SEMINAR BEDAH UMUM
PEMILIHAN JENIS-JENIS ANESTESI UNTUK TINDAKAN PEMBEDAHAN
Muhammad Haikal Mahardhika 160112100!"
P#m$im$i%&' dr&( Lu)k* Ria+a%, S( BM
DEPARTEMEN BEDAH MULUT .AKULTAS KED/KTERAN II UNIERSITAS PADJADJARAN 2016
BAB I PENDAHULUAN
William Morton , tahun 1846 di Boston , pertama kali menggunakan obat anestesi dietil dietil eter untuk untuk menghi menghilan langka gkan n nyeri nyeri selama selama operasi operasi.. Di jerman jerman tahun tahun 199, 199, !ud"ig !ud"ig Burkha Burkhardt rdt,, melaku melakukan kan pembiu pembiusan san dengan dengan menggu menggunak nakan an kloro# kloro#orm orm dan ether ether melalui melalui intra$ena, tujuh tahun kemudian, %lisabeth Brenden#eld dari &"iss melaporkan penggunaan mor#in dan skopolamin se'ara intra$ena. &ejak diperkenalkan di klinis pada tahun 19(4, )hiopental menjadi *+old &tandard dari obat - obat anestesi lainnya, berbagai jenis obatobat hipnotik tersedia dalam bentuk inta$ena, namun obat anestesi intra$ena yang ideal belum bisa ditemukan. /enemuan obat - obat ini masih terus berlangsung sampai sekarang. 0nestesi pembiusan2 berasal dari bahasa 3unani antidak, tanpa dan aesth5tos, persepsi, kemampuan untuk merasa, se'ara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. 7stilah anestesi anestes i digunakan pertama kali oleh li$er Wendel Wendel olmes &r pada tahun 1846. bat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam : kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. 0nalgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan se'ara total. seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. 0nalgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya te tap sadar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2(1
D#i%i3i
0nestesi pembiusan berasal dari bahasa 3unani. aesthesos,
An*tidak,
tanpa dan
*persepsi, kemampuan untuk merasa. &e'ara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh Wikipedia, :8. 7stilah
0nestesia digunakan pertama kali oleh li$er Wendell olmes pada tahun 1948 yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersi#at sementara, karena anestesi adalah pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan. &edangkan 0nalgesia adalah tindakan pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran pasien !atie#, dkk, :1. 2(2
S#4arah
Dahulu sebelum anestesi dikenal, operasi harus dijalankan se'epat mungkin untuk meminimalkan rasa sakit 7smunandar, :6. ;ekor dunia untuk amputasi kaki di'apai dalam "aktu 1< detik yang dilakukan oleh Domini=ue !arrey, ketua tim dokter pribadi >apoleon.
)ahun
18, Da$y seorang
ahli kimia yang
sangat
terkenal
telah
mempublikasikan bah"a ?at kimia terterntu seperti oksida nitrogen dapat mempunyai e#ek bius. Walaupun dokter yang pertama kali menggunakan anestesi dalam praktiknya adalah @ra"#ord !ong, di 0merika &erikat, karena ia tidak pernah mempublikasikan, maka dalam sejarah 0merika &erikat menyebutkan bah"a penemu anestesi atau bius adalah Wiliam Morton karena Morton se'ara demonstrati# telah menunjukkan 'abut gigi tanpa rasa sakit di depan umum pada tahun 1846. /ada tahun 1848, di 7nggris ter'atat A3 &impson dan Aohn &no" yang banyak mengembangkan anestesi %llis, 1994. %ter "aktu itu banyak digunakan untuk membantu persalinan di 7nggris. &ambil berpraktik sebagai dokter, &impson dan
asistennya banyak bereksperimen dengan bahan-bahan kimia untuk men'ari anestesi yang e#ekti#. adang mereka bereksperimen dengan diri mereka sendiri. Di dunia "aktu itu, dan terutama di 7nggris, banyak orang menganggap rasa sakit adalah bagian kodrat dari )uhan, dan menggunakan anestesi berarti mela"an kodrat itu. >amun, oposisi penggunaan anestesi berakhir setelah ;atu Ci'toria saat
melahirkan
/angeran
!eopold
tahun
menggunakannya
18<(. 0nestesi terhadap ;atu Ci'toria
tersebut dilakukan oleh Aohn &no". )indakan ;atu Ci'toria tersebut ternyata bisa mengubah pandangan umum tentang anestesi. &ehingga penggunaan anestesi pada prosedur bedah semakin lama semakin diperhitungkan 7smunandar, :6.
