BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertanian merupakan kegiatan budidaya tanaman dimana adanya ikut
campur tangan manusia dalam mengelola biophysic (tanaman dan
lingkungan) dari penyiapan, pengelolaan, panen dan pasca panen untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan menguntungkan. Seiring pertambahan
populasi manusia, kebutuhan akan pangan dan hasil pertanian pun ikut
meningkat, untuk memenuhi kebutuhan tersebut telah banyak upaya yang
dilakukan oleh petani, baik itu merubah sitem bertani seperti dari
pertanian tradisional ke pertanian modern atau konvensional.
Pertanian konvensional dalam meningkatkan hasil produksi tanaman
dengan menambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga
didapatkan produksi yang tinggi. Namun untuk jangka panjang penerapan
pertanian konvensional sangat merugikan lingkungan akibat adanya
residu bahan kimia yang mencemari lingkungan. Selain mencemari
lingkungan juga berdampak buruk pada hasil pertanian karena mengandung
residu bahan kimia sehingga merugikan bagi kesehatan konsumen.
Maka dari itu sangat diperlukan penerapan sistem pertanian yang
bebasis lingkungan seperti pertanian organik. Dimana dalam penerapan
pertanian organik secara menyeluruh dari proses produksi sampai pengelolaan
hasil yang dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan
bahan kimia sehingga tidak mencemari lingkungan dan menghasilkan produk
yang bebas residu bahan kimia. Akan tetapi pertanian organik saat ini belum
bisa memenuhi kebutuhan manusia karena dalam penerapnnya masih terdapat
banyak kendala. Oleh karena itu dimulailah penerapan pertanian ramah
lingkungan yang merupakan manajemen sumber daya yang berhasil untuk usaha
pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber
daya alam. Dalam kegiatan usahatai pertanian ramah lingkungan lebih
mengoptimalkan siklus biologi, dan meskipun masih menggunakan bahan kimia
namun digunakan secara bijak sehingga masih bisa ditoleransi oleh
lingkungan, maka dari itu lingkungan tidak akan tercemar dan tetap terjaga
kelestaiannya.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis tanaman yang diusahakan di Kebun Sayur
Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan lahan di Kebun Sayur Mayur
Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali.
3. Untuk mengetahui jenis, dosis dan cara pemberian pupuk yang
dilakukan oleh petani serta pengaruhnya terhadap lingkungan.
4. Untuk mengetahui cara pengendalian organisme pengganggu tanaman,
jenis, dosis dan cara pengaplikasian pestisida serta pengaruhnya
terhadap lingkungan.
5. Untuk mengetahui sistem pertanian yang diterapkan di di Kebun
Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pertanian Organik
Peranian organik merupakan suatu teknologi budidaya tanaman yang pada
penerapannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan, agar tidak terjadi
perubahan ekosistem secara drastis sehingga tidak mengganggu dan memutuskan
mata rantai makhluk hidup. Adapun pegertian pertanian organik merupakan
kegiatan usahatani secara menyeluruh dari proses produksi sampai
pengelolaan hasil yang dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa
penggunaan bahan kimia dan rekayasa genetic sehingga menghasilkan produk
yang sehat dan bergizi.
Pertanian organik menurut International Federation of Organic
Agriculture Movements/IFOAM (2005) didefinisikan sebagai sistem produksi
pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan
dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan
dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.Tujuan yang hendak
dicapai dalam penggunaan sistem pertanian organik menurut IFOAM antara
lain:
1. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani
dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna,
tanah, tanaman serta hewan.
2. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen
pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai
dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta
memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan
kerja yang aman dan sehat.
3. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara
berkelanjutan.
Pertanian organik menurut IFOAM merupakan sistem manajemen
produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida
dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air.
Pertanian organik di sisi lain juga berusaha meningkatkan kesehatan
dan produktivitas di antara flora, fauna, dan manusia. Penggunaan
masukan di luar pertanian yang menyebabkan kerusakan sumber daya alam
tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik, sebaliknya sistem
pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti
aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik,
meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.
