PERANCANGAN BANDAR UDARA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUNGSIONALIS AIRPORT DESIGN USING FUNCTIONALISM ARCHITECTURE Widyotomo Jati Program Studi S1 Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti Alamat e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Bandara merupakan sarana pendukung transportasi udara yang melayani penerbangan masyarakat antar pulau dan antar kota. Semakin bertambahnya populasi dan kebutuhan mobilisasi manusia di era modern ini, semakin bertambah pula kebutuhan ruang pada bandara. Untuk itu, perlu adanya penerapan pendekatan pada perancangan bandar udara untuk memenuhi kebutuhan ruang yang mengacu pada efisiensi dan sirkulasi pengguna. Tipologi bandara dapat dibedakan sesuai dengan kepemilikan, luas dan jenis tapak, serta intensitas pesawat yang datang dan pergi. Sebuah bandara harus mempunyai standar dalam perancangannya, agar tidak menghasilkan kecacatan dalam operasionalnya. Efisiensi sirkulasi pada bandara merupakan hal yang penting pada perancagan agar tidak terjadi hambatan dan melancarkan pengguna bandara dalam beraktivitas. Perancangan bandara dengan pendekatan arsitektur fungsionalis dapat mengoptimalkan efisiensi sirkulasi pada bandara. Kata Kunci: Perancangan Bandar Udara, Efisiensi Sirkulasi
ABSTRACT Airport is a supporting means of air transportation that serves public flights between cities and islands. As the human population and the need of human mobilization increase in the modern age, the need of an airport also grows. Therefore, there is a need to apply certain architectural approach in airport design to fulfil the necessity of space that refers to users' circulation and its efficiency. Airport typology could be different from one another, adjusting to the airport ownership, land area and the intensity of airplane circulation. An airport has to have a standard of design to avoid operational failure. The efficiency of circulation is an important aspect in airport design so that the users' activities could be carried on easily and without obstacle. Airport design with functional architecture approach could optimize the circulation efficiency in airports. Keyword: Airport Planning, Circulation Efficiency
A. PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan dan keperluan masyarakat yang khususnya berada di kota-kota besarpun ikut berkembang. Beragamnya jenis dan intensitas aktivitas dari masyarakat menjadi salah satu indikator keperluan mobilitas yang tinggi antar daerah, dalam maupun luar provinsi. Salah satu moda transportasi yang digemari penduduk di kota-kota besar yaitu melalui transportasi udara. Bandar udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat, biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operaotr layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Bandara yang umumnya berada di kota besar memiliki jumlah pengguna yang banyak, begitu juga fasilitas bandara seperti rumah makan, hotel transit, dan sebagainya untuk penunjang kebutuhan pengguna. Perkembangan zaman yang kian modern menyuguhkan teknologi terkini, memerlukan moda baru guna memenuhi kebutuhan dengan permasalahan-permasalahan baru. Era ke-21 merupakan fase dimana masyarakat kian sibuk dan membutuhkan semua hal serba instan. Dalam beberapa tahun kedepan, populasi manusia akan berkembang drastis dan kekurangan ruang aktif dalam sebuah bangunan. Bila terjadi kecacatan ruang aktif, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kerusakan sirkulasi ruang yang berimbas kepada keseluruhan aktivitas bangunan tersebut. Secara umum, untuk meningkatkan taraf pelayanan transportasi udara, perlu dibangun bandar udara yang mempunyai kualitas baik secara struktural maupun fungsional. Dari segi struktural, bandara harus memenuhi standar pembangunan dan keamanan. Dari segi fungsional, bandara memenuhi kebutuhan dan kenyamanan aktivitas para pengguna. Membangun sebuah bandar udara baru atau meningkatkan kapasitas penerbangan di bandar udara memerlukan metode efektif dalam perencanaan agar diperoleh hasil terbaik dan ekonomis, serta memenuhi unsur keselamatan pengguna dan tidak menggangu ekosistem.
Peningkatan pengguna membuat sirkulasi bandara yang awalnya dispekulasi cukup untuk menampung pengguna, kini menjadi tidak lagi relevan. Untuk itu perlu adanya perancangan bandara yang dapat mengoptimalkan efisiensi dari sirkulasi agar dapat menampung kebutuhan pengguna.
B. PERANCANGAN BANDAR UDARA B.1. Pengertian dan Tipologi Bandar Udara Bandar udara merupakan sarana transportasi udara yang memegang peranan penting di era modern. Semakin berkembangnya zaman di berbagai aspek, maka semakin berkembang pula kebutuhan mobilitas masyarakat. Untuk itu, sebuah bandar udara memerlukan elemen-elemen yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat keamanan dan kenyamanannya. (Jansen, 2013) Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, bandar udara adalah lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik/turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. Kurang lebih dapat dikatakan bahwa bandara merupakan tempat pesawat terbang lepas landas dan mendarat. Bandara juga merupakan suatu sistem transportasi udara memiliki peran yang sangat penting, yakni sebagai salah satu pintu gerbang satu kota atau negara ke kota atau negara lain. Bandara mencakupi aktivitas dengan kegiatan yang luas dan kebutuhan yang berbeda. Infrastruktur wajib ini berada dalam tiap negara yang berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pergerakan lalu-lintas pesawat. Bandar udara secara umum dapat digolongkan dalam beberapa tipe berdasarkan keperluan penggolongannya, antara lain: 1. Berdasarkan karakter fisik;
Seaplane bases (tempat pendaratan pesawat di atas air), heliports (tempat pendaratan helicopter), stol port (tempat pendaratan dengan jarak take-off dan landing yang pendek), dan bandara konvensional (bandar udara pada umumnya). 2. Berdasarkan penggunaannya;
pengelolaan
dan
Bandar udara yang dikelola oleh pemerintah untuk penggunaan umum maupun militer. Bandar udara swasta atau pribadi yang dikelola atau digunakan untuk kepentingan pribadi atau keperluan perusahaan swasta itu sendiri. 3. Berdasarkan aktivitas rutinnya; Bandar udara berdasarkan jenis pesawat terbang yang beroperasi (enplanements) serta menurut karakteristik operasinya (operations). 4. Berdasarkan fasilitas yang tersedia; Bandar udara berdasarkan jumlah runaway yang tersedia, alat navigasi yang tersedia, kapasitas hangar, dan lain sebagainya. 5. Berdasarkan tipe perjalanan yang dilayani; Bandar udara dapat digolongkan menjadi bandara Internasional, bandara domestik, dan golongan internasional / domestik. (UAJY, 2012). B.2. Sirkulasi Bandar Udara B.2.1. Komponen-komponen Bandara Pengembangan bandar udara dapat direncanakan dengan meneliti beberapa aspek: menentukan panjang dan lebar landasan pacu, menghitung ukuran beberapa komponen.. Dalam proses perencanaan bandar udara, semua telah diatur dan telah ada standarisasi dari International Civil Aviation Organization (ICAO). (Dondokambey, Felicia Geiby. E., Audie L. Rumajar. E., Mecky R. Manoppo. Waani, Joice E, 2013).
Komponen-komponen yang dimaksud adalah seperti: airside; enroute airspace; terminal airspace; runway; holding pad; taxiway; exit taxiway; apron gate. Pengembangan Bandar Udara didasarkan pada ramalan dan permintaan (forecasting and demand). Sebuah bandara akan mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan pengguna bandara tersebut, atau dapat dibilang sesuai dengan perkembangan zaman. Berdasarkan SNI-7046-2004, dalam menerapkan persyaratan keselamatan operasi penerbangan, bangunan terminal dibagi dalam tiga kelompok ruangan, yaitu: a. Ruangan Umum Ruangan; berfungsi untuk menampung kegiatan umum, baik penumpang, pengunjung maupun karyawan (petugas) bandara. Untuk memasuki ruangan ini tidak perlu melalui pemeriksaan keselamatan operasi penerbangan. b. Ruangan Semi Steril Ruangan; digunakan untuk pelayanan penumpang seperti proses pendaftaran penumpang dan bagasi atau check-in; proses pengambilan bagasi bagi penumpang datang dan proses penumpang transit atau transfer. Penumpang yang akan memasuki ruangan ini harus melalui pemeriksaan petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini masih diperbolehkan adanya konsesi (area komersial). c. Ruangan Steril Ruangan; disediakan bagi penumpang yang akan naik ke pesawat udara. Untuk memasuki ruangan ini penumpang harus melalui pemeriksaan yang cermat dari petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini tidak diperbolehkan ada ruang konsesi. Segi sirkulasi bandar udara perlu mempertimbangkan adanya pemisahan jalur
sirkulasi berdasarkan jenis kendaraan dan kepentingannya agar tidak terjadi cross circulation. Pemisahan jalur sirkulasi antara kendaraan publik (motor dan mobil) dan kendaraan besar (kontainer, truk, tanker bahan bakar, bus, dll) dilakukan agar kendaraan publik dapat bergerak dengan lebih aman. Mengingat bahwa bangunan dalam kawasan bandar udara memiliki fungsi spesifik yang berbeda-beda, maka diperlukan pula pemisahan jalur sirkulasi berdasarkan zoning kawasan. Jalur sirkulasi tersebut yaitu jalan masuk bandar udara (kendaraan pengantar/penjemput, taksi, dan kendaraan yang menuju bangunan administrasi), jalan operasi (kontainer, truk, tanker bahan bakar, dll) dan jalan lingkungan (kendaraan karyawan dan penghuni rumah dinas). B.2.2. Sistem Antrian Pelayanan Bandara
dan
Kualitas
Salah satu yang memengaruhi efektivitas dan efisiensi sirkulasi pengguna bandara adalah sistem antrian baik bagi penumpang atau bagi pesawat itu sendiri. Seain itu kualitas pelayanan di bandara juga sangat menentukan waktu tempuh dari pengunjung. Menurut Gross dan Haris (Gross, 2001), ada beberapa karakteristik sistem antrian, yaitu: 1. Pola Kedatangan Pola kedatangan pelanggan atau input ke sistem antrian biasanya dinyatakan dalam bentuk banyaknya kedatangan tiap satuan waktu atau waktu antar kedatangan. 2. Pola Pelayanan Pola pelayanan dinyatakan sebagai kecepatan atau laju pelanggan yang dilayani tiap unit satuan waktu atau sebagai satuan waktu yang dibuthkan untuk melayani pelanggan. . 3. Disiplin Antrian
Ada empat jenis disiplin antrian : First Come First Serve (FCFS/ FIFO), Last Come First Serve (LCFS/LIFO), Service in Random Order (SIRO), Priority Service (PS). Ada beberapa cara untuk menentukan kualitas layanan bandar udara yang menentukan kenyamanan pengguna bandar udara, salah satunya dengan menggunakan metode Quality Function Deploypment (QFD). Analisis Prioritas Kebutuhan Pelanggan: berisi tentang analisa tingkat kepuasan pelanggan tentang layanan bandar udara berdasarkan prioritas kebutuhannya. Semakin tinggi nilai atribut tersebut, maka semakin dibutuhkan oleh pelanggan. Atribut-atributnya dapat berupa petugas lapangan yang sigap, waktu tunggu bongkar bagasi yang cepat, kemudahan mendapatkan informasi, dan lain-lain. (Seno, 2005)
C. Efisiensi dan Sirkulasi Ruang Ditinjau dari Arsitektur Fungsionalis C.1. Definisi Sirkulasi Alur sirkulasi dapat dianalogikan sebagai “tali” yang menyambungkan deretan ruang dalam dan luar hingga dapat terhubung menurut buku Teori Arsitektur (1993) oleh Francis D.K. Ching. (Theresia, 2014). Sirkulasi penghubung ruang adalah pergerakkan atau ruang lingkup gerak suatu ruang yang saling berhubungan baik dengan fungsi, bentuk dan lain – lain. Hal ini dibagi menjadi tiga, yaitu sirkulasi melewati ruang, sirkulasi menembus ruang, dan sirkulasi berakhir dalam ruang. (Snyder, 1984) C.1.1. Bentuk Ruang Sirkulasi Ruang-ruang sirkulasi membentuk bagian yang tak dapat dipisahkan dari setiap organisasi bangunan dan memakan tempat yang cukup besar didalam ruang bangunan. Jika dilihat sebagai alat penghubung sematamata, maka jalur sirkulasi harus menampung gerak manusia pada waktu mereka berkeliling,
berhenti sejenak, beristirahat, atau menikmati pemandangan sepanjang jalan.
Tertutup: Membentuk koridor yang berkaitan dengan ruangruang yang dihubungkan melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding. Terbuka pada satu sisi: Untuk memberikan kontinuitas visual atau ruang dengan ruang-ruang yang dihubungkan. Terbuka pada kedua sisi: Menjadi perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya. (Ching, 1993)
C.1.2. Pola Sirkulasi Ruang Pola sirkulasi ruang adalah suatu bentuk rancangan atau alur-alur ruang pergerakan dari suatu ruang ke ruang lainnya dengan maksud menambah estetika agar dapat memaksimalkan sirkulasi ruang utuk dipergunakan. Pola sirkulasi dapat dibagi menjadi 5:
Radial: Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama. Network (jaringan): Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang. Linear: Jalan yg lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Grid: Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat. Spiral (berputar): Konfigurasi spiral memiliki suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.
C.2. Definisi Efisiensi C.2.1 Efisiensi Jarak Pencapaian
Kecepatan berjalan setiap orang tidak sama, tergantung oleh banyak faktor, antara lain: usia, jenis kelamin, waktu berjalan (siang atau malam), temperatur udara, tujuan perjalanan, reaksi terhadap lingkungan sekitar, dan lainlain. (Theresia, 2014). Dalam bukunya yang berjudul The Pedestrian, Human Factors In Highway Safety Traffic Research, Robert B. Sleight menyatakan ratarata kecepatan berjalan bagi orang dewasa dan orang tua adalah 4,3km/jam. C.2.2. Efisiensi Waktu Pencapaian Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Pencapaian waktu yang di dapat pada bangunan yang berbeda dapat berbeda pula hasilnya karena perbedaan antara aktifitas dan cara melakukan pencapaiannya tersebut (Theresia, 2014).
E. KESIMPULAN Bandar udara dapat didesain seefisiensi mungkin untuk memenuhi kebutuhan ruang bagi para penggunanya dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti perancangan sirkulasi ruang, sistem yang dipakai pada operasional bandara, dan sebagainya. Bandar Udara berfungsi sebagai sarana pertukaran moda transportasi manusia dan barang dari moda transportasi darat ke udara atau sebaliknya dengan mengutamakan rute penerbangan. Pengembangan Bandar Udara didasarkan pada ramalan dan permintaan (forecasting and demand) berdasarkan kebutuhan dan kondisi akan aktivitas yang berkembang, populasi, dan lain-lain. Aspek efektivitas ruang meliputi ruang internal dan eksternal bandara yang menyertai
aspek efisiensi sirkulasi. Sirkulasi meliputi pola sirkulasi dan bentuk-bentuk ruang.
F. DAFTAR PUSTAKA Ing. Marek Turiak. 2013. Selected Aspects of Airport Typology Formation. Dondokambey, Felicia Geiby. E., Audie L. Rumajar. E., Mecky R. Manoppo. Waani, Joice E. 2013. Perencanaan Pengembangan Bandar Udara (Studi Kasus: Bandar Udara Sepinggan Balikpapan). Fitriani, Meta Indah. 2013. Bandar Udara Sukadana. Pynkywati, T. Aripin, S. Iliyasa, E. Ningsih, L Y. 2014. Kajian Efisiensi Desain Sirkulasi pada Fungsi Bangunan Mall dan Hotel BTC. Jurnal Reka Karsa ©Teknik Arsitektur Itenas | No.1 | Vol. 2 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Reka Karsa Jansen, Freddy. 2013. Kapasitas Landas Pacu Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Widiawati, Tika. 2010. Analisis Sistem Antrian Pesawat Terbang Bandara Internasional Adi Sumarmo Surakarta, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro Semarang. Fitriani, Meta Indah. 2013. Bandar Udara Sukadana, Jurnal online mahasiswa Fakultas Teknik Untan Seno, Adi Andini. 2005. Pasca Sarjana Teknik Industri Insitut Teknologi Sepuluh Nopember. Analisa Kualitas Layanan Bandar Udara Juanda Dengan Menggunakan Metode Qfd. Snyder, James C. dan Catanese, Anthony J.; 1984. Pengantar Arsitektur. Ching, Francis D.K; 1993; Teori Arsitektur : Bentuk, ruang, dan susunannya