PENATAAN SISTEM TRANSPORTASI MELALUI BUS TRANSJAKARTA SEBAGAI UAPAYA MENGATASI KEMACETAN
(Studi Kasus Di Jakarta)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Kebijakan Pembangunan Perkotaan Dosen Pengampu : Drs. HERU RIBAWANTO, MS
Oleh : NUR LAILY FAJARWATI
125030100111099 125030100111099
LULUK AGUS TININGSIH
125030100111106 125030100111106
YUNIAR RAHMAWATI
125030100111111 125030100111111
BRAMANTYO
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3
Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 3 2.1
Transportasi ............................................................................................................ 3
2.2
Penataan Sistem Transportasi di Jakarta ................................................................. 4
2.3
Bus Transjakarta...................................................................................................... 5
2.4
Kemacetan ............................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 9 2.1
Penataan Sistem Transportasi melalui Bus Transjakarta ........................................ 9
2.2
Pelaksanaan Bus Transjakarta sebagai Upaya Mengatasi Kemacetan di Jakarta . 10
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 14 3.1
Kesimpulan ........................................................................................................... 14
3.2
Saran ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................15
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sarana transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya jasa transportasi, maka dinas perhubungan menyediakan berbagai macam fasilitas transportasi baik jalur darat, jalur laut ataupun jalur udara. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan kompleksnya kebutuhan masyarakat dalam bidang transportasi, alat transportasi yang ada pun mulai mengalami beberapa kendala atau permasalahan seperti kondisi angkutan umum yang sudah tidak layak pakai untuk beroperasi lagi. Tingkat kenyamanan dan keamanan masyarakat pengguna jasa transportasi angkutan umum pun mulai berkurang sejak terjadi berbagai kasus kejahatan yang sering terjadi dijalan. Selain itu, semakin banyaknya orang yang menggunakan kendaraan pribadi (motor/mobil) yang beroperasi di jalan jakarta, juga mengakibatkan tingkat kemacetan yang semakin tinggi sedangkan infrastruktur yang ada tidak memadai. Melihat pada berbagai permasalahan yang ada, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi tingginya tingkat kemacetan dan semakin buruknya kondisi jasa transportasi di DKI Jakarta, maka Pemerintah DKI Jakarta mengusulkan untuk membuat sarana transportasi yang dapat membantu penduduk dalam mengurangi tingkat kemacetan
dan
kejahatan
yang
sering
terjadi
(penodongan,
pelecehan
seksual,
pemerkosaan) yakni Busway atau transjakarta, dengan dikeluarkannya SK GUB DKI No.110 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Badan Pengelola transjakarta- Busway. Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia dengan harga yang terjangkau dengan menggunakan subsidi dari pemerintah. Pelaksanaan Bus Transjakarta ini pun saat ini telah didukung dengan adanya Perda No. 5 Tahun 2014 tentang Transportasi dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 63 Tahun 2014 tentang prosedur penetapan operator bus Transjakarta. Berdasarkan berbagai hal tersebut, maka kami mengambil judul “Penataan Sistem Transportasi melalui Bus Transjakarta sebagai upaya mengatasi kemacetan”. Dalam hal ini kami mengambil studi kasus di Jakarta.
1
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana penataan sistem transportasi melalui bus Transjakarta? Apakah hal tersebut telah berhasil? 1.2.2 Bagaiamana pelaksanaan bus Transjakarta sebagai upaya mengatasi kemacetan di Jakarta?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan dari adanya makalah ini yaitu sebagai berikut. 1.3.1 Menjelaskan dan menganalisis penataan sistem transportasi melalui bus Transjakarta yang meliputi kebijakan dan keberhasilan penataan sistem transportasi melalui bus Transjakarta berdasarkan kebijakannya. 1.3.2 Menjelaskan dan menganalisis pelaksanaan bus Transjakarta sebagai upaya mengatasi kemacetan di Jakarta yang meliputi fakta-fakta yang terjadi di lapangan, dampak yang ditimbulkan serta solusi yang ditawarkan untuk mengatasinya.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Transportasi Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat
lainnya
dengan
menggunakan
sebuah kendaraan
yang
digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan tra nsportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Di Dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut antara lain, manusia yang membutuhkan transportasi, barang yang diperlukan manusia, kendaraan sebagai sarana transportasi, jalan sebagai prasarana transportasi, rganisasi sebagai pengelola transportasi.
