PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
Oleh: Drs.Abd. Wahab, SH,MA
Widyaiswara. BDK Medan
ABSTRAKSI
Tulisan ini berjudul: Pengembangan Silabus dan RPP, bertujuan untuk
memberi bekal kepada tenaga pendidik, dalam bentuk pengetahuan,
keahlian dan keterampilan, yang berkenaan dengan penyusunan silabus dan
RPP, dengan mempergunakan metode kualitatip fartisifatif. Pengembangan
silabus dan RPP ada pada kewenangan BSNP dan ada pada kewenangan
tingkat satuan pendidikan. Kewenangan BSNP mengembangakan silabus
dan RPP dari konsep dasar pengembangan silabus dan RPP, sementara
pengembangan silabus dan RPP. Yang menjadi kewenangan tingkat satuan
pendidikan adalah pengembangan dari apa yang telah dikembangakan oleh
BSNP. Tingkat satuan pendidikan mengembangan silabus dan RPP
beracuan pada standar nasional pendidikan (SNP) dan berpanduan pada
rumusan BSNP. Pengembangan silabus dan RPP yang dikembangkan oleh
tingkat satuan pendidikan merupakan pengembangan terakhir, ia merupakan
pengembangan kongret dan faktual yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Unsur pengembangan silabus dan RPP terdiri dari: materi pokok,alokasi
waktu, indikator, materi ajar, sumber belajar, metode pembelajaran, media
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, KKM, soal evaluasi, kunci jawaban,
pensekoran dan pembobotan. Sebagai kesimpulan bahwa uraian ini dapat
memberi kompetensi pengembangan silabus dan RPP berbasis KTSP,
terhadap tenaga pendidik, karenanya disarankan bahwa tenaga pendidik
dapat mandiri membaca dan memhami tulisan ini dengan sebaik-baiknya.
KEY WORDS
Konsep Pengembangan Silabus dan RPP
I. Pendahuluan
Silabus dan RPP KTSP mempunyai komsep dasar. Konsep dasar
silabus dan RPP dikembangkan oleh BSNP, namun pengembangan belum
sempurna dan memadai, karenanya perlu pengembangan lebih lanjut yang
sesuai dengan kebutuhan tingkat satuan pendidikan. Pengembangan silabus
dan RPP lebih lanjut menjadi kewenangan dan kewajiban guru bidang studi
dari masing-masing tingkat satuan pendidikan, dengan mempergunakan 2
acuan konsep dasar silabus dan RPP, serta berpanduan kepada konsep
yang telah disusun oleh BSNP.
Setiap guru yang mengajar mata pelajaran di tingkat satuan
pendidikan, wajib memiliki kompetensi pengembangan silabus dan RPP.
Sebab kompetensi inilah sebagai bekal seorang guru dalam membuat
perencanaan proses kegiatan pembelajaran. Seorang guru yang belum
memiliki kompetensi ini, tentunya mengajar tanpa perencanaan yang
mempunyai haluan yang jelas, sehingga melahirkan hasil belajar yang tidak
memenuhi standar.
Dengan demikian bahwa satuan pendidikan sangat membutuhkan
tenaga pendidik yang mampu mengembangan silabus dan RPP secara
benar. Sementara dewasa ini banyak para tenaga pendidik, baik pada tingkat
dasar maupun tingkat menengah belum memahami secara benar tentang
pengembangan silabus dan RPP. Hal ini mengakibatkan mereka mengabdi
tanpa kompetensi yang diharapkan, bila hal ini terus berjalan, akan terjadi
kehancuran dalam dunia pendidikan, sehingga bukanlah melahirkan peserta
didik yang cerdas dan terampil serta mandiri, akan tetapi melahirkan peserta
didik yang memiliki kompetensi yang sangat lemah. Yang akhirnya
mengakibatkan kehancuran di dunia pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis mengupayakan
sebuah tulisan yang sederhana, mudah dan fokus, sehingga pendidik dapat
memahami dan dapat diterapkan sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan
dengan tujuan supaya dapat mengenal pengembangan silabus dan RPP
dengan benar dan baik, sehingga secara bertahap melahirkan tenaga
pendidik yang profesional
Untuk mrngenal pengembangan silabus dan RPP secara mudah dan
dapat diterapkan, maka penulis menyederhanakan rumusan masalahnya
kepada hal-hal yang mudah dicerna oleh setiap tingkatan satuan pendidikan.
