Pengembangan Wahana/ Forum PSM (Peran Serta Masyarakat)Berperan Masyarakat)Berperan dalam Kegiatan Beberapa Bebe rapa wahan wahana/ a/ forum forum PSM yaitu posya posyandu, ndu, poli polindes, ndes, KB KB-KIA, -KIA, Dasa Wisma, Tabulin, Donor darah berjalan,ambulance desa
A. Posyandu 1.
Pengertian
a.
Posyandu Posya ndu adalah suatu forum komunikasi komunikasi alih tekn teknologi ologi dalam pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat masyarakat dari kelu keluarga arga berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategi untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini ( Eny Retna, 2009, Asuhan Kebidan Kebidanan an Komunitas Komunitas). ).
b.
Posyandu adalah pusat pelayanan pelayanan keluarga berencana berencana dan kesehatan kesehatan yang di kelolah dan diselanggarakan diselanggarakan untuk untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan ( Sriati Rismintari, 2009, Asuhan Ke bidan bidanan an Komunitas Komunitas ). ).
c.
Posyandu merupakan merupakan upaya pemenuhan pemenuhan kebutuhan kesehatan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat ( Rita Yulifah, 2010, Asuhan Kebidan Ke bidanan an Komunitas Komunitas). ).
2.
Tujuan Posyandu
a.
Menurunkan angka kematian ibu dan anak
b.
Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
c.
Mempercepat penerimaan NK NKKB KBS S
d.
Meningkat Meni ngkatkan kan kemampuan kemampuan masy masyarak arakat at untu untuk k menge mengemban mbangkan gkan kegiatan kesehatan kesehatan dan menu menunjang njang peningkata peningkatan n hidup sehat
e.
Pendekata Pende katan n dan peme pemerataa rataan n pela pelayanan yanan keseh kesehatan atan kepad kepadaa masy masyarak arakat at sehi sehingga ngga terc tercapai apai penin peningkata gkatan n cakup cakupan an palayanan.
f. Meningkatkan dan membina peran peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat. masyarakat. 3.
Sasaran
a.
Bayi < 1 tahun
b.
Anak balita 1 – 5 tahun
c.
Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
d.
WUS ( Wanita Usia Subur )
4.
kegiatan posyandu
a.
Kesehatan Ibu dan Anak KIA
b.
Keluarga Berencana KB
c.
Imunisasi
d.
Peningkatan Gizi
e.
Penanggulangan Diare
f.
Sanitas Dasar
g.
Penyediaan Obat Essensial
h.
Pembentukan Posyandu
5.
Pembentukan posyandu
a.
Posyandu Posya ndu dibentuk dibentuk dari pos-p pos-pos os yang telah ada seper seperti ti pos peni penimbang mbangan an balita, pos imunisasi, imunisasi, pos keluarga berencana, pos kesehatan, pos lainnya yang berbentuk baru.
b.
Persyaratan posyandu
1). Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita 2). Terdiri dari 120 kepala keluarga 3). Disesuaikan dengan kemampuan petugas ( bidan bidan desa desa ) 4). Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam 1 kelompok tidak terlalu jauh. c. Alasan pendirian posyandu 1). Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan sekaligus dengan pelayanan KB
2). Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat sehingga menimbulkan rasa memiliki masayarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.
6. Penyelenggara posyandu a. Pelaksana kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat di bawah bimbingan puskesmas b. Pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut. 7. Lokasi posyandu a. Berada ditempat yang mudah didatangi masyarakat b. Ditentukan oleh msyarakat itu sendiri c. Dapat merupakan lokal tersendiri d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau poslainnya. 8.
Pelayanan posyandu
a.
Pelayanan kesehatan yang dijalankan
1)
Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
2)
Penimbangan bulanan
3)
PMT yang berat badannya kurang
4)
Imunisasi bayi 3 – 14 bulan
5)
Pemberian oralit yang menanggulangi diare
6)
Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
b.
