BAB IV I N PROCE PROCE SS CONTRO CONTROL L (I PC) PEMBUATAN TABLET
A. TEORI Proses pembuatan tablet degan metode granulasi memerlukan tahapan yang cukup penting. Tahapan yang dilakukan dalam proses tersebut harus dapat dipastikan kebenarannya untuk menjamin kualitas tablet yang dihasilkan. Dalam praktikum ini tahapan yang akan dievaluasi adalah pada saat pengeringan granul dan pencampuran granul. Granul harus dipastikan cukup kering agar tidak ada permasalahan dalam sifat air dan kompaktibilitasnya. Sedangkan pencampuran akan sangat berpengaruh pada homogenitas bahan aktif yang apa pada akhirnya akan berpengaruh pada keseragaman kandungan zat aktif dalam tablet. 1. Penentuan kandungan lembab granul (Moisture content) Proses pengeringan merupakan tahap penting dalam pembuata sediaan farmasi. Misalnya pada proses pembuatan tablet makan pengeringan terjadi pada simplisia dan granul apabila menggunakan metode granulasi basah. Pada proses pengeringan terjadi perpindahan panas maupun massa. Panas harus dipindahkan dari lemari pengering kepada bahan yang akan dikeringkan untuk memasok panas laten yang diperlukan untuk menguapkan air lembab. Perpindahanmasa dilibatkan dalam difusi air dari dalam masa ke permukaan bahan dan selanjutnya dari permukaan bahan ke aliran udara yang lewat. Laju pengeringan suatu serbuk atau granul dapat diketahui dengan meletakkan bahan yang akan dikeringkan diatas nampan dalam almari pengering. Kemudian diamati perubahan berat serbuk atau granul yang terjadi selama proses pengeringan berlangsung. Gambar laju dapat diperoleh dengan membuat kurva kandungan lembab (Moisture content) sebagai fungsi waktu pengeringan. Gambar kurva laju pengeringan dapat dilihat pada gambar 3.
Kurva laju pengeringan menggambarkan proses pengeringan yang berlangsung dalam lima tahap yaitu tahap awal, periode laju konstan. Periode
penurunan laju pertama, periode penurunan laju kedua dan kandungan lembab setimbang. Kelembapan dalam zat padat dinyatakan berdasarkan berat bersih dan berat kering. Berdasarkan berat basah kandungan air dari suatu bahan dihitung bagai persen berat dari berat basah. Sedangkan berdasarkan berat kering air dinyatakan sebagai persen dari bahan kering. Susut pengeringan disebut LOD (Lost on Drying) yaitu suatu pernyataan kadar kelembapan berdasarkan berat basah yang dihitung sebagai berikut : % LOD = Berat air dalam sampel x 100% Berat sampel basah Pengukuran lain untuk kandungan lembab adalah suatu perhitungan berdasarkan berat kering. Angka ini dianggap sebagai kandungan lembab (Moisture content) atau MC : % MC = berat air dalam sampel x 100% Berat sampel kering 2. Homogenitas pencampuran Menurut Carter pencampuran adalah suatu usaha dimana dua bahan atau lebih diproses sedemikian rupa sehingga masing-masing partikel bahan yang satu berdekatan dengan partikel yang lain atau partikel dari bahan satu terdistribusi secara merata diantara partikel yang lain (cit Soebagyo, 1986). Tujuan pencampuran adalah untuk memperoleh campuran yang homogen dari partikel-partikel penyusunnya. Pencampuran yang tidak homogen meyebabkan kadar zat aktif dalam bentuk sediaan obat yang akan diuat menjadi kurang seragam. Menurut Parrot dan Carter faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran serbuk adalah sebagai berikut (cit Soebagyo, 1986).
hasil
a. Bentuk partikel
Bentuk partikel berpengaruh terhadap gerakan partikel pada waktu pencampuran. Partikel yang ideal berbentuk bola karena menyebabkan partikel lebih mudah bergerak, sedang partikel yang berbentuk jarum dan partikel yang berbentuk tidak teratur lebih sukar bergerak sebab mereka saling berkaitan satu sama lain, sehingga membentuk aglomerasi. Sebelum dilakukan proses penampuran diusahakan agar bentuk ini diubah menjadi bentuk yang mendekati bola. b. Ukuran dan distribusi partikel Ukuran dan distribusi partikel berpengaruh pada proses pencampuran. Pada proses pencampuran partikel yang besar cenderung memisah dari partikel yang kecil, partikel yang besar cenderung ke bawah. Sedangakan partikel yang kecil ke atas menjadi debu. Oleh karena itu sebaiknya dalam mencampur hendaknya bahan obat mempunyai ukuran yang sama. c. Kerapatan
d.
e.
f.
g.
h.
