AGROPOLITAN MINAPOLITAN
&
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
Sambutan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
4
Sambutan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
4
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Salam sejahtera, Guna mewujudkan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan pemerataan pembangunan dan penyeimbangan pembangunan desa-kota, maka pada tahun 2002 Direktorat Jenderal Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum bersama Kementerian Pertanian mengembangkan Kawasan Perdesaan. Program ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan percepatan pengembangan wilayah yang berbasis pada potensi lokal dan pemberdayaan pemberdayaan masyarakat, yang pada gilirannya, upaya tersebut akan berujung pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Dalam pengembangan kawasan perdesaan melalui pengadaan infrastruktur infrastruktur penunjang ekonomi yang memadai, Ditjen Cipta Karya telah melibatkan masyarakat setempat dalam mengembangkan dan mengelola potensi daerahnya. Dengan demikian, kawasan ini mampu menjadikan kegiatan utama masyarakatnya sebagai sektor penggerak perekonomian lokal dan regional. Seiring dengan berkembangnya ragam konsepsi penyelenggaraan pembangunan perdesaan maka, pada tahun 2011 program pengembangan kawasan perdesaan ini menjadi kawasan pusat pertumbuhan yang didalamnya mencakup Kawasan Agropolitan dan Minapolitan. Integrasi yang kuat antar kelembagaan dan masyarakat masyarakat pada
Program ini diharapkan dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan, mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam perdesaan Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah membuahkan hasil dan membawa perubahan bagi k awasan zona inti (pusat hinterland. Program pertumbuhan) maupun desa-desa hinterland. Progr am ini diharapkan diharapkan dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan, mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam perdesaan Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
Jakarta, September 2012
Budi Yuwono P.
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
5
Kata Pengantar
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
6
Direktur Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Salam sejahtera, Sejak efektif dilaksanakan pada tahun 2002, pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah berhasil memfasilitasi tak kurang dari 382 kawasan, baik kawasan baru maupun lanjutan. Pengembangan dilaksanakan melalui penyediaan infrastruktur desa yang memadai dan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Pengadaan infrastruktur juga ditujukan bagi peningkatan produktivitas, pengolahan, serta pemasaran hasil pertanian/perikanan. Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan dirasakan begitu penting, mengingat pengembangannya yang memanfaatkan dan
Pengadaan infrastruktur ditujukan bagi peningkatan produktivitas. pengolahan. serta pemasaran hasil pertanian/ perikanan.
mengusung konsep sesuai dengan keunikan, keunggulan, dan keandalan lokal. Dengan demikian, pemerataan pembangunan dapat ditingkatkan serta menjamin kelangsungan perkembangan kawasan sehingga memiliki keunggulan yang berdaya saing. Dengan sinergi harmonis antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait, diharapkan mampu mendukung pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan yang utuh dan terintegrasi. Dengan demikian, hasil pembangunan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat dan membawa masyarakat kepada kesejahteraan serta kehidupan yang lebih baik.
Jakarta, September 2012
Amwazi Idrus
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
7
DAFTAR ISI • Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya
5
• Kata Pengantar Direktur Pengembangan Permukiman
7 • Daftar Isi
8 1 Pendahuluan
9 2 Menata Infrastruktur Agropolitan bagi Masa Depan - Konsep Kawasan Agropolitan - Mekanisme Pengembangan Kawasan Agropolitan - Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan • Peningkatan Produktivitas Hasil Pertanian/Perikanan • Pengolahan Hasil Pertanian/Perikanan - Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan - Sudut Pandang - Kata Mereka
17
3 Di Balik Cakrawala Biru Indonesia
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
8
- Konsep Kawasan Minapolitan - Mekanisme Pengembangan Kawasan Minapolitan - Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan • Peningkatan Produktivitas Hasil Perikanan • Pengolahan Hasil Perikanan - Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan - Sudut Pandang - Kata Mereka
47
4 Penutup
75
PENDAHULUAN
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
9
Nangroe Aceh Kalimantan Timur
7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan BANDA ACEH
7 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Sumatera Utara 14 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Kalimantan Tengah 10 Kawasan Agropolitan
Riau 10 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
MEDAN
Kalimantan Barat 13 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Kep. Riau 4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Jambi TANJUNGPINANG PEKANBARU
7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PONTIANAK
Bangka Belitung Sumatera Barat
SAMARINDA
7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PADANG
13 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Kalimantan Selatan
JAMBI PANGKALPINANG
6 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PALANGKARAYA
PALEMBANG
Sumatera Selatan Bengkulu
BANJARMASIN
12 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
BENGKULU
8 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Bali 8 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Jawa Barat 19 Kawasan Agropolitan 3 Kawasan Minapolitan
BANDARLAMPUNG
Lampung 10 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
JAKARTA SERANG
14 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
BANDUNG
Banten
Jawa Tengah
SEMARANG
10 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
SURABAYA YOGYAKARTA
DI Yogyakarta
Kawasan Agropolitan dan Minapolitan TA 2002-2011
10 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Konsep Kawasan : Agropolitan dan Minapolitan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
10
Tahun Anggaran 2002-2011 Wilayah Cakupan: 32 Provinsi 324 Kawasan Agropolitan 48 Kawasan Minapolitan
MATARAM
Jawa Timur
DENPASAR
22 Kawasan Agropolitan 3 Kawasan Minapolitan
Nusa Tenggara Barat 10 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifk
dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, menjadikan Indonesia sebuah negara dengan potensi dan kekayaan alam yang berlimpah.
Gorontalo 7 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
Sulawesi Utara 15 Kawasan Agropolitan 4 Kawasan Minapolitan
Maluku Utara 7 Kawasan Agropolitan
Papua Barat
MANADO
4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan
TERNATE
GORONTALO
Sulawesi Tengah 9 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
PALU
MANOKWARI
MAMUJU
JAYAPURA
Sulawesi Barat AMBON
4 Kawasan Agropolitan 1 Kawasan Minapolitan KENDARI
Maluku 8 Kawasan Agropolitan
MAKASSAR
Sulawesi Tenggara 7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
Sulawesi Selatan 14 Kawasan Agropolitan 3 Kawasan Minapolitan
Papua Nusa Tenggara Timur KUPANG
5 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
7 Kawasan Agropolitan 2 Kawasan Minapolitan
KEKAYAAN ini pun menjadi hak setiap anak
menyentuh sampai ke daerah perdesaan, ter-
bangsa untuk dikelola dan dimanfaatkan sebaik
pencil, pelosok, hingga kawasan perbatasan.
mungkin demi mewujudkan kesejahteraan bangsa. Tentunya, dengan tidak melupakan
Namun, dalam pelaksanaannya, pembangun-
kewajiban untuk menjaga, memelihara, dan
an lebih difokuskan pada wilayah perkotaan.
melestarikan kekayaan alam negeri ini.
Pembangunan berjalan demikian pesat di se jumlah kota dan menjadikan kota tersebut se-
Pembangunan di seluruh sektor kehidupan
bagai pusat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan
merupakan salah satu upaya pemanfaatan
budaya. Kota-kota tersebut seakan tak pernah
potensi dan kekayaan alam Indonesia yang
henti untuk bersolek sehingga memancarkan
hasilnya, diharapkan, dapat dinikmati oleh
pesonanya. Di sisi lain, wilayah perdesaan tetap
setiap masyarakat Indonesia secara merata.
tampil dalam kesederhanaannya, bahkan dalam
Untuk itu, pembangunan semestinya dapat
keterbatasannya.
dilaksanakan secara merata di seluruh penjuru negeri ini sehingga pembangunan dapat
Ketidakberhasilan dalam pemerataan pem-
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
11
bangunan ini, tentu saja, menimbulkan ke-
65 juta dolar AS 1). Sementara, lemahnya
sen jangan antara wilayah perkotaan dan
sistem pemasaran, terbatasnya pemahaman
perdesaan. Hal inilah yang memicu terjadinya
dan kemampuan petani, rendahnya kualitas
percepatan urbanisasi di Indonesia hingga
lingkungan dan permukiman di perdesaan, kian
sampai pada tingkat urbanisasi yang tidak
menyulitkan produktivitas pertanian.
terkendali. Berdasarkan Data Survei Penduduk Antarsensus laju urbanisasi di Indonesia me-
Tidak jauh berbeda dengan kawasan pertanian,
ningkat dari 37,5% di tahun 1995 menjadi 40,5%
kawasan pesisir dengan mayoritas penduduk
di tahun 1998. Akibat percepatan urbanisasi,
bergantung pada sektor perikanan belum dapat
sektor pertanian menjadi terdesak sehingga
mengolah dan memanfaatkan potensi dan ke-
menurunkan produktivitas pertanian.
kayaan laut Indonesia secara maksimal. Hal ini diakibatkan pembangunan yang masih terfokus
Penurunan produktivitas ini tampak dari
di wilayah daratan sehingga potensi perairan
nilai produk-produk pertanian yang diimpor
Indonesia masih dikesampingkan.
Indonesia demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada tahun 2000, Indonesia harus
Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia
mengimpor kedelai sebanyak 1.277.685 ton
terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
senilai 275 juta dolar AS, sayur-mayur senilai
2035, diperkirakan populasi penduduk tumbuh
62 juta dolar AS, dan buah-buahan senilai
hingga 2 kali dari jumlah saat ini. Seiring ber-
Jalan poros desa Gumukrejo, Desa Tanjungsari, Banyudono, Kabupaten Boyolali
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
12
1.2)
Yudhohusodo. Siswono. Laporan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. 2002.
tambahnya jumlah penduduk, tingkat pen-
Permukiman melaksanakan program-program
didikan dan kesejahteraan masyarakat juga
pengembangan perdesaan potensial. Salah
meningkat
peningkatan
satunya adalah program yang bertujuan untuk
konsumsi per kapita untuk beragam jenis ba-
mengembangkan potensi lokal sebagai roda
han pangan. Maka, dalam waktu 35 tahun
pertumbuhan ekonomi di kawasan perdesaan,
mendatang, kebutuhan akan kesediaan ba-
yaitu pengembangan Kawasan Agropolitan dan
han pangan Indonesia meningkat lebih dari
Minapolitan.
sehingga
terjadi
2)
2 kali jumlah kebutuhan saat ini . Hal ini memunculkan kerisauan akan terjadinya kondisi
Kawasan Agropolitan/Minapolitan yang dikem-
“rawan pangan” di masa yang akan datang.
bangkan merupakan bagian dari potensi wilayah kabupaten. Pengembangan kawasan mela-
Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan
lui penguatan sentra-sentra produksi pertanian/
Berangkat dari kondisi-kondisi tersebut, Peme-
demikian, Kawasan Agropolitan/Minapolitan
rintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum–
mampu memainkan peran sebagai kawasan
dalam hal ini Direktorat Jenderal (Ditjen)
pertumbuhan ekonomi yang berdaya kompe-
Cipta Karya ingin mewujudkan pemerataan
tensi interregional maupun intraregional.
pembangunan
dengan
perikanan yang berbasis potensi lokal. Dengan
mengembangkan perdesaan
Selain itu, pengembangan juga berorientasi
yang berada di daerah pesisir. Ditjen Cipta
pada kekuatan pasar yang dilaksanakan melalui
Karya
pemberdayaan usaha budidaya dan kegiatan
kawasan
perdesaan,
melalui
termasuk
Direktorat
Pengembangan
Skema Tata Ruang Kawasan Agro/Minapolitan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
Sumber : Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan. Kimpraswil 2000
13
agribisnis/minabisnis hulu sampai dengan hilir.
politan/minapolitan
dengan
sentra-sentra
Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat
produksi pertanian/perikanan. Pola interaksi
memberikan kemudahan sistem agribisnis/
ini, nantinya, akan memberikan nilai tambah
minabisnis yang utuh dan terintegrasi dengan
produksi
penyediaan infrastruktur (sarana dan pra sara-
dapat memacu pembangunan perdesaan; me-
na) seperti peningkatan jalan lingkungan poros
ningkatkan produktivitas dan kualitas perta-
desa, peningkatan jalan usaha tani, Stasiun
nian/perikanan; meningkatkan pendapatan dan
Terminal Agribisnis (STA), peningkatan pasar
kesejahteraan masyarakat di daerah hinterland;
ikan dan pembangunan lainnya yang memadai
mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi
dan mendukung pengembangan agribisnis/
daerah; yang pada akhirnya akan menekan laju
minabisnis.
urbanisasi.
