Pengertian Sistem Manajemen K3 / OHSAS 18001 OHSAS – Occupational Health and Safety Assesment Series-18001 merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja atau biasa disebut Manajemen K3 . Tujuan dari OHSAS 18001 ini sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen K3 Permenaker, yaitu Perlindungan terhadap para pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan yg timbul dari lingkungan kerja pekerjaan pekerjaan itu sendiri yang berdampak terhadap terhadap kesehatan kesehatan dan keselamatan keselamatan para pekerja DAN DAN tidak menimbulkan kerugian kerugian bagi perusahaan perusahaan dan pekerja itu sendiri. Akibat dari kecelakaan kerja bagi perusahaan yang bisa menciptakan citra buruk perusahaan dan menurunkan image perusahaan di mata mata clients, media media dan pekerja lainnya. seperti diketahui Banyak Industri ataupun bisa bisa jasa yang prosesnya prosesnya berdampak negative negative terhadap lingkungan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan pekerjanya, oleh sebab itu di butuhkan manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (Manajemen K3) sehingga ada jaminan bagi para pekerjanya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa perusahaan besar terutama OIL&GAS mewajibkan semua mitranya minimal harus mengimplementasikan sistem Manajemen K3 atau biasa di sebut dengan CSMS ( Contractor Safety Manajemen System ) serta untuk bisa mengikuti tender pada bidang oil and gas syarat utamanya perusahaan wajib memiliki dokumen K3LL. 2. Standart dalam Penerapan OHSAS 18001 Standar OHSAS mengandung beberapa komponen utama yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapan Sistim Manajemen Manajemen K3 dalam perusahaan secara berkesinambungan. berkesinambungan. Komponen utama standar OHSAS 18001 dalam penerapannya di perusahaan meliputi: 1. Adanya komitmen dari semua management perusahaan tentang Sistem Manajemen K3 . 2. Adanya perencanaan/analisa tentang program-program Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan 3. Melakukan Implementasi/penarapan Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan itu sendiri 4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di perusahaan 5. Melakukan Review dari manajemen perusahaan tentang kebijakan Sistem Manajemen K3 untuk di praktekkan dalam dalam semua semua kegiatan perusahaan perusahaan secara secara berkesinambung berkesinambungan. an. Berdasarkan 5 komponen utama diatas, tahapan dalam penyusunan Sistem Manajemen K3 menurut OHSAS 18001 dibagi menjadi 7 tahapan yaitu : 1. Melakukan indentifikasi resiko secara dini dan bahaya kepada linkungan 2. Menyesuikan/melaksanakan ketetapan UU dan peraturan hukum yang berlaku 3. Menetapkan sebuah target perusahaan dalam pelaksana program tersebut nantinya 4. Semua komponen dalam perusahaan Melaksanakan program perencanaan demi untuk tercapainya target dan objek yang telah ditentukan oleh perusahaan perusahaan 5. Mengharuskan adanya perencanaan terhadap kejadian darurat dalam operational 6. Jangan Lupa untuk melakukan Review ulang terhadap target dan para pelaksana system 7. Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan. Tahapan penerapan ini lebih panjang jika dibandingkan dengan penerapan Sistem Manajemen K3 menurut permenaker tetapi dari segi isi tidak ada perbedaan yang signifikan. Seiring dengan upaya pelaksanaan pelaksanaan OHSAS 18001 dalam perusahaan, muncullah suatu konsep baru sebagai akibat praktek OHSAS 18001 dalam manajemen perusahaan. Konsep baru tersebut yang lebih dikenal sekarang ini yaitu dengan nama Green Company.
