduk
8. kaca arloji
4. Penjepit
9. pipet tetes
5. Gelas beker
3.2 Bahan
1. glukosa
8. air suling
15. H2SO4
2. pereaksi asam pikrat
9.
16. HCl
3. Galaktosa
10. HNO3
17. NaOH
4. Pereaksi sel iwanorf
11. Na2CO3
18. pereaksi tollens
5. Fruktosa
12. pereaksi fehling
19. pereaksi molish
6. Maltose
13. pereaksi benedict
20. Sukrosa
7. Etanol
14. Kanji
21. sirup
madu
3.3 Gambar alat
14
- Tabung reaksi
- penjepit
- Bunsen&kaki tiga
- gelas ukur
- gelas beker
- kaca arloji
3.4 Skema kerja
3.4.1 Uji Kelarutan a. Uji dengan Aquadest
15
- pengaduk
- kertas saring
- pipet tetes
Glukosa
Fruktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 10 mL H 2O
Penambahan 10 mL H 2O
Penutupan dan penggoyangan Pengamatan kelarutan
Penutupan dan penggoyangan Pengamatan kelarutan Hasil
Hasil Laktosa
Sukrosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 10 mL H 2O
Penambahan 10 mL H 2O
Penutupan dan penggoyangan Pengamatan kelarutan
Penutupan dan penggoyangan Pengamatan kelarutan
Hasil
Hasil
Kanji
Maltosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 10 mL H 2O
Penambahan 10 mL H 2O
Penutupan dan penggoyangan Pengamatan kelarutan
Penutupan dan penggoyangan Pengamatan kelarutan
Hasil
Hasil
b. Uji dengan Etanol 25% Glukosa
Fruktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Pengamatan warna Penambahan 10 ML etanl 25% Penutuoan dan penggoyangan
Hasil
Pengamatan warna Penambahan 10 ML etanl 25% Penutuoan dan penggoyangan
Hasil
16
Galaktosa
Sukrosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Pengamatan warna Penambahan 10 ML etanl 25% Penutuoan dan penggoyangan
Pengamatan warna Penambahan 10 ML etanl 25% Penutuoan dan penggoyangan
Hasil
Hasil
Kanji
Laktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Pengamatan warna Penambahan 10 ML etanl 25% Penutuoan dan penggoyangan
Hasil
Pengamatan warna Penambahan 10 ML etanl 25% Penutuoan dan penggoyangan
Hasil
3.4.2 Sifat mereduksi / fehling 1 mL Laktosa
1 mL Sukrosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 5 mL fehling A & B Penggoyangan Pemanasan 10 menit Pengamatan
Penambahan 5 mL fehling A & B Penggoyangan Pemanasan 10 menit Pengamatan
Hasil
Hasil
1 mL Glukosa
1 mL Fruktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 5 mL fehling A & B Penggoyangan Pemanasan 10 menit Pengamatan
Hasil
17
Penambahan 5 mL fehling A & B Penggoyangan Pemanasan 10 menit Pengamatan
Hasil
1 mL Kanji
1 mL Madu
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 5 mL fehling A & B Penggoyangan Pemanasan 10 menit Pengamatan
Penambahan 5 mL fehling A & B Penggoyangan Pemanasan 10 menit Pengamatan
Hasil
Hasil
1 mL Sirup 2% Tabung Reaksi Penambahan 5 mL fehling A & B Penggoyangan Pemanasan 10 menit Pengamatan
Hasil
3.4.3 Hidrolisa Disakarida dan Polisakarida a. Uji kompleks kanji-iodine 1 mL Kanji 2% Kaca arloji Penambahan 1 tetes larutan iodine encer
Hasil
a. Uji hidrolisi
18
b. Uji Hidrolisis 1 mL Kanji 2%
2 mL Kanji 2%
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 2 tetes HCl pekat Penggojogan Pemanasan
Hasil I
Penambahan 2 tetes HCl pekat Penggojogan Pemanasan
Hasil I Penambahan 1 tetes iodine encer Peletakkan kertas lakmus Pengamatan
Hasil II
Penambahan 1 tetes iodine encer Peletakkan kertas lakmus Pengamatan
