PENANGKAPAN IKAN TIDAK RAMAH LINGKUNGAN DI KEPULAUAN PADAIDO KABUPATEN BIAK : Dampak dan Strategi Pengelolaannya.*
Oleh : Yunus P. Paulangan, S.Kel / NRP. C252080031
PENDAHULUAN
Degradas Degradasii ekosiste ekosistem m terumbu terumbu karang karang secara secara umum disebabkan disebabkan oleh dua faktor, faktor, yaitu yaitu autogenic causes) seper faktor faktor alami alami ( autogenic seperti ti bencan bencanaa alam alam dan dan aktivi aktivitas tas manusi manusiaa ( antrophogenic causes) baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa aktivitas manusia di darat seperti
pertania pertanian n yang yang menggun menggunaka akan n pupuk pupuk organik, organik, anorgan anorganik ik dan pestisid pestisidaa dapat dapat mempeng mempengaru aruhi hi kehidupan organisme yang hidup dalam ekosistem ini karena sebagian dari bahan-bahan tersebut hanyut ke laut melalui aktivitas run-off . Selain itu, penebangan hutan yang tidak terkontrol juga mengaki mengakibatk batkan an erosi erosi dimana dimana akan akan berdamp berdampak ak pada pada tingginy tingginyaa laju sedimentas sedimentasii yang yang masuk masuk ke dalam perairan laut sehingga menutupi polip-polip karang. Aktivitas manusia lainnya yang juga meru merusak sak ekosi ekosiste stem m terum terumbu bu kara karang ng secara secara langs langsung ung adalah adalah penang penangkap kapan an ikan ikan tidak tidak ramah ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti sianida dan bahan peledak yang dapat menyebabkan kematian hewan-hewan karang dan kerusakan secara fisik terumbu karang. Penggunaan bahan peledak dan racun dalam penangkapan ikan karang menimbulkan efek samping yang sangat besar. Selain rusaknya terumbu yang ada di sekitar lokasi peledakan, juga dapat menyebabkan kematian organisme lain yang bukan merupakan target. Sementara praktek pembiusa pembiusan n dapat dapat mematik mematikan an zooxanth zooxanthella ella hewan hewan penyusun penyusun karang karang sehingga sehingga karang karang menjadi menjadi berubah warna yang akhirnya mati serta ikan-ikan lainnya ikut mati yang tidak menjadi target. Oleh Oleh seba sebab b itu, itu, peng penggu guna naan an baha bahan n pele peleda dak k (bom (bom)) dan dan baha bahan n bera beracu cun n (pot (potas as)) berp berpot oten ensi si menimbulkan kerusakan yang luas terhadap ekosistem terumbu karang.
TERUMBU KARANG (Fungsi, peranan, dan Produktivitas)
Salah satu kekayaan laut yang penting peranannya dalam ekosistem laut adalah karang. Karang Karang bersam bersama-s a-sama ama denga dengan n alga alga berka berkapur pur dan organ organism ismee lain lain yang yang meng mengelu eluark arkan an
kapur kapur
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut SPL-IPB
memben membentuk tuk ekosistem ekosistem terumbu terumbu karang karang yang yang menjadi menjadi tempat tempat hidup hidup berbagai berbagai jenis satwa laut. Selain itu, pemandangan pemandangan yang ditimbulkannya ditimbulkannya sangat indah dan menakjubkan. menakjubkan. Terumbu karang karang merupak merupakan an salah salah satu ekosistem ekosistem di dunia yang paling paling produkt produktif if dan sangat sangat beraneka beraneka ragam. Ekosiste Ekosistem m ini merupak merupakan an habitat habitat dari biota-bio biota-biota ta laut laut seperti seperti ikan ikan karang, karang, molusca, molusca, krusta krustasea, sea, inverteb invertebrata rata dan vegetas vegetasii laut. laut. Biota-bi Biota-biota ota tersebu tersebutt memanfa memanfaatk atkanny annyaa untuk untuk berkemb berkembang ang biak, biak, mencari mencari makan, makan, pembesar pembesaran an dan perlindu perlindunga ngan n dan pemang pemangsa. sa. Karena Karena kekayaanny kekayaannyaa itu maka maka ekosistem ini menjadi ” dapur ” dan ”bank ” bagi masyaraka masyarakatt dan nelayan nelayan lokal karena karena menjadi menjadi sumber utama penghidupan mereka (Boli, P., 2007). Terumbu karang adalah endapan-endapan masif yang penting dari kalsium karbonat yang teru teruta tama ma diha dihasi silk lkan an oleh oleh kara karang ng (fil (filum um Cnid Cnidar aria ia,, klas klas Anth Anthoz ozoa oa,, ordo ordo Madr Madrep epor orar aria ia = Scleract Scleractinia inia)) dengan dengan sedikit sedikit tambaha tambahan n dari dari alga berkapu berkapurr dan organism organisme-org e-organism anismee lain yang yang mengelu mengeluark arkan an kalsium kalsium karbonat. karbonat. Karang Karang dapat dapat ditemuk ditemukan an di seluruh seluruh lautan di dunia, dunia, baik di perairan kutub maupun perairan ugahari, seperti yang ada di daerah tropik, tapi hanya di daerah tropik terumbu karang dapat berkembang. Hal ini disebabkan olh adanya dua kelompok karang yang berbeda, yang satu dinamakan hermatipik dan yang lainnya ahermatipik (Nybakken, 1997). Karang Karang herma hermatip tipik ik dapat dapat mengh menghasi asilka lkan n terum terumbu bu sedan sedang g aherma ahermatip tipik ik tidak tidak.. Karan Karang g ahermat ahermatipik ipik dapat dapat ditemuk ditemukan an di seluruh seluruh dunia dunia sedang sedang hermatip hermatipik ik hanya hanya ditemukan ditemukan wilayah tropik. Perbedaannya adalah karang hermatipik di dalam jaringannya terdapat sel-sel tumbuhan yang bersimbiosis (hidup bersama) yang dinamakan zooxanthellae (Nybakken, (Nybakken, 1997). Terumbu Terumbu karang karang (coral (coral reefs) reefs) merupak merupakan an kumpula kumpulan n masyar masyarakat akat (binatang (binatang)) karang karang (reef (reef corals corals), ), yang hidup hidup di dasar dasar perai peraira ran, n, yang yang berup berupaa batua batuan n kapu kapurr (CaCO (CaCO3), 3), dan dan memp mempuny unyai ai kem kemampu ampuaan yang cukup ukup kuat uat untu untuk k menah enahan an gaya aya gelo gelom mbang bang lau laut (Da (Dawes, wes, 1981 1981 in Supriharyono, Supriharyono, 2007) Terumbu karang merupakan daerah menarik di dunia. Lebih dari satu juta spesies yang terd terdir irii dari dari 32 - 33 phy phylia; lia; yang ang men menempa empati ti kuran urang g dari dari
0.2% 0.2% pera perair iran an duni dunia, a, masih asih
menyediakan 25% tangkapan ikan di negara berkembang; juga memproteksi komunitas pesisir dari badai dan abrasi pantai; dan menghasilkan pendapatan dari kegiatan pariwisata (Sale, 1999 in Mann, 2000).
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut SPL-IPB
Terumb Terumbu u karang sebaga sebagaii rumah bagi ikan ikan karena karena banyak banyak jenis karang karang skeleto skeletons, ns, baik hidup dan mati, memberikan perlindungan bagi ikan yang mencari perlindungan dari predator di antar antaraa celah celah dan dan lubang lubang yang yang dised disediak iakan an oleh oleh kara karang. ng. Selai Selain n itu banya banyak k ikan ikan mengg mengguna unakan kan terumbu karang sebagai rumah tempat perlindungan setelah mereka kembali dari mencari makan di padang padang lamun, lamun, mangrov mangrove, e, dan ekosistem ekosistem lainnya. lainnya. Karena Karena tinggi tinggi biota biota yang yang berasosi berasosiasi asi di terumbu karang karang ini terutama ikan dasar dasar dan ikan karang, sehingga menjadi menjadi daerah habitat target nelayan.
Gambar Gambar 1. Acropor Acroporaa berbent berbentuk uk meja meja (tabulat (tabulate) e) merupakan merupakan jenis karang karang yang yang disukai sebagai sebagai tempat tempat berlindun berlindung, g, mencari mencari makan makan dan Ikan-Ika Ikan-Ikan n Karang Karang dan biota biota lainnya lainnya yang berasosiasi berasosiasi dengan karang.