IFOAM (2005) menetapkan prinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan
dan perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang
manfaat yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan
merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian
secara global. Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan
pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air,
tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan, dan menyalurkan
pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) prinsip
kesehatan; 2) prinsip ekologi; 3) prinsip keadilan; dan 4) prinsip
perlindungan.
2. Pertanian Konvensional
Pengertian sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian
modern yang saat ini banyak di kembangkan di seluruh dunia pertanian yang
lebih berorientasi pada industri, pengolahan, bibit hybrida, pupuk kimia
dosisi tinggi, penggunaan herbisida dan insektisida. Sistem pertanian
konvensional ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman
dengan penambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga
didapatkan produksi yang tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada
sistem ini telah maju dan berkembang. Pada perkembangannya sistem pertanian
konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan
program yang dilakukan.
Gliesmann (2007) dan hasil penelitian di Guatemala, Honduras, dan
Nicaragua yang dilakukan oleh Pestiside Action Network North America (
PANNA) (2009) menyebutkan beberapa dampak negatif dari sistem pertanian
konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Degradasi dan penurunan kesuburan tanah.
2. Tertahannya humus tanah.
3. Mengurangi kelembaban tanah.
4. Merusak vegetasi yang ada di lingkungan.
5. Menyebabkan erosi.
6. Kerugian ekonomi.
7. Penggunaan air berlebih dan kerusakan sistem hidrologi.
8. Pencemaran lingkungan berupa kandungan bahan berbahaya di
lingkungan dan makanan.
9. Ketergantungan petanian pada input-input eksternal.
10. Kehilangan diversitas genetik seperti berbagai jenis tanaman dan
varietas tanaman pangan tradisional atau lokal.
Sistem pertanian di Indonesia hingga saat ini masih bersifat
konvensional. Para petani menggunakan pestisida sintetik untuk
mengendalikan OPT yang sering menyerang pertanamannya. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan akan hasil pertanian dengan kualitas dan
kuantitas yang baik, para petani menggunakan pestisida untuk
pemeliharaan tanaman dari serangan OPT tanpa memperhatikan aspek-aspek
kesehatan lingkungan sekitar.
Penyemprotan pestisida dilakukan sebelum terjadinya serangan OPT
dengan jadwal tertentu (secara berjadwal). Penggunaan pestisida secara
konvensional yang dilakukan oleh petani selama ini menimbulkan dampak
negatif yang sangat merugikan seperti: terjadinya resistensi hama
terhadap insektisida, terjadinya resurgensi atau peledakan populasi
hama, tingkat residu yang tinggi pada produkproduk pertanian sehingga
tidak aman untuk dikonsumsi, selain itu musnahnya serangga bukan
sasaran sehingga mengganggu ekosistem.
3. Pertanian Ramah Lingkungan
Pertanian ramah lingkungan adalah manajemen sumber daya yang berhasil
untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah,
sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikan sumber daya alam. Pembangunnan pertanian ramah lingkungan
meupakan proses pembangunan pertanian yang mengoptimalkan manfaat dari
sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) serta menyerasikan
sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam pemjbangunan. Secara umum
pertanian ramah lingkungan sulit untuk dilakukan namun dengan pengetahuan
dan kemauan yang keras maka sistem pertanian yang ramah lingkungan dapat
kita implementasikan dalam pembangunan pertanian ke masa depan. Agar
program pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna program
tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut;
1. menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia,
2. melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air,
3. memperhatikan keseimbangan ekosistem
4. mampu menjaga stabilitas produksi secara berkelanjutan (Susanto,
2002).
Tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem pertanian ramah
lingkungan menurut Zebua (2003) yaitu:
1. keseimbangan ekologis,
2. terjaganya keanekaragaman hayati,
3. terjaganya kelestarian sumberdaya alam,
4. lingkungan yang tidak tercemar
5. tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.