Hasil II
Penambahan tetes demi tetes NaOH 10% hingga larutan tepat basa Penambahan pereaksi fehling
Hasil III
Penambahan tetes demi tetes NaOH 10% hingga larutan tepat basa Penambahan pereaksi fehling
Hasil III
Pemanasan selama 10 menit Pengamatan
Pemanasan selama 10 menit Pengamatan
Hasil akhir
Hasil akhir
19
3.4.4 Tes Umum Terhadap Karbohidrat a. Uji Mollish 3 mL Glukosa
3 mL Fruktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 2 tetes pereaksi molish Penuangan 3 mL H2SO4
Penambahan 2 tetes pereaksi molish Penuangan 3 mL H2SO4
Penggoyangan Pengamatan warna
Penggoyangan Pengamatan warna
Hasil
Hasil
3 mL Maltosa
3 mL Madu
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 2 tetes pereaksi molish Penuangan 3 mL H2SO4
Penambahan 2 tetes pereaksi molish Penuangan 3 mL H2SO4
Penggoyangan Pengamatan warna
Penggoyangan Pengamatan warna
Hasil
Hasil
Potongan kertas saring Tabung Reaksi Penambahan 2 tetes pereaksi molish Penuangan 3 mL H2SO4 Penggoyangan Pengamatan warna
Hasil
20
3.4.5 Tes Karbohidrat Pereduksi b. Uji Benedict 1 mL Glukosa
1 mL Fruktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 1 mL Benedict Penggoyangan Pengamatan
Penambahan 1 mL Benedict Penggoyangan Pengamatan
Hasil
Hasil
1 mL Maltosa
1 mL Laktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 1 mL Benedict Penggoyangan Pengamatan
Penambahan 1 mL Benedict Penggoyangan Pengamatan
Hasil
Hasil
c. Uji Asam Pikrat 1 mL Maltosa
1 mL Glukosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 1 mL asam pikrat Penambahan 1 mL Na2CO3
Penambahan 1 mL asam pikrat Penambahan 1 mL Na2CO3
Pemanasan Pengamatan warna
Pemanasan Pengamatan warna
Hasil
Hasil
21
1 mL Fruktosa
1 mL Laktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan 1 mL asam pikrat Penambahan 1 mL Na2CO3
Penambahan 1 mL asam pikrat Penambahan 1 mL Na2CO3
Pemanasan Pengamatan warna
Pemanasan Pengamatan warna
Hasil
Hasil
d. Uji Tollens 1 mL Fruktosa
1 mL Glukosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan pereaksi tollens Pemanasan + penggoyangan Pengamatan terbentuknya cermin perak
Penambahan pereaksi tollens Pemanasan + penggoyangan Pengamatan terbentuknya cermin perak
Hasil
Hasil
1 mL Laktosa
1 mL Maltosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan pereaksi tollens Pemanasan + penggoyangan Pengamatan terbentuknya cermin perak Penambahan HNO3 pekat
Hasil
Penambahan pereaksi tollens Pemanasan + penggoyangan Pengamatan terbentuknya cermin perak Penambahan HNO3 pekat
Hasil
22
e. Uji Selliwanorf 1 mL Glukosa
1 mL Fruktosa
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Penambahan pereaksi selliwanorf
Penambahan pereaksi selliwanorf
Pemanasan + penggoyangan
Pemanasan + penggoyangan
Pengamatan warna
Pengamatan warna
Hasil
Hasil
IV. Data Pengamatan No. 1.
Jenis Uji Uji kelarutan
Hasil
Ket
a. Uji dengan H2O c. Glukosa
Warna larutan menjadi bening
+
d. Fruktosa
Warna larutan menjadi bening
+
e. Maltose
Warna larutan menjadi bening
+
f. Laktosa
Warna larutan menjadi bening
+
g. Sukrosa
Warna larutan menjadi bening
+
h. Kanji
Warna larutan menjadi bening
+
c. Glukosa
Warna larutan menjadi bening
+
d. Fruktosa
Warna larutan menjadi bening
+
e. Maltose
Warna larutan menjadi bening
+
f.
Laktosa
Warna larutan menjadi bening
+
g. Sukrosa
Warna larutan menjadi bening
+
h. Kanji
Warna larutan menjadi bening, terdapat
-
b. Uji dengan etanol 25 %
endapan putih
2.
Uji Fehling 23
a. 1 ml laktosa
Warna larutan dari biru setelah ditambah
+
fehling menjadi orange setelah dipanaskan ada endapan merah bata b. 1 ml glukosa
Warna larutan dari biru setelah ditambah
+
fehling menjadi orange setelah dipanaskan ada endapan merah bata c. 1 ml sukrosa
Warna larutan dari biru setelah ditambah
+
fehling menjadi orange setelah dipanaskan ada endapan merah bata d. 1 ml fruktosa
Warna larutan setelang ditambah fehling
-
menjadi biru tetapi setelah dipanaskan tidak berubah e. 1 ml kanji
Warna larutan dari biru setelah ditambah
+
fehling menjadi orange setelah dipanaskan ada endapan merah bata f.
1 ml madu
Warna larutan dari biru setelah ditambah
+
fehling menjadi orange setelah dipanaskan ada endapan merah bata g. 1 ml sirup 2%
Warna larutan dari biru setelah ditambah
+
fehling menjadi orange setelah dipanaskan ada endapan merah bata Hidrolisa
3.
disakarida dan polisakarida
a. Uji kompleks kanji iodine
Warna larutan menjadi biru tua
larutan kanji 1
+
% + 1 tetes iodine encer b. Uji hidrolisis
2 mL
Larutan menjadi lebih keruh 24
dan 1 mL larutan kanji 2 % + 2 tetes HCL pekat, pemanasan Dita
Larutan menjadi berwarna biru, lakmus berwarna merah
mbah 1 tetes iodine encer, pengecekan dengan lakmus Dita
lakmus menjadi biru muda
mbah NaOH 10
Warna larutan tetap tidak terjadi
%
perubahan -
Dita
4.
Warna larutan menjadi bening dan kertas
mbah 5 mL fehling + dipanaskan Tes Umum Terhadap
Terbentuk cincin ungu
+
Karbohidrat
Terbentuk cincin ungu
+
a. Uji Molisch
Terbentuk cincin ungu
+
Terbentuk cincin ungu
+
Terbentuk cincin ungu
+
Terbentuk endapan merah bata
+
Terbentuk endapan merah bata
+
Terbentuk endapan merah bata
+
Terbentuk endapan merah bata
+
Gluk
osa Frukt
5.
osa Malt
ose Madu
50%
Poton
25
gan kertas saring
Larutan berwarna kuning
-
Tes Karbohidrat
Larutang berwarna kuning kemerahan
+
Pereduksi
Larutan berwarna kuning
-
a. Uji Benedict
Larutan berwarna kuning
-
Warna larutan orange pucat terdapat
+
Gluk
osa Frukt
Warna larutan orange pucat terdapat
osa Malt
ose Lakto
endapan coklat +
endapan coklat Warna larutan kuning pucat
-
Warna larutan kuning pucat
-
Warna larutan tidak berwarna (bening)
-
Warna larutan coklat kemerahan
+
sa b. Uji asam pikrat Gluk
osa Frukt
osa Malt
ose Lakto
sa c. Uji Tollens Gluk
osa
Frukt
osa
Malt 26
ose Lakto
sa d. Uji selliwanorf Gluk
osa Frukt
osa V. Pembahasan 5.1 Uji Kelarutan
5.1.1 Uji dengan air Percobaan
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
tingkat
kelarutan
karbohidrat di dalam air. Karbohidrat yang digunakan sebagai sampel yaitu glukosa, laktosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, dan kanji. Langkah kerja yang dilakukan yaitu sampel diencerkan dengan aquades atau air suling untuk mengetahui kelarutannya, kemudian digojog. Tujuan dari penggojogan ini yaitu untuk mencampurkan agar karbohidrat bercampur sempurna dengan air. Hasil yang diperoleh adalah larutan menjadi lebih bening atau bernilai positif. Karbohidrat dapat larut dalam air, hal ini dikarenakan sifat karbohidrat sesuai prinsip “like dissolve like” yaitu senyawa polar akan melarutkan senyawa polar dan senyawa non polar akan melarutkan senyawa non polar. Karbohidrat merupakan larutan polar, dan air juga merupakan senyawa polar sehingga bila dicampur karbohidrat akan larut. Sebelum di larutkan, warna karbohidrat (glukosa, galaktosa, fruktosa, maltosa, manosa, laktosa, sukrosa) warna jernih kekuningan. Setelah di larutkan menjadi jernih karena adanya proses pengenceran yang menyebabkan molaritas dari zat terlarut berkurang, sehingga kepekatan warnanya juga berkurang dan larutan tampak jernih.
