Praktik Keperawatan Dasar
MODUL PENGKAJIAN FISIK Sistem Reproduksi Wanita
Tim Penyusun :
1. Marlina Saputri 2. Yolanda Eka Putri 3. Andi Mulia R. 4. Fatma Dewi P. 5. Afiana Syarifah 6. Anisa Ulya 7. M Noor Aufal
(P1337420316010) (P1337420316013) (P1337420316016) (P1337420316026) (P1337420316033) (P1337420316035) (P1337420316041)
1
Praktik Keperawatan Dasar
DAFTAR ISI Daftar Isi ............................................................. Pendahuluan ......................................................... Deskripsi singkat ............................... ................. Relevansi ............................... ............................ Petunjuk belajar ................................................. Tujuan............................... ............................... . Pengkajian Fisik Sistem Reproduksi Wanita..................................... Indikator pembelajaran ............................ ............ Uraian Materi .............................. ....................... Latihan ............................................................. Daftar Pustaka .............................. .......................
2
Praktik Keperawatan Dasar
PENDAHULUAN Deskripsi Singkat, Relevansi, Petunjuk Belajar dan Tujuan
DESKRIPSI SINGKAT Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan pengkajian reproduksi wanita
RELEVANSI Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi pada mata kuliah Pengkajian Fisik dan Pemeriksaan Diagnostik tentang pengkajian fisik reproduksi wanita
PETUJUK BELAJAR
Pada modul ini, mahasiswa akan mempraktekkan pengkajian fisik dan raba dengan cara :
1. 2.
Mempelajari tujuan pengkajian fisik reproduksi wanita Melakukan praktek sesuai dengan pengkajian fisik reproduksi wanita
TUJUAN Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu mempraktekkan pengkajian fi sik reproduksi wanita
3
Praktik Keperawatan Dasar
PENGKAJIAN FISIK SISTEM REPRODUKSI WANITA PROSEDUR PELAKSANAAN A. Melakukan pengkajian B. Melakukan tindakan pemeriksaan fisik
A.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian pengkajian fisik reproduksi wanita 2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pada pengkajian fisik reproduksi wanita 3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian fisik reproduksi wanita
URAIAN MATERI
PENGERTIAN PENGKAJIAN FISIK REPRODUKSI WANITA
Pengkajian fisik adalah mengkaji keadaan fisik pasien dengan cara inspeksi,palpasi, perkusi, dan auskultasi (melihat,meraba,mengetuk, dan mendengarkan dengan stetoskop) Alat kelamin merupakan bagian yang penting di kaji pada wanita. Berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita dapat terjadi misalnya masalah yang berkaitan dengan kontrasepsi, infertilitas, kehamilan, gangguan menstruasi maupun menopouse.
4
Praktik Keperawatan Dasar
Sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama yaitu alat kelamin luar dan alat kelamin dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh hormon-hormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, melahirkan, dan kemampuan mencapai kepuasan seksual. Alat kelamin luar terdiriatas mons pubis, klitoris, labia mayora, labia minora, dan beberapa struktur yang berkaitan (kelenjar bartholini, skene’s dan meatus uretra). Alat kelamin dalam terdiri atas vagina, uterus, ovarium, dan tuba falopi. TUJUAN PENGKAJIAN FISIK REPRODUKSI WANITA
Setelah membaca bab ini, peserta didik keperawatan diharapkan mampu : 1. Menjelaskan ciri-ciri normal sistem reproduksi wanita 2. Mengidentifiksi aspek pengkajian sistem reproduksi wanita 3. Mengidentifikasi persiapan pengkajian sistem reproduksi wanita 4. Mendemonstrasikan persiapan pengkajian sistem reproduksi wanita 5. Menganlisis hasil pengkajian AREA PENGKAJIAN FISIK REPRODUKSI WANITA
Pada area sistem reproduksi wanita
PROSEDUR PENGKAJIAN FISIK REPRODUKSI WANITA
Teknik Pemeriksaan reproduksi wanita 1. Kaji riwayat kesehatan a. Untuk mendapatkan riwayat menstruasi, tanyakan pasien berapau murnya ketika pertama kali menstruasi, dan jika mungkin, hari pertama menstruasi sebelumnya,seberapa cepat periode menstruasi datang, apakah priode tersebut teratur atau tidak, dan seberapa banyak yang keluar. Hal ini perlu perlu dikaji untuk mengetahui kemungkinan kehamilan atau hanya menstruasi b. Menopouse, tidak adanya menstruasi selama 12 blan berturut-turut, biasanya terjadi antara usia 48-55 tahun. Dikaitkan dengan gejala, antara lai n hot flashes (kemerahan pada wajah), kulit kemerahan dan terasa panas, berkeringat, dan gangguan tidur. Pendarahan pasca menopouse didefiniikan sebagai pendarahan yang terjadi setelah enam bulan tanpa mens dan perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
5
Praktik Keperawatan Dasar
c. Amenorea adalah tdak adanya periode menstruasi. Kegagalan untuk memulai mens disebut amenorea primer, sementara penghentian menstruasi setelah menarke disebut amenorea skunder. Amenorea sekunder akibat berat badan yang kurang berkaitan dengan berbagai penyebab, termasuk malnutrisi , anoreksia nervosa, stres, penyakit kronis, dan disfungsi ovarium-hipotalamushipofisis. Jika amenorea menunjukkan kehamiln saat ini, dapatkan informasi riwayat koitus dan gejala awal yang umum: nyeri tekan, kesemutan, atau pembesaran payudara, sering berkemih, mual dan muntah, mudah lelah dan merasa bahwa bayi bergerak d. Apabila rabas vagina dan rasa gatal lokal, dapatkan data tentang jumlah, warna, konsistensi, dan bau rabas. e. Untuk mengkaji fungsi seksual , mulai dengan pertanyaan umum, seperti “apa arti seks bagi anda?” atau “apakah seks anda bermasalah?”. Pertanyaan langsung mmbantu anda mengkaji setiap fase respon seksual : gairah, bangkitan, dan orgasme. Tanyakan juga mengenai bispareunia, ketidaknyamanan atau nyeri selama bersenggama. Nyeri superfisial kemungkinan ada inflamasi lokal, vagonitis atropik/lubrikasi tidak adekuat; nyeri yang lebih dalam lagi kemungkinan akibat gangguan pelvis atau tekanan pada ovarium normal. f. Untuk penyakit menular seksual, identifikasi pilihan pasangan seksual, dan jumlah pasangan seksual dalam beberapa bulan terakhir. Tanyakan apakah pasien khawatir akan infeksi HIV, keinginan untuk pemeriksaan HIV, atau memiliki pasangan saat ini atau sebelumnya yang berisiko sama.
6
Praktik Keperawatan Dasar
2. Teknik Pemeriksaan Fisik Teknik Pemeriksaan GENITALIA EKSTERNA Amati rambut pubis untuk mengkaji kematangan seksual Periksa genitalia eksterna : - Labia - Klitoris - Orifisium uretra - Introitus
Kemungkinan Temuan Pubertas normal atau mengalami keterlambatan
Inflamasi Membesar pada maskulinisasi Karunkulus uretra Himen imperforate
Palpasi terhadap pembesaran atau nyeri tekan kelenjar Bartholin
Infeksi kelenjar Bartholin
Perah uretra untuk memeriksa rabas, jika ada indikasi
Rabas pada uretritis
GENITALIA INTERNA DAN PAP SMEAR Lokalisasi letak serviks dengan jari telunjuk yang bersarung dan berpelumas yang mengandung air.
Sistokel, Kistouretrokel, rektokel
Kaji penyangga pintu atas vaginal dengan meminta pasien untuk mengejan Pelebaran introitus dengan menekan margin posteriornya kea rah bawah. Masukkan speculum berpelumas mengandung air dengan ukuran yang sesuai, memulai dengan speculum dipegang miring (oblik).
7
Praktik Keperawatan Dasar
Putar speculum, buka speculum dan inspeksi area serviks. Amati - Posisi
-
Warna Permukaan epithelial Adanya rabas atau pendarahan
-
Adanya ulkus, nodulus, atau massa
Serviks mengarah ke depan jika uterus retroversi Keunguan pada kehamilan Epitelium skuamosa dan kolumnar Rabas dari orifisium pada servisitis mukopurulen Herpes, polip, kanker
Dapatkan specimen untuk sitologi (Pap smear) dengan : Spatula atau sikat endoserviks (kecuali pada wanita hamil) untuk mengambil apusan ektoserviks Atau jika pasien tidak hamil, gunakan sikat serviks untuk mendapatkan specimen koombinasi (juga gunakan Thin Prep)
Kanker dini sebelum terlihat bukti klinis.
Inspeksi mukosa vaginal ketika anda melepaskan speculum
Warna kebiruan dan ruga yang dalam pada kehamilan, kanker vaginal
Palpasi, dengan cara pemeriksaan bimanual Serviks dan forniks
Uterus Adneksa kanan dan kiri (ovarium)
Nyeri atau serviks bergrak pada penyakit radang punggul Kehamilan, mioma;ismus lunak pada kehamilan muda Massa ovarium, salpingitis, kehamilan tuba
8
Praktik Keperawatan Dasar
Kaji kekuatan-kekuatan otot pelvis. Dengan jari Anda dalam vagina mengarah ke serviks, minta pasien mengencangkan otot-otot di sekitar jari sekuat dan selama mungkin.
Jepitan kuat yang menekan jari Anda, gerakkan ke ats dan ke dalam, jika berlangsung lebih dari 3 detik, otototot tersebut di nyatakan berkekuatan penuh
Lakukan pemeriksaan rektovaginal
LATIHAN Setelah anda mempelajari prosedur pengkajian fisik reproduksi wanita, selanjutnya lakukan kegiatan berikut :
Berlatih mandiri dengan teman-teman kelas prosedur pengkajian fisik reproduksi wanita di laboratorium keperawatan kampus.
9
Praktik Keperawatan Dasar
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn S. 2012. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Edisi 5. Jakarta : EGC Priharjo, Robert. 2001. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC
10