Penentuan Usia Berdasarkan Pemeriksaan Gigi Geligi Dengan Menggunakan Me Mettode As Asam Aspartat
Penentuan jenis kelamin dan usia merupakan poin penting dalam suatu identifikasi mayat untuk mempermudah pencarian data korban dan membatasi upaya lain yang tidak perlu yang dapat memperlambat dalam mengidentifikasi korban. Saat ini, metode DNA adalah metode pilihan dalam menentukan jenis kelamin, namun dalam menentukan usia, banyak metode yang dapat digunakan. Pada anak dan remaja metode berbasis morfologi dapat digunakan dalam penentuan usia korban, seperti pemeriksaan radiologis untuk menilai perkembangan tulang dan gigi. Namun, pada dewasa metode ini dinilai kurang akurat. Tingkat akurasi menggunakan metode berbasis morfologi adalah lebih dari !" tahun. Pada metode metode rasemisas rasemisasii menggu menggunak nakan an asam asparta aspartatt
dinila dinilaii lebih lebih tepat dan akurat dalam dalam
menentukan usia kronologis korban ketika meninggal dengan tingkat akurasi ! hingga# tahun. (Alkass K, Buchholz B, Ohtani S, Yamamoto T, Druid H, Spalding KL. Ag stimation in !ornsc Scinc, Application o" #om$ind Aspartic Acid %acmization and %adiocar$on Anal&sis. ')* +(- )'')/.-
Pene Penent ntua uan n usia usia meng menggu guna naka kan n meto metode de rasem rasemisa isasi si asam asam aspar asparta tatt pert pertam amaa kali kali dijelaskan pada tahun !$%& oleh 'elfman dan (ada dan sampai sekarang semakin marak digunakan digunakan.. Protein Protein pada semua spesies mulai dari bakteri bakteri sampai manusia manusia dibentuk dibentuk dari )" asam amino yang sama dan tidak berubah selama e*olusi. Suatu asam amino + terdiri dari gugus amino, gugus karboksil, atom ' dan gugus tertentu yang semuanya terikat pada atom karbon +. Atom karbon ini disebut + karena bersebelahan dengan gugus karboksil -asam. /ugus menyatakan rantai samping. Susunan tetrahedral dari empat gugus yang berbeda terhadap atom a tom karbon + menyebabkan asam amino mempunyai akti*itas optik yang mempunyai dua bentuk bayangan cermin disebut isomer 0 dan isomer D. (0urra& %K, t al. Harpr1s Biochmistr& ' th d. Applton 2 Lang. Amrica Amrica '3 456'-
1rganisme hanya mensintesis asam amino20, yang digabungkan dalam molekul protein. Akan tetapi, setelah suatu organisme mati, populasi asam amino simetri kirinya -bentuk 0 secara perlahan2lahan diubah, yang mengakibatkan suatu campuran asam amino bentuk 0 dan D. Proses ini disebut rasemisasi. asemisasi merupakan proses natural yang pada akhirnya mengkon*ersi secara optikal komposisi aktif menjadi campuran rasemik. Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa suhu )&3 dalam
periode !"",""" tahun
diperlukan sebelum seluruh 02asam amino berubah secara lengkap menjadi D2asam amino. Dengan mengetahui berlangsungnya laju kimia ini dapat ditentukan berapa lama organisme tersebut telah mati.(Hl"man 7. 0., Bada 8. L. ()+9- Aspartic acid racmization in tooth naml "rom li:ing humans. 7roc. ;atl. Acad. Sci. <.S.A 9', '5+)='5+4-
Dari semua asam amino, asam aspartat memiliki kecepatan rasemisasi paling besar sehingga paling banyak dipakai dalam praktek forensik. Perubahan asam amino bentuk 0 menjadi bentuk D dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu,kelembaban, p', dan lain2 lain. 4arena adanya perubahan bentuk yang kontinu dan degradasi dari asam amino, jaringan dengan kecepatan metabolisme yang rendah lebih bagus dalam mengidentifikasi usia daripada jaringan dengan kecepatan metabolisme yang cepat. Dalam hal ini, gigi merupakan jaringan yang paling baik digunakan dalam mengidentifikasi usia karena pada kasus post mortem yang memiliki inter*al kematian yang panjang, gigi masih dapat digunakan. (Alkass K, Buchholz B, Ohtani S, Yamamoto T, Druid H, Spalding KL. Ag stimation in !ornsc Scinc, Application
o" #om$ind Aspartic Acid %acmization and
%adiocar$on Anal&sis. ')* +(- )'')/.-
Tahun 1985, Origano et el melaporkan kegunaan asam aspartat pada idang gigi !orensik untuk menentukan usia pada saat meninggal" Tahun 199#, $it% dkk melaporkan ah&a an'akn'a asam aspartat pada den(n dapat digunakan untuk menentukan saat kema(an,dan men'impulkan kalau metode ini dapat memerikan penentuan umur 'ang leih akurat dianding parameter umur 'ang lain" 4etelitian metode ini adalah #25 tahun dari usia yang sesungguhnya. (Hl"man 7.
0., Bada 8. L. ()+9- Aspartic acid racmization in tooth naml "rom li:ing humans. 7roc. ;atl. Acad. Sci. <.S.A 9', '5+)='5+40tod pmriksaan asam aspartat pada gigi
Pemotongan gigi setebal ! mm menggunakan mesin pemotong berkecepatan
rendah Pembersihan dari seluruh jaringan lunak dan ditempatkan di desikator dalam waktu minimal ! minggu. Proses ini menfasilitasi pemisahan enamel dari dentin yang ada didalamnya, karena enamel bisa dipotong dari gigi yang terdesikasi dengan mortar dan stamper, dimana dentin dan cementum biasanya
akan tetap intak. 4aries atau fragmen yang berwarna lain dibuang . Dentin dicuci menggunakan gelombang ultrasonik pada ".) m hcl, kemudian
dengan air sulingan sebanyak tiga kali, etanol, dan etil eter selama & menit. Potongan dentin kemudian ditumbuk kemudian sebanyak !" mg bubuk
digunakan untuk menentukan rasio rasemisasi. Asam aspartat bentuk d dan bentuk l diukur dengan gas kromatografi
menggunakan gelas kapiler setelah dilakukan hidrolisis dan deri*atisasi (Ohtani S., Yamamoto T. ('- Stratg& "or th stimation o" chronological ag using th aspartic acid racmization mthod >ith spcial r"rnc to co""icint o" corrlation $t>n D?L ratios and ags. 8. !ornsic Sci , )'=)'9 Untuk penentuan usia digunakan persamaan linear seagai erikut )
t 6 7ln8-! 9 D:0:-!2D:0; t < ln8-!9 D:0: -!2D:l;=:)k
*et )
k + rst order kine(k
t + usia sesungguhn'a
D + Asam aspartat bentuk D yang diukur dengan gas kromatografi
0 6 Asam aspartat bentuk 0 yang diukur dengan gas kromatografi (Ohtani S., Yamamoto T. (')- Ag stimation $& amino acid racmization in human tth3 "i: cas studis. 8. !ornsic Sci, in prss-