Konsep OHSAS 18001 memiliki beberapa kesesuaian dengan ISO 14001 dan ISO 9001, sehingga banyak perusahaan sekarang mengintegrasikan tiga sistem tersebut sekaligua yaitu ISO 9001, ISO 14001 & OHSAS 18001 , dengan adanya sistem integrasi ini perusahaan akan lebih banyak mengambil keuntungan baik dari sisi effisiensi biaya, waktu ataupun efektifitas pelaksanaannya dalam perusahaan sebab dengan integrasi system artinya satu prosedur sudah mencangkup tiga sistem tersebut di dalamnya ( ISO 9001, ISO 14001 & OHSAS 18001 ) 3. Standart dalam proses penerapan Manajemen K3 Untuk menerapkan system Manajemen K3 ini dibutuhkan tiga tahapan proses, Sebagai berikut : 1.
Tahap Indentifikasi Awal Manajemen K3 – OHSAS 18001
Analisa / Indentifikasi terhadap tingkat kecukupan terhadap sistem dan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja di organisasi / industry. 1. Mencakup evaluasi proses sistem tersebut di organisasi sebelumnya 2. Pemeriksaan terhadap prosedur yang ada (berikut dokumennya) 3. Analisa tingkat kecelakaan pada masa lalu dan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. 2. Tahap Persiapan dan Implementasi Manajemen K3 – OHSAS 18001 Tahap ini merupakan tahap persiapan dokumen dan program kerja serta pelaksanaan implementasinya. Pada tahap ini ada beberapa elemen yang harus diperhatikan yaitu : 1.Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja serta managementnya 2. Organisasi, sumberdaya dan training 3. Pengendalian operasional yang menjadi titik tolak prosedur proses, peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dan perijinannya di lingkungan kerja. 4. Tujuan dan target dari pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja 5. Panduan system kesehatan dan keselamatan kerja dan dokumentasi 6. Pengendalian operasional yang mencakup adalah sebagai berikut: – pemantauan kesehatan kerja, – persiapan proyek, – pembelian yang berhubungan dengan hal tersebut – pemasok. 7. Pemeriksaan dan tindakan pencegahan 8. Investigasi dan tindakan perbaikan secara terus menerus 3. Tahap Penilaian Kinerja Proses Manajemen K3 – OHSAS 18001 Tahap ini merupakan tahap penilaian terhadap system yang t elah diterapkan yang mencakup : 1. Penilaian dokumentasi, 2. Verifikasi penerapan 3. Tindakan perbaikan/ pencegahan yang diperlukan secara terus menerus.
OHSAS 18001 OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment Series) 18001 adalah suatu standar i nternasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Tujuan dan sasaran yang termuat dalam SMK3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tujuan dari OHSAS sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan SMK3, yaitu meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja karena kondisi K3 tidak saja menimbulkan kerugian secara ekonomis tetapi juga kerugian non ekonomis seperti menjadi buruknya citra perusahaan. OHSAS 18001 menyediakan kerangka bagi efektifitas manajemen K3 termasuk kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang diterapkan pada aktifitas-aktifitas Anda dan mengenali adanya bahaya-bahaya yang timbul.
Cikal bakal OHSAS 18001 adalah dokumen yang dikeluarkan oleh British Standards Institute (BSI) yaitu Occupational Health and Safety Management Sistem-Specification (OHSAS) 18001:1999. OHSAS 18001 diterbitkan oleh BSI dengan tim penyusun dari 12 lembaga standarisasi maupun sertifikasi beberapa negara di dunia. Siapakah yang dapat menggunakan OHSAS 18001? Standar tersebut dapat diterapkan pada setiap organisasi yang berkemauan untuk menghapuskan atau meminimalkan resiko bagi para karyawan dan pemegang kepentingan lainnya yang berhubungan langsung dengan resiko K3 menyertai aktifitas-aktifitas yang ada. Banyak organisasi memiliki elemen-elemen yang dipersyaratkan oleh OHSAS 18001 yang dapat saling melengkapi untuk membuat lebih baik sistem manajemen terpadu sesuai dengan persyaratan standar ini. Organisasi yang mengimplementasikan OHSAS 18001 memiliki struktur manajemen yang terorganisir dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, sasaran perbaikan yang jelas, hasil pencapaian yang dapat diukur dan pendekatan yang terstruktur untuk penilaian resiko. Demikian pula, pengawasan terhadap kegagalan manajemen, pelaksanaan audit kinerja dan melakukan tinjauan ulang kebijakan dan sasaran K3. Apa sajakah manfaat-manfaat yang diperoleh dari pendaftaran OHSAS 18001? Kepuasan pelanggan – melalui pengiriman produk yang secara konsisten memenuhi persyaratan pelanggan disertai perlindungan terhadap kesehatan dan properti para pelanggan Mengurangi ongkos-ongkos operasional – dengan mengurangi kehilangan waktu kerja karena kecelakaan dan penurunan kesehatan dan pengurangan ongkos-ongkos berkenaan dengan biaya dan kompensasi hukum Meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan – dengan perlindungan pada kesehatan dan properti karyawan, para pelanggan dan rekanan Persyaratan kepatuhan hukum – dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh tertentu pada suatu organisasi dan para pelanggan anda
Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko – melalui pengenalan secara jelas pada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penerapan pada pengendalian dan pengukuran Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang dijalankan – dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standar yang diakui Kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis – khususnya spesifikasi pengadaan yang memerlukan sertifikasi sebagai suatu persyaratan sebagai rekanan Green Company Konsep OHSAS 18001 memiliki beberapa kesesuaian dengan ISO 14001 dan ISO 9001 (untuk mengetahui ISO 14001 dan ISO 9001 klik disini), sehingga beberapa perusahaan mulai menjalankan ‘multiple management systems’ yaitu menjalankan ketiga system manajemen di atas( Mana jemen Mutu ISO 9001:2000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 dan SMK3 OHSAS 18001:1999). Penggabungan ini menimbulkan suatu konsep baru yaitu Green Company. Konsep Green Company adalah suatu konsep dimana sebuah perusahaan mempunyai manajemen yang secara sadar meletakkan pertimbangan perlindungan dan pembangunan lingkungan, keselamatan dan kesehatan ‘stakeholder’ dalam setiap pengambilan keputusan bisnisnya sebagai wujud nyata tanggungjawab dan upaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat serta pembangunan yang berkelanjutan. Konsep Green Company memiliki 4 komponen utama yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya yaitu green strategy, green process, green product dan green employee.
Sistem Manajemen K3 Sekilas tentang Sistem Manajemen K3, secara normatif sebagaimana terdapat pada PER. 05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pen capaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang a man, efisien dan produktif.
Tujuan dan sasaran SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Karena Sistem Manajemen K3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggungjawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan Sistem Manajemen K3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita antara lain : Manfaat langsung: Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja. Di samping itu juga, Sistem Manajemen K3 juga memiliki banyak manfaat tidak langsung yakni: Meningkatkan image market terhadap perusahaan Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan
Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama Pentingnya K3 Kondisi global saat ini berpengaruh terhadap stabilitas usaha di Indonesia dan memberikan dampak kurang menguntungkan dan berimbas pada aspek perlindungan ketenagakerjaan. K3 merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya telah berkembang sampai kepada keselamatan dan kesehatan masyarakat secara nasional. Pemikiran dasar dari K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Apabila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas. Oleh karena itu dalam kondisi apapun K3 wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan standar baik nasional maupun internasional. Guna mendukung terlaksananya K3 di Indonesia secara seragam dan serentak dalam rangka menjamin keselamatan tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja, pengoperasian peralatan produksi secara amandan efisien serta memperlancar proses produksi maka sangatlah strategis bila mana dalam bulan K3 ini seluruh masyarakat untuk diberdayakan sehingga dapat diwujudkan Gerakan Efektif Masyarakat Membudayakan K3 (Gema Daya K3) secara nasional, regional dan bahkan secara internasional. Gema Daya K3 Gema Daya K3 merupakan strategi dalam menyukseskan Gerakan Nasional Pembudayaan K3 yang ditujukan pada peningkatan peran aktif dan potensi masyarakat untuk mewujudkan budaya K3 di setiap tempat kerja dan dalam hal ini pemerintah, baik pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota sebagai motivator Gema Daya K3, maka kegiatan Gema Daya K3 sebagai gerakan bersama-sama, menyeluruh, dan terpadu harus dilaksanakan dengan rasa tanggungjawab secara berjenjang sesuai