Fungsi dan Manfaan Transformasi Transportasi memilik fungsi dan manfaat yang terklasifikasikan menjadi
beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang menjadi dua yaitu melancarkan
arus
barang
dan
manusia
dan
menunjang
perkembangan
pembangunan. Sedangkan manfaat transformasi adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Ekonomi Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhikebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhaan manusia sengan mengubah lkletak geografis barang danorang sehingga akan menimbulkan adanyatransaksi 2. Manfaat Social
3
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau penyampaian informasi, c)perjalanan untukbersantai, d) memendekkan jarak, e) memencarkan penduduk. 3. Manfaat Politis Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan Negara, mengatasi bencana, dll 4. Manfaat Kewilayahan Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa atau pedalaman
2.2
Penataan Sistem Transportasi di Jakarta Pertumbuhan kendaraan di ibu kota
semakin
pesat
seiring
dengan
meningkatnya income masyarakat. Hal tersebut menunjukan dampak pertumbuhan ekonomi yang positif. Di sisi lain ternyata hal ini berdampak kepada bertambahnya volume kendaraan dijalan yang menyebabkan kemacetan kian sulit diatasi. Oleh karena
itu,
pemerintah
harus
mengadakan
suatu
penataan
untuk
menatasi
permasalahan kemacetan. Sistem penataan tersebut diantaranya. a. Bus Rapid Transit (BRT) / Bus Priority (Busway) Transjakarta atau umum disebut sebagai Busway adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang beroperasi dari 05.00 – 22.00 WIB. b. Light Rail Transit (LRT) / Monorel Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional. c. Mass Rapid Transit (MRT) / KRL
4
MRT adalah singkatan dari Mass Rapid Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari MRT antara lain:
Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini
Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban).
Jenis yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit. Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.
2.3
Bus Transjakarta Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus
cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Perencanaan Busway telah dimulai sejak tahun 1997 oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan lalu-lintas. Meskipun Busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak. Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001 dengan inspirasi proyek serupa di Bogota. Kemudian ide ini menjadi sebuah tantangan untuk gubernur Sutiyoso yang terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta untuk periode yang kedua (20022007). Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dari sistem ini dibuat oleh PT. Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. 5
Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (US AID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI-CTS). Bus Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus ini diberikan l ajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh pemerintah daerah. Pada saat awal beroperasi, Transjakarta mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak dari bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas. Selama 2 pekan pertama, dari 15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus Transjakarta memberikan pelayanan secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, di mana warga Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu, mulai 1 Februari 2004, bus Transjakarta mulai beroperasi secara komersial. Setelah Koridor 1 sukses dioperasikan, koridor-koridor selanjutnya mulai dibangun dan diresmikan secara bertahap:
Koridor 2 dan 3 diresmikan pada tangggal 15 Januari 2006.
Koridor 4, 5, 6, dan 7 diresmikan pada tanggal 27 Januari 2007.
Koridor 8 diresmikan pada tanggal 21 Februari 2009.
Koridor 9 dan 10 diresmikan pada tanggal 31 Desember 2010.
Koridor 11 diresmikan pada tanggal 28 Desember 2011.
Koridor 12 diresmikan pada tanggal 14 Februari 2013. Transportasi penunjang Transjakarta terus diupayakan. Angkutan pengumpan
( feeder busway) juga dioperasikan pada tahun 2011 di 3 wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan Tanah Abang, namun ditutup pada bulan Desember 2012 karena operator menganggap rute-rute tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian. Saat ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas Kopaja AC dan Kopami AC yang beroperasi di dalam kota dan Angkutan Penumpang Terintegrasi Busway (APTB) yang melayani wilayah Jabodetabek. 6