Rumusan masalah dimaksud adalah: " Apakah dengan penulisan makalah ini 3
pendidik memiliki kompetensi tentang konsep pengembangan silabus dan
RPP berbasis KTSP "?
Kajian terhadap rumusan masalah ini bertujuan untuk supaya tenaga
pendidik cerdas dan terampil dalam memahami pengembangan silabus dan
RPP, dan diharapkan senantiasa berjalan dalam proses rambu-rambu
keilmiahan dalam mewujudkan perencanaan kegiatan pembelajaran yang
berkualitas. Dan hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan cita-cita
pendidikan nasional.
II. Pembahasan
Permen Diknas Nomor 41, unsur A dari poin II, menyatakan bahwa
silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan, berdasarkan standar isi (SI),
dan standar kompetensi lulusan (SKL), serta panduan penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dibuat oleh BSNP.
Konsep dasar silabus menjadi acuan satuan pendidikan dalam
mengembangkan silabus yang lebih luas dan memadai, sesuai dengan
kebutuhan tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Pengembangan
yang dilakukan oleh BSNP, merupakan konsep yang dijadikan panduan oleh
tingkat satuan pendidikan dalam mengembangkan silabus yang lebih
sempurna dan memadai.
Upaya pengembangan silabus dan RPP, dilakukan secara cermat dan
terkendali, yakni dikembangkan sesuai dengan prinsip pengembangan
silabus dan RPP.
1. Prinsip pengembangan silabus
E. Mulyasa dalam bukunya KTSP mengemukakan bahwa prinsip
pengembangan silabus adalah sebagai berikut:4
a. Ilmiah, yakni keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung
jawabkan secara keilmuan pengembangan silabus.
b. Relevan, ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan
materi dalam silabus disesusikan dengan karakteristik peserta
didik.
c. Fleksibel, yakni bahwa pelaksanaan program, peserta didik dan
lulusan memiliki ruang grak dan kebebasan dalam bertindak,
artinya dapat mengakomodasi berbagai ide baru atau memperbaiki
ide-ide sebelumnya.
d. Kontinunitas, yakni berkesinambungan, artinya bahwa setiap
program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki
keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan
pribadi peserta didik.
e. Konsisten, yakni bahwa antara standar kompetensi, kompetensi
dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan system penilaian memiliki hubungan yang konsisten (ajeng)
dalam membentuk kompetensi peserta didik.
f. Memadai, yakni ruang lingkup indicator, materi standar,
pengalaman belajar, sumber belajar dan system penilaian yang
dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
g. Aktual dan konstektual, yakni ruang lingkup kompetensi dasar,
indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
system penilaian yang dikembangkan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan pristiwa yang sedang terjadi dan
berlangsung dimasyarakat.5
h. Efektif, yakni memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut
dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi
sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
i. Efesien, yakni upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya dan waktu tanpa mengurangi hasil atau
kompetensi standar yang ditetapkan.
2. Prinsip pengembangan RPP
Sebuah RPP dikatagorikan berkualitas, manakala muatan RPP itu
telah memenuhi unsur-unsur prinsip pngembangan RPP. E. Mulyasa
mengemukakan dalam bukunya KTSP, prinsip pengembangan KTSP
sebagai berikut:
a. Kompetensi harus jelas, makin kongkrit, mudah diamati, dan dapat
dilaksankan dalam proses kegiatan pembelajaran.
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan pleksibel,
serta dapat dilaksankan dalam kegiatan pembelajaran, dan
pembentukan kompetensi peserta didik.
c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan
kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
d. Rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksankan harus utuh
dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di
sekolah, terutama apabila program pembelajaran dilaksanakan
secara tim, atau dilaksanakan diluar kelas, agar tidak mengganggu
jam-jam mata pelajaran lain.
Silabus dan RPP dapat dikembangkan melalui dua konsep, konsep
pertama melalui pengembangan format strukturnya, dan konsep yang kedua
melalui pengembangan muatannya.
1. Pengembangan format struktur silabus dan RPP6
Yang dimaksud dengan pengembangan format struktur silabus dan
RPP adalah penyusunan format silabus dan RPP secara sistimatis dan
sistemik. Sistimatis adalah menyusun sesuatu dengan urutan tertentu.