dengan tata cara sistem pemerintahan saat ini. Untuk melaksanakan Gema Daya K3, pemerintah kabupaten/kota melalui kewenangannya untuk mengatur dan mengurus pelaksanaan di wilayahnya. Sedangkan pemerintah provinsi mempunyai kewenangan melakukan koordinasi kegiatan dan mendistribusikan hasil kegiatan sebagai laporan kepada pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI bersama dengan pemangku kepentingan terkait menetapkan kebijakan dan program sebagai acuan, pedoman dan petunjuk pelaksanaan serta menidaklanjuti untuk pembinaan dan penghargaan secara nasional. Untuk penyelenggaraan Gema Daya K3, pemerintah mengeluarkan petunjuk pelaksanaan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh semua pihak dari t ingkat pusat sampai daerah. Melalui pengoptimalan Sistem Manajemen K3 dan mengupayakan Gema Daya K3 diharapkan seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat umum maupun industri, para cendikiawan, organisasi profesi, asosiasi dan lain-lain dapat termotivasi untuk berperan aktif dalam peningkatan pemasyarakatan K3 sehingga tercipta pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat mendukung pencapaian “Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015”.
ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 = Standar Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan & Kesehatan Saat meilihat lowongan Health, Safety, dan Environment (HSE) di berbagai macam perusahaan seringkali kita melihat persyaratan pemahaman dan pengalaman dalam sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Bagi yang sudah berpengalaman dan profesional mungkin sudah tidak asing dengan ketiga sistem manajemen tersebut. Namun bagi pelajar / mahasiswa atau freshgraduate mungkin masih agak asing dengan hal tersebut atau masih belum terlalu mendalami atau hanya tahu beberapa dari ketiga sistem manajemen tersebut dan masih bingung apa hubungan ketiga sistem manajamen tersebut satu sama lain. ISO 9001 = Standar Kualitas / Mutu Meningkatnya persaingan semakin menyadarkan perusahaan-perusahaan akan mutu. Arti mutu atau kualitas yang semula bersifat netral kini telah mengarah ke positif. Semakin kritisnya pelanggan dalam menyikapi mutu produk semakin meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan mutu. ISO 9001 telah menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan dunia sebagai salah satu wujud jaminan terhadap mutu produk yang dijual, bahkan persyaratan ini telah menjadi persyaratan yang mutlak dari pelanggan negara-negara maju khususnya Amerika, Eropa, Jepang, hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan. Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya. ISO 9001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan. Pada bidang ekonomi dan ergonomi (teknik industri), sistem manajemen ini banyak ditemui di kuliah total quality management (TQM).
ISO 14001 = Standar Lingkungan Perkembangan perusahaan dan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkan kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan suatu standar untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan industri, standar tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat, selengkapnya klik disini.
OHSAS 18001 = Standar Keselamatan dan Kesehatan Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja, dsb. Hal tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya. Latar belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001 diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja. OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan. OHSAS 18001 dipelajari di bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan kerja atau semacamnya.
Hubungan Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan & Kesehatan Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.
Sejalan dengan itu banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan bagian-bagian kerja tersebut (bagian kerja kualitas dan bagian kerja keselamatan & kesehatan kerja dan lingkungan hidup atau HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality, Health, Safety, dan Environment). Hal tersebut sangat penting karena operasional yang peduli pada aspek mutu, lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja semakin mendapat perhatian dan sorotan yang serius dari kalangan bisnis. Jika ketiga sistem manajemen tersebut diimplementasikan secara terpisah akan ada banyak duplikasi standar kerja, prosedur dan sistem kerja, dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan bahkan konflik.
Perbandingan ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 Published By Konsultan ISO On September 3rd, 2012 05:05 AM | ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007 merupakan dua buah standar manajemen yang hampir mirip. Keduanya sama-sama memiliki 4 klausul dimana klausul 1-3 merupakan pendahuluan dan pengenalan. Semua persyaratan ada di klausul 4 yang terdiri dari 6 subklausul. Dari sisi konten atau kandungan klausul pun hampir mirip. Bedanya, fokus ISO 14001:2004 adalah masalah lingkungan sedangkan OHSAS 18001:2007 fokus pada masalah pekerja (kesehatan dan keselamatan pekerja). Berikut ini perbandingan klausul ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007: OHSAS 18001:2007 Clause
ISO 14001:2004 Clause
4.1 Persyaratan Umum
4.1 Persyaratan Umum
4.2 Kebijakan K3
4.2 Kebijakan Lingkungan
4.3 Perencanaan
4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, dan 4.3.1 Aspek Lingkungan Pengendalian Resiko 4.3.2 Legal dan Persyaratan Lain
4.3.2 Legal dan Persyaratan Lain
4.3.3 Sasaran dan Program
4.3.3 Sasaran, Target, dan Program
4.4 Implementasi dan Operasional
4.4 Implementasi dan Operasional
4.4.1 Sumberdaya, Peran, Tangung Jawab, dan 4.4.1 Sumberdaya, Peran, Tangung Jawab, dan Wewenan Wewenan 4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran
4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran
4.4.3 Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi
Tidak Ada
4.4.3.1 Komunikasi
4.4.3 Komunikasi
4.4.3.2 Partisipasi dan Konsultasi
Tidak Ada
4.4.4 Dokumentasi
4.4.4 Dokumentasi
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasional
4.4.6 Pengendalian Operasional
4.4.7 Persiapan dan Respon Tanggap Darurat
4.4.7 Persiapan dan Respon Tanggap Darurat
4.5 Pengecekan
4.5 Pengecekan
4.5.1 Pengukuran Performa dan Monitoring
4.5.1 Monitoring and Pengukuran
4.5.2 Evaluasi Kesesuaian
4.5.2 Evaluasi Kesesuaian
4.5.3 Investigasi Kecelekaan, Ketidaksesuaian, Tidak Ada Tindakan Perbaikan dan Pencegahan 4.5.3.1 Investigasi Kecelakaan
Tidak Ada
4.5.3.2 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan 4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Pencegahan 4.5.4 Pengendalian Rekaman
4.5.4 Pengendalian Rekaman
4.5.5 Internal Audit
4.5.5 Internal Audit
4.6 Rapat Tinjauan Manajemen
4.6 Rapat Tinjauan Manajemen
Bila ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 diintegrasikan, maka kedua standar ini biasa disebut dengan istilah Sistem Manajemen HSE (Health, Safety, and Environment) yang mencakup pengelolaan bahaya baik yang berdampak pada lingkungan maupun kepada karyawan / pekerja.
OHSAS 18001 terbitan British Standard akan dirubah menjadi ISO 45001. OHSAS 18001 pertama kali terbit tahun 1999, dan akhirnya di revisi pada tahun 2007. Diterbitkan oleh British Standard Institution dengan merangkul kurang lebih 13 lembaga konsultasi dan sertifikasi di dunia. Silahkan cek di tulisan ini untuk melihat deskripsi dan penjelasan mengenai OHSAS 18001:2007 Kini, di bawah rumusan IOS (International Organization Standardization) melibatkan lebih banyak lembaga profesional, baik konsultan dan sertifikasi dari berbagai negara. Apa perbedaan mendasar antara dua standar ini? dapat kita lihat dari tujuannya Purpose of OHSAS 18001: to enable an organization to control its OH&S risks and improve its OH&S performance Purpose of ISO 45001:
to enable an organization to proactively improve its OH&S performance in preventing injury and illhealth Proses pembuatannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Saat ini proses perumusannya, baru sampai di tahap DIS (Draft Internasional Standard). Lalu apa yang berubah dari Standard ini? yang pertama, adalah struktur klausulnya. Coba kita lihat Struktur OHSAS 18001:2007
Nah, coba kita bandingkan dengan struktur ISO 45001 versi DIS ini
Terlihat kan bedanya dimana? Nah, ISO 45001 ini menggunakan pola yang sama seperti saudaranya, yang sudah lahir lebih lebih dahulu. Yaitu ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015. Sama-sama menggunakan High Level Structure dengan 10 rumah (klausul) di dalamnya. Jika dirangkum, maka ada 12 inti perubahanpada standar ISO 45001, yaitu : Pemahaman Konteks organisasi menjadi hal yang fundamental, khususnya untuk menilai resiko. Organisasi diharuskan untuk memahami masalah internal dan eksternal Kebutuhan pihak yang berkepentingan diperhatikan Menggunakan Pendekatan strategis untuk manajemen OHS Penekanan lebih besar pada integrasi OHS dalam manajemen bisnis Keterlibatan yang lebih besar dan penekanan pada kepemimpinan manajemen senior Lebih menekankan pada konsep manajemen risiko Hukum & lain persyaratan yang lebih eksplisit Fokus yang lebih besar dari kebutuhan untuk menunjukkan kepatuhan Penekanan lebih besar pada hirarki kontrol Manajemen perubahan khusus disertakan Outsourcing dan pengadaan sumber daya lebih eksplisit Tujuan di rubahnya OHSAS 18001 menjadi ISO 45001 adalah memastikan bahwa standar ini dapat diintegrasikan dengan standar yang lain. Sehingga, organisasi yang baru, dapat langsung menerapkan standar ini. Tanpa harus menerapkan standar mutu (ISO 9001) atau lingkungan (14001) terlebih dahulu. Di beberapa perusahaan yang saya temui, yang levelnya adalah menengah ke bawah, OHSAS belum menjadi kebutuhan dasar.
Skala Perusahaan kurang lebih dibagi seperti ini : Mikro = Omses 0 – 300 juta per tahun Kecil = Omset 300 juta – 2,5 Miliar Menengah = Omset 2,5 – 50 Miliar Nah, untuk perusahan Menengah ke bawah, basic need yang dibutuhkan oleh pelanggan biasanya lebih ke arah Mutu terlebih dahulu. Safety dan Environmental bukan menjadi syarat utama, kecuali perusahaan yang memiliki risiko dan tingkat pencemaran yang tinggi.
Di Standar yang baru, Safety tidak hanya untuk perusahaan yang menghasilkan product tapi juga bisa ke perusahaan jasa. Pendekatannya lebih fleksibel. Berikut ini adalah detail judul (klausul) persyaratannya berdasarkan DIS ISO 45001 4 Context of the organization 4.1 Understanding the organization and its context 4.2 Understanding the needs and expectations of interested parties 4.3 Determining the scope of the OH&S management system 4.4 OH&S management system 5 Leadership 5.1 Leadership and commitment 5.2 Policy 5.3 Organizational roles, responsibilities, accountabilities and authorities 6 Planning 6.1. Actions to address risks and opportunities 6.1.1. General 6.1.2. Hazard identification 6.1.3. Determination of legal & other requirements 6.1.4. Assessment of risks 6.1.5. Planning for changes 6.1.6. Planning to take action 6.2. OH&S objectives and planning to achieve them 7 Support 7.1. Resources 7.2. Competence 7.3. Awareness 7.4. Information, communication, participation and consultation 7.5. Documented information 8 Operations
8.1 Operational planning and control 8.1.1 General 8.1.2 Hierarchy of Control 8.2 Management of change 8.3 Outsourcing 8.4 Procurement 8.5 Contractors 8.6 Emergency preparedness and response 9 Performance evaluation 9.1 Monitoring, measurement, analysis and evaluation 9.1.1 General 9.1.2 Evaluation of compliance 9.2 Internal audit 9.2.1 Internal audit objectives 9.2.2 Internal audit process 9.3 Management review 10 Improvement 10.1 Incident, nonconformity and corrective action 10.2 Continual improvement Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.