UNIT
4
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Aisyah Ali Pendahuluan
S
elamat bertemu melalui unit ini. Unit yang sedang Anda baca ini berjudul Lingkungan sebagai sumber belajar. Unit ini merupakan unit ke empat dari tujuh unit dalam mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap bagi Anda sebagai mahasiswa Program Pendidikan Jarak Jauh S1 PGSD. Pada pembahasan yang lalu telah dibahas Hakekat PKR, Pengorganisasian Kelas, Serta Model Pengelolaan dan Pembelajaran Kelas Rangkap. Pembelajaran pada unit ini menitikberatkan pada penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Melalui unit ini akan dibahas tentang: 1. Sekolah dan guru lain sebagai sumber belajar 2. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar 3. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar Apabila telah mempelajari unit ini maka diharapkan Anda dapat: 1. Melakukan kerjasama sesama guru dalam satu sekolah sebagai sumber belajar 2. Melakukan kerjasama sesama guru dari pihak sekolah lain sebagai sumber belajar 3. Memanfaatkan sekolah dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar baik bagi diri sendiri maupun bagi murid 4. Menciptakan sekolah dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi guru dan murid 5. Memanfaatkan potensi keluarga siswa sebagai sumber belajar bagi guru dan murid
Pembelajaran Kelas Rangkap
4-1
6. Memanfaatkan potensi masyarakat dan lingkungannya sebagai sumber belajar bagi guru dan murid Perlu Anda ketahui bahwa unit ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar, dan Anda dapat menggunakan waktu 12 X 50 menit untuk mempelajari unit ini. Waktu tersebut sudah termasuk mengerjakan tes akhir unit dan latihan-latihan. Untuk itu pandaipandailah mengatur waktu. Bacalah kalimat demi kalimat dengan tekun agar Anda mudah memahami. Untuk mengetahui apakah Anda telah memahami unit ini, maka kerjakanlah setiap tes pada akhir kegiatan sampai memperoleh jawaban yang tepat. Nah, sekarang pusatkan perhatian Anda pada materi ini, silahkan pelajari kegiatan belajar berikut dan selamat belajar!
2 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
Sub Unit 1 Sekolah dan Guru Lain Sebagai Sumber Belajar Pengantar
S
etelah mempelajari kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu melakukan kerjasama dengan sesama guru baik dalam lingkungan sekolah sendiri maupun sesama guru dari sekolah lain, mampu menciptakan lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). PKR merupakan pendekatan pembelajaran yang memerlukan sumber belajar yang tidak terbatas pada buku yang ada di sekolah, apalagi dalam kenyataanya masyarakat merupakan laboratorium belajar yang tidak terbatas.
Uraian Materi Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai objek belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diterima dan diingat siswa. Siswa harus mengonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pembelajaran sebagai hasil usaha siswa dan pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan siswa sebagai bahan mentah bagi proses perenungan dan pengabstrakan. Setiap siswa, sebenarnya telah mempunyai satu aset ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif. Untuk membina siswa dalam menemukan pengetahuan baru, guru sebaiknya memerhatikan struktur kognitif yang ada pada mereka. Pada proses belajar mengajar, guru tidak lagi hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa sendiri yang harus membangun pengetahuannya (knowledge is constructed by human). Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Guru di sekolah bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Tuntutan terhadap pelayanan pembelajaran saat Pembelajaran Kelas Rangkap
4-3
ini, banyak disebabkan oleh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karenanya, konsep pembelajaran saat ini pun berubah dari guru mengajar menjadi siswa belajar. Namun sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangat banyak jika kita pandai memanfaatkannya. Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan pembelajaran dimana - siswa dan guru belajar bersama sebagai suatu komunitas belajar; - guru menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran; - guru mendorong partisipasi aktif siswa dalam belajar; dan - guru memiliki minat untuk memberikan layanan pendidikan yang terbaik. Untuk menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang nyaman maka seorang guru haruslah: a. berperan sebagai manajer pembelajaran, memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Guru harus berperan sebagai partisipan, tidak hanya berperilaku mengajar, tetapi juga belajar dari interaksi dengan siswa. b. berperan sebagai pelatih, memberikan peluang bagi siswa mengembangkan cara-cara pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasar, dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. c. berperan sebagai konselor, mampu menciptakan interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak dengan guru. d. sebagai fasilitator guru harus mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai fasilitator, juga berperan sebagai motivator dan memfasilitasi kegiatan belajar siswa. e. Sebagai kreator proses belajar mengajar dituntut untuk dapat menguasai perkembangan teknologi di bidangnya untuk merancang dan menyampaikan pembelajaran f. sebagai pemimpin, diharapkan menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama g. sebagai pengarang, harus kreatif dan inovatif menghasilkan karya yang akan digunakan melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya.
4 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
Jika seorang guru telah mampu menjadi guru seperti yang diamanatkan di atas maka bukanlah menjadi masalah yang besar untuk menciptakan kondisi belajar yang nyaman dalam kondisi apapun. Dalam pembelajaran terutama pembelajaran kelas rengkap, kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar sangatlah penting. Seorang guru dituntut mampu mengenali dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekitar siswa. Diantara sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah teman sesama guru di sekolah sendiri atau sekolah lain, masyarakat di lingkungan sekolah, keluarga siswa beserta lingkungannya, lingkungan alam sekitar sekolah dan rumah siswa. Oleh karena itu untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal terutama pada pembelajaran kelas rangkap sebagai seorang guru Anda perlu mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam pembelajaran kelas rangkap kemitraan antar guru baik di dalam lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda sangatlah penting, terutama guru yang bertugas di SD dengan sumber belajar di sekolah sangat terbatas. Kerjasama di dalam satu sekolah dapat dilakukan secara terprogram atau secara insidental sesuai kebutuhan. Di sekolah-sekolah di daerah terpencil dimana terdapat berbagai kesulitan dan keterbatasan maka menciptakan sumber belajar dan sumber daya merupakan faktor penting. Membiasakan diri bermitra kerja sesama guru dapat saling mengisi kekurangan. Misalnya, guru yang lebih menguasai mata pelajaran matematika dapat membantu guru lain yang kurang menguasai mata pelajaran tersebut. Kekurangan dan kelemahan yang ada dapat diatasi bersama. Winataputra (1999) menyebutkan bahwa melalui pembiasaan kerjasama antar guru dan antar sekolah dapat dicapai halhal sebagai berikut: a. Program pembelajaran dapat dilakukan lebih efisien dan efektif dalam arti hemat sumber daya dan mencapai tujuan secara optimal b. Tercipta suasana kebersamaan dan kesejawatan antar guru dalam membangun dan memelihara suasana pendidikan persekolahan yang demokratis c. Kebersamaan dan kesejawatan antar guru akan menjadi model bagi para siswa dalam membina persahabatan antar siswa karena mereka akan merasa senang bergaul dengan guru yang benar-benar memberikan keteladanan sesuai dengan nilai dan semangat “ing ngarso sung tulodo” d. Pemecahan masalah-masalah pendidikan di SD akan menjadi semakin mudah dan ringan karena semua guru dan kepala sekolah menerapkan prinsip ”berat sama dipikul ringan sama dijinjing”. Kerjasama dilakukan untuk saling membantu, saling mengisi dan saling mengatasi kesulitan. Kerjasama antara guru dalam satu sekolah atau antar
Pembelajaran Kelas Rangkap
4-5
sekolah perlu dilakukan di bawah kepemimpinan kepala sekolah. Kerjasama tersebut dapat terjadi sebagai berikut: A. Kerjasama sesama guru dari satu sekolah Kerjasama antara sesama guru di satu sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung situasi dan kebutuhan. Sebuah SD N Inpres di Distrik Bade Kabupaten Mappi, Papua mempunyai 6 kelas dengan 4 orang guru. Pak Ys sebagai Kepala Sekolah mengajar di kelas V dan VI yang kadang-kadang dirangkap oleh Pak Wy seorang guru lulusan SPG yang mengajar kelas III dan IV, Ibu Rn adalah seorang guru olahraga, dan Pak An seorang lulusan SMK (SMEA) yang biasanya menangani administrasi sekolah juga membantu mengajar di kelas I dan II. Dari kegiatan pembelajaran sehari-hari Pk Wy merasa kesulitan terutama karena Kepala Sekolah sering meninggalkan tempat untuk urusan dinas, oleh karena itu Pak Wy seringkali meminta Ibu Rn untuk membantu mengajar di Kelas III dan IV untuk semua bidang studi. Pada awalnya Ibu Rn merasa sangat kesulitan terutama untuk mata pelajaran Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Demikian pula Pak An yang belum menguasai strategi pembelajaran. Namun karena Ibu Rn dan Pak An sering bertanya pada Pak Wy maka terciptalah proses pembelajaran yang baik. Berkat kerjasama yang baik antara sesama guru di bawah pimpinan dan bimbingan kepala sekolah proses pembelajaran di sekolah tersebut dapat terlaksana dengan baik. Bagaimana di tempat Anda? Pernahkah menemukan masalah seperti di atas? Bagaimana Anda menyikapinya? Keinginan yang kuat untuk menjadi seorang guru yang dapat mengatasi segala permasalahan dan keterbatasan dalam proses pembelajaran dan kerjasama yang baik akan menciptakan proses pembelajaran yang otimal. Winataputra (1999) menyebutkan bahwa pembelajaran yang terkondisikan menggunakan pendekatan PKR memerlukan berbagai sarana pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh setiap guru diharapkan adanya koordinasi antara kepala sekolah dan pihak guru. Kepala Sekolah diharapkan mengadakan dan membiasakan perencanaan PKR bersama oleh sesama guru di sekolah tersebut, misalnya dalam menyusun jadwal, menetapkan kelas-kelas yang dirangkap, menata ruangan, memanfaatkan sumber belajar, dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pertemuan antar guru tersebut dapat dipimpin oleh kepala sekolah atau oleh guru secara bergilir sesuai dengan permasalahan yang terjadi.