Konsep dari pertanian ramah lingkungan sebagai berikut;
1. Memproduksi bahan pertanian berkualitas yaitu dengan menerapkan
sistem petanian yang berbasis lingkungan maka kita akan
meminimalisir penggunaan bahan kima sehingga dapat menghasilkan
produk pertanian yang sehat dan berkualitas.
2. Mengoptimalkan siklus biologi, diamana pertanian ramah
lingkungan lebih mengutamakan siklus biologi, seperti
pengendalian hayati dimana hama dikendalikan oleh musuh alaminya
( predator, parasitoid, dan patogen)
3. Memenejemen kelestarian kesuburan tanah, karena pertanian ramah
lingkungan ini berbasis dengan alam tentunya kualitas tanah
haruslah dijaga dikarenakan setiap tanah yang digunakan sebagai
media untuk menanam tanaman usur hara yang terdapat di tanah
akan terabil oleh tanaman sehingga akan dilakukan pemupukan
ataupun pengelolaan lahan agar kembalinya status kesuburan
tanah.
4. Meminimalisir kerusakan tanah, meminimalisir kerusakan tanah ini
dikarenakan tanah merupakan elemen yang sangat penting dalam
pelaksanaan siklus pertanian dari penanaman hingga panen
sehingga faktor – faktor yang dapat merusak tanah di minimalkan.
5. Menghasilkan produk pertanian yang mudah didaurulang:
dikarenakan produk dari pertanian ramah lingkungan ini cenderung
organik sehingga hasil dari tanaman tidak akan mencemari
lingkungan.
BAB III
BAHAN DAN METODE
1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Mei 2016 pukul 07.00 WITA -
selesai yang bertempat di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah
Provinsi Bali, di Jl. Raya Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.
2. Alat dan Bahan
1. Alat :
Alat tulis
Perekam / recorder
Kamera
2. Bahan :
Jenis tanaman yang ada di lapangan
Jenis pupuk yang digunakan oleh petani
Jenis pestisida yang digunakan oleh petani
3. Metode
1. Melihat dan mengamati jenis tanaman yang ada dilapangan.
2. Menanyakan ke petani cara pengolahan lahan yang dilakukan.
3. Menanyakan jenis, dosis dan cara pemberian pupuk maupun
pestisida yang dilakukan oleh petani.
4. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengmatan dan hasil wawancara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
1. Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali, di
Jl. Raya Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.
1. Profil Perusahaan
a. Ketinggian tempat usaha : > 1200 – 1300 m dpl ( diatas
permukaan laut )
b. Sejak kapan berdiri : tahun berdiri 1967
c. Luas lahan : kurang lebih 3,5 hektar
d. Pemilik lahan : Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi
Bali
e. Jumlah petani : 11 orang
2. Pengelolaan Tanaman
a. Jenis tanaman yang diusahakan : tanaman sayur mayur (lebih
dari 50 jenis tanaman sayur mayur )
b. Cara mengolah tanah : dengan cara tradisional yaitu masih
menggunakan cangkul dimana pengolahan tanah dilakukan sekali
untuk tiga kali penanaman
c. Pupuk :
1. Pupuk anorganik : NPK ( cap mutiara dan DGW )
Dosis : 10 gr/ bedengan
Cara pemberian : dengan cara ditebar
2. Pupuk organik : pupuk kandang ayam dan pupuk
kandang sapi
Dosis : 5 kg/ bedengan
Cara pemberian : dengan cara ditebar
3. Pupuk daun : Green Tonic
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman : yaitu menggunakan
pestisida, adapun pestisida yang digunakan seperti :
1. Fungisida : Daconil dan Antrakol
Dosis : untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter
air.
Cara pemberian : dengan cara disemprot
2. Insektisida : Dusbarn
Dosis : untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter
air.