Program ini juga mengembangkan sistem
Peran penting dari pengembangan Kawasan
kelembagaan dan sistem keterkaitan desa-
Agropolitan/Minapolitan ini adalah kawasan
kota (urban-rural linkage) untuk mendukung
dan sektor yang dikembangkan sesuai dengan
pengembangan Kawasan Agropolitan/Mina-
keunikan
politan. Sistem keterkaitan tersebut bertu-
masyarakat pun mampu meningkatkan pe-
juan untuk mengembangkan interaksi yang
merataan.
saling menguntungkan antara pusat agro-
ngembangan kawasan dan sektor lebih me-
agropolitan/minapolitan
lokal.
Sektor
Sedangkan,
sehingga
berbasis
aktivitas
kelangsungan
pe-
Pencapaian Kawasan Agropolitan dan Minapolitan 2002-2011 Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Baru
8
27
18
37
58
47
81
56
11
38
8
35
52
49
84
77
48
45
32
1
41
64
118
228
286
312
90
148
195
276
332
342
382
Lanjutan Selesai Total
8
35
53
400 332
350
276
300
56
342
382
11 45
38 32
286
312
2010
2011
48 81
250 n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
14
195
200
148
150 90
100 53 35
50 8
0
8
2002
27 8
2003
18
37 52
35
2004
47 77 228
58 84 118
49 41
64
1
2005 Baru
2006
2007
Lanjutan
2008
2009
Selesai
miliki kepastian karena sektor yang dipilih
pemerintah, yang juga berperan sebagai
mempunyai keunggulan kompetitif dan kom-
fasilitator. Sedangkan, masyarakat ditem-
paratif dibandingkan sektor lainnya.
patkan sebagai pelaksana utama dalam pelaksanaan pengembangan Kawasan Ag-
Untuk dapat melangsungkan program pengembangan Kawasan Agropolitan/Minapo-
ropolitan/Minapolitan.
•
Pembiayaan program yang, pada dasarnya,
litan, dilakukan penyusunan atas strategi pe-
dilakukan oleh masyarakat–dalam hal ini
ngembangan yang mencakup beberapa hal
petani/nelayan, penyedia agro/mina, pe-
berikut:
ngelola hasil, pemasar, dan penyedia jasa.
•
Penyusunan masterplan pengembangan
Dana stimultans yang difasilitasi peme-
Kawasan Agropolitan/minapolitan oleh
rintah bertujuan untuk membiayai pra-
Pemerintah Daerah dan masyarakat yang
sarana dan sarana yang bersifat publik dan
akan menjadi acuan bagi setiap wilayah/
strategis.
provinsi. Masterplan disusun berdasarkan
•
•
Usulan indikasi program/kegiatan di kawa-
jangka waktu tertentu dan mencakup
san agro/minapolitan harus dimasukkan
rencana-rencana sarana dan prasarana.
dalam Rencana Program Investasi Jangka
Penetapan lokasi Agropolitan/Minapolitan
Menengah (RPIJM) Kabupaten.
yang diusulkan oleh Kabupaten kepada
•
•
Pemerintah Provinsi. Usulan harus dida-
Pengembangan Kawasan Agropolitan/Mina-
hului dengan identifikasi potensi dan
politan oleh Direktorat Pengembangan Permu-
masalah untuk mengetahui kondisi dan
kiman ini telah berlangsung sejak tahun 2002.
potensi lokasi, antara lain sumber daya
Sampai dengan tahun 2011, telah terbangun
alam, sumber daya manusia, kelembagaan,
382 Kawasan Agropolitan/Minapolitan di se-
dan iklim usaha.
jumlah desa hinterland di Indonesia. Selama 10
Sosialisasi program pengembangan Kawas-
tahun pelaksanaan pengembangan Kawasan
an Agropolitan/Minapolitan yang dilaksa-
Agropolitan/Minapolitan, seringkali mendapati
nakan seluruh stakeholder terkait di tingkat
berbagai kendala. Kendala yang dihadapi
pusat maupun daerah sehingga lebih ter-
tersebut menjadi hal-hal yang patut dicermati
padu dan terintegrasi.
dan menjadi tantangan tersendiri pada pe-
Pendampingan pelaksanaan program oleh
ngembangan kawasan-kawasan berikutnya.
Kawasan agropolitan Desa Wasiat, Ngombol, Purworejo
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
15
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
16
MENATA INFRASTRUKTUR AGROPOLITAN BAGI MASA DEPAN K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
17
Menata Infrastruktur Agropolitan Bagi Masa Depan Konsep Kawasan : Agropolitan Kawasan Agropolitan TA 2002-2011 : 32 Provinsi, 324 kawasan Potensi Unggulan : Beras organik, kelapa, sayur, mayur, buah-buahan, hewan ternak. n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
18
Dukungan Infrastruktur : Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani, irigasi, kios, STA, packing house
Pembangunan di kawasan perkotaan yang demikian pesat telah menjadikan kawasan ini memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Begitu pula, dengan setiap aspek kehidupan sosial di dalamnya yang juga berkembang dengan sangat baik.
Jalan poros desa di kawasan agropolitan Payakumbuh, Sumatera Barat
HAL INI memunculkan kesenjangan antara
lurus dengan kebutuhan pangan masyarakat
kawasan perkotaan dan perdesaan yang pada
Indonesia. Dalam kurun waktu 35 tahun men-
akhirnya, mengakibatkan peningkatan laju ur-
datang, kebutuhan pangan masyarakat di-
banisasi.
perkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat kebutuhan pangan saat ini
(Siswono
Percepatan laju urbanisasi berakibat pula pada
Yudohusodo. 2002).
Dengan demikian, penurunan
terdesaknya sektor pertanian yang berujung
produktivitas pertanian dikhawatirkan dapat
pada penurunan produktivitas pertanian. Hal
menimbulkan kondisi rawan pangan di masa
tersebut ditandai dengan semakin tingginya
mendatang.
konversi lahan pertanian menjadi kawasan perkotaan. Akibatnya, Indonesia harus menda-
Namun, penurunan produktivitas pertanian
tangkan produk-produk pertanian dari luar
tidak hanya semata-mata disebabkan terdesak-
negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan
nya sektor pertanian akibat konversi lahan dan
dalam negeri.
percepatan urbanisasi. Melainkan, juga dipicu oleh produktivitas dan pemasaran pertanian
Sementara itu, populasi penduduk yang sema-
yang masih rendah, budaya petani lokal yang
kin meningkat diperkirakan mencapai angka
cenderung subsisten, serta kelembagaan dan
sekitar 400 juta jiwa di tahun 2035, berbanding
lingkungan permukiman yang tidak kondusif.
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
19
Berkaca pada kondisi tersebut, diperlukan upaya-upaya pengembangan kawasan perdesaan yang mencakup segala aspek kehidupan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perdesaan. Sebagai sebuah negara yang memiliki berbagai produk unggulan di setiap daerahnya, pengembangan ekonomi Indonesia hendaknya berorientasi pada pembangunan agribisnis yang berbasis pertanian. Maka, pengembangan Kawasan Agropolitan pun menjadi alternatif solusi pembangunan kawasan perdesaan. Kawasan Agropolitan memungkinkan pembangunan dengan tetap berbasis pada sektor pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi desa yang dipadukan dengan pembangunan sektor industri melalui pengembangan prasarana dan sarana layaknya perkotaan yang disesuaikan dengan lingkungan perdesaan. Dengan kata lain, pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan penguatan sentrasentra produk pertanian yang berbasiskan pada kekuatan internal sehingga perdesaan menjadi kawasan yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan daya kompetensi, baik secara
infrastruktur perdesaan, yaitu berupa prasarana
interregional maupun intraregional. Oleh ka-
dan sarana yang memadai dan mendukung
rena itu, keberhasilan pembangunan Kawasan
pengembangan sistem dan usaha agribisnis,
Agropolitan membutuhkan komitmen dan
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
tanggung jawab dari segenap aparatur peme-
pembangunan Kawasan Agropolitan, khusus-
rintah, swasta, maupun masyarakat. Dengan
nya masyarakat perdesaan.
demikian, pembangunan kawasan ini dapat
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
20
berlangsung secara terintegrasi, terarah, efektif,
Konsep Kawasan Agropolitan
dan efisien sehingga tercipta keterpaduan
Secara harafiah. istilah Agropolitan berasal dari
dengan pembangunan sektor lainnya dan
kata Agro yang berarti ‘pertanian’ dan Polis/Po-
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
litan yang berarti ‘kota’. Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agroplitan
Pengembangan Kawasan Agropolitan pun
& Pedoman Program Rintisan Pengembangan
men jadi salah satu program pengembangan
Kawasan Agropolitan yang diterbitkan oleh
permukiman perdesaan yang dilaksanakan
Kementerian Pertanian, Agropolitan didefinisi-
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui
kan sebagai kota pertanian yang tumbuh dan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat
berkembang karena berjalannya sistem dan
Pengembangan Permukiman. Dengan program
usaha agribisnis sehingga mampu melayani,
yang terfokus pada penyediaan dan kemajuan
mendorong, menarik, serta menghela kegiatan
pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah
Adapun konsep Agropolitan merupakan kon-
sekitarnya. Buku tersebut juga mendefinisikan
sep yang dikenalkan Friedman dan Douglas
Kawasan Agropolitan sebagai sistem fungsional
(1975). Konsep ini ditawarkan atas pengalaman
desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki
kegagalan pengembangan sektor industri yang
keruangan desa yang ditandai dengan kebe-
terjadi dialami negara-negara berkembang di
radaan pusat agropolitan dan desa-desa di
Asia. Kegagalan tersebut mengakibatkan ter-
sekitarnya sehingga terbentuklah Kawasan
jadinya hyper ubanization, pembangunan ha-
Agropolitan.
nya terjadi di beberapa kota saja, tingkat pe-
Kawasan Agropolitan Ngombol, Purworejo
ngangguran dan setengah penggangguran Definisi Kawasan Agropolitan pun telah termak-
yang tinggi, kemiskinan akibat pendapatan
tub dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
yang tidak merata, terjadinya kekurangan bahan
tentang Penataan Ruang yang menyebutkan
pangan, penurunan kesejahteraan masyarakat
Kawasan Agropolitan sebagai kawasan yang
desa, serta ketergantungan kepada dunia luar.
terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi
Friedman mengungkapkan konsep agropolitan
pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
sebagai distrik-distrik agropolitan yang meru-
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keter-
pakan kawasan pertanian perdesaan dengan
kaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan
kepadatan penduduk rata-rata 200 jiwa/km 2.
sistem permukiman dan agrobisnis.