6 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
B. Kerjasama guru dari sekolah lain Dalam beberapa hal seringkali kita tak mampu memecahkan masalah pembelajaran sendiri, bahkan setelah didiskusikan dengan teman sejawat dalam satu sekolah. Sebaiknya kita tidak putus asa dan menyerah begitu saja tetapi marilah kita coba untuk bertanya pada teman-teman sejawat yang bertugas di sekolah lain. Dengan demikian diharapkan kita mampu untuk memecahkan masalah pembelajaran yang kita hadapi. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik antar teman sejawat sangat membantu dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran. Djalil, dkk. (2005) menyebutkan bahwa kerjasama antar sekolah merupakan faktor yang sangat penting, misalnya untuk kepentingan berikut: a. berdiskusi dan tukar pengalaman utnuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar, misalnya tidak mempunyai buku sumber, dan alat peraga pelajaran, atau kurang menguasai materi yang harus diajarkan. b. Membangun Pusat Sumber Belajar (PSB) yang saat ini dikenal sebagai Pusat Sumber Belajar Guru (PSBG), misalnya mengembangkan alat pelajaran, perpustakaan bersama, dan laboratorium yang sederhana. c. Mengadakan kegiatan bersama, misalnya mengadakan kunjungan dan karyawisata, membuat media pembelajaran, menyusun skenario pembelajaran dan lain-lain d. Saling membantu dalam mengajar, misalnya guru dari SD yang satu dapat membantu mengajar di SD lainnya yang berdekatan. Untuk menciptakan suasana tersebut di atas, sebaiknya dibawah koordinasi Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran setempat mengadakan dan mengupayakan kerjasama antara SD satu dengan SD lain yang berdekatan. Cara ini diperlukan terutama pada SD yang memiliki jumlah guru yang terbatas dang sangat minimal, namun tidak menutup kemungkinan diterapkan pula oleh sekolah dengan jumlah guru memadai. Sebuah SD dapat mengundang guru lain yang dinilai menguasai suatu mata pelajaran tertentu dengan baik, dengan cara itu sesama guru dari sekolah yang berbeda dapat saling bertukar pengalaman dan ilmu, atau dapat juga saling meminjam alat bantu mengajar misal KIT IPA atau satu waktu secara bersama-sama memanfaatkan fasilitas yang dimilki salah satu SD. Jika di sekolah Anda tidak mempunyai fasilitas laboratorium IPA yang cukup lengkap dan memadai maka dengan kerjasama yang baik Anda dapat memanfaatkan laboratorium dari sekolah lain, demikian pula ketersediaan koleksi perpustakaan yang terbatas Anda dapat mengatasi ini dengan saling meminjam buku yang tidak tersedia di sekolah Anda.
Pembelajaran Kelas Rangkap
4-7
Jumlah guru yang terbatas di sebuah sekolah seringkali menyebabkan mata pelajaran tertentu menjadi terbengkalai, apalagi jika materi pelajaran tersebut tidak dikuasai dengan baik oleh guru yang bersangkutan. Jika Anda berada pada posisi tersebut dan tidak mau bertanya pada teman guru di sekolah lain, maka apa yang terjadi? Bagaimana dengan tanggung jawab Anda? Bagaimana dengan siswa Anda? Apa yang akan Anda lakukan? Kerjasama yang baik dalam menyelesaikan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran sangat diperlukan terutama di wilayah dengan jumlah guru dan kelas yang terbatas. SD N III Abepura merupakan salah satu SD inti di Abepura, dimana guru-guru nya sebagian besar telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan bertaraf nasional, oleh karena itu seringkali dalam berbagai kegiatan Kepala Sekolah dan guru dari SD N III diminta untuk membantu guru-guru dari SD lain di sekitar Abepura. SD N III seringkali menjadi koordinator pelaksanaan KKG, dan menjadi mitra pelaksanaan PPL bagi mahasiswa PGSD. Guru SD yang sudah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan PKR ditugasi atau dikondisikan untuk membantu guru lain yang belum begitu mahir atau belum dapat menerapkan PKR. Iniasiatif dapat datang dari guru yang sudah memiliki kemahiran PKR atau dari guru yang memerlukan kemahiran itu, ataupun dari kepala sekolah yang bersangkutan. Melalui LPTK setempat, perlu diadakan pelatihan PKR bagi guru SD terpencil. Para guru akan mendapatkan bekal pelaksanaan pembelajaran dalam berbagai situasi yang mengkondisikan terjadinya pelaksanaan PKR. Dinas P&P setempat bekerjasama dengan LPTK meningkatkan kemampuan para penilik agar menjadi model guru PKR dan dapat membimbing guru SD dalam merancang, melaksanakan, dan menilai serta meningkatkan PKR di SD yang menjadi tanggungjawab kepenilikannya. Apabila letak SD berjauhan, kerjasama dapat dilakukan dengan saling meminjam alat-alat pembelajaran, buku pegangan, atau alat peraga lain. Misalnya di SD Anda tidak terdapat alat peraga abakus untuk pembelajaran matematika, Anda belum tahu dan belum pernah membuat alat tersebut, sementara di SD lain ada guru yang sudah membuat maka Anda sebaiknya Anda tidakmalu-malu meminta guru dari SD tersebut untuk meminjamkan atau membantu Anda membuat, tentunya pendekatan kelembagaan dan pribadi juga akan sangat membantu. KKG (Kelompok Kerja Guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) adalah forum yang dapat dijadikan untuk saling tukar informasi, pengalaman, berdiskusi, untuk memecahkan berbagai kesulitan mengajar dan mengerjakan sesuatu secara bersama. Sebaiknya sebelum
8 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
mengikuti kegiatan dalam forum tersebut, identifikasilah segala kesulitan dan permasalahan yang Anda alami, jadikan forum tersebut untuk membantu menyelesaikan masalah Anda. Belajar dari sesama teman memiliki makna lebih besar, lewat kegiatan berkelompok Anda dapat memperoleh berbagai hal yang sulit didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau menghagai orang lain, sikap mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup bersama orang lain. Gunakan kesempatan bertanya hal-hal yang belum jelas atau belum diketahui dalam kelompok. Bertanya kadang dimaknai tidak tahu. Oleh karena itu, banyak orang tidak mau bertanya karena takut dianggap tidak tahu. Pembelajaran aktif memandang orang bertanya sebagai orang yang telah tahu dan ia ingin melengkapi pengetahuannya. Pada prinsipnya bertanya lebih baik daripada tidak tahu.