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur 1). Pemeriksaan kesehatan umum 2). Pemeriksaan kehamilan dan nifas
3). Pelayanan peniongkaatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah 4). Imunisasi TT unyk ibu hamil 5). Penyuluhan kesehatan dan KB 6). Pemberian alat kontrasepsi KB 7). Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare 8). Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama 9). Pertolongan pertama pada kecelakaan
9. Sistem Informasi Di Posyandu ( Sistem Lima Meja ) a. Meja I adalah layanan pendaftaran b. Meja II adalah layanan penimbangan c. Meja III adalah tempat kader melakukan pencatatan pada buku KIA setelah ibu dan balita mendaftar dan di timbang d. Meja IV adalah tempat diketahuinya BB anak yang naik atau yang turun, bumil dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, Vit. A dll. e. meja V adalah tempat pemberian makanan tambahan pada bayi dan balita yang datang di posyandu 10. Prinsip dasar posyandu a. Posyandu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara pelayanan profesional dan non profesional b. Adanya kerja sama lintas program yang baik c. Kelembagaan masyarakat (pos, desa, kelompok timbang, pos imunisasi, pos kesehatan,dll) d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama ( bayi 0-1 tahun, anak 1-5 tahun, ibu hamil, PUS ) e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan PKMD/PHC. 11. Kategori posyandu a.
Posyandu pratama(warna merah) dengan kriteria posyandu yang belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan, kader aktifnya terbatas.
b.
Posyandu madya (warna kuning) dengan kriteria kegiatannya >8x/tahun, kader > 5 orang, cakupan program utama (KB, KIA, Gizi, Imunisasi) rendah yaitu 50 %, kelestarian posyandu baik
c.
Posyandu purnama (warna hijau)
d.
Poyandu mandiri (warna biru).
B. Polindes 1.
Pengertian Polindes
merupakan
salah
satu
bentuk UKBM( Usaha Kesehatan Bagi
Masyarakat ) yang
didirkan
masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA – KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan. 2.
Tujuan
a. Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA – KB termasuk pertolongan dan penanganan pada kasus gagal. b. Meningkatkan pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan c. Meningkatkan kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan keluarganya d. Meningkatkan pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kesenangan bidan 3.
Fungsi
a.
Sebagai tempat pelayanan KIA – KB dan pelayanan kesehatan lainnya
b.
Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA
c.
Pusat kegiatan pemberdayan masyarakat
4.
Indikator Polindes
a.
Fisik Bangunan polindes tampak bersih, tedak ada sampah berserakan, lingkungan yang sehat, polindes jauh dari kandang ternak, mempunyai ruangan yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan KIA, mempunyai ruangan untuk pertolongan persalinan, tempat yang bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin, mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksaan pelayanan.
b.
Tempat tinggal bidan di desa Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas pelayanan, termasuk efektifitas polindes, jarak tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan di polindes, bidan yang tidak tinggal di desa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di desa.
c.
Pengelolahan polindes Pengelolahan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Criteria pengelolaan polindes yang baik adalah keterlibatan masyarakat melalui wadah kemudian dalam menuntukan tariff pelayanan maka tariff yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memnfaatkan polindes sehingga dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
d.
Cakupan persalinan Pemanfaatan
pertolongan persalinan merupakan
salah
satu
mata
rantai
upaya
penigkatan
keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak factor, diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya yaitu bidan di desa, dihitung secara komulatif selama setahun, meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong di polindes selain berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ibu hamil sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri baik di dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. e. Sarana air bersih Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan MCK, tersedia sumber air PDAM dan dilengkapi pula dengan SPAL. f. Kemitraan bidan dan dukun bayi Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan di polindes, dihitung secara komulatif selama setahun. g.
Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat setempat untuk itu perlu dikembangkan ke seluruh wilayah/kelompok sehingga semua penduduk terliput dana sehat. h.
Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan PSM yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara serta melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis dengan keberadaan polindes berserta bidan di tengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi antara bidan dan masyarakat. Interaksi dengan intensitas dan frekuensi yang cukup tinggi akan dapat mengatasi kesenjangan informasi kesehatan. Semakin sering bidan menjalankan KIE akan semakin mendorong masyarakat untukmenigkatkan kualitas hidup sehatnya termasuk di dlalam menigkatkan kemampuan dukun bayi sebagai mitra kerja di dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil. KIE untuk kelompok sasaran seharusnya dilakukan minimal sekali setiap bulannya dihitung secara komulatif.
5.
Kegiatan – Kegiatan Polindes a. Memeriksa bumil dan komplikasinya
b. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang c. Memberikan pelayanan kesehatan bufas dan ibu menyusui d. Memberikan pelayan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak pra sekolah dan imunisasi dasar pada bayi e. Memberikan pelayanan KB f. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya g. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader h. Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu i. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader j. Memberi penyuluhan kesehatan tentang gizi bumildan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB k. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat. 6. Prinsip-prinsip polindes a. Merupakan bentuk UKBM dibidang KIA-KB b. Polindes dapat dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal didesa c. Memiliki tingkat peran serta masyarakat yang tinggi, berupa penyediaan tempat untuk pelayanan KIA, khususnya pertolongan persalinan, pengelolaan polindes, penggeraka sasaran dan dukungan terhadap pelaksana tugas bidan di desa
d. Dalam pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/kamar yang memenuhi persyaratan sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan minimal yang dibutuhkan. e. Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat, dukungan operasional dan tarif pelayanan kesehatan di polindes f. Menjalin kemitraan degan dukun bayi g. Adanya polindes tidak berarti bidan hanya memberi pelayanan di dalam gedung 7. Unsur-unsur polindesa a. adanya bidan di desa b. Bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana c. adanya partisipasi masyarakat 8.
kebijakan penempatan bidan di desa membantu penurunan AKI/AKB akibat komplikasi oobstetri, khususnya AKP/AKN, dengan mengatasi berbagai kesenjangan : kesenjangan geografis (mendekatkan pelayanan KIA- KB kesenjangan informasi, kesenjangan sosial budaya, kesenjangan ekonomi).
9.
Yang Harus Dilakukan oleh Bidan
a.
Membangun kemitraan dengan masyarakat, tokoh masyarkat, dukun bayi.
b.
Meningkatkan profesionalisme
c.
Memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk tabulin
d.
Mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
C. KB / KIA 1.
Pengertian KB –KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.
2.
Tujuan
a.
Tujuan umum Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk menjaga kesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya pemeriksaan ke puskesmas dan posyandu atau tenaga desehatan lain pada masa hamil dan menyusui serta adanya keinginan untuk ikut menggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
b. Tujuan khusus Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene perorangan pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan janin, jalanya proses persalinan, persiapan menyusui dan KB. 3.
Materi kegiatan
a.
Pemeliharaan diri waktu hamil
b.
Makanan ibu dan bayi
c.
Pencegahan infeksi dengan imunisasi
d.
Keluarga berencana
e.
Perawatan payudara dan hygiene perorangan
f.
Rencana persalinan
g.
Tanda-tanda persalinan
4.
Kegiatan yang dilakuan
a.
Pakaian dan perawatan bayi
b.
Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c.
Makanan bayi
d.
Perawatan payudara sebelumdan setelah persalinan
e.
Peralatan yang diperlukan ibu hamil dan menyusuiCara memandikan bayi
f.
Demontrasi tentang alat kontrasepsi dan cara penggunaanya
5.
Faktor penentu keberhasilan
a.
Faktor manusia
b.
Faktor sarana [tempat]
c.
Faktor prasarana [fasilitas]
6.
Pelaksana
a.
Pelaksana utama meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA, kader, Bidan
b.
Pelaksana pendukung meliputi Camat, kades, pengurus LKMD, tokoh masyarakat
c.
