BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur
oleh
kelenjar-kelenjar
endokrin
dan
hormon
yang
dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
1
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
2
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria ? Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria? Apa saja hormon yang bekerja pada sistem reproduksi ? Bagaimanakah siklus menstruasi terjadi? Bagaimanakah terjadinya spermatogenesis ?
C. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita 2. Mahasiswa mengetahui fisiologi organ reproduksi pria dan wanita 3. Mahasiswa mengetahui hormon-hormon yang bekerja pada sistem reproduksi 4. Mahasiswa mengetahui perkembangan sperma 5. Mahasiswa mengetahui siklus menstruasi..
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA 1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar). 1) Penis Penis terdiri dari: -
Akar (menempel pada didnding perut) Badan (merupakan bagian tengah dari penis) Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut). Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan
air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis. Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil: -
2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus
-
kavernosus, terletak bersebelahan. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah,
4
maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi). 2) Skrotum Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot
mengendur
kremaster atau
pada
dinding
mengencang
skrotum
sehinnga
akan testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat). 3) Testis Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri
agak
lebih
rendah
dari
testis
kanan.
Testis
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari : a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
5
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial. Testis memiliki 2 fungsi, yaitu: Pembentukan sperma
oleh
tubulus
seminiferus.
Pembentukan
hormone testoteron oleh sel leydig 2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian : 1) Vas deferens
Vas
deferens
merupakan
saluran
yang
membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika. 2) Uretra Uretra berfungsi 2 fungsi: - Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih - Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen. 3) Kelenjar Prostat Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan
dengan
pertambahan
usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
6
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu: -
Lobus Lobus Lobus Lobus
posterior lateral anterior medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat. 4) Vesikula seminalis. Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis : Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen
7
3. Duktus Duktuli 1) Epididimis Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh
lapisan
visceral,
lapisan
ini
pada
mediastinum
menjadi lapisan parietal. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan
ikat,
spermatozoa
melalui
duktuli
eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya
membentuk
kerucut
±
20
kecil
cm,
dan
berbelok-belok bermuara
di
dan
duktus
epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferensi Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis,
mengatur
sperma
sebelum
di
ejakulasi,
dan
memproduksi semen. 2) Duktus Deferens Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika
8
seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm. 3) Uretra. 4. Bangunan Penyokong atau Penyambung 1) Funikulus Spermatikus Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.
B. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA 1. Hormon pada Laki-laki a. FSH Menstimulir spematogenesis. b. LH Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron. c. Testosteron Bertanggung
jawab
dalam
perubahan
fisik
laki-laki
terutama organ seks sekundernya. Efek hormon testoteron pada pria: Sebelum lahir: a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksternal b. Mendorong penurunan testis ke skrotum Efek reproduksi a. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi b. Penting dalam spermatogenesis Pertumbuhan tanda kelamin sekunder 2. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia
9
berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit
berkembang
sekunder.
menjadi
Spermatozit
spermatid.
Tahap
sekunder akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa.
Ukuran
spermatozoa
adalah
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
10
60
mikron.
C. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA 1. Genetalia Eksterna (vulva) Yang terdiri dari: 1) Tundun (Mons veneris) Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis. 2) Labia Mayora Merupakan kelanjutan dari mons
veneris,
berbentuk
lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan. 3) Labia Minora Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian
atas
labia
minora
akan
bersatu
membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara
11
bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette. 4) Klitoris Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat
erektil.
Glans
clitoridis
mengandung
banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm. 5) Vestibulum (serambi) Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini,
paraurethral.
dan
Kelenjar
2
buah
bartholini
muara berfungsi
kelenjar untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri
Neisseria
gonorhoeae
maupun
bakteri-bakteri
pathogen. 6) Himen (selaput dara) Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing
12
wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior. 7) Perineum (kerampang) Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani 2. Genetalia Interna a. Vagina Merupakan
saluran
menghubungkan muskulusnya
muskulo-membraneus
rahim
merupakan
dengan kelanjutan
yang
vulva.
Jaringan
dari
muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya
sekitar
11
cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi: -
Forniks anterior
13
-
Forniks ekstra Forniks posterior Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam usu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina: -
Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi. - Alat hubungan seks. - Jalan lahir pada waktu persalinan. b. Uterus Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang
dan
depan
dan
bagian
atas
tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng. - Korpus uteri : berbentuk segitiga - Serviks uteri : berbentuk silinder - Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba. Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas.
14
Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
-
Peritonium Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
-
abdomen. Lapisan otot Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh
darah
arteri
dan
vena.
Lengkungan
serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang
15
terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan
selaput
lendir
kavum
uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim -
dan meregang saat persalinan.\ Endometrium Pada endometrium terdapat lubang merupakan
muara
dari
kelenjar
kecil
yang
endometrium.
Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam
siklus
endometrium
menstruasi.
Pada
saat
konsepsi
mengalami
perubahan
menjadi
desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terusmenerus,
sehingga
dapat
membasahi
vagina.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang
menyangga,
tonus
otot-otot
panggul.
Ligamentum yang menyangga uterus adalah: a) Ligamentum lantun
16
Ligamentum
latum
seolah-olah
tergantung
pada tuba fallopii. b) Ligamentum rotundum (teres uteri) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat. Fungsinya menahan uterus dalam antefleksi. c) Ligamentum infundibulopelvikum Menggantung dinding uterus
ke
posisi
dinding
panggul. d) Ligamentum kardinale Machenrod Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan
ke kiri. Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum Merupakan penebalan
dari
ligamentum
kardinale Machenrod menuju os.sacrum. f) Ligamentum vesiko-uterinum Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga
dapat
mengikuti
perkembangan
uterus saat hamil dan persalinan. c. Tuba Fallopii Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler,
dengan
panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.
fungsi
tubae
sangat
penting,
yaiu
untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
17
konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk
blastula
yang
siap
melakukan
implantasi. d. Ovarium Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf
dan
mengeluarkan
ovum.
Ketika
dilahirkan,
wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi: a) Memproduksi ovum b) Memproduksi hormone estrogen c) Memproduksi progesterone Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
18
pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen
untuk
menumbuhkan
tanda-tanda
seks
sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.
19
D. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA 1. Hormon Reproduksi pada wanita 1) Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum. 2) Hormon Estrogen yang berfungsi
merangsang
sekresi
hormone LH. 3) Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses Pematangan sel ovum). 4) Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
E. SIKLUS MENSTRUASI Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil,
setiap
bulan
akan
mengeluarkan
darah
dari
alat
kandungannya. 1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya pendarahan selama 4hari. 2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4hr 3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat. 4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan
glikogen
endometrium.
F. Hormon-Hormon Reproduksi
20
guna
mempersiapkan
1. Estrogen Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna
pada
siklus
menstruasi
dengan
membentuk
ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma. 2. Progesterone Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi
zygot.
Kadar
progesterone
terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG. 3. Gonadotropin Releasing Hormone GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GNRH
akan
merangsang
pelepasan
FSH
(folikl
stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
21
4. FSH
(folikel
stimulating
hormone)
dan
LH
(luteinizing
Hormone) Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH. 5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi
dalam
menghasilkan
progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. 6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua
22
(sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester
ketiga
(sekitar
10.000
mU/ml).
Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masamasa
kehamilan
awal.
Mungkin
juga
memiliki
fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb). 7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara.
Di
ovarium,
prolaktin
ikut
mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga
23
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Sistem reproduksi
reproduksi
pria
memiliki
pria
dan
penis
wanita
dan
berbeda.
kelenjar
testis
Pada untuk
menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki
vagina
dan
ovarium
untuk
menghasilkan
ovum.
Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
B. SARAN Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan
orang
reproduksinya
untuk
tersebut
akan
dapat
tidak
digunakan
secar
menjaga bebas
alat tanpa
mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami,
tepat sasaran, dan tidak menyesatkan.
Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi
24
rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.
25
DAFTAR PUSTAKA Marieb, Elaine N dan Katja Ttoen. 2011. Anatomy and Physiologi. San Fransisco: Pearson Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Verrals, sylvia. 1997. Anatomi Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta: EGC
26
Makalah
SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA
Disusun Oleh :
ANDI BAU PUTRIANI 2012219
YAYASAN PENDIDIKAN KURNIA JAYA AKADEMI KEBIDANAN ANDI MAKKASAU PAREPARE TAHUN 2015
27
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nyalah,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya yang berjudul “SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA”. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril yang sangat bermanfaat bagi penulis. Untuk itu, penulis berkewajiban untuk menyampaikan banyak ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Selain itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata “sempurna”. Karena itu, penulis
mengharapkan
kritikan
dan
saran-saran
yang
sifatnya
membangun demi untuk penyempurnaan makalah ini. Namun, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para pelajar. Penulis pun tak lupa ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dosen yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.
28
Semoga Allah SWT, memberikan pahala kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam rangka penulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amin.
Parepare, Agustus 2015 Penyusun,
ii
29
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................
i
KATA PENGANTAR...................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................
1
A. Latar Belakang....................................................... B. Rumusan Masalah.................................................. C. Tujuan....................................................................
1 2 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................
3
A. B. C. D. E.
Anatomi Sistem Reproduksi Pria............................ Fisiologi Sistem Reproduksi Pria............................. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita....................... Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita........................ Siklus menstruasi...................................................
3 7 9 17 17
BAB III PENUTUP...................................................................
21
A. Kesimpulan............................................................ B. Saran......................................................................
21 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................
22
iii
30