Sistemik adalah mendahulukan mana yang seharusnya duluan dan
mengkemudiankan yang seharusnya dikemudiankan.
Mendahulukan atau mengkemudiankan urutan dari unsur-unsur
silabus dan RPP melalui analisis kritis, yakni mengkaji unsur silabus dan RPP
yang tidak konstan. Konstan seperti urutan SK dan KD. Selain SK dan KD
dapat diurut setelah dianalisa melalui pendekatan prasyarat. Unsur pra syarat
susunanya duluan dari unsur yang tidak prasyarat.
Susunan urutan unsur silabus yang dibuat oleh BSNP adalah sebagai
berikut:
1. Identitas mata pelajaran :
2. Standar kompetensi :
3. Kompetensi dasar :
4. Materi pembelajaran :
5. Kegiatan pembelajaran :
6. Indikator pencapaian kompetensi :
7. Penilaian :
8. Alokasi waktu :
9. Sumber belajar :
Dari sembilan unsur urutan format struktur silabus, unsur yang
berpeluang dijadikan analisis adalah:
a. Apakah relevan unsur kegiatan pembelajaran duluan dari unsur
indikator ?, apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat
disusun tanpa indikator, apakah indikator dapat disusun tanpa
langkah-langkah kegiatan pembelajaran?
b. Apakah relevan unsur kegiatan pembelajaran duluan dari unsur
alokasi waktu? Apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran 7
efesien tanpa mengetahui alokasi waktu, apakah alokasi waktu
dapat ditentukan tanpa ada langkah-langkah kegiatan
pembelajaran.
c. Apakah relevan unsur kegiatan pembelajaran duluan dari unsur
sumber belajar? Apakah langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dapat disusun tanpa mengetahui sumber belajar, apakah sumber
belajar dapat ditentukan tanpa ada kegiatan pembelajaran?
d. Apakah relevan unsur indikator pencapaian kompetensi duluan dari
unsur alokasi waktu? Apakah indikator dapat disusun tanpa
mengetahui alokasi waktu, apakah alokasi waktu dapat ditentukan
tanpa mengetahui indikator?
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
NO URAIAN PERTANYAAN
JAWABAN SIMPULAN
DAPAT TIDAK
Unsure indikator
duluan dari
kegiatan
pembelajaran
1. Apakah langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dapat disusun tanpa
indicator ?
Apakah indikator dapat disusun tanpa
langkah-langkah kegiatan
pembelajaran?
Apakah relevan unsur kegiatan
pembelajaran duluan dari unsur
indikator ?,
2. Apakah langkah-langkah kegiatan
pembelajaran efesien tanpa
mengetahui alokasi waktu ?
Unsur alokasi
waktu duluan dari
pada langkahlangkah kegiatan
pembelajaran
Apakah alokasi waktu dapat
ditentukan tanpa ada langkah-langkah
kegiatan pembelajaran.
Apakah relevan unsur kegiatan
pembelajaran duluan dari unsur
alokasi waktu?
8
3. Apakah langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dapat disusun tanpa
mengetahui sumber belajar
Unsur sumber
belajar duluan
dari unsur
kegiatan
pembelajaran
apakah sumber belajar dapat
ditentukan tanpa ada kegiatan
pembelajaran?
Apakah relevan unsur kegiatan
pembelajaran duluan dari unsur
sumber belajar?
4. Apakah indikator dapat disusun tanpa
mengetahui alokasi waktu,
Unsur alokasi
waktu duluan dari
apakah alokasi waktu dapat unsur indikator
ditentukan tanpa mengetahui
indikator?