Pelaksana pembina meliputi sub dan KIA propinsi tim pengelola KIA kabupaten.
D. Dasa Wisma Dasawisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 rumah yang bertetangga. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya seperti arisan, pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat [ PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan kotoran ] Dasawisma atau kelompok persepuluh merupakan salah satu pembinaan wahana peran serta masyarakat dibidang kesehatan secara swadaya di tingkat keluarga. Salah satu dari anggota keluarga pada kelompok persepuluh dipilih untuk dijadikan ketua kelompok atau penghubung/Pembina. Bidan desa dijadikan sebagai Pembina yang bertugas melakukan pembinaan secara berkala dan menerima rujukan masalah kesehatan. E. Tabulin 1.
Pengertian Tabulin adalah tabungan social yang dilakukan oleh calon pengantin, ibu hamil dan ibu yang akan hamil maupun oleh masyarakat untuk biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan serta pemeliharaan kesehatan
selama nifas. Penyetoran tabulin dilakukan sekali untuk satu masa kehamilan dan persalinan ke dalam rekening tabulin. Tidak semua ibu hamil dapat melahirkan dengan normal. Ibu hamil harus selalu mewaspadai kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan melahirkan. Keluarga ibu hamil perlu menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk pembiayaan selama kehamilan dan kelahiran, salah satu cara adalah dengan adanya tabungan ibu bersalin ( tabulin ). Para ibu hamil diberi kotak tabungan yang dikunci dan disimpan oleh bidan. Tujuan dari Tabulin adalah supaya ibu hamil rajin menabung dan disiplin memeriksakan diri ke bidan. Pada saat ibu hamil periksa kandungan,kotak tabungan dapat dibukan dan dihitung jumlahnya kemudian dicatat di dalam buku sesuai dengan jumlah uang yang di simpan. 2.
Tujuan
a.
Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pengelola dan masyarakat tentang tabulin
b.
Meningkatkan kemampuan para pengelola dan masyarakat dalam mengenali masalahpotensi yang ada dan menemukan alternative pemecahan masalah yang berkaitan dengan ibu hamil dan nifas
c.
Meningkatkan kesadaran, kepedulian pengelola dan masyarakat dalam menggerakkan ibu hamil untuk ANC, persalinan dengan tenaga kesehatan, PNC, serta penghimpunan dana masyarakat untuk ibu hamil, bersalin, dan ambulan desa.
F. Donor Darah Berjalan 1.
Pengertian
a.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakuakan Departemen Kesehatan dalam hal ini derektorat Bina Kesehatan ibu. Melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKI.
b.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bias dipanggil. Termasuk kerja mobil dan swasta terkait sediaan darah lewat program yang mereka buat (Eny Retna, 2009, Asuhan Kebidanan Komunitas ).
2.
Tujuan
a.
Membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung
b.
Sebagai pemeriksaan kesehatan secara teratur
c.
Mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah.
3.
Tahapan Donor darah
a.
Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui golongan darah
b.
Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah
c.
Hubungi pihak Puskesmas untuk untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah
d.
Membuat daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil
e.
Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan darahnya
f.
Membuat kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu – waktu ibu hamil memerlukan transfusi
g.
Membuat kesepakatan dengan Unit Transfusi Darah, agar para warga yang telah bersedia menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama transfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkannya
h.
Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang membutuhkan darah. G. Ambulan Desa 1. Pengertian
a. Ambulan desa adalah salah satu bentuk semangat gotong royong dan saling peduli sesama warga desa dalam sistem rujukan dari desa ke unit rujukan kesehatan yang berbentuk alat transportasi. b. Ambulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat di gunakan untuk menghatarkan warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat pelayanan kesehatan. (Eny Retna, 2009, Asuhan Kebidanan Komunitas ). 2. Tujuan a. Tujuan Umum Mempercepat penurunan AKI karena hamil, nifas dan melahirkan b. Tujuan Khusus Mempercepat pelayanan kegawat daruratan masalah kesehatan, bencana serta kesiapsiagaan mengatasi masalah kesehatan terjadi atau mungkin terjadi. 3. Sasaran Pihak – pihak yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga yang dapat menciptakan iklim yang kondusif terhadap perubahan perilaku tersebut. Semua individu dan keluarga yang tanggap dan peduli terhadap permaslahan kesehatan dalam hal ini kesiapsiagaan memenuhi sarana transportasi sebagai ambulan desa. c.
