PENGARUH PERLAKUAN PAKAN ALAMI DAN FREKUENSI PAKAN TAMBAHAN TERHADAP BERAT UDANG VANNAMEI
SKRIPSI
Disusun oleh : FAHMI SAIFUDDIN NRP 13.04.2.1.100070
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2017
PENGARUH PERLAKUAN PAKAN ALAMI DAN FREKUENSI PAKAN TAMBAHAN TERHADAP BERAT UDANG VANNAMEI
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Univer sitas Trunojoyo Madura
Disusun oleh : FAHMI SAIFUDDIN NRP 13.04.2.1.100070
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2017
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:F ahmi Saifuddin
NIM
:130421100070
Prodi
: Teknik Industri
Judul Skripsi : PENGARUH
PERLAKUAN
PAKAN
ALAMI
DAN
FREKUENSI PAKAN TAMBAHAN TERHADAP BERAT UDANG VANNAMEI
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Trunojoyo Madura. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Bangkalan, 15 Agustus 2017
Penulis
Universitas Trunojoyo Madura
ii
ABSTRAK
FAHMI SAIFUDDIN: Pengaruh Perlakuan Pakan Alami Dan Frekuensi Pakan Tambahan Terhadap Berat Udang Vannamei Pemeliharaan pada budidaya udang vannamei di desa Karang Turi masih menggunakan budidaya tradisional. Sehingga harus ada peningkatan produktivitas pada udang vannamei. Pada penelitian ini akan dilakukan percobaan pakan alami dan frekuensi pakan tambahan untuk meningkatkan produktivitas dengan melihat bobot udang pada setiap petak dan menganalisis biaya pada kombinasi terbaik pada perlakuan yang akan diterapkan di tambak penelitian desa Karang Turi Glagah Lamongan. Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 32 . Yang mana dalam penelitian ini media percobaan menggunakan air yang diasumsikan homogen sehingga sangat tepat untuk menggunakan desain rancangan acak lengkap. Sedangkan dalam penelitian ini terdapat 2 faktor yaitu pakan alami dan frekuensi pakan tambahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kombinasi fermentasi pakan alami dengan frekeunsi pemberian pakan tambahan 2 kali perhari menjadi kombinasi yang terbaik dalam penelitian ini. Hal tersebut didapatkan dari uji lanjut Tukey yang mempunyai mean sebesar 25,666. Kata kunci :frekuensi
pakan tambahan, pakan alami, udang vannamei
vii
ABSTRACT FAHMI SAIFUDDIN: The Effect Of Natural Feed Treatment And The Frequency Of An
Additional Feed To The Vannamei Shrimp Maintenance on vannamei shrimp farming in Karang Turi village still uses traditional cultivation. So there must be increased productivity in vannamei shrimp. In this research will be experimental natural feed and additional feed frequency to increase productivity by looking at shrimp weight in each plot and analyze cost at best combination at treatment to be of Karang Turi(RAL) Glagahfactorial Lamongan research theapplied design atofresearch Randompond Design Complete 32.village. WhichThis in this studyuses the experimental media using water is assumed to be homogeneous so it is appropriate to use a complete randomized design design. While in this research there are 2 factors that is natural feed and additional feed frequency. The results showed that the combination of natural feed fermentation with additional feeding frequency 2 times per day became the best combination in this study. It is obtained from Tukey's advanced test which has a mean of 25,666.
Keywords: additional feed frequency, natural feed, vannamei shrimp
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya yang diberikan kepada penulis, sehingga selesailah penyusunan Skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, serta para sahabt thabi’in dan para umat yang senantiasa berjalan dengan risalahNya. Skripsi disusunan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Indutri Universitas Trunojoyo Madura, dengan judul “Pengaruh Perlakuan Pakan Alami Dan Frekuensi Pakan Tambahan Terhadap Berat Udang Vannamei “. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan hasil penelitian yang telah dilakukan. Akhir kata penulis berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapat ridho ALLAH SWT yang mana telah memberikan hidayahnya dan kesehatan untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi ini
Bangkalan , 15 Agustus 2017
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, kritikan, dan masukan dari berbagai pihak sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya dan juga Nabi Muhammad SAW sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Skripsi ini tanpa adanya hambatan yang berarti 2. Terkhusus keluarga tercinta, Ayah “Suparman”, Ibu “Munti’ah”, dan Kakak “Aris Setiawan“ serta semua keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan semangat untuk menyelesaikan laporan skripsi. 3. Bapak Sugeng Purwoko S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Heri Awalul Ilhamsah S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing II
yang selalu
memberikan arahan kepada peneliti serta bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan Skripsi ini. 4. Bapak Mualim S.T., M.T., Bapak Imron Kuswandi S.T.,M.T dan Ibu Fitri Agustina S.T,.M.T yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan laporan Skripsi ini 5. Ibu Fitri Agustina, S.T., M.T. selaku Sekretaris Program Studi sekaligus Koordinator Skripsi yang telah memberi banyak masukan dalam skripsi ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Teknik Industri atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis, penulis ucapkan terimakasih tiada terbatas. 7. Teman-teman Teknik Industri Angkatan 2013 terimakasih atas bantuan materi, ilmu, dan motivasi kalian. Semoga kita sukses bersama-sama. 8. Teman-teman kontrakan Limsi Kiyung, Mek, david, roniko,azhar, irawan, topek,wahyu yang telah mendukung terselesainya skripsi ini. 9. Terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada Nurul Kharisma yang telah memberikan motivasi, dukungan moril sehingga terselesainya skripsi ini
v
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu dalam kesempatan ini. Yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini.
vi
DAFTAR ISI
Judul..........................................................................................................................i Lembar pernyataan...................................................................................................ii Lembar pengesahan................................................................................................iii Kata pengantar........................................................................................................iv Ucapan terima kasih.................................................................................................v Abstrak...................................................................................................................vii Abstract.................................................................................................................viii Daftar isi..................................................................................................................ix Daftar tabel.............................................................................................................xii Daftar gambar...................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
........................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah
........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian
.........................................................................................3
1.4 Batasan Penelitian
........................................................................................3
1.5 Asumsi Penelitian
.........................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian
.......................................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan Laporan..........................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Udang Vaname (Litopenaeus Vannamie ) 2.2 Probiotik 2.3 Pakan Alami
...................................................6
....................................................................................................8 ................................................................................................10
2.4 Frekuensi Pakan Tambahan 2.5 Perancangan Analisis 2.6 Rancangan Eksperimen
.....................................................................12
.................................................................................13 .............................................................................14
2.6.1 Desain Faktorial .......................................................................................14 2.6.2 Rancangan Acak Lengkap 2.7 Analisis Biaya
......................................................................14
..................................................................................16
2.7.1 Biaya Produksi............................................................................................16 2.7.2 Pendapatan Kotor........................................................................................17
ix
2.7.3 Keuntungan.................................................................................................17 2.8 Penelitian Terdahulu........................................................................................17 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Jenis Penelitian
.....................................................................19
3.2 Alat Dan Bahan Yang Digunakan 3.3 Prosedur Penelitian
............................................................19
....................................................................................20
3.3.1 Tahap Identifikasi Masalah
....................................................................20
3.3.1.1 Studi Literatur Dan Studi Pustaka
.....................................................20
3.3.1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................20 3.3.1.3 Penetapan Tujuan ................................................................................20 3.3.2 Tahap Desain Instrumen
........................................................................20
3.3.2.1 Penetapan Variabel ..............................................................................20 3.3.2.2 Metode Rancangan Acak Lengkap
.....................................................21
3.3.2.3 Penentuan Hipotesis .............................................................................21 3.3.3 Tahap Melaksanakan Eksperimen
........................................................22
3.3.3.1 Tahap Persiapan Awal Eksperimen
...................................................22
3.3.3.2 Pelaksanaan Eksperimen .....................................................................23 3.3.4 Tahap Mengumpulkan Data Pengolahan Data
....................................25
3.3.4.1 Pengumpulan Data ...............................................................................25 3.3.4.2 Pengolahan Data ...................................................................................25 3.3.5 Kesimpulan Dan Saran 3.4 FlowchartMetode Penelitian
...........................................................................26 .....................................................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Dan Rekap Data Acak ...........................................................28 4.1.1 Hasil Random..............................................................................................28 4.1.2 Rekap Data Percobaan ................................................................................30 4.2 Pengolahan Data...............................................................................................31 4.2.1 Penyusunan hipotesis ..................................................................................31 4.2.2 Hasil Perhitungan Matematis ......................................................................32 4.2.3 Hasil Output Minitab...................................................................................35 4.2.3.1 Output ANOVA .....................................................................................35 4.2.3.2 Factorial Plots .......................................................................................36
x
4.2.3.3 Asumsi-Asumsi Yang Digunakan..........................................................37 4.2.3.3 Analisis R2..............................................................................................40 4.3 Uji Lanjut .........................................................................................................40 4.3.1 Uji Lanjut Tukey .........................................................................................40 4.3.3 Surface plot Faktor A (pakan alami) dan Faktor B (frekuensi pakan tambahan)...............................................................................................................42 4.3.4 Contour Plot Faktor A Dan Faktor B.........................................................43 4.2 Jumlah Konsumsi Dan Biaya Pakan ................................................................43 4.2.1 Data Jumlah Konsumsi Pakan Alami........................................................44 4.2.2 Jumlah Total Biaya Komposisi Pakan ......................................................46 4.2.3 Perbandingan Pakan Penelitian Dengan Pakan Petani Tambak................47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................49 5.2 Saran.................................................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Anova Untuk Percobaan Faktorial Dua Faktor Pada Rancangan Acak
Lengkap..................................................................................................................16 Tabel 2.2Penelitian
Terdahulu
Tabel 3.2 Spreadsheet Tabel 3.3 Hubungan Tabel 3.4 Perlakuan Tabel 4.6
.......................................................................18
Pengambilan Data
Antar Variabel
......................................................19
..............................................................21
Pada Rancangan Eksperimen
......................................21
Layout Awal Data Percobaan Pengaruh Perlakuan Pakan Alami Dan
Frekuensi Pakan Tambahan Terhadap Berat Udang Vanami Selama 40 Hari. .....28 Tabel 4.7
Layout Yang Telah Dirandom...............................................................30
Tabel 4.8
Rekap Data Percobaan...........................................................................31
Tabel 4.9
ANOVA ................................................................................................34
Tabel 4.9
Perhitungan ANOVA Menggunakan Software Minitab .......................35
Tabel 4.10
Tabel R Square Berat Udang Vannamei .............................................40
Tabel 4.11
Subset uji Tukey...................................................................................41
Tabel 4.12 Jumlah
Konsumsi Pakan Alami ..........................................................44
Tabel 4.13 Jumlah
Konsumsi Pakan Tambahan ...................................................45
Tabel 4.14
Formulasi Pakan ..................................................................................46
Tabel 4.15
Harga Jenis Pakan Dan Komposisi Pakan...........................................46
Tabel 4.16
Total Biaya Pakan ...............................................................................46
Tabel 4.17 Jumlah Tabel 4.18
Total Biaya Pakan ...................................................................47
Perbandingan Pakan ............................................................................48
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tata
Letak Petak Penelitian
.......................................................24
Gambar 3.2
FlowchartMetode Penelitian
Gambar 4.3
Main Effect Plot Berat Udang Vannamei .........................................36
Gambar 4.4
Interaction Plot Berat Udang Vannamei ..........................................37
Gambar 4.5
Normal Probability Plot Berat Udang Vannamei ............................38
Gambar 4.6
Versus Fits Berat Udang Vannamei .................................................38
Gambar 4.7
Residuals Versus Faktor A (Pakan Alami) .......................................39
Gambar 4.8
Residual Versus Faktor B (Frekuensi Pakan Tambahan) .................39
Gambar 4.9
Uji lanjut Tukey.................................................................................41
......................................................27
Gambar 4.10
Surface Plot ....................................................................................42
Gambar 4.11
Counter Plot ...................................................................................43
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belak ang
Indonesia sebagai negara agraris tentunya memiliki banyak pulau dan lautan yang belum dikelola dengan baik. Pemanfaatan potensi sumber daya di Indonesia dapat menjadi pemasok bagi devisa negara. Tentunya saat ini pihak pemerintah menyadari bahwa besarnya potensi yang dimiliki di sektor kelautan dapat dijadikan modal dasar dalam pembangunan nasional. Menurut data dari direktorat jendral perikanan (2010) menunjukkan bahwa luas perairan di Indonesia saat ini kurang lebih mencapai 14 juta ha, yang meliputi 101,95 juta ha sungai dan, 1,78 juta ha danau alam, serta 0,03 juta danau buatan. Selain itu luas lahan di sekitar pantai yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi tambak sekitar 600.000 – 985.000 ha dengan perhitungan maksimal 20 % hutan bakau di Indonesia dapat dibuka menjadi tambak. Di perairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan seperti udang, ikan laut, ikan air tawar, ikan air payau. Adapun luas tambak di seluruh Indonesia sampai tahun 2009 adalah 328,758 ha dimana 60 % berada di pulau jawa. Desa Karang Turi
Glagah Lamongan merupakan desa yang mempunyai
sawah dan tambak dengan luas sekitar 354 Ha. Untuk memanfaatkan luas tanah tersebut maka setiap warga di desa harus mempunyai keahlian dalam mengolahnya sehingga mampu mencukupi kebutuhan sehari-sehari. Mata pencaharian warga di desa Karang Turi rata-rata semuanya buruh pabrik karena mereka menganggap bahwa mata pencaharian sebagai petani sawah dan tambak tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Alasan dasar mengapa mereka memilih buruh pabrik adalah jika mengelola sawah dan tambak banyak mengalami kerugian di sisi biaya. Pengelolaan udang vannamei di desa Karang Turi merupakan komoditas utama selain dari ikan bandeng dan mujaher. Akan tetapi standart operational procedure (SOP) yang digunakan masih bersifat tradisional yaitu hanya menebar bibit dan pakan serta hanya diberikan perlakuan yang kurang inovatif. Untuk itu dengan adanya perlakuan terhadap pengelolaan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas udang vannamei.
1
Warga desa Karang Turi biasanya melakukan penebaran benih ikan sebanyak 10 rean (50.000 ekor) pada ukuran tambak sekitar 1 hektar. Dalam penebaran tersebut udang vannamei masih berusia sekitar 7-10 hari. Untuk masa panen yang paling terbaik adalah saat udang berusia 120 hari dari masa penebaran benih tergantung dari ketahanan tubuh udang vannamei di dalam tambak sedangkan pada data yang ada siklus hidup udang vannamei di desa Karang Turi rata-rata berkisar sebesar 30-75 hari dengan bobot udang rata-rata 2-3 kwintal/ha. Menurut (Subyakto ,dkk 2009) menggunakan budidaya semi intensif laju pertumbuhan udang mencapai 105 hari dengan bobot sebesar 2,8 ton/ha atau 2895 kg . Benih yang ditebar ditambak adalah benih vannamei PL-12 SPF dengan berat rata-rata 0,008 gr, penebaran dilakukan pada pagi hari guna mengurangi tingkat stres, teknologi yang digunakan adalah semi intensif dengan tebar padat sebesar 60 ekor/m . untuk menjaga kualitas air maka digunakan kaporit untuk disterilisasi sebesar 30 ppm serta dengan menambahkan unsur amoniak dan H S pada probiotik hasil kultur sebesar 10-15 ppm. Perbedaan dari budidaya semi intensif dengan budidaya tradisional tersebut menunjukkan hasil yang jauh dari segi bobot udang vannamei saat di panen. Hal tersebut dikarenakan perlakuan pemeliharaan pada budidaya udang vannamei di desa Karang Turi masih menggunakan budidaya tradisional. Sehingga harus ada peningkatan produktivitas pada udang vannamei untuk mencapai berat udang sebesar 3 ton/ha. Maka dari itu pada penelitian ini akan dilakukan percobaan pakan alami dan frekuensi pakan tambahan untuk meningkatkan produktivitas dengan melihat bobot udang pada setiap petak dan menganalisis biaya pada kombinasi terbaik pada perlakuan yang akan diterapkan di tambak penelitian desa Karang Turi Glagah Lamongan. Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) k
faktorial 3 . Yang mana dalam penelitian ini media percobaan menggunakan air yang diasumsikan homogen sehingga sangat tepat untuk menggunakan desain rancangan acak lengkap. Dari faktorial sendiri apabila dalam penelitian menggunakan dua faktor dan 3 taraf maka desain faktorialnya diperoleh 3 2 dimana pada 32 bilangan pangkat 2 menunjukkan banyak faktor sedangkan bilangan
2
pokok 3 menunjukkan banyak taraf yang akan miliki faktor-faktor (sudjana, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Pada perkembangan ekonomi yang semakin sulit maka setiap individu di wajibkan untuk mempunyai keahlian dalam sebuah bidang usaha tertentu. masyarakat di desa Karang Turi sering mengalami kegagalan di budidaya udang vannamei yang seharusnya menjadi penghasilan paling besar terhadap kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu perlu dilakukan percobaan perlakuan yang dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan bobot ikan sebesar 3 ton/Ha per 120 hari pe meliharaan udang. Perlakuan tersebut menggunakan dua faktor yaitu perlakuan pakan alami dan frekuensi pakan tambahan yang akan dibandingkan dengan tanpa perlakuan apapun dalam setiap petak. maka dari itu permasalahan yang ada pada rancangan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perlakuan pemberian pakan alami pada berat udang vannamei ? 2. Bagaimana perlakuan pemberian perbedaan frekuensi pakan tambahan pada berat udang vannamei ? 3. Bagaimana analisa biaya dari kombinasi terbaik di seti ap perlakuan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini : 1.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pakan alami terhadap berat udang vannamei.
2.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan perbedaan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei.
3.
Untuk mengetahui biaya yang akan di keluarkan dari kombinasi terbaik di setiap perlakuan.
1.4 Batasan Penelitian
Batasan pada penelitian ini adalah :
3
1.
Pada penelitian ini hanya menggunakan bibit udang vannamei dengan jenis PL12-SPF.
2.
Probiotik yang digunakan adalah probiotik cacing tanah ( lumbricus tubellus).
3.
Ukuran tambak yang digunakan sebagai penelitian memiliki luas sebesar 10 m x 20 m.
4.
Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap faktorial.
1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1.
Bibit yang digunakan di asumsikan jenis, ukuran dan berat yang homogen yaitu jenis PL-12 SPF, ukuran rata-rata 3 cm perekor dan berat rata-rata 0,008 gram perekor .
2.
Kondisi air dari satu lingkungan penelitian diasumsikan homogen.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah mengetahui perbandingan hasil budidaya udang vannamei yang menggunakan perlakuan pakan alami, frekuensi pakan tambahan dengan hasil budidaya petani tambak desa karang turi selama ini. Kedua perlakuan tersebut di har apkan mampu meningkatkan produktivitas dengan melihat berat rata-rata udang vannamei dalam setiap petak penelitian serta menganalisis biaya pada kombinasi yang terbaik dan dibandingkan dengan biaya yang di keluarkan selama ini oleh petani tambak karang turi glagah lamongan.
1.7 Sistematika Penul isan Lapora n
Sistematika penulisan laporan penelitian merupakan langkah-langkah yang dilkukan dalam mengerjakan laporan penelitian, yang berfungsi agar peneliti menyelesaikan laporan penelitian dengan mudah. Berikut adalah sistematika penulisan laporan penelitian: BAB I
: PENDAHULUAN Pendahuluan ini menjelaskan gambaran umum masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini dengan singkat dan jelas, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
4
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan asumsiasumsi serta sistematika penulisan laporan. BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan studi literatur yang digunakan untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan dalam penelitian yang dilakukan, sehingga berisi penjelasan dari teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III
: METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk menentukan hasil terbaik dari suatu produk. Sehingga digunakan acuan untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam penelitian yang sedang dilakukan.
BAB IV
: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menguraikan proses pengumpulan data dan pengolahan data yang digunaksan untuk menyelesaikan masalah disertai dengan analisis dari hasil pengolahan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran ini berisi hasil yang diperoleh dari pengolahan data yang sesuai dengan tujuan yang diambil serta memberikan saran kepada semua pihak yang bertujuan untuk memperbaiki penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamie)
Udang putih atau dalam dunia perdagangan dikenal sebagai white leg shrimp atau dengan western white shrimp atau pacific white leg shrimp. Di negara Indonesia biasa disebut dengan udang vannamei atau disebut dengan udang putih. Secara nama ilmiahnya udang putih disebut dengan li topenaeus vannamei. Udang vannamei (litopenaeus vannamei) berasal dari daerah subtropis pantai barat amerika, dimulai dari teluk yang berada di mexico bagian utara sampai dengan ke pantai barat guatemala, el savador, nicaragua, kosta rika di amerika tengah hingga ke peru di amerik a selatan. posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dengan musim hujan dan kemarau yang tetap, menyebabkan Indonesia mampu memproduksi udang vannamie sepanjang tahun. Produksi yang telah di sesuaikan dengan kondisi dan karakteristik lahan masing-masing (Malik,dkk 2014). Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang akhir-akhir ini telah banyak diminati oleh petani tambak. Banyaknya petani tambak berminat untuk membudidayakan udang vannamei dikarenakan udang vannamei
memilik
keunggulan
seperti
tahan
terhadap
penyakit,
laju
pertumbuhannya cepat serta masa pemeliharaan selama 60 – 110 hari (Jurnal Kelautan dan Perikanan, 2012). Menurut Kristina
(2014), Udang vannamei
memiliki beberapa keunggulan , yaitu: 1. Pakan yang diberikan pada kandungan proteinnya lebih rendah dibandingkan dengan pakan untuk udang windu, sehingga harga pakan lebih murah. 2. Produktivitasnya tinggi, karena tingkat kematian rendah, atau tingkat kelangsungan hidup (survival rate) tinggi, yaitu mencapai 90%. 3. Lebih mudah dibudidayakan, tidak serumit budidaya udang windu. 4. Waktu pemeliharaan relatif lebih pendek. 5. Relatif lebih tahan penyakit dibandingkan udang jenis lain.
6
6. Pertumbuhan cepat hingga mencapai size 20, pertumbuhan per minggu bisa mencapai 3 gram meski kepadatan mencapai 100 ekor/m2. 7. Tahan hidup pada kisaran salinitas yang luas dan bisa hidup dengan baik pada salinitas rendah. 8. Rasa udang yang tumbuh pada salinitas tinggi kandungan asam amino bebasnya lebih tinggi, sehingga rasa dagingnya manis. Terkait dengan budidaya udang vannamei yang bersifat tradisional tentu harus ada perhatian khusus agar dapat berinovasi sehingga mampu mencapai hasil yang memuaskan. Parameternya adalah berat ikan saat masa panen sehingga dengan memberikan inovasi baru yang bertujuan agar nutrisi yang dikonsumsi dapat meningkatkan perkembangan ikan maka hasrus diperhatikan hal-hal berikut 1. Persiapan lokasi. Dalam persiapan lokasi memang sangat penting yang mana lokasi budidaya vannamei harus steril dari predator seperti ikan nila dan predator yang lain. Karena hal tersebut dapat memakan benih ikan saat berusia muda atau pada tahap penebaran benih ikan. Selain itu harus ada penyesuaian kondisi air dengan menggunakan probiotik yang dapat menumbuhkan makanan ikan nantinya berupa plankton. 2. Penebaran benih. Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah penebaran benih udang vannamei yang mana benih ikan masih berukuran panjang 2 cm sehingga dalam penebaran harus hati-hati agar tersebar semua ke dalam tambak. Untuk waktu yang baik dalam penebaran benih lebih baik ditebar di pagi hari sehingga akan mengurangi stress pada ikan saat berada dalam kantong plastik. 3. Kondisi air. Dalam budidaya udang vannamei pengaturan kondisi air harus selalu diperhatikan dimana dengan menggunakan kincir sebagai alat bantu dalam mengatur kondisi air. Saluran irigasi yang baik adalah kunci jika ingin kondisi air yang lebih baik karena setiap hari kincir berupa diesel memasukan air baru untuk menetralisir air yang lama. Selain itu dengan menggunakan probiotik juga akan semakin mendukung kondisi air yang
7
baik karena dapat menumbuhkan sisa kotoran ikan menjadi amonia dan plankton. 4. Pemberian pakan Waktu yang tepat dalam pemberian pakan adalah pagi hari dan sore hari. Karena pada waktu tersebut ikan akan merapat ke sisi pinggir lahan tambak untuk mencari makan sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk penebaran pakan ikan. Biaya yang dikeluarkan dari pemberian pakan memang cukup besar namun dengan diminimalisir dengan penggunaan pakan buatan maka akan lebih hemat dalam biaya operasionalnya. Budidaya udang vannamei di desa karang turi glagah lamongan saat ini masih bersifat tradisional. Hal tersebut karena mereka hanya memberikan perlakuan yang minim dengan menebar benih udang lalu memberikan pupuk urea dan dibiarkan selama 20 hari. Setelah 20 hari udang diberikan pakan buatan pabrik yang mana terkadang tidak menutup kemungkinan laju pertumbuhan ikan tidak sesuai dengan 120 hari sehingga rata-rata petani tambak udang vannamei di desa karang turi memanen dalam usia 30-40 hari. Berbeda tentunya dengan petani tambak yang menggunakan semi intensif dengan memberikan perlakuan seperti probiotik dan pakan buatan sendiri. Hasil panen dari petani tambak tradisional dan semi intensif tentunya berbeda. Jika dilihat dari petani tambak tradisional dengan menggunakan benih 50.000/ha maka rata-rata mereka hanya mendapatkan 2-3 kwintal per penenya dengan usia 30-75 hari. Akan tetapi hasil dari petani tambak yang menggunakan semi intensif menurut (Slamet dkk, 2009) yang menggunakan sistem semi intensif dengan menebar benih sebesar 60.000/ha dapat mencapai 2,8 ton atau 2895 kg perpanen. Memang jika dilihat dari jumlah benih berbeda namun meskipun jumlah benihnya sama hasilnya pun tidak akan mencapai 2,8 ton.
2.2 Probiotik
Inovasi dalam budidaya udang dapat dikaitkan dengan perlakuan-perlakuan yang dapat meningkatkan produktivitas baik dari segi berat ikan dan laju pertumbuhan serta ketahanan tubuh terhadap penyakit yang menyerangnya. Inovasi tersebut dapat diterapkan sesuai dengan permasalahan budidaya ikan yang
8
akan dihadapi nantinya. Untuk kali ini budidaya yang akan menjadi penelitian adalah tentang budidaya vannameii dengan pendekatan terhadap perlakuan pada probiotik yang ditebar ke dalam tambak pada saat ikan belum ditebar sampai dengan masa panen. Aplikasi Probiotik sangat bagus bagi perkembangan ikan serta pada ketahanan tubuh saat diserang oleh penyakit yang dapat menurunkan produktivitas dari udang vannamei. Probiotik merupakan sebuah mikroba yang hidup, baik dalam bentuk kultur yang tunggal maupun kultur campuran sehingga dapat ditambahkan ke dalam makanan hewan atau manusia yang dapat memberikan keuntungan pada
inang dengan menjaga keseimbangan mikroba
khususnya (Fuller 1992; Salminem 1998 & Wright 1998). Defenisi tersebut kemudian dikembangkan kembali oleh Verschuere et al.,(2000) dalam aplikasi probiotik di budidaya perairan. Deskripsi yang diberikan
sesuai dengan modus aksi probiotik tersebut, yaitu pada mikroba hidup yang menguntungkan bagi inang dengan memodifikasi hubungan beberapa mikroba yang berasosiasi dengan inang atau lingkungannya. Probiotik dapat meningkatkan penggunaan makanan atau nilai nutrisi, memacu respon inang terhadap penyakit, atau dengan meningkatkan kualitas lingkungan pada budidaya perairan. Berbagai produk probiotik untuk aplikasi perikanan telah banyak dipasarkan dengan berbagai variasi penggunaannya, namun secara mendasar model kerja probiotik dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1. Menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan produksi senyawasenyawa antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di dinding intestinum. 2. Merubah metabolisme mikroba dengan meningkatkan atau menurunkan aktifitas enzim pengurai (selulase, protease, amilase dan lain-lain) 3. Menstimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibodi organisme akuatik atau aktivitas makrofag. Dalam penelitian ini probiotik yang digunakan adalah ramuan probiotik cacing yang mana bahan-bahanya adalah: 1. Cacing segar sebanyak 1 kg. 2. Keong atau bekicot sebanyak 1 kg. 3. Yakult sebanyak 2 botol.
9
4. Gula merah atau putih sebanyak 1 kg. 5. Air kelapa segar sebanyak 10 liter. 6. Ragi tempe sebanyak 10 butir. 7. Tahu sebanyak 2 potong besar. 8. Usus ikan dan ikanya segar sebanyak 0,5 kg 9. Terasi bagus sebanyak 2 ons. 10. Kunyit dan laos sebanyak 500 gram. Menurut austin (1999), diantara strategi pengendalian penyakit pada budidaya perikanan yang banyak dilakukan dan memberikan hasil yang baik adalah melalui kontrol biologis. Yang mana salah satunya adalah dengan aplikasi probiotik pada budidaya
tersebut.
hal tersebut dilakukan
dengan
pertimbangan
bahwa
penggunaan bakteri dengan penggunaan bahan kimia. Penerapan pemberian probiotik lebih baik dilakukan sebelum benih udang vannamei ditebar karena dapat memberikan efek terhadap kondisi airnya. Yang mana dapat meningkatkan pertumbuhan plankton sehingga ketika udang vannamei di tebar maka mereka akan memakan plankton tersebut sebagai pakan utama sebelum diberikan komposisi pakan pada saat usia 20 hari. Selain itu satuan yang dipakai dalam penebaran probiotik adalah menggunakan mili liter/ml.
2.3 Pakan Alami
Masalah utama dalam budidaya ikan ialah pada pemberian pakan yang memang berdampak langsung terhadap pertumbuhan ikan sendiri. Karena dengan menumbuhkan ikan sesuai dengan target yang ingin dicapai tentu harus menstabilkan pemberian pakan. Akan tetapi realistisnya saat ini pemberian pakan yang tidak stabil berdampak pada biaya yang dikeluarkan sehingga jika semakin banyak pakan yang dipakai tentu biayanya akan semakin mahal. Dalam budidaya udang vannamei tentu mempunyai banyak kendala terutama pada komposisi pakan, kendala tersebut biasanya banyak dialami oleh petani tambak yang menggunakan sistem tradisional dengan tanpa perlakuan probiotik dan komposisi pakan buatan. Untuk itu dengan permasalahan yang sering menjadi kendala tersebut yaitu penyediaan pakan buatan ini memerlukan biaya yang relatif tinggi, bahkan mencapai 60–70% dari komponen biaya produksi (Nuhman, 2009).
10
Menurut (Haetami, 2012) kebutuhan protein pada ikan dipengaruhi oleh tingkat pemberian pakan dan kandungan energinya. Sedangkan jumlah pemberian pakan selain dipengaruhi oleh kandungan energi, juga dipengaruhi kapasitas saluran pencernaan ikan. Ransum yang mempunyai keseimbangan energi protein yang tepat dengan jumlah pemberian yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan dan konversi pakan yang terbaik. Kebutuhan ikan akan energi diharapkan sebagaian besar dipenuhi oleh nutrien non-protein seperti lemak dan karbohidrat. Formulasi pakan buatan yang akan digunakan pada penelitan ini adalah fermentasi pakan alami atau biasa disebut dengan pakan kompos. Menurut Juhrani 2014 komposisi fermentasi pakan alami yang akan digunakan pada penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Jagung yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 15 %. 2. Dedak padi yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 20 %. 3. Kotoran kambing yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 40 %. 4. Mineral (dapat berupa pupuk atau garam dapur) yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 10 %. 5. Bahan pelengkap (biang bakteri, gula merah, bakteri agen hayati ) yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 15 %. Manfaat yang terkandung dalam pakan yang dibuat sendiri memang lebih kompleks. Yang mana menurut Juhrani 2014 terkait dengan pakan buatan sendiri mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah : 1. Jika pakan yang akan dibuat mempunyai formula yang lengkap baik itu dari segi protein, karbohidrat, vitamin, lemak, mineral maka akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan sintasan kultivan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas udang vannamei. 2. Manfaat lain dari pakan buatan sendiri adalah dapat menekan biaya pengeluaran pakan yang memang dalam budidaya udang vannamei pengeluaran biaya pakan akan memakan 60-70 % dari biaya keseluruhan.
11
Adapun dalam hal ini terdapat cara membuat pakan buatan sendiri yang akan digunakan pada penelitian ini (Juhrani, 2014) : 1. Pada mulanya proses awal dalam pembuatan pakan ialah penurunan ukuran partikel yang mana dalam penurunan ukuran partikel dapat terbagi menjadi bahan cair, kasar atau padat, dan bahan berbentuk tepung. Untuk bahan yang berbahan cair lebih baik di campur terlebih dahulu dan di diamkan selama 1 jam. Yang mana bahan yang berbentuk cair tersebut adalah biang bakteri, agen hayati dan gula merah di blender menjadi satu sehingga membentuk bahan yang berbentuk cair. 2. Selanjutnya penurunan ukuran partikel pada bahan yang berbentuk kasar atau padat yakni pada bahan berupa jagung, kotoran kambing, pupuk dan garam dapur di campur merata menjadi campuran dari bahan kasar atau padat. 3. Setelah itu dilakukan pencampuran pada bahan yang berbentuk tepung yang mana bahan yang di campur adalah dedak padi dan ampas tahu dalam satu campuran tersendiri. 4. Jika semua bahan yang telah tercampur tadi lalu di jadikan satu dengan cara di aduk secara merata lalu di tutupi dengan alas seperti terpal dan di diamkan selama 4 hari dari mulai pencampuran tadi. Setelah itu pada hari ke 5 kembali di aduk dan diamkan selama 7 hari dari mulai tadi karena pada tahap ini adalah tahap fermentasi bahan yang ada dalam pakan tersebut. 5. Untuk membuang sisa gas atau panas yang ada dalam partikel pakan tersebut dapat di buka serta dianginkan-anginkan selama 3-4 hari setelah itu pakan buatan dapat digunakan dalam budidaya udang vannamei.
2.4 Frekuensi Pakan Tambahan
Penggunaan pakan dalam suatu budidaya ikan memang sangat perlu untuk diperhatikan baik dari segi bahan pada komposisi pakan sampai dengan frekuensi penebaran pakan dalam setiap hari. Untuk itu frekuensi pemberian pakan yang menyangkut pakan tambahan perlu dilakukan baik satu kali setiap hari atau dua kali tergantung dari kebutuhan ikan yang ada di budidaya tersebut. untuk itu pada
12
penelitian ini akan diketahui berapa frekuensi pakan yang tepat untuk satu petak penelitian terhadap budidaya udang vannamei. Frekuensi pemberian pakan pada udang vannamei yang berumur kurang dari satu bulan, cukup diberi sebanyak 2 – 3 kali sehari, karena pakan alami masih cukup tersedia di tambak. Setelah udang memasuki umur 30 hari maka frekuensi pemberian pakan ditingkatkan menjadi 4 – 5 kali sehari dengan menggunakan panduan anco untuk menentukan jumlah pakan. (Malik, dkk 2014). Penggunaan pakan komersil dengan memperhatikan kandungan gizi pada pakan, minimal terdapat kandungan protein 30%. Usahakan menggunakan pakan dengan sumber protein dari tepung ikan yang berasal dari kegiatan perikanan yang berkelanjutan. (Malik, dkk 2014).
2.5 Perancangan Analisis
Tahap pengolahan data merupakan proses dari perancangan penelitian yang dapat mencapai tujuan. Sehingga perlu dilakukan proses identifikasi dalam metode analisis nantinya. Latar belakang dari proses identifikasi tersebut ialah dapat menentukan tujuan dari penelitian serta dapat menentukan sebuah proses dalam mencapai tujuan tersebut. selain itu keragaman acak diantara unit-unit percobaan di penelitian dapat terestimasi dengan ketelitian yang sesuai (Antara, 2012). Akan tetapi dalam penelitian ini bukan hanya metode analisis yang dipakai untuk mencapai tujuan. Namun dalam penelitian ini menggunakan proses pengulangan atau biasa disebut dengan replikasi dengan maksud dari setiap unit percobaan harus di rancang dengan sistematis sehingga jumlah ulangan dapat tercukupi untuk menghasilkan derajat bebas yang memadai untuk mengestimasi keragaman dari unit percobaan tersebut. Nyantanya ahli statistik menggunakan rumus berikut untuk menentukan jumlah ulangan yang diperlukan untuk setiap unit percobaan. ( r-1 )( t-1 ) = 15.....................................................(1) r : replikasi (ulangan) t : perlakuan
13
2.6 Rancangan Eksperimen 2.6.1
Desain Faktorial
Pada tiap faktor terdiri atas beberapa taraf untuk menentukan kombinasi perlakuan. Akan tetapi jika semua atau hampir dari semua kombinasi antara taraf di setiap faktor kita perhatikan maka eksperimen yang terjadi karenanya hal tersebut dapat dikatakan sebagai eksperimen faktorial. Pada dasarnya desain faktorial adalah sebuah desain yang menyilangkan taraf sebuah faktor tertentu dnegan taraf tiap faktor lainya yang ada dalam eksperimen tersebut. (sudjana, 2012). Penelitian ini menggunakan desain faktorial 3 2 yang mana terdapat dua faktor yang akan diteliti serta masing-masing faktor tersebut terdapat tiga level perlakuan. Faktor yang akan diuji dalam penelitiian ini adalah tentang fermentasi pakan dan frekuensi pakan tambahan. 2.6.2 Rancangan Aca k Leng kap
Rancangan acak lengkap merupakan jenis rancangan
percobaan dimana
perlakuan diberikan secara acak kepada seluruh unit percobaan. Hal ini dapat dilakukan karena lingkungan tempat percobaan diadakan relatif homogen sehingga media atau tempat percobaan tidak memberikan pengaruh berarti pada respon yang diamati. Pada prinsipnya rancangan yang di gunakan pada penelitian ini mirip dengan RAL, akan tetapi pada studi kasus yang satu ini penelitianya menggunakan lebih dari satu faktor yang mana dapat dinamakan rancangan acak lengkap faktorial. Dalam percobaan faktorial dihadapkan dengan kombinasi perlakuan yang merupakan kombinasi dari taraf faktor yang dicobakan nantinya. Berikut adalah perhitungan matematis dari rancangan acak lengkap faktorial pada penelitian ini : = + Keterangan : Yij
+ +( ) +
..............................................................(2)
: Pengamatan pada satuan percobaan ke-1 yang memperoleh kombinasi pada perlakuan taraf ke -i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B : Mean populasi
14
: Pengaruh taraf ke-i dari faktor A : Pengaruh taraf ke-j dari faktor B
)
(
: Pengaruh taraf ke –i dari faktor A dan taraf ke- j dari faktor B : Pengaruh acak dari satuan percobaan ke-1 yang memperoleh kombinasi perlakuan ij.
Untuk itu berikut adalah rumus dari tabel anova di percobaan faktorial menggunakan rancangan acak lengkap :
..
=
;
..
=
..
=
;
..
=
.
..
=
;
..
=
..
..
=
;
FK =
..
, = 1,2,…. , ……… …… ……… ……… ……… (3)
, = 1,2,….,
………… …………… …………. .( 4)
, = 1,2,… ., ; = 1,2,… . ,… …… …… …… …. (5)
..=
……… ……… ……… ……… …… ……… ….( 6)
..............................................................................................................(7)
=
−
………………………………
−
…………………………
−
−
…………………………….
(8)
, ,
=
∑,
( )=
( )=
2
.
∑
2
..
∑
2
..
………………………………….
(9)
……………………………
……………………………..(
10)
……………………………
……………………………..(
11)
JK(AB) = JKP – JK(A) – JK(B) ......................................................................(12)
15
JKG = JKT – JKP ............................................................................................(13) Berikut merupakan tabel anova yang digunakan dalam percobaan faktorial dua faktor : Tabel 2.1 Anova Untuk Percobaan Faktorial Dua Faktor Pada Rancangan Acak Lengkap (Tjahjono 2013) sumberkeberagaman derajatbebas perlakuan ab-1 faktorA a-1 faktorB b-1 interaksi AB (a-1)(b-1) galat ab(r-1) total abr-1
JK JKP JK(A) JK(B) JK (AB) JKG
KT F KTP=JKP/Db KTP/KTG KT(A)=JK(A)/Db KT(A)/KTG KT(B)=JK(B)/Db KT(B)/KTG KT(AB)=JK(AB)/Db KT(AB)/KTG KTG=JKG/Db
Keterangan : JK
:j umlah kuadrat
Db
:d erajatbebas
KT
:k uadrat tengah
2.7 Analisis Biaya
Hansen dan Mowen (2009:47), mendefinisikan Biaya sebagai kas atau nilai setara dengan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Biaya dikatakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. 2.7.1
Biaya Produksi
Untuk menghitung besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani ikan maka secara matematis dapat di tulis dengan rumus menurut (Soekartawi, 1992) :
TC = TVC + TFC.........................................................................................(14) TC = {(X1 x PX1)+PX2+PX3+(X4 x PX4)+D..............................................(15) Keterangan :
TC
: Total cost (Rp/m3/thn)
TVC
: Total variable cost (Rp/m3/thn)
TFC
: Total fixed cost (Rp/m3/thn)
X1
: Jumlah penggunaan benih (ekor/m3)
PX1
: Harga benih ikan (Rp/ekor)
16
PX2
: Jumlah biaya pembuatan pakan alami (Rp/kg)
PX3
: Jumlah biaya pembuatan probitik (Rp/kg)
X4
: Jumlah penggunaan pakan (kg/m3/thn)
PX4
: Harga pakan (Rp/kg)
D
: Nilai penyusutan alat/peralatan perikanan (Rp/unit/thn) Dalam menghitung biaya penyusutan alat maka berikut adalah perhitungan
matematis menurut Hernanto (1996):
D=
..........................................................................................................(16)
Keterangan :
D
: Biaya penyusutan (Rp/unit/thn)
C
: Harga beli (Rp/unit/thn)
SV : Nilai sisa 20% dari harga beli (Rp/unit/thn) UL : Masa pakai alat (thn) 2.7.2
Pendapatan Kotor
Untuk menghitung pendapatan kotor ialah dengan cara mengalikan antara produksi dengan harga yang berlaku dan berikut adalah perhitungan matematisnya :
TR = Y x Py.....................................................................................................(17) Keterangan :
TR : Pendapatan kotor (Rp/m3/t hn) Y
: Jumlah produksi (kg/m3/thn)
Py : Harga produksi (Rp/kg) 2.7.3
Keuntungan
Keuntungan yang diterima oleh petani pada usaha budidaya udang vannamei dapat dihitung dengan rumus menurut soekartawi (1995): = TR – TC....................................................................................................(18)
2.8 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah tabel mengenai ringkasan dari penelitian terdahulu yang di susun pada tabel 2.2
17
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Tahun
Judul Pengaruh prosentase pemberian pakan terhadap kelnagsungan hidup dan laju pertumbuhan udang vannamei (litopenaeusvannamei)
Metode Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model rancangan acak lengkap menggunakan 4 macam perlakuan dan 4 pengulangan Metode yang digunakan adalah desain rancangan acak lengkap dnegan 5 perlakuan dengan 3 kali perulangan
1
Nuhman
2009
2
Surianti
2013
Penggunaan prebiotik dan probiotik pada pakan buatan terhadap efisiensi pakan dan kualitas air media pemeliharaan udang vannamei (litopenaeus vannamei)
3
Erna
2014
Pengaruh aplikasi probiotik terhadap kualitas air dan pertumbuhan udang litopenaeusvannamei
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model rancangan acak lengkap menggunakan 3 macam perlakuan dan satu kontrol
Objek
Kesimpulan
Udang vannamei
Pemberian pakan sebesar 40 % dari berat biomassa/hari memberikan laju pertumbuhan harian tertinggi yaitu 9,86 %
Udang vannamei
Udang vannamei
Penggunaan prebiotik dan probiotik lactococcus lactis pada pakan tid ak memberi pengaruh nyata terhadap efisiensi pakan dan kualitas air media pemeliharaan udang vannamei Pertumbuhan udang pada perlakuan probiotik 0,1 g menghasilkan berat udang sebesar 5,85 g, perlakuan probiotik 0,3 g menghasilkan berat udang sebesar 8,89 g. Perlakuan probiotik 0,5 g menghasilkan berat udang sebe sar 7,71 g dan kontrol (tanpa perlakuan pemberian probiotik) menghasilkan berat udang sebesar 5,99 g.
18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Da n Jenis Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di desa Karang Turi Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. Penelitian tersebut di laksanakan selama 40 hari terhitung dari bulan juni sampai dengan bulan juli 2017. jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian eksperimental kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur berat udang vannamei serta diberi perlakuan berbeda di tiap petak.
3.2 Alat Dan Bah an Ya ng D igunakan
alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian ini ialah : 1. Spreadsheet pengambilan data percobaan yang berupa : Tabel 3.3 Spreadsheet Pengambilan Data
pakan alami tanpa pakan alami
fermentasi pakan
pakan alami
frekuensi pakan tambaha n/hari 0 1 2 TPAFPT0 TPAFPT1 TPAFPT2 TPAFPT0 TPAFPT1 TPAFPT2 TPAFPT0 TPAFPT1 TPAFPT2 FPFPT0 FPFPT1 FPFPT2 FPFPT0 FPFPT1 FPFPT2 FPFPT0 FPFPT1 FPFPT2 PAFPT0 PAFPT1 PAFPT2 PAFPT0 PAFPT1 PAFPT2 PAFPT0 PAFPT1 PAFPT2
Keterangan : TPA : tanpa pakan alami FPT FP
: frekuensi pakan tambahan : fermentasi pakan
PA
: pakan alami
2. Timbangan jarum 1 buah untuk menimbang berat rata-rata udang vannamei dalam pengambilan sampel. 3. Anco atau jaring sebagai alat untuk mengambil sampel.
19
4. Plastik sebagai alat untuk menyekat tiap petak dalam satu lahan tambak. 5. Bibit udang vannamei dengan jenis PL-12 SPF, ukuran rata-rata 3 cm perekor dan berat rata-rata 0,008 perekor. 6. Air sebagai media percobaan pemeliharaan udang vannamei. 7. Pakan alami. 8. Pakan tambahan.
3.3 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut : 3.3.1 Tahap Identifikasi Masalah 3.3.1.1 Studi Lite ratur Dan Studi Pus taka
Studi literatur dan studi pustaka merupakan tahap awal yang akan dilakukan sebelum penelitian, karena pada tahap ini meliputi kegiatan pembelajaran berupa sebuah teori dan objek yang akan di teliti. 3.3.1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan sebuah kegiatan dalam menentukan permasalahan yang terjadi pada objek penelitian. 3.3.1.3 Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan merupakan tahapan yang di dalamnya meliputi kegiatan menentukan tujuan yang ingin diketahui pada penelitian. 3.3.2 Tahap Desain Instrumen 3.3.2.1 Penetapan Variabel
Pada penelitian ini menggunakan variabel independen, variabel dependen, variabel kontrol dan variabel terikat.
Berikut adalah
penjelasan mengenai variabel-variabel tersebut : 1. Variabel dependen : berat rata-rata udang vannamei ( Y i ) 2. Variabel independen : a. Frekuensi pakan tambahan ( X 1 ) b. Fermentasi pakan alami ( X 2 ) 3. Variabel kontrol : tanpa perlakuan (C) 4. Variabel terikat : analisis biaya
20
Hubungan dari variabel dependen, variabel independen dan variabel control dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 3.4 Hubungan Antar Variabel
no variabe ldep en de n 1 2 3
y1 y2
variabel inde penden x1 x2 C y1x1 y2x2
y3 variabel terikat
Y3C biaya bi aya bi aya
3.3.2.2 Metode Rancangan Ac ak Lengkap
Pada penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor dan 3 level. Untuk rumus perulanganya menggunakan ( r-1 )( t-1) = 15 (Antara 2012). Dengan r adalah perulangan dan t adalah perlakuan dalam menentukan banyaknya perulangan dengan rumus pada perulangan ini sebanyak 3 kali perulangan. Dan berikut adalah tabel angka random pada rancangan eksperimen dalam penelitian ini. Tabel 3.5 Perlakuan Pada Rancangan Eksperimen
No perlakuan pakanalami frekuensi pakantambahan/hari 1 1 Tanpa perlakuan apapun 2 2 3 3 4 4 fermentasi pakan alami 5 5 6 6 7 7 pakan alami tanpa fermentasi 8 8 9 9
3.3.2.3 Penentuan Hipotesis
Adapun dalam penelitian ini terdapat hipotesis menggunakan uji anova (uji f) dan analisa uji lanjut serta pengambilan keputusan yang akan digunakan ialah sebagai berikut: a. Hipotesis respon rata-rata berat udang vannamei H0 : µ 1 = µ 2 = µ 3 H1 : µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ3 (Dalam penelitian ini minimal ada satu perbedaan pada pengaruh perlakuan ) 21
0 1 2 0 1 2 0 1 2
1. Faktor A ( pakan alami) H0 : Tidak ada pengaruh pakan alami secara signifikan terhadap berat udang vannamei. H1 : Ada pengaruh pakan alami signifikan terhadap berat udang vannamei. 2. Faktor B ( frekuensi pakan tambahan ) H0 : Tidak ada pengaruh frekuensi pakan secara signifikan terhadap berat udang vannamei. H1 : Ada pengaruh pakan frekuensi pakan signifikan terhadap berat udang vannamei. 3. Interaksi antara faktor A dan B H0 : Tidak ada pengaruh interaksi antara perlakuan pakan alami dan frekuensi pakan tambahan secara signifikan terhadap berat udang vannamei. H1 : Ada pengaruh interaksi antara perlakuan pakan alami dan frekuensi pakan tambahan secara signifikan terhadap berat udang vannamei. b. Pengambilan keputusan Terima H0 jika Fhitung≤Ftabel atau sig
≥ 0,5.
Tolak H0 jika Fhitung>Ftabel atau sig α < 0,5. 3.3.3 Tahap Melaksanakan Eksperimen 3.3.3.1 Tahap Persi apan Awal Eksperim en
Tahap persiapan awal eksperimen dalam penelitian ini adalah menyiapkan pembuatan probiotik yang paling awal dari bahan-bahan yang mengandung protein nabati, hewani dan mineral setelah itu probiotik ditebar kelahan secara menyeluruh. Selanjutnya adalah pembuatan pakan alami dan fermentasi pakan alami dengan probiotik yang akan di campur kedalam pakan sehingga pakan akan terfermentasi. Kemudian dilakukan pengukuran lahan yang akan di jadikan penelitian dengan skat ukuran 1 m X 1 m. Selain itu penyiapan bibit udang vannamei juga telah di pesan dengan usia kurang lebih 8-10 hari.
22
3.3.3.2 Pelaksanaan Eksperimen
Pada tahap pelaksanaan instrumen adalah implementasi dari desain instrumen yang mana pada pelaksanaanya adalah pada penyiapan fermentasi pakan yang menggunakan pakan kompos di kombinasikan dengan probiotik serta persiapan di lahan percobaan. Pembuatan pakan alami dan fermentasi pakan lebih baik di buat sebelum udang vannamei di tebar sehingga pada saat udang vannamei dalam usia 20 hari maka pakan alami dan fermentasi pakan akan menjadi pakan bagi plankton sehingga pertumbuhan plankton dalam setiap petak lahan sudah tersedia dengan jumlah yang banyak. Oleh karena itulah makanan utama pada saat usia 1 hari sampai 20 hari adalah plankton itu sendiri dan protein lain yang dihasilkan oleh pakan alami dan fermentasi pakan tersebut. setelah udang vannamei mencapai 20 hari maka perlakuan yang diterapkan adalah menebar pakan tambahan yang sudah di tentukan frekuensinya sehingga faktor yang kedua disebut frekuensi pakan tambahan. Untuk pembuatan pakan kompos adalah dengan mencampurkan pakan protein hewani, nabati, vitamin dan mineral yang berupa kotoran kambing, dedak padi, jagung, garam dapur, tetes tebu. Sedangkan untuk pembuatan probiotik ialah menggunakan bahan seperti buah, tempe, tahu, ikan segar, usus ikan, gula merah, cacing yang semua bahan tersebut di campur dengan bahan cair seperti air kelapa. Hasil dari kedua produk tersebut dibiarkan selama 10 hari agar terjadi proses fermentasi pakan alami dan untuk pakan alami tanpa fermentasi hanya dibiarkan saja selama 10 hari setelah masa pembuatan pakan tersebut. Pembuatan lahan percobaan dalam penelitian ini di laksanakan dengan membuat petakan dari waring. Petakan yang akan dibuat sebanyak 27 petakan yang terdiri atas 9 perlakuan dan 3 kali perulangan. Setiap petak memiliki luas sebesar 1 x 1 m, dengan ditebar udang vannamei sebanyak 15 biji perpetak dengan asumsi bila
23
nantinya ada udang yang mati sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan. Berikut adalah tata letak petak percobaan :
PAFPT1
20
PAFPT1
19
TPAFPT0
18
TPAFPT2
PAFPT0
27
17
16
TPAFPT1
26
TPAFPT2
PAFPT2
15
25
FPFPT0
PAFPT1
14
24
FPFPT2
FPFPT0
TPAFPT1
PAFPT0
1
23
13
12
22
11
21
2
TPAFPT1
FPFPT2
3
4
5
TPAFPT0 TPAFPT0
PAFPT0 PAFPT0
PAFPT1
6
TPAFPT2
7
FPFPT0
8
FPFPT1
9
PAFPT2
PAFPT1
TPAFPT0
PAFPT2
10
FPFPT2
Gambar 3.1 Tata Letak Petak Penelitian
Keterangan : TPAFPT0 : Tanpa pakan alami dan frekuensi pakan tambahan tidak diberikan setiap 1 hari.
24
TPAFPT1
: Tanpa pakan alami dan frekuensi pakan tambahan diberi 1 kali setiap 1 hari.
TPAFPT2
: Tanpa pakan alami dan frekuensi pakan tambahan diberi 2 kali setiap 1 hari.
FPFPT0
: Fermentasi pakan dan frekuensi pakan tambahan tidak diberikan setiap 1 hari.
FPFPT1
: Fermentasi pakan dan frekuensi pakan tambahan di beri 1 kali setiap 1 hari.
FPFPT2
: Fermentasi pakan dan frekuensi pakan tambahan di beri 1 kali setiap 2 hari.
PAFPT0
: Pakan alami dan frekuensi pakan tambahan tidak diberikan setiap 1 hari.
PAFPT1
: Pakan alami dan dan frekuensi pakan tambahan di beri 1 kali setiap 1 hari.
PAFPT2
: Pakan alami dan dan frekuensi pakan tambahan di beri 1 kali setiap 2 hari.
3.3.4 Tahap Men gumpulkan Data Pengola han Data 3.3.4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat diambil dalam penelitian ini ialah pada saat ikan berusia 40 hari dari masa penebaran udang. Yang artinya pada saat udang berusia 40 hari semua perlakuan sudah di terapkan baik dari pemberian probiotik awal, perlakuan pakan alami dan perlakuan frekuensi pakan tambahan. Pemilihan sampel dilakukan secara acak dengan cara melakukan lotre dengan tingkat probabilitas sebesar 1/15 dari tiap pengambilan lotre terhadap 15 udang yang diambil di setiap petak penelitian tersebut. Setelah udang vannamei diambil secara acak dari lahan percobaan lalu di timbang 10 biji udang serta diambil rata-rata berat udang tersebut dari setiap petak yang ada. 3.3.4.2 Pengolahan Data
Tahap pengolahan data pada penelitian ini adalah awal dari pengambilan keputusan sejak udang vannamei diambil data rata-rata
25
berat badanya. Pada penelitian ini menggunakan beberapa uji yaitu uji anova dan uji lanjut. 3.3.5 Kesimpulan Da n Saran
hasil yang akan di capai dalam penelitian ini terlihat pada kesimpulan dan saran yang mana hasilnya adalah : 1. Ada atau
tidak
pengaruh fermentasi pakan terhadap berat udang
vannamei. 2. Ada atau tidak pengaruh perbedaan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei. 3. Ada atau tidak pengaruh perbedaan interaksi faktor pakan alami dengan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei. 4. Kombinasi terbaik dari beberapa kombinasi antara pakan alami dan frekuensi pemberian pakan tambahan. 5. Berapakah biaya pakan yang akan dikaluarkan setelah memilih kombinasi terbaik dari semua perlakuan serta akan dibandingkan dengan biaya pakan yang dikeluarkan oleh petani tambak desa Karang Turi Glagah Lamongan pada umumnya. Selain itu dalam penelitian ini juga akan diberikan saran diajukan pada peneliti selanjutnya dan juga pada objek yang diteliti.
26
3.4 Flowchart Metode Penelitian
Berikut adalah flowchart pada penelitian ini : Mulai
Studi Pustaka
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Menentukan Tujuan
Tahap identifikasi masalah
Menentukan Hipotesis
Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen : Berat Udang Vanami 2. Variabel Independen : Fermentasi Pakan Dan Frekuensi Pakan 3. Variabel Kontrol
Menentukan Metode
Tahap rancangan eksperimen
Desain Instrumen 1. Pengukuran Skat Lahan 2. Penakaran Fermentasi Pakan
Penerapan Instrumen 1. Penyekatan Lahan Petak Dan Penebaran Benih Udang Vanami. 2. Pembuatan Fermentasi Pakan
Tahap melaksanakan eksperimen
Pengumpulan Data 1. Berat Udang Vanami
Pengolahan Data 1. Uji Anova (uji F) 2. Uji Lanjut
Tahap mengumpulkan data dan pengolahan data
Analisis Data 1. Analisa Uji Anova(uji F) 2. Analisa Uji Lanjut
Analisa Biaya 1. Memilih Kombinasi Yang Terbaik Beserta Keuntungan Yang Di Dapatkan 2. Membandingkan Biaya Pakan Penelitian Dengan Biaya Pakan Yang Dikeluarkan Oleh Petani Tambak Karang Turi Glagah Lamongan
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 3.2 Flowchart Metode Penelitian
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan penelitian sesuai dengan prosedur dan didapatkan data percobaan yang diperlukan untuk pembahasan pada bab IV beserta pengolahan data. 4.1 Hasil Pe nelitian Dan Rekap D ata Acak
Adapun tabel rekapan hasil penelitian dan rekap data acak dari percobaan pengaruh pakan alami dan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei yang sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pada bab sebelumnya. Untuk respon yang diteliti ialah berat udang vannamei. 4.1.1 Hasil Rand om
Berikut adalah tabel pengacakan data : a. Layout awal percobaan faktorial 32 Berikut merupakan layout awal percobaan faktorial 32 Tabel 4.6 Layout Awal Data Percobaan Pengaruh Perlakuan Pakan Alami Dan Frekuensi Pakan Tambahan Terhadap Berat Udang Vanami Selama 40 Hari.
Frekuensi Pakan Tambahan/Hari 0 1 2 TPAFPT0 TPAFPT1 TPAFPT2 Tanpa Pakan Alami TPAFPT0 TPAFPT1 TPAFPT2 TPAFPT0 TPAFPT1 TPAFPT2 FPFPT0 FPFPT1 FPFPT2 Fermentasi Pakan Alami FPFPT0 FPFPT1 FPFPT2 FPFPT0 FPFPT1 FPFPT2 PAFPT0 PAFPT1 PAFPT2 Pakan Alami Tanpa Fermentas i PAFPT0 PAFPT1 PAFPT2 PAFPT0 PAFPT1 PAFPT2 Pakan Alami
Dalam tabel 4.6 terdapat 2 faktor dengan 3 level yang mana faktor yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan alami dan frekuensi pakan tambahan. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua faktor tersebut : 1. Pakan alami memiliki tiga level yaitu tanpa menggunakan pakan alami, fermentasi pakan alami dan pakan alami tanpa fermentasi. Dalam pembuatan pakan alami tanpa fermentasi terdapat beberapa komposisi bahan diantaranya adalah :
28
a) Jagung yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 15 %. b) Dedak padi yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 20 %. c) Kotoran kambing yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 40 %. d) Mineral (dapat berupa pupuk atau garam dapur) yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 10 %. e) Bahan pelengkap (biang bakteri, gula merah, bakteri agen hayati ) yang digunakan pada formulasi pakan alami ialah sebesar 15 %. Komposisi pakan alami tersebut digunakan sesuai dengan jumlah konsumsi plankton yang akan menjadi makanan untuk udang vannamei ketika berumur 1-20 hari. Hal tersebut dikarenakan udang vannamei hanya dapat mengkonsumsi mikroorganisme termasuk plankton tersebut. Sedangkan untuk fermentasi pakan juga berfungsi sama seperti pakan alami tanpa fermentasi akan tetapi dalam penelitian ini fermentasi pakan menggunakan cairan probiotik. Dan berikut adalah komposisi bahan dari fermentasi pakan alami : 1. Cacing segar sebanyak 1 kg. 2. Keong atau bekicot sebanyak 1 kg. 3. Yakult sebanyak 2 botol. 4. Gula merah atau putih sebanyak 1 kg. 5. Air kelapa segar sebanyak 10 liter. 6. Ragi tempe sebanyak 10 butir. 7. Tahu sebanyak 2 potong besar. 8. Usus ikan dan ikanya segar sebanyak 0,5 kg 9. Terasi bagus sebanyak 2 ons. 10. Kunyit dan laos sebanyak 500 gram. Faktor yang kedua adalah frekuensi pakan tambahan yang mana pada penelitian ini menggunakan pakan tambahan pellet. Pakan tambahan di tebar sesuai dengan level yang telah ditentukan yaitu 1 kali sehari dan 2 kali sehari. Penebaran pakan tambahan ditebar saat udang vannamei berumur 20 hari sampai panen udang akan tetapi dalam penelitian ini hanya ditebar saat berumur 20-40 hari.
29
b. Hasil random RAL faktorial 3 2 Sebelum melakukan pengambilan data maka dilakukan pengacakan data pada spreadsheet yang sudah dibuat untuk memberikan kesempatan atau probabilitas yang sama pada setiap perlakuan percobaan. Berikut adalah hasil random dari layout percobaan ialah sebagai berikut : Tabel 4.7 Layout Yang Telah Dirandom Frekuensi Pakan Tambahan/Hari 0 1 2 TPAFPT1 FPFPT2 FPFPT1 Tanpa Pakan Alami FPFPT2 PAFPT0 FPFPT1 TPAFPT0 TPAFPT1 PAFPT2 PAFPT0 FPFPT0 TPAFPT0 Fermentasi Pakan Alami PAFPT1 PAFPT1 PAFPT1 TPAFPT2 PAFPT2 FPFPT2 FPFPT0 PAFPT0 FPFPT0 Pakan Alami Tanpa Fermentasi FPFPT1 TPAFPT2 TPAFPT2 PAFPT2 TPAFPT0 TPAFPT1 Pakan Alami
4.1.2 Rekap Data Percobaan
Pengambilan data percobaan dilakukan pada saat udang vannamei berumur 40 hari dari masa penebaran udang. Dalam pengambilan data langkah awal adalah mengambil udang vannamei ditiap sekat yang telah dibuat sebelumnya. Setalah itu mendapatkan 15 udang yang telah diambil dipilih secara acak dengan cara melakukan lotre sebanyak mungkin dengan peluang probabilitas sebesar 1/15 ditiap pengambilan lotre tersebut. Sehingga terpilih 10 udang yang akan ditimbang menggunakan timbangan jarum setelah itu diperoleh hasil berupa berat 10 udang tersebut. Dan berikut merupakan rekapan data percobaan :
30
Tabel 4.8 Rekap Data Percobaan
Frekuensi Pakan Tambahan/Hari 0 1 2 5gr 11gr 12gr Tanpa Pakan Alami 4gr 10gr 15gr 7gr 11gr 14gr 9gr 18gr 24gr Fermentasi Pakan Alami 10gr 17gr 25gr 9gr 20gr 28gr 10gr 15gr 24gr Pakan Alami Tanpa Fermentasi 11gr 17gr 25gr 8gr 17gr 20gr Pakan Alami
4.2 Pengolahan Data
Adapun dalam penelitian ini juga akan dilakukan pengolahan data, ialah sebagai berikut : 4.2.1 Penyusunan hipotesis
Berikut merupakan hipotesis pada penelitian ini : a. Pengaruh faktor A (pakan alami) H0 = Tidak ada pengaruh signifikan faktor pakan alami terhadap berat udang vannamei. H1 = Ada pengaruh signifikan faktor pakan alami terhadap berat udang vannamei. b. Pengaruh faktor B (frekuensi pakan tambahan) H0 = Tidak ada pengaruh signifikan faktor frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei. H1 = Ada pengaruh signifikan faktor frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei. c. Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B H0 = Tidak ada pengaruh signifikan interaksi faktor A dan faktor B terhadap terhadap berat udang vannamei. H1 = Ada pengaruh signifikan interaksi faktor A dan faktor B terhadap terhadap berat udang vannamei.
31
4.2.2 Hasil Perhitungan Matematis
Dengan adanya data rekap hasil penelitian pada tabel diatas, maka dapat dilakukan pengujian menggunakan perhitungan matematis berupa faktor koreksi, jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat factor A dan B jumlah kuadrat interaksi factor A dengan factor B, serta menghitung jumlah kuadrat galat atau error. menghitung jumlah kuadrat tengah tiap faktor dan interaksinya sehingga hasilnya seperti dibawah ini: a.
= =
(∑ ∑
)
. .
(396) 3
3
3
= = 5808 b.
= ∑,
−
,
2
2
= (5 + 11 + 122 + 42 + 102 + 152 + 72 + 112 + 142 + 92 + 182 + 242 + 102 + 172 + 252 + 92 + 202 +282 + 102 + 152 + 242 + 112 + 172 + 252 + 82 + 172 + 202) − 5808 = ( 25 + 121 + 144 + 16 + 100 + 225 + 49 + 121 + 196 + 81 + 324 + 576 + 100 + 289 + 625 + 81 +400 + 784 + 100 + 225 + 576 + 121 + 289 + 625 + 64 + 289 + 400) – 5808 = 6946 – 5808 = 1138 c.
= =
∑(
)
−
(89 + 160 + 147 ) − 5808 3 3 − 5808
= =
5808 −
= 6125,556 − 5808 = 317,556 d.
= =
∑ (
)
−
(73 + 136 + 187 ) − 5808 3 3 32
− 5808
=
− 432
=
= 6532,667 − 5808 = 724,667 e.
(
∑,
)=
−
−
−
(16 + 32 + 41 + 28 + 55 + 77 + 29 + 49 + 69 )
=
3 − 5808 − 317,556 − 724,667
=
(
)
−
5808 − 317,556 − 724,667 − 5808 − 317,556 − 724,667
=
= 6900,667 −5808 − 317,556 − 724,667 = 50,444 f.
JKG
= JKT-JKA-JKB-JK(AB) = 1138 − 317,556 − 724,667 − 50,444 = 45,333
Menghitung kuadrat tengah (KT): a.
KTA = ,
=
= 158,78 b.
KTB = ,
=
= 362,33 c. KTAB = =
,
= 12,611 d. KTG
= =
,
33
= 2,518 Menentukan F hitung: F hitung faktor A
= =
, ,
= 63,057 F hitung faktor B
= =
, ,
= 143,896 F hitung faktor AB
= =
, ,
= 5,008 Menentukan F tabel: F (0,05; 2; 18) = 3,554 F (0,05; 2; 18) = 3,554 F (0,05; 4; 18) = 2,927 Tabel 4.9 ANOVA Analisis keragaman perlakuanA perlakuanB interaksi AB Galat Total
Df 2 2 4 18 26
JK
KT
hitung F
317,56 158,78 724,67 362,33 50,44 12,61 45,33 2,52 1138
63,04 143,87 5,01
tabel F 3,55 3,55 2,93
Kesimpulan: Berikut adalah kriteria untuk pengambilan keputusan jika: Hipotesis: H0 : Tidak ada pengaruh signifikan pada faktor pakan alami dan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei. H1 : Ada pengaruh signifikan pada faktor pakan alami dan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei. Pengambilan Keputusan: Jika Fhitung > Ftabel, maka tolak H0
34
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 1. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa F hitung untuk faktor A sebesar 63,044 dengan nilai F tabel sebesar 3,554 sehingga dikatakan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel sehingga tolak H 0 . Maka pada perlakuan A (pakan alami) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap berat udang vannamei . 2. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa F hitung untuk faktor B sebesar 143,867 dengan nilai F tabel sebesar 3,554 sehingga dikatakan bahwa F hit ung lebih besar dari F tabel sehingga tolak H 0. Maka pada perlakuan B (frekuensi pakan tambahan) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap berat udang vannamei. Maka secara keseluruhan bahwa kedua perlakuan baik dari pakan alami dan frekuensi pakan tambahan serta interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap berat udang vannamei. 4.2.3 Hasil Output Minitab
Adapun hasil pengolahan data menggunakan bantuan software dan berikut adalah output dari pengolahan data dengan bantuan software : 4.2.3.1 Output ANOVA
Adapun dalam pembahasan ini terdapat perhitungan ANOVA dengan menggunaksan software minitab pada rancangan acak lengkap faktorial 3 2 ialah sebagai berikut : Tabel 4.9 Perhitungan ANOVA Menggunakan Software Minitab AnalysisOfVariance perlakuanA(pakanalami) perlakuanB(pakantambahan)
Df
AdjSS 2
AdjMS
317,556 2
F - value
158,778
724,667
interaksiAB
4
50,444
Error
18
45,333
Total
26
1138
362,333 12,611
P-Value
63,044 143,868 5,007
0,000 0,000 0,007
2,519
Kesimpulan: Berikut adalah kriteria untuk pengambilan keputusan jika: Hipotesis: H0 : Tidak ada pengaruh signifikan pada faktor pakan alami dan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei. H1 : Ada pengaruh signifikan pada faktor pakan alami dan frekuensi pakan tambahan terhadap berat udang vannamei.
35
Pengambilan Keputusan: Jika Fhitung > Ftabel, maka tolak H0 Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 1. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa F hitung untuk faktor A sebesar 63,044 dengan nilai F tabel sebesar 3,554 sehingga dikatakan bahwa F hitung lebih besar dari F ta bel sehingga tolak H 0 . Maka pada perlakuan A (pakan alami) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap berat udang vannamei. 2. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa F hitung untuk faktor B sebesar 143,867 dengan nilai F ta bel sebesar 3,554 sehingga dikatakan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel sehingga tolak H 0. Maka pada perlakuan B (frekuensi pakan tambahan) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap berat udang vannamei. Maka secara keseluruhan bahwa kedua perlakuan baik dari pakan alami dan frekuensi pakan tambahan serta interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap berat udang vannamei. 4.2.3.2 Factorial Plots
Dalam factorial plots terdapat dua hal yang akan dibahas yaitumain effect plot dan interaction plot ialah sebagai berikut :
a. Main effect plot Berikut adalah hasil output minitab mengenai grafik main effect plot. Fitted Means pakan alami
frekuensi pakan
22 20 18 16 14 12 10 8 0
20
25
0
1
2
Gambar 4.3 Main Effect Plot Berat Udang Vannamei
36
Dari gambar 4.3 menunjukkan bahwa dapat diketahui pengaruh dari setiap perlakuan terhadap responya. Untuk faktor pakan alami terlihat dari ketiga level yaitu 0 yang berarti tanpa pakan alami, 20 yaitu fermentasi pakan dan 25 yaitu pakan alami tanpa fermentasi di ketahui bahwa terdapat titik optimal yaitu pada faktor fermentasi pakan atau 20 terhadap berat udang vannamei. Sedangkan pada faktor frekuensi pakan tambahan dengan level 0 perhari,1 kali perhari dan 2 kali perhari menunjukan bahwa titik optimalnya pada 2 kali perhari untuk berat udang vannamei.
b. Interaction Plot Berikut adalah hasil output minitab mengenai grafik interaction plot. Fitted Means pakan alami * frekuensi pa
frekuensi pa 0 1 2
25
20
15
10
5 0
20
25
Gambar 4.4 Interaction Plot Berat Udang Vannamei
Dari gambar 4.4 menunjukan tidak ada perpotongan garis dari tiap faktor sehingga kesimpulanya adalah tidak terjadi interaksi dari kedua faktor. Selain itu dalam grafik tersebut juga menunjukkan bahwa berat udang vannamei memiliki berat yang rendah jika tidak di beri perlakuan apapun dibandingkan dengan yang di beri perlakuan. 4.2.3.3 Asumsi-Asumsi Yang Digunakan
Adapun dalam hal ini terdapat analisis residual ialah sebagai berikut : a. Asumsi kenormalan Berikut merupakan gambar grafik dari normal probability plot ialah sebagai berikut :
37
(response is berat) 99
95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
-5,0
-2,5
0,0
2,5
5,0
Gambar 4.5 Normal Probability Plot Berat Udang Vannamei
Pada gambar 4.5 dapat dilihat dari plot probability bahwa bentuk plot membentuk atau mendekati garis lurusnya sehingga bisa dikatakan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal. b. Asumsi Homogenitas
Berikut adalah gambar dari grafik versus fits ialah sebagai berikut : (response is berat) 5,0
2,5
0,0
-2,5
-5,0 5
10
15
20
25
Gambar 4.6 Versus Fits Berat Udang Vannamei
Pada gambar 4.6 versus fits diatas dapat diketahui bahwa data residualnya bersifat homogen atau seragam karena titik-titik yang diplotkan tidak membentuk sebuah pola. c.
Asumsi I ndependensi
Asumsi independensi digunakan dalam mengetahui mengenai kebebasan nilai residual dan data dari setiap pengamatan percobaan.
38
1. Faktor A (Pakan Alami)
Adapun berikut ini merupakan grafik dari asumsi independensi nilai residual untuk faktor A (pakan alami). (response is berat) 3
2
1
0
-1
-2
-3 0
5
10
15
20
25
Gambar 4.7 Residuals Versus Faktor A (Pakan Alami)
Berdasarkan dari gambar 4.7 dapat diketahui bahwa nilai residual yang dihasilkan menyebar dan tidak membentuk pola tertentu sehingga asumsi independensi atau kebebasan galat pada faktor A (pakan alami) dapat terpenuhi. 2. Faktor B (Frekuensi Pakan Tambahan)
Berikut ini merupakan grafik dari asumsi independensi nilai residual untuk faktor B (Frekuensi Pakan Tambahan). (response is berat) 3
2
1
0
-1
-2
-3 0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
Gambar 4.8 Residual Versus Faktor B (Frekuensi Pakan Tambahan)
39
Berdasarkan gambar 4.8 dapat diketahui bahwa nilai residual yang dihasilkan menyebar tidak membentuk pola tertentu sehingga asumsi independensi atau kebebasan galat pada faktor B (frekuensi pakan tambahan) dapat terpenuhi. 4.2.3.3 Analisis R 2
Dari regresi hasil software minitab maka akan didapatkan variabel R
square respon berat udang vannamei yaitu sebagai berikut: Tabel 4.10 Tabel R Square Berat Udang Vannamei
S 1,58698
R-sq 96,02%
R-sq(adj) R-sq(pred) 94,25% 91,04%
Berdasarkan tabel 4.10 nilai R square dapat menjelaskan bahwa variabel yang terikat mampu dipengaruhi 96,02 % oleh variabel bebas yaitu pakan alami dan frekuensi pakan tambahan untuk sisanya dapat dipengaruhi oleh faktor lain. 4.3 Uji Lanjut
Setelah diketahui terdapat pengaruh pada hasil perhitungan anova sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan uji lanjut yang ada pada penelitian ini dengan menggunakan uji lanjut tukey. Dan berikut adalah hasil uji tukey menggunakan bantuan software minitab. 4.3.1 Uji Lanjut Tukey Uji lanjut Tukey digunakan dalam mengetahui tentang perbedaan level dari faktor yang paling berpengaruh. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh atau signifikan adalah faktor B (frekuensi pakan tambahan). Yang mana nilai F hitung terpaut jauh dari F tabel meskipun pada faktor lain juga berpengaruh signifikan. Berikut adalah output uji lanjut Tukey dengan menggunakansoftware Minitab 17.
40
Differences of Means for berat (0 1) - (0 0) (0 2) - (0 0) (20 0) - (0 0) (20 1) - (0 0) (20 2) - (0 0) (25 0) - (0 0) (25 1) - (0 0) (25 2) - (0 0) (0 2) - (0 1) (20 0) - (0 1) (20 1) - (0 1) (20 2) - (0 1) (25 0) - (0 1) (25 1) - (0 1) (25 2) - (0 1) (20 0) - (0 2) (20 1) - (0 2) (20 (25 2) 0) -- (0 (0 2) 2) (25 1) - (0 2) (25 2) - (0 2) (20 1) - (20 0) (20 2) - (20 0) (25 0) - (20 0) (25 1) - (20 0) (25 2) - (20 0) (20 2) - (20 1) (25 0) - (20 1) (25 1) - (20 1) (25 2) - (20 1) (25 0) - (20 2) (25 1) - (20 2) (25 2) - (20 2) (25 1) - (25 0) (25 2) - (25 0) (25 2) - (25 1)
-20
-10
0
10
20
30
If an interval does not contain zero, the corresponding means are significantly different.
Gambar 4.9 Uji lanjut Tukey
Berdasarkan uraian digambar 4.9 dapat diketahui bahwa terdapat 9 kombinasi dari interaksi antara faktor pakan alami dan frekuensi pakan tambahan dengan masing-masing level yang ada sebelumnya. Grafik diatas juga menunjukkan terdapat perbedaan antar kombinasi karena tidak melewati garis nol (0) dan juga dapat mengetahui terdapat kombinasi mana yang terdapat perbedaan tertinggi terhadap berat udang vannamei. Tabel 4.11 Subset uji Tukey
FaktorA
FaktorB
N
20 25 20 25 0 0
2 2 1 1 2 1
3 3 3 3 3 3
25 20 0
0 0 0
3 3 3
Mean 25,666 A 23,000 A 18,333 16,333 13,666 10,666 9,666 9,333 5,333
Grouping
B B
C C
D D D D
E E E
Berdasrkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa terdapat 9 kombinasi dari 5 grup yaitu grup A, grup B, grup C, grup D dan grup E. Dalam tabel tersebut diketahui bahwa faktor A (pakan alami) mempunyai 3 level yaitu 0 (tanpa pakan alami), 20 (fermentasi pakan alami) dan 25 (pakan alami tanpa fermentasi), sedangkan untuk
41
faktor B (frekuensi pemberian pakan tambahan) terdapat 3 level yaitu 0 per hari, 1 per hari dan 2 per hari pemberian pakan tambahan. Kombinasi faktor peringkat pertama (I) adalah fermentasi pakan alami dengan frekuensi pakan tambahan 2 kali perhari, karena mempunyai nilai mean tertinggi yaitu sebesar 25,666. Untuk peringkat kedua (II) adalah faktor pakan alami tanpa fermentasi dengan frekuensi pakan tambahan 2 kali perhari yang mempunyai nilai mean sebesar 23,000, sedangkan peringkat terakhir atau peringkat 9 adalah tanpa pakan alami dan frekuensi pakan tambahan 0 perhari atau tanpa pakan tambahan yang memiliki nilai sebesar 5,333. Sehingga kombinasi terbaik terdapat pada kombinasi fermentasi pakan alami dengan frekuensi pakan tambahan 2 kali perhari. 4.3.3 Surface plot Faktor A (pakan alami) dan Faktor B (frekuensi pakan tambahan)
Pada gambar 3D yang dihasilkan dari kedua faktor didapatkan hasil yang diperoleh terdapat beberapa variasi yang berbeda. Berikut gambar yang telah divisualisasikan di software minitab.
30
20
berat 10 20
10
pak an alami
0 1
f rek uensi pak an
0 2
Gambar 4.10 Surface Plot
Berdasarkan gambar 4.10 dapat diketahui bahwa adanya gradiensi warna hijau dari yang terang hingga yang gelap. Gradiensi warna hijau gelap tersebut menunjukkan berat udang vannamei yang meliputi pakan alami dan frekuensi pemberian pakan tambahan menghasilkan pengaruh yang optimal (tinggi), sedangkan gradiensi hijau terang menunjukkan berat udang vannamei yang meliputi pakan alami dan frekuensi pemberian pakan tambahan menghasilkan
42
pengaruh yang tidak optimal (rendah). Jika dilihat dari gambar 4.10 merupakan
surface plot dari hasil penelitian ini yang mana dalam gambar tersebut terdapat puncak optimum. Hasil penelitian diperoleh pada kondisi optimum untuk mendapatkan respon pada fermentasi pakan dengan frekuensi pakan sebanyak 2 kali perhari menghasilkan berat 10 udang vannamei sebesar 28 gram yang merupakan titik optimal. 4.3.4 Contour Plot Faktor A Dan Faktor B
Berikut ini merupakan contour plot faktor A (pakan alami) dan Faktor B (frekuensi pakan tambahan)
25 berat < 5 – 10 – 15 – 20 – 25 > 25
5 10 15 20
20
15
10
5
0 0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
Gambar 4.11 Counter Plot
Jika dilihat dari gambar 4.11 menunjukan bahwa pada faktor pakan alami 0 (tanpa pakan alami) dengan frekuensi pakan tambahan 0 per hari maka hasil yang didapat yaitu < 5 % atau berwarna hijau terang dan untuk 20 (fermentasi pakan) dengan frekuensi pakan 1 kali perhari hasil yang diperoleh yaitu 15-20% atau berwarna hijau gelap. untuk 25 (pakan alami tanpa fermentasi) dengan frekuensi pakan 2 kali perhari diperoleh hasil 20-25 % atau hijau paling gelap.
4.2 Jumlah Konsumsi Dan Biaya Pakan
Berikut merupakan data jumlah konsumsi pakan alami dan frekuensi pakan tambahan. Yang mana jumlah konsumsi ini disesuaikan dengan berat udang vannamei yaitu 5% dari berat udangnya.
43
4.2.1 Data Jum lah Konsum si Pakan Alami
Untuk mengetahui formulasi pakan ditiap sekat selama 20 hari maka terlebih dahulu harus mengetahui formulasi pakan dari mulai 1 ekor/gram kemudian formulasi pakan untuk 1 sekat/gram. Berikut adalah tabel tentang formulasi pakan selama 20 hari yang dibedakan berdasarkan atas jenis pakan yang digunakan : Tabel 4.12 Formulasi Pakan Tiap Sekat Selama 20 Hari
Formulasi Pakan 20 hari JenisPakan 1Ekor/Gram 1Sekat/Gram Selama20Hari/Gram Fermentasi Pakan 0,05 1,25 25 Usia 20 Hari Pakan Alami 0,05 1,25 25 PakanTambahan1KaliSehari 0,025 0,625 12,5 Usia 40 Hari PakanTambahan2KaliSehari 0,025 0,625 25 Usia
Dalam tabel 4.12 terdapat formulasi pakan dimana dalam penelitian terdapat 2 faktor berupa pakan alami dan frekuensi pakan tambahan. Kedua faktor pakan itu dibedakan lagi menjadi 2 bagian dimasing-masing faktor tersebut berupa fermentasi pakan alami, pakan alami tanpa fermentasi dan pemberian pakan tambahan 1 kali perhari, pemberian pakan tambahan 2 kali perhari. Untuk mengetahui formulasi pakan tiap sekat selama 20 hari maka ditentukan mulai dari formulasi pakan di tiap ekor sampai tiap sekat yang telah dijelaskan di tabel 4.12 seperti diformulasi pakan dengan jenis pakan berupa fermentasi pakan alami yang menggunakan takaran 0,05 gram per ekor, lalu 1,25 gram per sekat dan didapatkan formulasi pakan selama 20 hari sebesar 25 gram ditiap sekat.
44
Tabel 4.13 Jumlah Konsumsi Pakan Alami
Juml ah Konsum si Pakan Udang Umur 1-20 H ari No JenisPerlakuan KonsumsiPakan/Gram 1T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 0 2T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 0 3T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 0 4T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan1Sehari 0 5T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan1Sehari 0 6T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan1Sehari 0 7T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan2Sehari 0 8T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan2Sehari 0 9T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan2Sehari 0 10F ermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 25 11F ermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 25 12F ermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 25 13 FermentasiPakanDanPakanTambahan1KaliSehari 25 14 FermentasiPakanDanPakanTambahan1KaliSehari 25 15 FermentasiPakanDanPakanTambahan1KaliSehari 25 16 FermentasiPakanDanPakanTambahan2KaliSehari 25 17 FermentasiPakanDanPakanTambahan2KaliSehari 25 18 FermentasiPakanDanPakanTambahan2KaliSehari 25 19 PakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 20 PakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 21 PakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 22P akanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 23P akanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 24P akanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 25P akanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 26P akanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 27P akanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari Total Formulasi Fermentasi Pakan Alami Total Formulasi Pakan Alami Tanpa Fermentasi Total Tingkat Konsumsi P akan Alami
25 25 25 25 25 25 25 25 25 225 225 450
Mengacu pada tabel 4.12 yang telah dijelaskan sebelumnya maka telah didapatkan formulasi pakan tiap sekat selama 20 hari waktu penelitian baik dari jenis pakan alami maupun dari pakan tambahan. Pada tabel 4.13 mengenai jumlah konsumsi pakan alami telah diketahui formulasi pakan secara total. Untuk total fermentasi pakan alami didapatkan 225 gram yang mana hasil tersebut didapatkan dari formulasi ditiap sekat dikalikan kombinasi yang digunakan yaitu 9 kali. Selain itu untuk total pakan alami tanpa fermentasi juga sama seperti total fermentasi pakan alami sehingga total konsumsi pakan alami menjadi 450 gram.. 45
Tabel 4.14 Jumlah Konsumsi Pakan Tambahan
Jumlah Konsumsi Pakan Udang Umur 20-40 Hari No JenisPerlakuan KonsumsiPakan/Gr 1T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 0 2T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 0 3T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 0 4 TanpaPakan Alami Dan Pakan Tambahan 1Kali Sehari 12,5 5 TanpaPakan Alami Dan Pakan Tambahan 1Kali Sehari 12,5 6 TanpaPakan Alami Dan Pakan Tambahan 1Kali Sehari 7 TanpaPakanAlami DanPakanTambahan2Kali Sehari 8 TanpaPakanAlami DanPakanTambahan2Kali Sehari 9 TanpaPakanAlami DanPakanTambahan2Kali Sehari 10F ermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 11F ermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 12F ermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 13 Fermentasi Pakan Dan Pakan Tambahan 1Kali Sehari 14 Fermentasi Pakan Dan Pakan Tambahan 1Kali Sehari 15 Fermentasi Pakan Dan Pakan Tambahan 1Kali Sehari 16 Fermentasi PakanDanPakanTambahan2Kali Sehari 17 Fermentasi PakanDanPakanTambahan2Kali Sehari 18 Fermentasi PakanDanPakanTambahan2Kali Sehari 19 PakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 20 Pakan PakanAlami AlamiDan DanPakan PakanTambahan Tambahan0 0Sehari Sehari 21 22P akanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 23P akanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 24P akanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 25P akanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 26P akanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 27P akanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari Tingkat Konsumsi Pakan Tambahan 1 Kali Pe rhari Tingkat Konsumsi Pakan Tambahan 2 Kali Pe rhari Total Tingkat Konsumsi Pakan Tambahan
12,5 25 25 25 0 0 0 12,5 12,5 12,5 25 25 25 0 0 0 12,5 12,5 12,5 25 25 25 112,5 225 337,5
Mengacu pada tabel 4.12 yang telah dijelaskan sebelumnya maka telah didapatkan formulasi pakan tiap sekat selama 20 hari waktu penelitian baik dari jenis pakan alami maupun dari pakan tambahan. Pada tabel 4.14 mengenai jumlah konsumsi pakan tambahan telah diketahui formulasi pakan secara total. Untuk total tingkat konsumsi pakan tambahan 1 kali perhari didapatkan 112,5 gram yang mana hasil tersebut didapatkan dari formulasi ditiap sekat dikalikan kombinasi yang digunakan yaitu 9 kali. Selain itu untuk total tingkat konsumsi pakan tambahan 2 kali perhari didapatkan 225 gram yang mana hasil tersebut didapatkan dari
46
formulasi ditiap sekat dikalikan kombinasi yang digunakan yaitu 9 kali. Sehingga untuk total tingkat konsumsi dari pakan tambahan ialah sebesar 337,5 gram. 4.2.2 Jumlah Total Bi aya Komposisi Pakan
Sebelum mengetahui jumlah total biaya komposisi pakan yang digunakan pada penelitian ini maka terlebih dahulu harus mengetahui harga jenis pakan dengan satuan yang telah disamakan akan tetapi pakan yang akan digunakan nantinya sesuai dengan formulasi pakan yang telah dijelaskan ditabel 4.13 dan 4.14. Selain itu pada tabel berikut juga terdapat harga pakan per gramnya. Dan berikut adalah penjelasan mengenai tabel harga jenis pakan. Tabel 4.15 Harga Jenis Pakan je nis pakan fermentasipakanalami pakan alami pakan tambahan
harga pakan / gram Rp 3,6 Rp 2,4 Rp 6,0
satuan/gram 10000 10000 1000
harga pakan Rp 35.900 Rp 24.000 Rp 6.000
Pada tabel 4.15 mengenai harga jenis pakan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat harga pakan yang digunakan pada penelitian ini. Dimana untuk fermentasi pakan alami diketahui harga pakan secara keseluruhan sebesar Rp.35.900 yang mana hasil tersebut didapatkan dari harga pakan per gram dikalikan dengan 1 kilogram. Pada pakan tambahan harga pakan didapatkan dari harga pabrik yang mana harga satu karung dengan berat 25 kilo gram ialah sebesar Rp.125.000 sehingga didapatkan 6.000 untuk 1 kilo gramnya. Tabel 4.16 Total Biaya Pakan Per Faktor
jenis pakan fermentasi pakan alami pakanalamitanpafermentasi pakantambahan1kalisehari pakantambahan2kalisehari
biaya pakan/se kat Rp Rp Rp Rp
90 60 75 150
biaya pakan/faktor Rp Rp Rp Rp
808 540 675 1.350
Mengacu pada tabel sebelumnya maka untuk menghitung biaya pakan persekat didapatkan dari perkalian antara harga pakan per gram yang ada ditabel 4.15 dengan jumlah tingkat konsumsi dari tiap jenis pakan yang ada ditabel 4.13 dan 4.14 sehingga didapatkan biaya pakan per sekat dari tiap jenis pakan yang digunakan pada penelitian ini seperti halnya pada fermentasi pakan alami diketahui biaya pakan per sekat sebesar Rp.90 yang didapatkan dari perkalian antara harga pakan per gram dengan jumlah konsumsi pada tabel sebelumnya. Untuk mengetahui biaya pakan per faktor ialah dengan cara mengalikan antara biaya 47
pakan per sekat dengan kombinasi yang digunakan ditiap faktor yaitu berjumlah 9 kombinasi. Tabel 4.17 Jumlah Total Biaya Pak an No JenisPerlakuan 1 TanpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 2 TanpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 3 TanpaPakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 4T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 5T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 6T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 7T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 8T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 9T anpaPakanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 10 FermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 11 FermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 12 FermentasiPakanDanPakanTambahan0Sehari 13F ermentasiPakanDanPakanTambahan1KaliSehari 14F ermentasiPakanDanPakanTambahan1KaliSehari 15F ermentasiPakanDanPakanTambahan1KaliSehari 16F ermentasiPakanDanPakanTambahan2KaliSehari 17F ermentasiPakanDanPakanTambahan2KaliSehari 18F ermentasiPakanDanPakanTambahan2KaliSehari 19 PakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 20 PakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 21 PakanAlamiDanPakanTambahan0Sehari 22 PakanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 23 PakanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 24 PakanAlamiDanPakanTambahan1KaliSehari 25 PakanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 26 PakanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari 27 PakanAlamiDanPakanTambahan2KaliSehari
Total Biaya Pakan FermentasiPakanAlami PakanTambahan TotalBiayaPakan Rp0 Rp0 Rp0 Rp Rp0 Rp0 Rp0 Rp Rp0 Rp0 Rp0 Rp Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp60 Rp60 Rp60 Rp60 Rp60 Rp60 Rp60 Rp60 Rp60 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0
Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp30 Rp30 Rp30 Rp30 Rp30 Rp30 Rp30 Rp30 Rp30
Rp75 Rp75 Rp75 Rp150 Rp150 Rp150 Rp0 Rp0 Rp0 Rp75 Rp75 Rp75 Rp150 Rp150 Rp150 Rp0 Rp0 Rp0 Rp75 Rp75 Rp75 Rp150 Rp150 Rp150
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Dari tabel 4.17 diketahui biaya pakan sehingga didapatkan hasil berupa total biaya pakan dari masing masing perlakuan. Biaya pakan baik dari pakan alami maupun frekuensi pakan tambahan diperoleh dari total jumlah konsumsi pakan dikalikan dengan harga pakan . Harga biaya pakan tertinggi terdapat pada perlakuan fermentasi pakan dan frekuensi pakan tambahan 2 kali perhari yaitu sebesar Rp.210 persekat. Sedangkan untuk harga pembuatan pakan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pakan alami dan frekuensi pakan tambahan 0 per hari yaitu Rp.0 persekat.
48
75 75 75 150 150 150 60 60 60 135 135 135 210 210 210 30 30 30 105 105 105 180 180 180
4.2.3 Perbandingan Pakan Penelitian Dengan Pakan Petani Tambak
Pada penelitian ini juga akan dibandingkan antara pakan yang digunakan pada penelitian baik dari pakan alami ataupun pakan tambahan dengan pakan yang digunakan oleh petani tambak di Desa Karang Turi Glagah Lamongan. Sebelum itu dalam hal ini juga dijelaskan mengenai total harga pakan penelitian jika yang telah digunakan dengan jumlah udang vannamei sebanyak 25 biji. Pada tabel berikut juga akan menjelaskan mengenai formulasi yang digunakan selama 40 hari dengan dibedakan tiap jenis pakan yang digunakan. Selain itu pada tabel ini juga mengacu pada kombinasi yang terbaik yang telah di uji lanjut Tukey yaitu fermentasi pakan dan frekuensi pemberian pakan tambahan 2 kali perhari Dan berikut adalah tabel total biaya pakan penelitian : Tabel 4.18 Pakan Penelitian Kombinasi Terbaik
pakan pene litian kombinasi terbaik je nis pakan formu lasi/gram harga pakan pe r sekat pakan fermentasi 225 Rp 90 pakan tambahan 225 Rp 150 total 450 Rp 240
Pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa formulasi/gram pakan fermentasi didapatkan dari tabel 4.13 tentang total jumlah konsumsi fermentasi pakan alami sedangkan untuk formulasi pakan tambahan didapatkan dari tabel 4.14 mengenai total jumlah konsumsi pakan tambahan 2 kali perhari. Untuk harga pakan tersebut didapatkan pada tabel 4.16 mengenai harga pakan per sekat. Dan berikut adalah perbandingan pakan penelitian dengan pakan yang biasa digunakan oleh petani tambak di desa Karang Turi Glagah Lamongan. Tabel 4.19 Perbandingan Pakan
Perbandingan Pakan Jenis Pa kan Pakan Pen eli tian Pakan Y ang B iasa D igunakan Usia 40 hari 40 hari JumlahBibit 5000biji 5000biji Formulasi/Gr 10000 20000 HargaPakan Rp47.950 Rp120.000
Jika melihat pada tabel 4.18 maka hasil yang didapatkan baik berupa formulasi maupun harga pakan dapat diketahui perbandingan pakan penelitian dnegan pakan yang biasa digunakan oleh petani tambak di desa Karang Turi Glagah Lamongan. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.19 yang mana formulasi pakan penelitian
49
didapatkan hasil sebesar 10 kilogram dengan harga pakan sebesar Rp.47.950. sedangkan untuk pakan yang biasa digunakan ialah dengan formulasi sebesar 20 kilogram dengan harga pakan sebesar Rp.120.000. Dapat ditarik kesimpulan bahwa harga pakan dari pakan penelitian dengan pakan yang biasa digunakan jauh lebih efektif pakan penelitian.
4.3 Analisis Keuntungan Penjualan Udang Vannamei
Manfaat dan biaya merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas disebuah bidang usaha. Terkait dengan hal tersebut maka dalam hal ini terdapat tabel mengenai harga udang dari tiap sekat. Untuk mendapatkan harga tiap sekat maka diperlukan daftar harga udang serta berat rata-rata 10 udang yang telah ditimbang saat pengambilan data. Dan berikut adalah mengenai tabel tersebut :
50
Tabel 4.20 Harga Udang Tiap Sekat no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
jenisperlakuan tanpa pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 tanpa pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 tanpa pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 tanpa pakan alami dan pakan tambahan kali 1 seha tanpa pakan alami dan pakan tambahan kali 1 seha tanpa pakan alami dan pakan tambahan kali 1 seha tanpa pakan alami dan pakan tambahan kali 2 seha tanpa pakan alami dan pakan tambahan kali 2 seha tanpa pakan alami dan pakan tambahan kali 2 seha fermentasi pakan dan pakan tambahan sehari 0 fermentasi pakan dan pakan tambahan sehari 0 fermentasi pakan dan pakan tambahan sehari 0 fermentasipakandanpakantambahan1 kalisehari fermentasipakandanpakantambahan1 kalisehari fermentasipakan dan pakan tambahan kalisehari 1 fermentasipakandanpakantambahan2 kalisehari fermentasipakandanpakantambahan2 kalisehari fermentasipakandanpakantambahan2kalisehari pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 pakan alami dan pakan tambahan kali 1 sehari pakan alami dan pakan tambahan kali 1 sehari pakan alami dan pakan tambahan kali 1 sehari pakan alami dan pakan tambahan kali 2 sehari pakan alami dan pakan tambahan kali 2 sehari pakan alami dan pakan tambahan kali 2 sehari
bobotpersekat 5 4 7 11 10 11 12 15 14 9 10 9 18 17 20 24 25 28 10 11 8 15 17 17 24 25 20
bobotperbiji 0,5 0,4 0,7 1,1 1 1,1 1,2 1,5 1,4 0,9 1 0,9 1,8 1,7 2 2,4 2,5 2,8 1 1,1 0,8 1,5 1,7 1,7 2,4 2,5 2
jumlahudangperkilo 2000 2500 1429 909 1000 909 833 667 714 1111 1000 1111 556 588 500 417 400 357 1000 909 1250 667 588 588 417 400 500
hargaudangp ersekathargaudangp ersekat 30000 Rp 150 30000 Rp 120 30000 Rp 210 32000 Rp 352 32000 Rp 320 32000 Rp 352 34000 Rp 408 34000 Rp 510 34000 Rp 476 31000 Rp 279 31000 Rp 310 31000 33000 33000 33000 36000 36000 36000 31000 31000 31000 32000 32000 32000 36000 36000 36000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
279 594 561 660 864 900 1.008 310 341 248 480 544 544 864 900 720
51
Jika melihat dari tabel 4.20 merupakan harga jual udang tiap sekat. Jadi ini merupakan gambaran awal harga jual udang dipenelitian ini. Hal tersebut dikarenakan bobot udang menggunakan data penelitian ini. Setelah mengetahui berat rata-rata udang maka didapatkan hasil berupa berat perbiji yang mana dari berat udang vannamei dibagi 10. Untuk selanjutnya adalah mengetahui daftar harga udang pada saat ini sehingga pada tabel tersebut harga udang perkilo dibagi dengan jumlah udang sesuai dengan berat perbiji yang telah diketahui sebelumnya. Sehingga didapatkan harga jualudang di tiap sekat. Untuk biaya penjualan terdapat pada perlakuan fermentasi pakan alami dan frekuensi pakan tambahan sebesar Rp.1008. Untuk mengetahui keuntungan yang didapat maka berikut adalah tabel mengenai perhitungan keuntungan atau NPV:
52
Tabel 4.21 Keuntungan Penjualan Udang Vannamei no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
jenisperlakuan tanpa pakanalamidanpakantambahan0 sehari tanpa pakanalamidanpakantambahan0 sehari tanpa pakanalamidanpakantambahan0 sehari tanpapakanalamidanpakantambahan1kalisehari tanpapakanalamidanpakantambahan1kalisehari tanpapakanalamidanpakantambahan1kalisehari tanpapakanalamidanpakantambahan2kalisehari tanpapakanalamidanpakantambahan2kalisehari tanpapakanalamidanpakantambahan2kalisehari fermentasipakandanpakantambahan0 sehari fermentasipakandanpakantambahan0 sehari
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
fermentasipakandanpakantambahan0 sehari fermentasipakandanpakantambahan1kalisehari fermentasipakandanpakantambahan1kalisehari fermentasipakandanpakantambahan1kalisehari fermentasipakandanpakantambahan2kalisehari fermentasipakandanpakantambahan2kalisehari fermentasipakandanpakantambahan2kalisehari pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 pakan alami dan pakan tambahan sehari 0 pakanalamidanpakantambahan1 kalisehari pakanalamidanpakantambahan1 kalisehari pakanalamidanpakantambahan1 kalisehari pakanalamidanpakantambahan2 kalisehari pakanalamidanpakantambahan2 kalisehari pakanalamidanpakantambahan2 kalisehari
beratudang 5 4 7 11 10 11 12 15 14 9 10 9 18 17 20 24 25 28 10 11 8 15 17 17 24 25 20
hargaudangperkilo 30000 30000 30000 32000 32000 32000 32000 32000 32000 30000 30000
totalbiayaproduksi 0,375 0,375 0,375 75,375 75,375 75,375 150,375 150,375 150,375 60,375 60,375
hargaudangpersekat 150 120 210 352 320 352 408 510 476 279 310
NPV 149,625 119,625 209,625 276,625 244,625 276,625 257,625 359,625 325,625 218,625 249,625
30000 34000 34000 34000 36000 36000 36000 30000 30000 30000 33000 33000 33000 35000 35000 35000
60,375 135,375 135,375 135,375 210,375 210,375 210,375 90,125 90,125 90,125 165,125 165,125 165,125 240,125 240,125 240,125
279 594 561 660 864 900 1008 310 341 248 480 544 544 864 900 720
218,625 458,625 425,625 524,625 653,625 689,625 797,625 219,875 250,875 157,875 314,875 378,875 378,875 623,875 659,875 479,875
53
Untuk mengetahui keuntungan dari penjualan udang maka dalam tabel 4.20 pada mulanya terdapat rata-rata berat udang yang telah diambil data sebelumnya. Lalu dalam tabel 4.17 terdapat total biaya pakan yang mana hal tersebut akan menjadi bahan perhitungan dengan cara mencari selisih antara biaya budidaya udang dengan hasil yang didapatkan sehingga diketahui nilai NPV dengan yang tertinggi adalah terdapat pada kombinasi fermentasi pakan alami dan freluensi pakan tambahan sebanyak 2 kali sehari.
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka dalam hal ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitia ini ialah sebagai berikut : 1. Dari hasil perhitungan pada uji anova pada perlakuan A (pakan alami) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap berat udang vannamei. 2. Selain itu jika dilihat dari hasil perhitungan pada uji anova menunjukan bahwa frekuensi pakan tambahan yang digunakan berpengaruh siginifikan terhadap berat udang vannamei. 3. Dari interaksi antara pakan alami dan frekuensi pakan tambahan menunjukan bahwa hasilnya juga berpengaruh terhadap berat udang vannami. 4. Kombinasi fermentasi pakan alami dengan frekeunsi pemberian pakan tambahan 2 kali perhari menjadi kombinasi yang terbaik dalam penelitian ini. Hal tersebut didapatkan dari uji lanjut Tukey yang mempunyai mean sebesar 25,666. 5. Berdasarkan pengolahan data berupa analisis biaya pakan pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pakan yang digunakan dalam penelitian ini lebih efektif dari pakan yang digunakan oleh petani tambak di desa Karang Turi Glagah Lamongan.
5.2 Saran
Saran ini ditujukan kepada peneliti selanjutnya dengan harapan dapat melengkapi hal-hal yang belum lengkap terkait dengan berat udang vannamei. Selain itu dalam penelitian ini peneliti juga dapat menambahkan faktor lain yang berkaitan dengan pegaruh pada berat udang vannamei.
55
DAFTAR PUSTAKA
Antara, N. S. 2012. Pengolahan Dan Analisis Data. Bali. Austin, B & Austin, DA. 1999. Bacterial Fish Pathogen. Disease Of Farmed And
Wild Fish, 3 Rd (Revised) Ed. Spriger-Praxis, Goldman: 263-269. Dinas Perikanan Dan Kelautan. 2012. Jurnal Kelautan Dan Perikanan. Indonesia. Direktorat Jendral Perikanan. 2010. Jurnal Kelautan Dan Perikanan. Indonesia. Fuller, R. 1992. History And Development Of Probiotics. In: Fuller R. (Ed) Probiotic: The Sceintific Basis Vol.232. London. Chapman Dan Hall. London. 1-8. Hansen, Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta. Haetami, K. 2012. Konsumsi Dan Efisiensi Pakan Dari Ikan Jambal Siamyang
Diberi Pakan Dengan Tingkat Energi Protein Berbeda. Jurnal Akuatika Vol. III No. 2 Fakultas Pertanian Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Sumedang. Hernanto, F. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta. Juhrani.
2014.
Cara
Membuat
Pakan
Buatan
Ikan/Udang. WWW.
SETBAHKORLUH.KALSELPROF.GO.ID/Cara Membuat Pakan Buatan Ikan Dan Udang. Di Akses Tanggal 29 Maret 2017. Kristina, Y. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan
Pendapatan Budidaya Tambak Udang Vaname Di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Malik, I. Subachri, W. Yusuf, M. 2014. Buku Budidaya Udang Vannamei Tambak
Semi Intensif Dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) . Jakarta Selatan. WWF Indonesia. Nuhman. 2009. Pengaruh Prosentase Pemberian Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Laju Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopenaeus
Vannamei). Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol.1 No 2 Fakultas Teknologi Kelautan Dan Perikanan Universitas Hang Tuah Surabaya. Salminem, S & Wright, AV. 1998. Lactid Acid Bacteria. Microbiological Aspect
And Function. New York. Marcell Dekker: 369-381.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Subyakto, S. Sutende, D. Afandi, M Dan Sofiati. 2009. Budidaya Udang
Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Semiintensif Dengan Metode Sirkulasi Tertutup Untuk Menghindari Serangan Virus. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 1, No 2 Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo. Sudjana. 2012. Buku Desain Dan Analisis Eksperimen. Bandung : Tarsito: 212. Surianti, Basir B. 2013. Penggunaan Prebiotik Dan Probiotik Pada Pakan Buatan
Terhadap Efesiensi Pakan Dan Kualitas Air Media Pemeliharaan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei). Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar Tjahjono, E. 2013. Rancangan Percobaan. Statistika Universitas Airlangga. Surabaya. Vershuere, L. Ramasamy, G. Sorgeloos, P & Verstraete, W. 2000. Probiotic
Bacteria As Biological Control Agents An Aquaculture. Microbiolmol Boil Rev 64: 665-671.
LAMPIRAN
Output Minitab 17
General Factorial Regression: berat versus pakan alami; frekuensi pakan Factor Information Factor pakan alami frekuensi pakan
Levels 3 3
Values 0; 20; 25 0; 1; 2
Analysis of Variance Source Model Linear pakan alami frekuensi pakan 2-Way Interactions pakan alami*frekuensi pakan Error Total
DF 8 4 2 2 4 4 18 26
Adj SS Adj MS F-Value P-Value 1092,67 136,583 54,23 0,000 1042,22 260,556 103,46 0,000 317,56 158,778 63,04 0,000 724,67 362,333 143,87 0,000 50,44 12,611 5,01 0,007 50,44 12,611 5,01 0,007 45,33 2,519 1138,00
Model Summary S 1,58698
R-sq 96,02%
R-sq(adj) 94,25%
R-sq(pred) 91,04%
Coefficients Term Coef Constant 14,667 pakan alami 0 -4,778 20 3,111 frekuensi pakan 0 -6,556 1 0,444 pakan alami*frekuensi pakan 0 0 2,000 0 1 0,333 200 -1,889 20 1 0,111
SE Coef 0,305
T-Value 48,02
0,432 0,432
-11,06 7,20
0,000 1,33 0,000 1,33
0,432 0,432
-15,18 1,03
0,000 1,33 0,317 1,33
0,611 0,611 0,611 0,611
P-Value 0,000
VIF
3,27 0,004 1,78 0,55 0,592 1,78 -3,09 0,006 1,78 0,18 0,858 1,78
Regression Equation berat = 14,667 - 4,778 pakan alami_0 + 3,111 pakan alami_20 + 1,667 pakan alami_25 - 6,556 frekuensi pakan_0 + 0,444 frekuensi pakan_1 + 6,111 frekuensi pakan_2 + 2,000 pakan alami*frekuensi pakan_0 0 + 0,333 pakan alami*frekuensi pakan_0 1 - 2,333 pakan alami*frekuensi pakan_0 2 1,889 pakan alami*frekuensi pakan_20 0 + 0,111 pakan alami*frekuensi pakan_20 1 + 1,778 pakan alami*frekuensi pakan_20 2 - 0,111 pakan alami*frekuensi pakan_25 0 0,444 pakan alami*frekuensi pakan_25 1 + 0,556 pakan alami*frekuensi pakan_25 2
Fits and Diagnostics for Unusual Observations Obs 27 R
berat Fit Resid 20,000 23,000 -3,000
Large residual
Std Resid -2,32 R
Dokumentasi