Pengertian Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar, dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Pada dasarnya, manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik kegiatan pembelajaran yang dikategorikan dalam kurikulum inti maupun penunjang, berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya; oleh Kementrian Pendidikan Nasional atau Kementrian Agama.
Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran sering disebut dengan manajemen kurikulum dan pembelajaran.
Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas, dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain, berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.
Dengan berpijak dari pernyataan-pernyataan terkait definisi manajemen pembelajaran tersebut, maka dapat dibedakan antara pengertian manajemen pembelajaran dalam arti luas dan manajemen pembelajaran dalam arti sempit.
Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan pebelajar –peserta didik— dengan diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masing-masing tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan latar belakang profesionalisme mereka. Namun demikian, secara global definisi mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa, manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola, yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya, guna mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan.
Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer adalah guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan) serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan tujuan pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proses-kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa yang dilakukan pendidik. Oleh karena itulah, untuk mendapatkan proses pembelajaran yang berkualitas dan maksimal, maka dibutuhkan adanya perencanaan.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu –perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui pembelajaran— serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini pendidik membuat perangkat pembelajaran.
Pada kegiatan mengorganisasikan pembelajaran, pendidik mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran; baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada kegiatan mengendalikan (mengarahkan) pembelajaran, pendidik melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran yang telah dibuat di awal dalam perangkat pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam kegiatan menilai itu lah pendidik dapat menemukan bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan pembelajaran.
Senyatanya, manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sehingga dalam manajemen pembelajaran pun memiliki beberapa kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen pembelajaran tersebut antara lain: penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan melatihkan harapan kepada peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Disamping itu, dalam penyusunan materi diperlukan juga rancangan tugas ajar dalam ranah psikomotorik, dan rancangan tugas ajar dalam ranah afektif, selain rancangan tugas ajar dalam ranah kognitif tentunya.
B. FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Adapun fungsi-fungsi Manajemen Pembelajaran
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Anderson (1989:47), perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang dimasa depan.
Yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran menurut Davis (1996) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuan mengajar.
Dalam kedudukannya sebagai seorang manajer, guru melakukan perencanaan pembelajaran yang mencakup usaha untuk :
a. Menganilisis tugas.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau belajar.
c. Menulis tujuan belajar.
d. Model perencanaan Pengajaran
Suatu model perencanaan pengajaran sistematik, mengandung beberapa langkah, yaitu :
- Identifikasi Tugas-tugas.
- Analisis Tugas.
- Penetapan Kemampuan.
- Spesifikasi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap.
- Identifikasi Kebutuhan Pendidikan dan Latihan.
- Perumusan Tujuan.
- Kriteria Keberhasilan Program.
- Organisasi Sumber-sumber Belajar.
- Pemilihan Strategi Pengajaran.
- Uji Lapangan Program.
- Pengukuran Realibitas Program.
- Perbaikan dan Penyesuaian.
- Pelaksanaan Program.
- Monitoring Program.
http://unitkami4.blogspot.com/2013/11/makalah-kelompok-2-manajemen.html
Manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar, dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Pada dasarnya, manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik kegiatan pembelajaran yang dikategorikan dalam kurikulum inti maupun penunjang, berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya; oleh Kementrian Pendidikan Nasional atau Kementrian Agama.
Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran sering disebut dengan manajemen kurikulum dan pembelajaran.
Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas, dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi pengelolaan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain, berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.
Dengan berpijak dari pernyataan-pernyataan terkait definisi manajemen pembelajaran tersebut, maka dapat dibedakan antara pengertian manajemen pembelajaran dalam arti luas dan manajemen pembelajaran dalam arti sempit.
Dalam arti luas, manajemen pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan pebelajar –peserta didik— dengan diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian, dan penilaian. Sedangkan manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola pendidik selama terjadinya interaksi dengan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masing-masing tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan latar belakang profesionalisme mereka. Namun demikian, secara global definisi mereka nyaris memiliki kesamaan bahwa, manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola, yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya, guna mencapai tujuan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran, sehingga manajemen pembelajaran merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan dalam manajemen pendidikan.
Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer adalah guru atau pendidik. Sehingga dengan demikian, pendidik memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan) serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan tujuan pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proses-kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari aspek, yaitu apa yang dilakukan peserta didik dan apa yang dilakukan pendidik. Oleh karena itulah, untuk mendapatkan proses pembelajaran yang berkualitas dan maksimal, maka dibutuhkan adanya perencanaan.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu –perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui pembelajaran— serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini pendidik membuat perangkat pembelajaran.
Pada kegiatan mengorganisasikan pembelajaran, pendidik mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran; baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada kegiatan mengendalikan (mengarahkan) pembelajaran, pendidik melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran yang telah dibuat di awal dalam perangkat pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam kegiatan menilai itu lah pendidik dapat menemukan bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga kemudian dapat menemukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan pembelajaran.
Senyatanya, manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sehingga dalam manajemen pembelajaran pun memiliki beberapa kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen pembelajaran tersebut antara lain: penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan melatihkan harapan kepada peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Disamping itu, dalam penyusunan materi diperlukan juga rancangan tugas ajar dalam ranah psikomotorik, dan rancangan tugas ajar dalam ranah afektif, selain rancangan tugas ajar dalam ranah kognitif tentunya.
http://ulashoim.blogspot.com/2013/06/hakikat-manajemen-pembelajaran.html
Manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan siswa dengan mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam mengelola pembelajaran, guru sebagai manajer melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Dalam proses manajemen pembelajaran akan dibahas tentang manajemen pengembangan kemampuan siswa, manajemen guru terhadap pembelajaran, perencanaan pembelajaran, manajemen strategi pembelajaran, manajemen pengelolaan kualitas pembelajaran, dan manajemen penilaian berbasis kelas.
Manajemen Pengembangan Kemampuan Siswa
Kompetensi merupakan kemampuan yang dapat dilakukan siswa yang mencakup tiga aspek, yaitu: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang memiliki standar, yaitu acuan bagi guru tentang kemampuan yang menjadi fokus pembelajaran dan penilaian.
Bloom (Dharma, 2008:12) mengemukakan "Kemampuan masing-masing siswa dalam suatu mata pelajaran akan disesuaikan dengan kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik". Berikut akan dijelaskan tentang klasifikasi hasil belajar sebagai berikut:
Kemampuan kognitif adalah merangsang kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Menurut Dharma (2008:12) "Kemampuan kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 (enam) aspek yaitu: "Pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi". Aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan aspek analisis, sintesis, dan evaluasi termasuk kognitif tingkat tinggi.
Kemampuan afektif yaitu kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Krathwoohl et al (Yamin dan Maisah, 2009:80) mengemukakan "Mengembangkan kemampuan afektif ke dalam 5 (lima) kelompok, yaitu: pengenalan, pemberian respon, penghargaan, terhadap nilai, pengorganisasian, dan pengamalan".
Kemampuan psikomotorik yaitu kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, dan kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik, seperti: kegiatan praktik, demonstrasi dari sebuah materi pelajaran. Kemampuan psikomotorik psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak.
Perencanaan Pembelajaran
Proses suatu perencanaan dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Jihad dan Haris (Yamin dan Maisah, 2009:123) "Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran". Kedua aspek ini berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di saat pembelajaran sedang berlangsung. Perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
Uno (2008:3) mengemukakan bahwa perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Untuk merancang sesuatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Perencanaan desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang belajar.
Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran mengacu pada siswa secara perorangan.
Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengring dari npembelajaran.
Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
Proses Manajemen Pembelajaran
- Dr. Djailani, M.Pd
- Siraj, S.Pd., M.Pd
1. Manajemen
Manajemen adalah kemampuan dan ketrampilan khusus untukmelakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.Hersey dan Blanehara (1982) memberikan pengertian bahwa pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui seseorang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen merupakan istilah lain dari pengelolaan yang menurut Suharsimi Arikunto (1996:2) adalah pengadministrasian, pengaturan, dan penataan suatu kegiatan.[4]
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya mebelajarkan siswa-siswa belajar. Pembelajaran juga diartikan sebagai sebuah proses perubahan tingkah laku atau sikap yag disebabkan oleh pengalaman. Belajar menurut Gagne dalam Dahar (1989) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu oganisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar pada hakekatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar (Diknas, 2004) Dari konsep belajar muncul istilah pembelajaran. Degeng dalam Wena (2009) mengartikan pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Gagne dan Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu rangkaian events (kondisi, peristiwa, kejadian, dsb ) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajar, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung mudah (Diknas, 2004).[5]
C. Hakekat Manajemen Pembelajaran
Sesuai perkembangan kebutuhan manusia, pemahaman tentang manajemen juga mengalami perkembangan secara luas. Manajemen diartikan sebagai mengelola orang-orang, mengambil keputusan dan mengorganisasi sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang telah ditentukan. Demikian definisi pengertian yang lain ialah menekankan pengaturan orang-orang yang tugasnya mengarahkan usaha ke arah tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain. Sesuatu aktivitas menggerakkan oarang lain, suatu kegiatan memimpin, atas dasar sesuatu yang telah diputuskan terlebih dahulu[6].
Pemimpin organisasi disebut para manajer, sedangkan secara kolektif mereka disebut manajemen. Secara umum manajemen diartikan sebagai proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan.
Belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan pembelajaran dipandang sebagai proses kegiatan menggerakkan orang-orang untuk belajar. Dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta berbagai teknik-teknik yang bersifat kelembagaan[7], artinya disesuaikan dengan lembaga pendidikan tertentu, seperti :
1) Teknik menciptakan masyarakat belajar di sekolah,
2) Teknik menciptakan masyarakat ilmiah di perguruan tinggi,
3) Teknik mengadakan dan mengatur sumber belajar,
4) Teknik meningkatkan partisipasi alumni dan masyarakat,
5) Teknik meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang sejenis,
6) Teknik ketatausahaan yang tepat waktu dan konsisten.
Beberapa isu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar antara lain:
1) Variasi aktivitas belajar cenderung kurang menyeluruh, dan hanya didasarkan pada minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang guru,
2) Aktivitas pendidikan yang diperoleh siswa terbatas, Aktivitas siswa kurang berorientasi kepada gaya hidup di masa mendatang.
Berdasarkan pemikiran tersebut manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain, atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa (orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang[8].
D. Pengembangan Manajemen Pembelajaran
Beberapa bagian terpenting dari manajemen pembelajaran tersebut antara lain:
1. Penciptaan lingkungan belajar.
2. Mengajar dan melatihkan harapan kepada siswa.
3. Meningkatkan aktivitas belajar.
4. Meningkatkan disiplin siswa
Selain itu dalam penyusunan materi diperlukan pula rancangan tugas ajar dalam wilayah psikomotrik, rancangan tugas ajar dalam wilayah kognitif, serta rancangan tugas ajar dalam wilayah afektif.
E. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran
Praktek manajemen menunjukkan bahwa fungsi atau kegiatan manajemen seperti planing, organizing, actuating, dan controling secara langsung atau tidak langsung selalu bersangkutan dengan unsure manusia, planning dalam manajemen adalah ciptaan manusia, organizing selain mengatur unsure manusia, actuating adalah proses menggerakkan manusia-manusia anggota organisasi, sedang controlling diadakan agar pelaksanaan manajemen [9](manusia-manusia) selalu dapat meningkatkan hasilnya.
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan guru, seperti halnya dengan konsep mengajar. Pembelajaran mencakup semua kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belejar manusia. Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide maupun kombinasi dari bahan bahan itu. Bahkan saat ini berkembang pembelajaran dengan pemanfaatan berbagai program komputer untuk pembelajaran atau dikenal dengan e learning.
Berpijak dari konsep manajemen dan pembelajaran, maka konsep manajemen pembelajaran dapat diartikan proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan si pebelajar dengan mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam "memanaje" atau mengelola pembelajaran, manajer dalam hal ini guru melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran[10].
Dari fakta di atas dapatlah dibenarkan bahwa pendapat yang menyatakan sukses tidaknya suatu organisasi untuk bagian yang besar tergantung kepada orang-orang yang menjadi anggotanya. Betapa pun sempurnanya rencana-rencana, organisasi dan pengawasan penelitiannya, bila orang-orang tidak mau melekukan pekerjaan yang diwajibkan atau bila mereka tidak dapat menjalankan tugas yang diwajibkan kepadanya tidak akan diperoleh hasil yang sesuai atau optimal.
F. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah diuraikan di muka, tentunya sudah dalam bentuk ujud rencana atau program kegiatan. Dengan kata lain, pelaksanaan kegiatan ini merupakan implementasi rencana atau program yang telah dibuat dalam proses perencanaan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini secara sederhana paling tidak mencakup:
a. Pengembangan Strategi Pembelajaran
Pengembangan strategi pembelajaran menunjuk upaya men-gimplementasikan suatu rencana yang telah disusun. Pengembangan strategi dimaksudkan untuk memberi "nyawa" terhadap interaksi seluruh komponen proses kegiatan dalam iklim pendidikan orang dewasa (andragogis). Ini berarti bahwa pengembangan strategi pembelajaran merupakan taktik yang digunakan tutor agar dapat memfasilitasi warga belajar dalam mencapai tujuan belajar dengan efektif dan efisien[11].
Dalam prakteknya, pengembangan strategi ini harus mempertimbangkan prosedur, langkah-langkah, dan cara-cara mengorganisir kegiatan warga belajar. Tahapan pembelajaran berkenaan dengan langkah-langkah kegiatan tutor, mulai tahap awal sampai tahap penilaian serta tindak lanjut. Sedangkan model-model pembelajaran berkenaan dengan cara-cara tutor mengembangkan kegiatan warga belajar sehubungan dengan bahan yang harus dipelajarinya.
b. Pemberian Motivasi Belajar
Suatu kebutuhan atau tujuan. Dan kepuasan akan mengacu kepada pengalaman yang menyenangkan pada saat terpenuhinya suatu kebutuhan. Dengan kata lain bahwa kaitan antara motivasi dengan kepuasan belajar adalah suatu dorongan yang timbul dari individu warga belajar untuk mencapai hasil yaitu belajar, sehingga hasil tersebut memberikan kepuasan.
Seorang tutor harus memahami bahwa sebelum individu warga belajar menyadari akan adanya kebutuhan, didahului oleh dorongan-dorongan yang seringkali menimbulkan ketidakseimbangan dalam dirinya. Namun perlu dibedakan antara dorongan dengan kebutuhan. Kebutuhan atau tujuan belajar yang diharapkan merupakan konsep yang memberikan dasar dan sekaligus arah pada terbentuknya motivasi belajar yang kuat. Motivasi sebagai suatu proses menyangkut kondisi psikologis warga belajar, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya ciri-ciri pribadi individu warga belajar, tingkat dan jenis tugas yang harus dikerjakan, dan lingkungan belajar. Dengan demikian, bagi tutor dalam memberikan motivasi belajar pada warga belajar, paling tidak ada tiga tindakan yang harus dilakukannya[12]:
1) Memahami ciri-ciri pribadi individu warga belajar,
2) Membuat tingkat dan jenis tugas yang menarik minat warga belajar,dan
3) Menciptakan lingkungan belajar sesuai harapan dan kebutuhan warga belajar.
c. Pemantauan Disiplin Belajar
Konsepsi pemantauan secara umum menunjuk pada upaya mengamati dan pengendalian kegiatan agar sesuai dengan rencana. Pemantauan dalam konteks kegiatan pembelajaran orang dewasa pada hakekatnya sama saja. Namun tekanannya pada situasi dan kondisi warga belajar dalam melakukan tugas belajar.
