PERAWAT MANAJER BerandaAbout.PENGEMBANGAN SISTEM JENJANG KARIR PERAWAT 23 Desember 2008 A. Latar Belakang Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme perawat sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensi. Perawat profesional yang saat ini diakui di Indonesia dimulaui dari lulusan D-3 Keperawatan dan akan terus
meningkat.
Sehingga
pada
tahun
2010
diharapkan
yang
dikategorikan sebagai perawat profesional adalah lulusan S-1 keperawatan dan jenjang lebih tinggi. Dasar keperawatan
pemikiran RS
penyusunan
beranjak
dari
jenjang
kepentingan
karir
profesi
profesi
untuk
bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada tiap jenjang karir, perawat mempunyai kompetensi
tertentu
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Jenjang
karir
diperlukan
untuk
terwujudnya
asuhan
keperawatan yang bemutu mengingat perawat mempunyai tenaga terbanyak dan terlama mendampingi pasien. di RSU Kuningan Medical
Center
jenjang
karir
yang
diberlakunan
mulai
dari
pelaksana keperawatan, ka shift, kepala ruangan, kepala seksi dan kepala bidang. Dengan dijaminnya kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, maka akan berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan ditetapkannya kompetensi perawat pada tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen, seleksi, orientasi, pembinaan dan pengembangan SDM keperawatan. B. Tujuan
1. Tujuan Umum a. Penetapan dan penyelenggaraan jenjang karir perawat untuk menjamin pemberian asuhankeperawatan yang profesional; b. Menumbuh kembangkan motivasi para profesional keperawatan untuk selalu menempuh dan menambah pengetahuan serta kompetensi dengan laju pertumbuhan IPTEK; c. Sebagai alat pembinaan dan pengembangan jangka panjang bagi para profesional
keperawatan,
guna
memanfaatkan
kompetensi
penyelenggaraan asuhan keperawatan; 2. Tujuan Khusus a. Ditetapkannya pedoman penyelenggaraan jenjang karir perawat di RS b. Dilaksanakannya pengelompokan perawat sesuai dengan jenjang karir c. Dilaksanakannya pembinaan perawat sesuai dengan jenjang karir d. Dilaksanakannya pengembangan perawat sesuai dengan jenjang karir C. Sasaran Seluruh praktisi keperawatan meliputi; perawat klinik, perawat manajer, perawat pendidik dan perawat peneliti D. Dasar Hukum Dasar hukum yang mendasari penyusunan jenjang karir profesi keperawatan di RS adalah : 1.
UU
No.
8b
Tahun
1974,
tentang
Pokok-Pokok
Kepegawaian,
sebagaimana dirubah dengan UU No. 49 tahun 1999; 2.
UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
3.
UU RI No. 22 tahun 2000, tentang Otonomi Daerah
4.
Kep. Men. Kes. No 1239 tahun 2001, tentang Registrasi dan Praktik Perawat
5.
PP No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan
6. Kep. Men. PAN No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan Angka Kreditnya 7.
Peraturan Perusahaan PT. Pilar Mandiri Kuninga n Pasal 11
8.
Surat Keputusan Direktur RS Dengan ditetapkannya dan dilaksanakannya jenjang karir perawat,
maka tiap perawat dapat fokus memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan
kompetensinya,
hubungan
kerja
disesuaikan
dengan
jenjang
karirnya, pengembangan dan peningkatan karir serta sistem penghargaan sesuai kinerja berdasakan jenjang karir.
E. Model Jenjang Karir Ketentuan jenjang karir Profesional keperawatan yang diajukan ke RS mengacu pada ketentuan Direktorat Keperawatan Depkes RI dan Program Pengembangan Profesi oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). RS selaku RS yang digunakan sebagai tempat pendidikan perawat dipandang perlu memiliki keterkaitan kompetensi praktisi perawat dalam lingkup manajerial, pendidikan dan penelitian.
