Pengaturan Hormonal Sistem Reproduksi Wanita Ana Nurkhasanah Tuesday, January 24, 2017 Anatomi Sistem Reproduksi
Ketepatan pola siklus fungsi sistem reproduksi perempuan diatur melalui keseimbangan hormon hipotalamus (GnRH), hipofisis (FSH dan LH), dan hormon ovarium (estrogen dan progesteron). Mekanisme umpan balik positif dan negatif juga turut terlibat.
Menarke
(periode
menstruasi
pertama)
menandakan
awitan
maturasi
seksual
perempuan. Saat kanak-kanak, ovarium mensekresi sedikit estrogen yang menghambat pelepasan GnRH hipotalamus. Saat pubertas, hipotalamus menjadi kurang sensitif terhadap estrogen dan melepas GnRH melalui semprotan pulsatif. GnRH menstimulasi hipofisis anterior untuk melepas FSH dan LH yang pada gilirannya, akan menstimulasi ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estradiol adalah estrogen yang secara biologis paling aktif dan paling penting yang disekresi ovarium. Estron adalah estrogen lemah yang dibentuk melalui konversi androstenodion. Estriol adalah estrogen terlemah.
Efek fisiologis estrogen
Hormon ini i ni merangsang mer angsang pertumbuhan pertumb uhan semua organ reproduksi, terutama lapisan mukosa dan lapisan otot tuba uterin, uterus dan vagina. Estrogen juga menstimulasi pertumbuhan duktus dan alveoli kelenjar mammae.
Estrogen mempengaruhi konfigurasi tubuh total melalui peningkatan pembentukan tulang dan peningkatan penumpukan lemak dalam semua jaringan subkutan terutama diarea bokong, paha dan payudara. Estrogen juga memiliki efek metabolik, termasuk menurunkan kadar kolesterol dan lipoprotein densitas rendah dalam darah melalui perbandingan pada perempuan pascamenopause dan laki-laki, dan juga menfasilitasi metabolisme kalsium. Hormon ini mempengaruhi fungsi pengaturan suhu dan pusat vasomotorik hipotalamus yang mengendalikan saraf penyebab dilatasi dan kostriksi pembuluh darah. Estrogen menyebabkan produksi sekresi serviks berair jernih yang cenderung memfasilitasi masuknya sperma ke dalam uterus.
Efek fisiologis progesteron
Progesteron merangsang pertumbuhan endometrium uterus lebih lanjut untuk mempersiapkannya terhadap implantasi ovum yang sudah dibuahi. Progesteron menghambat kontraksi uterus sehingga ovum yang sudah tertanam dapat bertahan. Hormon ini juga merangsang pertumbuhan dan diferensiasiasi sel-sel alveolar kelenjar mammae menjadi sel-sel pensekresi susu. (produksi susu aktual merupakan salah satu fungsi
prolaktin
setelah
payudara
dipersiapkan
oleh
hormon
estrogen
dan
progesteron). Progesteron meningkatkan viskositas mukus serviks dan demikian cenderung menghambat masuknya seperma ke os serviks. Progesteron menyebabkan sedikit peningkatan suhu tubuh basa dan peningkatan ekskresi natrium dan air dari ginjal. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi menandakan fluktuasi irama hormon hipotalamus, hipofisis, dan ovarium serta perubahan morfologis yang di hasilkan pada ovarium dan endometrium uterus.
Menstruasi (mens) adalah perdarahan bulanan yang terjadi jika bagian endometrium uterus luruh dan dikeluarkan melalui vagina. Rentang siklus menstruasi biasanya berkisar selama 28 hari, walaupun sangat beragam. Siklus terpendek 18 hari atau terpanjang 40 hari masih dianggap normal. Siklus menstruasi berhubungan dengan siklus ovarium dan siklus endometrium (uterus). Siklus ovarium terdiri dari fase folikular (preovulatori) yang mencakup periode pertumbuhan folikular; fase ovulasi yang merupakan titik kulminasi dalam ovulasi, dan fase luteal (postovulatori), yaitu periode akttivitas korpus luteum. Siklus endometrium terdiri dari fase menstruasi; fase proliferatif, berkaitan dengan fase folikular dalam ovarium; dan fase sekretori (progestasi), berkaitan dengan fase luteal dalam ovarium.
Siklus ovarium
Diawal siklus (hari 1 fase folikular), FSH dan LH disekresi dari hipofisis anterior sesuai dengan sinyal dari sekresi pulsatil GnRH hipotalamus. Kelompok folikel primer, 20 sampai 25, (disertai reseptor FSH pada sel-sel granulosanya dan reseptor LH pada sel-sel tekannya) mulai mensekresi estrogen, tumbuh, dan membentuk antrum. Folikel primer kemudian berubah menjadi folikel sekunder. Awalnya, peningkatan kadar estrogen plasma menghambat FSH dan LH melalui umpan balik
negatif.
Penurunan
FSH
cenderung
menghambat
perkembangan
folikel
selanjutnya kecuali pada folikel utama yang terpilih untuk ovulasi. Produksi estrogen terus meningkat. Jika konsentrasi estrogen darah terus meningkat selama fase midfolikular, hal ini akan mengakibatkan efek stimulatori umpan balik positif pada hipofisis dan meningkatkan produksi LH. Puncak estrogen adalah kadar estrogen darah yang tinggi yang dipertahankan selama 50 jam. Puncak ini menyebabkan LH juga mencapai puncak tertinggi atau puncak LH.
Puncak LH menyebabkan efek berikut pada folikel utama : Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis pertama dan selanjutnya menjadi oosit sekunder dan badan polar pertama. Meiosis akan berlanjut jika oosit dibuahi. Sintesis enzim dan prostaglandin yang penting untuk ruptur folikel. Ovulasi atau pelepasan oosit dan sel-sel yang berkaitan dengannya ke dalam rongga tubuh agar dapat ditarik tuba uterin, berlangsung dalam 24 sampai 3 jam setelah puncak LH. Hal ini terjadi 13 sampai 15 hari sebelum awitan menstruasi (awal siklus selanjutnya). Sel folikel yang ruptur setelah menjalani proses luteinisasi berubah menjadi korpus luteum yang kemudian memproduksi progesteron dan sedikit estrogen.
Peningkatan kadar progestron dan estrogen dalam darah menyebabkan efek umpan balik negatif yang kuat pada FSH dan LH. Tanpa LH untuk mempertahankannya, korpus luteum mengalami kemunduran dan kadar estrogen dan progesteron menurun dengan tajam. Karena adanya penurunan kadar estrogen dan progesteron darah, efek umpan balik negatif terhadap kelenjar hipofisis anterior berkurang, FSH dan LH kembali meningkat untuk memulai siklus baru. Siklus endometrium (uterus)
Siklus endometrium terjadi dalam rangka mempersiapkan endometrium uterus untuk memberi nutrisi dan mempertahankan ovum jika sudah dibuahi. Peristiwa dalam siklus endometrium ini sangat berkorelasi dengan peristiwa hormonal dan morfologis dalam siklus ovarium. Fase menstruasi adalah periode pedarahan selama 4 sampai 5 hari. Dibawah pengaruh estrogen dan folikel yang berkembang dalam ovarium, dan endometrium diperbaiki melalui pembelahan sel dalam lapisan basal saat menstruasi masih berlangsung. Fase
proliferatif
berlangsung
sampai
terjadi
ovulasi.
Endometrium yang berproliferasi dari lapisan basal kembali menjadi tebal dan tervaskularisasi dengan baik. Estrogen juga menyebabkan pertumbuhan reseptor progesteron pada sel-sel endometrial. Kelenjar tubular tumbuh dalam lapisan superfisial. Sel-sel kelenjar berproliferasi dengan cepat, tetapi tidak mengakumulasi banyak sekresi.
Arteriol spiral menonjol diantara kelenjar-kelenjar unutk mensuplai sel-sel endometrial dan grandular.
Saat fase sekretori (progestasi), progesteron merangsang kelanjutan pertumbuhan lapisan superfisial. Kelenjar
membesar
dan
mensekresi
nutrien
(glikogen
dan
lemak)
untuk
mempertahankan perkembangan embrio jika sudah terjadi pembuahan. Arteriol spiral menjadi terkonvulasi (berlipat-lipat). Endometrium siap untuk implantasi. Jika
pembuahan
tidak
terjadi,
endometrium
beregresi.
Korpus luteum berdegenerasi; kadar progesteron dan estrogen berkurang. Arteriol spiral, sekarang tidak didukung hormon, berkonstriksi dan berdilatasi secara intermiten. Konstriksi ini mengurangi aliran darah dan menyebabkan iskemia serta kematian (nekrosis) jaringan dana kelenjar di sekitarnya. Saat arteriol berdilatasi, darah keluar dari area yang telah terdisintegras. Fragmen jaringan endometrium, sekresi kelenjar grandular, mukus, dan sedikit darah akan terlepas kedalam rongga uterus. Perdarahan (mens) berlangsung selama 4 sampai 5 hari dan siklus akan dimulai kembali.