AGROPOLITAN
AGROPOLITAN
Sambutan
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Salam sejahtera, Guna mewujudkan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan pemerataan pembangunan dan penyeimbangan pembangunan desa-kota, maka pada tahun 2002 Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum bersama Kementerian Pertanian mengembangkan Kawasan Perdesaan. Program ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan percepatan pengembangan wilayah yang berbasis pada potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat, yang pada gilirannya, upaya tersebut akan berujung pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Dalam pengembangan kawasan perdesaan melalui pengadaan infrastruktur penunjang ekonomi yang memadai, Ditjen Cipta Karya telah melibatkan masyarakat setempat dalam mengembangkan dan mengelola potensi daerahnya. Dengan demikian, kawasan ini mampu menjadikan
Program ini diharapkan dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan, mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam
Kata Pengantar
Direktur Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Salam sejahtera, Sejak efektif dilaksanakan pada tahun 2002, pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah berhasil memfasilitasi tak kurang dari 382 kawasan, baik kawasan baru maupun lanjutan. Pengembangan dilaksanakan melalui penyediaan infrastruktur desa yang memadai dan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Pengadaan infrastruktur juga ditujukan bagi peningkatan produktivitas, pengolahan, serta pemasaran hasil pertanian/perikanan. Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan dirasakan begitu penting, mengingat pengembangannya yang memanfaatkan dan mengusung konsep sesuai dengan keunikan, keunggulan, dan keandalan lokal. Dengan demikian, pemerataan pembangunan dapat ditingkatkan serta menjamin kelangsungan perkembangan kawasan sehingga memiliki
Pengadaan infrastruktur ditujukan bagi peningkatan produktivitas. pengolahan. serta pemasaran hasil pertanian/ perikanan.
DAFTAR ISI • Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya
5
• Kata Pengantar Direktur Pengembangan Permukiman
7 • Daftar Isi
8 1 Pendahuluan
9 2 Menata Infrastruktur Agropolitan bagi Masa Depan - Konsep Kawasan Agropolitan - Mekanisme Pengembangan Kawasan Agropolitan
17
Nangroe Aceh Kalimantan Timur
7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan BANDA ACEH
7 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Sumatera Utara 14 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Kalimantan Tengah 10 Kawasan Agropolitan
Riau 10 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
MEDAN
Kalimantan Barat 13 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Kep. Riau 4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Jambi TANJUNGPINANG PEKANBARU
7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PONTIANAK
Bangka Belitung Sumatera Barat
SAMARINDA
7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PADANG
13 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Kalimantan Selatan
JAMBI PANGKALPINANG
6 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PALANGKARAYA
PALEMBANG
Sumatera Selatan Bengkulu
12 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
BENGKULU
8 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Lampung 10 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Banten
Jawa Barat 19 Kawasan Agropolitan 3 Kawasan Minapolitan
BANDARLAMPUNG JAKARTA SERANG
BANDUNG
BANJARMASIN
Bali 8 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Jawa Tengah 14 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
Gorontalo 7 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Sulawesi Utara 15 Kawasan Agropolitan 4 Kawasan Minapolitan
Maluku Utara 7 Kawasan Agropolitan
Papua Barat
MANADO
4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
TERNATE
GORONTALO
Sulawesi Tengah 9 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PALU
MANOKWARI
MAMUJU
JAYAPURA
Sulawesi Barat AMBON
4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan KENDARI
Maluku 8 Kawasan Agropolitan
MAKASSAR
Sulawesi Tenggara 7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
Sulawesi Selatan
bangunan ini, tentu saja, menimbulkan ke-
65 juta dolar AS 1). Sementara, lemahnya
sen jangan antara wilayah perkotaan dan
sistem pemasaran, terbatasnya pemahaman
perdesaan. Hal inilah yang memicu terjadinya
dan kemampuan petani, rendahnya kualitas
percepatan urbanisasi di Indonesia hingga
lingkungan dan permukiman di perdesaan, kian
sampai pada tingkat urbanisasi yang tidak
menyulitkan produktivitas pertanian.
terkendali. Berdasarkan Data Survei Penduduk Antarsensus laju urbanisasi di Indonesia me-
Tidak jauh berbeda dengan kawasan pertanian,
ningkat dari 37,5% di tahun 1995 menjadi 40,5%
kawasan pesisir dengan mayoritas penduduk
di tahun 1998. Akibat percepatan urbanisasi,
bergantung pada sektor perikanan belum dapat
sektor pertanian menjadi terdesak sehingga
mengolah dan memanfaatkan potensi dan ke-
menurunkan produktivitas pertanian.
kayaan laut Indonesia secara maksimal. Hal ini diakibatkan pembangunan yang masih terfokus
Penurunan produktivitas ini tampak dari
di wilayah daratan sehingga potensi perairan
nilai produk-produk pertanian yang diimpor
Indonesia masih dikesampingkan.
Indonesia demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada tahun 2000, Indonesia harus
Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia
mengimpor kedelai sebanyak 1.277.685 ton
terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
senilai 275 juta dolar AS, sayur-mayur senilai
2035, diperkirakan populasi penduduk tumbuh
62 juta dolar AS, dan buah-buahan senilai
hingga 2 kali dari jumlah saat ini. Seiring ber-
tambahnya jumlah penduduk, tingkat pen-
Permukiman melaksanakan program-program
didikan dan kesejahteraan masyarakat juga
pengembangan perdesaan potensial. Salah
meningkat
peningkatan
satunya adalah program yang bertujuan untuk
konsumsi per kapita untuk beragam jenis ba-
mengembangkan potensi lokal sebagai roda
han pangan. Maka, dalam waktu 35 tahun
pertumbuhan ekonomi di kawasan perdesaan,
mendatang, kebutuhan akan kesediaan ba-
yaitu pengembangan Kawasan Agropolitan dan
han pangan Indonesia meningkat lebih dari
Minapolitan.
sehingga
terjadi
2)
2 kali jumlah kebutuhan saat ini . Hal ini memunculkan kerisauan akan terjadinya kondisi
Kawasan Agropolitan/Minapolitan yang dikem-
“rawan pangan” di masa yang akan datang.
bangkan merupakan bagian dari potensi wilayah kabupaten. Pengembangan kawasan mela-
Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan
lui penguatan sentra-sentra produksi pertanian/
Berangkat dari kondisi-kondisi tersebut, Peme-
demikian, Kawasan Agropolitan/Minapolitan
rintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum–
mampu memainkan peran sebagai kawasan
dalam hal ini Direktorat Jenderal (Ditjen)
pertumbuhan ekonomi yang berdaya kompe-
Cipta Karya ingin mewujudkan pemerataan
tensi interregional maupun intraregional.
pembangunan
dengan
perikanan yang berbasis potensi lokal. Dengan
mengembangkan perdesaan
Selain itu, pengembangan juga berorientasi
yang berada di daerah pesisir. Ditjen Cipta
pada kekuatan pasar yang dilaksanakan melalui
kawasan
perdesaan,
termasuk
agribisnis/minabisnis hulu sampai dengan hilir.
politan/minapolitan
dengan
sentra-sentra
Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat
produksi pertanian/perikanan. Pola interaksi
memberikan kemudahan sistem agribisnis/
ini, nantinya, akan memberikan nilai tambah
minabisnis yang utuh dan terintegrasi dengan
produksi
penyediaan infrastruktur (sarana dan pra sara-
dapat memacu pembangunan perdesaan; me-
na) seperti peningkatan jalan lingkungan poros
ningkatkan produktivitas dan kualitas perta-
desa, peningkatan jalan usaha tani, Stasiun
nian/perikanan; meningkatkan pendapatan dan
Terminal Agribisnis (STA), peningkatan pasar
kesejahteraan masyarakat di daerah hinterland;
ikan dan pembangunan lainnya yang memadai
mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi
dan mendukung pengembangan agribisnis/
daerah; yang pada akhirnya akan menekan laju
minabisnis.
urbanisasi.
Program ini juga mengembangkan sistem
Peran penting dari pengembangan Kawasan
kelembagaan dan sistem keterkaitan desa-
Agropolitan/Minapolitan ini adalah kawasan
kota (urban-rural linkage) untuk mendukung
dan sektor yang dikembangkan sesuai dengan
pengembangan Kawasan Agropolitan/Mina-
keunikan
politan. Sistem keterkaitan tersebut bertu-
masyarakat pun mampu meningkatkan pe-
juan untuk mengembangkan interaksi yang
merataan.
saling menguntungkan antara pusat agro-
ngembangan kawasan dan sektor lebih me-
agropolitan/minapolitan
lokal.
Sektor
Sedangkan,
berbasis
sehingga
aktivitas
kelangsungan
Pencapaian Kawasan Agropolitan dan Minapolitan 2002-2011
pe-
miliki kepastian karena sektor yang dipilih
pemerintah, yang juga berperan sebagai
mempunyai keunggulan kompetitif dan kom-
fasilitator. Sedangkan, masyarakat ditem-
paratif dibandingkan sektor lainnya.
patkan sebagai pelaksana utama dalam pelaksanaan pengembangan Kawasan Ag-
Untuk dapat melangsungkan program pengembangan Kawasan Agropolitan/Minapo-
ropolitan/Minapolitan.
•
Pembiayaan program yang, pada dasarnya,
litan, dilakukan penyusunan atas strategi pe-
dilakukan oleh masyarakat–dalam hal ini
ngembangan yang mencakup beberapa hal
petani/nelayan, penyedia agro/mina, pe-
berikut:
ngelola hasil, pemasar, dan penyedia jasa.
•
Penyusunan masterplan pengembangan
Dana stimultans yang difasilitasi peme-
Kawasan Agropolitan/minapolitan oleh
rintah bertujuan untuk membiayai pra-
Pemerintah Daerah dan masyarakat yang
sarana dan sarana yang bersifat publik dan
akan menjadi acuan bagi setiap wilayah/
strategis.
provinsi. Masterplan disusun berdasarkan
•
•
Usulan indikasi program/kegiatan di kawa-
jangka waktu tertentu dan mencakup
san agro/minapolitan harus dimasukkan
rencana-rencana sarana dan prasarana.
dalam Rencana Program Investasi Jangka
Penetapan lokasi Agropolitan/Minapolitan
Menengah (RPIJM) Kabupaten.
yang diusulkan oleh Kabupaten kepada Pemerintah Provinsi. Usulan harus dida-
Pengembangan Kawasan Agropolitan/Mina-
hului dengan identifikasi potensi dan
politan oleh Direktorat Pengembangan Permu-
Menata Infrastruktur Agropolitan
Berkaca pada kondisi tersebut, diperlukan upaya-upaya pengembangan kawasan perdesaan yang mencakup segala aspek kehidupan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perdesaan. Sebagai sebuah negara yang memiliki berbagai produk unggulan di setiap daerahnya, pengembangan ekonomi Indonesia hendaknya berorientasi pada pembangunan agribisnis yang berbasis pertanian. Maka, pengembangan Kawasan Agropolitan pun menjadi alternatif solusi pembangunan kawasan perdesaan. Kawasan Agropolitan memungkinkan pembangunan dengan tetap berbasis pada sektor pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi desa yang dipadukan dengan pembangunan sektor industri melalui pengembangan prasarana dan sarana layaknya perkotaan yang disesuaikan dengan lingkungan perdesaan. Dengan kata lain, pengembangan Kawasan
Kawasan Agropolitan Serang, Banten
Distrik agropolitan terdiri atas kota-kota tani
Agropolitan atau Pusat Pertumbuhan), dan
berpenduduk 10.000–25.000 jiwa. Luas wila-
Orde Ketiga (Pusat Satuan Kawasan Pertanian).
yahnya dibatasi dengan radius sejauh 5–10 km
Setiap orde berfungsi sebagai simpul jasa ko-
sehingga menghasilkan jumlah penduduk total
leksi dan distribusi dengan skala yang be-
antara 50.000–150.000 jiwa yang mayoritas
ragam dan berjenjang (hirarki) serta pusat pe-
bekerja di sektor pertanian. Konsep Friedman
layanan permukiman. Antarsimpul tersebut
keterikatan desa dan kota. Hal ini dapat ter-
dibutuhkan dalam upaya memajukan
wujud melalui pengembangan sistem dan
industri pertanian sesuai kebutuhan ma-
usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis
syarakat. Prasarana dan sarana publik
kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi
yang disediakan pemerintah dilaksanakan
di Kawasan Agropolitan. Sementara itu, pe-
dengan pendekatan kawasan, yaitu me-
ngembangan kawasan ini juga ditujukan un-
merhatikan hasil identifikasi sumberdaya
tuk mengembangkan kawasan pertanian yang
alam, sumberdaya manusia, sumberdaya
berpotensi menjadi Kawasan Agropolitan me-
buatan,
lalui strategi pengembangan sebagai berikut :
Kawasan Agropolitan.
•
•
Meningkatkan diversifikasi ekonomi perde-
•
serta
tingkat
perkembangan
Mewujudkan permukiman perdesaan yang
saan melalui peningkatan nilai tambah dan
nyaman dan tertata, serta menjaga ke-
daya saing produk pertanian, baik berupa
lestarian lingkungan melalui pengaturan
hasil produksi maupun olahan.
dan pelaksanaan
Meningkatkan akses petani terhadap sum-
Agropolitan secara konsisten dan terkoor-
berdaya produktif dan permodalan de-
dinasi.
masterplan Kawasan
ngan memfasilitasi ketersediaan layanan yang dibutuhkan petani dan masyarakat.
Visi dan misi yang telah ditetapkan, kemudian
Layanan dapat berupa penyediaan sa-
diterjemahkan ke dalam Kebijakan dan Strategi
rana produksi, sarana pascapanen, dan
Pembangunan Infrastruktur Agropolitan beru-
permodalan yang tersedia di kawasan
pa dukungan terhadap pengembangan sistem dan usaha Agribisnis. Dengan demikian,
Petani di kawasan agropolitan Ngombol Purworejo mengangkut hasil taninya melalui jalan poros desa yang telah beraspal
nanamkan modalnya di kawasan yang telah
terpadu. Pada dasarnya, perdesaan yang men-
maju. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter
jadi sasaran lokasi pengembangan Kawasan
juga belum berpihak pada sektor pertanian
Agropolitan adalah yang memiliki komoditi
yang ditandai dengan masuknya produk-
unggulan pertanian, seperti tanaman pangan,
produk pertanian impor secara bebas serta
hortikultura, perkebunan, peternakan, dan per-
tingginya suku bunga kredit pertanian.
ikanan.
Mekanisme Pengembangan Kawasan Agropolitan
Dalam pengembangan Kawasan Agropolitan,
Secara internal, Kawasan Agropolitan terdiri
bangan Kawasan Agropolitan. Cakupan meka-
dari kota-kota pertanian dan desa-desa sentra
nisme berupa prosedur pengajuan lokasi dan
produksi pertanian. Kawasan ini tidak dibatasi
proses pemilihan/penilaian Kawasan Agropo-
oleh batasan administratif pemerintahan (desa/
litan. Berkenaan dengan prosedur pengajuan
kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota).
lokasi, mekanismenya meliputi kegiatan-kegi-
Melainkan, disesuaikan dengan memerhatikan
atan berikut ini.
terurai mekanisme pengajuan usulan pengem-
skala ekonomi kawasannya sehingga dirasakan lebih fleksibel. Dengan demikian, bentuk dan
a. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah
luasan Kawasan Agropolitan dapat meliputi
Provinsi. Pemerintah Kabupaten mengaju-
satu desa/kelurahan, kecamatan, atau beberapa
kan usulan mengenai Kawasan Agropolitan.
kecamatan dalam satu wilayah Kabupaten/Kota.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten telah
untuk dapat dikembangkan sebagai Ka-
Kawasan Agropolitan yang dikembangkan me-
wasan Agropolitan. Penilaian dilakukan
rupakan bagian dari sistem kewilayahan ka-
berdasarkan kelengkapan persyaratan ad-
bupaten. Oleh karena itu, potensi kabupaten
ministrasi dan potensi lokasi kawasan yang
harus dikaji terlebih dahulu berdasarkan per-
diusulkan. Persyaratan administrasi berupa
timbangan aspek strategis dari unsur/kom-
dokumen perencanaan yang terdiri dari
ponen makro pembentuk Kawasan Agropolitan,
SK lokasi, SK pokja, Masterplan, RPIJM, dan
yakni memiliki komoditas/potensi unggulan
DED.
yang dapat diandalkan untuk mengembangkan
c. Pengembangan Kawasan Agropolitan yang
kawasan secara keseluruhan. Potensi/komoditas
diusulkan dapat dipenuhi jika telah me-
unggulan dapat berupa ketersediaan sumber
menuhi kondisi berikut.
alam potensial, prasarana dan sarana, atau ku-
•
Apabila kelengkapan administrasi dan
antitas dan kualitas sumber daya manusia yang
potensi kawasan yang diusulkan telah
memadai. Proses penilaian/pemilihan Kawasan
memenuhi persyaratan dalam butir
Agropolitan yang diusulkan diuraikan secara le-
huruf b.
bih detil berikut ini:
•
Apabila kelengkapan administrasi belum
•
Program-program pengembangan kawas-
terpenuhi semua, tetapi kawasan yang
an dari departemen/badan yang memiliki
diusulkan memiliki potensi yang baik,
keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de-
dilihat dari profil kawasan tersebut, maka
ngan pengembangan kawasan berbasis
kawasan ini akan diberi kesempatan
agribisnis.
Jalan poros desa di kawasan agropolitan Kobalima. Belu - NTT
•
ti komoditas subsektor tanaman pangan,
desa pusat dan desa-desa hinterland nya
subsektor perkebunan, subsektor perikan-
yang diindikasikan oleh adanya hubungan
an, dan subsektor peternakan.
fungsional antara kegiatan di desa pusat
Potensi kabupaten yang akan dikembang-
(zona inti) dan di desa hinterland nya;
kan menjadi Kawasan Agropolitan. Potensi kabupaten merupakan faktor pendukung
•
Mempunyai potensi khusus atau komoditas unggulan yang dapat diandalkan
sil pertanian, perdagangan dan kegiatan
menyediakan beragam fasilitas yang men-
ekspor hasil pertanian, perdagangan ag-
dukung perkembangan usaha budidaya
ribisnis hulu berupa sarana pertanian dan
dan agribisnis.
permodalan, agrowisata, serta jasa pelayanan.
d. Ketersediaan infrastruktur berupa prasarana dan sarana yang memadai di Kawasan
b. Dengan agribisnis sebagai kegiatan uta-
Agropolitan telah menciptakan kehidupan
manya, maka pendapatan sebagian besar
masyarakat layaknya di kawasan perkotaan.
masyarakatnya pun diperoleh dari kegiatan agribisnis.
Prasarana jalan di kawasan Agropolitan Pacet. Cianjur
Dalam hal pembiayaan, pada prinsipnya, pem-
c. Tercipta hubungan timbal balik (inter-
biayaan Kawasan Agropolitan dilakukan se-
dependensi) yang harmonis dan saling
cara swadaya masyarakat, baik masyarakat
membutuhkan antara kota dan desa-desa
tani, pelaku penyedia agroinput, pengolah
di Kawasan Agropolitan. Dalam Kawasan
hasil, pelaku pemasaran, penyedia jasa yang
Agropolitan dikembangkan usaha budi-
mendapat dukungan dan fasilitasi APBN dan
daya (on farm) dan industri olahan skala
APBD dari Pemerintah. Pembiayaan Pemerintah
rumah tangga (off farm). Sementara, kota
lebih diarahkan untuk membiayai prasarana dan
Pembangunan jalan setapak di salah satu Kawasan Agropolitan Bali.
agroindustri agroindustri yang dilaksanakan secara simultan.
•
monitoring, evaluasi, pengenPelaksanaan monitoring,
Peran serta dan dukungan dari stakeholder
dalian, dan pengawasan secara berkala
terkait seperti Pemerintah Pusat, Pemprov,
dan teratur agar seluruh kegiatan dapat
Pemkab, Pemkab, RPJM Nasional dan Daerah, swasta,
berlangsung secara efisien dan efektif.
dan masyarakat–juga sangat dibutuhkan demi kelancaran perkembangan Kawasan Agro-
Salah satu upaya evaluasi dalam pelaksanaan
politan.
program pengembangan Kawasan Agropolitan Agropolitan
Kunci keberhasilan lainnya adalah dengan
adalah dengan menyusun Indikator KeberhaKeber ha-
menetapkan setiap distrik agropolitan sebagai
silan. Indikator Keberhasilan Keberhasilan yang yang disesuaikan disesuaikan
suatu unit tunggal otonom mandiri sehingga
dengan situasi, kondisi, dan kemampuan da-
dapat terjaga dari besarnya intervensi sektor-
erah masing-masing ini mencakup dampak dan
sektor pusat yang tidak terkait. Dilihat dari
output , dijelaskan dijelaskan dalam jenis dan angka-angka
segi ekonomi, unit tunggal yang mandiri
persentase.
akan mampu mengatur perencanaan dan pelaksanaan pertaniannya sendiri, tetapi tetap
Dampak pengembangan Kawasan Agropolitan
terintegrasi secara sinergis dengan keseluruhan
diharapkan mampu meningkatkan pendapat-
sistem pengembangan wilayah.
an masyarakat, khususnya petani, dan produktivitas duktivitas lahan di Kawasan Agropolitan mi-
Dengan kata lain. keberhasilan pengem-
nimal 5%. Selain itu, investasi masyarakat
bangan bangan Kawasan Agropolitan membutuhkan
(petani, swasta, BUMN) di Kawasan Agropolitan
Agropolitan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Pengembangan Permukiman ini mengalami pening peningkatan katan setiap tahunnya, baik dari segi kuan kuantitas titas maupun kualitas. Di awal pelaksanapelak sanaannya, Direktorat Pengembangan Permukiman telah berhasil mengembangkan 8 Kawasan Agropolitan baru. Sampai dengan tahun 2011, sebanyak 292 kawasan telah selesai difasilitasi sebagai Kawasan Agropolitan. Kawasan yang difasilitasi secara berlanjut di tahun 2011 tercatat sebanyak 12 kawasan. Sedangkan, jumlah Kawasan Agropolitan baru yang difasililita tasi si di tahun 2011 mencapai 20 kawasan. Beras organik hasil olahan petani Ngombol, Purworejo
Pengembangan Pengembangan Kawasan Agropolitan oleh
Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
Direk Direktorat torat Pengembangan Permukiman dapat
Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun
dilihat pada tabel berikut:
2002.
program
pengembangan
Kawasan
Pencapaian Kawasan Agropolitan 2002-20011
Dari tabel ini terlihat peningkatan jumlah
instansi terkait sehingga Cipanas tumbuh men-
Kawasan Agropolitan yang dikembangkan. Pa-
jadi Kawasan Agropolitan yang memiliki keleng-
da awal pelaksanaan di tahun 2002, sebanyak
kapan infrastruktur.