Bagan I. Integrasi Penjenjangan antara Perawat Klinik, Manajer, Pendidik dan Riset
L. V
PK. V
PM. IV
L. IV
PK. IV
PM. III
L. III
PK. III
L. II
PK. II
PM. II PM. I
PP. III PP. II
PR. II PR. I
PP. I
L. I
PK I
Keterangan ; L = Level PP = Perawat Pendidik PK = Perawat Klinik PR = Perawat Riset PM = Perawat Manajerial
Untuk Level I masih termasuk perawat generalis dengan kompetensi perawatan dasar. Sedangkan Level II termasuk perawatan dasar dengan kompetensi lanjutan yang merupakan dasar spesialistik sesuai lingkup area. Mulai Level III termasuk perawat spesialistik dengan kompetensi meliputi : 1. Perawat Medikal 2. Perawat Bedah 3. Perawat Anak 4. Perawat Maternitas 5. Perawat ICU/CCU 6. Perawat Gawat Darurat 7. Perawat Gerontik 8. Perawat Kesehatan F. Prinsip-Prinsip Sistem Pengembangan Karir 1. Saat ini kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D.III Keperawatan sampai dengan tahun 2010. Tahun 2010 kualifikasi tenaga perawat profesional dimulai dari S 1 Keperawatan; 2. Jenjang mempunyai makna kompetensi untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai lingkup dan bertingkat sesuai dengan kompleksitas masalah klien dalam uapaya pemenuhan kebutuhan dasar;
3. Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi pemberian asuhan keperawatan 4. Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karirnya sampai jenjang yang paling atas; 5. Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel terhadap tugas serta terkait dengan sistem penghargaan; 6. Pimpinan tertinggi RS Bhakti Yudha harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sistem pengembangan karir tenaga perawat pelaksana sehingga dapat dijamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan; 7. Bidang pengembangan karir mencakup spesialisasi : Keperawatan Medikal, Bedah, Maternitas, Anak, ICU/CCU, Gawat Darurat, Gerontik dan Jiwa. G. Standar Kompetensi Perawat Penetapan kompetensi perawat Indonesia mengacu pada ketentuan Standar Kompetensi Perawat Indonesia dari PPNI dan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis. Kompetensi jenjang terbagi dalam lima macam kompetensi : 1. Kompetensi Keperawatan Dasar Umum 2. Kompetensi Keperawatan Lanjutan atau Kompetensi Keperawatan Dasar Spesialistik 3
Kompetensi Keperawatan Spesialistik Umum
4. Kompetensi Keperawatan Spesialistik Khusus 5. Kompetensi Keperawatan Konsultan Spesialistik Standar Kompetensi Perawat tiap jenjang : 1. Perawat Klinik I (Dasar Umum) 2. Perawat Klinik II (Dasar Khusus) 3. Perawat Klinik III (Lanjutan Khusus) 4. Perawat Klinik IV (Lanjutan Khusus)
5. Perawat Klinik V (Konsultan Spesialistik) 1. Kompetensi Perawat Klinik I a. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tanpa risiko (Klien minimal/partial care) b. Pendokumentasian asuhan keperawatan c. Memahami teknik isolasi dan teknik desinfeksi d.
Mampu mempersiapkan pasien pulang
e. Mampu melakukan penyuluhan kesehatan pada klien tanpa risiko f. Mampu memberikan keperawatan dasar untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene pada klien tanpa risiko, meliputi : 1) Memandikan 2) Kebersihan mulut 3) Perawatan kuku 4) Merapikan tempat tidur pada klien tirah baring 5) Membantu eliminasi 6) Mengatur posisi tidur 7) Membantu mobilisasi (membantu latihan fisik sederhana) 8) Monitoring TTV, intake-output 9) Terampil memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan 2. Kompetensi Perawat Klinik II a. Kompetensi Keperawatan Lanjutan Umum adalah kompetensi yang harus dimulai oleh semua Perawat Klinik II disemua area ; 1) Identifikasi klien yang memerlukan pemasangan gastrointestinal tube 2) Mampu/terampil memasang gastrointestinal intubation pada klien tanpa risiko 3) Mampu memberi makan/minum melalui internal tube feeding 4) Identifikasi klien yang memerlukan kateterisasi urine 5) Mampu/terampil memasang kateter urine pada klien tanpa risiko