2(!
B#$#raa P#r5im$a%&a% dalam m#milihi 5i# A%#35#3i •
ondisi #isik pasien
•
;i"ayat kesehatan pasien
•
;i"ayat pembedahan sebelumnya
•
0lergi
•
asil pemeriksaan penunjang
•
Aenis )indakan bedah yang akan dilakukan meliputi luas dan dalamnyanya sayatan dan lamanya operasi yang akan dilakukan
2(
•
/rognosis pas'abedah
•
Biaya prosedur anestesi
Ti# A%#35#3i
bat bius memang di'iptakan dalam berbagai sediaan dan 'ara kerja. >amun, se'ara umum obat bius atau istilah medisnya anestesi ini dibedakan menjadi tiga golongan yaitu anestesi lokal, regional, dan umum Aoomla, :8.
2((1
A%#35#3i lkal
0nestesi lokal adalah tindakan pemberian obat yang mampu menghambat konduksi sara# terutama nyeri se'ara re$ersibel pada bagian tubuh yang spesi#ik Bi"oro, :8. /ada anestesi umum, rasa nyeri hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran penderita. &edangkan pada anestesi lokal sering juga diistilahkan dengan analgesia lokal, kesadaran penderita tetap utuh dan rasa nyeri yang hilang bersi#at setempat lokal Ba'hsinar, 199:. /embiusan atau anestesi lokal biasa diman#aatkan untuk banyak hal. Misalnya, sulam bibir, sulam alis, dan liposu'tion, kegiatan sosial seperti sirkumsisi sunatan, men'abut gigi berlubang, hingga mera"at luka terbuka yang disertai tindakan penjahitan Aoomla, :8. 0nestesi lokal bersi#at ringan dan biasanya digunakan untuk tindakan yang hanya perlu "aktu singkat. leh karena e#ek mati rasa yang didapat hanya mampu dipertahankan selama kurun "aktu sekitar ( menit seusai injeksi, bila lebih dari itu, maka akan diperlukan injeksi tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa nyeri Aoomla, :8.
2((2
A%#35#3i r#&i%al
0nestesi regional biasanya diman#aatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi e#ek samping operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan @aesar, operasi usus buntu, operasi pada lengan dan tungkai. @aranya dengan menginjeksikan obatobatan bius pada bagian utama pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu sara# utama yang ada di dalam tulang belakang. &ehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls sara# di area itu. &ensasi nyeri yang ditimbulkan organorgan melalui sistem sara# tadi lalu terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi nyeri di otak. Dan si#at anestesi atau e#ek mati rasa akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lo'al. /ada kasus bedah, bisa membuat mati rasa dari perut ke ba"ah. >amun, oleh karena t idak mempengaruhi
hingga ke susunan sara# pusat atau otak, maka pasien yang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu berkomunikasi, "alaupun tidak merasakan nyeri di daerah yang sedang dioperasi Aoomla, :8.
2((!