5.1.2 Uji dengan etanol 27
Selain air, etanol juga merupakan pelarut yang baik. Percobaan ini bertujuan
untuk
mengetahui
kelarutan
karbohidrat
dalam
etanol
25%.
Sebagaimana dalam uji kelarutan dengan air, sampel yang digunakan juga sama. Langkah yang dilakukan pun juga sama yaitu dengan menambahkan sampel dalam etanol 25% kemudian digojog. Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil yang positif yaitu larutan menjadi lebih jernih kecuali larutan kanji karena kanji mengendap. Hal ini dikarenakan kanji terdiri atas dua macam polisaksarida yaitu amilosa dan amilopektin, molekul amilopektin lebih besar daripada amilosa sehingga amilopektin lebih susah larut. Karbohidrat larut dalam air dan etanol, perbedaan kelarutan antar keduanya yaitu etanol membutuhkan waktu yang lebih lama dan penggojogan yang lebih kuat. Hal ini dikarenakan kepolaran etanol lebih kecil dari kepolaran air. Hal ini sesuai juga dengan Daintith (1994) “karbohidrat lebih mudah larut dalam air daripada di larutkan ke dalam etanol karena tingkat kepolaran air lebih besar daripada etanol”.
5.2 Uji fehling
Untuk mengetahui sifat reduktor pada karbohidrat dapat dilakukan dengan uji fehling. Sampel yang digunakan dalam uji ini yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, sirup, madu dan kanji. Cara kerja yang dilakukan yaitu dengan menambahkan perekasi fehling yang terdiri dari fehling A yaitu larutan CuSO 4 dan fehling B yang terdiri dari K Na-tartrat dan NaOH, kemudian dipanaskan sambil digoyang. Pemanasan dan penggoyangan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi, dengan pemanasan maka suhu larutan akan naik, sehingga mengakibatkan gerakan-gerakan molekul dalam larutan semakin cepat dan terjadi tumbukan antar molekul yang semakin besar. Karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat yang membentuk garam karena adanya basa, sedngkan pereduksi fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga (II) berubah menjadi tembaga (I).
28
Hasil yang diperoleh dari uji ini adalah positif yaitu terbentuk endapan merah bata. Endapan merah bata tersebut adalah endapan dari Cu 2O. Hasil positif uji fehling akan terbentuk endapan warna merah yang menunjukkan karbohidrat yang di uji mempunyai sifat pereduksi. Bahan-bahan yang di uji,seperti glukosa, kanji, laktosa, sirup, madu, terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan warna merah bata, kecuali fruktosa. Fruktosa merupakan gugus ketosa yang tahan terhadap oksidator, sedangkan pada uji fehling akan di uji daya oksidasi dan reduksi dari suatu karbohidrat, sehingga fruktosa tidak mengalami perubahan warna.
Contoh reaksi antara glukosa dan pereaksi fehling :
O
H
O
C
H
C
OH
HO
ONa
H
H
Cu++
NaOH
H2O
t oC
HO
OH
H
H
OH
H
OH
H
OH
H
OH
CH2 OH
Cu2O
2 H+
CH 2OH
glukosa
(Sumardjo, 2009)
5.3 Uji Hidrolisa Disakarida dan Polisakarida
a.Uji Kompleks Kanji Iodine Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui adanya karbohidrat yang terkandung pada kanji. Percobaan yang dilakukan pada uji ini adalah penambahan 10 tetes larutan kanji 1% yang diletakkan pada gelas arloji untuk mengetahui apakah ditambahkan 1 tetes larutan iodine encer. Di dalam pati dipisahkan menjadi dua fraksi utama yaitu amilosa dan amilopektin. Penambahan iodien 29
bertujuan untuk mengetahui adanya amilosa pada suatu sampel. Molekul amiloas membentuk spiral di sekitar molekul I 2 yang menyebabkan timbul warna biru tua dari antaraksi antara keduanya, yang menunjukkan hasil positif dari uji ini.
b.Uji Hidrolisis Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui atau memisahkan penyusun dari
disakarida
atau
polisakarida
yang
tersusun
dari
monosakarida-
monosakaridanya. Percobaan yang dilakukan pada uji ini adalah dengan larutan kanji 2% ditambahkan dengan larutan HCl pekat, larutan menjadi agak keruh. Penambahan HCl pekat bertujuan untuk memecah rantai amilum/pati yang merupakan polisakarida menjadi monosakarida. Pati merupakan polimer linier dari glukosa sehingga hidrolisis sempurna dari pati akan menghasilkan glukosa. Langkah selanjutnya adalah pemanasan, tujuan dari pemanasan ini untuk mempercepat reaksi hidrolisis. Setelah dipanaskan, larutan ditambah 1 tetes iodine untuk menguji masih ada atau tidaknya amilosa. Hasilnya larutan menjadi berwarna biru tua yang menunjukkan bahwa sampel masih mengandung amilosa (belum terhidrolisis secara sempurna). Kemudian di uji dengan kertas lakmus, warna kertas menjadi merah yang menunjukkan larutan bersifat asam, kemudian dilakukan penambahan NaOH 10% untuk menetralkan sisa asam hingga larutan tepat basa, warna larutan menjadi bening. Pati belum terhidrolisis secar sempurna, hal ini dikuatkan oleh uji fehling yang hasilnya negatif yaitu warna larutan masih berwarna biru muda. CH2 OH O
H OH
CH 2OH
CH2OH H
O
H H OH
H
OH
O H
O
H
H2O, H +
H
O H
H
OH
H OH
H
H
HO
OH H
OH
Reaksi Hidrolisis
(Sumardjo, 2009)
5.4 Uji Molish 30
Tujuan dari uji molish adalah untuk mengidentifikasi adanya kandungan karbohidrat pada suatu sampel. Apabila sampel yang diuji dengan pereaksi molish membentuk cincin warna ungu, berarti sampel tersebut mengandung karbohidrat. Sampel yang dipakai yaitu glukosa, fruktosa, maltosa, madu 50% dan potongan kertas saring. Pada percobaan disiapkan 5 tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi sampel kemudian
ditambah ditambah 3 ml H 2SO4 dan 2 tetes alfa naftol.
Penambahan H2SO4 ditujukan untuk mendehidrasi karbohidrat agar menjadi hidroksimetilfurfural, dan penambahan alfa naftol agar terbentuk senyawa khusus untuk polisakarida dan disakarida. Pada tabung-tabung tersebut terbentuk tiga lapisan. Lapisan atas berwarna bening, lapisan tengah terbentuk cincin warna ungu dan lapisan bawah berwarna hijau. Pengecualian pada tabung reaksi yang berisi madu 50% yang terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berwarna ungu muda dan lapisan bawah berwarna ungu pekat. Semua sampel menunjukkan hasil yang positif, hal ini disebabkan karena karbohidrat mengalami hidrolisis oleh Asam Sulfat menjadi Hidroksil metil Furtenol yang kemudian terkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Adanya penambahan H 2SO4 pada uji ini bertujuan untuk memprercepat reaksi (sebagai katalisator).