6) Identifikasi klien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit 7) Mampu/terampil memasang infus (limpah wewenang) 8) Monitoring IVFD (intra vena fluid doix) 9) Mampu melakukan injeksi sc/ic/im/iv (limpah wewenang) 10) Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri 11) Mampu memberikan teknik relaksasi 12) Perawatan pre operatif 13) Perawatan post operatif 14) Perawatan luka operasi tanpa kontaminasi 15) Terampil BHD 16) Terampil melakukan EKG dasar 17) Terampil identifikasi tanda-tanda syok hypovolemik, cardiogenik, hemoragik dan neurologik 18) Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien partial care 19) Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan teknik isolasi 20) Mampu melakukan pendidikan kesehatan pada klien dengan risiko 21) Mampu membimbing PK I 22) Identifikasi tanda-tanda kegawat daruratan semua area b. Keperawatan Lanjutan Khusus adalah keperawatan lanjutan sesuai area atau disebut juga Keperawatan Dasar Spesialistik ; 1) Keperawatan Dasar Spesialistik Area Pediatrik a. Asuhan keperawatan bayi segera setelah lahir pada persalinan normal dan aterm b. Perawatan tali pusat c. Perawatan mata d. Perawatan telinga e. Memandikan bayi f. Perawatan bayi premature
g. Perawatan bayi dengan foto therapy h. Perawatan bayi dan anak dengan combustio 10%-20% 2) Keperawatan Dasar Spesialistik Area Maternitas a. Mampu melakukan pemeriksaan kehamilan (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) b. Mengidentifikasi dan monitoringpersalinan normal c. Mampu memberikan asuhan keperawatan masa nifas pada klien tanpa risiko, meliputi ; 1. Vulva hygiene 2. Perawatan payudara 3. Monitoring pendarahan d. Identifikasi tanda-tanda persalinan normal e. Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi 3) Keperawatan Dasar Spesialistik Area Medical/Surgical a. Mampu melakukan kateterisasi urine pada klien dengan risiko b. Mampu melakukan pemasangan infus pada klien dengan risiko c. Mampu melakukan perawatan WSD d. Mampu menguidentifikasi tanda-tanda gangguan metabolisme e. Mobilisasi klien dengan risiko f. Identifikasi kasus kardiogenik dan neurogenik g. Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi dan monitoring 3. Kompetensi Perawat Klinik III a. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Pediatrik 1) Mahir perawatan perinatal risiko tinggi 2) Mahir perawatan bayi dan anak dengan total care 3) Mahir perawatan bayi dan anak dengan ostomi 4) Mahir perawatan bayi dan anak dengan combustio grade 30% – 50%
5) Mahir melakukan asuhan keperawatan pada bayi dan anak dengan kegawatdaruratan 6) Mampu membimbing PK I dan PK II 7)
Mampu memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan
keluarga dengan total care b. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Maternitas 1) Mampu memberikan pertolongan persalinan normal 2) Semua kompetensi keperawatan dasar spesialistik area pediatric 3) Monitoring dan identifikasi persalianan risiko tinggi 4) Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil monitoring 5) Mahir melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan total care (perawatan PEB, eklamsi) 6) Mampu membimbing PK I dan PK II c. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Medikal/Surgikal 1) Mampu mengidentifikasi EKG emergensi 2) Mampu melakukan pertolongan pertama klien dengan kegawat daruratan 3) Mampu memasang NGT dengan risiko 4) Mampu memberikan asuhan keperawatan dengan total care 5) Mampu membimbing PK I dan PK II 6) Mampu ACLS H. Mekanisme Kenaikan Jenjang Karir Perawat di RS Uji kompetensi jenjang karir SDM Keperawatan dilakukan pada saat rekruitmen dan pengembangan SDM Keperawatan yang sedang bekerja di RS . Pada tahap awal, uji kompetensi difokuskan untuk perawat klinik. Proses pelaksanaannya dibagi dalam empat tahap, sebagai berikut : 1. Tahap 1 : Pendaftaran Setiap perawat yang mengikuti proses jenjang karir harus mendaftar pada pusat pengembangan SDM Keperawatan RS . Persyaratan pendaftaran :
a. Surat keterangan lulus masa orientasi b. Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar c. Mengisi formulir pendaftaran Setelah mendaftar akan menerima kartu pengenal peserta jenjang karir dan penetapan pembimbing klinik. Kemudian pembimbing klinik akan memberikan berkas yang berisi kegiatan yang harus diikuti dan penilaian-penilaian yang harus dicapai 2. Tahap 2 : Proses Pemenuhan Kompetensi Perawat peserta jenjang karir harus memenuhi hal-hal berikut : a. Pendidikan Formal Keperawatan Pendidikan formal keperawatan yangdiakui sebagai perawat profesional minimal Ners-Sarjana Keperawatan (Ns-Skep) pada tahun 2010. Perawat lulusan D III Keperawatan dapat mencapai jenjang PK III. Perawat lulusan Sarjana Keperawatan dapat mencapai jenjang PK IV. Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan dapat mencapai jenjang PK V. b. Lama Bekerja di klinik Perawat lulusan D III Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa orientasi 1 tahun. Setelah 4 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan. Setelah 4 tahun sebagai PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan dapat naik menjadi PK III. Selanjutnya untuk naik ke PK IV tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi pendidikan formal Ners-Sarjana Keperawatan (Ns Skep). Perawat lulusan Ners Sarjana Keperawatan dan Sarjana Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa orientasi selama 6 bulan. Setelah 2 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan. Setelah 2 tahu sebagai PK II dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK III, dan demikian pula ke PK IV, jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Selanjutnya untuk
naik ke PK V, tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi pendidikan formal Magister/S2/Sp. Keperawatan. Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang belum memiliki pengalaman klinik maka dapat menjadi PK I setelah lulus masa orientasi selama 3 bulan. Setelah 1 tahun menjadiPK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK II dan seterusnya sampai ke PK V, jika memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang telah memiliki pengalaman klinik, maka pengalaman klinik dan kemampuan kompetensi yang dimiliki akan diperhitungkan untuk menetapkan jenjang karirnya. c. Rekomendasi Untuk mengikuti uji kenaikan jenjng karir, setiap perawat harus mendapatkan rekomendasi dari : 1) atasan langsung tentang penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang memenuhi syarat untuk uji kenaikan jenjang karir minimal B 2) teman sejawat. Isi rekomendasi adalah hubungan kerja perawat dengan tim kerja dalam penyelenggaraan asuhan keperawatan (sesuai dengan formulir yang ditetapkan) 3) pembimbing klinik. Pembimbing klinik memberikan rekomendasi tentang aktifitas yang harus dipenuhi sebagai syarat uji kenaikan jenjang karir 4) klien dan keluarga (Pelanggan Eksternal). Perawat yanga akan diuji kompetensinya diharapakan tidak ada komplain dari klien atau keluarga. d. Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan Untuk dapat mengikuti uji jenjang karir, maka tiap perawat harus memenuhi sejumlah SKP (Satuan Kredit Partisipan) yang ditetapkan dalam PKB. PKB akan dirancang oleh Bagian Bidang Keperawatan bekerja sama dengan Diklat RS sesuai dengan pedoman dari PPNI.
3. Tahap 3 : Uji kompetensi dilakukan terhadap dokumen, ujian tertulis dan ujian praktik. a. Dokumen Bidang keperawatan dan Diklat RS menelaah dan menilai keabsahan dan kelegkapan dokumen. Kemudian menetapkan jenjang karir yang akan diuji b. Ujian tertulis ujian tertulis diselenggarakan untuk semua jenjang. Materi yang akan diuji sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai c. Ujian praktek Ujian praktik diselenggarakan jika telah terpenuhi kelengkapan dokumen dan lulus ujian tertulis. Langkah-langkah ujian praktik adalah sebagai berikut : 1) Persiapan uji kompetensi 2) Pelaksanaan uji kompetensi 3) Penetapan hasil uji kompetensi 4. Tahap 4 : Penetapan Jenjang Karir Yang Baru Bidang keperawatan dan Diklat RS mengirimkan berkas-berkas ke bagian personalia. Selanjutnya disiapkan surat keputusan, Surat Keputusan untuk PK
I
–
III
ditandatangani
oleh
Direktur.
Selanjutnya
penyesuaian pekerjaaan dan sistem penghargaan.
dilaksanakan
Bagan 2. Alur Penetapan Jenjang Karir Perawat Rumah Sakit Tahap I Pendaftaran sebagai perawat jenjang karir Tahap II Pemenuhan Kompetensi 1. Pendidikan Formal 2. Lama Kerja 3. Rekomendasi 4. Pendidikanberkelanjutan Tahap III Uji Kompetensi 1. Uji Dokumentasi 2. Uji Tertulis 3. Uji Praktik Tahap IV -
Penerbitan SK Penyesuaian pekerjaan sesuai jenjang karir
PENILAIAN KINERJA PERAWAT RUMAH SAKIT A. Pengertian Dan Tugas 1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja profesi perawata RS adalah merupakan salah satu upaya
untuk
melaksanakan
evaluasi
kompetensi
klinik
pada
pemantapan profesionalisme perawat 2. Tujuan Penilaian kinerja perawat dilakukan secara periodik (triwulan) dengan tujuan : a. Memastikan seluruh SDM Keperawatan memiliki kompetensi untuk menyelenggarakan asuhan keperawatan b. Mendorong dan memotivasi SDM Keperawatan tepat mengikuti uji kenaikan jenjang sesuai jadwal c. Mengidentifikasi kemampuan/kompetensi yang dimiliki oleh setiap perawat pelaksana sebagai dasar untuk mengembangkan diri secara profesional d. Memotivasi perawat untuk meningkatkan kompetensi profesional dan dapat