A%#35#3i umum
0nestesi umum general anestesi atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum >. 0nestesi umum adalah meniadakan nyeri se'ara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersi#at re$ersibel Miharja, :9. 0nestesi umum biasanya diman#aatkan untuk t indakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan "aktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan lainlain Aoomla, :8. @ara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu na#as, selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ $ital melakukan #ungsinya selama operasi dilakukan Aoomla, :8. ntuk menentukan prognosis Da'hlan. 1989 0&0 0meri'an &o'iety o# 0nesthesiologists membuat klasi#ikasi berdasarkan status #isik pasien pra anestesi yang membagi pasien kedalam < k elompok atau kategori sebagai berikutE 0&0 1, yaitu pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan operasi. 0&0 :, yaitu pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena penyakit bedah maupun penyakit lainnya. @ontohnya pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol, atau pasien apendisitis akut dengan lekositosis dan #ebris. 0&0 (, yaitu pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diaktibatkan karena berbagai penyebab. @ontohnya pasien apendisitis per#orasi dengan septi semia, atau pasien ileus obstruksi dengan iskemia miokardium. 0&0 4, yaitu pasien dengan kelainan sistemik berat yang se'ara
langsung mengan'am kehiduannya. 0&0 <, yaitu pasien tidak diharapkan hidup setelah
:4
jam "alaupun dioperasi atau tidak. @ontohnya pasien tua dengan
perdarahan basis krani dan syok hemoragik karena ruptura hepatik. lasi#ikasi 0&0 juga dipakai pada pembedahan darurat dengan men'antumkan tanda darurat % F emergen'y, misalnya 0&0 1 % atau 777 %. &tadium anestesi dibagi dalam 4 yaitu2 &tadium 7 stadium induk si atau eksitasi $olunter, dimulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. ;asa t akut dapat meningkatkan #rekuensi na#as dan pulsus, dilatasi pupil, dapat terjadi urinasi dan de#ekasi. &tadium 77 stadium eksitasi in$olunter, dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium pembedahan. /ada stadium 77 terjadi eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, perna#asan tidak teratur, inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi,
dan takikardia.
&tadium 777 pembedahanGoperasi, terbagi dalam ( bagian yaitu2 /lane 7 yang ditandai dengan perna#asan yang teratur dan terhentinya anggota gerak. )ipe perna#asan thora'oabdominal, re#leks pedal masih ada, bola mata bergerakgerak, palpebra, konju'ti$a dan kornea terdepresi. /lane 77, ditandai dengan respirasi thora'o abdominal dan bola mata $entro medial semua otot mengalami relaksasi ke'uali otot perut. /lane 777, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola mata kembali ke tengah dan otot perut relaksasi. &tadium 7C paralisis medulla oblongata atau o$erdosis,ditandai dengan paralisis otot dada, pulsus 'epat dan pupil dilatasi. Bola mata menunjukkan gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi lakrimal 0r'hibald, 1966. 2(7
/$a5- $a5 A%#35#3i da% M#5d# P#m$#ria%%*a
2(7(1
/$a5 8 $a5 a%#35#3i lkal
0nestetika lokal atau ?at?at penghalang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan lokal merintangi se'ara re$ersibel penerusan impuls impuls sara# ke
&&/ )jay, ::. !uasnya daerah anestesi tergantung tempat pemberian larutan anestesi, $olume yang diberikan, kadar ?at dan daya tembusnya &iahaan, :. bat bius lokal men'egah pembentukan dan konduksi impuls sara#. )empat kerjanya terutama di selaput lendir. Di samping itu, anestesi lokal menggangu #ungsi semua organ dimana terjadi konduksi dari beberapa impuls. 0rtinya, anestesi lokal mempunyai e#ek yang penting terhadap susunan sara# pusat, ganglia otonom, 'abang-'abang neuromuskular dan semua jaringan otot &iahaan, :. 0da beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai anestetika lokal, antara lainE tidak merangsang jaringan, tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan sara#, toksisitas sistemik yang rendah, e#ekti# dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir, mula kerjanya sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka "aktu yang 'ukup lama, dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga tahan pemanasanGsterilisasi
)jay,
::.
Bi"oro
:8
terhadap
juga menyatakan bah"a
anestetika yang ideal adalah anestetika yang memiliki si#at antara lain tidak iritati#Gmerusak jaringan se'ara permanen, onset 'epat, durasi 'ukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan, dan dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan. &truktur dasar anestetika lokal pada umumnya terdiri dari suatu gugusamino hidro#il sekunder atau tersier yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester alkohol atau amida dengan suatu gugus aromatis lipo#il )jay, ::. 0danya ikatan ester sangat menentukan si#at anestesi lokal sebab pada degradasi dan inakti$asi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolisis. arena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan golongan amida. @ontohnyaE )etrakin,
Ben?okain,
okain,
dan /rokain. &enya"a amida 'ontohnya adalah
Dibukain, !idokain, Mepi$akain dan /rilokain. &enya"a lainnya 'ontohnya #enol, Ben?ilalkohol, %tilalkohol, %tilklorida, dan @ryo#luoran &iahaan, :.
@ara pemberian anestesi lokal adalah dengan menginjeksikan obat obatan anestesi tertentu pada area yang akan dilakukan sayatan atau jahitan. bat obatan yang diinjeksikan ini lalu bekerja memblokade sara#sara# tepi yang ada di area
sekitar
injeksi sehingga tidak mengirimkan impuls nyeri ke otak Aoomla, :8. :.<.:
bat bat 0nestesi regional Metode pemberian 0nestesi regional dibagi menjadi dua, yaitu se'ara blok
sentral dan blok peri#er !atie#, :1. 1( Blk S#%5ral 9Blk N#urak3ial:(
Blok sentral dibagi menjadi tiga bagian yaitu anestesi &pinal, %pidural dan audal !atie#, :1. a. 0nestesi &pinal 0nestesi spinal merupakan tindakan pemberian anestesi regional ke dalam ruang subaraknoid. alhal yang mempengaruhi anestesi spinal antara lain jenis obat, dosis obat yang digunakan, e#ek $asokonstriksi, berat jenis obat, posisi tubuh, tekanan intra abdomen, lengkung tulang belakang, usia pasien, obesitas, kehamilan, dan penyebaran obat 0bidin, :8. b. 0nestesi %pidural 0nestesi epidural ialah blokade sara# dengan menempatkan obat pada ruang epidural peridural, ekstradural di dalam kanalis $ertebralis pada ketinggian tertentu, sehingga daerah setinggi pernapasan yang bersangkutan dan di ba"ahnya teranestesi sesuai dengan teori dermatom kulit Ba'hsinar, 199:. ;uang epidural berada di antara durameter dan ligamentun #la$um. Bagian atas berbatasan dengan #oramen magnum dan diba"ah dengan selaput
sakrogliseal. 0nestesi epidural sering dikerjakan untuk pembedahan dan
penanggulangan nyeri pas'a bedah, tatalaksana nyeri saat persalinan, penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya tidak banyak perdarahan, dan tambahan pada anestesia umum ringan karena penyakit tertentu pasien !atie#, :1.
'. 0nestesi audal 0nestesi kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena ruang kaudal adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis. iatus sakralis ditutupi oleh ligamentum sakrogsigeal tanpa tulang yang analog dengan ligamentum supraspinosum dan ligamentum interspinosum.
;uang
kaudal berisi sara# sa'ral, pleksus $enosus, #elum terminale dan kantong dura !atie#, :1. 2( Blk P#ri#r 9Blk Sara:
0nestesi regional dapat juga dilakukan dengan 'ara blok peri#er. &alah satu teknik yang dapat digunakan adalah anestesi regional intra$ena. 0nestesi regional intra$ena dapat dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 4< menit. Melalui 'ara ini sara# yang
dituju
langsung
sara# bagian proksimal. &ehingga daerah yang
dipersara#i akan teranestesi misalnya pada tindakan operasi di lengan ba"ah memblok sara# brakialis. ntuk melakukan anetesi blok peri#er harus dipahami anatomi dan daerah persara#an yang bersangkut an
Ba'hsinar,199:.
:.<.(
batobat 0nestesi mum
0gar anestesi umum dapat berjalan dengan sebaik mungkin, pertimbangan utamanya adalah memilih anestetika ideal. /emilihan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan
yaitu
keadaan
penderita,
si#at
anestetika,
jenis operasi yang
dilakukan, dan peralatan serta obat yang tersedia 0dmin,:8. &i#at anestetika yang ideal antara lain
mudah didapat, murah, tidak
menimbulkan e#ek samping terhadap organ $ital seperti saluran pernapasan atau jantung, tidak mudah terbakar, stabil, 'epat dieliminasi, menghasilkan relaksasi otot yang 'ukup baik, kesadaran 'epat kembali, tanpa e#ek yang tidak diinginkan +an, 198H. bat anestesi umum yang ideal menurut >ors"orhy 199( mempunyai si#atsi#at antara lain E pada dosis yang aman mempunyai daya analgesik relaksasi otot yang 'ukup, 'ara pemberian mudah, mula kerja obat yang 'epat dan tidak mempunyai e#ek samping yang merugikan. &elain itu obat tersebut harus tidak toksik, mudah dinetralkan, mempunyai batas keamanan yang luas, tidak dipengaruhi oleh $ariasi umur dan kondisi pasien. batobatan anestesi yang umum dipakai pada pembiusan total adalah >:, halotan, en#luran, iso#luran, se$o#luran, dan des#luran. bat anestesi umum
yang
ideal haruslah tidak mudah terbakar, tidak meledak, larut dalam lemak, larut dalam darah, tidak mera'uni endorgan jantung, hati, ginjal, e#ek samping minimal, tidak dimetabolisasi oleh tubuh, dan t idak mengiritasi pasien umala, :
2(6
Kmlika3i A%#35#3i da% Baha*a A%#35#3i
2(6(1
Kmlika3i A%#35#3i
omplikasi yang terjadi pada periode perioperati# dapat di'etuskan oleh tindakan anestesi sendiri dan atau kondisi pasien )haib, 1989. omplikasi segera dapat timbul pada "aktu pembedahan atau kemudian segera ataupun belakangan setelah pembedahan. omplikasi anestesi dapat berakhir dengan kematian atau tidak diduga "alaupun
tindakan
anestesi
sudah
dilaksanakan
dengan
baik )haib, 1989 .
Menurut %llis I @ampbell 1986, se'ara umum komplikasi anestesi yang sering dijumpai antara lainE 1( K#ru3aka% .i3ik
erusakan #isik yang dapat terjadi sebagai komplikasi anestesi antara lainE pembuluh darah, intubasi, dan sara# super#isialis. a( P#m$uluh Darah
esalahan teknik dalam $enapunksi dapat menyebabkan memar, eksa$asasi obat yang dapat menyebabkan ulserasi kulit di atasnya, in#eksi lokal, trombo#lebitis serta kerusakan struktur berdekatan, terutama arteri dan sara# %llis I @ampbell, 1986. Beberapa obat yang men'akup Ben?odia?epin dan /ropanidid menyebabkan trombo#lebitis. anulasi $ena yang lama lebih mungkin menyebabkan trombo#lebitis dan in#eksi. $( I%5u$a3i
erusakan sering terjadi pada bibir dan gusi akibat intubasi tra'hea oleh orang yang tidak berpengalaman. erusakan gigi geligi akan terjadi lebih serius jika disertai kemungkinan inhalasi #ragmen yang diikuti oleh abses paru. Aika dibiarkan tidak terdeteksi,
intubasi
nasotra'hea
dapat
menyebabkan epistaksis
yang tak
menyenangkan dan kadang-kadang sonde dapat membentuk saluran di ba"ah mukosa hidung,
intubasi hidung sering
mem#raktura 'on'ha %llis I @ampbell, 1986.
erusakan pada struktur tonsila dan larynJ t erutama pita suara untungnya sering terjadi, tetapi penanganan mulut posterior struktur yang kasar menyokong sakit tenggorokan pas'a bedah. )( Sara Su#ri3iali3
)ekanan langsung terus
menerus
akan
merusak sara#, seperti poplitea
lateralis se"aktu mengelilingi 'aput #ibulae, yang menyebabkan *#oot drop, #asialis se"aktu ia menyilang mandibula, yang menyebabkan paralisis otot "ajah, ulnaris se"aktu ia menyilang epi'ondylus medialis, yang menyebabkan paralisis dan kehilangan sensasi dalam tangan serta ner$us radialis se"aktu ia mengelilingi humerus di posterior, yang menyebabkan *"rist drop. /leksus bra'hialis dapat dirusak dengan meregangnya di atas 'aput humeri, jika lengan diabduksi atau rotasi eksternal t erlalu jauh %llis I @ampbell, 1986. 2( P#r%aa3a%
omplikasi pernapasan yang mungkin timbul termasuk hipoksemia yang tidak terdeteksi, atelektasis, bronkhitis, bronkhopneumonia, pneumonia
lobaris,
kongesti
pulmonal hipostatik, plurisi, dan superin#eksi Brunner I &uddarth, :1. 3ang paling ditakuti oleh para pekerja anestesi adalah obstruksi saluran pernapasan akut selama atau segera setelah induksi anestesi. &pasme !arynJ dan penahanan napas dapat sulit dibedakan serta dapat timbul sebagai respon terhadap anestesi yang ringan, terutama jika saluran pernapasan dirangsang oleh uap anestesi iritan atau materi asing yang men'akup sekresi dan kandungan asam lambung %llis I @ampbell, 1986. 7ntubasi yang gagal dapat menjadi mimpi buruk, bila mungkin terjadi aspirasi lambung, seperti pasien obstetri dan kedaruratan yang tak dipersiapkan. +agal pernapasan terutama merupakan #enomena pas'a bedah, biasanya karena kombinasi kejadian. elamahan otot setelah pemulihan dari relaksan yang tidak adekuat, depresi sentral dengan opioid dan ?at anestesi, hambatan batuk dan $entilasi al$eolus
yang tak adekuat sekunder terhadap nyeri luka bergabung untuk
menimbulkan gagal pernapasan restrikti# dengan retensi @: serta kemudian nar'osis @:, terutama jika /: dipertahankan dengan pemberian oksigen. +angguan pernapasan mendadak, terutama yang timbul kemudian adalah kon$alesensi,
biasanya sebagai akibat
embolisme pulmonalis sekunder terhadap
lepasnya thrombus dari $ena pel$is atau betis. )hrombus $ena pro#unda di tungkai dapat diduga, bila pasien mengeluh pembengkakan atau nyeri tekan otot betis %llis I @ampbell, 1986 . %mbolisme pulmonalis bisa tampil sebagai hemoptisis atau sebagai kolaps generalisasi yang serupa dengan in#ark myo'ardium mayor, yang kadang-kadang sulit dibedakan. !( Kardi;a3kul#r
omplikasi kardio$askuler
yang dapat terjadi antara lain hipotensi, hipertensi,
aritmia jantung, dan payah jantung )haib, 1989. ipotensi dide#inisikan sebagai tekanan darah systole kurang dari H mmg atau turun lebih dari :
seperti
in#ark
miokard, aritmia, hipertensi, dan reaksihipersensi$itas obat induksi, obat pelumpuh otot, dan reaksi trans#usi. ipertensi
dapat
meningkat
pada
periode
induksi
dan pemulihan
anestesi. omplikasi hipertensi disebabkan oleh analgesa dan hipnosis yang tidak adekuat, batuk, penyakit hipertensi yang tidak diterapi, dan $entilasi yang tidak adekuat )haib, 1989. &ementara #aktor#aktor yang men'etuskan aritmia adalah hipoksia, hiperkapnia, tindakan intubasi, gangguan elektrolit, dan pengaruh beberapa obat tertentu. (
Ha5i
/enyebab hepatitis pas'a bedah dapat disebabkan oleh halotan. 7nsidens $irus epatitis 0 akti# dalam populasi umum mungkin jauh lebih la?im, yang sekitar
1-4
per
sejuta
pada
suatu
diperkirakan
"aktu %llis I @ampbell, 1986.
Mungkin bah"a ?at anestesi mengurangi kemanjuran susunan
kekebalan
dan
membuat pasien lebih 'enderung ke in#eksi yang men'akup hepatitis $irus. 0nestesi alotan berulang dalam inter$al 6 minggu mungkin harus dihalangi.
7( Suhu 5u$uh
0kibat $enodilatasi peri#er yang tetap ditimbulkan anestesi menyebabkan penurunan suhu inti tubuh. &elama pembedahan yang lama, terutama dengan pemaparan $esera, bisa timbul hipotermi yang parah, yang menyebabkan pengembalian kesadaran t ertunda, pernapasan dan per#usi peri#er tidak adekuat. Masalah pernapasan akan dirumitkan, jika kebutuhan oksigen meningkat
sebagai
akibat
menggigil
selama
masa
pas'a
bedah
%llis I @ampbell, 1986.
1(6(2 Baha*a A%#35#3i
Bahaya utama anestesi dapat disebabkan banyak penyebab. &ebagian penyebab pada mulanya tidak berarti, tetapi jika bahaya tersebut tidak diperhatikan sama sekali, atau t idak diatasi dengan baik, maka ben'ana dapat terjadi Bulto I Blogg, 1994. Bahaya lain mungkin tidak berbahaya tetapi merupakan sumber utama ketidaknyamanan, nyeri, atau iritasi terhadap penderita. Bahaya anestesi yang mungkin dapat t erjadi antara lainE 1( K#ma5ia%
ematian dalam keadaan *teranestesi mungkin tidak sepenting kematian akibat anestesi, atau komplikasinya. Aika perdarahan masi# yang terjadi selama pembedahan tidak dapat dikontrol, hal ini tentu saja termasuk kematian dalam keadaan teranestesi tetapi bukan akibat anestesi "alaupun ahli anestesi telah mempunyai peran yang penting
untuk berusaha mempertahankan hidup se'epatnya
melakukan
trans#usi
penderita
dengan
darah Bulto I Blogg,
1994. 2( Baha*a a%#35#3i *a%& daa5 m#ma5ika%
ematian akibat anestesi mungkin disebabkan oleh hipoksia dan henti jantung yang saling terkait, pada kedua kasus kematian dapat disebabkan oleh gangguan penyediaan oksigen otak dan Gatau jantung baik primer yang disebabkan oleh hipoksia respiratorik maupun sekunder sebagai akibat terhentinya sirkulasi setelah henti jantung Bulto I Blogg, 1994.Bahaya lain akibat anestesi yang dapat mematikan karena anestesi adalah ana#ilaksis akut karena obat yang digunakan pada anestesi, dan hipertermia yang ganas. !( Hik3ia a5au a%k3ia r#3ira5rik 3#lama a%#35#3i
ipoksia
atau
anoksia
kegagalan sebagian atau total maupun
terjadi hambatan
selama
anestesi
akibat
terhadap penyediaan
oksigen ke otak Bulto I Blogg, 1994. eadaan seperti ini dapat terjadi pada semua titik mulai dari sumber penyediaan oksigen, mesin anestesi, saluran pernapasan atas dan ba"ah, paru-paru, pembuluh darah utama sampai kapiler, dan akhirnya sampai kepada pemindahan oksigen ke dan dalam sel. &ebagian sel akan pulih dari hipoksia atau bahkan anoksia yang berlangsung dalam beberapa menit, tetapi pada otak akan terjadi kerusakan yang irre$ersibel setelah 4-6 menit kekurangan oksigen,
demikian
juga
yang
terjadi
berhenti dengan e#ekti# henti jantung Bulto I Blogg, 1994.
jika
jantung