Untuk tiket dan tarif bus transjakarta bisa juga menggunakan kartu prabayar / E-ticket. Sistem tiket pada halte Transjakarta sejak 2013 menggunakan kartu elektronik (e-ticketing ), sebagai pengganti uang tunai. Operator koridor tidak menerbitkan kartu tersebut, melainkan menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank. Bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRizzi), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (BNI Prepaid, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), serta Bank DKI (JakCard). Kartu tersebut dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket pada beberapa halte Transjakarta. Pengisian saldo dapat dilakukan di ATM, bank-bank terkait, dan loket halte. Pengguna e-ticket tidak perlu mengantri di loket halte, cukup dengan tap-in di pintu masuk halte (barrier ) lalu masuk ke dalam halte. Apabila saldo habis, maka saat tap-in pintu barrier tidak dapat diputar dan pengguna kartu dapat mengisi ulang di loket halte. Pengguna Transjakarta yang belum memiliki kartu tetap membeli tiket di loket halte, kemudian diberi tiket kertas yang akan disobek oleh petugas barrier yang kemudian akan melakukan tap-in kartu khusus yang dipegang oleh petugas tersebut. Semua pengguna Transjakarta yang akan keluar halte tidak melakukan tap-in lagi, cukup dengan melewati barrier keluar halte. Kemudian untuk tarif bus transjakarta pada pukul 05.00 - 07.00 WIB sebesar Rp2.000, sedangkan pada pukul 07.00 - 22.00 WIB sebesar Rp3.500. Transjakarta disudsidi oleh Pemprov DKI Jakarta dengan menggunakan dana dari APBD. Pada hari-hari tertentu (misalnya HUT Jakarta 22 Juni, Tahun Baru 1 Januari, dll.) pengguna Transjakarta dibebaskan dari tarif (gratis). 2.4 Kemacetan
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997). Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat ( Ofyar Z Tamin, 2000 ). Lalu-lintas tergantung kepada 7
kapasitas jalan, banyaknya lalu-lintas yang ingin bergerak, tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat menampung, maka lalu-lintas yang ada akan terhambat dan akan mengalir sesuai dengan kapasitas jaringan jalan maksimum (Budi D.Sinulingga, 1999). Kemacetan lalu lintas pada ruas jalan raya terjadi saat arus kendaraan lalu lintas meningkat seiring bertambahnya permintaan perjalanan pada suatu periode tertentu serta jumlah pemakai jalan melebihi dari kapasitas yang ada (Meyer et al,1984).
8
BAB III PEMBAHASAN
2.1
Penataan Sistem Transportasi melalui Bus Transjakarta
Penataan pembangunan perkotaan bisa dilakukan dengan cara penataan sistem tranportasi. Hal ini dikarenakan tranportasi merupakan faktor yang terpenting dalam kehidupan ini, misalnya sebagai alat setiap masyarakat untuk melakukan kegiatannya. Penataan sistem transportasi bisa dilakukan dengan beberapa hal, misalnya penataan transportasi umum maupun transportasi pribadi. Pada kenyataannya, penataan transportasi umum harus lebih diutamakan karena hal ini menyangkut kepentingan banyak orang. Salah satu penataan sistem transportasi yang dilakukan yaitu dengan penataan pada transportasi bus. Itu pula yang dilakukan di Jakarta. Dengan kondisi Jakarta yang memiliki keterbatasan ruang yang diiringi dengan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi, maka diperlukan transportasi umum yang benar-benar efektif. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat Jakarta yang memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada naik angkutan umum. Banyak faktor yang melatarbelakanginya, salah satu contohnya adalah ketidaknyamanan angkutan umum yang disediakan. Dalam penataan transportasi, Pemerintah DKI Jakarta telah mengaturnya dalam Perda No. 5 Tahun 2014 tentang Transportasi. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa pentaan sistem transportasi merupakan suatu upaya yang bisa dilakukan melalui bus umum. Sehingga, pemerintah DKI Jakarta melakukan perbaikan transportasi yaitu perbaikan bus umum. Dalam hal ini, yang diperlukan oleh masyarakat yaitu bus umum yang memiliki kenyamanan yang baik bagi masyarakat. Selain itu, harganya pun yang relatif murah. Hal ini dikarenakan mengacu juga pada Perda tersebut sebagaimana dijelaskan bahwa setiap pemilik Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di jalan wajib memenuhi ketentuan baik jalan untuk menjamin keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan perlindungan lingkungan hidup, dan tidak lupa untuk melakukan pengujian berkala sesuai aturan yang berlaku. Dengan demikian, tingkat kenyamanan masyarakat pun terjamin. Transportasi umum yang dimaksudkan dalam Perda yaitu Angkutan umum yang menggunakan jalur khusus. Oleh karena itu, Pemerintah DKI Jakarta memunculkan ide Bus Transjakarta/Busway untuk penataan sistem transportasi di Jakarta. Dari awal peluncurannya yaitu tahun 2004, banyak kebijakan-kebijakan pemerintah Jakarta yang mendukung adanya Bus Transjakarta ini, termasuk kebijakan yang terbaru guna mendukungnya yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 63 9
Tahun 2014 tentang prosedur penetapan operator bus Transjakarta. Dalam aturan ini dijelaskan bahwa : 1. Angkutan Busway adalah sistem angkutan massal yangmenggunakan lajur/jalur khusus. 2. Angkutan Busway harus siap guna operasi dan siap operasi. 3. Jumlah Angkutan Busway harus sebanding dengan jumlah armada. Mengacu pada kenyataannya, Bus Transjakarta mulai beroperasi sejak 15 Januari 2004 hingga sekarang dan bahkan hingga seterusnya. Bus Trasnjakarta ini memiliki tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Bus ini diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta).
Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh
pemerintah daerah. Sering dengan berjalannya waktu, pengoperasian bus Transjakarta ini dilakukan dengan tiket elektronik dimana lebih memudahkan masyarakat. Bahkan nantinya akan dilakukan secara gratis untuk masyarakat. Memang hal ini harus dilakukan dikarenakan mengingat tujuan adanya bus Transjakarta ini yang mana pemerintah menyediakan transportasi umum yang cepat, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dengan demikian, penataan sistem transportasi melalui Bus Transjakarta/busway telah dilaksanakan di Jakarta. Hal ini pun sesuai dengan peraturan daerah maupun peraturan gubernur yang telah ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta. Namun, dibalik keberhasilan tujuan penataan sistem trasnportasi melalui pemunculan/pengoperasian bus Transjakarta ini ada suatu hal yang tidak bisa dihindari yaitu pelaksanaan bus Transjakarta tersebut yang masih belum maksimal dalam penataaan sistem transportasi yang mana akan dianalisis berdasarkan keberhasilan mengatasi kemacetan pada pembahasan selanjutnya.
2.2
Pelaksanaan Bus Transjakarta sebagai Upaya Mengatasi Kemacetan di Jakarta
Fenomena kemacetan di Jakarta semakin memprihatinkan dari waktu ke waktu. Pertumbuhan kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua makin tidak terbendung. Salah satu dampak dari timbulnya kemacetan diantaranya menimbulkan banyak kerugian. Dinas perhubungan provinsi DKI Jakarta berdasar hasil studi evaluasi biaya kemacetan lalu lintas DKI tahun 2010, mencatat kerugian akibat biaya kemacetan lalu lintas di Jakarta mencapai Rp45.198.085.000.000. Seperti terungkap dalam seminar Percepatan Pembangunan Bidang Energi dan Transportasi di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (21/7/2011). Kerugian ini mencakup komponen biaya untuk bahan bakar kendaraan, operasi kendaraan, kehilangan nilai waktu, kehilangan potensi ekonomi, dan pencemaran 10
udara. Sehingga pada tahun 2004 Pemprov DKI Jakarta men gambil keputusan pada sebuah kebijakan yang tepat dan cermat untuk menghadapi masalah yang kompleks tersebut. Beberapa upaya pun dilakukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan di Jakarta. Salah satunya untuk memecahkan masalah ketidakseimbangan pertumbuhan jumlah kendaraan dengan pembangunan infrastruktur jalan raya yang ada di DKI Jakarta sendiri, Pemprov DKI Jakarta mengembangkan kebijakan transportasi umum melalui Pola Transportasi Makro (PTM) Jakarta. Program ini diawali dengan pengoperasian TransJakarta sebagai titik awal atau embrio reformasi total (revolusi) angkutan umum ibukota Jakarta yang lebih nyaman, layak dan manusiawi. Dengan menghadirkan moda tranportasi yang cepat, aman dan nyaman. Sehingga hal ini dapat mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke Transjakarta. Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia, namun disini Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak. Pelaksanaan bus transjakarta untuk mengatasi kemacetan di Jakarta ini mulai beroperasi pada 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus ini diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta). Pada saat awal beroperasi, Transjakarta mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak dari bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas. Setelah beberapa tahun kemudian muncul masalah – masalah baru yang ditimbulkan oleh Transjakarta (busway) tersebut. Berikut adalah analisis pelaksanaan Bus Transjakarta di Jakarta yang seharusnya di terapkan untuk mengatasi kemacetan, pada akhirnya menimbulkan masalah sebagai berikut: 1. Setelah beberapa tahun pengoperasian busway di Jakarta, pada pelaksanaanya justru banyak menimbulkan efek negatif bagi para pengguna jalan raya di Jakarta. Contohnya saja, semenjak dioperasikannya jalur khusus bus transjakarta koridor IX atau sebut saja busway IX jurusan Pinang Ranti (Jakarta Timur)-Pluit (Jakarta Utara), kemacetan lalu lintas di Jalan Gatot Subroto-S Parman, khususnya ruas Semanggi-Slipi-Tomang justru menjadi kemacetan yang sungguh luar biasa. Jam-jam kemacetan justru bertambah parah, jika biasanya kemacetan terjadi hanya pada saat jam-jam puncak yaitu pagi dan sore, sekarang malah terjadi sepanjang hari. 11
2. Selain itu juga ditambah dengan banyaknya korban yang berjatuhan akibat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Busway di Jakarta. Hal tersebut terlihat pada catatan Traffic Management Centre Polda Metro Jaya bahwa kecelakaan lalu lintas yang melibatkan busway adalah sebagai berikut; pada tahun 2004 terjadi 5 kecelakaan, tidak terdapat korban, tapi kerugian materi mencapai Rp. 5.500.000. Tahun 2005 terdapat 13 Kecelakaan, 8 korban dan kerugian materi Rp. 39.000.000. Tahun 2006 terdapat 31 kecelakaan dengan 28 korban dan kerugian materi Rp34.400.000. Sedangkan tahun 2007 terjadi 66 kecelakaan dengan 72 korban dan kerugian materi Rp. 94.400.000. Dari data tersebut, dapat disimpulkan dari tahun 2004-2005 terjadi kenaikan sebesar 160% kecelakaan, dari tahun 2005-2006 kenaikan sebesar 138 %, tahun 2006-2007 peningkatan sebesar 35 %. Jika dibandingkan dari tahun 2004 -November 2007 terjadi peningkatan sebesar 1.220%. Permasalahan kecelakan lalu lintas tersebut sebenarnya juga bersumber pada sulitnya menjaga agar jalur busway tetap steril dari kendaraan lain non busway. 3. Sedangkan dari permasalahan lain seperti antrean calon penumpang di halte dan berjubelnya penumpang di dalam bus Transjakarta bukan karena kurangnya armada, melainkan karena adanya antrean bus saat mengisi gas dan belum sterilnya busway dari angkutan non Transjakarta. Antrean bus saat mengisi gas menggambarkan kurang siapnya sarana dan prasarana bus, sedangkan tidak sterilnya jalur busway dari angkutan non-transjakarta menggambarkan kesadaran masyarakat yang kurang dan juga penegakkan hukum oleh kepolisian masih belum dapat menertibkannya. Dari permasalahan tersebut menimbulkan berkembangnya penilaian masyarakat tentang kemacetan yang ditimbulkan oleh busway. Dan pada akhirnya mengakibatkan semakin berkembang pula opini bahwa kebijakan Transjakarta (Busway) adalah kebijakan yang gagal.
Dengan berbagai permasalahan tersebut diatas, seharusnya yang harus dilakukan atau solusi yang dijalankan diantaranya seperti : 1. Untuk Transjakarta (busway)
a) Menambahkan armada busway dan mengatur jadwal dengan baik sehingga pada jam-jam sibuk, tidak terjadi antrian yang terlalu panjang b) Menyediakan feeder busway yang nyaman, aman dan tertib. Hal ini bisa menggantikan trayek kendaraan umum yang sudah ada dan sering membuat masalah di jalan karena perilaku yang tidak tertib. Para supir trayek lama bisa dialokasikan untuk feeder busway, atau untuk menjaga jalur busway. 12
c) Menambahkan juga trayek atau setidaknya jadwal kereta terutama di jam-jam sibuk. d) Menyediakan anggaran yang cukup untuk maintenance sehingga fasilitas selalu dalam keadaan yang terawat. 2. Untuk stakeholder
a) Membuat aturan beralu-lintas ke semua pihak maka solusi kemacetan yang terbaik adalah melarang mobil, motor, dan kendaraan pribadi lain serta taksi, bajaj dan kendaraan umum nonmasal lainnya untuk lewat di semua jalan-jalan pada jam sibuk yaitu jam 06.30 s/d 10.00 dan jam 16.00 s/d 19.00. Dengan begitu semua orang akan menggunakan kendaraan transportasi umum, naik sepeda ditambah jalan kaki cepat yang amat sangat menyehatkan kesehatan tubuh manusia. b) Menerapkan manajemen lalu lintas terkoneksi internet. Contohnya yang ada di Surabaya yaitu Intelligent Transport System (SITS). Dengan demikian, keadaan lalu lintas dapat dipantau secara realtime dan bisa segera diambil tindakan ketika terjadi kemacetan.
Dengan demikian, pelaksanaan bus transjakarta untuk mengatasi kemacetan di Jakarta ini dapat dikatakan masih belum dapat mengatasi kemacetan, justru mengakibatkan bertambahnya kemacetan di Jakarta. Sehingga hal ini membuat masyarakat melihat bahwa kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengatasi kemacetan dengan menerapkan kebijakan transjakarta (busway) dapat dikatakan gagal, karena banyaknya permasalahan yang yang ditimbulkan oleh Transjakarta(busway) tersebut.
13
BAB IV PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penataan sistem transportasi melalui Bus Transjakarta/busway telah dilaksanakan di Jakarta. Hal ini pun sesuai dengan peraturan daerah maupun peraturan gubernur yang telah ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta. Namun, dibalik keberhasilan tujuan penataan sistem trasnportasi melalui pengoperasian bus Transjakarta ini ada suatu hal yang tidak bisa dihindari yaitu pelaksanaan bus Transjakarta tersebut yang masih belum maksimal upaya mengatasi kemacetan di Jakarta. Pelaksanaan bus transjakarta untuk mengatasi kemacetan di Jakarta ini dapat dikatakan masih belum dapat mengatasi kemacetan, justru mengakibatkan bertambahnya kemacetan di Jakarta. Sehingga hal ini membuat mas yarakat melihat bahwa kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengatasi kemacetan dengan menerapkan kebijakan Transjakarta (busway) dapat dikatakan gagal, karena banyaknya permasalahan yang yang ditimbulkan oleh Transjakarta (busway) tersebut.
3.2
Saran
3.2.1.
Bagi Pemerintah, seharusnya fokus pada peningkatan kualitas servis dengan memperbaiki kualitas sarana yang sudah ada. Itu akan lebih menghemat biaya, dan mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Selain itu seharusnya masyarakat diberi insentif jika naik angkutan umum (yang murah dan nyaman) dan sebaliknya diberi disinsentif jika naik mobil pribadi karena harus membayar pajak jalan (road tax), pajak kendaraan yang sangat mahal, retribusi parkir yang tinggi, dan pungutan-pungutan lainnya.
3.2.2.
Bagi Masyarakat Jakarta, seharusnya masyarakat lebih berpartisipasi dalam program atau kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Contohnya, lebih mengutamakan naik kendaran umum daripada menggunakan kendaraan pribadi.
3.2.3.
Bagi Pengelola Bus Transjakarta, agar melakukan pengawasan dan pengecekan bus Transjakarta setiap saat baik sebelum beroperasi maupun setelah beroperasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ardhi. 2012. Transjakarta Busway . Melalui http://bisnis0613pebri.blogspot.com/. diakses pada 29 desember 2014. Kreativity, Planet. 2012. Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Jenis-Jenis Transportasi . Melalui http://zonageograp.blogspot.com/2011/11/pengertian-transportasi.html. diakses pada 29 desember 2014. Megapolitan News. 2014. Risma: Kalau Saya, Setiap Kebijakan Harus Ada Alternatifnya. Melalui http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/14/18265291/Risma.Kalau.Saya.Setia. Kebijakan.Harus.Ada.Alternatifnya. Di akses pada 30 November 2014. Suara Pembaharuan. 2014. Basuki: Sejak 9 Tahun Beroperasi, Transjakarta Tak Pernah Capai 50%. Melalui http://sp.beritasatu.com/home/basuki-sejak-9-tahun beroperasi-transjakarta-tak-pernah-capai-50/58849. Di akses pada 30 November 2014. Suara Pembaharuan. 2014. Kompak Mogok, Dua Bus TransJakarta Picu Kemacetan Panjang. Melalui http://sp.beritasatu.com/metropolitan/kompak-mogok-dua-bustransjakarta-picu-kemacetan-panjang/66041. Di akses pada 30 November 2014.
Tribun News. 2014. Transjakarta Digratiskan Bukan Jaminan Kurangi Kemacetan . Melalui http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/09/04/transjakartadigratiskan-bukan-jaminan-kurangi-kemacetan. Di akses pada 30 November 2014.
Perundang-undangan o o
o
o
Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 5 Tahun 2014 tentang Transportasi Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 63 Tahun 2014 tentang prosedur penetapan operator bus Transjakarta Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 173 Tahun 2010 tentang prosedur penetapan operator bus Transjakarta SK GUB DKI No.110 Tahun 2003
15