berkontribusi
maksimal
dalam
memberikan
pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan sistem penghargaan dan hukuman/sanksi sesuai dengan kinerja yang diperlihatkan f. Meningkatkan kemampuan evaluasi diri dalam proses pencapaian kompetensi profesional dalam memberikan asuhan keperawatan 3. Membangun budaya kerja kondusif saling mendukung melalui kegiatan coaching, mentoring, preceptorship dalam memberikan pelayanan keperawatan
4. Mengembangakan potensi SDM perawat pada tingkat optimal sehingga dicapai pelayanan keperawatan
B. Prinsip-Prinsip Kerja Prinsip-prinsip kinerja perawat RS meliputi : 1. Kinerja Umum Pemahaman dan sistem penilaian sama yang berlaku bagi semua pegawai RS 2. Kinerja profesi adalah berbagai komponen dan item yang berhubungan langsung dengan kemampuan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan level klinik. Penilaian kinerja profesi dilakukan secara periodik tiap semester untuk persiapan uji klinik dan uji kenaikan jenjang Komponen Penilaian Kinerja Profesi terdiri dari : -
Kemampuan Asuhan Keperawatan 40 % Kemampuan Kolaborasi 10 % Kemampuan Kepemimpinan 10 % Kemampuan Manajemen 10 % Disiplin Profesi 10 % Pengembangan Diri 20 %
C. Mekanisme Pelayanan Kerja Penilaian kinerja profesional dikenal dengan performance appraisal kualitatif. Mekanisme penilaian kinerja profesional tersusun sebagai berikut : 1. Semua SDM keperawatan diwajibkan mengisi kelengkapan status list (terutama yang terkait dengan dokumentasi asuhan keperawatan). Pada tahap transisi/persiapan pengisian dilakukan manual.
2. Melalui data harian pribadi akan direkapitulasi ke dalam data bulanan dan data semesteran 3. Tiap semester dilakukan penilaian sebagai bahan informasi pembuatan rekomendasi untuk mengikuti uji klinik dan uji kompetensi
Kompetensi Manajer Ruangan 5 02 2011
Kepala Ruang di sebuah rumah sakit adalah manajer garis depan dalam pelayanan perawatan kepada pasien. Mereka kontak langsung dengan customer, sekaligus juga penghubung antara staf dengan manajemen perawatan yang lebih tinggi. Bila dicermati lebih jauh, sesungguhnya mereka memiliki fungsi yang strategis dalam pengelolaan SDM perawat. Kinerja staf perawatan sangat tergantung dengan mereka. Motivasi, kemampuan, disiplin, performa, ketrampilan dan softskill staf perawatan juga sangat tergantung dengan mereka. Namun masih banyak manajemen rumah sakit mengabaikan posisi strategis ini, sehingga pengangkatan manajer ruangan (kepala ruang) lebih didasarkan pada senioritas (orang jawa bilang : urut tua) bukan pada kompetensi. Bahkan kadang sampai muncul ungkapan “yang muda yang tidak dipercaya”. Pengalaman lapangan memang diperlukan, tapi bukan berarti orang yang lebih muda (yunior) tidak memiliki pengalaman lapangan. Begitupun sebaliknya, banyak anak-anak muda yang memiliki kemampuan klinis, tapi juga bukan berarti orang tua tidak memiliki. Inti dari kondisi itu adalah seberapa besar kemauan mereka untuk belajar. Anak muda yang aktif berorganisasi di kampus saat mereka masih kuliah, pasti memiliki pengetahuan dan ketrampilan manajerial yang lebih baik dibanding dengan mereka yang tidak pernah aktif dalam organisasi kampus. Begitupun sebaliknya, orang tua yang rajin update ilmu pengetahuan (baik melalui buku, internet atau journal) tentu akan lebih baik penguasaan klinisnya dibanding dengan mereka yang masih muda tapi setelah lulus kuliah tidak pernah buka buku lagi. Maka kompetensi lah yang mestinya menjadi ukuran seseorang untuk diangkat menjadi manajer ruangan di rumah sakit. Beberapa kompetensi yang mesti harus diasses (diuji) sebagai calon manajer ruangan antara lain : 1. Ketrampilan keperawatan dasar, mencakup proses keperawatan dan penguasaan terhadap SOP Tindakan Keperawatan. 2. Teknik manajemen waktu dalam pengelolaan unit ruang rawat. 3. Kemampuan belajar informasi baru, termasuk mempergunakan sumber-sumber untuk belajar. 4. Mempergunakan “positive self talk and thinking”
5. Perilaku assertive 6. Ketrampilan komunikasi 7. Penerapan asek legal dalam pelayanan keperawatan 8. Penerapan aspek etik dalam pelayanan keperawatan 9. Penyelesaian masalah dan berfikir kritis 10. Manajemen stress