Apakah relevan unsur indikator
pencapaian kompetensi duluan dari
unsur alokasi waktu
Dengan hasil analisis di atas, maka urutan unsur pengembangan
silabus, sebagai berikut:
1. Identidas,
2. Standar kompetensi,
3. Kompetensi dasar,
4. Materi pokok,
5. Alokasi waktu,
6. Indikator,
7. Sumber belajar,
8. Kegiatan pembelajaran,
9. Penilaian hasil belajar.
Hasil analisis urutan unsur silabus, menjadi urutan unsur RPP,
sepanjang unsur itu menjadi unsur RPP. Unsur dan urutan RPP berdasarkan
rumusan yang dibuat oleh BSNP adalah sebagai berikut:
1. Identitas mata pelajaran :
a. Satuan pendidikan :9
b. Kelas/ semester :
c. Program keahlian :
d. Mata/ tema mata pelajaran :
e. Jumlah pertemuan :
2. Standar kompetensi :
3. Kompetensi dasar :
4. Indikator Pencapaian kompetensi :
5. Tujuan pembelajaran :
6. Materi ajar :
7. Alokasi waktu :
8. Metode pembelajaran :
9. Kegiatan pembelajaran :
10. Penilaian hasil belajar :
11. Sumber belajar :
Dengan mencermati unsur dan urutan RPP di atas, maka ditemukan
adanya penambahan unsur bila dibandingkan dengan unsur silabus.
Penambahan itu adalah unsur tujuan pembelajaran unsur materi ajar dan
unsur metode. Sepanjang pengamatan penulis tidak titemukan adanya
kesenjangan urutan, ketiga unsur tambahan. Diatas telah dikemukakan
bahwa urutan hasil analisis silabus berlaku terhadap urutan unsur RPP
sepanjang unsur silabus itu digunakan sebagai unsur RPP. Oleh karena itu
urutan unsur RPP sebagai berikut:
1. Identitas mata pelajaran :
a. Satuan pendidikan :
b. Kelas/ semester :
c. Program keahlian :
d. Mata/ tema mata pelajaran :
e. Jumlah pertemuan :
2. Standar kompetensi :10
3. Kompetensi dasar :
4. Indikator Pencapaian kompetensi :
5. Tujuan pembelajaran :
6. Materi ajar :
7. Sumber belajar :
8. Alokasi waktu :
9. Metode pembelajaran :
10. Kegiatan pembelajaran :
11. Penilaian hasil belajar :
2. Pengembangan muatan silabus dan RPP
Yang dimaksud dengan muatan silabus dan RPP disini adalah unsurunsur silabus dan RPP. Kuantitas unsur silabus dan RPP Apakah sudah
memadai, tidak perlu lagi dikembangkan oleh tingkat satuan pendidikan, yang
jelas tingkat satuan pendidikan berkewenangan, bahkan menjadi kewajiban
untuk mengembangkannya, manakala memang ada peluang untuk
pengembangannya.
Menindak lanjuti tuntutan kontek di atas diperlukan keahlian dan
keterampilan pendidik untuk membaca peluang pengembangan silabus dan
RPP, sekaligus menganalisanya dengan analisis kritis. Membaca peluang
dapat dilakukan melalui pengidentifikasian objek, apakah dibutuhkan atau
tidak, menentukan dibutuhkan atau tidak, ia merupakan hasil analisis, yakni
dengan mengkaji relevansi, kebermaknaan dan pemadaan.
PENGANALISISAN
NO PERTANYAAN OBJEK
ASUMSI
JAWABAN
ASUMSI ANALISIS
HASIL
ANALISIS
YA TDK YA TDK
1. Apakah perlu jumlah waktu
untuk satu semester
dicantumkan dalam
identitas silabus ?
YA
.
Memperoleh alokasi waktu KD dari jumlah waktu untuk
satu semester, karenanya waktu untuk satu semester
perlu dicantumkan dalam identitas silabus
YA11
2. Apakah perlu tahun ajaran
dicantumkan dalam
indentitas silabus?
YA
Identitas silabus akan memberi informasi keterangan
diri silabus. Tahun ajaran merupakan bagian dari
keterangan silabus
YA
3. Apakah perlu KKM
dicantumkan sebagai salah
satu unsur silabus
YA
Sistem pembelajaran KTSP kan system tuntas, untuk
mengetahui tuntas dan belum tuntasnya hasil belajar
siswa, tentunya berdasarkan KKM, karenanya KKM
perlu dicantumkan dalam silabus
YA
4. Apakah perlu media
pembelajran menjadi salah
satu unsur silabus?
YA
Media bagian penting dalam proses kegiatan
pembelajran. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh media pembelajaran.
YA
5. Apakah perlu silabus
ditanda tangani oleh: Guru
bidang studi, Kepala
Sekolah, dan Pengawas?