Cara Pemberian : dengan cara disemprot
4.1.2 Data hasil survei
"Nama petani pemberi keterangan "Nyoman Tunas "
"Jenis Tanah "Andosol "
"Topografi "Dataran Tinggi "
"Kemiringan lahan "2-15% "
"Ketinggian tempat "1200-1300 Mdpl "
"Terasering/bentuk teras "Teras Kridit (ridge terrace) "
"Luas lahan per orang "20-30 are per orang "
"Jenis ternak peliharaan "Sapi "
"Curah hujan "Tinggi "
"Jumlah bulan hujan/kering "0 – 5 "
"Temperatur Mak/Min "30°C/8°C "
"Kecepatan angina "7-11 . Km/jam "
"Jenis tanaman sebelumnya "Hortikiltura "
"Jenis tanaman sekarang "hortikiltura "
"Sistem pertanaman "Campuran "
"Jenis pupuk sebelumnya "Urea, TSP dan KCl "
"Pupuk anorganik yang digunakan "NPK DWG 15-15-15 "
"sekarang " "
"Dosis pupuk anorganik "10 gr/ 1m² "
"Pupuk organik yang digunakan sekarang"Kotoran ayam/sapi "
"Dosis pupuk organic "5 kg/1m² "
"Jenis mulsa "Mulsa perak "
"Drainase tanah "Baik "
"Jenis irigasi "Tadah hujan dan pipa penyalur dari "
" "mata air "
"Erosi tanah "Sedang "
"Tempat pemasaran produk "Swalayan Tiara Dewata "
"Sistem pembagain hasil "50% dari untung "
"Jumlah petani "11 orang "
"Luas lahan "3,5 Ha - produktif 3 Ha "
"Hama utama "Plutella & Crocidolomia "
"Komoditi pokok "Kentang, lobak, paprika, buncis, "
" "brokoli dll "
"komoditi tambahan (bumbu) "Parsley, butter kunung, butter "
" "merah dll "
2. Pembahasan
Kebun Sayur Mayur Peusahaan Daerah Provinsi Bali derletak di Jl. Raya
Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan ini sudah berdiri sejak
tahun 1967 dimana memiliki luas lahan kurang lebih 3,5 hektar, dari 3,5
hektar lahan yang produktif hanya sekitar 3 hektar. Kebun Sayur Mayur ini
terletak pada ketinggian tempat > 1200 – 1300 m dpl ( diatas permukaan laut
) sehingga sangat cocok untuk budidaya sayuran, selain suhu yang dingin
tanahnya juga subur. Pada saat ini Kebun Sayur Mayur di koordinatori oleh
bapak Nyoman Tunas dan memiliki petani sebanyak 11 orang dan 5 org staf
kantor. Pengelolaan Kebun Sayur Mayur saat ini bersifat swakelola dimana
semua biaya produksi langsumg digali disana tanpa ada kucuran dana dari
pemerintah. Sistem pengupahan yaitu menggunakan sitem bagi hasil dimana
semua sarana produksi dipinjamkan oleh perusahaan kepada petani, dan
dikembalikan setelah berproduksi, sistem bagi hasil ini bertujuaan untuk
memotivasi petani agar lebih meningkatkan produksinya sehingga hasil yang
didapatkan juga lebih besar. Setelah modal di kembalikan dari perusahaan
maka hasil/keuntungan dibagi secara merata. 50% untuk pemodal dan 50% untuk
petani pekerja.
Pengelolaan Tanaman di Kebun Sayur Mayur saat ini mengusahakan lebih
50 komoditi sayur mayur, komoditi pokok seperti kentang, wortel, tomat,
lombok merah, selada bulat, buncis, dan lain sebagainya. Ada juga komoditi
tambahan berupa tanaman bumbu-bumbuan seperti parsley, rosemary, butter
kuning, butter merah dan lain sebagainya. . Benih yang digunakan adalah
merek dagang panah merah dan kapal terbang, ada juga bibit yang di
datangkan dari luar negeri seperti tanaman bumbu.
Topografi lokasi ini terletak pada ketinggian 1200-1300 m di atas
permukaan laut, dengan kemiringan 2-15%. Dari kemiringan lahan ini maka
lahan di buat teras kredit. Teras kridit dibuat pada tanah yang landai
dengan kemiringan 3 - 10 %, bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Pembuatan teras kridit di mulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar
garis tinggi dan ditanami dengan tanaman seperti caliandra Tekstur tanah
di Kebun Sayur Mayur yaitu lempung berpasir dimana untuk tanaman sayuran
jenis tanah ini sudah baik bagi pertumbuhan tanaman, Pengolahan lahan masih
mengunakan cara tradisional atau manual yaitu menggunakan cangkul, tanah
diolah membentuk bedengan dan dicampur dengan pupuk dasar yaitu pupuk
kandang dengan dosis 5 kg/ dan pupuk NPK 10 gr/ bedengan meskipun
menggunakan pupuk kimia akan tetapi dosis yang diberikan masih bisa
ditoleransi oleh tanah sehingga tidak mencemari lingkungan dan menjaga
lahan tetap lestari. Dilihat dari cara pengolahan lahan tersebut sudah
sesuai dengan sistem pertanian konservasi dimana pengolahan tanah
menggunakan pendekatan teknologi konservasi sehingga lahan dapat diusahakan
secara lestari dengan produktivitas yang tetap tinggi.
Pemupukan tanaman di Kebun Sayur Mayur menggunakan dua jenis pupuk
yaitu pupuk organik ( pupuk kandang ayam ) dan pupuk kimia yaitu NPK (
mutiara , DGW ). Dosis yang digunakan untuk pupuk kandang adalah 5kg/m²
dalam bedengan sedangkan untuk pupuk NPK menggunakan dosis 10gr/m² dalam
bedengan. Pemberian pupuk kimia yang dilakukan petani adalah dengan system
cor, pupuk dilarutkan dalam ± 10 liter air lalu di siram pada perakaran
tanaman ( contoh pengaplikasian terdapat pada lampiran) sedangkan pupuk
kandang langsung ditaburkan pada bedengan. Sebelumnya penggunaan pupuk
kimia yang diaplikasikan sangat beragam yaitu urea, TSP dan KCl. Namun
sekarang hanya menggunakan satu jenis pupuk kimia yaitu NPK.
. Jumlah bulan basah di daerah ini berkisar 4 – 10, dan bulan kering 0
– 5 sehingga untuk irigasi kebanyakan menggunakan tadah hujan dan pada
lahan yang bulan basahnya sangat panjang bisanya lahanya sangat subur
sehingga di lokasi pertanaman ini sangat cocok untuk pertanian. Pada bulan
kering petani juga mudah mendapatkan air untuk irigasi dengan menggunakan
mata air yang terdapat dibukit dimana pengambilan air menggunakan pipa-
pipa penyalur dan langsung di salurkan menuju lahan pertanian.
Tanaman budidaya yang dikelola di Kebun Sayur Mayur Perusahaan Daerah
umumnya mendapat serangan dari beberapa hama, diantanya adalah hama
Plutella xylostela, crocidolomia pavonana F yang memakan daun dan ulat
sindek yang menyerang akar tanaman. Untuk hama crocidolomia pavonanaF ini
sering di sebuat hama penting, karena hama ini dapat menyerang tanaman pada
seluruh bagian tanaman dan menjadikan daun bolong bolong. Hama tersebut
umumnya dikendalikan dengan menggunakan pestisida. Penyemprotan bahan kimia
tanaman sayuran daun berbeda dengan tanaman cabai , tomat dan kentang.
Untuk tanaman sayuran daun di semprot dua minggu sekali sedangkan untuk
tanamn cabai, tomat dan kentang disemprot tiga hari sekali. Pengendalian
organisme pengganggu tanaman petani di Kebun Sayur Mayur Perusda masih
menggunakan pestisida kimia sintetis seperti fungisida (Daconil dan
Antrakol) dan insektisida (Dusbarn). Sebelumnya penggunaan pestisida kimia
sangat intensif dilakukan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman
namun sekarang penggunaannya sudah dikurangi. Petani di Kebun Sayur Mayur
Perusda tidak berani menggunakan pengendalian hayati karena khawatir akan
serangan hama yang lebih besar sehingga terjadi penurunan hasil hal ini di
karenakan petani di lingkungan sekitar tidak ada yang menerapkan pertanian
organik.
Dari uraian di atas Kebun Sayur Mayur Perusahaan Daerah Pemerintah
Provinsi Bali dalam hal ini belum menerapkan sistem pertanian ramah
lingkungan namun masih menggunakan sistem pertaian konvensional dilihat
dari masih banyak input bahan kimia seperti pupuk kimia dan pestisida kimia
sintetis. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan mengakibatkan
degradasi lahan atau penurunan kualitas lahan baik secara fisik tanah yaitu
tanah menjadi keras, sifat kimia tanah berkurangnya unsur hara mikro, dan
sifat biologi tanah berkurangnya mikroorganisme dalam tanah. Sedangkan
penggunaan pestisida kimia secara terus menerus juga akan mengakibatkan
dampak negatif seperti hama menjadi resisten terhadap pestisida dan
terjadinya resusjensi hama akibat penggunaan pestisida yang kurang bijak,
terbunuhnya organisme yang menguntungkan seperti musuh alami sehingga
siklus pengendalian hayati tidak berjalan dengan efektif, mebahayakan
kesehatan petani dalam pengaplikasiannya seperti terhirupnya pestisida ,
selain itu juga membahayakan konsumen akibat hasil pertanian masih
mengandung residu bahan kimia itu sendiri. Namun Kebun Sayur Mayur
Perusahaan Daerah sudah berusaha mengurangi penggunaan bahan kimia, dan
mulai memikirkan dampak negatif disebabkan oleh pertanian konvensional.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah
Provinsi Bali belum bisa dikatakan menerapkan sistem pertanian organik
maupun sistem pertanian ramah lingkungan namun menerapkan sistem pertanian
konvensional. Hal tersebut dilihat dari penggunaan input bahan kimia yang
masih dominan baik dari pemupukan maupun pengendalian organisme pengganggu
tanaman. Namun dalam hal ini petani di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah
Pemerintah Provinsi Bali sudah mulai mengurangi penggunaan bahan kimia dan
memulai memikirkan dampak negatif yang disebabkan oleh sistem pertanian
konvensional.
2. Saran
Sebaiknya petani memulai merubah kebiasaan menggunakan bahan kimia dan
memulai menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan dikarenakan jika
langsung ke organik sangat sulit diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Silva.Miya. 2014. " Definisi Pengertian Sistem Pertanian Konvensional".
Tersedia pada : http://hutantani.blogspot.co.id/2014/05/definisi-
pengertian-sistem-pertanian-konvensional.html . Diakses pada 30 Mei
2016
Nio, Stepano. 2013. "Petani Organik". Tersedia pada :
http://stepanoeranio.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-umum-
pertanian-organik.html . Diakses pada 30 Mei 2016
Anonim.2011."Pertanian Organik". Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37119/4/Chapter%20II.
pdf . Diakses pada 30 Mei 2016.
Anonim.2014."Sistem Budidaya Pertanian Konvensional". Tersedia pada :
http://www.petanihebat.com/2014/02/sistem-budidaya-pertanian-
konvensional.html . Diakses pada 30 Mei 2016
Mashudi.Imam. 2011. "Pertanian Konvesional". Tersedia pada :
http://dokumen.tips/documents/makalah-pertanian-konvensional.html .
Diakses pada 30 Mei 2016.
Sangadji,Suman.2013."Pertanian Ramah Lingkungan". Tersedia pada
http://sumansangadji30.blogspot.co.id/ . Diakses pada 30 Mei 2016
LAMPIRAN
1. Pengolahan lahan 2. Pupuk NPK (DGW)
3. Tanaman (Selada Merah ) 4. Pupuk kandang ayam