Kriteria
a.
Kendaraan yang bermesin yang sesuai standar ( mobil sehat ).
b.
Mobil pribadi, perusahaan, pemerintah pengusaha.
c.
ONLINE
d.
Indikator Proses Pembentukan Ambulan Desa
a.
Ada forum kesehatan desa yang aktif
b.
Gerakan bersama atau gotong royong oleh masyarakat dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah kesehatan. Bencana serta kegawat daruratan kesehatan dengan pengendalian faktor resikonya.
c.
Pengamatan dan pemantauan masalah kesehatan. Penurunan kasus masalah kesehatan, bencana atau kegawat daruratan kesehatan.
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/pengembangan-wahana-forum-psmperan.html#i!!"$6%gr&$
PENGERTIAN Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. (Dep Kes RI. 1994 : 2) Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnyaseorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara turun temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah penigkatan ketrampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan. http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaandukunbayi.html :1!0"2011 : 10 :10 Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara turuntemurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan. Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. #emampuan ini diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya $#usnada %dimihardja& http://dhila'1.blogspot.com/2010/0"/pembinaandukunbayipemberitahuan ibu.html : 1!0"2011:10:10 Dukun mempunyai ciriciri sebagai berikut : o (ada umumnya adalah seorang anggota masyarakat yang cukup dikenal di desa. o (endidikan tidak melebihi pendidikan orang biasa, umumnya buta huru) o (ekerjaan sebagai dukun umumnya bukan untuk tujuan mencari uang tetapi karena *panggilan+ atau melalui mimpimimpi, dengan tujuan untuk menolong sesama o Disamping menjadi dukun, mereka mempunyai pekerjaan lainnya yang tetap. isalnya petani, atau buruh kecil sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan dukun hanyalah pekerjaan sambilan o -ngkos yang harus dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut kemampuan dari masing masing orang yang ditolong sehingga besar kecil uang yang diterima tidak sama setiap waktunya o mumnya dihormati dalam masyarakat atau umumnya merupakan tokoh yang berpengaruh, misalnya kedudukan dukun bayi dalam masyarakat http://dhila'1.blogspot.com/2010/0"/pembinaandukunbayipemberitahuan ibu.html:1!0"2011:10:10 (embagian Dukun ayi, enurut Depkes , dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dukun ayi erlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus. 2. Dukun ayi idak erlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. http://dhila'1.blogspot.com/2010/0"/pembinaandukunbayipemberitahuan ibu.html:1!0"2011:10:10 (embinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh tenaga kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat 3 alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan , deteksi dini terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, #, gi4i serta pencatatan kelahiran dan kematian. (embinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan $bidan& dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 : 1"2) 5uper6ise / pembinaan adalah imbingan teknis yang terus menerus dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan. enjangkau 2 aspek : a. (embinaan ketrampilan dukun bayi b. (embinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi. http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaandukunbayi.html :1!0"2011:10:10 #esalahan yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi, antara lain : erjadinya robekan rahim karena tindakan mendorong bayi didalam rahim dari luar sewaktu melakukan pertolongan pada ibu bersalin erjadinya perdarahan pasca bersalin yang disebabkan oleh tindakan mengurutngurut rahim pada waktu kala erjadinya partus tidak maju, karena tidak mengenal tanda kelainan partus dan tidak mau merujuk ke puskesmas atau 5. ntuk mencegah kesalahan tindakan dukun tersebut di perlukan suatu bimbingan bagi dukun. http://dhila'1.blogspot.com/2010/0"/pembinaandukunbayipemberitahuan ibu.html :1!0"2011:10:10
II.
TUJUAN PEMBINAAN
ujuan super6isi / bimbingan dukun bayi : a. enjaga, menpertahankan, meningkatkan ketrampilan dukun bayi
b. enjaga, mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan dukun dalam merawat bumil, bulin dan bu)as c. 5ebagai kesempatan pemasukan bahan habis pakai d. 5ebagai bahan asupan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas puskesmas. http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaandukunbayi.html :1!0"2011:10:10 ntuk meningkatkan status dukun, maka di lakukan upaya pelatihan dan pembinaan dukun dengan tujuan : 1. %gar mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan diterima oleh anggota masyarakat. 2. emperbesar peran dukun bayi dalam program # dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi dan kesehatan anak. '. ntuk memperbaiki kegiatan 3 kegiatan yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun, seperti memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini mungkin. (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 :1"") #elebihan dan #ekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun antara lain: 1. #elebihan o Dukun merawat ibu dan bayinya sampai tali pusatnya putus o #ontak ibu dan bayi lebih awal dan lama o (ersalinan dilakukan di rumah o iaya murah dan tidak ditentukan. 2. #ekurangan Dukun belum mengerti teknik septik dan antiseptik dalam menolong persalinan. Dukun tidak mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persainan, ni)as dan bayi baru lahir. (engetahuan dukun rendah sehingga sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program pemerintah. $(edoman 5uper6ise Dukun ayi, 1!!2&.
http://dhila'1.blogspot.com/2010/0"/pembinaandukunbayipemberitahuan ibu.html:1!0"2011:10:10
III.
UPAYA PEMBINAAN DUKUN asyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang patut di hormati, memiliki peranan penting bagi ibu 3 ibu di desa. -leh karena itu, di butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan pembinaan dukun.
eberapa upaya yang dapat di lakukan bidan di antaranya adalah : 1. elakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat. 2. elakukan pendekatan dengan para dukun. '. emberikan pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang bersih dan aman. ". emberi pengetahuan kepada para dukun tentang komplikasi 3 komplikasi kehamilan dan bahaya proses persalinan. 7. embina kemitraan denga dukun dengan memegang asas saling menguntungkan. 8. enganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus 3 kasus risiko tinggi kehamilan kepada tenaga kesehatan. (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 : 1"") (elaksana super6isi / bimbingan / pembinaan Dokter idan (erawat kesehatan (etugas imunisasi (etugas gi4i empat pelasanaan pembinaan dukun bayi (osyandu pada hari buka oleh petugas / pembina posyandu (erkumpulan dukun bayi dilaksankan di puskesmas. 9aktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi o 5aat kunjungan super6isi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat tinggal dukun. o (ertemuan rutin yang telah disepakat o 9aktuwaktu lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi o 5aat mendampingi dukun bayi waktu menolong persalinan http://wwwfitry.blogspot.com/2011/02/pembinaandukunbayi.html
IV.
KLASIFIKASI MATERI PEMBINAAN DUKUN 1. Promosi Bidan Siaga
5alah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. idan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bu bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi baru lahir. (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 : 1"") . P!ng!na"an Tanda Ba#a$a K!#ami"an% P!rsa"inan% Ni&as dan R'(')an erikut adalah materi 3 materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun : a. #enenalan olonan risi$o tini
bu yang termasuk dalam golongan risiko tinggi adalah : mur terlalu muda $kurang dari 18 tahun& atau terlalu tua $lebih dari '7 tahun& inggi badan kurang dari 1"7 cm arak antar kehamilan terlalu dekat $kurang dari 2 tahun& atau terlalu lama $lebih dari 10 tahun& ;amil dengan anemia bu dengan riwayat persalinan buruk $perdarahan, operasi, dll& %.
#enenalan tan&a ' tan&a %ahaa pa&a $ehailan
anda bahaya pada kehamilan meliputi : (erdarahan pada kehamilan sebelum waktunya bu demam tinggi engkak pada kaki, tangan, dan wajah 5akit kepala atau kejang #eluar air ketuban sebelum waktunya
#enenalan tan&a ' tan&a %ahaa pa&a persalinan anda bahaya pada persalinan yaitu : ayi tidak lahir dalam 12 jam sejak ibu merasakan mulas
ali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir bu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang %ir ketuban keruh dan berbau (lasenta tidak keluar setelah bayi lahir bu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat &.
#enenalan tan&a ' tan&a $elainan pa&a nifas
anda kelainan pada ni)as meliputi : (erdarahan melalui jalan lahir #eluarnya cairan barbau dari jalan lahir Demam lebih dari dua hari engkak pada muka, kaki, dan tangan 5akit kepala dan kejang 3 kejang (ayudara bengkak disertai rasa sakit
bu mengalami gangguan jiwa (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 : 1"4) *. P!ng!na"an Dini T!+an's N!ona+or'm% BBLR% dan R'(')an a. Tetanus +eonatoru
etanus =eonatorum adalah salah satu penyakit yang paling berisiko terhadap kematian bayi baru lahir yang di sebabkan oleh lostri&iu tetani . etanus neonatorum menyerang bayi usia di bawah satu bulan, penyakit ini sangat menular dan menyebabkan risiko kematian. #ebanyakan terjadi karena penggunaan alat pemotong tali pusat yang tidak steril. Dengan di berikan pembekalan materi tetanus neonatorum di harapkan dukun dapat memperhatikan kebersihan alat persalinan, memoti6asi ibu untuk melakukan imunisasi, dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, sehingga dapat menekan angka kejadian tetanus neonatorum. %. -ai -erat ahir Ren&ah (--R) > adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,7 #g, di sertai dengan tanda 3 tanda kulit keriput, pergerakan lemah, dan sianosis. Dukun di harapkan dapat segera melakukan rujukan ke (uskesmas atau tenaga kesehatan apabila menemukan tanda 3 tanda bayi dengan berat badan lahir rendah, karena bayi dengan berat badan lahir rendah memerlukan perawatan khusus.
*.
#enuluhan /i0i &an K-
Dukun sebagai orang terdekat dengan ibu hamil di masyarakat berkontribusi terhadap suksesnya pelaksanaan program # dan menjaga kesehatan ibu hamil, bersalin, dan ni)as dengan makanan bergi4i. elalui penyuluhan gi4i dan # yang di lakukan oleh tenaga kesehatan kepada dukun, di harapkan dukun dapat menindaklanjuti dengan menyebarkan kepada masyarakat. &. #en*atatan Kelahiran &an Keatian I%u &an -ai ateri lain yang penting dalam pembinaan dukun adalah pencatatan kelahiran dan kematian. (emberian materi pencatatan kelahiran dan kematian di tujukan untuk mempermudah dalam pendataan jumlah kelahiran dan kematian di suatu wilayah atau desa, serta berman)aat dalam pelaksanaan proses audit apabila ada kematian baik ibu maupun bayi. (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 : 1" 1"3)
V.
LANGKA, - LANGKA, PEMBINAAN DUKUN (embinaan dukun di lakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan peraturan dari masing 3 masing daerah atau dukun berasal, karena tidaklah mudah mengajak seorang
dukun untuk mengikuti pembinaan. eberapa langkah yang dapat di lakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai berikut : 1. eminta bantuan pamong desa untuk memoti6asi dukun bayi agar bersedia mengikuti pelatihan 3 pelatihan dukun yang di selenggarakan. 2. engajak dukun bayi yang sudah di latih untuk ikut serta memberikan penyuluhan dan membantu melakukan deteksi dini ibu risiko tinggi di posyandu maupun pada kegiatan 3 kegiatan yang ada di masyarakat. (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 : 1"2 1"")
VI.
,AMBATAN DAN SLUSI DALAM PEMBINAAN DUKUN ;ambatan 3 hambatan yang sering di jumpai dalam melakukan pembinaan dukun di masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut : 5ikap dukun yang kurang kooperati) #ultur yang kuat 5osial ekonomi ingkat pendidikan
1.
i$ap Du$un an Kuran Kooperatif
2.
a. b. c. d.
n)ormasikan dan tekankan kepada dukun bahwa pembinaan yang di lakukan bukan untuk melakukan perubahan metode atau kebiasaan yang di lakukan oleh dukun dalam melakukan pertolongan persalinan atau untuk bersaing. %kan tetapi, pembinaan yang di lakukan bertujuan untuk memberikan suatu pemahaman baru dalam pelayanan kebidanan. idan harus mengajak dukun untuk bekerja sama dengan cara memberikan imbalan sebagai ucapan terima kasih. >ibatkan dukun dalam perawatan bayi baru lahir, misalnya memandikan bayi. Kultur an Kuat 5osial budaya mengenai dukun yang merupakan hambatan dalam upaya pembinaan dukun adalah sebagai berikut : Dukun bayi biasanya adalah orang yang di kenal masyarakat setempat. #epercayaan masyarakat terhadap dukun di peroleh secara turun temurun. Dukun bayi masih memiliki peranan penting bagi perempuan di pedesaan. iaya pertolongan persalinan dukun jauh lebih murah daripada tenaga kesehatan.
e. ).
(elayanan dukun di lakukan sampai ibu selesai masa ni)as. asyarakat masih terbiasa dengan cara 3 cara tradisional. Solusi :
>akukan berbagai metode pendekatan dengan tokoh 3 tokoh masyarakat, misalnya pamong desa, para petua 3 petua desa, tokoh agama yang sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat dengan memberikan penjelasan pentingnya pembinaan dukun, sehingga tokoh 3 tokoh masyarakat dapat melakukan ad6okasi kepada masyarakat, dan dapat memperbaiki kebudayaan yang melekat pada diri masyarakat yang dapat merugikan kesehatan terutama kesehatan ibu dan bayi. ". osial 5$onoi asyarakat denagn sosial ekonomi rendah atau miskin dengan pendidikan yang rendah cenderung mencari pertolongan persalinan pada dukun. asyarakat yang demikian beranggapan bahwa dukun adalah seorang pahlawan, karena melahirkan di dukun lebih murah, dukun bersedia di bayar dengan barang, dan pembayarannya dapat di angsur.
Solusi :
5osialisasikan atau apabila di butuhkan musyawarahkan dengan masyarakat tentang biaya persalinan di tenaga kesehatan $bidan&. idan harus dapat bekerja sama dengan masyarakat mengenai persalinan, berdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dengan pertolongan persalinan di tenaga kesehatan. idan dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk melakukan pemetaan ibu hamil, membentuk tabungan ibu bersalin $abulin&, donor darah berjalan, dan ambulans desa. 4. Tin$at pen&i&i$an #ebanyakan di masyarakat, dukun adalah orang tua yang harus di hormati dan mempunyai latar belakang pendidikan rendah. -leh karena dukun memliki latar belakang pendidikan rendah, sehingga tidak jarang dukun sulit untuk menerima pemahaman dan pengetahuan baru. Solusi :
idan harus memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal dan memahami tradisi setempat untuk melakukan pendekatan dan
pembinaan ke dukun 3 dukun. >akukan pendekatan sesuai dengan tingkat pendidikan dukun, sehingga mereka dapat memahami dan menerima pengetahuan serta pemahaman baru khususnya mengenai kahamilan, persalinan, ni)as, dan bayi baru lahir. (Rita Yulifah, Tri Johan Aus Y. 2!!9 : 1"3 1"6)