Latihan Anda seorang guru Kesenian, di Sekolah Anda hanya terdapat 3 (tiga) orang guru termasuk Kepala Sekolah. Karena keterbatasan guru Anda diminta untuk membantu mengajar di kelas II dan III dan pelajaran Olah raga untuk semua kelas, sementara Anda merasa khawatir karena tidak menguasai mata pelajaran tersebut. Di SD lain dekat SD Saudara terdapat seorang Guru Olah Raga dengan berbagai peralatan olahraga. Apa yang akan Anda Lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada, agar murid-murid yang menjadi tanggung jawab Anda dapat mengikuti pembelajaran dengan baik? Petunjuk Jawaban Latihan Untuk bisa mengerjakan tugas ini, berikut adalah kata-kata kunci yang menjadi pegangan Anda dalam mengerjakan tugas tersebut: 1. Identifikasi permasalahan dan kesulitan Anda dalam melaksanakan pembelajaran 2. Diskusikan langkah-langkah pemecahan masalah yang dapat dilakukan 3. Lakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu Anda
Pembelajaran Kelas Rangkap
4-9
RANGKUMAN Pembelajaran Kelas Rangkap memerlukan sumber belajar yang tidak terbatas pada buku yang ada di sekolah, apalagi bila secara kenyataan masyarakat merupakan laboratorium belajar yang tidak terbatas. Menimba ilmu dan pengalaman dari sesama guru baik dalam satu sekolah maupun dari sekolah lain sebagai sumber belajar sangat penting dilakukan terutama jika Anda menyadari bahwa pada diri Anda banyak keterbatasan dalam melaksanakan peran serta tugas Anda sebagai seorang guru yang bertanggungjawab.
Tes Formatif 1 1. Jelaskan dalam kondisi apa saja seorang guru harus memanfaatkan guru lain dalam satu sekolah! 2. Jelaskan dalam kondisi apa saja seorang guru membutuhkan bantuan guru lain dari sekolah lain! 3. Berikan satu contoh bentuk kerjasama antara sesama guru dari sekolah lain! Jelaskan bagaimana kerjasama tersebut dapat berlangsung baik! 4. Apa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya KKG? Setelah Anda mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda. Setiap soal yang dijawab benar akan mendapat skor 25. Rumus Jumlah skor Tingkat penguasaan =
x 100%
4 Arti tinggkat penguasaan Anda: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan mempelajari sub unit 2 selanjutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa, ulangilah membaca sub unit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai. 10 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
Sub Unit 2 Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pengantar
P
ada pembelajaran sebelumnya Anda telah mempelajari sekolah dan lingkungannya sebagai sumber belajar dimana telah di bahas kerjasama antara guru baik sesama guru di lingkungan sekolah sendiri maupun dari sekolah lain serta kerjasama antara guru dan masyarakat. Pada kegiatan belajar ini, kita akan membahas peran lingkungan sebagai sumber belajar. Sebagaimana kita telah ketahui bersama bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan PKR diperlukan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan guru mampu membelajarkan lebih dari 1 (satu) kelas pada waktu bersamaan. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sangat membantu pelaksanaan PKR. Dengan mempelajari bagaimana memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Anda diharapkan dapat melakukan pembelajaran PKR dengan menyenangkan bagi siswa dan memudahkan Anda dalam mengelola pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran ini adalah Anda diharapkan mampu menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, mendesain pembelajaran PKR dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
Uraian Materi Sebagian besar siswa kurang berminat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sehingga materi yang diajarkan menjadi verbal/hafalan. Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan metode ceramah jika diterapkan secara murni adalah tidak melibatkan anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran akibatnya materi tersebut menjadi kurang menarik sehingga kurang diminati siswa. Padahal menurut Effendi (1995) minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan seperti yang dikemukakan bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 11
minat. Dalam hal ini kemampuan seorang guru yang menggunakan metode pendekatan PKR perlu mencari cara utnuk dapat meningkatkan minat belajar siswa. Sesuai dengan prinsip PKR yang antara lain menekankan pada perlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnya disadari perlunya memahami dan memanfaatkan lingkungan belajar secara optimal. Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai objek belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Seorang guru harus mampu membuat siswa belajar mandiri. Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangat banyak. Sayangnya sumber belajar kita yang berlimpahlimpah tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu seorang guru diharapkan untuk mengenali dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekitar siswa. Malcolm Knowles (1975) menggambarkan bahwa belajar mandiri menekankan pendidikan pada inisiatif individu dalam belajar. Belajar mandiri adalah suatu kondisi dimana seseorang mengambil inisiatif dengan ataupun tanpa bantuan orang lain baik dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya, menemutunjukkan sumber manusia dan sumber bahan untuk kepentingan belajarnya, serta memilih dan melaksanakan strategi belajar yang cocok , serta mengevaluasi hasil belajarnya. Pada pembelajaran dengan PKR seorang guru harus mampu membuat murid belajar secara independen. Winataputra (1999) menyebutkan bahwa bila dirinci sumber belajar meliputi hal-hal sebagai berikut: a. lingkungan sosial atau manusia antara lain guru, siswa lain, orang tua, dan anggota masayarakat b. lingkungan hidup seperti flora dan fauna c. lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan d. lingkungan budaya seperti pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi e. lingkungan religius seperti kitab suci dan acara keagamaan Kelima unsur lingkungan tersebut berpotensi memberi stimulus atau rangsangan belajar pada siswa. Berbagai jenis sumber belajar seyogyanya dimanfaatkan secara optimal untuk memicu,memacu, memelihara, dan meningkatkan proses belajar.