Salah Salah satu satu keun keunika ikan n dari dari ekosi ekosiste stem m terum terumbu bu kara karang ng adala adalah h tingg tingginy inyaa produ produkti ktivit vitas as tanaman dan algae tetapi rendah produksi bersih ikan (Nixon 1982). Namun, terumbu karang meru merupak pakan an eksos eksosite item m penti penting ng kare karena na sanga sangatt menduk mendukung ung perika perikana nan n tropi tropis. s. Dalzel Dalzel (1996 (1996)) melaporkan melaporkan bahwa melaporkan melaporkan bahwa produksi perikanan perikanan dari ekosistem ekosistem ini berkisar 0,5-50 ton per kilometer per tahun. Meskipun telah memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, namun secara umum hasil dari lingkungan terumbu terumbu karang masih relative diabaikan diabaikan dimana produktivitasnya produktivitasnya sekitar 6
0,5 x 10 ton/tahun, ton/tahun, (Russ, 1991).
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut SPL-IPB
ANCAMAN DAN TEKANAN TERHADAP TERUMBU KARA G (Kasus (Kasus Penangkapan Ikan dengan Bahan Peledak (Bom) dan Racun (Sianida).
Menur Menurut ut Mann Mann ( 000), 000),
bebe bebera rapa pa dampak dampak aktiv aktivita itass manus manusii a yang yang penti penting ng
terh terhad adap ap
terumbu karang, yaitu eut rofikasi, sedimen sedimentasi, tasi, polusi minyak, minyak, penam bangan karang dan praktek perikan perikanan an yang yang merusak merusak (Brown, (Brown, 1997). 1997). Selanjutn Selanjutnya ya Mudiyan Mudiyanto, to, 2003) menyata menyatakan kan bahwa bahwa selain selain aktivit aktivitas as tersebu tersebutt rusak rusaknya nya habit habitat at karang karang dapat dapat pula pula dise dise abkan abkan akibat akibat pencema pencemaran ran tumpahan tumpahan minyak,polusi minyak,polusi sampah sampah lainnya, lainnya, faktor faktor alam seperi gemp gemp
didasar didasar laut yang yang diikuti diikuti
tsunami, letusan gunung api, El Nino, blooming jenis organisme ter entu seperti ganggang red tide dan sebagainya. Fakt or alam seperti blooming jenis bintang laut Acanthaster blanchi) dapat pula mengancam keseimb angan ekosistem terumbu karang. Beberapa Beberapa metode dari penangk penangkapan apan ikan memberi memberikan kan damp damp ak fisik terhadap terhadap terumbu terumbu karang, seperti penggunaa n pukat cincin, bubu dan penggunaan bahan peledak. Selain itu metoda penangka penangkapan pan ikan ikan juga t lah mempuny mempunyai ai dampak dampak terhada terhadap p terumbu terumbu karang. Penangkapan ikan dengan menggunakan ba an peledak (dinamite) dan sianida (penggu aan sianida membuat ikan pingsan) telah tersebar lu as. Ini mempunyai dampak yang sangat ser ius pada terhadap terumbu karang, kedua-duanya kedua-duanya m rusak secara fisik terumbu karang dan jug
mempengaruhi mempengaruhi kesehatan kesehatan
dari karang dan organism yang berasosiasi dengan karang (Wilkinso
(1998, 2002); Jones et al.
(1999); McClannahan et a l. (2002) in Rosenberg et al., (2004).
Disusun s bagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosiste
Pesisir dan Laut SPL-IPB
Gambar 2. Bahan Baku Bom
Gambar Gambar 2. Alat Alat Tangk Tangkaa Bubu “Tindis” alat ini dikategorikan meru ak karena pemasangannya kadang kadang men men gunak gunakan an kara karangng-ka kara rang ng yang yang masih masih hidu hidu oleh oleh nelay nelayan an pada pada saat saat pemasangann a.
Meningkatnya ak ivitas ekonomi yang menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan karang seperti pengambil n karang untuk dijual sebagai bahan bangu nan,penangkapan ikan hias karang dengan mengguna kan racun (potasium sianida) dan penangka an yang terlalu berlebihan mengakibatkan kerusakan habitat dan kehidapan karang.
Disusun s bagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosiste
Pesisir dan Laut SPL-IPB
Gambar 3. Penang kapan Ikan Karang dengan Racun (Potassiu ) Murdiyanto, B., (2 003) menebutkan beberapa metode dari pen ngkapan ikan memberikan dampak fisik terhadap ter umbu karang, seperti penggunaan pukat cin cin, bubu dan penggunaan baha bahan n pele peleda dak. k.
Pena Penang ngkapa kapan n ikan ikan deng dengan an bom bom (din (dinam amit it)) yang yang dituju ditujuka kan n pada pada ikan ikan dan
pengg pengguna unaan an racun racun (pota (potassiu ssium m sian sianid ida) a) untu untuk k mena menang ngka kap p ikan ikan h ias sangat sangat mempeng mempengaruh aruhii pertu pertumb mbuha uhan n karan karang. g.
L dakan dakan bom umumnya umumnya mematik mematikan an ( lethal) terhada terhadap p semua semua organism organism
hidup yang berada sejauh 75 m dari pusat ledakan (sekitar 2 ha), dan volume air sebanyak 2 juta meter kubik. Untuk ikan-i kan dengan gelembung renang, radius fataln a mencapai 300 m.
ambar 4. Proses peracikan bahan-bahan bo .
PENGELOLAAN TER MBU KARANG
Akar permasalaha n penyebab kerusakan terumbu karang men rut Yeemin, et al., (2002) berdasar berdasarkan kan kajian kajian yang yang dila dilaku kuka kan n di Tama Taman n Nasi Nasion onal al Mu Koh Koh Chang, Chang, adalah adalah kurangny kurangnyaa kesadaran, kesadaran, keserakahan, keserakahan,
urangnya urangnya pengetahuan pengetahuan ekologi, kegagalan koordinasi koordinasi antar lembaga,
manajemen pariwisata ya ng tidak baik, kurangnya jumlah staf pemer intah, peneliti dan manajer situs untuk manajemen ka rang karang, penegakan hukum tidak efisien , kemiskinan dan degradasi dari dari gang ganggu guan an alam alam.. A ncama ncaman n utama utama terha terhada dap p terumb terumbu u karan karang g adalah adalah sedime sedimenta ntasi si dari dari Disusun s bagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosiste
Pesisir dan Laut SPL-IPB
pembangunan pembangunan infrastruktu infrastruktu r, dampak dari ekspansi usaha pariwisata, p enyelam yang kurang ahli, illegal fishing, pemutihan terumbu karang dan badai. Dalam Sukmara e al., 2001, Ancaman manusia terhadap teru mbu karang, indikasi yang ditimbulk ditimbulkan an serta serta beber beber pa kemu kemung ngkin kinan an penang penangan anan an yang yang dapat dapat dilakuk dilakukan an terkait terkait dengan dengan kelangsungan kelangsungan ekosistem t rumbu karang adalah sebagaimana disajikan dalam table berikut.
Disusun s bagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosiste
Pesisir dan Laut SPL-IPB
Disusun Disusun s bagai bagai Tugas Tugas Mata Kuliah Kuliah Analisi Analisiss Ekosiste Ekosiste
Pesisir Pesisir dan dan Laut Laut SPL-IPB SPL-IPB
PENANGGULANGAN PENANGKAPAN IKAN TIDAK RAMAH LINGKUNGAN
Praktek Praktek penangka penangkapan pan ikan tidak tidak ramah ramah lingkung lingkungan an yang yang menggun menggunakan akan bahan bahan peledak peledak (bom) dan racun (bius) makin marak dilakukan dilakukan di berbagai berbagai wilayah perairan di Kabupaten Biak. Praktek Praktek semacam semacam ini selain selain menimbu menimbulkan lkan kerugian kerugian ekologi ekologis, s, juga menimbulk menimbulkan an dampak dampak social ekonomi yang sangat besar terhadap negara dan daerah, serta dapat memicu berbagai perselisihan social social yang yang memprih memprihatin atinkan kan terutama terutama akibat akibat menurunn menurunnya ya produktiv produktivitas itas ekosiste ekosistem m terumbu terumbu karang. Jika hal ini berlangsung terus, maka diperikirakan dalam waktu yang singkat terumbu karang di Kepulauan Padaido Kabupaten Biak akan berkurang serta biota-biota yang berasosiasi dengan terumbu karang terutama yang benilai ekonomis dan terlebih yang langka dapat menjadi puna punah. h.
Keg Kegiata iatan n pena penang ngka kapa pan n ikan ikan tida tidak k rama ramah h ling lingku kung ngan an tida tidak k hany hanyaa meng mengan anca cam m
keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam pesisir dan laut, tetapi juga memacu peningkatan jumlah masyarakat miskin di wilayah tersebut. Agar Agar
kebe keberl rlan anju juta tan n
antrophogenic causes) (antrophogenic
sumb sumber erday dayaa
dapa dapatt
dipe dipert rtah ahan anka kan, n,
maka maka
akti aktivi vita tass
manu manusi siaa
yang baik secar secaraa langsu langsung ng maup maupun un tidak tidak lang langsun sung g yang yang berpot berpotens ensii
merusak merusak keberla keberlanjuta njutan n sumberd sumberdaya aya ekosist ekosistem em terumbu terumbu karang karang mestiny mestinyaa diminim diminimalis alisasi, asi, salah salah satunya adalah penanggulangan penangkapan yang yang menggunakan menggunakan bahan peledak. Dalam Dalam upaya upaya meminim meminimalisa alisasi si penangk penangkapan apan ikan yang yang tidak tidak ramah ramah lingkung lingkungan, an, dengan dengan menggunakan bahan peldak (bom) dan racun (sianida) khususnya adalah : Pengembang angan an Mata Mata Pencah Pencaharia arian n. Masya 1. Pengemb Masyarak rakat at pesis pesisir ir (nelay (nelayan) an) dikate dikatego gorik rikan an masih masih
misk miskin in dan memi memilik likii tingk tingkat at pendi pendidik dikan an yan yan sanga sangatt renda rendah. h. Perila Perilaku ku masy masyara araka katt yang yang cenderung destruktif sangat dipengaruhi oleh factor ekonomi (kemiskinan) dalam memenhi kebutuha kebutuhanny nnyaa dan diperpar diperparah ah dengan dengan sifat sifat keseraka keserakahan han dalam dalam mendapa mendapatkan tkan hasil hasil yang yang maksimal walaupun ditempuh dengan cara-cara yang merugikan karena bukan saja merusak lingkungan ekosistem terumbu karang saja tetapi juga memutus rantai mata pencaharian anak cucu. cucu. Bukan Bukan hanya hanya itu, factor factor rendahny rendahnyaa tingkat tingkat pendidik pendidikan an juga juga mempeng mempengarhi arhi perilak perilaku u masyaraka masyarakatt tersebu tersebut. t. Dengan Dengan
alterna alternative tive mata pencaharia pencaharian n (tambaha (tambahan) n) diharapk diharapkan an dapat dapat
memberikan memberikan nilai tambah sehingga masyarakat masyarakat pesisir (nelayan) destruktif akan berkurang. berkurang. 2. Penegakan Hukum. Secara umum maraknya kegiatan penangkapan ikan dengan merusak di beberapa daerah termasuk di Kepulauan Padaido Kabupaten Biak adalah penegakan hukum. Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut SPL-IPB
Beber Beberapa apa kasus kasus yang yang tidak tidak disele diselesa saika ikan n secar secaraa baik baik dan tuntas tuntas dan dan transp transpara aran n memic memicu u perilaku perilaku masyarak masyarakat. at. Ketidak Ketidakpuas puasan an masyarak masyarakat at akibat akibat penanga penanganan nan pelangg pelanggaran aran tersebut tersebut semestinya diperbaiki mulai dari aparat penegakan hukum yang terkait. 3. Pendidikan dan Penyadaran tentang Lingkungan. Sebagaimana yang dipaparkan dipoint pert pertam amaa di atas atas,, dima dimana na seca secara ra umum umum masy masyar arak akat at pesi pesisi sirr (nel (nelay ayan an)) teru teruta tama ma yang yang diindikasikan sebagi pelaku penangkapan ikan dengan merusak tersebut memiiki pendidikan rendah sehingga pengetahuan tentang pentingnya ekosistem terumbu karang terbatas. Dengan pendidikan dan penyadaran tentang lingkungan dapat melalui seminar, lokakarya, workshop, studi banding dapat ditingkatkan. Pengaturan Waktu, Jumlah, Ukuran dan Wilayah Wilayah Tangkap. Di beberapa lokasi pengaturan 4. Pengaturan
waktu, waktu, jumlah jumlah,, ukuran ukuran dan wilayah wilayah tangkap tangkap sudah dikembang dikembangkan kan.. Namun Namun kendalany kendalanyaa di beberapa lokasi di Indonesia khususnya di Kepulauan Padaido merupakan sesuatu hal ang masih masih sulit. sulit. Hal inidise inidisebabk babkan an oleh masih masih terbata terbatasny snyaa penelita penelitan/ka n/kajian jian aspek-a aspek-aspek spek dari terumbu terumbu karang karang dan komunit komunitas as masyarak masyarakat at pesisir pesisir (nelaya (nelayan) n) serta serta sumberday sumberdayaa manusia manusia pelaksana maupun pelaku kebijakan yang masih terbatas. Imple Impleme menta ntasi si dari dari empat empat point point penang penanggul gulang angan an penan penangk gkap apan an ikan ikan tidak tidak ramah ramah lingk lingkung ungan an dengan cara merusak (destructive fishing) dapat dipastikan meminimalisasi dampak dari kegiatan tersebut tentunya jika diimplementasikan dengan baik (focus dan terintegrasi).
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut SPL-IPB
DAFTAR PUSTAKA
Brown, 1997. Coral Bleacing : Causes and consequency. Coral Reefs 16. Bambang Bambang Murdiyan Murdiyanto. to. 2003. 2003. Mengena Mengenal, l, Memeliha Memelihara ra dan Melestar Melestarikan ikan Ekosiste Ekosistem m Terumbu Terumbu Kara Karang ng.. Proy Proyek ek Pemb Pemban ang gunan unan Masy Masyar arak akat at Pant Pantai ai dan dan Peng Pengel elol olaa aan n Sum Sumberd berday ayaa Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Jakarta. Cite as ‘ ISRS (2004) Sustainable fisheries management in coral reef ecosystems. Briefing Paper 4, International Society for Reef Studies, pp: 14’ 2001.. Coral Yeemi Yeemin, n, N. Somk Somklee leeb b and and M. Sutth Sutthac achee heep p , 2001 Coral Reef Reef Ecosy Ecosyste stem m Manag Manageme ement nt for Sustainable Tourism in Mu Koh Chang, Thailand.
Mann, Mann, K.H. K.H. 2000. 2000. Ecolog Ecology y of Coast Coastal al Water Waters: s: With Impli Implica catio tions ns for Manag Manageme ement. nt. Secon Second d Edition. Blackwell Science. Science. Nybakken, Nybakken, 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Ekologis. Penerbit PT. Gramedia. Gramedia. Jakarta. Paulus Paulus Boli dan Paulang Paulangan,Y.P an,Y.P., ., 2007. 2007. Buku Katalog Terumbu Terumbu Karang. Karang. COREMAP COREMAP II. RCU Papua. Jayapura Ja yapura.. Paulus Paulus Boli, 2007. 2007. Pengar Pengaruh uh Penangk Penangkapan apan Ikan Karang Terhadap Terhadap Kondisi Kondisi Terumb Terumbu u Karang Karang Di Teluk Teluk Cendera Cenderawasi wasih. h. Disampa Disampaikan ikan Pada Pada Lokakar Lokakarya ya Pengelol Pengelolaan aan Ikan Ikan Karang Karang Di Hotel Spark, 15 – 16 November 2007. Jakarta. Rosenberg, Rosenberg, E dan Loya, Y., 2004. Coral Health and and Disease. Springer-Verlag Springer-Verlag Berlin Heidelberg Heidelberg New York. Sukmara; Sukmara; Siahainenia Siahainenia dan Rotinsulu, 2001. Panduan Pemantauan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Berbasis Masyarakat Dengan Metode Mantatow. Proyek Pesisir-CRMP Indonesia. Supriharyono, 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan. Jakarta. Viles, H and Spencer T., 1995. Coastal Problems: Goemorflogy, Ecology and Social at the Coast. Publisher Oxford University Press Inc. USA
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut SPL-IPB