Pengertian Metode Kanguru adalah ( skin to skin contact) adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi premature atau berat lahir < 2500 gram dengan cara
diletakkan pada dada terbuka ibu, keduanya kemudian ditutup dengan selimut atau baju tipis (Roesli,2001, hlm. 24).
Definisi Metode Kanguru - Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia melainkan dikembangkan di Kolombia. Nama kanguru digunakan karena metode penanganan bayi premature atau
BBLR yaitu kurang dari 2500 g ram. Ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi (Pratomo, 2007). Tujuan Perawatan dengan Metode Languru
a. Tujuan Umum Menurunkan angka kematian bayi akibat BBLR. b. Tujuan Khusus
Mendidik dan memotivasi ibu dalam merawat BBLR.
Mendidik ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Memotivasi ibu untuk kontak langsung dengan kulit bayi.
Mengupayakan agar bayi yang lahir di rumah sakit dapat dipulangkan secepat mungkin serta untuk mengurangi pemakaian inkubator. Mengurangi lama perawatan BBLR di rumah sakit (Robinson, 2002, hlm. ).
Keuntungan metode kanguru
Keuntungan yang didapat dari metode kanguru bagi perawatan bayi adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan hubungan emosi ibu – anak. b. Menstabilkan suhu tubuh, denyut j antung, dan pernafasan bayi. c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik. d. Mengurangi striae pada ibu dan bayi. e. Mengurangi lama menangis pada bayi. f. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi. g. Meningkatkan produksi ASI. h. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit. i. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit. (Suriviana, 2005). Cara Melakukan metode kanguru
Untuk melakukan metode kanguru dapat dengan menggunakan cara sebagai berikut :
1. Beri bayi pakaian, topi, popok, dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu. 2. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak. 3. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu m emakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. 4. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. 5. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau ber diri, duduk, jalan, makan dan mengobrol, pada waktu tidur, posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu. 6. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain. 7. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI, dan keberhasilan ibu dan bayi. (Suriviana, 2005).
Komponen Metode Kanguru
1) Posisi kanguru. Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah. Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok. Dalam posisi demikian tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh. Bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaus kaki. Tetapi apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel (kulit ke kulit) pada dada ibu. 2) Monitor. Selama bayi cukup mendapat ASI dan berada dalam dekapan ibu, biasanya suhu akan mudah dipertahankan antara 36,5-37,5°C. W alaupun demikian, pemantauan suhu ketiak bayi perlu dilakukan setiap 6 jam selama 3 hari pertama per tama PMK dimulai. Selanjutnya pengukuran dilakukan 2 kali sehari. Selain suhu, ibu perlu memantau pernapasan bayi. Pernapasan normal bayi prematur berkisar 40-60 kali per menit dan kadang dapat disertai periode apnu (tidak bernapas).Beberapa tanda bahaya adalah bayi sulit bernapas, merintih, bernapas sangat cepat atau sangat lambat, berhenti napas yang sering dan lama (>20 detik), bayi terasa dingin walau sudah dihangatkan, sulit minum, muntah-muntah, kejang, diare, atau kulit menjadi kuning. Bila menjumpai tanda-tanda diatas, segeralah mencari pertolongan pada tenaga kesehatan. 3) Waktu dan siapa saja. PMK idealnya dilakukan 24 jam sehari, tetapi pada permulaan dapat dilakukan bertahap dari minimal 60 menit, kemudian ditingkatkan sampai terus-menerus, siang dan malam, disela hanya untuk mengganti popok. Ibu dapat tetap melakukan pekerjaan sehari-hari seperti ber diri, duduk, memasak, jalan-jalan, bahkan bekerja. Waktu tidur pun ibu dapat berbaring atau se tengah duduk sambil tetap mempertahankan posisi kanguru. (Efar, 2008)
Daftar Pustaka Makalah Metode Kanguru
Suriviana. (2005). Metode Kangguru untuk Merawat Bayi Prematur , http://www.infoibu.com, diperoleh tanggal 19 Oktober 2008. Roesli, Utami. (2001). Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0 – 3 3 bulan, Cetakan I . Jakarta. Trubus Agriwidya. Pratomo, Hadi. (2007). Metode Kangguru untuk Bayi Prematur , www.halalguide.com, diperoleh tanggal 6 oktober 2008 Robinson, Carld D. (2002). Tanya Jawab Perawatan Bayi Tahun Pertama. Jakarta. Arcan. Efar, Pustika. (2008). Perawatan Metode Kangguru : “Inkubator” Alami untuk Bayi Prematur , http://www.tanyadokteranda.com, diperoleh tanggal 04 Oktober 2008.