Contoh reaksi uji molish pada heksosa :
31
H C
C6H12O6
H 2SO 4 3 H 2O
H C
C
C
C
O
O CH2 OH H
Hidroksimetilfurfural
Heksosa OH H C C
O CH2 OH
H C C
C
H C
O
C
C
C
O
O CH2 OH
H
Hidroksimetilfurfural
H C
alfa naftol
Ungu
OH
(Sumardjo, 2009)
5.5 Uji Benedict
Tujuan dari uji benedict adalah unuk membuktikan sifat pereduksi pada karbohidrat. Pada uji ini disiapkan 4 tabung, masing-masing tabung diisi dengan larutan glukosa, fruktosa, maltosa dan laktosa kemudian ditambahkan 1ml larutan pereaksi benedict, kemudian digojog lalu dipanaskan. Pereaksi benedict terdiri dari cuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa akan mereduksi ion Cu2+ dari cupri sulfat menjadi ion Cu + yang kemudian mengendap sebagai Cu 2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna merah bata. Perlakuan penggojogan bertujuan agar larutan menjadi
homogen,
sedangkan adanya pemanasan supaya mempercepat reaksi. Hasil yang diperoleh dari semua tabung tersebut mengalami perubahan warna yang sama, yang awal warna larutan berwarna bening kebiruan menjadi larutan yang mempunyai endapan warna merah bata, hasil ini menunjukkan nilai uji positif. Terbentuknya endapan merah bata disebabkan oksidasi karbohidrat (gula pereduksi) menjadi Asam onat, sedangkan pereaksi benedict tereduksi dan menghasilkan endapan Cu2O (merah bata). Contoh reaksi antara glokosa dan pereaksi benedict :
32
O
H
O
C
OH C
H
OH
HO
H
H
Cu++
H 2O
to C
OH
HO
H
H
OH
H
OH
H
OH
H
OH
CH 2OH
Cu2O
2 H+
CH2 OH
glukosa
(Sumardjo, 2009)
5.6 Uji Asam pikrat
Tujuan dari uji benedict adalah unuk membuktikan sifat pereduksi pada karbohidrat. Pada uji ini dibutuhkan 4 tabung, masing-masing tabung diisi dengan larutan glukosa, fruktosa, maltosa dan laktosa kemudian sama sama ditambahkan larutan
Asam pikrat dan larutan HNO3 dan dipanaskan. Oksidasi karbohidrat
menjadi asam onat dan reduksi asam pikrat yang berwarna kuning menjadi asam pikramat yang berwarna merah. Hanya pada tabung yang berisi fruktosa yang mengalami perubahan warna dari larutan yang berwarna kuning menjadi berwarna agak kemerahan, sedangkan pada tabung yang lain tidak mengalami perubahan (hasil negatif). Perubahan warna yang terjdi disebabkan adanya asam pikrat mengalami reduksi menjadi asam pikramat. Pada uji ini terjadi hasil negatif kecuali pada tabung berisi fruktosa,ini mungkin dikarenakan reagen yang rusak atau dikarenakan praktikan yang melakukan kesalahan dalam melakukan percobaan,sehingga didapatkan hasil yang negatif.
Contoh reaksi antara glukosa dan asam pikrat : 33
O O
H
OH C
C OH H
OH
HO
O2N
H
H
OH
H
OH
O2N
NO 2 HO
to C
H
OH
OH
NO 2
NH 2
H
H
OH
H
OH
NO 2
Asam pikramat
asam pikrat
CH2 OH
CH 2OH
asam glioksilat
glukosa
(Soemardjo, 2009)
5.7 Uji Tollens
Uji tollens dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid dalam karbohidrat. Sebagai sampel dari percobaan ini adalah glukosa, fruktosa, maltosa, dan laktosa. Percobaan dilakukan dengan penambahan pereaksi tollens pada sampel dengan perbandingan 1 : 1. Penambahan pereaksi tollens adalah sebagai oksidator yang akan direduksi
Setelah itu larutan dipanaskan
disertai penggoyangan yang bertujuan untuk mempercepat reaksi. Setelah dilakukan pemanasan larutan diamati terbentuknya endapan perak . Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah hasil yang positif yaitu terbentuk endapan perak, kecuali maltosa.
Contoh reaksi antara glukosa dan pereaksi tollens :
34
O
H
COONH2
C H H
OH
OH
HO
H
H
OH
H
OH
Ag(NH3)2OH
HO
to C
H
H
OH
H
OH
Ag
H20
CH2 OH
CH 2OH
glukosa
(Soemardjo, 2009)
5.8 Uji Selliwanorf
Uji selliwanorf dilakukan untuk membedakan antara gula aldosa dan ketosa. Sampel dalam percobaan ini yaitu glukosa dan fruktosa, dan reagen yang digunakan adalah pereaksi selliwanorf, pereaksi selliwanorf adalah resorsinol dalam asam klorida encer. Asam klorida berfungsi untuk mendehidrasi glukosa dan resorsinol untuk reaksi kondensasi. Percobaan dilakukan dengan penambahan pereaksi
selliwanorf
dan
kemudian
dilakukan
pemanasan
sekaligus
penggoyangan. Pemanasan dan penggoyangan dimaksudkan untuk mempercepat reaksi dan agar larutan bercampur sempurna. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu setelah ditambah pereaksi selliwanorf, fruktosa berwarna orange dan glukosa tetap bening, setelah pemanasan, warna larutan fruktosa semakin merah tetapi glukosa tetap bening. Hal ini menunjukkan nilai uji positif pada fruktosa dan negatif pada glukosa. Jadi fruktosa merupakan gula ketosa. Contoh reaksi antara glukosa dan selliwanorf :
35
CH2OH O HO
H
H
H C
HCl
C
3 H 2O
C
O CH 2OH
OH
H
H C C
O
H
Hidroksimetilfurfural
OH CH2OH
Glukosa
Reaksi d ehidrasi glukosa O
H C
HO
H C
C
C
C
O CH2OH
O
O
OH
2
H2O O
H
Hidroksimetilfurfural
Resorsinol
Merah CH 2OH
Reaksi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan reso rsinol
(Soemardjo, 2009)
36
VI. Kesimpulan
6.1 Sifat Fisik Karbohidrat dapat larut dalam air dan etanol, karena sama-sama senyawa polar, kecuali kanji karena kanji tersusun dari amilopektin yang molekulnya besar. 6.2 Sifat Kimia
- Kanji merupakan karbohidrat yang mempunyai kandungan amilopektin yang dibuktikan dengan uji kanji iodine.
- Untuk menguraikan polisakarida menjadi monosakarida dilakukan uji hidrolisis.
- Untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel, yang mengandung karbohidrat yaitu glukosa, fruktosa, maltosa, madu 50% dan potongan kertas saring dilakukan uji mollish
- Karbohidrat mempunyai sifat pereduksi.Hal ini dapat dibuktikan dalam uji dengan fehling,benedict, asam pikrat, dan pereaksi tollens.
- Untuk mengidentifikasi perbedaan gula ketosa dan aldosa dilakukan dengan uji selliwanorf.
37
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin. 1993. Kamus Kimia Organik . Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DEPDIKBUD. Basri, Sarjoni. 1996. Kamus Kimia. Jakarta: Rineka Cipta. Daintith, John. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: PT. Erlangga. Fessenden, Ralph J. 1982. Organic Chemistry. USA: Willard Grant Press Publisher. Gibson, Charles. 1950. Essential Principles of Organic Chemistry. London: Chambridge of The University Press. Hart, Harold. 1988. Kimia Organik – Suatu Kuliah Singkat . Jakarta: Erlangga. Holmi Comp, George K. 1964. Selected Experimental Organic Chemistry. San Fransisco: William and Company. Kleinfelter. 1990. Kimia untuk Universitas. Jakarta: PT. Erlangga Lucas, Howard. 1935. Organic Chemistry. New York: American Book Company. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. Pudjaatmaka. 1999. Kamus Kimia Organik . Jakarta: Depdikbud Respati. 1980. Dasar-Dasar Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Aksara Baru. Sumardjo, Damin. 1997. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar . Semarang: Undip Press. Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia – Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
38
PERCOBAAN VII SENYAWA BIO-ORGANIK : KARBOHIDRAT
Disusun Oleh: KELOMPOK VII 1. Arizal Dwijayanto
(J2C 009 053)
2. Hendra Dwipa Rifky.M
(J2C 009 054)
3. Fajar Budi Laksono
(J2C 009 055)
4. Lina Maharani
(J2C 009 056)
5. Puspita Rini
(J2C 009 057)
6. Aisha Kania Hanum
(J2C 009 058)
7. Ika Ayu Fajarwati
(J2C 009 059)
8. Dwi Susilo
(J2C 009 060)
9. Indri Yuliastuti
(J2C 009 061)
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009
39