Nama : Alfian Dwi Indarko Nim
: F0214010
Kelas : Manajemen Manajemen A 2014
BAB 13 PENGECER DAN PERDAGANGAN GROSIR Definisi Pengeceran dan Perdagangan Grosir
semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi, non bisnis konsumen, sedakan pengecernya sendiri merupakan bisnis yang oenjualannya terutama datang dari pengeceran. Jadi pengeceran fokus pada melayani konsumen akhir, atau pasar konsumen, meskipun dalam realitanya tidak selalu seperti itu. Jenis-jenis Pengecer
a. Jumlah pelayanan : Produk yang berbeda membutuhkan pelayanan yang berbeda. Ada produk yang didesain dengan self services, ada produk yang memerlukan pengawasan, hingga ada produk eksklusif yang memerlukan pengawasan ekstra b. Lini produk : Lini produk merupakan dasar penggolongan tipe-tipe pengecer, terbagi dalam lini toko khusus, departement store, pasar swalayan, toko kelontong, toko diskon, pengecer off price, hingga superstore. c. Harga relatif : Klasifikasi pengecer berdasarkan harga yang mereka kenkan.Pengecer yang memasang harga tinggi dibedakan dengan pemasang harga rendah. Jenisnya ada toko diskon, pengecer off price, pengecer off price independen, Factory outlet, hingga Warehouse Club d. Pengaturan pengecer : Merupakan metode yang digunakan oengecer untuk menjual produk.Sistem yang terkenal ada sistem jaringan toko dan waralaba yang umum digunakan dewasa ini.
Bentuk Pendekatan Organisasional:
a. Jaringan toko(chain stores) yaitu dua toko atau lebih yang dimiliki atau dikendalikan secara bersama. Contoh: Sears, Safeway. b. Jaringan voluntir (voluntary chain) yaitu kelompok pengecer independen yang didukung pedagang grosir dan terlibat dalam pembelian dalam jumlah besar dan perdagangan bersama. Contoh: Independent Grocers Alliance(IGA), perangkat keras Do-It Best.
c. Koperasi pengecer (retailers cooperative) yaitu kelompok pengecer independen yang membentuk organisasi pembelian terpusat dan mengadakan usaha promosi gabungan. Contoh: Associated Grocers (bahan pangan). d. Waralaba (franchise) yaitu asosiasi kontraktual antara pewaralaba(produsen, pedagang grosir, atau organisasi jasa) dan terwaralaba (pebisnis independen yang membeli hak untuk memiliki dan mengoperasikan satu unit atau lebih dalam sistem waralaba).. Contoh: McD, Pizza Hut, 7-eleven e. Konglomerasi perdagangan (merchandising conglomerates) yaitu korporasi bentuk bebas yang menggabungkan beberapa lini eceran. Keputusan Pemasaran Pengecer a. Keputusan pasar dan positioning. Pertama, pengecer mendefinisikan pasar sasaran mereka. Kedua, memutuskan positioning sesuai dengan pasar sasaran mereka. b. Keputusan Pilihan Produk dan Layanan. Pengecer harus memutuskan tiga variabel produk utama: pilihan produk(produk harus bisa mendiferensiasikan pengecer tapi tetap sesuai dengan pasar sasaran mereka. Dengan cara menawarkan barang yang tidak dijual oleh pesaing lain, menampilkan acara perdagangan yang sukses, menawarkan pilihan produk yang ditargetkan secara khusus), bauran pelayanan(menyediakan pelayanan yang berbeda dengan pesaing tapi tetap sesuai dengan positioning mereka), dan atmosfer toko(penataan fisik toko).
Masa Depan Pengeceran
Masa depan yang dihadapi akan kembali kepada bagaimana pengecer mengantisipasinya. Beberapa tantangan ini antara lain : a. Bentuk eceran baru dan sikus hidup eceran yang lebih pendek b. Pertumbuhan pengeceran non-toko c. Konvergensi eceran d. Kebangkitan mega pengecer e. Teknologi eceran yang semakin penting f. Ekspansi global pengecer besar g. Toko ecera sebagai komunitas dan tempat berkumpul.
Perdagangan Grosir dan Jenis-jenis Pedagang Grosir
Dibahas di awal perdagangan grosir adalah aktifitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa kepada pihak yang membeli untuk dijual kembali atau pemakaian bisnis. Sedangkan pedagang grosir merupakan perusahaan yang terlibat terutama dalam kegiatan perdagangan grosir. Jenis-jenis nya antara lain : a. Pedagang grosir : Bisnis independen, memiliki hak atas barang di tangannya b. Pialang : Fungsi utamanya adalah menyatukan pembeli dan penjual serta membantu negosiasi.Tidak memiliki hak atas barang di tangannya.
c. Agen : Perwakilan dari pembeli atau penjual dalam basis permanen.Pelaksana tenknis dan tidak berhak atas barang. d. Cabang dan kantor penjualan produsen (bikinan produsen, tidak independen dalam pengambilan keputusan)
Keputusan Pemasaran Pedagang Grosir
Permintaan dari pasar yang semakin meningkat dalam hal perbaikan kualitas layanan, hingga tren persaingan menuntut pedagang grosisr berbenah.Meskipun pasa sasaran adalah pasar bisnis, pedagang grosir tetap tidak bisa membiarkan pasar berjalan begitu saja.Penetapan pasar sasaran yang berdasarkan kapasitas pedagang grosir, serta positioning yang tepat merupakan harga mati.Keputusan bauran pemasaran juga diperlukan untuk memaksimalkan nilai yang dapat diperoleh oleh pedagang grosir.
Tren dalam Perdagangan Grosir
Tren masalah yang dihadapi pedagang grosir dalam dekade ini meskipun merupakan masalah yang konstan, tetapi riskan dihadapi adalah kuatnya penolakan terhadap kenaikan harga serta menyingkirkan pemasok yang tidak memberikan nilai tambah berdasarkan biaya dan kualitas. Pedagang grosir yang progresif akan terus mengamati fenomen yang terjadi dalam pasar dan memenuhinya, sehingga, mau tidak mau, seluruh pedagang grosir harus menjadi pedagang yang progresif, tidak bisa jika hanya mengandalkan kondisi stagnan dan berdiam diri. Hal ini berlaku juga bagi pedagang dalam lini pasar konsumen.