12 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
A. Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar Seorang guru yang menggunakan PKR diharapkan dapat mengenali dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekitar siswa. Pada dasarnya sumber belajar adalah orang, bahan teknik, setting, yang dapat membantu siswa maupun guru. Siswa belajar dengan baik karena melihat dan mengalami secara langsung, mereka terlibat dalam dalam aktivitas yang bermakna dan menyenangkan. Bagi siswa yang cepat berpeluang untuk memperoleh kegiatan pengayaan dan bagi yang lambat dapat memperoleh kegiatan perbaikan dengan memanfaatkan bahan, media, teknik yang ada dalam sumber belajar. siswa dan guru dapat lebih akrab dengan lingkungan. Guru harus berusaha memfasilitasi siswa agar lebih banyak mengalami belajar bersama dengan berbagai macam karakter manusia sehingga siswa lebih siap saat terjun ke dalam masyarakat. Salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk kelompok belajar siswa. Siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang terbagi berdasarkan kelas masing-masing. Tugas diberikan sesuai dengan tingkatan kelas. Diharapkan dalam kelompok, siswa dapat mengaktualisasikan diri dan melalui kegiatan belajar dalam kelompok, siswa diharapkan memperoleh banyak hal antara lain pengetahuan dan keterampilan lebih banyak karena mereka dapat belajar dari sesama teman. Belajar dari sesama teman memiliki makna lebih besar sebab siswa lebih mudah memahami bahasa dan isyarat yang diberikan oleh temannya. Lewat kegiatan berkelompok pula siswa memperoleh berbagai hal yang sulit didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau menghagai orang lain, sikap mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup bersama orang lain. Pada pembelajaran IPA Anda dapat mengajak siswa ke lingkungan sekitar sekolah. Banyak hal yang dapat dipelajari di sana baik oleh siswa kelas I, II,III, IV, V maupun kelas VI. Tema dapat disesuaikan dengan kurikulum. Contoh pada pembelajaran tentang mahluk hidup dan lingkungan untuk siswa kelas rendah dapat di beri tugas utnuk mencatat mahluk hidup apa saja yang mereka temukan di sekitar halaman sekolah, sedangkan untuk kelas tinggi dapat diberi tugas yang lebih kompleks seperti mengelompokkan data pengamatan ke dalam komponen biotik dan komponen abiotik individu, populasi, komunitas, menghitung kepadatan populasi, menemukan interaksi antar komponen ekosistem, dll. Dari data komponen biotik yang diperoleh siswa juga memanfaatkan untuk memahami adanya rantai makanan dan jaring-jaring makanan, mengelompokkan berdasarkan cara memperoleh energinya, makanan, sehingga diperoleh kelompok
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 13
produsen, konsumen I, konsumen II, dst. Serta kelompok dekomposer. Selain itu siswa juga belajar mengelompokkan makhluk hidup atas dasar jenis makanannya, seperti herbivora, carnivora, dan omnivora, dan membuat diagram komposisi masa penyusun komponen biotik dalam ekosistem dalam bentuk piramida makanan. Pada pertemuan yang lain, siswa diberi kesempatan merancang alat yang dapat digunakan untuk membuat kincir air dengan memanfaatkan barang-barang limbah di sekitar siswa, Selanjutnya melakukan percobaan terhadap alat tersebut dan membuat laporan disetiap akhir pembelajaran. Siswa yang merasa rancangan alatnya berhasil akan merasa senang terutama bila mendapat penghargaan berupa pujian dari Anda sebagai guru. Cara yang sama dapat dilakukan pada pembelajaran matematika untuk konsep pengukuran dimana Anak dapat diminta utnuk membandingkan berat berbagai benda yang ada di sekitar kelasnya. Timbangan sederhana dapat dibuat dengan menggunakan penggaris, tentu saja tugas yang diberikan untuk masingmasing kelas berbeda sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Hasil kegiatan direkam oleh siswa di buku masing-masing dan didiskusikan di kelas masing-masing. Kegiatan ini sangat sederhana tetapi efektif dan akan memicu semangat dan kreatifitas siswa untuk terus belajar. Dalam pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tentu saja dibutuhkan sebuah panduan agar siswa mempunyai satu arahan yang jelas apa yang hendak dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, sehingga walaupun mengawasi beberapa kelas dan beberapa kelompok belajar guru dapat mengontrol kegiatan pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat diperlukan dalam hal ini. LKS merupakan alat atau sarana untuk mengaktifkan murid-murid belajar secara mandiri. Guru sebaiknya memberi kesempatan pada siswa seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman belajar melaui berbagai sumber. Ketika saya melakukan bimbingan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di salah satu SD Negeri, seorang guru Ibu Yt sedang mengajar mata pelajaran IPS. Salah satu kegiatannya adalah siswa diajak ke warung sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual. Pemilik warung, merasa senang para siswa datang ke warungnya, dan menanyakan berbagai informasi tentang bisnis warung yang dikelolanya. “Kami sangat senang, dan ini merupakan kehormatan, bahwa siswa diajak ke warung kami. Kendati siswa hanya bertanya, dan tidak belanja, kami tak berkeberatan”. Kata pemilik warung. Siswa tampaknya senang juga, dengan suasana
14 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
belajar seperti itu tampak terlihat dari semangat mereka untuk menanyakan berbagai hal. Pada akhirnya mahasiswa PPL dapat melihat bahwa pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dengan kemampuan guru untuk melihat dan memanfaatkan lingkungannya. Lingkungan tempat wisata, pasar, rumah sakit dapat menjadi sumber belajar siswa. Siswa dapat belajar dari orang lain, stimulus yang dapat diterima dari manusia lain adalah informasi, petunjuk, nasihat, contoh, teguran, pertanyaan, pendapat, kritik, pujian, harapan, permintaan, tugas, perintah, pembenaran, dan keterampilan. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar menjadikan siswa lebih mudah dan lebih senang menggapai ilmu dan keterampilan.
B. Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar Salah satu upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan sekitar dapat mencakup lingkungan allam dan pengalaman di lingkungan sekitar siswa sehari-hari. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode ini, lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. Belajar di lingkungan dapat menjadi sarana memupuk kreatifitas inisiatif kemandirian, kerjasama atau gotong royong dan meningkatkan minat pada pelajaran. Pemilihan lingkungan di luar sekolah sebagai sumber belajar hendaknya disesuaikan dengan materi pelajarannya, misalnya lingkungan Pasar untuk pelajaran IPS, dan matematika dan tidak menutup kemungkinan melaksanakan pembelajaran IPA, lingkungan Pantai dapat menjadi sumber belajar IPA, IPS dan tidak menutup kemungkinan terjadi pembelajaran Seni Rupa. Berikut ini adalah contoh kegiatan siswa dan guru yang menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 15
Pak Sam adalah guru kelas di sebuah Sekolah Dasar yang merangkap kelas III dan V. Pada pembelajaran IPS kelas III, Pak Sam akan mengajarkan berbagai macam benda pos, dan cara mengirimkan uang melalui wesel pos, di kelas V akan diberikan pelajaran tentang berbagai macam sarana dan prasarana umum. Pak Sam ingin melakukan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman nyata pada siswanya. Kebetulan Kantor pos berada hanya beberapa meter dekat sekolah, oleh karena itu pak Sam mengajak siswa kelas III dan V ke Kantor Pos. Melalui kegiatan tersebut Pak Sam berharap dapat membelajarkan siswa kelas V dan VI secara bersamaan. Sebelum ke Kantor Pos Pak Sam telah membuat Lembar Kegiatan Siswa sesuai dengan tingkatan kelas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. LKS tersebut berisi petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan siswa selama berada di Kantor Pos. Berdasarkan kegiatan di atas dapat dilihat bahwa Pak Sam berusaha melakukan pembelajaran kelas rangkap dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Apa yang dilakukan Pak Sam dapat dijadikan contoh. Bagaimana dengan Anda, apakah di lingkungan sekolah Anda terdapat sumber belajar? Pernahkah Anda melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Pak Sam? Cobalah membuat suatu perencanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar!. Sebuah lingkungan yang dipilih pada dasarnya dapat menjadi sumber belajar berbagai jenis ilmu, sekarang tinggal Anda sebagai guru merancang pembelajaran apa yang hendak di lakukan dengan membuat LKS bagi siswa, terutama jika Anda menjadi guru di beberapa kelas dan merangkap berbagai jenis bidang studi. Dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, selain Anda dituntut menguasai seluk beluk lingkungan, Anda juga dituntut untuk menguasai tentang materi kurikulum/GBPP, serta materi dan topik-topik pelajaran dalam buku paket yang berkaitan dan membutuhkan alam sekitar sebagai sumber. Identifikasi lingkungan sebagai sumber belajar perlu dilakukan lebih awal sebelum membawa siswa ke sana. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan dalam mengidentifikasi lingkunagan yang akan dijadikan sebagi sumber belajar, diantaranya, Anda dapat mengidentifikasi Sumber Alam yang ada apakah ada sungai, gunung, danau, sawah dan lainnya, lingkungan sosial seperti mata pencaharian penduduk, upacara keagamaan, bahasa dan lainnya, kemudian Anda dapat mengidentifikasi lembaga apa 16 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
saja yang ada di lingkungan sekitar Anda seperti Puskesmas, tempat ibadah, laboratorium, musium dan lainnya. Berikut adalah satu contoh bagaimana mengidentifikasi sebuah lingkungan untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Dalam perjalanan pulang mengajar, Pak Markus melewati jalan sepanjang sungai dimana banyak perahu kecil hilir mudik memuat hasil bumi dari arah hulu dan barang keperluan lain dari kota. Di kanan kiri sungai masih ada ladang yang ditanami palawija tetapi ada juga semak-semak yang ditumbuhi tanaman liar dengan ragam bentuk daun dan warna bunga yang bermacam-macam. Kupu-kupu terlihat beterbangan dan hinggap di atas bunga-bunga tersebut. Dalam fikiran Pak Markus, tempat tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran beberapa pokok bahasan pada berbagai mata pelajaran. Pak Markus adalah Kepala Sekolah yang merangkap mengajar di kelas III, IV dan VI. Pak Markus membuat rencana pembelajaran dengan mencoba mengidentifikasi konsep yang dapat diajarkan sebelum membawa siswa ke sana. Beberapa konsep telah dipilih untuk pembelajaran IPA diantaranya macam-macam tanaman pada kelas III, pengelompokan tanaman berdasarkan jenis akar, bentuk daun dan keping biji di kelas V, siklus hidup serangga di kelas V, saling ketergantungan antara mahluk hidup di kelas VI , untuk pembelajaran IPS gerak air (yang menguntungkan dan merugikan) di kelas VI, dan untuk pembelajaran matematika siswa diajak untuk membuat perkiraan mengenai ketinggian ladang dari permukaan air serta bentuk dan luas ladang dan sawah tersebut. Tentu saja semua kegiatan tersebut dilengkapi dengan Lembar Kegiatan Siswa, sehingga di sana siswa dapat belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. (cerita diadaptasi dari Suparno, 1999) Berdasarkan cerita di atas, bagaimana pendapat Anda? Apakah Pak Markus telah mampu memanfaatkan lingkungan alam sekirtarnya sebagai sumber belajar? Bagaimana dengan Anda? Dapatkah Anda mencobanya? Cobalah untuk melakukan hal yang sama sesuai dengan kondisi dan kekayaan alam dimana Anda berada. Menurut Djalil, dkk (2005), Ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, yaitu: 1. Sumber tersebut mudah di jangkau (kemudahan)
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 17
2. Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan) 3. Tempat tersebut cukup aman digunakan sebagai sumber belajar (kemananan) 4. Berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian) Melalui metode ini, bentuk tugas yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan anak didik pada batas frekuensi yang tetap menggairahkan mereka sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Tentu saja untuk melakukan kegiatan belajar dengan metode ini diperlukan perencanaan dan persiapan yang baik dengan membuat langkah-langkah pembelajarannya, koordinasi dengan kepala sekolah dan pihak-pihak terkait perlu dilakukan pada awal program pembelajaran. Djalil, dkk (2005) membuat beberapa langkah dalam menentukan lingkungan sebagai sumber belajar sebagai berikut: a. Topik dan materi pembelajaran erat sekali kaitannya dengan lingkungan b. Lingkungan yang dipilih merupakan salah satu sumber yang paling mungkin dapat digunakan untuk memperkaya materi c. Sumber tersebut paling sesuai dengan sekolah Anda dilihat dari kemudahan, kemurahan, kemanana, dan kesesuaian dengan materi. d. Sumber dari buku dirasakan kurang atau tidak ada atau tiadak ada contohnya dan sulit diterapkan pada pembelajaran dengan pendekatan PKR.
C. Masyarakat Sebagai Sumber Belajar Sekolah bukanlah merupakan bagian terpisah dari masyarakat, tetap merupakan bagian integral dari masyarakat. Jabatan guru merupakan salah satu jabatan professional dalam masyarakat. Dalam pelaksanaan PKR kemitraan antar guru dan antar guru dengan masyarakat sanagtalah penting, lebih-lebih guru yang bertugas di SD yang sumber belajarnya di sekolah sangat terbatas. Sekolah dan guru seharusnya tidak terisolasi atau mengisolasikan diri dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu iklim kerjasama perlu dibangun dan dipelihara. Kemitraan atau kerjasama sekolah dan masyarakat di sekitar sekolah perlu dirancang dan diprogramkan dngan baik. Dengan demikian segala sumber belajar yang ada di luar sekolah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembelajaran. Sebagaimana diketahui bahwa PKR merupakan pendekatan pembelajaran yang memerlukan sumber belajar yang tidak terbatas pada buku yang ada di sekolah. Apalagi bila secara kenyataan justru di sekolah itu tidak tersedia sumber belajar yang diperlukan. Sesungguhnya masyarakat merupakan sumber belajar asalkan kita sebagai guru tahu, mau dan mampu merancang dan memprogramkannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
18 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
Masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah individu sebagai personal yang merupakan bagian dari masyarakat. Misalnya tokoh masyarakat dan para ahli, seperti peran ulama, budayawan, sosiawan, pengrajin, petani, seniman, pakar, aparat pemerintah, lingkungan hidup dan sebagainya. Mereka dapat bertindak sebagai nara sumber untuk informasi tertentu. Sekali waktu seorang polisi dapat di undang ke sekolah untuk memberikan materi-materi tentang tertib berlalulintas, atau seorang ulama atau pendeta dengan memberikan materi pada perayaan hari-hari besar keagamaan, atau suatu waktu siswa diajak mengunjungi Puskesmas untuk melihat dan mengamati aktifitas di sana. Kunjungan ke pameran karya sastra, museum, cagar alam, kebun binatang, dan lingkungan lain sangat membantu siswa dalam belajar mandiri. Berikut adalah contoh kegiatan yang melibatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Ibu Ida adalah seorang guru SD yang merangkap mengajar di kelas IV dan V, pada suatu saat desa mereka sedang dilAnda penyakit Demam Berdarah. Ibu Ida akan mengajarkan pokok bahasan Penyakit menular dai kelas V dan makanan sehat di kelas IV. Ibu Ida membuat suatu perencanaan pembelajaran untuk kelas IV dan V secara bersamaan sekaligus memberikan penjelasan bagaimana cara agar para murid ikut berpartisipasi mencegah dan memberantas penyakit Demam Berdara yang melAnda desa mereka. Karena Ibu Ida tidak menguasai materi tersebut dengan baik, maka Ibu Ida berinisiatif menghubungi Kantor Dinas Kesehatan di Kabupaten untuk memberikan materi. Sebelumnya Ibu Ida memberikan rancangan pokok materi dan tujuan yang harus dicapai pada pembelajaran tersebut. Tentu saja dalam pembelajaran tersebut anak-anak merasa senang karena mereka bertemu dengan orang yang ahli di bidangnya dimana anak-anak bebas bertanya seputar materi yang diberikan. Melihat kegiatan yang dilakukan Ibu Ida, bagaimana menurut pendapat Anda? Apakah Anda pernah melakukan hal yang sama? Cobalah memanfaatkan masyarakat disekitar Anda? Djalil, dkk (2005) menjelaskan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memanfaatkan nara sumber, yaitu: 1. materi atau informasi yang dapat diperoleh dari nara sumber, tidak dikuasai oleh guru, ada 2. nara sumber tersebut tepat, artinya yang dijadikan nara sumber harus orang yang benar-benar memiliki informasi tersebut
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 19
3. hindarkanlah hal yang berwarna politik, karena murid SD belum saatnya diberi informasi politik praktis
Rangkuman Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai objek belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Seorang guru harus mampu membuat siswa belajar mandiri. Membentuk kelompok belajar dapat membantu siswa mengaktualisasikan diri dan melalui kegiatan belajar dalam kelompok, siswa diharapkan memperoleh banyak hal antara lain pengetahuan dan keterampilan lebih banyak karena mereka dapat belajar dari sesama teman. Pada dasarnya sebuah lingkungan yang dipilih dapat menjadi sumber belajar berbagai jenis ilmu, Lingkungan belajar dapat berupa lingkungan di sekolah yang terdiri guru, kepala sekolah, teman sekolah, ruang kelas, dan halaman sekolah. Sedangkan lingkungan sekitar meliputi lingkungan alam, lingkungan social yang dapat berupa masyarakat dan sarana-sarana lainnya yang terdapat di sekitar daerah tempat tinggal ataupun sekolah siswa.
Tes Formatif 2 1. Dalam pendidikan pada dasarnya lingkungan adalah……… a. tempat bermain b. tempat belajar c. laboratorium raksasa yang merupakan sumber belajar d. tempat siswa beradaptasi dengan alam 2. Lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar adalah…… a. Kantin sekolah b. Museum c. Cagar alam d. Puskesmas 3. Seorang ulama/pendeta dapat dapat menjadi nara sumber bagi siswa pada saat a. pelajaran agama b. perayaan hari-hari besar keagamaan c. setiap hari d. semua benar
20 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
4. memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat dilakukan pada pembelajaran……. a. IPA b. IPS c. Matematika d. Semua pelajaran 5. Untuk memahami dan mengenal berbagai macam benda bersejarah pada pembelajaran IPS siswa dapat dijak mengunjungi….. a. Museum b. candi c. situs-situs peninggalan sejarah d. semua benar 6. Mengapa dalam proses belajar mengajar lingkungan sekitar mempunyai peran yang penting? a. karena lingkungan memberikan suasana segar b. karena belajar di lingkungan dapat juga menjadi ajang rekreasi c. belajar di lingkungan dapat memberikan pengalaman nyata d. Belajar di lingkungan membuat siswa dapat bercAnda gurau dengan sesama teman 7. Sebuah pasar dapat dijadikan sumber belajar. menurut Anda pembelajaran apa saja yang dapat berlangsung di sana? a. IPA b. IPS c. Matematika d. Semua pelajaran 8. Menurut Anda pada saat kapan lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar? a. pada saat guru dan siswa merasa jenuh belajar di dalam kelas b. pada saat guru kekurangan alat peraga c. pada saat guru membutuhkan sumber belajar yang tidak dapat di temui di sekolah d. pada saat guru dan siswa merasa perlu adanya suasana baru dalam pembelajaran 9. Pembelajaran dengan pendekatan PKR yang dilakukan di lingkungan sangat membutuhkan ….. a. LKS b. Lembar kerja
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 21
c. Alat-alat kerja d. Bahan-bahan kerja 10. Menurut Anda keuntungan dan manfaat apa yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar…… a. membantu guru supaya tidak repot menyiapkan alat dan bahan pembelajaran b. membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam pembelajarannya c. Membantu siswa dalam mendapat kesempatan rekreasi d. Membantu siswa dalam menikmati pemAndangan alam Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus Jumlah jawaban yang benar Tingkat penguasaan =
x 100% 10
Arti tinggkat penguasaan Anda: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan mempelajari sub unit 3 selanjutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa, ulangilah membaca sub unit 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
22 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
Sub Unit 3 Menciptakan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Pengantar
P
embelajaran dengan pendekatan PKR menuntut adanya kemandirian dari siswa. Untuk menunjang proses belajar mandiri diperlukan suasana yang dapat mendorong guru dan siswa dapat memanfaatkan lingkungan kelas mapun sekolah sebagai sumber belajar. Pada pembelajaran dengan pendekatan PKR seorang guru harus mampu menciptakan kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran termasuk belajar mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan sumber belajar yang memadai. Melalui kegiatan pembelajaran ini akan dibahas tentang bagaimana menciptakan ruang kelas sebagai sumber belajar dan menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber balajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru.
A. Melengkapi Ruang Kelas dengan Berbagai Sumber Belajar Ruang kelas merupkan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, tempat sebagian besar kegiatan pembelajaran berlangsung. Menciptakan ruang kelas yang menyenangkan akan membantu berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk membuat siswa lebih produktif dalam belajar seorang guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar dengan berbagai perlengkapan belajar. Lembar tugas dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat membantu siswa belajar mandiri. Adanya sudut baca di ruang kelas dengan berbagai jenis buku sangat diperlukan terutama pada pembelajaran dengan menggunakan model PKR dimana guru harus membelajarkan lebih dari satu kelas dalam waktu yang bersamaan. Dengan Lembar tugas dan LKS guru dapat memanfaatkan sudut baca sebagai sumber belajar siswa. Sudut baca dapat berisi kumpulan laporan kegiatan siswa, benda-benda lingkungan, pajangan kelas yang berkaitan dengan isi buku-buku yang berkaitan dengan buku pelajaran, buku cerita, komik, kliping maupun laporan tugas, dan hasil Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 23
kerja siswa dalam melakukan kegiatan praktikum serta benda-benda yang merupakan hasil karya siswa. Sangat penting menyediakan sudut baca di setiap ruang kelas, Suatu daerah dengan lingkungan terbatas sumber belajar sangat memerlukan berbagai macam referensi. Misal jika Anda berada di daerah Pegunungan dengan berbagai keterbatasan sumber belajar diperlukan sumber bacaan yang beragam. Kondisi alam yang terdiri alam pegunungan sangat menyulitkan guru untuk menggambarkan suasana kehidupan di daerah Pantai, berbagai macam mahluk hidup pada ekosistim pantai dan laut serta gambaran suasana dan kehidupan daerah perkotaan. Buku bacaan bergambar sangat diperlukan dalam hal ini. Berbagai hasil karya siswa sebaiknya gantungkan atau pajang di ruang kelas, agar dapat digunakan sebagai sumber belajar. Gambar Presiden, wakil Presiden dan para menteri, gambar-gambar pahlawan nasional, pahlawan revolusi, peta Provinsi dan Nasional, awetan berbagai jenis tumbuhan, serangga, dan lain sebagainya sangat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan PKR maupun kelas biasa. Berbagai cara dapat dilakukan untuk pembuatan berbagai macam sumber belajar yang berupa alat peraga dengan melibatkan siswa. Untuk pembelajaran IPA misalnya pembuatan alat peraga dapat dilakukan dengan mengajak siswa ke suatu lingkungan dimana terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Bersama siswa guru dapat mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan, daun-daun atau bunga-bunga, kemudian di keringkan dan disusun rapi, dan inilah yang disebut “herbarium”. Berbagai jenis biji-bijian, dikumpulkan pada gelas plastik atau botol bening bekas sesuai jenisnya dan disimpan dalam lemari. Setiap jenis tumbuhan tersebut harus diberikan identitas : Nama tumbuhan, jenis (species), keluarga (family), tempat hidupnya (habitat), waktu pengambilan bahan, identitas yang mengumpulkan bahan, dan lokasi pengambilan bahan. Pada saat mengunjungi suatu lokasi selain mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan siswa juga dapat diajak untuk mengumpulkan berbagai jenis fauna (serangga), binatang darat atau binatang air, yang kemudian dikeringkan dan disusun dalam suatu lembar kertas manila yang selanjutnya diberi identitas. Jika mungkin flora maupun fauna dibuat pula dalam bentuk awetan basah. Ini berarti sekolah sudah memiliki “insektarium” dan alat peraga tumbuhan atau hewan yang dapat digunakan kapan saja. Jika Anda mendapat kesempatan mengunjungi daerah lain yang mempunyai kekayaan alam flora dan fauna yang berbeda dengan tempat Anda mengajar, gunakan kesempatan tersebut untuk mengumpulkan berbagai jenis flora dan fauna yang tidak terdapat di daerah tempat Anda bertugas. Kalau di daerah
24 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
sekitar sekolah Anda banyak sungai,ataupun danau gunakan kekayaan alam tersebut sebagai sumber belajar, salah satunya dengan membuat akuarium sederhana. Pada kegiatan yang sama guru dan siswa dapat pula mengumpulkan berbagai jenis batu-batuan seperti batu cadas, batu sungai, batu pasir dan batu-batu lain. Batuan seperti ini banyak terdapat di halaman, di sungai, di gunung dan ditempat lainnya, kemudian disimpan pada lemari atau meja dan ditempatkan di salah satu sudut ruangan kelas. Pembuatan alat peraga dapat dilakukan oleh guru sendiri ataupun bersama siswa dengan menggunakan bahan bekas tidak terpakai misalnya barang dari logam, plastik, kayu, rotan, kaca, ebonite, kabel, kertas, karet, dan kain Guru bersama-sama murid membuat sendiri berbagai jenis alat praga pelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain globe, dan alat peraga terjadinya gerhana. membuat respirometer dengan selang dan botol bekas, jam pasir, membuat kalender, atau kliping sejarah dan olaharaga, membuat peta timbul dari koran bekas dan lain sebgainya. Kotak 1 Ketika sedang melaksananakan tugas di Kabupaten Puncak Jaya, Papua saya melihat seorang guru kelas 5 di sebuah SD Negeri (Ibu Ks) sedang menjelaskan tentang ekosistim. Pada penjelasan tentang jenisjenis mahluk hidup pada ekosistim hutan guru tersebut tampak tidak mengalami kesulitan terutama dalam memberikan contoh-contoh. Akan tetapi pada saat menjelaskan tentang berbagai jenis mahluk hidup yang ada di laut dengan menyebutkan berbagai contoh. Beberapa siswa bertanya bagaimana bentuk bintang laut, bagaimana bentuk rumput laut apakah sama dengan rumput yang ada di halaman sekolah mereka. Untunglah sebelum ditugaskan di Puncak Jaya ibu Ks membawa beberapa awetan basah berbagai jenis tumbuhan dan hewan laut hasil kegiatan sewaktu masih menjadi mahasiswa PGSD selain itu memperlihatkan gambar-gambar lain yang terkait dengan ekosistim pantai. Ibu Ks dapat memberikan penjelasan dengan baik seputar materi tersebut.
Bagaimana di sekolah Anda? Apakah Anda pernah mengalami hal yang sama atau apakah Anda mempunyai pengalaman lain? berdasarkan ilustrasi 1 di atas, ibu Ks sudah berusaha untuk melakukan pembelajaran dengan baik. Sangat penting menciptakan lingkungan kelas dengan berbagai sumber belajar. Pada ilustrasi di atas
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 25
menunjukkan ibu Ks benar-benar memanfaatkan ilmu dan hasil karyanya selama menjadi mahasiswa. Mahasiswa dapat memperoleh gambaran tentang keadaan lingkungan yang belum pernah dikunjunginya. Berikut ini adalah contoh seorang guru merencanakan kegiatan untuk menggunakan alat pembelajaran di kelas yang merupakan karya siswa sebagai alat pembelajaran Matematika. Kotak 2 Pak Marten adalah seorang guru di salah satu SD Negeri yang merangkap kelas IV dan V. Pada pembelajaran matematika materi pengukuran, pak Marten membagi setiap kelas dengan 3 kelompok dimana masing-masing kelompok mendapat LKS beserta alat dan bahan pembelajaran. Pak Marten menggunakan beberapa bangun ruang yang dipajang di ruang kelas sebagai bahan pembelajaran. LKS dan Lembar Tugas dibuat sesuai dengan tingkatan kelas masing-masing. Murid kelas IV ditugaskan untuk mengukur panjang, lebar dan menghitung luas bangun yang ditugaskan, sedangkan, murid kelas V ditugaskan untuk menghitung jari-jari dan volume bangun ruang. Berdasarkan illustrasi di atas Pak Marten tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran kelas rangkap dengan memanfaatkan hasil karya siswa yang dipajang di kelas sebagai alat pembelajaran. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah melakukan hal yang sama? Kalau belum mungkin Anda dapat mencobanya jika Anda dikondisikan untuk melakukan pembelajaran kelas rangkap.
B. Melengkapi Lingkungan Sekolah Dengan Berbagai Sumber Belajar Pada dasarnya keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran terutama terletak pada guru yang ditunjang dengan seluruh komponen yang ada di sekolah tersebut. Suatu sekolah dengan jumlah guru yang terbatas, sangat membutuhkan kreatifitas dalam menciptakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Halaman sekolah dapat dijadikan sumber belajar, berbagai tanaman dapat di tanam di sana, selain memperindah suasana sekolah siswa dapat belajar berbagai hal seperti mengetahui bagian-bagian tanaman dan ekosistim. Halaman belakang sekolah dapat dibuat kebun sekolah. Di kebun sekolah siswa dapat mempelajari sistim reproduksi pada tumbuhan, barbagai macam tumbuhan dengan lingkungan hidupnya,
26 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
cara bercocok tanam dan mempraktekkannya secara langsung. Belajar melalui pengalaman nyata akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Koperasi yang dibangun di sekolah dapat berfungsi sebagai sumber belajar, selain dapat membantu anggota-anggotanya yang merupakan orang-orang yang berada di lingkungan sekolah. dapat juga digunakan sebagai sumber belajar, di koperasi siswa dapat belajar menghitung keuntungan dari penjualan, sistim kredit, manfaat koperasi dan sekaligus mempraktekkannya karena siswa merupakan anggota koperasi juga. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dibentuk di sekolah dapat menjadi sumber belajar dimana siswa dapat melihat langsung bagaimana cara menangani berbagai masalah kesehatan secara sederhana. Pada dasarnya banyak hal yang dapat dipelajari di lingkungan sekolah apabila lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Semua tergantung pada Anda sebagai guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Bagaimana cara Anda meningkatkan kualitas belajar siswa dengan pemanfaatan lingkungan terutama yang menggunakan pendekatan PKR. Ada 2 (dua) cara untuk meningkatkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa: 1. Menciptakan lingkungan di sekolah yang memudahkan murid-murid untuk belajar mandiri, yang dapat dilakukan dengan melengkapi sekolah atau ruang kelas dengan berbagai sumber belajar 2. memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk menunjang belajar mandiri (Djalil, 2005)
Latihan Ketika sedang membimbing mahasiswa PPL di kabupaten MAPPI distrik Bade, seorang guru Ibu Nn bercerita bahwa ia sangat kesulitan memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Misal dalam memberikan contoh berbagai jenis hewan, disana siswa hanya mengenal jenis hewan tertentu terutama Rusa dan Kasuari. Pada saat mengajar IPA di kelas VI Ibu Nn menunjukkan gambar sapi namun oleh siswa gambar tersebut disebut Rusa (Rusa di daerah tersebut banyak yang bertubuh sangat besar). Demikian pula untuk menjelaskan tentang hal-hal lain seperti Pasar dan berbagai jenisnya, Museum dan lainnya Ibu Nn sangat merasa kesulitan.