YA
Tanda tangan merupakan lambang siap bertanggung
jawab atas segala beban tugas, karenanya penanda
tanganan silabus, merupakan salah satu tugas dari
tupoksi guru bidang studi, kepala sekolah dan
pengawas
YA
6. Apakah perlu alokasi waktu
untuk satu KD dicantumkan
dalam identitas RPP?
YA
Dalam RPP, pembagian waktu berdasarkan estimasi
watu. Estimasi waktu merupakan rincian dari alokasi
waktu, maka alokasi waktu perlu dicantumkan dalam
identitas RPP.
YA
7. Apakah perlu KKM
dicantumkan dalam
identitas RPP?
YA
Fungsi KKM adalah untuk mengukur ketuntasan belajar
siswa, maka sah-sah saja dicantumkan dalam identitas
ataun diluar identitas.
YA
8. Apakah perlu soal-soal
dicantumkan di RPP? YA
Soal adalah alat tes hasil belajar secara
berkesinambungan dan akan diujikan setelah selesai
program pembelajaran untuk 1 KD, karenanya soal-soal
sangat perlu dicantumkan dalam RPP.
YA
9. Apakah perlu kunci
jawaban di cantumkan
dalam RPP?
YA
Kunci jawaban soal fungsinya untuk alat ukur
kebenaran jawaban dari soal-soal yang telah
disediakan, karenanya soal-soal perlu dicantumkan
dalam RPP.
YA
10. Apakah perlu skor dan
bobot soal dicantumkan
dalam RPP?
YA
Pemeriksa hasil jawaban siswa belum tentu guru
bidang studi sendiri, karenanya untuk menjamin mutu
dan kebenarannya sangat diperlukasn skor dan bobot
soal, perlu dicantumkan dalam RPP.
YA
11. Apakah perlu RPP ditanda
tangani oleh Guru bidang
studi, Kepala sekolah, dan
YA
RPP merupakan produk perencanaan pembelajaran
guru, RPP harus baik dan benar, karenany guru bidang
studi harus mempertanggung jawabkannya, kepala
YA12
Pengawas? sekolah harus mengetahuinya, dan pengawas harus
mengesahkannya, karenany RPP perlu ditanda tangani
oleh guru, kepala sekolah dan pengawas.
Dengan uraian di atas maka RPP dapat diformat, sebagai berikut:
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Identitas mata pelajaran :
Satuan pendidikan :
Kelas/ semester :
Program keahlian :
Mata/ tema pelajaran :
KKM :
Alokasi waktu :
Jumlah pertemuan :
Tahun ajaran :
2. Standar kompetensi :
3. Kompetensi dasar :
4. Indikator Pencapaian kompetensi :
5. Tujuan pembelajaran :
6. Materi ajar :
7. Sumber belajar :
8. Media pembelajaran :
9. Metode pembelajaran :
10. Kegiatan pembelajaran :
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN ESTIMASI
WAKTU
I. Kegiatan Awal
a. Apersepsi:
b. Motivasi :13
II. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1.
2.
3.
dst
1.
2.
3.
dst
III. Kegiatan Penutup
a. Simpulan :
b. Fidback :
c. Tindak Lanjut:
12. Lampiran :
Soal-soal :
Kunci jawaban :
Skor dan bobot penilaian :
Medan,
Mengesahkan: Mengetahui: Guru Bidang Studi
Pengawas Kepala Sekolah
( ) ( ) ( )
III. Penutup
Dengan uraian pengembangan silabus dan RPP di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan membaca tulisan ini para pendidik dapat memiliki
kompetensi pengembangan silabus dan RPP dan dapat
mengimplementasikannya di lapangan. Oleh karenanya disarankan kepada
tenaga pendidik, supaya membaca tulisan ini secara seksama dan juga
referensi lainnya, supaya pengetahuan, keahlian dan keterampilan dapat
lebih berkembang secara profesional.14
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,cet.1, Bandung,
PT.Remaja Rosdakarya, 2006
……………., KurikulumYang Disempurnakan, cet.1, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2006
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sokses Dalam
Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2007.
Tim Redaksi Eko Jaya, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,Cet.3,
Jakarta, CV.Eko Jaya, 2005
Permen Diknas Nomor 41 Tahun 2007, Tentang Proses Kegiatan
Pembelajaran.