8 kabupaten telah difasilitasi senilai Rp 5,26 miliar. Jumlah kawasan meningkat menjadi 39
Pengembangan Kawasan Agropolitan Cipanas
kabupaten di tahun 2003 dengan anggaran se-
juga dilaksanakan sesuai dengan kondisi
besar Rp 80 miliar. Kemudian, sebanyak 57 ka-
sumberdaya alamnya. Oleh karena itu, Cipanas
bupaten di tahun 2004 dengan anggaran Rp
berkembang sebagai Kawasan Agropolitan
80 miliar, 75 kabupaten di tahun 2005 dengan
sekaligus Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang
anggaran Rp 120 miliar, dan 91 kabupaten di
mengandalkan keanekaragaman hayati bidang
tahun 2006 dengan anggaran sebesar Rp 129
pertanian dan keindahan alamnya, seperti air
miliar.
terjun, pegunungan alami, perkebunan, peternakan sapi/kambing, tanaman pangan, dan ta-
Program pengembangan Kawasan Agropolitan
naman hias, Dengan demikian, sebagai DTW,
yang telah berlangsung selama satu dekade
Cipanas menawarkan beragam wanawisata.
ini menghadirkan berbagai pengalaman yang
seperti outbound , hortiwalk , camping ground ,
dapat dicermati dan menjadi tantangan da-
kolam renang dengan air pegunungan alami,
lam pengembangan Kawasan Agropolitan ber-
belanja sayur organik, dan kebun petik stroberi.
ikutnya. Misalnya saja, berkembangnya sistem calo/ijon yang menguasai produk pertanian
Hal serupa dirasakan oleh masyarakat petani
STA BAGELEN :
Metamorfosa Pasar Tradisional menjadi Agribisnis berwawasan Global Ko Kosmopolitan smopolitan
SEJURUS kemudian, puluhan sepeda motor pun
Kendati
bermata
Suasana pagi di STA
ikut meramaikan STA ini dengan ratusan ayam
pencaharian sebagai petani, dan tanahnya
Bagelen, Purworejo
kampung dan hasil pertanian seperti kelapa,
cocok untuk pertanian, predikat Kawasan
petai, pisang hingga beras organik. Panas terik
Agropolitan pun tak langsung disandangnya.
mayoritas
penduduknya
Maksimalkan Peran STA dan Internet untuk Meraih Pasar
sebelum dibangun STA, areal ini adalah pasar
Kondisi prasarana dan sarana di Kawasan
sekitar, “Jadi memang sudah ada embrionya. Hal
Agropolitan Bagelen saat ini masih perlu di-
tersebut menghindari tidak berfungsinya STA
kembangkan
yang dibangun, alias mangkrak”.
untuk
memperlancar
segala
kambing dan pasar tradisional penduduk
kegiatan pada setiap sub sistem dalam sistem agribisnis, terutama proses pemasaran hasil
“Keberadaan STA Bagelen membantu petani
produksi pertanian.
untuk dapat mempromosikan hasil tani mereka yang berpotensi di Kawasan Agropolitan.
Pemasaran hasil pertanian merupakan sub
Secara
umum
penjualan
sudah
ber jalan
sistem agribisnis yang sangat vital untuk di-
walaupun terbentur dengan hari pasar yang
kembangkan. STA merupakan sarana penunjang
hanya dilakukan pada Rabu dan Sabtu. Ini
bagi pengembangan sektor perekonomian di
masalah kebiasaan. Walau demikian kami
Kawasan Agropolitan Bagelen.
sedang mengupayakan agar petani dapat memaksimalkan keberadaan STA dan meng-
Saat ini Kawasan Agropolitan Bagelen telah
arahkan mereka agar dapat menggunakan
memiliki sarana pemasaran berupa bangun-
teknologi informasi berupa internet untuk pe-
an STA Bagelen di Desa Krendetan yang telah
masarannya,” tambah Setiyadi, S.Sos., Camat
diresmikan penggunaannya oleh Bupati Purwo-
Bagelen.
rejo, Drs. H. Mahsun Zain, M.Ag, pada Oktober
petugas yang siap membantu. Sesuai dengan
matan Purwodadi dan Kecamatan Bagelen
hari pasarnya, mobil ini dapat digunakan petani
merupakan daerah dengan kombinasi usaha
untuk mengakses internet setiap Rabu dan
tani persawahan, perladangan serta tambak;
Sabtu. “Saat ini penggunaan mobil komuter
dan Kecamatan Kaligesing merupakan daerah
masih dalam tahap sosialisasi. Pengelola STA
dengan eksisting produksi ruminansia kecil
yang akan membantu petani memanfaatkan
kambing ettawa (PE) ras Kaligesing, yang te-
jaringan internet ini,” jelas Unang Nur Hidayat,
lah banyak membantu daerah lain dalam
Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten
pemenuhan kebutuhan bakalan (bibit) PE.
Purworejo.
Keempat kecamatan tersebut dapat membentuk suatu sistem produksi farming dan
Hal tersebut sejalan dengan visi Kawasan
akan memiliki kinerja yang bersinergis karena
Agropolitan
adanya aspek ekologis yang berbeda dan saling
Bagelen,
yakni
menjadikan
Kawasan Agropolitan Bagelen sebagai daerah
melengkapi.
produsen pertanian dalam arti luas, berorientasi agribisnis, berwawasan global-kosmopolitan
“Untuk beras organik, Dinas Pertanian men-
dengan peningkatan kemandirian serta daya
dampingi dan memberikan penyuluhan pada
saing menuju kesejahteraan.
petani dengan menanam padi pola SRI (System Rice Intensification) di areal seluas 200 ha di Ke-
Daya Beli Meningkat Kuantitas Komoditi Terbatas
camatan Ngombol. Dengan pola tanam tersebut, produksi padi kini bisa mencapai 8,7 ton
pembeli pun rela menjemput bola langsung ke
ini pula, Kawasan Agropolitan Bagelen mem-
rumah petani.
peroleh dana bantuan berupa Specific Grant program agropolitan dari Provinsi Jawa Tengah
Pembangunan Infrastruktur pendukung di kawasan hinterland (daerah penyangga)
melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang yang
Pembangunan Kawasan Agropolitan Bagelen
Tlogokotes dan Semawung-Nadri.
dimanfaatkan untuk pembinaan kelembagaan dan peningkatan jalan poros Desa Krendetan-
memang bukan tanpa perencanaan. “Kami sudah mulai menyusun master plan dan RPJMD
“Di tahun 2011, Pemerintah Pusat melalui
Kawasan Agropolitan Bagelen pada tahun
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa
2006. Kemudian tahun 2007, mulai dengan
Tengah memberikan paket pembangunan in-
penetapan
pokja
frastruktur perdesaan antara lain pembangunan
tingkat kabupaten, pembangunan Jembatan
STA Bagelen, peningkatan jalan poros Desa
Sembir
menghubungkan
Guyangan-Bongkot, jalan poros Desa Wasiat,
wilayah agropolitan Kecamatan Purwodadi
jalan poros Desa Wonosari-Kedondong, jalan
dengan Kecamatan Ngombol dan Kecamatan
poros Desa Tlogohulu-Somowono, dan jalan
Bagelen dengan Kaligesing, terutama untuk
poros Desa Kalirejo-Sokoagung,” jelas Faiq
mempermudah
Anung Nindito, ST., MM., Satker Pengembangan
kawasan,
tahap
I
pembentukan
yang
aksesibilitas
menuju
STA,”
jelas Bambang Jati, Kasubid Produksi Bappeda Kabupaten Purworejo.
Permukiman Perdesaan Provinsi Jawa Tengah.
Melirik Potensi Gula Kelapa di Bagelen Rambutnya hampir putih menyeluruh. Giginya pun tak lagi lengkap. Hanya sedikit warna merah bata
berselang, ia mengangkat singkong rebus dari salah satu panci hitam dan menyuguhkannya didalam piring, lengkap dengan gula kelapa yang telah dibuatnya. Dengan bahasa Jawanya yang kental, ia mempersilakan kami mencicipi penganan tradisional yang istimewa ini. “Gula kelapa yang kami buat murni tanpa bahan
campuran
apapun.
Untuk pewarnanya, kami menggunakan kulit manggis, makanya warna yang dihasilkan tidak segelap gula kelapa yang pakai pewarna buatan,” tutur Juminah (34 tahun), putri pertama Mbok Minah yang ikut membantu produksi gula kelapa. MENJADI pengrajin gula kelapa bukanlah pro-
Rumah yang terbuat dari kayu dan beralaskan
fesi pilihan. Tempat tinggalnya berada di le-
tanah itu memiliki jarak yang cukup jauh dari
reng bukit dengan pohon kelapa dan pohon
pusat kegiatan jual beli. Dimasa mudanya, ia
Kehadiran jalan aspal nan mulus memang masih menjadi barang mewah bagi sebagian penduduk Kecamatan Bagelen dan sekitarnya. Termasuk Heru (55 tahun), pengrajin gula semut (brown sugar) yang hingga kini masih melewati jalan tanah yang licin sepanjang 4 km sebelum bisa menggulirkan roda motornya di jalan beraspal. Warga Desa Semono ini sangat menginginkan jalan pintas dari desanya menuju Desa Sokoagung dan Desa Kalirejo segera dibangun. “Saya mengalami kesulitan untuk membawa hasil gula semut ini ke STA. Padahal masih banyak jalan poros desa di Kecamatan
permintaan pasar semakin banyak,” kata Heru
Bagelen yang perlu dibangun dan ditingkatkan
penuh harap. Padahal gula semut yang dijual
kualitasnya. Karena kondisi jalan yang tidak
dengan harga Rp 14.000.- per kilogram sudah
memadai, dari Desa Sokoagung menuju Desa
mulai diekspor melalui sebuah perusahaan per-
Semono harus melalui jalan memutar, padahal
dagangan hingga ke Jepang. Tiap minggu, ia
letak kedua desa ini berdampingan.”
dan keluarganya bisa menghasilkan 4 kuintal gula semut.
Menurut Hartoso, sebagai daerah penyangga
Jalan poros Desa Semono–Sokoagung yang belum tersentuh aspal
Dengan adanya STA Bagelen ini, sangat membantu petani kami untuk mempromosikan hasil tani mereka yang berpotensi di kawasan Agropolitan. Saat ini kami juga sedang mengarahkan petani agar dapat menggunakan teknologi informasi (internet) untuk pemasarannya.
Judi Indradjaja PPK P2S Agropolitan Ditjen Cipta Karya Kem. Pekerjaan Umum
Setiyadi. S.Sos Camat Bagelen Purworejo
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum berupaya mengembangkan potensi lokal dengan cara memfasilitasi Kawasan Agropolitan dan Minapolitan berupa penyediaan infrastruktur perdesaan dasar bidang permukiman. Dukungan ini diharapkan, dapat mendorong perkembangan dan
DI BALIK CAKRAWALA BIRU INDONESIA
Di Balik Cakrawala Biru Indonesia
dari hasil keseluruhan tangkapan laut dunia.
sepenuhnya dari para pemegang kebijakan.
Selain potensi kekayaan laut, perairan Indonesia
Akibatnya, potensi kelautan Indonesia belum
juga memiliki andil besar dalam perdagangan
diolah secara maksimal sehingga sektor kelaut-
dunia. Lebih dari 80% perdagangan dunia de-
an belum mampu meningkatkan perekonomian
ngan nilai lebih dari 500 miliar dolar AS (tahun
secara signikan. Hal ini berujung pada belum
2006) berlangsung melalui laut. Oleh karena
tercapainya kesejahteraan masyarakat di wila-
itu, keberadaan negara-negara maritim, seperti
yah pesisir, khususnya para nelayan.
Indonesia, memiliki pengaruh besar dalam perdagangan dunia.
Hal tersebut tampak dari sejumlah data yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Per-
Kawasan Minapolitan Kojadoi. Kabupaten Sikka. NTT
Potensi besar dari perairan Indonesia dapat
ikanan dalam Pedoman Umum Minapolitan
dimanfaatkan untuk meningkatkan pereko-
2011. Dimana, luas lautan Indonesia yang jum-
nomian dari sektor kelautan. Namun, pe-
lahnya mencapai 2/3 dari luas keseluruhan
ngembangan sektor kelautan ini masih belum
hanya memberikan Product Domestic Bruto
menjadi prioritas dan mendapatkan perhatian
(PDB) perikanan sebesar 3,2%. Potensi budidaya
laut yang dimiliki negeri ini seluas 8.363.501
di tahun 2006-2007 terjadi peningkatan jumlah
ha, tetapi yang terealisasi baru seluas 74.543
nelayan sebesar 2,06%. Namun, peningkatan
ha. Begitu pula dengan potensi tambak seluas
berbanding terbalik dengan jumlah ikan di per-
1.224.076 ha, baru dapat terwujud seluas
airan negeri ini yang kian langka.
612.530 ha. Kondisi ini melatarbelakangi upaya-upaya unDisamping itu, potensi sumberdaya perikanan
tuk mengembangkan wilayah perairan/pe-
tangkap negeri ini sebesar 6,4 juta ton per
sisir dengan sektor kelautan dan perikanan
tahun, tetapi masih banyak nelayan yang
sebagai kegiatan utama demi meningkatnya
hidup dalam kemiskinan. Lebih dari separuh
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat,
(50%) dari jumlah nelayan di negeri ini, yaitu
terutama para nelayan. Untuk itu, diperlukan
2.755.794 orang (nelayan laut dan perairan
perubahan cara berpikir dan orientasi pem-
umum), masih berstatus sambilan utama dan
bangunan dari daratan ke maritim dengan
sambilan tambahan. Sementara itu, jumlah
konsep pembangunan berkelanjutan dan ge-
nelayan terus mengalami peningkatan, seperti
rakan yang mendasar dan cepat. Perubahan ini disebut dengan Revolusi Biru. Revolusi Biru pun diimplementasikan melalui sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah yang menggunakan konsep Minapolitan.
sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan produk kelautan dan perikanan sebagai komoditas utamanya. Konsep Minapolitan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan ini berlandaskan pada 3 asas, yakni demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan prorakyat; keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui pemberdayaan rakyat kecil; serta penguatan peranan ekonomi daerah dengan prinsip: “daerah kuat, maka bangsa dan Petani sedang memberi makan di kolam budidaya ikan lele
atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah
negara pun kuat”.
perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu
Kawasan Minapolitan begitu khas dengan ma-
yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
yoritas masyarakatnya yang mendapatkan
fungsional dan hirarki keruangan satuan sis-
penghasilan dari kegiatan minabisnis. Kegiatan
tem permukiman dan sistem minabisnis. Sama
minabisnis merupakan kegiatan penangangan
halnya dengan Agropolitan, konsep Minapo-
komoditas secara komprehensif, mulai dari hu-
litan juga dicetuskan Friedman dan Douglas
lu sampai hilir, seperti pengadaan, produksi,
(1985) sebagai aktivitas pembangunan yang
pengolahan, hingga pemasaran.
terkonsentrasi di wilayah perdesaan berpen-
budidaya dan produk olahannya.
pemasaran.
• Mengembangkan sistem minabisnis. • Mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Minapolitan.
c. Mengintegrasikan sentra produksi pengolahan, dan/atau pemasaran menjadi kawasan ekonomi unggulan daerah menjadi Kawasan
• Meningkatkan pendapatan dan kesejahtera-
Minapolitan.
an masyarakat secara adil dan merata, khu-
d. Pendampingan usaha dan bantuan teknis
susnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan
di sentra produksi, pengolahan, dan/atau
pengolah ikan.
pemasaran unggulan berupa penyuluhan, pelatihan, dan bantuan teknis.
Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, disusunlah strategi utama pembangunan sektor
e. Pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah.
kelautan dan perikanan melalui Minapolitan. Strategi tersebut mencakup penguatan lem-
Pengembangan Kawasan Minapolitan yang
baga dan sumber daya manusia secara terin-
sepenuhnya
tegrasi, pengelolaan sumber daya kelautan dan
ini sangat mendukung perlindungan dan
perikanan secara berkelanjutan, peningkatan
pengembangan
produktivitas
berbasis
lokal. Dengan demikian, pengembangannya
pengetahuan, serta perluasan akses pasar
telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
domestik dan internasional. Sebagai upaya
Wilayah Nasional (RTRWN) yang mendukung
percepatan,
pengembangan kawasan andalan. Oleh karena
dan
strategi
daya
saing
utama
direalisasikan
memanfaatkan terhadap
potensi
lokal
budaya-sosial
Mekanisme Pengembangan Kawasan Minapolitan
atau pemasaran dan kegiatan usaha lainnya,
Untuk dapat dikembangkan menjadi Kawasan
b. Memiliki sarana dan prasarana sebagai pen-
Minapolitan, suatu wilayah–dalam hal ini sistem
seperti jasa pelayanan dan perdagangan. dukung aktivitas ekonomi.
kewilayahan kabupaten, harus memenuhi be-
c. Menampung dan mempekerjakan sumber
berapa persyaratan yang akan menjadi per-
daya manusia di dalam Kawasan Minapolitan
timbangan berdasarkan aspek strategis dari
dan daerah sekitarnya.
unsur makro pembentuk Kawasan Minapolitan. Salah satunya memiliki komoditas unggulan di
d. Mempunyai dampak positif terhadap perekonomian di daerah sekitarnya.
bidang kelautan dan perikanan dengan nilai ekonomi tinggi yang akan dikembangkan.
Seperti halnya kawasan Agropolitan, pengembangan Kawasan Minapolitan harus melalui
Komoditas unggulan merupakan komoditas
mekanisme pengajuan usulan terlebih dahulu.
andalan yang paling menguntungkan untuk
Dalam mekanisme tersebut, diuraikan prosedur
dikembangkan karena memiliki prospek pe-
tentang pengajuan lokasi Kawasan Minapolitan
ngembangan tinggi di masa depan, keber-
yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
adaannya melimpah, dan dapat meningkatkan
1. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah
penghasilan/kesejahteraan masyarakatnya. Po-
Provinsi. Pemerintah Kabupaten mengajukan
la pengembangan yang terpadu akan mening-
usulan mengenai Kawasan Minapolitan. Se-
katkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan
belumnya, Pemerintah Kabupaten telah me-
dilihat dari profil kawasan tersebut.
•
Potensi kabupaten yang akan dikembang-
Kawasan ini akan diberi kesempatan untuk
kan menjadi Kawasan Minapolitan. Potensi
melengkapi
kabupaten merupakan faktor pendukung
kekurangan
persyaratan
administrasi dalam waktu 1 tahun. Apabila dalam kurun waktu 1 tahun belum
berkembangnya Kawasan Minapolitan. •
Kawasan Minapolitan tidak ditentukan
terlengkapi, dana bantuan pembangunan
oleh batasan administrasi pemerintahan.
pada tahun berikutnya akan dihentikan
Namun, prosedur penetapannya dimulai
untuk sementara.
dari penetapan kabupaten terpilih dan basis analisa data berdasarkan batas ad-
Setelah adanya pengajuan tentang usulan lokasi
ministrasi. Oleh karena itu, proses pe ni-
Kawasan Minapolitan yang akan dikembangkan,
laian Kawasan Minapolitan diawali de-
dilaksanakan
kawasan
ngan proses penilaian Kabupaten yang
dengan mempertimbangkan beberapa hal di
berpotensi untuk mendapatkan kawasan
bawah ini:
terpilih.
•
•
penilaian/pemilihan
Program-program pengembangan kawas-
•
Kawasan Minapolitan merupakan satu
an dari departemen/badan yang memiliki
kesatuan kawasan perdesaan yang ter-
keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de-
diri dari desa pusat dan desa-desa hinter-
ngan pengembangan kawasan berbasis
land-nya yang diindikasikan oleh adanya
minabisnis.
hubungan fungsional antara kegiatan di
Komoditas unggulan sebagai pemicu un-
desa pusat dan di desa hinterlandnya.
diminati pasar. • Pengolahan Hasil Perikanan
Adanya upaya untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil perikanan. Jika semula hasil pertanian hanya diperoleh dalam bentuk produk primer, kini, mampu menghasilkan produk olahan. Dalam upaya ini, packing house dan tempat penjemuran merupakan infrastruktur yang mendukung proses pengolahan. • Pemasaran Hasil Perikanan
Infrastruktur yang tersedia sangat menun jang upaya pemasaran hasil perikanan, Abon Ikan Patin yang mengandung OMEGA 3&6
yang dapat memperpendek mata rantai tata niaga perdagangan, mulai dari sentra
serta kaya protein
produksi sampai ke sentra pemasaran
•
pengelolaan yang mendukung berkem-
akhir. Misalnya saja, tambatan perahu dan
bangnya Kawasan Minapolitan.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dengan diterbitkannya SK pene-
Disamping dukungan infrastruktur, keberha-
rektorat Pengembangan Permukiman telah berlangsung sejak tahun 2005 dengan hanya memfasilitasi 1 kawasan. Di tahun 2006, dikembangkan kembali sebuah kawasan lain seiring dengan pembangunan lanjutan dari tahun sebelumnya. Sampai dengan tahun 2011, terdapat 48 Kawasan Minapolitan dengan 10 kawasan yang telah selesai difasilitasi. Di tahun 2011, sebanyak 18 kawasan baru juga telah dikembangkan menjadi Kawasan Minapolitan. Kinerja pengembangan Kawasan Minapolitan sejak tahun 2005–2011 terurai dalam tabel dan grafik berikut ini:
Kerupuk olahan ikan Patin
Pencapaian Kawasan Minapolitan 2005-20011
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
KAWASAN MINAPOLITAN MUARO JAMBI:
Sumber penghasilan sekaligus investasi yang menggiurkan
(Pokdakan) Tunas Baru dimana Timan menjadi Ketua Kelompoknya. Kolam-kolam patin kian banyak dijumpai di Desa Pudak. Dari 12 unit kolam bertambah menjadi 30 kolam dan terus meningkat setiap tahunnya. Kendati demikian, bukan tanpa kendala Timan dan kelompoknya men jalani usaha ini. Ia dan puluhan petani budidaya ikan kolam maupun keramba pun mengalami masa jatuh bangun ketika ikan-ikan mereka terserang penyakit yang menyebabkan gagal panen. Hingga suatu hari ada informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan bahwa Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu akan dijad ik an Ka wa sa n Minapolitan. Timan memang tak pernah
areal kolam, karena hasil panen sudah dapat di-
Menurut Timan, saat ini memiliki kolam ikan ti-
b aw a
dengan Torsa (sepeda motor beroda
dak hanya sebagai sumber penghasilan, tetapi
tiga) tak lagi dipikul. Hemat waktu,
juga memiliki nilai investasi yang cukup tinggi.
hemat tenaga dan hemat biaya,”
“Sejak akses jalan produksi terbuka, harga tanah yang tadinya hanya Rp 500.000,-/m2, kini
kata Timan.
menjadi Rp 1.500.000,-.” “Pembangunan
jalan
produksi
ini
pembangunan infrastruktur Cipta Karya, yaitu
Serap Tenaga Lokal dan Membuka peluang usaha
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa
Dampak positif lain dari pembentukan kawasan
yang didalamnya terdapat kebijakan mengenai
minapolitan adalah mampu menyerap tenaga
akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi
kerja lokal terutama usia produktif. “Bagi yang
lokal,” jelas H. Ivan Wirata, ST., MM., MT., Kepala
pria, bisa bekerja di kolam dan yang wanita bisa
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi.
menambah penghasilan dapurnya di tempat
sesuai dengan salah satu arah kebijakan
pengolahan ikan. Kami juga mendukung proSelain itu, Dudi Mulyana, ST., MT., Kasubid
ses pengolahan ikan patin yang dilakukan oleh
Produksi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi
kelompok tani wanita menjadi penganan ri-
menambahkan bahwa pembangunan infra-
ngan seperti abon patin dan kerupuknya. Di
struktur juga diharapkan mampu mempercepat
halaman rumah, para petani juga menanam
pengembangan kawasan, meningkatkan nilai
tanaman hortikultura sehingga kampung ini
renyah dan gurih. Untuk penjualan abon
dengan memasok hasil olahan ini ke beberapa
patin belum terlalu banyak penjualannya,”
supermarket. Kami mohon bantuan dari semua
jelas Rusmiyati. Untuk aktivitas pengolahan
pihak untuk pemasarannya,” jelas Rusmiyati
ikan patin ini, Kementerian Kelautan dan
sambil tersenyum.
Perikanan memfasilitasi 1 buah bangunan Unit Pengelolaan Ikan serta kelengkapan mesin
Hasil panen budidaya ikan patin yang melimpah
penunjang seperti alat potong, dan packing.
serta hasil pengolahan ikan yang baik tentu saja memberikan berkah bagi penduduk
“Peralatan ini kami gunakan secara bergantian
Desa Pudak. Termasuk salah satunya menarik
dengan KWT lainnya di Kawasan Minapolitan
perhatian Presiden Republik Indonesia, Susilo
daerah kami. Produk-produk olahan ini adalah
Bambang Yudhoyono untuk bersama para
hasil pengetahuan yang kami dapat dari
menteri terkait dan masyarakat Kabupaten
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh KKP,”
Muaro Jambi melakukan Panen Raya di awal
tambah Rusmiyati.
Februari 2012 lalu. Dalam kunjungannya itu, Presiden berharap Kampung Pangan Terpadu
Kendati masih dalam kapasitas home industry ,
Minapolitan
pengolahan ikan patin ini juga tetap mem-
daerah lainnya untuk mencukupi kecukupan
perhatikan kandungan gizinya, karena abon
pangan negara kita ditengah gejolak pangan
dibuat dengan menggunakan 100% daging
dunia seperti saat ini.
ikan patin segar yang banyak mengandung
Pudak
mampu
menginspirasi
Koordinasi serta kerja sama yang baik antara Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pekerjaan Umum, dan masyarakat menjadikan Kawasan Minapolitan Muaro Jambi menjadi salah satu percontohan yang sukses.
H. Ivan Wirata. ST.. MM.. MT. Kepala Dinas PU Provinsi Jambi
Paruhuman Lubis Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Muaro Jambi
Kunci keberhasilan Kawasan Minapolitan Desa Pudak adalah keuletan dan kegigihan para petani budidaya. Kita dari Pemerintah daerah harus bisa membimbing mereka melalui penyuluhan, dan yang
KAWASAN MINAPOLITAN TERNATE:
Kota Bahari Nan Kaya
skuda, kakap sejati, ekor kuning serta berbagai
tambak. Luas perairan potensial untuk budidaya
jenis ikan kerapu. Tingkat pemanfaatan potensi
laut mencapai 30 Ha.
perikanan baru mencapai 29,80 % dari potensi lestarinya. Potensi lain yang dimiliki oleh Pulau
Pulau Ternate dilihat dari aspek pemasaran
Ternate yaitu sebagian pulau-pulaunya dapat
sangat strategis karena merupakan pusat pasar
dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan mari-
dan ekspor dari propinsi Maluku Utara yang te-
kultur, diantaranya hatchery, budidaya rum-
lah memiliki sarana dan prasarana pendukung
put laut, keramba (pembenihan dan pembe-
antara lain: pelabuhan Ahmad Yani, Pelabuhan
saran). Selama ini masyarakat cenderung lebih
Perikanan Nusantara (PPN) Ternate, dan pusat
banyak pada kegiatan penangkapan, baik
pendaratan ikan Dufa-Dufa. Dibukanya Ban-
ikan pelagis, ikan demersal, sehinga cukup su-
dara Baabulah juga menunjang aksesibilitas
lit mengubahnya menjadi perilaku pembu-
komoditas perikanan maupun produk lain dari
didayaan. Di pesisir pantai Kota Ternate, banyak
sentra produksi ke pasaran interinsuler maupun
terdapat bibit bandeng nener dan benur yang
ekspor.
dapat digunakan sebagai bibit alami budidaya
Melihat potensi yang ada di kota yang lokasinya
luar (Outter Ring Fishing Port) dengan poten-
persis di kaki Gunung Gamalama ini, Kemen-
si perikanan 1.035.230 ton/tahun. Namun sa-
terian Kelautan dan Perikanan melalui SK No.
yang, banyaknya ikan hasil tangkap ini tidak
KEP.32/MEN/2010 menetapkan PPN Ternate
diimbangi dengan prasarana dan sarana yang
men jadi salah satu kawasan minapolitan per-
memadai untuk mendukung produksi per-
contohan berbasis perikanan tangkap dari 9
ikanan nelayan, terutama infrastruktur jalan
(Sembilan) PPN lainnya, yakni PPN Pelabuhan
di lingkungan pelabuhan. Rustardi, A.Pi, M.Si,
Ratu, Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Kepala PPN Ternate mengatakan kondisi
Cilacap, PPN Tamperan, PPN Muncar, PPN Sungai
jalan di lingkungan pelabuhan hingga tahun
Liat, PPS BItung, PPS Belawan, dan PPN Ambon.
2011 sangat memprihatinkan. “Genangan air ada dimana-mana, semua jalan terendam.
Peningkatan jalan dan revitalisasi Kawasan Minapolitan PPN Ternate
Drainase juga tidak berfungsi dengan baik
Saat ini Pelabuhan Perikanan Nusantara Terna-
perusahaan yang ada di pelabuhan. Banyak
te merupakan salah satu pelabuhan lingkar
mobil rusak karena terendam air. Sebelum ada
hingga mengganggu operasional beberapa
program kawasan minapolitan, di lingkungan pelabuhan sudah ada 10 perusahaan yang beroperasi dengan jenis usaha antara lain pembelian ikan, pabrik es balok, kios dan penampungan lobster, pengasapan ikan serta
Jalan di kawasan Minapolitan PPN Ternate sudah tidak tergenang dan becek lagi seperti sebelumnya (foto kanan) setelah dilakukan peningkatan jalan dan revitalisasi drainase
“Alhamdulilah...Setelah adanya peningkatan
Namun demikian, Kawasan Minapolitan PPN
jalan, kegiatan di pelabuhan lebih meningkat.
Ternate masih perlu banyak berbenah. Salah
Cold storage yang tadinya enggan digunakan
satunya adalah memaksimalkan lahan pela-
karena jalannya terendam air, kini sudah digu-
buhan yang belum termanfaatkan seluas
nakan secara maksimal. Badan usaha di ling-
6,06 Ha dengan membangun gudang kios
kungan pelabuhan juga terus bertambah, dari
serta merehab beberapa fasilitas yang sudah
10 perusahaan kini menjadi 14 perusahaan.
ada seperti TPI dan transit sheet sesuai kebu-
Dengan demikian terjadi penyerapan tenaga
tuhannya saat ini, karena kunjungan kapal di
lokal,“ ujar Rustardi penuh syukur.
PPN Ternate yang rata-rata 4.903 kali per tahun serta produksi ikan yang mencapai 5.219 ton per tahun terus meningkat. Untuk itu diperlukan dukungan lintas sektoral seperti yang telah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum. Rustardi, Ruslan Bian, Fasri Bachmid, Ayi dan nelayan di Maluku Utara optimis bila kawasan minapolitan terbangun dengan baik, perekonomian mereka akan terus berkembang. Tak hanya berharap mem-
Kawasan Minapolitan PPN Ternate masih memerlukan sentuhan pembangunan yang lebih serius, mengingat potensi bahari yang dimiliki sangat besar. Konsep kawasan ini memberikan harapan baru bagi nelayan Ternate dan sekitarnya
H. Fasri Bachmid, ST. Kepala Satker Pengembangan Kawasan Permukiman dan Perbatasan Maluku Utara
H. Ruslan Bian Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ternate
Dukungan infrastruktur yang baik dari Kementerian Pekerjaan Umum sangat membantu nelayan untuk bergerak lebih cepat memasarkan ikan hasil tangkapnya. Kami berharap pembangunan infrastruktur di wilayah kami dapat diteruskan.
Aktivitas STA Bagelen, Kabupaten Purworejo di pagi hari
Pengembangan Kawasan
PENGOLAHAN potensi dan kekayaan alam
dan Minapolitan. Oleh karena itu, Ditjen Cipta
Pencapaian Dukungan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Agropolitan Tahun Anggaran 2003 – 2012 1. PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Timur, Kab. Biruen
KAWASAN
: 6 Kawasan Kws. Indrapuri, Kws. Lembah Seulawah, Kws. Mutiara, Kws. Peudada, Kws. Kluet, Kws. Idi
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Terminal Agribisnis • Pembuatan Tempat Parkir Bongkar Muat • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Jalan Menuju Pasar Agribisnis • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan • Peningkatan Jalan Usaha Tani dan Pembangunan Plat Beton di Desa Rantau Binuang, Desa Sp. Empa, Desa Kr. Batee, dan Desa Ps. Asahan.
2. PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA : 11 Kabupaten, 1 Kota Kab. Karo, Kab. Asahan, Kab. Toba Samosir, Kab. Simalungun, Kab. Tapanuli Utara, Kab. Dairi, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Samosir, Kab. Serdang Berdagai, Kab. Mandailing Natal, Kab. Batubara, Kota Medan KAWASAN
: 14 Kawasan Kws. Merek, Kws. Tanjung Sigoni, Kws. Lumban Julu, Kws. Pematang Cengkering, Kws. Silimakuta, Kws. Parbuluan, Kws. Medang Deras, Kws. Tanjung Tiram, Kec. Siborong-borong, Kws. Dolok Sanggul, Kec. Harian, Kws. Tanjung Beringin, Kws. Sikara-kara, Kws. Medan Utara
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Talud Jalan Poros Desa Pembangunan Ruang Serbaguna Pembuatan Talud, Talud Tipe I, dan Talud Tipe II Pembangunan Bangunan Pengelola Tahap 1 Peningkatan Jalan Poros Desa (Onderlaag) Pembuatan Sumur Bor
3. PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 9 Kabupaten, 1 kota Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Tanah Datar, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Lima Puluh Koto, Kab. Dharmasyara, Kab. Pasaman, Kab. Sijunjung, Kota Payakumbuh
KAWASAN
: 13 Kawasan Kws. Kecamatan IV Angkat Candung, Kws. Koto Gadang, Kws. Lembah Gumanti, Kws. X Koto, Kws. Sutera, Kws. VII Koto, Kws. Mungka, Kws. Sitiung, Kws. Mandeh, Kws. Rao, Kws. Palangki, Kws. Bukit P. Sembilan, Kws. Kamang Magek
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • •
Peningkatan Jalan Antar Desa Perbaikan/Rehabilitasi Pasar Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Pasar Desa Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Rehabilitasi Los Sayur Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Saran Sub-Terminal Agribisnis Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) Pembangunan Pasar Ternak dan sarana pendukung Pembuatan Puskeswan Pembangunan Bak Penampung Air Pembangunan Jalan dan Saluran
4. PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Indragiri Hilir, Kab. Rokan Hulu, Kab. Kampar, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Kuantan Senggigi, Kab. Pelalawan, Kab. Dumai
KAWASAN
: 13 Kawasan Kws. Tempuling, Kws. Rambah Samo, Kws. Tapung Hilir, Kws. XII Koto Kampar, Kws. Rengat Barat, Kws. Benai, Kws. Kebun Durian Gunung Sahilan, Kws. Sei Bagan, Kws. Sungai Sembilan, Kws. Sei Upih Teluk Beringin
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • •
Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Jembatan Poros Desa Los Pasar Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Prasarana Pasar Desa Pembangunan Pasar Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Pelataran Bongkar Muat Sawit Pembangunan Jembatan Desa Pembangunan Talud Pembangunan Halte Pelataran Sawit dan Box Culvert Pembuatan Talud Penimbunan Holding Ground Pembangunan Holding Ground Pembangunan infrastruktur Perdesaan Kawasan Sentra Produksi Pembuatan Gorong-gorong
5. PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 3 Kabupaten Kab. Karimun, Kab. Bintan, Kab. Natuna
KAWASAN
: 4 Kawasan Kws. Agropolitan Kundur, Kws. Tuapaya, Kws. Mantang, Kws. Serasan
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 19.637.774.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Produksi Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Jembatan Pembuatan Gorong-gorong Beton Pembuatan Saluran Tanah Pembangunan Tempat Penjemuran Rumput Laut Pembuatan Pelantar Peningkatan Jalan Poros Desa
6. PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab. Muaro Jambi, Kab. Kerinci, Kab. Sorolangun, Kab. Merangin, Kab. Batanghari
KAWASAN
: 6 Kawasan Kws. Rantau Rasau, Kws. Kumpeh Hulu, Kws. Kayu Aro, Kws. Singkut, Kws. Batang Mesumai, Kws. Pemayung
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • •
Peningkatan Jalan Akses Sub-Terminal Agribisni s (Lapen) Peningkatan Pasar Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembuatan Gudang Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Holding Ground Pembangunan Pelataran Ternak Peningkatan Jalan Produksi Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) Peningkatan Los Pasar Peningkatan Jalan Usaha Tani Kelas C Peningkatan Jalan Desa Tambang Limbung dan Desa Pasar Sei
TOTAL ANGGARAN
: Rp. 19.532.694.000
7. PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2010 KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten, 2 Kota Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Kab. Ogan Komering Ulu Induk, Kab. Banyu Asin, Kab. Ogan Komering Ulu Selatan, Kab. Musi Rawas, Kab. Ogan Ilir, Kab. Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota Pagar Alam, Kota Palembang
KAWASAN
: 12 Kawasan Kws. Martapura, Kws. Dempo Utara, Kws. Lengkiti, Kws. Pulau Beringin, Kws. Banyu Urip, Kws. Tugu Mulyo, Kec. Tanjung Lago, Kws. Muara Beliti, Kec. Gandus, Kws. Bakung, Kws. Baturaja Timur, Kws. Lempuing
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani Pembuatan Saluran Jalan Pembangunan Jembatan Beton Pembangunan Jembatan Tahap II Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Holding Ground
TOTAL ANGGARAN
: Rp 25.740.246.000
8. PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Belitung, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka, Kab. Bangka Selatan
KAWASAN
: 8 Kawasan Kws. Mambalong, Kws. Tanjung Binga Kecamatan Sijuk, Kws. Pangkalan Baru, Kws. Sungai Selatan, Kws. Sungailiat, Kws. Tanjung Gunung, Kws. Mendo Barat, Kws. Salepliat
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Tambatan Perahu Pembuatan Talud Penahan Tanah Pembuatan Holding Ground Pembuatan Tempat Jemuran Ikan Pembuatan Saluran Drainase, Sumur Bor, Workshop, dan Tower Peningkatan Dermaga Pembuatan Jalan Usaha Nelayan Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Kantor Pengelola dan Saung Meeting Pembuatan Gudang Penyimpanan Pembangunan Tambatan Dermaga Nelayan Peningkatan Prasarana dan Sarana Agropolitan Pembangunan Plat Dueker Peningkatan Jalan Produksi
9. PROVINSI BENGKULU TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Kepahiang, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lebong, Kabupaten Seluma, Kab. Kaur
KAWASAN
: 8 Kawasan Kws. Selupu Rejang, Kws. Padang Jaya, Kws. Ujan Mas, Kws. Seginim, Kws. Lebong Tengah, Kws. Seluma Selatan, Kws. Maje dan Kaur Selatan, Kws. Maje dan Nasal
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembuatan Pasar Desa • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pembuatan Prasarana Pasar Sayur • Pembangunan Saluran Drainase Pasar • Pembuatan Gudang • Pembuatan Talud • Pembangunan Gudang Penyimpanan Jagung • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Pembuatan Talud Jalan Usaha Tani • Pembuatan Talud Jalan Poros Desa
10. PROVINSI LAMPUNG TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten Kab. Lampung Tengah, Kab. Tanggamus, Kab. Lampung Timur, Kab. Lampung Selatan, Kab. Tulang Bawang, Kab. Lampung Barat, Kab. Pesawaran, Kab. Pringsewu
KAWASAN
: 10 kawasan Kws. Terbagi Besar, Kws. Gisting, Kws. Sribawono, Kws. Jati Ayu, Kws. Ketapang, Kws. Sidomulyo, Kws. Mesuji Atas, Kec. Batu Brak, Kws. Srikaton, Kws. Padang Cermin-Punduh Pidada
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Jembatan • Pembangunan Holding Ground • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Onderlaag) • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
TOTAL ANGGARAN
: Rp 26.507.265.000
11. PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Pandeglang, Kab. Serang, Kab. Tangerang, Kab. Lebak
KAWASAN
: 10 kawasan Kws. Menes, Kws. Mandalawangi, Kws. Pontang, Kws. Waringin Kurung, Kws. Pabuaran, Kws. Baros, Kws. Gunung Sari, Kws. Sepatan, Kws. Kronjo, Kws. Wanasalam
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Pasar Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Lingkungan • Pembangunan dan Peningkatan Jembatan • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pembuatan Talud • Pembuatan Jembatan (10 m x 5 m) • Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Panen • Peningkatan Jalan Setapak
TOTAL ANGGARAN
: Rp 23.544.204.000
12. PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 13 Kabupaten Kab. Cianjur, Kab. Indramayu, Kab. Kuningan, Kab. Bogor, Kab. Purwakarta, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kab. Sukabumi, Kabupaten Subang, Kab. Majalengka, Kab. Cirebon, Kab. Karawang
KAWASAN
: 18 Kawasan Kws. Pacet, Kws. Jatinyuat Karangsong, Kws. Eretan, Kws. Cigugur, Kws. Leuwiliang, Kws. Ciseeng, Kws. Bojong, Kws. Pangalengan, Kws. Cisurupan, Kws. Panumbangan, Kws. Kadudampit, Kws. Sukamaju, Kws. Ciemas, Kws. Sagala Herang, Kws. Serang Panjang, Kws. Lemah Sugih, Kws. Losari, Kws. Cilamaya
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • •
Perbaikan Pasar • Pembuatan Sarana Drainase • Pembangunan Lapangan Parkir • Pembangunan Holding Ground • Pembangunan Saung Meeting • Rehabilitasi Prasarana dan Sarana • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Balai Pertemuan Petani • Pembangunan Sarana Produksi Nelayan • Peningkatan Jalan Permukiman Nelayan • Pembangunan Jembatan Konstruksi Beton Pengadaan Pipa Air Bersih
Pembuatan Kran Umum Pembuatan Kios Agropolitan Pembuatan Saluran Drainase Peningkatan Jalan Produksi Pembangunan Jalan Usaha Tani Pembuatan Bangunan Green House Pembangunan Jalan Inspeksi Tani Pembangunan Pengelolaan Limbah Sapi Peningkatan Jalan Masuk selebar 4,5 m Pembangunan dan Penyediaan Air Baku
13. PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 14 Kabupaten Kab. Semarang, Kab. Pemalang, Kab. Wonosobo, Kab. Batang, Kab. Magelang, Kab. Purbalingga, Kab. Karanganyar, Kab. Brebes, Kab. Boyolali, Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab. Cilacap, Kab. Purworejo, Kab. Pekalongan
KAWASAN
: 14 Kawasan Kws. Sumowono, Kws. Belik, Kws. Rojonoto, Kws. Surbanwali, Kws. Merapi Merbabu, Kws. Larangan, Kws. Bunga Kondang, Kws. Sutomadansih, Kws. Goasebo, Kws. Beji, Kws. Jayabaya, Kws. Bagelen, Kws. Majenang, Kws. Talang Kerido
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • •
Pembuatan Penampungan Pupuk Pembuatan Sarana Komposting Peningkatan Jalan Produksi Pembangunan Jalan Usaha Tani Pembangunan Tempat Penampungan Teh Pembuatan Bangunan Penjemur Kopi Pembangunan Jembatan Antar Desa Pembangunan Jembatan Beton Pembuatan Bangunan Pengumpul Wortel Pembuatan Bangunan Pengering Jahe Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Perluasan Sub-Terminal Agribisnis Pembuatan Bangunan Produksi Perkebunan Pembangunan Gudang Penampungan Hasil
• • • • • • • • • • • • • •
Pembangunan Terminal Desa Penyempurnaan Pasar Desa Pendaratan Ikan (PPI) Peningkatan Jalan Usaha Tani Rehabilitasi Saluran Irigasi Perkerasan Jalan Usaha Tani Pembuatan Saluran Jalan Pembangunan Jembatan Tahap II Peningkatan Pasar Ikan Pembangunan Saluran Pelebaran Jalan Poros Desa Pembangunan Penyulingan Minyak Peningkatan Talud Pembangunan Pasar Desa
14. PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Kulon Progo, Kab. Sleman, Kab. Gunung Kidul, Kab. Bantul
KAWASAN
: 9 Kawasan Kws. Kali Bawang, Kws. Temon, Kws. Turi, Kws. Karangmojo, Kws. Playen, Kws. Bejiharjo, Kec. Girisobo Desa Baron, Kws. Imogiri, Kws. Gadingsari
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 23.364.942.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani Perbaikan Pasar Desa Pembangunan Los dan Kios Pasar Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Los Pasar Ikan Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) Pembuatan Kandang Ternak Pembuatan Gapura Agropolitan Pembangunan Farmroa/Jalan Setapak selebar 1,5 m Penyediaan Air Baku Pembangunan Balai Pertemuan Petani
15. PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 18 Kabupaten Kab. Ngawi, Kab. Banyuwangi, Kab. Mojokerto, Kab. Lumajang, Kab. Tulungagung, Kab. Bangkalan, Kab. Blitar, Kab. Pasuruan, Kab. Pacitan, Kab. Madiun, Kab. Pamekasan, Kab. Ponorogo, Kab. Trenggalek, Kab. Nganjuk, Kab. Malang, Kab. Lamongan, Kab. Tuban, Kab. Gresik
KAWASAN
: 21 Kawasan Kws. Paron, Kws. Bangorejo, Kws. Muncar, Kws. Pacet, Kws. Senduro, Kws. Sendang, Kws. Soburbang, Kws. Kanigoro, Kws. Nglegok, Kws. Tutur, Kws. Nawangan Bandar Tamperan, Kws. Gedangsari, Kws. Pakong dan Waru, Kws. Ngebel, Kws. Bendungan, Kws. Sukomoro, Kws. Wajak, Kws. Poncokusumo, Kws. Ngimbang, Kws. Paseban, Kws. Sidayu
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Rehabilitasi Jembatan • Pembangunan Pasar dan Kios Desa • Penyediaan Prasarana dan Sarana Minapolitan • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Peningkatan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Packing House
16. PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten Kab. Bangli, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan, Kab. Jembrana, Kab. Buleleng, Kab. Badung, Kab. Karang Asem, Kab. Klungkung
KAWASAN
: 8 Kawasan Kws. Catur-Kintamani, Kws. Payangan, Kws. Baturiti, Kws. Melaya, Kws. Depeha, Kws. Sibeta (Bebandem), Kws. Plaga, Kws. Nusa Penida
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • •
Peningkatan Jalan Antar Desa Pembuatan Pasar Desa Pembuatan Pelataran Parkir Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Balai Usaha Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Lantai Jemur Penyediaan Infrastruktur Kawasan Agropolitan Pembangunan Pasar Hewan Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Tempat Bongkar Hasil Produksi Pembangunan Cubang Air Baku Pembangunan Packing House Pembuatan Bangunan Pengolahan Hasil Penyediaan Sarana Air Baku Pembangunan Gudang
17. PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten, 1 Kota Kab. Sambas, Kab. Pontianak, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kab. Ketapang, Kab. Singkawang, Kab. Kubu Raya, Kota Pontianak
KAWASAN
: 13 Kawasan Kws. Sepinggan-Semparuk, Kws. Pontianak Utara, Kws. Sungai Kakap, Kws. Sanggau Ledo, Kws. Rasau Jaya, Kws. Sei Tebelian, Kws. Matan Hilir Selatan, Kws. Pangmilang, Kws. Rasau Jaya, Kws. Sungai Rengas, Kws. Jawai Selatan, Kws. Semparuk, Kws. Matan Hilir Sel. Pasaguan
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan dan Penggantian Jembatan Pembuatan Tambatan Perahu Penggantian Dermaga Kayu Pembangunan Dermaga Pembuatan Gazebo Pembangunan Lumbung Jagung
• Pembuatan Gudang TOTAL ANGGARAN
: Rp 36.054.280.000
18. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten Kab. Kapuas, Kab. Barito Timur, Kab. Sukamara, Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Seruyan, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Pulau Pisau, Kab. Katingan
KAWASAN
: 10 kawasan Kws. Basarang, Kws. Dusun Tengah, Kws. Pangkalan Lada, Kws. Jelai, Kws. Seruyan Hilir, Kec. Teluk Sampit, Desa Sei Bakau, Desa Sebuai, Kec. Teluk Sampit, Kec. Katingan Kuala
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Los Pasar Pembuatan Jembatan Kayu Ulin Pembuatan Gorong-gorong Beton Pembangunan Pasar Hewan Pembuatan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Jalan Poros Desa (Buntu) Pembangunan Jalan Usaha Tani (Sirtu) Pembuatan Lantai Jemur Pembangunan Holding Ground Pembuatan Kolam Perendaman Pembuatan Gudang Produksi Peningkatan Saung Meeting Pembuatan Saluran Tersier
19. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Kutai Timur, Kab. Bulungan, Kab. Pasir, Kab. Paser Utara, Kab. Malinau, Kab. Berau
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Sangatta, Kws. Pasopati, Kws. Padang Pangrapat, Kws. Penajam, Kws. Rantau Pulung, Kws. Kaliamok, Kws. Sabitta
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 30.979.285.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Talud Pembangunan Jalan Poros Desa (Telford) Pembangunan Pasar Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani (Telford) Pembangunan Infrastruktur Permukiman
20. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Barito Kuala, Kab. Tanah Laut, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Banjar, Kab. Tabalong
KAWASAN
: 6 Kawasan Kws. Labuhan Amas Utara, Kws. Terantang, Kws. Pelaihari, Kws. Amuntal, Kws. Cindai Alus, Kws. Tanjung
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 28.264.359.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Jembatan Ulin Pembangunan Pasar Desa Rehabilitasi Jembatan Siring Jalan Pembuatan Box Culvert Pembangunan Dermaga Pembangunan Pelataran Parkir Pasar Desa Pembangunan Los Pasar Desa Penyediaan PSD Agropolitan
21. PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 5 Kabupaten Kab. Pohuwato, Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo, Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo Utara
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Randangan, Kws. Bongo Nol, Kws. Pulubala, Kws. Kabila, Kws. Tumbilato, Kws. Kwandang, Kws. Anggrek
KEGIATAN FISIK
: •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• • • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Perbaikan Pasar Desa Pembuatan Kios Pasar Peningkatan Jembatan Usaha Tani Pembuatan Talud Jalan Desa Pembuatan Gudang Jagung Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Usaha Tani (Perkerasan) Pembangunan Los Pasar Terbuka Pembuatan Saluran Air Baku Pembuatan Talud Penahan tanah
TOTAL ANGGARAN
: Rp 22.216.288.000
22. PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Kendari, Kab. Bombana, Kab. Muna, Kab. Buton, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Bondoala, Kws. Lantari, Kws. Kabangka, Kws. Lasalimu Selatan, Kws. Tinanggea, Kws. Lalembuu, Kws. Wolo
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Jembatan Semi Permanen • Pembangunan Pasar • Pembuatan Talud • Pembuatan Plat Duiker • Pembangunan Jembatan • Penyediaan Infrastruktur Kawasan Agropolitan • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Aggregat C) • Pembuatan Box Culvert • Pembangunan Dermaga Kayu • Pembangunan Los Pasar Ikan
23. PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Donggala, Kab. Parigi Moutong, Kab. Banggai, Kab. Toli-Toli, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Poso, Kab. Morowali
KAWASAN
: 10 Kawasan Kws. Biromaru, Kws. Labean, Kws. Bolano Lambunu, Kws. Kasimbar, Desa Kasimbar, Kws. Tolli, Kws. Galang, Kws. Wakai, Kws. Napu, Kws. Witaponda
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Pasar Desa Pembangunan Tempat Pemotongan Hewan Pembuatan Lantai Jemur Pembangunan Gudang Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Pembangunan Pasar Buah Oprit Jembaran Gelager Pembuatan Plat Lantai Jembatan Pembuatan Plat Duiker Jembatan Pembangunan Balai Penyuluhan Pembuatan Talud Pembuatan Box Culvert Peningkatan Jalan Usaha Tani (Kelas C)
24. PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN : 2006 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Polewali Mandar, Kab. Mamuju Utara, Kab. Majene, Kab. Mamuju
KAWASAN
: 4 Kawasan Kws. Matakali, Kws. Pasang Kayu, Kws. Sendana, Kws. PPI Bonda
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pembangunan Saung Meeting dan Bangunan Penunjang • Pembuatan Lantai Jemur • Pembangunan Saluran Air Baku • Pembangunan Jembatan Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 13.880.635.000
25. PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 14 Kabupaten Kab. Barru, Kab. Enrekang, Kab. Soppeng, Kab. Tana Toraja, Kab. Bulukumba, Kab. Selayar, Kab. Bone, Kab. Sidrap, Kab. Gowa, Kab. Luwu Timur, Kab. Jeneponto, Kab. Pangkep, Kab. Sinjai, Kab. Luwu
KAWASAN
: 14 Kawasan Kws. Barru, Kws. Maiwa, Kws. Lajoa, Kws. Rindingallo, Kws. Gantarang, Kws. Bontomanai, Kws. Pasaka, Kws. Alakuang, Kws. Bontonompo, Kws. Malili, Kws. Kelara Rumbia, Kws. Labakkang, Kws. Sinjai Timur, Kws. Belopa
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 32.209.238.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Perbaikan Pasar Pembangunan Jalan Penghubung Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Poros Desa (Perkerasan) Pembangunan Jalan Poros Desa (Telford) Pembangunan Jalan Akses Pembangunan Jembatan
26. PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 9 Kabupaten Kab. Minahasa Selatan, Kab. Minahasa, Kab. Sangihe, Kab. Minahasa Utara, Kab. Bolaang Mongondow, Kab. Tomohon, Kab. Bolaang Mongondow Utara, Kab. Bitung, Kab. Bolaang Mongondow Timur
KAWASAN
: 15 Kawasan Kws. Modoinding, Kws. Tengasinonsayang, Kws. Ngasaan, Kws. Tatapaan, Kws. Pakakaan, Kws. Dagho, Kws. Tabukan Selatan, Kws. Klabat, Kws. Managabata, Kws. Dumoga, Kec. Lolayan, Kws. Tomohon, Kws. Bolaang Mongondow Utara, Kws. Mondayag, Kws. PPN Bitung
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • •
Pembangunan Pasar Desa • Pembangunan Talud • Pembangunan Saluran • Peningkatan Pasar Ikan • Pembangunan Pasar Ternak • Pembangunan Jalan Produksi • Penyediaan Infrastruktur Minapolitan • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Pembangunan Sub-Terminal Agribisni s Pembangunan Saluran Bangunan Kelapa Pembangunan Pengolahan Kelapa Terpadu • Pembangunan dan Peningkatan
Pembangunan Packing House Pembangunan Jembatan Pembangunan Pasar Agro Pembuatan Tambatan Perahu Pembangunan Green House Peningkatan Tempat Potong Hewan Peningkatan Tempat Pengolahan Padi Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
27. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Dompu, Kab. Lombok Timur, Kab. Sumbawa, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Barat, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Bima
KAWASAN
: 10 Kawasan Kws. Agropolitan Manggelewa, Kws. Agropolitan Sikur, Kws. Agropolitan Alas Utan, Kws. Agropolitan Aik Meneng, Kws. Pekat, Kws. Lembah Sempage Akar-akar Kuripan, Kws. Sembalun, Kws. Keruwak Jerowaru, Kws. Kemuter Telu, Kws. Woha
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Pasar Desa dan Prasarana Rehabilitasi Balai Penyuluhan Pembuatan Plat Duiker Pembuatan Talud Pembuatan Packing House Pembuatan Gudang Jambu Mete Pembuatan Kios Desa Pembuatan Talud Jalan Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Usaha Tani (Telford) Pembuatan Talud Jalan Poros Desa Pembangunan Jembatan Pembangunan Saluran
28. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Kupang, Kab. Manggarai, Kab. Bellu, Kab. Sumba Timur, Kab. Sikka, Kab. Sumba Barat
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Oesao, Kws. Iteng, Kws. Betun, Kws. Koba Lima, Kws. Kambaniru, Kws. Pesisir Sikka, Kws. Lamboya
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 28.500.087.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Lantai Jemur Pembangunan Jembatan Pembuatan Gorong-gorong Pembuatan Talud Pembangunan Dinding Penahan Tanah Pembangunan Plat Duiker Pembuatan Tambatan Perahu Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Jalan Usaha Tani (SKPA)
29. PROVINSI MALUKU TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Buru, Kab. Buru Selatan, Kab. Seram Bagian Timur, Kab. Ambon
KAWASAN
: 5 Kawasan Kws. Waihatu, Waimital & Piru, Kws. Kairatu, Kws. Wrinama & Bula, Kws. Kairatu & Buano, Kws. PPN Ambon
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 27.183.007.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Tempat Jemur Padi Pembuatan Los Pasar Pembangunan Pasar Desa dan Prasarana Lingkungan Pembuatan Los Pasar Pembangunan Terminal Agropolitan Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembuatan Bangunan Penyulingan Minyak Kayu Putih Pembuatan Holding Ground Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Saluran Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
30. PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 5 Kabupaten, 1 kota Kab. Halmahera Barat, Kab. Halmahera Tengah, Kab. Halmahera Utara, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Selatan, Kota Ternate
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Sahu, Kws. Wairoro, Kws. Toliwang, Kws. Wasile, Kws. Mekar Sari, Kws. Manggayoang, Kws. PPN Ternate
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Terminal Desa dan Prasarana Lingkungan • Penyediaan Prasarana Air Bersih • Pembangunan Pasar Desa • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembuatan Tempat Penjemuran Cengkih dan Kopra • Pembangunan Gudang • Pembangunan Tempat Penjemuran Padi • Rehabilitasi Jembatan Kayu • Pembuatan Tempat Pencucian Sayuran/Buah • Pembuatan Sumur • Pembuatan Plat Duiker Pembanguna Gerbang Kawasan Agropolitan
31. PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2005 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Manokwari, Kab. Sorong, Kab. Raja Ampat, Kab. Fak-Fak
KAWASAN
: 4 Kawasan Kws. Pra, Kws. Aimas, Kws. Selat Segawin, Kws. Bomberai
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 17.979.965.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Pasar Desa Pembangunan Jalan Poros Desa 1.500 m Pembangunan Jalan Usaha Tani 1.000 m Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Lantai Jemur Peningkatan Halaman Pasar dan Sarana Pembangunan Talud
32. PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten, 1 Kota Kab. Jayapura, Kab. Nabire, Kab. Yapen, Kab. Waropen, Kota Jayapura
KAWASAN
: 5 Kawasan Kws. Grime Sekori, Kws. Wanggar, Kws. Distrik Kosiwo, Kws. Distrik Waropen, Kws. Koya Distrik Muara Tami
KEGIATAN FISIK
: • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 25.186.334.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Pasar Desa Pembangunan Terminal Pembangunan Gudang Pembuatan Lantai Jemur Rumput Laut
Pencapaian Dukungan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Minapolitan Tahun Anggaran 2005 – 2011 1. PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN ANGGARAN : 2008 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Aceh Selatan
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Kluet, Kawasan Idie
KEGIATAN FISIK
: • Pembuatan Plat Beton • Peningkatan Jalan Usaha Nelayan • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 6.605.933.000
3. PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2010 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Pesisir Selatan
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Mandeh
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Jalan dan Saluran • Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 1.080.000.000
5. PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Bintan
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Mantang
KEGIATAN FISIK
: • Pembuatan Pelantar • Pembangunan Jalan Lingkar
TOTAL ANGGARAN
: Rp 3.032.222.000
7. PROVINSI BENGKULU TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Kaur
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Nasal
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA) • Peningkatan Jalan Poros Desa (SKPA) • Pembangunan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 1.922.300.000
9. PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Bangka, Kab. Bangka Selatan
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Sungai Liat, Kawasan Salepliat
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Minapolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 3.662.688.000
11. PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN : 2019 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Serang
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Pontang, Kawasan Pabuaran
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Jalan Lingkungan • Pembangunan Talud
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.459.495.000
13. PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Banyumas, Kab. Cilacap
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Beji, Kawasan Majenang
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Pasar Ikan • Pelebaran Jalan Poros Desa • Peningkatan Jalan Poros Desa dan Talud • Peningkatan Jalan Usaha Tani
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.695.000.000
15. PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 3 Kabupaten Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Pacitan
KAWASAN
: 3 Kawasan Kawasan Wajak, Kawasan Nglegok, Kawasan PPI Tamperang
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.607.270.000
17. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Pulang Pisau, Kab. Banjar
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Teluk Gohong, Kawasan Cindai Alus
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 7.486.632. 7.486.632.000 000
19. PROVINSI PROVIN SI SULAWESI UTARA TAHUN ANGGARAN : 2006 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 3 Kabupaten Kab. MInahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Sangihe
KAWASAN
: 3 Kawasan Kws. Klabat, Kws. Managabata, Kws. Tatapaan, Kws. Tabukan Selatan
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Talud • Pembangunan Pembangunan Pasar Agro
• Pengamanan Permukiman Permukim an • Pembangunan Pembangunan PSD Minapolitan
• Pembangunan Pasar Bibit dan Ikan Air Tawar • Pembangunan Packing House Ikan Air Tawar • Pembangunan Talud Jalan Produksi Nelayan • Peningkatan Jalan Produksi Perikanan Nelayan • Pembangunan dan Peningkatan Peningkata n Jalan Usaha Tani (Perkerasan (Perkera san Telford) TOTAL ANGGARAN
: Rp 13.549.749 13.549.749.000 .000
21. PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Tojo Una-Una, Kab. Donggala
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Wakai, Kawasan Labean
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Tambatan Perahu • Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 2.000.036. 2.000.036.000 000
23. PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Kolaka, Kab. Konawe Selatan
KAWASAN
: 3 Kawasan Kawasan Wolo, Kawasan Tinanggea
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Talud • Pembangunan Talud dan Box Culvert (SKPA) • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA) • Pembangunan Dermaga Kayu • Pembangunan Los Pasar Ikan • Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 7.417.402.000
25. PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Klungkung
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Nusa Penida
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani
TOTAL ANGGARAN
: Rp 3.500.000.000
27. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Sikka, Kab. Belu
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Pesisir Sikka, Kawasan Koba Lima
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Tambatan Perahu • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Jalan Usaha Tani (SKPA) • Pembangunan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.309.402.000
29. PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Raja Ampat
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Selat Segawin
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Pasar • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Talud
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.643.654.000
Daftar Pustaka: •
Yudhohusodo, Siswono, Laporan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, 2002.
•
Selayang Pandang Kawasan Agropolitan Bagelan Kabupaten Purworejo
•
Kawasan Agropolitan, Kementerian Pertanian, 2002.
•
Kawasan Minapolitan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2006.
Daftar Istilah : APBD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
DPRD
: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DTW
: Daerah Tujuan Wisata
FAO
: Food and Agriculture Organization
KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan