PENGARUH DEBIT KERAN AIR TERHADAP KONSUMSI AIR WUDHU JAMAAH MASJID SALMAN ITB
LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi lomba Karya Tulis Ilmiah Inventra Salman ITB 2017
Oleh ; Riqi Ainun Naja
A016012
PROGRAM DIPLOMA III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI IN STRUMENTASI AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI BANDUNG 2017
ABSTRAK Air merupakan kebutuhan pokok yang menunjang kehidupan di bumi utamanya bagi manusia. Namun air layak pakai makin berkurang dari tahun ke tahun. Sebagai muslim, air merupakan hal penting yang menunjang ibadah. Dalam bersuci (thaharah) mayoritas muslim menggunakan air karena memang bersuci dengan air memang yang paling dianjurkan dalam ajaran Islam. Hal ini menyebabkan air sangat dibutuhkan di tempat ibadah yaitu masjid dan musholla baik untuk keperluan bersuci dari khadas dan najis seperti wudhu. Untuk memenuhi kebutuhan jamaah tersebut umumnya masjid-masjid mengalirkan airnya melalui keran-keran air. Sebagai masjid kampus yang cukup besar, konsumsi air bersih di masjid Sakman ITB bisa dibilang sangat besar. Sehingga edukasi dan langkah preventif serta persuasif mengenai issue penghematan air bersih ini harus dilakukan dengan baik. Debit air yang mengalir pada keran kera n berpengaruh terhadap penggunaan penggunaan jumlah volume air yang digunakan jamaah utamanya saat berwudhu. Jika jamaah sangat banyak maka efisiensi jamaah dalam menggunakan air sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang bisa dihemat. Untuk itu, perlu dilakukan penilitian tentang pengaruh debit keran air terhadap penggunaan air wudhu jamaah Masjid Salman ITB. Penelitian dil akukan dengan memberikan angket kepada jamaah secara acak mengenai subjektifitas mereka mengenai pengaruh debit air terhadap kebiasaan wudhu jamaah. Selain itu, i tu, juga j uga dilakukan di lakukan rata-rata rat a-rata debit air a ir keran air a ir tempat wudhu di masjid Salman ITB dan penghitungan rata-rata penggunaan air wudhu oleh jamaah berdasarkan putaran keran dan rata-rata waktu jamaah dalam berwudhu di masjid Salman ITB. Kemudian data dianalisis secara deskriptif, kalitatif dan kuantitatif. Kata kunci: bersuci, debit, keran air.
i
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia- Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “ Pengaruh Debit Keran Air Terhadap Konsumsi Air Wudhlu Jama’ah Di Masjid Salman ITB”. Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi lomba karya tulis ilmiah “Inventra Salaman ITB 2017”. Air merupakan kebutuhan manusia dalam berbagai bida ng. Sebagai umat Islam air juga digunakan dalam hal ibadah yaitu untuk bersuci. Sebelum Sholat umat muslim diwajibkan untuk bersuci. Salah satu wujud brsuci yang umum dilakukan adalah berwudhu. Setiap hari umat muslim melakukan setidaknya 5 kali wudhu. Sebagai wujud pelayanan jamaah masjid Salman ITB menyediakan keran-keran airuntuk berwudhu yang cukup banyak. Air yang mengalir dari keran air Masjid Salman ITB bisa dibilang sangat deras dengan debit tinggi sehingga banyak air yang terbuang sia -sia dalam pelaksanaanya. Keadaan ini tentu tidak sesuai dengan prinsip islam yang selalu menjunjung tinggi efisiensi dan membenci hal yang sia-sia. Namun sayangnya keadaan ini seakan sudah umum terjadi terutama di Masjid Salman ITB. Jumlah jamaah yang sangat banyak dan debit air yang cukuo deras membuat konsumsi air di masjid Salman ITB bisa dibilang sangat boros. Dalam penyusunan karya ilmiah ini kami mengumpulkan materi-materi dari berbagai buku referensi yang ada dan melakukan penelitian di Masjid Salman ITB. Beberapa kendala dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah kurang tersedianya buku buku referensi yang lengkap tentang topik kami dan waktu yang relatif singkat dalam penyusunan. Bandung, 27 Agustus 2017
Penulis, ii
SANWACANA
Penulis sadar bahwa karya tulis ilmiah ini bukan hasil jerih payah penulis sendiri, untuk itu penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada Willy sutanto, S.T. selaku pengajar sekaligus pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini yang senantiasa memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. Pak Igal, Pak Joko, Pak Bambang, Pak Dindin, Ibu Wilse, Ibu Sari, Ibu Indah, dan Ibu atun yang telah bersedia memberi keterangan dan menjadi narasumber pada penelitian ini. Pihak Masjid Salman ITB yang telah mengizinkan kami untuk melakukan penilitian di Masjid Salman ITB. Teman-teman Akademi Metrologi dan Instrumentasi angkatan 2016 yang senantiasa membantu penulis menyelesaikan penelitian ini. Keluarga penulis yang senantiasa memberi dukungan baik moril maupun materil. Serta semua pihak yang terlibat dalam dalam penelitian ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT mencatat dan mengganti kebaikan-kebaikan yang dilakukan dengan amal soleh.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................
i
PRAKATA......................................................................................
ii
SANWACANA...............................................................................
iii
DAFTAR ISI...................................................................................
iv
DAFTAR TABEL...........................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan masalah 1.1.1.Latar Belakang 1.1.2.Rumusan masalah 1.2. Tujuan Penulisan dan Manfaat 1.3. Ruang Lingkup Kajian 1.4. Anggapan Dasar 1.5. Hipotesis 1.6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1.6.1. Metode 1.6.2. Teknik pengumpulan data 1.7. Sistematika Penulisan
1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 4
BAB II TEORI DASAR SATUAN UKUR 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.
Tentang Masjid Salman ITB Kondisi Sosoal Jamaah Cadangan Dan Sumber Air Konsumsi Air Masjid Salman ITB Takaran Penggunaan Air Wudhu Keran air Masjid Salman ITB
5 6 6 7 7 8
BAB III ANALISIS MANFAAT SATUAN UKUR 3.1
Debit Keran Air di Masjid Salman ITB
9
3.2. Perilaku jamaah saat Wudhu
10
3.3. Jenis keran Air di Salman ITB
11
3.4.
Dampak debit Air Terhadap Konsumsi Air Jamaah
12
3.5.
Efisiensi Konsumsi Air di Salman
iv
12
3.6.
Sumber Daya Manusia
12
3.7.
Peningkatan Kesadran
13
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan 4.2. Saran
14 14
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
v
DAFTAR TABEL
I waktu untuk 1,5 liter air 1 ...............................................................
9
II waktu untuk 1,5 liter air 2 ...............................................................
10
vi
DAFTAR GAMBAR
3.1.1
grafik waktu pengisian 1.5 liter ……………………………………
9
3.2.1
grafik waktu pengisian 1.5 liter………………………………….
10
3.2.1
Timbangan Bersama……………………………………………
11
3.3.1
Selera Debit Air………………………………………………
11
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A FOTO KEGIATAN B DRAFT WAWANCARA C HASIL ANGKET D SURAT PERNYATAAN
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH 1.1.1 Latar belakang masalah Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Manusia se bagai makhluk hidup tidak hanya membutuhkan air, tetapi harus lebih spesifik yaitu air bersih. Belakangan ini isi air bersih sangat ramai dibicarakan. Meskipun 2/3 bagian bumi adalah berupa air, namun air yang 97% diataranya adalah air laut dan sisanya adalah es dan salju. Para ahli berpendapat bahwa kualitas air tawar dan air bersih lambat laun makin menurun. Hal ini berbanding terbalik dengan konsumsi air yang semakin meningkat. Gerakan dan himbauan penghematan air pun digembarkan dimana-mana. Bahkan, beberapa daerah juga sudah merasakan menurunnya kualitas dan kuantitas air bersih di bumi. Selain untuk kebutuhan jasmani seperti untuk memasak, untuk air minum, untuk MCK dll, air juga banyak digunakan dalam urusan ibadah, utamanya dalam Islam. Air merupakan media utama yang paling dianjurkan untuk meakukan Thoharoh (bersuci) dari hadas dan najis sebagai salah satu pra syarat dalam beribadah, utamanya untuk shalat. Wudhlu merupakan kegiatan bersuci dari hadas kecil yang biasanya dilakukan sebelum
melaksanakan
ibadah
utamanya
shalat.
Setidaknya
seorang
muslim
melaksanakan 5 kali wudhlu seiap harinya. Tetapi sebagai agama yang Rahmatal lil ‘Alamin
anjuran untuk berhemat air dalam Islam juga sangat ditekankan. Nabi
Muhammad SAW sebagai teladan umat Islam mewanti-wanti pada umatnya untuk berhemat air, meskipun bersuci dengan air merupakan kewajiban, tetapi Baginda Rasulullah SAW sangat mengecam orang yang boros dalam meggunakan air. Untuk memfasilitasi jama’ah, umumnya masjid-masjid menyediakan kran untuk bewudhlu termasuk Masjid Salman ITB. Sebagai salah satu masjid kampus besar yang melegenda, jama’ah Masjid Salma ITB cukup banyak. Hal ini juga diikuti banyaknya
1
2
konsumsi air di Masjid Salman ITB yang mencapai 100.000 m 3 setiap harinya. Diperkirakan lebih dari separuh air bersih yang digunakan dilakukan untuk keperluan wudhlu jama’ah, yang dialirkan melalui kran-kran air yang tersedia. Kran air di Masjid Salman ITB juga cenderung sangat deras aliranya sehingga cadangan air menjadi lebih cepat habis. Dengan demikian kami mencoba meneliti konsumsi air di Masjid Salman ITB dan bagaimana pengaruh debit kran terhadap konsumsi air wudhlu jama’ah. 1.1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah Bagaimanakah pengaruh debit kran air terhadap konsumsi air wudhlu jama’ah di Masjid Salman ITB? 1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dampak debit kran air terhadap konsumsi air wudhlu. 2. Mengetahui tingkat kesadaran jama’ah terhadap peggunaan air. 3. Mengetahui konsumsi air bersih Masjid Salman ITB. 1.3. Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajiian beberapa pokok, yaitu: 1. Debit kran air 2. Jumlah jama’ah 3. Pergerakan air 4. Cadangan air 5. Kesadaran jama’ah 6. Rata-rata kebutuhan air wudhlu jama’ah 7. Besaran konsumsi air 1.4. Anggapan Dasar
3
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR . Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325).Satu sha’ sama dengan empat mud. Satu mud kurang lebih setengah liter atau kurang lebih (seukuran) memenuhi dua telapak tangan orang dewasa. Lihatlah contoh teladan dari panutan kita, yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau berwudhu, beliau hanya menghabiskan satu mud air. Padahal wudhu adalah salah satu ibadah yang penting, di mana shalat tidaklah diterima tanpa berwudhu dalam kondisi berhadats (t idak suci dari najis). Jika dalam ibadah saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan untuk menghemat air, lalu bagaimana lagi jika menggunakan air di luar keperluan ibadah kepada Allah Ta’ala? Tentu lebih layak lagi untuk berhemat dan disesuaikan
dengan
kebutuhan
kita,
serta
jangan
berlebih-lebihan.
(Muslim.or.id) 1.5. Hipotesis
Debit keran air yang tinggi memperbesar peluang pemborosan penggunaan air wudhu dan efisiensi penggunaan air wudhu oleh jamaah masih rendah serta imbauan bagi jamaah untuk bijak dalam mengguakan air masih rendah di masjid Salman ITB. 1.6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1. Metode
4
Metode yang digunakan adalah melalui observasi secara langsung ke Masjid Salman ITB . Hasil yang didapat tentunya dipilah-pilah sesuai dengan data yang dibutuhkan.
1.6.2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan adalah dengan wawancara secara langsung dan terstruktur dengan susunan daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis dan mengukur debit keran air serta menghitung waktu wudhu jamaah. selain itu juga dilakuan pembagian form online untuk jamaah.
BAB II Dasar Teori
2.1. Tentang Masjid Salman ITB
Masjid Salman adalah masjid kebanggaan warga muslim ITB. Terletak tepat di seberang kampus ITB, Masjid Salman menjadi tempat ibadah, belajar sekaligus berdiskusi di kalangan mahasiswa maupun para dosen ITB itu. Atmosfer dan suasana tenang yang dihadirkan menjadikan masjid Salman senantiasa disinggahi, baik oleh mahasiswa ITB sendiri ataupun pengunjung luar, entah itu masyarakat Bandung maupun luar Bandung. Desain arsitektur khas dari Masjid Salman ITB menjadikan masjid ini sebagai salah satu ikon identik dari kampus ITB. Pada tahun 1960 sebelum Masjid Salman ITB dibangun, mahasiswa ITB melaksanakan kegiatan ibadah berjamaah seperti sholat J umat di gedung Aula Barat ITB. Kemudian pada tahun 1964, Kasab Jendral A.H. Nasution berkunjung ke ITB untuk mengisi ceramah. Malamnya sebelum A.H. Nasution memberikan ceramah, mahasiswa ITB membacakan ikrar untuk membangun sebuah masjid di ITB. Ide pembangunan masjid tersebut mendapat dukungan dari bebagai pihak. Asal-usul nama Salman sendiri berasal dari presiden RI sekaligus alumni ITB yakni Presiden Soekarno. Akhirnya pada Mei 1972, untuk pertama kalinya Masjid Salman ITB digunakan untuk melakukan kegiatan sholat Jumat berjamaah. Dalam proses pembangunannya, lahir juga berbagai organisasi yang berkaitan erat dengan masjid Salman ITB. Organisasi-organisasi tersebut tak hanya sebagai wadah kepengurusan, namun juga wadah diskusi, wadah dakwah dan sebagainya. Kian tahun, terbukti bahwa Masjid Salman telah banyak melahirkan alumni-alumni ITB yang 5
6
sekarang menjadi tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia seperti Aburizal Bakrie, Hatta Radjasa, dan sebagainya. Hal paling mencolok yang membedakan masjid Salman ITB dengan masjid pada umumnya ialah atap masjid Salman yang tidak berbentuk kubah. Atap Masjid Salman ITB terbuat dari beton dan berbentuk cekung layaknya sebuah cawan. Makna filosofi dibalik desain atap masjid ini adalah sebagai penggambaran dari seseorang yang sedang berdoa dengan tangan menengadah ke atas. Para pengunjung masjid Salman ITB juga akan menyadari bahwa terdapat banyak pola garis-garis yang menghiasi masjid Salman ITB baik itu pada dinding maupun tiang penyangga. Garis-garis vertikal menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan, sedangkan garis-garis horizontal dimaknai sebagai hubungan antara manusia dengan sesamanya. 2.2 Kondisi Sosial Jamaah Masjid Salman ITB
Sebagai masjid kampus tentunya mayoritas jamaah di Masjid Salman ITB adalah mahasiswa. Namun sebagai masjid yang berada di tengah pemukiman masyarakat jamaah masjid Salman ITB juga banyak dari masyarakat umum. Apalagi ditambah dengan banyaknya kegiatan yang diadakan oleh unit maupun pengurus Masjid Salman ITB sehingga banyak jamaah yang akhirnya memutuskan datang ke Masjid Salman ITB. Bahkan, masjid Salman ini menjadi masjid legendaris di Kota Bandung. Namun dominasi jamaah Masjid Salman ITB tetaplah mahasiswa, sekitar 80% jamaah yang memenuhi shaf-shaf adalah mahasiwa. Masjid salman memang bukan hanya menjadi tempat ibadah mahasiswa ITB saja tetapi mahhasiwa se-Bandung Raya. 2.3 Cadangan dan Sumber Air Masjid Salman ITB
Sebagai masjid ampus yang besar, Masjid Salman ITB mempunyai cadangan air dari 4 sumur yan dimiliki. Menurut keteranga Pak Joko, salah satu karyawan Masjid
7
Salman ITB yang bertanggung jawab atas ketersediaan air di Salman menuturkan bahwa Salman mempunyai kolam air penampungan air bersih berukuran 4 x 6 x 4 meter yang selalu terisi. Selain itu Salman juga mempunyai tandon-tandon air yang dapat menampung hingga 30.000 meter kubik air. Semua sistem pengisian air sudah otomatis bekerja jadi petugas hanya bertugas memastikan semua bekerja dengan baik. Kendala yang terkadang timbul biasanya disebabkan oleh sumber listriknya sehingga menyebabkan pompa air terkadang tidak bisa bekerja. Namun, cadangan air bersih di Salman selalu di sediakan. 2.4 Konsumsi Air Masjid Salman ITB
Masjid Salman ITB diperkirakan dikunjungi oleh 3000 jamaah setiap harinya sehingga konsumsi air sangatlah besar. Menurut keteranga Pak Joko, salah satu karyawan Masjid Salman ITB yang bertanggung jawab atas ketersediaan ai r di Salman menuturkan bahwa tandon air mengisi air setidaknya 3 kali setiap hari atau dapat diartikan bahwa setiap hari konsumsi air mencapai 100.000 meter kubik setiap harinya. Walaupun di Salman air sebanyak itu dignakan untuk berbagai ha l, namun mayoritas air tersebut enuru Pak Joko paling banyak digunakan untuk keperluan Wudhu jamaah. Ini terbukti dari penggunaan air yang sangat tinggi ketika waktu sholat tiba dan jamaah sadang sangat ramai memadati Salman ITB. 2.5 Takaran Penggunaan Air Wudhu
Dalam khadis riwayat Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325 disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air). Satu sha’ sama dengan empat mud. Satu mud kurang lebih setengah liter atau kurang lebih (seukuran) memenuhi dua tela pak tangan orang dewasa. Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Sebagian ulama berpendapat
8
bahwa hal itu tidaklah mencukupi karena hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu di atas. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa satu mud atau satu sha’ air bukanlah batas minimal yang diharuskan. Hadits di atas hanyalah menceritakan kadar air yang telah mencukupi bagi wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan batas minimal yang diharuskan sehingga tidak boleh berwudhu atau mandi kurang dari kadar tersebut. Tujuannya adalah sebagai peringatan adanya keutamaan untuk bersikap sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Oleh karena itu, dianjurkan bagi yang mampu menyempurnakan wudhunya dengan kadar air yang sedikit untuk berhemat dalam menggunakan air dan tidak melebihi kadar tersebut. Karena sikap boros dan berlebih-lebihan dilarang dalam syariat.. Yang terpenting dalam berwudhu adalah semua anggota tubuh yang diwajibkan terbasu dengan baik. 2.6 Keran Air di Salman ITB
Dilihat dari jenisnya keran air Masjid Salman ITB berjenis keran air taman. Keran air untuk wudhu di Masjid salman ITB hampir semuanya sejenis. Keran air yang berada di Salman ITB merupakan jenis keran yang mengalirkan air cukup deras dibanding dengan keran air pada umumnya. Keran air juga hanya sedikit celah di selubung ern air sehinga debit air yang menglir sangatlah tinggi.
BAB III ANALISIS PENGGUNAAN KERAN DAN AIR DI MASJID SALMAN ITB 3.1. Debit Keran Air di Masjid Salman ITB
Debit keran air di Masjid Saman ITB dari hasil percobaan menggunakan botol berukuran 1,5 liter didapatkan bahwa rata-rata keran air di Salman ITB jika tuas di putar penuh (90º) di dapat bahwa debit air mencapai 0,262 liter per deti k. Sementara jika tuas diputar setengah saja debit airnya menjadi 0,1080 liter per detik. Tuas diputar full
Debit 1 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
2
4
6
8
10
Gambar 3.1.1 grafik waktu pengisian 1.5 liter
12
tuas diputar full Waktu keran (s) 1 5.5 2 6.7 3 5.4 4 4.2 5 5.8 6 4.9 7 7.26 8 7.56 9 4.32 10 4.33 11 6.85 5.71091 debit Tabel(l/s) 3.1.1 waktu0,262 untuk 1 5 liter air
9
10
tuas diputar setengah
Tuas diputar setengah
keran
waktu
1
8.4
2
24.25
3
11.7
25
4
11.1
23
5
18.5
21
6
14.8
19
7
8.3
17
8
7.9
15
9
11.5
10
18.29
11
12.25
12
17.1
13
16.4 13.8838
Debit (l/s)
0,1080
Debit 2
13 11 9 7 0
2
4
6
8
10
12
Gambar 3.1.2 grafik waktu pengisian 1.5 liter
Tabel 3.1.2 waktu untuk 1 5 liter air
Dari data di atas dapat dilihat bahwa debit keran air sangatlah tinggi sehingga potensi air yang terbuang sia-sia sangatlah besar di setiap jamaah melakukan wudhu. Wudhu semestinya tidakmemerlukan air yang terlalu deras Karena debit air yang deeras cenderung disalah gunakan oleh jamaah. Faktanya dari hasil survey juga jamaah yang menginginkan aliran kencang pada keran hanya sebanyak 4%/ 3.2 Perilaku Jamaah Saat Berwudhu
Dari hasil survey mayoritas jamaah memang lebih menyukai disediakan tempat wudhu berupa kran daripada di bak air. Konsekuensi dari hal ini adalah penggunaan air wudhu sulit untuk dikontrol. Sebenarnya kesadaran akan pentingnya hemat air sudahlah cukup tinggi, namun dalam pelaksanaannya jamaah masih belum mampu yang dapat melaksanakan komitmenya Karena jamaah yang merasa sudah efi sien baru sepertiga dari responden.
11
Dari hasil pengamatan juga diketahui bahwa rata-rata jamaah melakukan wudhu selama 34.01 sekon dengan putaran keran penuh.
Dan
untuk jamaah yang memutar tuas keran setengah memerlukkan waktu rata-
Gambar 3.2.1 diagram efisiensi air
rata selama 41.62 sekon. Atau dalam kata lain rata-rata jamaah menghabiskan 6,7 liter air. Walaupun sebenarnya yang mempengaruhi lamanya berwudhu itu banyak tapi angka 6,7 liter tentunya sangat tinggi. 3.3 Jenis Keran Air
Jenis keran air yang ada di Salman merupakan jenis keran taman yang memiliki debit yang cukup besar disbanding jenis keran yang sama pada umunya. Sebenarnya jenis keran air yang seperti ini sebenarnya tidak terlalu diperlukan jamaah. Lebih dari 80% jamaah hanya membutuhkan keran air dengan debit sedang. Walaupun memberi opsi lebih banyak jenis keran ini tentunya dapat memberi dampak negative Karena memberikan opsi kepada jamaah hal yang tidak dibutuhkan bahakan cenderung tidak memberikan manfaat.
Gambar 3.3.1 selera debit jamaah.
12
3.4 Dampak Debit Air Terhadap Konsumsi Air Wudhu
Saat seseorang berwudhu menggunakan keran air maka debit air sangat berpengaruh terhadap konsumsi air jamaah. Jika debit air sangat besar maka efisiensi penggunaan air wudhu sangatlah kecil, Karena mayoritas jamaah saat membasuh anggota tubuh saat wudhu maka air tetap mengalir dan terbuang sia-sia. Walaupun jamaah diberi opsi memilih putaran tuas keran, namun jamaah juga cenderung memutar tuas yang mnghasilkan debit cukup tinggi. Apalagi ditambah dengan aliran air yang tidak terlalu menyebar juga secara psikologis mendorong jamaah untuk berwudhu lebih lama. 3.5 Efisiensi Konsumsi air di Salman ITB
Jamaah Masjid Salman ITB yang mencapai 3000 jamaah per hari membuat konsumsi air wudhu sangatlah tinggi. Jika berdasar pada khadis Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325 maka seharusnya hanya sekitar 1500 liter saja kebutuhan air wudhu jamaah. Namun di Salman ITB kebutuhan air wudhu bila dihitung masih sangat boros dan jauh dari kata efisien. Walaupun sebenarnya kebutuhan air wudhu tidak bisa terdefinisi tetapi disini dapat dilihat dengan jelaas bahwa efisiensi air wudhu masih sangat kurang. 3.6 Sumber Daya Manusia
Sebagai masjid kampus tentunya kesadaran akan pentingnya menghemat air utamanya saat wudhu sangatlah tinggi. Tidak hanya dari segi agama jamaah Masjid Salman ITB yang umunya mahaasiswa juga paham a kan pentingnya hemat air bersih terutama seiring berdengungnya kampanye pengheatan air di berbagai tempat. Namun
13
terkadang sebagai manusia jamaah sering khilaf dan bahkan acuh untuk menghemat air saat wudhu. Dalam survey mayoritas jamaah menuliskan kebutuhan air wudhu yang mereka butuhkan berbeda-beda. Namun, jika jamaah mampu untuk benar-benar menggunakan air wudhu sesuai dengan yang mereka butuhkan maka jumlah konsumsi air wudhu akan menurun signifikan bahkan bisa dikatakan efisien. 3.7 Peningkatan Kesadaran
Meskipun pengelolaan Masjid Salman sudah cukup bagus di berbagai bidang, tetapi himbauan untuk menghemat air saat wudhu masih sangat kurang. Melihat konsumsi air yang sangat tinggi di Salman masalah ini tentu seharusnya menjadi fokus Masjid Salman ITB. Dengan SDM jamaah yang cukup tinggi maka kesadaran jamaah akan pentingnya menghemat air sudah cukup tinggi dan mungkin hanya perlu dihimmbau lebih gencar lagi agar mereka berkomitmen untuk menghemat air saat wudhu.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Masjid Salan ITB merupakan salah satu masjid kampus terbesar yang jamaahnya mencapai 3000 jamaah per hari. Masjid Salman ITB juga merupakan masjid dengan pelayanan yang cukup bagus sehingga cukup diikenal di Kota Bandung. Karena jamaah yang sangat banyak maka konsumsi air di Masjid salman ITB juga sangat banyak. Sama dengan masjid-masjid lain, Masjid Salman ITB juga menyediakan tempat berwudhu yang dialirkan lewat keran-keran air. Keran air yang ada di Masjid Salman ITB berjenis keran taman dngan debit yang sangat tinggi yaitu dengan kecepatan maksimal mencapai 0.262 liter per detik. Dengan debit air yang sangat tinggi tersebut jamaah rata-rata melakukan wudhu selama 34 sekon. Walaupun tidak semua jamaah memutar tuas keran secara maksimal tetapi hal ini membuktikan bahwa efisiensi penggunaan air wudhu sangat rendah. Selain itu debit keran air yang tinggi juga lebi membuka peluang bagi jamaah untuk boros air wudhu Karena pada dasarnya jamaah tidak terlalu membutuhkan keran dengan debit tinggi untuk berwudhu. Peningkatan kesadaran tentang efisie nsi penggunaan air wudhu di Masjid Salman ITB jga masih dinilai kurang. 4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang di sampaikan penulis sebagai berikut : 1. Kepada pengurus Masjid Salman ITB untuk bis a menyediakan keran air dengan debit tidak terlalu tinggi. Selain itu, mungkin bisa dibuat keran dengan keluaran agak menyebar keluaranya sehingga memudahkan jamaaah untuk membasuh anggota tubuh saat berwudhu naun air yang dikeluarkan tidak terlalalu banyak. Mungkin juga 14
15 sebagai masjid kampus berbasis teknologi bisa dikembangkan keran wudhu otomatis yang bisa mati saat jamaah membasuh anggota tubuhnya sehingga air tidak mengalir sia-sia. 2. Kepada jamaah agar lebih bijak dan efisien dalam menggunakan air wudhu, tidak memutar tuas keran secara penuh, dan mematikan keran apabila membasuh anggota tubuh cukup lamA.
3. Kepada pembaca agar bisa melanjutkan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Albayati. 2016. Fiqih fiqih harian gajayana: Malang 2014. https://muslim.or.id/24100-anjuran-untuk-hemat-menggunakan-air.html di akses pada 28 Agustus 2017 http://kabar.salmanitb.com/2013/02/22/seribu-angket-survei-kepuasan-jamaah-masjidsalman/ https://docs.google.com/forms/d/1wePnzw6xgasS4UWXB0QcMAEU2qMEXPw5wzTrspx sIiA/edit#responses https://muslim.or.id/1853-air-yang-digunakan-untuk-berwudhu.html https://almanhaj.or.id/4021-berlebih-lebihan-dalam-menggunakan-air-ketikaberwudhu-dan-mandi.html http://annida-online.com/wudhu-dengan-air-dari-bak-mandi-bolehkah.html
16
LAMPIRAN