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 27
Jika Anda berada pada posisi ibu Nn apa yang harus Anda lakukan? 1. Langkah-langkah apa saja yang Anda lakukan untuk mempersiapkan pembelajaran dengan berbagai kekurangan yang ada di lingkungan sekolah seperti ibu Nn? 2. Menurut Anda metode pembelajaran apa yang sebaiknya diterapkan dengan kondisi alam seperti yang dialami ibu Nn? Petunjuk jawaban latihan Untuk dapat menjawab pertanyaan ini dengan tepat, maka Anda dapat memperhatikan petunjuk barikut ini: 1. alat peraga 2. buku bacaan bergambar 3. proses pembelajaran Apabila Anda telah menyelesaikan tugas ini, diskusikan dengan teman Anda serta kemukakan argumentasi Anda. Konsultasikan dengan tutor Anda tentang jawaban Anda.
RANGKUMAN Menciptakan ruang kelas dan ligkungan sekolah sebagai sumber belajar amat penting, terutama dalam upaya meningkatkan kemandirian siswa. Ruang kelas yang berisi sumber belajar dan alat belajar sangat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran, terutama sekolah yang terkondisikan untuk melakukan pembelajaran kelas rangkap. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sangat membantu dalam pembelajaran kelas rangkap. Koperasi, UKS, kebun sekolah dan halaman sekolah, kolam sekolah membantu siswa dalam memperoleh pengalaman nyata dalam belajar.
28 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
Tes Formatif 3 Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan ! 1. Herbarium merupakan alat dan sumber belajar yang biasanya di tempatkan di............ a. Lemari di ruang Kepala Sekolah b. Lemari di dalam kelas c. di ruangan kepala sekolah d. di ruang kelas 2. Pemanfaatan ruang kelas sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan....... a. membuat sudut baca b. membuat koperassi sekolah c. membuat kolam sekolah d. membuat kebun sekolah 3. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sebaiknya melibatkan ..... a. guru b. kepala sekolah c. siswa d. semua komponen di sekolah 4. Dalam menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada pembelajaran kelas rangkap, guru sebaiknya.............. a. membuat lembar tugas/LKS b. membagi siswa dalam kelompok belajar c. membantu siswa dengan menemutunjukkan sumber belajar d. Semua yang tersebut di atas benar 5. Bila Anda terkondisikan untuk membelajarkan kelas rangkap, dan Anda akan memberikan materi tentang Ekosistim air tawar, apa yang harus Anda lakukan? a. Bersama siswa ke Danau yang jauh tempatnya sambil rekreasi b. Bersama siswa membuat akuarium c. Bersama siswa ke kolam sekolah d. Bersama siswa mengunjungi kolam renang yang ada di Daerah Anda
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 29
6.
Manfaat ruang kelas dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat............. a. Mengurangi kebosanan siswa dalam belajar b. menambah indah ruang kelas dan sekolah c. untuk memamerkan kemampuan guru dan siswa d. memperkaya pengetahuan dan pengalaman murid Pilihlah A. Bila 1) dan 2) benar B. Bila 1) dan 3) benar C. Bila 2) dan 3) benar D. Bila 1), 2) dan 3) benar
7. Yang dapat dijadikan sumber belajar di ruang kelas adalah....... 1) Herbarium yang di buat bersama oleh guru dan siswa 2) Sudut baca di dalam kelas 3) Bangun ruang yang dipajang di ruang kelas 8. Manfaat menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar adalah............... 1) meningkatkan kemandirian siswa 2) memperkaya pengalaman murid dalam memanfaatkan berbagai media sebagai sumber belajar 3) Siswa dapat belajar melalui pengalaman nyata tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar 9. Jika Anda mendapat tugas untuk mengajar di suatu daerah dengan lingkungan alam tertentu dimana tidak tersedia keanekaragaman flora dan fauna, Jika Anda harus mengajarkan suatu materi dengan berbagai contoh yang tidak tersedia di daerah Anda maka Anda akan ................. 1) karena kondisinya yang terbatas, materi yang diberikan disesuaikan dengan keadaan yang ada 2) Berusaha memberikan penjelasan dengan memberikan contoh-contoh dari alat peraga yang ada 3) Berusaha memberikan penjelasan dengan memberikan contoh berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan materi tersebut
30 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
10. Dalam memanfaatkan lingkungan belajar dapat dilakukan dengan ... 1) individual 2) kelompok 3) klasikal 11. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar perlu memperhatikan hal-hal ....... 1) berkaitan dengan materi pelajaran 2) tidak membutuhkan biaya yang besar 3) mudah dijangkau Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda. Rumus
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan =
x 100% 10
Arti tinggkat penguasaan Anda: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan mempelajari unit selanjutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa, ulangilah membaca sub unit 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 31
Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1. Seorang guru harus memanfaatkan guru lain dalam satu sekolah pada saat - guru tesebut akan meninggalkan sekolah untuk urusan yang sangat penting pada saat pembelajaran sedang berlangsung - seorang guru belum menguasai materi pelajaran tertentu - seorang guru kekurangan buku sumber - seorang guru kekurangan alat dan sumber belajar 2. Seorang guru membutuhkan bantuan guru lain dari sekolah yang berbeda pada saat.... - seorang guru membutuhkan bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar pada materi tertentu dan disekolah tempat bertugas tidak ada teman yang dapat membantu - seorang guru membutuhkan alat peraga yang tidak tersedia di sekolah tempat guru tersebut bertugas, dan ia sendiri belum dapat dan pernah membuatnya - seorang guru membutuhkan informasi tentang perkembangan dunia pendidikan yang belum diketahuinya 3. Salah satu contoh bentuk kerjasama antara sesama guru dari sekolah lain dapat dilakukan dalam kegiatan KKG. Kerjasama tersebut dapat berlangsung baik apabila setiap guru memanfaatkan kegiatan tersebut sebagai forum diskusi untuk saling bertukar pengalaman untuk mengatasi kesulitan, setiap guru dapat bertanya hal-hal yang tidak atau kurang dipahaminya tanpa harus merasa malu. 4. Dengan adanya KKG, setiap guru yang terlibat di dalamnya diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan dan kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya.
Tes Formatif 2 1. c. laboratorium raksasa yang merupakan sumber belajar 2. a. kantin sekolah 3. b. perayaan hari-hari besar keagamaan 4. a. IPA 5. d semua benar 6. c belajar di lingkungan dapat memberikan pengalaman nyata
32 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap
7. d Semua pelajaran 8. c pada saat guru membutuhkan sumber belajar yang tidak dapat di temui di sekolah 9. a. LKS 10. b membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam pembelajarannya
Tes Formatif 3 1. 2. 3. 4. 5. 6.
d, di ruang kelas a, membuat sudut baca d, semua komponen di sekolah d, Semua yang tersebut di atas benar d, memperkaya pengetahuan dan pengalaman murid d, Herbarium yang di buat bersama oleh guru dan siswa, Sudut baca di dalam kelas, Bangun ruang yang dipajang di ruang kelas 7. d, meningkatkan kemandirian siswa, memperkaya pengalaman murid dalam memanfaatkan berbagai media sebagai sumber belajar, Siswa dapat belajar melalui pengalaman nyata tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar 8. c Berusaha memberikan penjelasan dengan memberikan contoh-contoh dari alat peraga yang ada, berusaha memberikan penjelasan dengan memberikan contoh berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan materi tersebut 9. d individual, kelompok dan klasikal 10. d berkaitan dengan materi pelajaran, tidak membutuhkan biaya yang besar mudah dijangkau
Pembelajaran Kelas Rangkap
4 - 33
Daftar Pustaka Djalil, A., dkk. 2005. Pembelajaran Kelas Rangkap, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Universitas Terbuka. Knowles, Malcolm, 1975, Self Directed Learning, Cambridge, New York Miller, B.A., 1989. The multigrade Classroom: A Resource Handbook for Small Rural School, Nortwest Regional Educational Laboratory, Oregon. Suparno Suhaenah, 1999. Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Belajar Pendidikan Dasar, DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project), IBRD: Loan 3496-IND
34 – 4 Pembelajaran Kelas Rangkap