Jika perbedaan kerapatan dari komponen yang satu dengan yang lainnya besar maka komponen yang kerapatannya lebih besar akan turun ke bawah, sedang yang kecil tetap diatas sehingga waktu pencampuran menjadi lebih lama. Kelengketan dan kelicinan Bahan yang bersifat lengket pada proses pencampuran, pertikelnya akan bergerombol atau berdekatan satu sama lain, dan melekat pada dinding mixer, sehingga proses pencampuran akan lebih sukar. Sebaiknya bahan yang licin akan lebih mudah bergerak. Muatan elektrostatik pada permukaan partikel Dalam proses pencampuran terjadi benturan-benturan yang menunjukkan terjadinya loncatan elektron dari partikel satu ke partikel yang lain. Sehingga terjadi goncangan keseimbangan antara muatan positif dan muatan negatif, dengan demikian muatan tersebut menjadi bermuatan. Pengaruh muatan elektrostatik pada permukaan partikel ini menimbulkan kecenderungan terjadin ya adhesi. Kelembaban Bahan yang mempunyai kelembaban tinggi cenderung untuk menggumpal dan melekat pada dinding misker. Sedangkan bahan yang memiliki kelembaban rendah akan menghasilkan pencampuran yang lebih baik, maka sebelum dicampur hendaknya dikeringkan dahulu. Kelembaban yang sangat rendah tidak baik karena kerapuhannya tinggi sehingga akan menghasilkan banyak fine. Perimbangan jumlah bahan Jumlah partikel yang sama antara partikel komponen yang satu dengan yang lainnya merupakan perimbangan yang ideal karena perimbangan seperti ini akan menyebabkan partikel lebih mudah homogen. Lama pencampuran Pada proses pencampuran lamnya pencampuran berpengaruh pada hasil pencampuran. Campuran yang sudah homogen bila proses pencampurnnya diteruskan pada suatu saat akan menjadi tidak homogen lagi. Pencampuran merupakan salah satu tahap kritis dalam proses pembuatan bentuk sediaan baik sediaan padat maupun semi solid. Apabila pencampuran tidak homogen dapat menyebabkan ketidak homogenan bahan aktif. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi apakah proses pencampuran sudah memberikan hasil yang homogen atau belum. Di industri farmasi terdapat bagian jaminan mutu yang akan memastikan setiap tahap proses pembuatan produk sudah berjalan sesuai yang ditetapkan atau belum agar didapatkan hasil yang baik. Karena pencampuran merupakan salah satu tahap yang kritis maka pencampuran merupakan salah satu tahap yang harus selalu dikontrol. Oleh karna itu pencampuran merupakan salah satu tahap yang masuk dalam In Process Control (IPC) di industri farmasi. Pengamatan homogenitas campuran dapat dilakukan dengan menggunakan parameter : 1. Simpangan baku (SD) 2. Coefisien variasi (CV) CV = SD x 100$ X
Keterangan : SD = standar deviasi, X = rata-rata Kelemahan dalam menggunakan SD sebagai parameter homogenitas adalah : a. SD tergantung pada besarnya kuantitas cuplikan yang diambil. b. SD tidak dapat untuk membandingkan homogenitas campuran y berbeda. B. MATERI PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum Mahasiswa diharapkan dapat memahami IPC (In Process Control) dalam pembuatan tablet 2. Cara Kerja a. Penentuan kandungan lembab granul 1) Granul basah yang diperoleh ditimbang masing-masing sebanyak, 20 gram sebanyak 6 kali. 2) Masing-masing granul dimasukan kedalam petri untuk dikeringkan masing-masing untuk waktu 15, 30, 45, 60, 90 menit dan 3 hari (sebelumnya cawan petri kosong dan tutupnya ditimang terleih dahulu) 3) Sewaktu di dalam almari pengering cawan petri dalam keadaan terbuka. 4) Setelah selesai waktu pengering cawan kembali ditutp dan dikeluarkan dari almari pengering dan dibiarkan dingin. 5) Granul kering dan cawan ditimbang kembali untuk mengetahui berat granul keringnya. 6) Dihitung kandungan lembab dari granul kering pada masing-masing waktu pengeringan. 7) Dibuat kurva hubungan waktu dan kandungan lembab. Contoh perhitungan kandungan lembab : MC (15 menit )=Berat granul kering waktu 15 menit – berat granul kering 3 hari x 100% Berat granul kering 3 hari
b. Penentuan homogenitas campuran Uji ini dilakukan pada proses pembuatan tablet Vitamin B1 dan CTM 1) Semua bahan untuk pembuatan tablet Vitamin B1/CTM kecuali Mg stearat Dimasukkan dalam misker kubus 2) Misker digerakkan dengan kecepatan 100 RPM 3) Pada masing-masing waktu pengambilan sampel, sampel diambil dari dalam misker dari setiap bagian misker ( 5tempat ) 4) Waktu pengambilan cuplikan adalah 5, 10, 20, 45, 60 dan 75 menit 5) Sampel yang diambil masing-masing tempat sebesar 100 mg 6) Sampel dilarutkan dalam air kemudian disaring 7) Filtratnya dibaca pada panjang gelombang serapan maksimalnya 8) Tentunya homogenitas campuran berdasarkan nilai CV 9) Buat kurva hubungan antara waktu dengan nilai CV yang dihasilkan