Konsepsi disiplin mengacu pada ketertiban pelaksanaan kegiatan yang berpedoman pada peraturan yang telah disepakati bersama dan telah ditentukan dalam perencanaan. Dalam konteks pembelajaran orang dewasa, disiplin menyangkut ketertiban tutor yang menciptakan suasana belajar dan ketertiban warga belajar dalam melakukan tugas-tugas belajar.[13]
Pemantauan yang dilakukan terhadap ketertiban situasi dan kondisi ini turut menentukan sejauhmana situasi dan kondisi itu menjadi lingkungan belajar. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang warga belajar untuk melakukan tugas-tugas belajar, memberikan rasa aman, yang pada ahirnya mencapai kepuasan dalam memperoleh tujuan belajar.
http://muhankholik.blogspot.com/2013/02/peran-manajemen-pembelajaran-dalam.html
DAFTAR PUSTAKA
Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Filosofi Teori dan Aplikasi.Jakarta : Pakar Raya.
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta.
Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
Soetopo, Hendyat dan Wasty Soekamto. 1982. Pengantar Operasional Manajemen Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sutikno, M. Sobry. 2012. Manajemen Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Uum dan Islam). Cetakan Pertama. Lombok: Holistica.
Suherma, Adang, Drs., M.A. dan Drs. Agus Mahendra, M.A.2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Widiyanti, Ninik, Dra. 1998. Manajemen Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta.
[1] M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Uum dan Islam), Cetakan Pertama, (Lombok: Holistica, 2012), Hal. 6.
[2] Hendyat Soetopo dan Wasty Soekamto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982). Hal. 95.
[3] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Ed. Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Hal. 65-66.
[4] M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan: Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Uum dan Islam), Cetakan Pertama, (Lombok: Holistica, 2012), Hal. 4.
[5] Permendiknas, No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
[6] Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, Cetakan Kedua, (Malang: IKIP Malang, 1989). Hal. 86.
[7] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Ed. Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Hal. 17.
[8] Ella Yulaelawati.. Kurikulum dan Pembelajaran. Filosofi Teori dan Aplikasi.(Jakarta : Pakar Raya, 2004), p. 14.
[9] Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta 2004), p,32.
[10] Ella Yulaelawati.. Kurikulum dan Pembelajaran. Filosofi Teori dan Aplikasi. (Jakarta : Pakar Raya, 2004), p. 76.
[11] Widiyanti, Ninik,. Manajemen Koperasi, (Jakarta : Rineka Cipta1998), p. 42.
[12] Syamsul Hadi, Profesionalisme Guru Dalam Menghadapi Tuntutan Pembelajaran Demokratis ( jakarta Erlangga 1987), P. 68.
[13] Ratna Wilis Dahar,. Teori teori Belajar,( Jakarta: Erlangga 1989 ), p. 52.
a. Pengertian Manajemen pembelajaran
Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu
manajemen dan pembelajaran. Secara bahasa (etimologi)
manajemen berasal dari kata kerja "to manage" yang
berarti mengatur.1
Adapun menurut istilah (terminologi) terdapat
banyak pendapat mengenai pengertian manajemen salah
satunya menurut George R. Terry Manajemen adalah suatu
proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perncanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan
SDM dan sumber daya lainnya.2
Sedangkan menurut Hanry L. Sisk mendefinisikan
Management is the coordination of all resources through
the processes of planning, organizing, directing and
controlling in order to attain stted objectivies. Artinya
manajemen adalah Pengkoordinasian untuk semua sumber-
1 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan
Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 1.
2 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen; Dasar...", hlm. 2-3.
sumber melalui proses-proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan di dalam
ketertiban untuk tujuan.3
Selanjutnya, mengenai pembelajaran berasal dari
kata "instruction" yang berarti "pengajaran". Pembelajaran
pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan
pendidik.4
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem pendidikan. Pembelajaran adalah proses
interaktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.5
Dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan
bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha untuk
mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran guna mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
3 Hanry L. Sisk, Principles of Management a System Appoach to
The Management Proces, (Chicago: Publishing Company, 1969), hlm. 10.
4 Mansur, Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Konstekstual, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 163.
5 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem