Bebby Bebotz
Pemeriksaan Keadaan Umum
>10thn
2. Meni Menila laii kea keada daan an gizi gizi BB timbang timbang x 100% BBI
>100% = sangat baik 80%-100% = baik 60%-80% = kurang <60% = buruk
3.
Menentukan ada atau tidaknya sianosis sentral (di lidah) dan perifer (di akral,biasanya di kuku)
4.
menentukan ada tidaknya edema (wajah/lokal/umum)
5. 6.
menentuka warna kulit ikterik karena bilirubin meningkat (kuning terang ->bilirubin indirek,, kuning kehijauan ->bilirubis direk), pada hiperkaroten, kuning pada telapak tangan & kaki, lipatan nasolabialis, tidak pada sklera. Contoh ikterik pada : penyalit hemolisis, hepatitis, leptospirosis, sifilis kongenital, obstruksi sal. Empedu. b. Tanda Vi Vital 1. peni penila laia ian n kes kesad adar aran an (tidak tampak sakit, sakit ringan, sedang, berat) 2. peng penguk ukur uran an nadi adi a. meleta meletakan kan tangan tangan yang yang diper diperiks iksaa dalam dalam keadaan rileks b. menggu menggunak nakan an 3jari 3jari untk untk merab merabaa a.radi a.radiali aliss c. meng menghi hitu tung ng fre freku kuen ensi si dlm dlm 1mnt 1mnt d. menilai : frekuensi • umur Istirahat bagun Istirahat tidur Baru lahir 100 - 180 80 – 160 1mg – 3bln 100 – 220 80 – 200 3bln – 2thn 80 – 150 70 - 120 2thn – 10 thn 70 – 110 60 – 90
50 – 90
•
irama : teratur, aritmia (lebih cepat waktu inspirasi, lbh lambat waktu ekspirasi)
a. Peng Penguk ukur uran an umum umum 1. mengukur TB TB & BB BBI anak : 0bln = 2,5 – 3 kg 5bln = 2 x BBL 1thn = 3 x BBL 2thn = 4x BBL
>2thn = 8 + 2umur >5thn = (umur x 7) - 5 2
55 – 90
equalitas : sama pada ke-4 ekstremitas. • Pada koarktasio aorta (atas kuat, bawah lemah). Pada peny. Takayasu (atas lemah, bawah normal) •
kualitas : cukup / kuat / lemah
•
tegangan nadi :
3. suhu ba badan a. kibaskan termmeter sampai sampai air raksa < 35,5 b. tempatkan ujung termometer di apex ossa axillaris axillaris kiri dgn sendi bahu adduksi maksimal c. tunggu tunggu 3-5mnt 3-5mnt 4. frek frekue uens nsii naf nafas as a. pasien pasien melepa melepass baju(d baju(dudu uduk/t k/tidu idur) r) b. inspek inspeksi/ si/pal palpas pasii dengan dengan kedua kedua tanga tangan n pada pada punggung atau dada, hitung dlm 1mnt c. frekuensi Umur Rentang Neonatus 30 – 60 1bln – 1thn 30 – 60 1thn – 2thn 25 – 50 3thn – 4thn 20 – 30 5thn – 9thn 15 – 30 >10thn 15 - 30
c. Px. Kepala 1. bentuk kepala (px (px dari dpn anak) simetris, asimetris, mikrocephali, makrocephali 2. pertumbuhan rambut (warna, (warna, pertumbuhan) d. 1. 2.
K GB palpasi pelaporan :
• • • •
e.
ukuran konsistensi mobilitas nyeri tekan
Px.Trakea
Bebby Bebotz Menentukan telat trakea (ditengah) meraba celah kanan dan kiri yang dibentuk sendi strenoclavicular dan trakea
3. meraba iktus cordis (ICS 5) 6.
Perk Perkus usii tor torak akss dep depan an
f.
Px Thyroid Px diblakang pasien, tangan diletakan di kanan 1. kiri anak, kepala pasien menengadah 45°
2.
meraba kel thyroid dengan jari, meminta pasien menelan (ke arah samping) ada dibawah cartilago thyroidea 3. menilai menilai : • ukuran membesar pada hiperaktivitas tiroid, keganasan, goiter • bentuk • konsistensi
•
Pekusi sistematis dari atas ke bawah, membandingkan kanan kiri (paru = sonor)
•
permukaan : licin, bila berbenjol -> keganasan •
mobilitas : mobile
•
Batas paru – hati (di mid klavikula sonor ke pekak ICS 5-6) •
•
Batas jantung kanan (2jari diatas batas paru hati kearah medial)
nyeri tekan : tidak ada, bila nyeri tiroiditis hashimoto, def.yodium
•
g. Rangsang meningen •
Kaku kuduk (+ bila ada tahanan, contohnya pada meningitis otak, tetanus, abses retrofaringeal, retrofaringeal, abses peritonsilar, keracunan timbal, reumatoid artritis) •
Brudzinski I (+ bila kedua kaki menekuk, contohnya pada meningitis daerah servikal)
•
Brudzinski II ( + bila kaki kontralateral menekuk, contohnya meningitis spinal)
•
Batas jantung kiri (patokan iktus kordis, perkusi dari dari mid axilaris kiri (agak diatas iktus cordis) ke medial) *hipersonor / timpani : udara dalam paru/pleura bertambah (emfisema, pneumotoraks) *redup/pekak : ada cairan, pneumonia lobaris 7.
Auskultasi • Auskultasi berurutan Mendengarkan inspirasi ekspirasi • Versikular : inspirasi 2-3x ekspirasi (seperti ‘fff’ dan ‘www’) Bronkial : ins = eks (‘khkhkh’) ada di daerah percabangan bronkus (
Kernig ( + bila sakit,
Amforik : Seperti suara tiupan di mulut botol (TBC) Bunyi jantung : •
Pemeriksaan Toraks
A. Inspeksi (dari depan & belakang) bentuk toraks : LL > AP 1. 2. deviasi : tidak ada 3. •
sela iga : inspirasi :melebar
•
ekspirasi : kembali seperti awal 4. pulsasi iktus cordis (ICS 5) Palpasi merasa merasakan kan gera geraka ka dindi dinding ng torak torakss sewakt sewaktu u bernafas 2. memban membansin singka gkan n fremitu fremituss suara suara (sembil (sembilan an puluh puluh sembialn)
Aorta : ICS 2 kanan sternum
(1 < 2)
Pulmonal : ISC 2 kiri
sternum (1 < 2)
Trikuspid : parasternal kiri
bawah (1 > 2)
5. 1.
Ket :
Mitral :iktus cordis (1 > 2)
Bebby Bebotz BJ I : penutupan katup atrioventrikular (akhir diastolik, awal sistolik) BJ II : penutupan katup semilunaris (awal diastolok, akhir sistolik)
ada di seluruh permukaan perut pada koarktasio aorta abdominalis. Pada gi njal prosterior pasien hipertensi (konstriksi a.renalis), obstruksi vena porta 3.
clapotage
Pemeriksaan Abdomen C. perkusi dilakukan di 9 regio, perkusi abnormal terjadi pada obstruksi GIT terletak rendah, ileus paralitik, aerofagia 1. asites
A. Inspeksi 1. pege pegera raka kan n saat saat bern bernaf afas as pada anak 6-7thn, dinding abdomen lebih banyak bergerak dibanding toraks saat bernafas. Gerakan berkurang pada apendisitis, peritonitis, ileus, asites. Bila lebih mencolok : kelainan paru. 2. per perut ut tampak tampak mendat mendatar ar / memb membunc uncit it karena otot abdomen anak masih tipis, kadang tampak sedikit buncit (port belly) 3. pusar menonjol / tidak umbilikus tampak tertutup dan berkerut. 4. peristalik dilihat dengan mata Px setinggi perut pasien. Mungkin dpt dilihat pada bayi prematur, ank yang sangat kurus, obstriksi GIT, infeksi TU, insufesiensi adrenal, alergi pada GIT. 5. tumor 6. peru peruba baha han n war warna na kuli kulitt *gambaran vena :terlihat pada anak gizi kurang /buruk, gagal jantung, peritonitis, obstruksi vena B. auskul kultasi 1. peri perist stal alti tik k norm normal al terdengar tiap 10-30dtk (3-5x/mnt) dengen intensitas rendah. Akan jadi nyaring pada obstruksi GIT. Frekuensi >> pada gastroenteritis, gastroenteritis, << pada peritonitis, ileus paralitik. 2.
bisi bising ng usu ususs (ti (tida dak k ada) ada)
a. b. c. 2.
pasi pasien en tid tidur ur tel telen enta tang ng melaku melakukan kan perku perkusi si dari dari umbil umbilicu icuss ke later lateral al sampai bunyi pekak (pekak sisi) pasien pasien berba berbalik lik,, perkusi perkusi lagi lagi ->timp ->timpani ani (peka (pekak k alih) nye nyeri pe perkus kusi
3. undulasi untuk menilai asites, D. palpasi 1. nyeri tekan tekan 2. tahanan (defence (defence muckular) 3. palpasi palpasi hati a. memb membua uatt gari gariss Blan Blankh khar artt I dan dan II
b.
penilaian • traba/tidak • tepi hati
Bebby Bebotz permukaan konsistensi
Tinggikan : mengangkat bagian yang luka lebih tinggi dari jantung
4. palpasi palpasi limpa a. gari gariss schuf chufne nerr
Pengendalian perdarahan tertutup : EBIT Es : dikompres dengan es batu yang telah dilapisi kain untuk menghentikan perdarahan Balut Tekan Istirahatkan
• •
Penilaian: tinggi limpa PEMBALUTAN EMBAL UTAN DAN PENUTUPA PE NUTUPAN N LUKA
i. A. Pembalu baluttan Tujuan Tujuan dari pembalutan pembalutan adalah adalah untuk mengurangi mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga menc menceg egah ah maut maut,, meng mengua uang ngii rasa rasa saki sakit, t, dan dan mencegah cacat serta infeksi. ►Kegunaan pembalutan adalah:
1. menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll. 2. melakukan tekanan 3. mengurangi atau mencegah pembengkakan 4. membatasi pergerakan 5. mengikatkan bidai.
ii. iii. iii. iv. iv.
v. vi. vii.
viii.
►Macam-macam pembalutan:
1. Pembalutan segitiga atau mitela Pembalut Pembalut segitiga segitiga dibuat dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong luru luruss dari dari sala salah h satu satu sudu sudutt suat suatu u kain kain buju bujur r sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
•
delapan luka pada tangan
2. Pembalut Plester Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan pen penar arik ik (pat (patah ah tula tulang ng,, send sendii paha paha// lutu lututt meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup). 3. Pembalut Pita Gulung. 4. Pembalut Cepat. Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung. ►Indikasi : Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.
Pengendalian perdarahan terbuka : TIT Tekan Istirahatkan : imobilisasi untuk meminimalkan bagian yang luka bergerak
Identifikasi di diri 1. Nama ama 2. Yang akan dilakukan dilakukan 3. Minta Minta izin izin Pakai APD (sarung, kacamata, masker wajah) Posi Posisi sika kan n kob koban an dudu duduk/ k/ti tidu durr posi posisi sika kan n dir dirii dis disis isii kor korba ban n Bersihkan luka cukup siram dengan air besih Beri pe penutup luka pembalutan pegang kepala pembalut • balut dari dalam ke luar • • dari diameter kecil ke besar pola balutan spiral • untuk luka panjang dengan diameter yang berbeda
•
ix. ix. x. xi. xi.
spika luka pada sendi 90° rekuren • pada luka amputasi, jika menemukan bagian yang putus, masukin kantong pelastik,iket, taro ditempat dingin sirkuler • luka dengan diameter sama aman amanka kan n akhi akhirr pemb pemba alut lutan periksa uj ujung ja jari tanya anyaka kan n ken kenccang ang at atau tida tidak k
GENDONGAN DAN ELEVASI a. Identifikasi diri 1. Nama ama 2. Yang akan dilakukan dilakukan
Bebby Bebotz 3. Mint Mintaa izin izin
b. wajah) c. d. e. tertutup f.
Pakai APD (sarung, kacamata, masker Posisikan koban duduk posisikan diri disisi korban Pastikan patah terbuka atau atasi luka terbuka(bila ada
g.
topang manual daerah luka, siku 45 -tangan letakan ke sisi bahu sehat h. siapkan mitela i. cara membuat : o prinsip “siku di siku”/ “puncak di siku” o ujung atas dibahu sehat o lipat puncak kedlm/blngkng siku o buat gendongn, lipat sisi bawah ke dalam blakang o bawa ujung bawah ke blakang leher, ikat o bebat dengan mitela lipat 8/4, ikat di bawah ketiak sehat
10. Perikasa gerak, sensasi, sirkulasi PEMBIDAIAN Indikasi : patah tulang atau curiga patah tulang Prinsip : IF (imobilisasi fiksasi) Simpul diikat minimal 2 sendi disekitar fraktur Simpul diikat dari sendi yang paling banyak bergerak Jenis balutan yang biasa digunakan pada pembidaian: balut delapan (pada tangan dan kaki), balut spika (delapan pada siku adat lutut) , balut sirkuler