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
21
Kawasan Agropolitan Serang, Banten
Distrik agropolitan terdiri atas kota-kota tani
Agropolitan atau Pusat Pertumbuhan), dan
berpenduduk 10.000–25.000 jiwa. Luas wila-
Orde Ketiga (Pusat Satuan Kawasan Pertanian).
yahnya dibatasi dengan radius sejauh 5–10 km
Setiap orde berfungsi sebagai simpul jasa ko-
sehingga menghasilkan jumlah penduduk total
leksi dan distribusi dengan skala yang be-
antara 50.000–150.000 jiwa yang mayoritas
ragam dan berjenjang (hirarki) serta pusat pe-
bekerja di sektor pertanian. Konsep Friedman
layanan permukiman. Antarsimpul tersebut
tidak membedakan secara spesifik antara per-
disambungkan oleh jaringan transportasi yang
tanian modern ataupun konvensional dan me-
sesuai. Orde Pertama dan Kedua dipisahkan
nyebutkan setiap distrik sebagai satuan tunggal
oleh jarak sekitar 35–60 km. sesuai dengan
yang terintegrasi.
kondisi gegografis wilayah. Sedangkan, Orde Kedua dan Ketiga terletak dalam satu distrik
Definisi Friedman di atas menggunakan be-
agropolitan yang berjarak sekitar 15–35 km satu
saran penduduk dan luasan wilayah sebagai
sama lainnya.
ukuran. Maka. dapat disimpulkan bahwa suatu
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
22
distrik Agropolitan setara dengan 1 Wilayah
Menurut definisi yang ada, Agropolitan atau Ko-
Pengembangan Parsial (WPP) permukiman
ta Pertanian dapat merupakan Kota Menengah,
transmigrasi jika dilihat dari besaran pendu-
Kota Kecil, Kota Kecamatan, Kota Perdesaan,
duknya. Sedangkan. jika dilihat dari luasan
atau Kota Nagari yang berfungsi sebagai pu-
wilayahnya yang berkisar pada 100–250 km2
sat pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat
atau 10.000–25.000 ha. ukurannya dapat lebih
pertumbuhan, Kota Pertanian ini pun mampu
kecil dari luasan 1 WPP. Apabila dilihat secara
mendorong pertumbuhan pembangunan per-
administratif, besaran penduduk dan luasan
desaan dan desa-desa di wilayah sekitarnya
wilayah tersebut setara dengan luasan wilayah
(hinterland) melalui pengembangan berbagai
kecamatan yang berpenduduk sampai dengan
sektor, mulai dari pertanian, industri kecil, jasa
25.000 jiwa dan sudah dapat berfungsi sebagai
pelayanan, hingga pariwisata.
suatu simpul jasa distribusi. Pengembangan Kawasan Agropolitan bertujuSementara, berdasarkan strukturnya, Kawasan
an untuk meningkatkan pendapatan dan ke-
Agropolitan dibedakan atas Orde Pertama
se jahteraan masyarakat melalui percepatan
(Kota Tani Utama), Orde Kedua (Pusat Distrik
pengembangan
wilayah
dan
peningkatan
keterikatan desa dan kota. Hal ini dapat ter-
dibutuhkan dalam upaya memajukan
wujud melalui pengembangan sistem dan
industri pertanian sesuai kebutuhan ma-
usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis
syarakat. Prasarana dan sarana publik
kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi
yang disediakan pemerintah dilaksanakan
di Kawasan Agropolitan. Sementara itu, pe-
dengan pendekatan kawasan, yaitu me-
ngembangan kawasan ini juga ditujukan un-
merhatikan hasil identifikasi sumberdaya
tuk mengembangkan kawasan pertanian yang
alam, sumberdaya manusia, sumberdaya
berpotensi menjadi Kawasan Agropolitan me-
buatan,
lalui strategi pengembangan sebagai berikut :
Kawasan Agropolitan.
•
•
Meningkatkan diversifikasi ekonomi perde-
•
serta
tingkat
perkembangan
Mewujudkan permukiman perdesaan yang
saan melalui peningkatan nilai tambah dan
nyaman dan tertata, serta menjaga ke-
daya saing produk pertanian, baik berupa
lestarian lingkungan melalui pengaturan
hasil produksi maupun olahan.
dan pelaksanaan
Meningkatkan akses petani terhadap sum-
Agropolitan secara konsisten dan terkoor-
berdaya produktif dan permodalan de-
dinasi.
masterplan Kawasan
ngan memfasilitasi ketersediaan layanan
•
yang dibutuhkan petani dan masyarakat.
Visi dan misi yang telah ditetapkan, kemudian
Layanan dapat berupa penyediaan sa-
diterjemahkan ke dalam Kebijakan dan Strategi
rana produksi, sarana pascapanen, dan
Pembangunan Infrastruktur Agropolitan beru-
permodalan yang tersedia di kawasan
pa dukungan terhadap pengembangan sis-
dalam jumlah, jenis, waktu, kualitas, dan
tem dan usaha Agribisnis. Dengan demikian,
lokasi yang tepat.
kebijakan dan strategi yang ditetapkan mampu
Meningkatkan prasarana dan sarana yang
mendorong ketiga hal, yaitu : Sarana irigasi di Kawasan Minapolitan Mina Asri, Desa Tanjungsari, Kabupaten Boyolali yang sudah terbangun memudahkan petani untuk mendapat air
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
23
Petani di kawasan agropolitan Ngombol Purworejo mengangkut hasil taninya melalui jalan poros desa yang telah beraspal
a. Peningkatan produktivitas hasil pertanian
Oleh karena itu, pengembangannya tidak bisa
sehingga dihasilkan produk-produk perta-
terlepas dari pengembangan sistem pusat-
nian yang berdaya saing tinggi dan diminati
pusat kegiatan di tingkat nasional, provinsi, dan
pasar.
kabupaten.
b. Pengolahan hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah atas produk hasil per-
Sementara itu, kondisi negeri ini sangat me-
tanian sebagai produk primer dengan men-
mungkinkan untuk dikembangkannya Kawasan
jadikannya berbagai produk olahan, baik
Agropolitan. Kondisi yang dimaksud adalah
intermediate product maupun final product .
adanya ketersediaan lahan pertanian dan te-
c. Pemasaran hasil pertanian untuk menun-
naga kerja yang murah di Indonesia. Sebagian
jang sistem pemasaran hasil pertanian
besar petani juga telah memiliki kemampuan
dengan memperpendek mata rantai tata
(skills) dan pengetahuan (knowledge) yang didu-
niaga perdagangan hasil pertanian. Mulai
kung oleh keberadaan jaringan sektor hulu dan
dari sentra produksi sampai ke sentra pe-
hilir serta kesiapan institusi.
masaran akhir (outlet). n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
24
Namun demikian, pengembangan Kawasan Pengembangan Kawasan Agropolitan yang
Agropolitan bukan tanpa kendala. Beragam
sepenuhnya memanfaatkan potensi lokal me-
permasalahan yang dihadapi, antara lain pe-
rupakan konsep Agropolitan yang sangat men-
ngembangan produk pertanian yang belum
dukung perlindungan dan pengembangan
mendapat dukungan makro ekonomi sepe-
budaya sosial lokal. Sesuai dengan Rencana
nuhnya, keterbatasan jaringan infrastruktur
Tata
(RTRWN),
fisik dan ekonomi, serta potensi dan peluang
pengembangan Kawasan Agropolitan haruslah
investasi di seluruh sektor yang masih belum
mendukung pengembangan kawasan andalan.
tergali sehingga investor lebih berminat me-
Ruang
Wilayah
Nasional
nanamkan modalnya di kawasan yang telah
terpadu. Pada dasarnya, perdesaan yang men-
maju. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter
jadi sasaran lokasi pengembangan Kawasan
juga belum berpihak pada sektor pertanian
Agropolitan adalah yang memiliki komoditi
yang ditandai dengan masuknya produk-
unggulan pertanian, seperti tanaman pangan,
produk pertanian impor secara bebas serta
hortikultura, perkebunan, peternakan, dan per-
tingginya suku bunga kredit pertanian.
ikanan.
Mekanisme Pengembangan Kawasan Agropolitan
Dalam pengembangan Kawasan Agropolitan,
Secara internal, Kawasan Agropolitan terdiri
bangan Kawasan Agropolitan. Cakupan meka-
dari kota-kota pertanian dan desa-desa sentra
nisme berupa prosedur pengajuan lokasi dan
produksi pertanian. Kawasan ini tidak dibatasi
proses pemilihan/penilaian Kawasan Agropo-
oleh batasan administratif pemerintahan (desa/
litan. Berkenaan dengan prosedur pengajuan
kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota).
lokasi, mekanismenya meliputi kegiatan-kegi-
Melainkan, disesuaikan dengan memerhatikan
atan berikut ini.
terurai mekanisme pengajuan usulan pengem-
skala ekonomi kawasannya sehingga dirasakan lebih fleksibel. Dengan demikian, bentuk dan
a. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah
luasan Kawasan Agropolitan dapat meliputi
Provinsi. Pemerintah Kabupaten mengaju-
satu desa/kelurahan, kecamatan, atau beberapa
kan usulan mengenai Kawasan Agropolitan.
kecamatan dalam satu wilayah Kabupaten/Kota.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten telah
Kawasan ini dapat pula meliputi wilayah yang
melakukan identifikasi potensi dan masalah
menembus wilayah Kabupaten/Kota lain yang
terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan
berbatasan.
untuk mengetahui kondisi dan potensi lokal, yaitu komoditas unggulan. Lokasi
Dari sisi eksternal, Kawasan Agropolitan ha-
Kawasan Agropolitan yang berada di dalam
rus memiliki aksesibilitas dengan kota-kota
kawasan kabupaten/kota ditetapkan oleh
ber jenjang lebih tinggi di sekitarnya untuk
Bupati/Walikota.
menciptakan sebuah sistem pemasaran yang
b. Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi
Mekanisme Penyelenggaraan Agropolitan
Program Agropolitan Pusat/Provinsi/ Kab/Kota
• Identikasi • Usulan Lokasi dari Bupati / Gubernur • SK lokasi oleh Menteri Pertanian
Keterangan : SK Menteri Pertanian 155/TU.210/A/VI/2003
Sosialisasi
Pemda Kab/Kota (Pokja Agropolitan)
Perencanaan (Master Plan/ RPIJM/DED)
K e le m b a g a a n
M D S b . m e e g P
Pengembangan Kawasan n a l a d o m r e P
I n f r a s t r u k t u r
P u s at / P K a b r o v i n / K o s i / t a
Monitoring dan Evaluasi
M a y s y P e a n g a r a k m d d i f a t a S a s i T a e t e l i t a s n i m p i a t
Agropolitan Mandiri
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
25
untuk dapat dikembangkan sebagai Ka-
Kawasan Agropolitan yang dikembangkan me-
wasan Agropolitan. Penilaian dilakukan
rupakan bagian dari sistem kewilayahan ka-
berdasarkan kelengkapan persyaratan ad-
bupaten. Oleh karena itu, potensi kabupaten
ministrasi dan potensi lokasi kawasan yang
harus dikaji terlebih dahulu berdasarkan per-
diusulkan. Persyaratan administrasi berupa
timbangan aspek strategis dari unsur/kom-
dokumen perencanaan yang terdiri dari
ponen makro pembentuk Kawasan Agropolitan,
SK lokasi, SK pokja, Masterplan, RPIJM, dan
yakni memiliki komoditas/potensi unggulan
DED.
yang dapat diandalkan untuk mengembangkan
c. Pengembangan Kawasan Agropolitan yang
kawasan secara keseluruhan. Potensi/komoditas
diusulkan dapat dipenuhi jika telah me-
unggulan dapat berupa ketersediaan sumber
menuhi kondisi berikut.
alam potensial, prasarana dan sarana, atau ku-
•
Apabila kelengkapan administrasi dan
antitas dan kualitas sumber daya manusia yang
potensi kawasan yang diusulkan telah
memadai. Proses penilaian/pemilihan Kawasan
memenuhi persyaratan dalam butir
Agropolitan yang diusulkan diuraikan secara le-
huruf b.
bih detil berikut ini:
•
Apabila kelengkapan administrasi belum
an dari departemen/badan yang memiliki
diusulkan memiliki potensi yang baik,
keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de-
dilihat dari profil kawasan tersebut, maka
ngan pengembangan kawasan berbasis
kawasan ini akan diberi kesempatan
agribisnis.
26
•
Komoditas unggulan sebagai pemicu un-
kurun waktu 1 tahun belum terlengkapi,
tuk tumbuh kembangnya kehidupan dan
dana
pada
penghidupan dari sektor-sektor komoditi
tahun berikutnya akan dihentikan untuk
ikutan lainnya. Komoditas tersebut melipu-
bantuan
sementara.
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
Program-program pengembangan kawas-
terpenuhi semua, tetapi kawasan yang
untuk melengkapinya. Apabila dalam
Kawasan agropolitan Bali
•
pembangunan
Jalan poros desa di kawasan agropolitan Kobalima. Belu - NTT
•
ti komoditas subsektor tanaman pangan,
desa pusat dan desa-desa hinterland nya
subsektor perkebunan, subsektor perikan-
yang diindikasikan oleh adanya hubungan
an, dan subsektor peternakan.
fungsional antara kegiatan di desa pusat
Potensi kabupaten yang akan dikembang-
(zona inti) dan di desa hinterland nya;
kan menjadi Kawasan Agropolitan. Potensi
•
•
kabupaten merupakan faktor pendukung
ditas unggulan yang dapat diandalkan
berkembangnya Kawasan Agropolitan.
untuk mengembangkan kawasan secara
Kawasan Agropolitan tidak ditentukan
keseluruhan.
oleh batasan administrasi pemerintahan.
•
Namun, prosedur penetapannya dimulai dari penetapan kabupaten terpilih dan
Kawasan Agropolitan yang diusulkan sudah menetapkan struktur hirarki kawasan.
•
Memiliki sistem kelembagaan dan sistem
basis analisa data berdasarkan batas ad-
pengelolaan yang mendukung berkem-
ministrasi. Oleh karena itu, proses peni-
bangnya Kawasan Agropolitan seperti ada-
laian Kawasan Agropolitan diawali de-
nya organisasi petani, organisasi produsen
ngan proses penilaian Kabupaten yang
agribisnis, dan lain-lain.
berpotensi untuk mendapatkan kawasan
•
Mempunyai potensi khusus atau komo-
•
Komitmen yang kuat dari pemerintah da-
terpilih.
erah dengan diterbitkannya SK penetapan
Ketersediaan infrastruktur sebagai unsur
kawasan dari Bupati atau dana bantuan
penting dalam pembangunan Kawasan
dari pemerintah daerah setempat.
Agropolitan.
•
Persyaratan pengembangan Kawasan Ag-
Pada kawasan yang telah berhasil dikembang-
ropolitan sebagai kriteria untuk meng-
kan sebagai Kawasan Agropolitan, kawasan ter-
identifikasi Kawasan Agropolitan.
sebut memiliki ciri-ciri yang dapat diidentifikasi dengan jelas. Adapun ciri khas dari Kawasan
Disamping itu, pemilihan Kawasan Agropolitan
Agropolitan yang telah berkembang, dijabarkan
pun harus dapat meliputi sejumlah kriteria, se-
sebagai berikut:
bagai berikut:
•
a. Kegiatan agribisnis (pertanian) merupakan
Kawasan Agropolitan merupakan satu ke-
kegiatan perekonomian utamanya, kegiat-
satuan kawasan perdesaan yang terdiri dari
an ini mencakup industri pengolahan ha-
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
27
sil pertanian, perdagangan dan kegiatan
menyediakan beragam fasilitas yang men-
ekspor hasil pertanian, perdagangan ag-
dukung perkembangan usaha budidaya
ribisnis hulu berupa sarana pertanian dan
dan agribisnis.
permodalan, agrowisata, serta jasa pelayanan.
d. Ketersediaan infrastruktur berupa prasarana dan sarana yang memadai di Kawasan
b. Dengan agribisnis sebagai kegiatan uta-
Agropolitan telah menciptakan kehidupan
manya, maka pendapatan sebagian besar
masyarakat layaknya di kawasan perkotaan.
masyarakatnya pun diperoleh dari kegiatan agribisnis.
Prasarana jalan di kawasan Agropolitan Pacet. Cianjur
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
28
Dalam hal pembiayaan, pada prinsipnya, pem-
c. Tercipta hubungan timbal balik (inter-
biayaan Kawasan Agropolitan dilakukan se-
dependensi) yang harmonis dan saling
cara swadaya masyarakat, baik masyarakat
membutuhkan antara kota dan desa-desa
tani, pelaku penyedia agroinput, pengolah
di Kawasan Agropolitan. Dalam Kawasan
hasil, pelaku pemasaran, penyedia jasa yang
Agropolitan dikembangkan usaha budi-
mendapat dukungan dan fasilitasi APBN dan
daya (on farm) dan industri olahan skala
APBD dari Pemerintah. Pembiayaan Pemerintah
rumah tangga (off farm). Sementara, kota
lebih diarahkan untuk membiayai prasarana dan
Pembangunan jalan setapak di salah satu Kawasan Agropolitan Bali.
sarana publik dan berbagai kegiatan strategis,
b. Sub-sistem usaha tani (on-farm agribisnis)
seperti penelitian, pelatihan, pendidikan pe-
Prasarana dan sarana yang disediakan be-
nguatan kelembagaan petani, serta promosi.
rupa:
•
Penyediaan air baku untuk meningkat-
Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
kan produksi dengan saluran irigasi ter-
Keberhasilan pengembangan Kawasan Agro-
sumur bor, dan sprinkler.
politan tak terlepas dari dukungan sistem infra-
buka, irigasi tetes, embung-embung,
•
Penyediaan air bersih untuk pencucian
struktur dasar yang membentuk struktur ruang.
hasil dengan sistem perpipaan atau su-
Untuk itu, melalui Satuan Kerja Penyediaan
mur dalam.
Prasarana dan Sarana Agropolitan, Ditjen Cipta
c. Sub-sistem pengolahan hasil
Karya membangun infrastruktur dasar bagi per-
Prasarana dan sarana dapat berupa tempat
desaan yang menjadi sasaran lokasi Kawasan
penjemuran hasil pertanian; gudang pe-
Agropolitan. Infrastruktur yang disediakan meli-
nyimpanan yang dilengkapi sarana peng-
puti prasarana dan sarana yang mendukung
awetan/pendinginan (cold storage) dan
berbagai kegiatan agribisnis berikut.
packing house untuk tempat sortasi dan pengepakan; sarana industri kecil, termasuk
a. Sub-sistem agribisnis hulu Prasarana dan sarana yang disediakan dapat berupa kios-kios Sarana Produksi Perta-
food services; serta Rumah Potong Hewan (RPH). d. Sub-sistem pemasaran hasil
nian (Saprotan), gudang, pelataran parkir,
Prasarana dan sarana dapat berupa pasar
dan tempat bongkar muat barang.
tradisional yang terdiri dari kios-kios, los-
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
29
Aktivitas di STA Sewukan. Magelang sudah dimulai sejak jam 02.00 dini hari
los, pelataran parkir, dan tempat bongkar muat barang, prasarana dan sarana Sub-
e. Sub-sistem jasa penunjang
Agropolitan. Keberhasilan pengembangan Kawasan Agropolitan juga dapat tercapai dengan mene-
Prasarana dan sarana yang disediakan
rapkan konsep agropolitan secara tepat di
dapat berupa:
lapangan. Pelaksanaannya harus berjalan se-
• •
30
Penyusunan rencana tata ruang Kawasan
Terminal Agribisnis (STA), pasar hewan, jalan antar desa-kota, serta jembatan.
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
•
• • •
Sarana Utilitas Umum, seperti jaringan air
cara terpadu dan di bawah pemantauan (mo-
bersih, sanitasi, persampahan, drainase,
nitoring) kelompok kerja (Pokja) yang dite-
listrik, telepon, dan internet.
tapkan dan bertanggung jawab kepada Bupati/
Sarana Pelayanan Umum, seperti pusat
Walikota. Apabila wilayah Kawasan Agropolitan
perbelanjaan, kesehatan, pendidikan,
merupakan lintas kabupaten, maka pemantauan
perkantoran, peribadatan, rekreasi dan
oleh Pokja Provinsi yang bertanggung jawab
olahraga, serta ruang terbuka hijau.
kepada Gubernur.
Sarana Kelembagaan, seperti Badan Pengelola Agropolitan, Kantor Perbankan,
Disamping itu, pengembangan kota pertanian
Koperasi, Unit-unit Usaha Agropolitan.
ini harus melibatkan petani-petani perdesaan
Pembangunan Kasiba dan Lisiba ber-
untuk bersama-sama membangun sebuah
ikut fasilitas umum dan sosial yang
sistem pertanian yang terintegrasi. Kemudian,
dibutuhkan.
melibatkan setiap instansi sektoral di perdesaan
Penyusunan kebijakan pengembangan
untuk mengembangkan pola agribisnis dan
Kawasan Agropolitan.
agroindustri yang dilaksanakan secara simultan.
•
Pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengen-
Peran serta dan dukungan dari stakeholder
dalian, dan pengawasan secara berkala
terkait seperti Pemerintah Pusat, Pemprov,
dan teratur agar seluruh kegiatan dapat
Pemkab, RPJM Nasional dan Daerah, swasta,
berlangsung secara efisien dan efektif.
dan masyarakat–juga sangat dibutuhkan demi kelancaran perkembangan Kawasan Agro-
Salah satu upaya evaluasi dalam pelaksanaan
politan.
program pengembangan Kawasan Agropolitan
Kunci keberhasilan lainnya adalah dengan
adalah dengan menyusun Indikator Keberha-
menetapkan setiap distrik agropolitan sebagai
silan. Indikator Keberhasilan yang disesuaikan
suatu unit tunggal otonom mandiri sehingga
dengan situasi, kondisi, dan kemampuan da-
dapat terjaga dari besarnya intervensi sektor-
erah masing-masing ini mencakup dampak dan
sektor pusat yang tidak terkait. Dilihat dari
output , dijelaskan dalam jenis dan angka-angka
segi ekonomi, unit tunggal yang mandiri
persentase.
akan mampu mengatur perencanaan dan pelaksanaan pertaniannya sendiri, tetapi tetap
Dampak pengembangan Kawasan Agropolitan
terintegrasi secara sinergis dengan keseluruhan
diharapkan mampu meningkatkan pendapat-
sistem pengembangan wilayah.
an masyarakat, khususnya petani, dan produktivitas lahan di Kawasan Agropolitan mi-
Dengan kata lain. keberhasilan pengem-
nimal 5%. Selain itu, investasi masyarakat
bangan Kawasan Agropolitan membutuhkan
(petani, swasta, BUMN) di Kawasan Agropolitan
sebuah
konsistensi,
meningkat minimal 10%. Sementara, dari sisi
serta perubahan mendasar dalam sistem pe-
output, Indikator Keberhasilan dapat terlihat
laksanaan pembangunan daerah. Disamping
dari beberapa hal berikut
kesiapan,
komitmen,
itu, Pemerintah Daerah pun harus memiliki
a. Sebanyak 80% kelembagaan petani mam-
kesanggupan untuk meneruskan pengem-
pu menyusun usaha yang berorientasi
bangan Kawasan Agropolitan secara berke-
pasar dan lingkungan.
lan jutan demi tercapai kawasan yang mandiri melalui kemampuan sumber daya yang dimiliki.
b. Jaringan bisnis dari petani/kelompok petani terbentuk dan berlangsung aktif. c. Tiap desa dan kecamatan di Kawasan
Dari uraian tersebut, maka pelaksanaan prog-
Agropolitan menyusun program tahunan
ram pengembangan Kawasan Agropolitan ha-
secara partisipatif dan disetujui bersama
rus memerhatikan beberapa hal berikut ini:
untuk dilaksanakan.
•
Pembangunan, pemeliharaan, serta pe-
d. Rencana Kegiatan Jangka Panjang dan
ngembangan prasarana dan sarana berda-
Detail Engineering Design untuk pelaksa-
sarkan program yang disepakati bersama
naan fisik prasarana dan sarana di Kawasan
dalam rangka menyediakan fasilitas yang
Agropolitan disetujui bersama untuk dilak-
memadai dan mendukung sistem dan usa-
sanakan dan 70% dapat dilaksanakan di
ha agribisnis, serta mewujudkan tujuan dan
Kawasan Agropolitan.
sasaran pengembangan Kawasan Agro-
•
e. Sebanyak 80% kontak tani/petani maju ter-
politan.
pilih yang dilatih mampu menjadi tempat
Mendorong kemitraan dengan seluruh
belajar bagi petani di lingkungannya.
stakeholder , terutama kemitraan antara swasta/BUMN dengan petani/kelembagaan petani.
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
31
Agropolitan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman ini mengalami peningkatan setiap tahunnya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Di awal pelaksanaannya, Direktorat Pengembangan Permukiman telah berhasil mengembangkan 8 Kawasan Agropolitan baru. Sampai dengan tahun 2011, sebanyak 292 kawasan telah selesai difasilitasi sebagai Kawasan Agropolitan. Kawasan yang difasilitasi secara berlanjut di tahun 2011 tercatat sebanyak 12 kawasan. Sedangkan, jumlah Kawasan Agropolitan baru yang difasilitasi di tahun 2011 mencapai 20 kawasan. Beras organik hasil olahan petani Ngombol, Purworejo
Pengembangan Kawasan Agropolitan oleh
Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
Direktorat Pengembangan Permukiman dapat
Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun
dilihat pada tabel berikut:
2002.
program
pengembangan
Kawasan
Pencapaian Kawasan Agropolitan 2002-20011 Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Baru
8
27
18
36
57
47
78
35
6
20
8
35
52
48
82
75
46
24
12
1
41
64
118
225
282
292
89
146
193
271
306
312
324
Lanjutan Selesai Total
8
35
53
350
324
300
271
306
312
35
6 24
20 12
282
292
2010
2011
46
250
78 193
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
200 146
75 89
100 53
50 0
35 8 8
2002
27 8
2003
18
36 52
35
2004
225
57 82 118
48 41
64
1
2005 Baru
32
47
150
2006
2007
Lanjutan
2008
2009
Selesai
2011
Dari tabel ini terlihat peningkatan jumlah
instansi terkait sehingga Cipanas tumbuh men-
Kawasan Agropolitan yang dikembangkan. Pa-
jadi Kawasan Agropolitan yang memiliki keleng-
da awal pelaksanaan di tahun 2002, sebanyak
kapan infrastruktur.
8 kabupaten telah difasilitasi senilai Rp 5,26 miliar. Jumlah kawasan meningkat menjadi 39
Pengembangan Kawasan Agropolitan Cipanas
kabupaten di tahun 2003 dengan anggaran se-
juga dilaksanakan sesuai dengan kondisi
besar Rp 80 miliar. Kemudian, sebanyak 57 ka-
sumberdaya alamnya. Oleh karena itu, Cipanas
bupaten di tahun 2004 dengan anggaran Rp
berkembang sebagai Kawasan Agropolitan
80 miliar, 75 kabupaten di tahun 2005 dengan
sekaligus Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang
anggaran Rp 120 miliar, dan 91 kabupaten di
mengandalkan keanekaragaman hayati bidang
tahun 2006 dengan anggaran sebesar Rp 129
pertanian dan keindahan alamnya, seperti air
miliar.
terjun, pegunungan alami, perkebunan, peternakan sapi/kambing, tanaman pangan, dan ta-
Program pengembangan Kawasan Agropolitan
naman hias, Dengan demikian, sebagai DTW,
yang telah berlangsung selama satu dekade
Cipanas menawarkan beragam wanawisata.
ini menghadirkan berbagai pengalaman yang
seperti outbound , hortiwalk , camping ground ,
dapat dicermati dan menjadi tantangan da-
kolam renang dengan air pegunungan alami,
lam pengembangan Kawasan Agropolitan ber-
belanja sayur organik, dan kebun petik stroberi.
ikutnya. Misalnya saja, berkembangnya sistem calo/ijon yang menguasai produk pertanian
Hal serupa dirasakan oleh masyarakat petani
sehingga produk tersebut dijual ke pasar tan pa
di Kecamatan Sewukan, Kabupaten Magelang.
melalui pusat Kawasan Agropolitan. Jika prak-
Jawa Tengah. Pengembangan Kawasan Agropo-
tik ijon dibiarkan, Kawasan Agropolitan yang
litan di wilayah ini sepanjang Tahun Anggaran
terintegrasi dan dapat memberikan nilai tam-
2004–2008 mencakup pembangunan 1 unit
bah akan sulit terwujud.
Stasiun Terminal Agribisnis (STA), pembuatan 1 unit sarana Komposting, peningkatan jalan
Tingkat produktivitas petani yang cenderung
usaha tani sepanjang 520 m, pembangunan
subsisten dan sulit sangat memengaruhi pe-
1 unit STA Ngablak, penyempurnaan STA Se-
ngembangan agroindustri. Oleh karena itu,
wukan, peningkatan jalan usaha tani dengan
para petani perlu mendapatkan pelatihan dan
perkerasan sepanjang 1.000 m, peningkatan
pemahaman lebih lanjut sehingga budaya
SDM dan pemberian modal pertanian, serta
subsisten, lambat laun, dapat ditinggalkan.
pembangunan jalan poros desa sepanjang
Tantangan lainnya adalah infrastruktur/fasilitas
1.200 m.
yang tersedia tidak memadai, seperti jalan poros desa yang rusak atau pasar yang terbatas.
Manfaat pengembangan kawasan yang mendapatkan pembiayaan melalui APBN, APBD
Kendati demikian, keberhasilan pengembangan
I, dan APBD II tersebut telah dapat dinikmati
Kawasan Agropolitan juga telah dapat dinikmati
masyarakat. Adapun manfaat yang dinikmati
masyarakat di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa
masyarakat adalah terciptanya sistem pema-
Barat. Cipanas merupakan salah satu kawasan
saran dan perdagangan produksi hasil perta-
rintisan Agropolitan di Indonesia yang mulai
nian,
dikembangkan sejak tahun 2002. Kawasan ini
pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta me-
dikembangkan dengan keterpaduan berbagai
ningkatnya pendapatan masyarakat.
program dan kegiatan dari kementerian dan
berkembangnya
kemitraan
antara
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
33
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
34
Jalan poros Desa Wasiat. Kecamatan Ngombol. Purworejo
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
35
STA BAGELEN :
Metamorfosa Pasar Tradisional menjadi Agribisnis berwawasan Global Kosmopolitan Status : Kawasan Agropolitan Bagelen. Kabupaten Purworejo Keputusan Bupati Purworejo No. 188.4/13/2007 Luas : 1.500m2 Terdiri dari 2 shelter. 6 kios dan 1 gedung kantor pengelola n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
36
Fungsi: Sarana Penunjang bagi pemasaran hasil pertanian di Kawasan Agropolitan Bagelen yang mencakup Kecamatan Bagelen. Kaligesing. Purwodadi dan Ngombol
Embun pagi Kawasan Agropolitan Bagelen, Kabupaten Purworejo belum lagi menetes. Namun beberapa sepeda onthel dan sepeda motor sudah melaju cepat memasuki areal Sub Terminal Agribisnis (STA) Bagelen.
SEJURUS kemudian, puluhan sepeda motor pun
Kendati
bermata
Suasana pagi di STA
ikut meramaikan STA ini dengan ratusan ayam
pencaharian sebagai petani, dan tanahnya
Bagelen, Purworejo
kampung dan hasil pertanian seperti kelapa,
cocok untuk pertanian, predikat Kawasan
petai, pisang hingga beras organik. Panas terik
Agropolitan pun tak langsung disandangnya.
matahari tak lagi menjadi penghalang transaksi
Seperti Kawasan Agropolitan pada umumnya,
jual beli ini. Petani dan pedagang melebur
penetapan Kawasan Agropolitan Bagelen di-
menjadi satu bersama riuhnya suara ayam
dahului dengan proses identifikasi potensi
jantan yang terus berkokok pagi itu.
dan masalah untuk mengetahui kondisi dan
mayoritas
penduduknya
potensi lokasi (komoditas unggulan), antara
Penetapan Kawasan Agropolitan Bagelen
lain: potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya
Kabupaten Purworejo merupakan salah satu
Prasarana dan Sarana Dasar, dan sebagainya
wilayah agraris yang berada di Provinsi Jawa
yang terkait dengan sistem permukiman
Tengah. Perekonomian di Kabupaten Purworejo
nasional. Kemudian, Provinsi Jawa Tengah
didominasi oleh sektor pertanian dengan kon-
dan Kabupaten Purworejo memproses pe-
tribusi lebih dari 33% terhadap produk domes-
nyusunan master plan pengembangan Kawa-
tik regional bruto.
san
Manusia, Kelembagaan, Iklim Usaha, kondisi
Agropolitan
serta
proses
sosialisasi
kepada stakeholder yang terkait dengan peUpaya pembangunan sektor pertanian da-
ngembangan program agropolitan baik di
lam arti luas tidak hanya ditekankan pada
kabupaten maupun di kecamatan. Penetapan
pembangunan sektoral saja tetapi juga men-
Kawasan Agropolitan Bagelen berdasarkan
cakup pembangunan kewilayahan. Konsep
Keputusan Bupati Purworejo No. 188.4/13/2007
dengan pendekatan Kawasan Agropolitan ini
yang kemudian akan diperundangkan lebih
sudah direncanakan oleh Pemerintah Kabu-
lanjut dalam peraturan daerah dalam RDTR
paten Purworejo dengan menetapkan rencana
Kawasan Agropolitan.
induk dan rencana pengembangan jangka menengah Kawasan Agropolitan.
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
37
Maksimalkan Peran STA dan Internet untuk Meraih Pasar
sebelum dibangun STA, areal ini adalah pasar
Kondisi prasarana dan sarana di Kawasan
sekitar, “Jadi memang sudah ada embrionya. Hal
Agropolitan Bagelen saat ini masih perlu di-
tersebut menghindari tidak berfungsinya STA
kembangkan
yang dibangun, alias mangkrak”.
untuk
memperlancar
segala
kambing dan pasar tradisional penduduk
kegiatan pada setiap sub sistem dalam sistem agribisnis, terutama proses pemasaran hasil
“Keberadaan STA Bagelen membantu petani
produksi pertanian.
untuk dapat mempromosikan hasil tani mereka yang berpotensi di Kawasan Agropolitan.
Pemasaran hasil pertanian merupakan sub
Secara
umum
penjualan
sudah
ber jalan
sistem agribisnis yang sangat vital untuk di-
walaupun terbentur dengan hari pasar yang
kembangkan. STA merupakan sarana penunjang
hanya dilakukan pada Rabu dan Sabtu. Ini
bagi pengembangan sektor perekonomian di
masalah kebiasaan. Walau demikian kami
Kawasan Agropolitan Bagelen.
sedang mengupayakan agar petani dapat memaksimalkan keberadaan STA dan meng-
Saat ini Kawasan Agropolitan Bagelen telah
arahkan mereka agar dapat menggunakan
memiliki sarana pemasaran berupa bangun-
teknologi informasi berupa internet untuk pe-
an STA Bagelen di Desa Krendetan yang telah
masarannya,” tambah Setiyadi, S.Sos., Camat
diresmikan penggunaannya oleh Bupati Purwo-
Bagelen.
rejo, Drs. H. Mahsun Zain, M.Ag, pada Oktober 2011. Bangunannya berupa 2 shelter, 6 kios dan 2
1 gedung kantor di atas areal seluas 1.500 m .
Menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, Pemerintah Kabupaten Purworejo kemudian men jalin kerjasama dengan Kementerian Komuni-
“Tak ada ketentuan khusus bagi petani atau
kasi dan Informatika dengan mendatangkan
pedagang yang ingin berjualan di STA Bagelen.
mobil komuter, yaitu mobil yang dilengkapi 2
Mereka cukup membayar biaya kebersihan,
unit komputer dengan jaringan internet dan
Rp 1.000.-/hari. Saat ini setiap hari pasar ada sekitar 75 orang petani dan pedagang yang Aktivitas pedagangpembeli di STA Bagelen sepanjang hari pasar
bertransaksi di STA,” jelas Suradi. Ketua Pengelola STA Bagelen yang
juga
Krendetan.
Kepala Lebih
Desa lanjut
ia menjelaskan bahwa
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
38
petugas yang siap membantu. Sesuai dengan
matan Purwodadi dan Kecamatan Bagelen
hari pasarnya, mobil ini dapat digunakan petani
merupakan daerah dengan kombinasi usaha
untuk mengakses internet setiap Rabu dan
tani persawahan, perladangan serta tambak;
Sabtu. “Saat ini penggunaan mobil komuter
dan Kecamatan Kaligesing merupakan daerah
masih dalam tahap sosialisasi. Pengelola STA
dengan eksisting produksi ruminansia kecil
yang akan membantu petani memanfaatkan
kambing ettawa (PE) ras Kaligesing, yang te-
jaringan internet ini,” jelas Unang Nur Hidayat,
lah banyak membantu daerah lain dalam
Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten
pemenuhan kebutuhan bakalan (bibit) PE.
Purworejo.
Keempat kecamatan tersebut dapat membentuk suatu sistem produksi farming dan
Hal tersebut sejalan dengan visi Kawasan
akan memiliki kinerja yang bersinergis karena
Agropolitan
adanya aspek ekologis yang berbeda dan saling
Bagelen,
yakni
menjadikan
Kawasan Agropolitan Bagelen sebagai daerah
melengkapi.
produsen pertanian dalam arti luas, berorientasi agribisnis, berwawasan global-kosmopolitan
“Untuk beras organik, Dinas Pertanian men-
dengan peningkatan kemandirian serta daya
dampingi dan memberikan penyuluhan pada
saing menuju kesejahteraan.
petani dengan menanam padi pola SRI (System Rice Intensification) di areal seluas 200 ha di Ke-
Daya Beli Meningkat Kuantitas Komoditi Terbatas
camatan Ngombol. Dengan pola tanam ter-
Untuk memaksimalkan keberadaan STA Ba-
dari yang sebelumnya hanya 5 ton,” jelas Kepala
gelen,
Purworejo
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
membentuk 4 wilayah agropolitan, yakni Ke-
Purworejo, Ir. Dri Sumarno. Namun sayang,
camatan Bagelen, Kecamatan Kaligesing, Ke-
lan jut Dri, untuk komoditas unggulan seperti
camatan Purwodadi dan Kecamatan Ngom-
kelapa, durian ataupun beras organik hasil pa-
bol, Kecamatan Ngombol merupakan lahan
nennya belum dapat memenuhi permintaan
persawahan dengan ekosistem pantai; Keca-
pasar. Karena komoditasnya yang kurang, para
Pemerintah
Kabupaten
sebut, produksi padi kini bisa mencapai 8,7 ton
Mobil komuter. membantu petani untuk melek internet
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
39
pembeli pun rela menjemput bola langsung ke
ini pula, Kawasan Agropolitan Bagelen mem-
rumah petani.
peroleh dana bantuan berupa Specific Grant program agropolitan dari Provinsi Jawa Tengah
Pembangunan Infrastruktur pendukung di kawasan hinterland (daerah penyangga)
melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang yang
Pembangunan Kawasan Agropolitan Bagelen
Tlogokotes dan Semawung-Nadri.
dimanfaatkan untuk pembinaan kelembagaan dan peningkatan jalan poros Desa Krendetan-
memang bukan tanpa perencanaan. “Kami sudah mulai menyusun master plan dan RPJMD
“Di tahun 2011, Pemerintah Pusat melalui
Kawasan Agropolitan Bagelen pada tahun
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa
2006. Kemudian tahun 2007, mulai dengan
Tengah memberikan paket pembangunan in-
penetapan
pokja
frastruktur perdesaan antara lain pembangunan
tingkat kabupaten, pembangunan Jembatan
STA Bagelen, peningkatan jalan poros Desa
Sembir
menghubungkan
Guyangan-Bongkot, jalan poros Desa Wasiat,
wilayah agropolitan Kecamatan Purwodadi
jalan poros Desa Wonosari-Kedondong, jalan
dengan Kecamatan Ngombol dan Kecamatan
poros Desa Tlogohulu-Somowono, dan jalan
Bagelen dengan Kaligesing, terutama untuk
poros Desa Kalirejo-Sokoagung,” jelas Faiq
mempermudah
Anung Nindito, ST., MM., Satker Pengembangan
kawasan,
tahap
I
pembentukan
yang
aksesibilitas
menuju
STA,”
jelas Bambang Jati, Kasubid Produksi Bappeda
Permukiman Perdesaan Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Purworejo. Aksesibilitas jalan poros desa yang semakin
Kesibukan pedagang masuk keluar STA Bagelen sepanjang pagi
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
40
Tahun 2008, lanjut Jati, dengan menggunakan
baik serta keberadaan Sub Terminal Agribisnis
dana APBD Kabupaten, Jembatan Sembir Tahap
yang
II dilanjutkan. Lalu tahun 2009 pembahasan
menggairahkan ekonomi Kawasan Agropolitan.
Raperda Kawasan Agropolitan Bagelen ditunda
Dimana potensi daerah tersebut dapat dengan
karena menunggu Perda RTRW. Tahun 2010,
mudah dipasarkan. Sehingga para petani
pembentukan pokja kecamatan di 4 wilayah
mempunyai harapan baru dalam menata masa
Kawasan Agropolitan Bagelen. Pada tahun
depannya.
ramai
memiliki andil besar dalam
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
Saluran irigasi di Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol, Purworejo
41
Melirik Potensi Gula Kelapa di Bagelen Rambutnya hampir putih menyeluruh. Giginya pun tak lagi lengkap. Hanya sedikit warna merah bata sisa kunyahan sirih yang tampak mencolok dilapisan bibirnya. Namun tangan keriput Mbah Minah (70 tahun) masih cekatan mengaduk adonan gula kelapa yang setiap hari dibuatnya, aktivitas rutin yang telah ia geluti sejak usianya 10 tahun. n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
42
berselang, ia mengangkat singkong rebus dari salah satu panci hitam dan menyuguhkannya didalam piring, lengkap dengan gula kelapa yang telah dibuatnya. Dengan bahasa Jawanya yang kental, ia mempersilakan kami mencicipi penganan tradisional yang istimewa ini. “Gula kelapa yang kami buat murni tanpa bahan
campuran
apapun.
Untuk pewarnanya, kami menggunakan kulit manggis, makanya warna yang dihasilkan tidak segelap gula kelapa yang pakai pewarna buatan,” tutur Juminah (34 tahun), putri pertama Mbok Minah yang ikut membantu produksi gula kelapa. MENJADI pengrajin gula kelapa bukanlah pro-
Rumah yang terbuat dari kayu dan beralaskan
fesi pilihan. Tempat tinggalnya berada di le-
tanah itu memiliki jarak yang cukup jauh dari
reng bukit dengan pohon kelapa dan pohon
pusat kegiatan jual beli. Dimasa mudanya, ia
jati sebagai tanaman utamanya. Keterbatasan
habiskan waktu berjalan kaki dengan kondisi
infrastruktur membuat Mbah Minah dan pen-
jalan tanah yang licin untuk menjual gula kela-
duduk desa lainnya berusaha mencari cara un-
pa produksinya ke pasar tradisional. “Tapi seka-
tuk mempertahankan hidup. Menjadi pengrajin
rang sudah enak, jalan ke pasar sudah bagus,”
gula kelapa adalah salah satunya.
tuturnya dalam bahasa jawa sambil tersenyum. Kendati kini yang berangkat ke pasar adalah
Mbah Minah, hanyalah salah satu warga Desa
anak-anaknya, Mbah Minah turut senang de-
Sokoagung, Kecamatan Bagelen, yang mem-
ngan adanya pembangunan jalan ini. Setelah
buat gula kelapa sebagai olahan hasil per tanian
akses jalan ruas Desa Kalirejo terbuka, para
kelapa yang menjadi salah satu komoditas
pembeli pun banyak yang datang langsung ke
unggulan Kawasan Agropolitan Bagelen, Kabu-
rumahnya. Maklum, harga jual gula kelapa ini
paten Purworejo. Alat yang digunakannya ter-
memang akan lebih rendah bila kita langsung
bilang sangat sederhana, ruas bambu sebagai
membelinya di rumah penjual. Saat ini Mbah
cetakan, wajan hitam dengan 2 tungku kayu
Minah menjual gula kelapa dengan harga Rp
yang terus menyala dan kulit manggis sebagai
11.000.-/kg. “Penghasilan yang didapat ya ndak
pewarna alaminya. Hampir tak ada peralatan
tentu. kalau sedang banyak nira yang di dapat
moderen yang ditemukan. Sesekali cahaya
ya kita bisa buat gula kelapanya lebih banyak,”
matahari menerobos masuk ke dalam dapur
jelas Mbah Minah tersipu.
melalui celah atap rumahnya yang bolong di sana-sini.
Jalan aspal yang mendongkrak harga tanah
Hmmm ... aroma gurihnya adonan gula kelapa
Sejak tahun 2011, jalan ruas desa yang meng-
Mbah Minah menyergap masuk ke setiap hi-
hubungkan antara Desa Kalirejo dan Desa
dung orang-orang di sekelilingnya. Tak lama
Sokoagung memang sudah berlapis aspal.
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
43
Jalan poros Desa Sokoagung, Bagelen, Purworejo
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
44
Jalan sepanjang 2.100 m dengan lebar 3 m ini
mereka lebih baik dan dapat dilalui dengan
membawa dampak positif bagi perekonomian
kendaraan bermotor,” jelas Reni.
penduduk setempat yang mayoritas adalah petani dan pembuat gula kelapa. Menurut
Hal senada juga diungkapkan Hartoso, Ang-
Elizabeth Reni Suzana, Kepala Desa Sokoagung.
gota DPRD Kabupaten Purworejo yang juga
proses pembangunan jalan ini memang sangat
penduduk Desa Sokoagung. “Sejak jalan ruas
diharapkan oleh penduduk desa. “Sehingga
desa terbangun, angkutan umum bisa masuk
dalam pelaksanaan pembangunannya, tidak
ke desa kami. Karena akses jalan yang baik, oto-
ada kendala terhadap pembebasan lahan.
matis harga jual tanah terus melambung. Untuk
Bahkan mereka dengan senang hati membantu.
luas tanah 80m2 saja. sekarang tak lagi dapat
Penduduk hanya ingin akses jalan ke daerah
dibeli dengan harga Rp 10 juta. Hingga kini
Kehadiran jalan aspal nan mulus memang masih menjadi barang mewah bagi sebagian penduduk Kecamatan Bagelen dan sekitarnya. Termasuk Heru (55 tahun), pengrajin gula semut (brown sugar) yang hingga kini masih melewati jalan tanah yang licin sepanjang 4 km sebelum bisa menggulirkan roda motornya di jalan beraspal. Warga Desa Semono ini sangat menginginkan jalan pintas dari desanya menuju Desa Sokoagung dan Desa Kalirejo segera dibangun. “Saya mengalami kesulitan untuk
Jalan poros Desa Semono–Sokoagung yang belum tersentuh aspal
membawa hasil gula semut ini ke STA. Padahal masih banyak jalan poros desa di Kecamatan
permintaan pasar semakin banyak,” kata Heru
Bagelen yang perlu dibangun dan ditingkatkan
penuh harap. Padahal gula semut yang dijual
kualitasnya. Karena kondisi jalan yang tidak
dengan harga Rp 14.000.- per kilogram sudah
memadai, dari Desa Sokoagung menuju Desa
mulai diekspor melalui sebuah perusahaan per-
Semono harus melalui jalan memutar, padahal
dagangan hingga ke Jepang. Tiap minggu, ia
letak kedua desa ini berdampingan.”
dan keluarganya bisa menghasilkan 4 kuintal gula semut.
Menurut Hartoso, sebagai daerah penyangga Kawasan Agropolitan Bagelen, akses jalan ruas desa harus segera dibenahi agar para petani dapat dengan mudah menjual hasil produksi taninya.
Heru dan Istri. pengrajin gula semut
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
45
Dengan adanya STA Bagelen ini, sangat membantu petani kami untuk mempromosikan hasil tani mereka yang berpotensi di kawasan Agropolitan. Saat ini kami juga sedang mengarahkan petani agar dapat menggunakan teknologi informasi (internet) untuk pemasarannya.
Setiyadi. S.Sos Camat Bagelen Purworejo
Judi Indradjaja PPK P2S Agropolitan Ditjen Cipta Karya Kem. Pekerjaan Umum
Kawasan Agropolitan Bagelen sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan agribisnis. Kami dari Dinas Pertanian dan Kehutanan melakukan penyuluhan kepada petani agar kualitas tanam mereka semikin baik, dan sesuai dengan mutu yang kita harapkan.
n a s N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
46
Marsini Petani/Pedagang/ Pengepul Kelapa
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum berupaya mengembangkan potensi lokal dengan cara memfasilitasi Kawasan Agropolitan dan Minapolitan berupa penyediaan infrastruktur perdesaan dasar bidang permukiman. Dukungan ini diharapkan, dapat mendorong perkembangan dan kelangsungan sektor pertanian.
Ir. Dri Sumarno Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Purworejo
Saya mulai berdagang dari kelas 6 SD. Sekarang saya punya 100 pohon kelapa lebih. Harga jual kelapanya Rp 1.000/butir. Saya jual di STA dan di rumah. Dulu susah sekali mau jualnya, jalannya jelek. Sekarang jalan disekitar tempat tinggal s aya sudah lebih baik apalagi sekarang ada STA, selain jual kelapa, saya juga bisa jual beras.
DI BALIK CAKRAWALA BIRU INDONESIA
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N s a n
47
Di Balik Cakrawala Biru Indonesia Konsep kawasan : Minapolitan Kawasan Minapolitan TA 2005-2011 : 29 provinsi 48 kawasan Jenis Pengembangan : Budidaya ikan air tawar Ikan hasil tangkap n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
48
Dukungan Infrastruktur : Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani, pembangunan talud, packing house, cold storage , peningkatan tambatan perahu
Hamparan laut nan biru mewarnai lukisan alam Indonesia yang terlihat begitu serasi dengan birunya langit dan hijaunya daratan negeri ini. Dengan luas perairan tiga kali dari luas keseluruhan, pantaslah jika Indonesia dinobatkan sebagai Negara Kepulauan/ Maritim Terbesar di dunia dengan gugusan pulau besar dan kecil yang jumlahnya mencapai 17.508 pulau.
SEBUTAN ‘negara kepulauan’, sebenarnya, me-
Dengan kondisi geografis seperti disebutkan
rupakan arti dari nama “Indonesia” itu sendiri,
di atas, Indonesia memiliki potensi ekonomi
yang sudah digunakan jauh sebelum Indonesia
kelautan yang sangat besar. Berdasarkan
menjadi negara berdaulat, “Indonesia” berasal
prakiraan para pakar dan lembaga terkait di
dari kata indus (bahasa Latin) yang berarti
tahun 2009 terhadap nilai ekonomi potensi dan
“Hindia” dan nesos (bahasa Yunani) yang berarti
kekayaan laut Indonesia, hasilnya mencapai
“pulau”. Dengan demikian, Indonesia berarti
149,94 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,994
“kepulauan yang berada di Hindia”.
triliun. Nilai tersebut meliputi perikanan senilai
Kawasan Minapolitan Mina Asri, Desa Tanjungsari, Kabupaten Boyolali
31,94 miliar dolar AS, wilayah pesisir lestari Wilayah Indonesia yang terbentang di antara
65 miliar dolar AS, bioteknologi laut 40 miliar
Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik
dolar AS, wisata bahari 2 miliar dolar AS, minyak
memiliki luas keseluruhan sebesar 7,9 juta km 2.
bumi 6,64 miliar dolar AS, dan transportasi laut
Dengan luas daratan hanya sebesar 22% saja
sebesar 20 miliar dolar AS.
atau 1,8 juta km 2. Sedangkan. luas perairannya mencapai 77% dari luas keseluruhan atau 6,1 2
juta km . Luas perairan tersebut terbagi atas laut 2
Sementara, badan pangan dan pertanian sedunia (Food and Agriculture Organization–
teritorial seluas 3,2 juta km (terluas di dunia)
FAO) menyebutkan Indonesia sebagai produsen
dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
ikan terbesar di dunia. Hal ini berdasarkan
sebesar 2,9 juta km2 (terluas ke-12 di dunia).
data di tahun 2006 yang menunjukkan bobot
(Sumber: United Nations Environment Program–UNEP.
produksi ikan Indonesia mencapai 87,1 juta ton.
2003).
Hasil tangkapan laut Indonesia mencapai 52%
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
49
dari hasil keseluruhan tangkapan laut dunia.
sepenuhnya dari para pemegang kebijakan.
Selain potensi kekayaan laut, perairan Indonesia
Akibatnya, potensi kelautan Indonesia belum
juga memiliki andil besar dalam perdagangan
diolah secara maksimal sehingga sektor kelaut-
dunia. Lebih dari 80% perdagangan dunia de-
an belum mampu meningkatkan perekonomian
ngan nilai lebih dari 500 miliar dolar AS (tahun
secara signikan. Hal ini berujung pada belum
2006) berlangsung melalui laut. Oleh karena
tercapainya kesejahteraan masyarakat di wila-
itu, keberadaan negara-negara maritim, seperti
yah pesisir, khususnya para nelayan.
Indonesia, memiliki pengaruh besar dalam perdagangan dunia.
Hal tersebut tampak dari sejumlah data yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Per-
Kawasan Minapolitan Kojadoi. Kabupaten Sikka. NTT
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
50
Potensi besar dari perairan Indonesia dapat
ikanan dalam Pedoman Umum Minapolitan
dimanfaatkan untuk meningkatkan pereko-
2011. Dimana, luas lautan Indonesia yang jum-
nomian dari sektor kelautan. Namun, pe-
lahnya mencapai 2/3 dari luas keseluruhan
ngembangan sektor kelautan ini masih belum
hanya memberikan Product Domestic Bruto
menjadi prioritas dan mendapatkan perhatian
(PDB) perikanan sebesar 3,2%. Potensi budidaya
laut yang dimiliki negeri ini seluas 8.363.501
di tahun 2006-2007 terjadi peningkatan jumlah
ha, tetapi yang terealisasi baru seluas 74.543
nelayan sebesar 2,06%. Namun, peningkatan
ha. Begitu pula dengan potensi tambak seluas
berbanding terbalik dengan jumlah ikan di per-
1.224.076 ha, baru dapat terwujud seluas
airan negeri ini yang kian langka.
612.530 ha. Kondisi ini melatarbelakangi upaya-upaya unDisamping itu, potensi sumberdaya perikanan
tuk mengembangkan wilayah perairan/pe-
tangkap negeri ini sebesar 6,4 juta ton per
sisir dengan sektor kelautan dan perikanan
tahun, tetapi masih banyak nelayan yang
sebagai kegiatan utama demi meningkatnya
hidup dalam kemiskinan. Lebih dari separuh
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat,
(50%) dari jumlah nelayan di negeri ini, yaitu
terutama para nelayan. Untuk itu, diperlukan
2.755.794 orang (nelayan laut dan perairan
perubahan cara berpikir dan orientasi pem-
umum), masih berstatus sambilan utama dan
bangunan dari daratan ke maritim dengan
sambilan tambahan. Sementara itu, jumlah
konsep pembangunan berkelanjutan dan ge-
nelayan terus mengalami peningkatan, seperti
rakan yang mendasar dan cepat. Perubahan ini disebut dengan Revolusi Biru. Revolusi Biru pun diimplementasikan melalui sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah yang menggunakan konsep Minapolitan. Pengembangan Kawasan Minapolitan merupakan alternatif solusi pembangunan wilayah perdesaan, dalam hal ini adalah kawasan perairan/ pesisir
(tangkap)
dan
kawasan
budidaya
(kolam). Kegiatannya difokuskan pada sistem dan usaha perikanan (minabisnis) sehingga mampu mendorong kegiatan perikanan di wilayah sekitarnya. Pengembangan Kawasan Minapolitan turut diwujudkan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Ditjen Cipta Karya,
Kementerian
sejumlah
wilayah
pengembangan
Pekerjaan di
Umum
Indonesia.
Kawasan
di
Dengan
Minapolitan
diharapkan dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan produksi perikanan tangkap maupun budidaya sehingga mampu
meningkatkan
pendapatan
dan
kesejahteraan masyarakatnya.
Konsep Kawasan Minapolitan Menurut UU Penataan Ruang No. 26/2007, Kawasan Minapolitan merupakan turunan dari Kawasan Agropolitan, yaitu kawasan yang terdiri
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
51
sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan produk kelautan dan perikanan sebagai komoditas utamanya. Konsep Minapolitan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan ini berlandaskan pada 3 asas, yakni demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan prorakyat; keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui pemberdayaan rakyat kecil; serta penguatan peranan ekonomi daerah dengan prinsip: “daerah kuat, maka bangsa dan Petani sedang memberi makan di kolam budidaya ikan lele
atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah
negara pun kuat”.
perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu
Kawasan Minapolitan begitu khas dengan ma-
yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
yoritas masyarakatnya yang mendapatkan
fungsional dan hirarki keruangan satuan sis-
penghasilan dari kegiatan minabisnis. Kegiatan
tem permukiman dan sistem minabisnis. Sama
minabisnis merupakan kegiatan penangangan
halnya dengan Agropolitan, konsep Minapo-
komoditas secara komprehensif, mulai dari hu-
litan juga dicetuskan Friedman dan Douglas
lu sampai hilir, seperti pengadaan, produksi,
(1985) sebagai aktivitas pembangunan yang
pengolahan, hingga pemasaran.
terkonsentrasi di wilayah perdesaan berpenduduk antara 50.000–150.000 jiwa.
Kegiatan minabisnis dicirikan dengan keberadaan sentra-sentra produksi dan pemasaran
Berdasarkan asal katanya, Minapolitan adalah
berbasis perikanan yang sangat memengaruhi
gabungan dua kata, yaitu mina yang berarti
perekonomian di sekitar kawasan. Disamping
“ikan” dan polis/politan yang berarti “kota”.
itu, karakteristik minapolitan tampak dari ke-
Dengan demikian, Minapolitan diartikan seba-
anekaragaman kegiatan–ekonomi, produksi,
gai kota perikanan. Konsep minapolitan pun
perdagangan, jasa, pelayanan, kesehatan, dan
diuraikan sebagai kota perikanan berbasis
sosial–yang saling terkait. Sebagai pendukung
pada pembangunan ekonomi kelautan dan
kegiatan, Kawasan Minapolitan juga telah me-
perikanan wilayah melalui pendekatan dan
miliki sarana dan prasarana yang memadai.
sistem manajemen kawasan yang terintegrasi,
layaknya sebuah kota.
efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Kawasan Minapolitan sangat penting untuk
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
52
Sedangkan, Kawasan Minapolitan adalah suatu
dikembangkan di Indonesia. Hal ini disebabkan
bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama
oleh tersedianya lahan perikanan dan tenaga
ekonomi yang terdiri dari sentra produksi,
kerja yang murah, masyarakat pembudidaya
pengolahan, pemasaran komoditas perikanan,
perikanan telah memiliki kemampuan dan
pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung
pengetahuan, telah terbentuk jaringan antara
lainnya.
sektor hulu dan hilir, serta kesiapan institusi. Adapun tujuan dari pengembangan Kawasan
Secara konseptual, Minapolitan memiliki 2
Minapolitan sebagai konsep dari Revolusi Biru
unsur utama, yakni Minapolitan sebagai kon-
adalah:
sep pembangunan sektor kelautan dan per-
• Meningkatkan produksi, produktivitas, serta
ikanan berbasis wilayah serta Minapolitan
kualitas dari komoditas kelautan, perikanan
budidaya dan produk olahannya.
pemasaran.
• Mengembangkan sistem minabisnis. • Mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Minapolitan.
c. Mengintegrasikan sentra produksi pengolahan, dan/atau pemasaran menjadi kawasan ekonomi unggulan daerah menjadi Kawasan
• Meningkatkan pendapatan dan kesejahtera-
Minapolitan.
an masyarakat secara adil dan merata, khu-
d. Pendampingan usaha dan bantuan teknis
susnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan
di sentra produksi, pengolahan, dan/atau
pengolah ikan.
pemasaran unggulan berupa penyuluhan, pelatihan, dan bantuan teknis.
Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, disusunlah strategi utama pembangunan sektor
e. Pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah.
kelautan dan perikanan melalui Minapolitan. Strategi tersebut mencakup penguatan lem-
Pengembangan Kawasan Minapolitan yang
baga dan sumber daya manusia secara terin-
sepenuhnya
tegrasi, pengelolaan sumber daya kelautan dan
ini sangat mendukung perlindungan dan
perikanan secara berkelanjutan, peningkatan
pengembangan
produktivitas
berbasis
lokal. Dengan demikian, pengembangannya
pengetahuan, serta perluasan akses pasar
telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
domestik dan internasional. Sebagai upaya
Wilayah Nasional (RTRWN) yang mendukung
percepatan,
pengembangan kawasan andalan. Oleh karena
dan
strategi
daya
saing
utama
direalisasikan
memanfaatkan
potensi
terhadap
Kawasan
budaya-sosial
melalui langkah-langkah strategis berikut:
itu,
a. Kampanye Nasional melalui media massa, ko-
tidak bisa terlepas dari pengembangan sistem
munikasi antarlembaga, ataupun pameran.
pusat kegiatan di tingkat nasional, provinsi, dan
b. Menggerakkan produksi, pengolahan, dan/
kabupaten. Kawasan ini pun memiliki batasan
atau pemasaran di sentra produksi unggulan
yang hanya ditentukan oleh skala ekonomi
pro-usaha kecil, di bidang perikanan tangkap,
(economic of scale).
perikanan budidaya, serta pengolahan dan
pengembangan
lokal
Minapolitan
Pembatasan aktivitas tertentu di kawasan minapolitan Mina Asri, Desa Tanjungsari, Kabupaten Boyolali
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
53
Mekanisme Pengembangan Kawasan Minapolitan
atau pemasaran dan kegiatan usaha lainnya,
Untuk dapat dikembangkan menjadi Kawasan
b. Memiliki sarana dan prasarana sebagai pen-
Minapolitan, suatu wilayah–dalam hal ini sistem
seperti jasa pelayanan dan perdagangan. dukung aktivitas ekonomi.
kewilayahan kabupaten, harus memenuhi be-
c. Menampung dan mempekerjakan sumber
berapa persyaratan yang akan menjadi per-
daya manusia di dalam Kawasan Minapolitan
timbangan berdasarkan aspek strategis dari
dan daerah sekitarnya.
unsur makro pembentuk Kawasan Minapolitan. Salah satunya memiliki komoditas unggulan di
d. Mempunyai dampak positif terhadap perekonomian di daerah sekitarnya.
bidang kelautan dan perikanan dengan nilai ekonomi tinggi yang akan dikembangkan.
Seperti halnya kawasan Agropolitan, pengembangan Kawasan Minapolitan harus melalui
Komoditas unggulan merupakan komoditas
mekanisme pengajuan usulan terlebih dahulu.
andalan yang paling menguntungkan untuk
Dalam mekanisme tersebut, diuraikan prosedur
dikembangkan karena memiliki prospek pe-
tentang pengajuan lokasi Kawasan Minapolitan
ngembangan tinggi di masa depan, keber-
yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
adaannya melimpah, dan dapat meningkatkan
1. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah
penghasilan/kesejahteraan masyarakatnya. Po-
Provinsi. Pemerintah Kabupaten mengajukan
la pengembangan yang terpadu akan mening-
usulan mengenai Kawasan Minapolitan. Se-
katkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan
belumnya, Pemerintah Kabupaten telah me-
sumber daya sehingga mampu meningkatkan
lakukan identifikasi potensi dan masalah
produksi sekaligus pendapatan masyarakat.
terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan potensi lokal,
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
54
Selain memiliki komoditas unggulan di bidang
yaitu komoditas unggulan. Lokasi Kawasan
kelautan dan perikanan, Kawasan Minapolitan
Minapolitan yang berada di dalam kawasan
hendaknya telah memiliki sistem mata rantai
kabupaten ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
produksi (hulu–hilir), kelayakan daerah, du-
2. Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi un-
kungan infrastruktur yang memadai–seperti
tuk dapat dikembangkan sebagai Kawasan
transportasi, jaringan listrik, dan air bersih, serta
Minapolitan. Penilaian dilakukan berdasarkan
dukungan berbagai fasilitas minabisnis–seperti
kelengkapan persyaratan administrasi, be-
pasar, balai benih ikan, lembaga keuangan, dan
rupa dokumen perencanaan yang terdiri
kelompok budidaya. Sumber daya manusia yang
dari SK lokasi, SK pokja, Masterplan, RPIJM,
cukup dan mampu menggerakkan kegiatan di
dab DED, serta potensi lokasi kawasan yang
dalam kawasan juga sangat dibutuhkan bagi
diusulkan.
perkembangan Kawasan Minapolitan. Dengan
3. Pengembangan Kawasan Minapolitan yang
didukung komitmen kuat dari pemerintah
diusulkan dapat dipenuhi jika telah meme-
daerah, Kawasan Minapolitan yang serasi, se-
nuhi kondisi berikut:
imbang, dan terintegrasi pun akan segera
•
Apabila kelengkapan administrasi dan potensi kawasan yang diusulkan telah
terwujud.
memenuhi
dalam
butir
nomor 2.
Sebagai sebuah kawasan ekonomi potensial unggulan, Kawasan Minapolitan memiliki k arak-
persyaratan
•
Apabila kelengkapan administrasi belum
teristik tersendiri, yaitu:
terpenuhi semua, tetapi kawasan yang
a. Memiliki sentra produksi, pengolahan, dan/
diusulkan memiliki potensi yang baik.
dilihat dari profil kawasan tersebut.
•
Potensi kabupaten yang akan dikembang-
Kawasan ini akan diberi kesempatan untuk
kan menjadi Kawasan Minapolitan. Potensi
melengkapi
kabupaten merupakan faktor pendukung
kekurangan
persyaratan
administrasi dalam waktu 1 tahun. Apabila dalam kurun waktu 1 tahun belum
berkembangnya Kawasan Minapolitan. •
Kawasan Minapolitan tidak ditentukan
terlengkapi, dana bantuan pembangunan
oleh batasan administrasi pemerintahan.
pada tahun berikutnya akan dihentikan
Namun, prosedur penetapannya dimulai
untuk sementara.
dari penetapan kabupaten terpilih dan basis analisa data berdasarkan batas ad-
Setelah adanya pengajuan tentang usulan lokasi
ministrasi. Oleh karena itu, proses pe ni-
Kawasan Minapolitan yang akan dikembangkan,
laian Kawasan Minapolitan diawali de-
dilaksanakan
kawasan
ngan proses penilaian Kabupaten yang
dengan mempertimbangkan beberapa hal di
berpotensi untuk mendapatkan kawasan
bawah ini:
terpilih.
•
•
penilaian/pemilihan
Program-program pengembangan kawas-
•
Kawasan Minapolitan merupakan satu
an dari departemen/badan yang memiliki
kesatuan kawasan perdesaan yang ter-
keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de-
diri dari desa pusat dan desa-desa hinter-
ngan pengembangan kawasan berbasis
land-nya yang diindikasikan oleh adanya
minabisnis.
hubungan fungsional antara kegiatan di
Komoditas unggulan sebagai pemicu un-
desa pusat dan di desa hinterlandnya.
tuk tumbuh kembangnya kehidupan dan
•
penghidupan dari sektor-sektor komoditi
dah menetapkan struktur hirarki kawasan. •
ikutan lainnya.
Kawasan Minapolitan yang diusulkan suMemiliki sistim kelembagaan dan sistem
Mekanisme Penyelenggaraan Minapolitan
Program Minapolitan Pusat/Provinsi/ Kab/Kota
• Identikasi • Usulan Lokasi dari Bupati / Gubernur • SK lokasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan • MoU
Sosialisasi
Keterangan : • SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41/MEN/2009 Nomor 32/MEN/2010 Nomor 39/MEN/2011 • MoU antara Menteri PU dan Menteri KP Nomor 06/MEN-KP/KB/VI/2010 • PKS Dirjen Cipta Karya Nomor PR.0103-DC/PKS/16/2010
Pemda Kab/Kota (Pokja Agropolitan)
Perencanaan (Master Plan/ RPIJM/DED)
K e l e m b a g a a n
M D S . b m e g e P
Pengembangan Kawasan n a l a d o m r e P
I n f r a s t r u k t u r
P u s a t / P K a r o v i n b / K s o t a i /
Monitoring dan Evaluasi
M a y s y P e a n g a r a k m d d i f a t a S a s i T a e t e l i t a s n i m p i a t
Minapolitan Mandiri
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
55
diminati pasar. • Pengolahan Hasil Perikanan
Adanya upaya untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil perikanan. Jika semula hasil pertanian hanya diperoleh dalam bentuk produk primer, kini, mampu menghasilkan produk olahan. Dalam upaya ini, packing house dan tempat penjemuran merupakan infrastruktur yang mendukung proses pengolahan. • Pemasaran Hasil Perikanan
Infrastruktur yang tersedia sangat menun jang upaya pemasaran hasil perikanan, Abon Ikan Patin yang mengandung OMEGA 3&6
yang dapat memperpendek mata rantai tata niaga perdagangan, mulai dari sentra
serta kaya protein
produksi sampai ke sentra pemasaran
•
•
pengelolaan yang mendukung berkem-
akhir. Misalnya saja, tambatan perahu dan
bangnya Kawasan Minapolitan.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dengan diterbitkannya SK pene-
Disamping dukungan infrastruktur, keberha-
tapan kawasan dari Bupati atau dana
silan pelaksanaan pengembangan Kawasan
sharing dari pemerintah daerah setempat
Minapolitan juga didukung oleh kelembagaan
Persyaratan
Kawasan
yang kuat di Kabupaten/Kota. Kelembagaan
Minapolitan sebagai kriteria untuk meng-
Minapolitan ini dibentuk oleh Bupati/Walikota
identifikasi Kawasan Minapolitan.
yang bertujuan mengintegrasikan kegiatan-
pengembangan
kegiatan sektoral di daerah. Ruang lingkup
Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
kegiatan dari kelembagaan Minapolitan men-
Sistem infrastruktur yang tersedia menjadi
dan pelaporan.
cakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
salah satu kunci keberhasilan pengembangan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
56
Kawasan Minapolitan. Infrastruktur tersebut
Kelembagaan Minapolitan juga dibentuk di
membentuk struktur ruang, seperti jaringan
tingkat Provinsi yang memiliki fungsi koordinasi
jalan, sumber air, jaringan listrik, dan jaringan
sebagai fasilitasi hubungan antara Kabupaten/
telekomunikasi yang bermanfaat bagi pening-
Kota dan antara daerah dengan Pusat. Kelem-
katan produktivitas hasil perikanan, peng olahan
bagaan yang dibentuk oleh Gubernur ini beru-
hasil perikanan, dan pemasaran hasil perikanan.
pa Kelompok Kerja (Pokja). Sementara, untuk
• Peningkatan Produktivitas Hasil Perikanan
mengintegrasikan seluruh kegiatan antarunit
Infrastruktur
yang
sangat
memadai
kerja teknis dengan instansi sektoral terkait,
seperti peningkatan jalan poros desa,
dibentuklah Tim Koordinasi Minapolitan yang
jalan usaha tani dan pembangunan talud
tugas pokok dan fungsinya bersifat koordinatif.
yang dibangun Kementerian Pekerjaan peningkatan produktivitas hasil perikanan
Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
sehingga hasilnya berdaya saing dan
Pengembangan Kawasan Minapolitan oleh Di-
umum sangat mendukung upaya-upaya
rektorat Pengembangan Permukiman telah berlangsung sejak tahun 2005 dengan hanya memfasilitasi 1 kawasan. Di tahun 2006, dikembangkan kembali sebuah kawasan lain seiring dengan pembangunan lanjutan dari tahun sebelumnya. Sampai dengan tahun 2011, terdapat 48 Kawasan Minapolitan dengan 10 kawasan yang telah selesai difasilitasi. Di tahun 2011, sebanyak 18 kawasan baru juga telah dikembangkan menjadi Kawasan Minapolitan. Kinerja pengembangan Kawasan Minapolitan sejak tahun 2005–2011 terurai dalam tabel dan grafik berikut ini:
Kerupuk olahan ikan Patin
Pencapaian Kawasan Minapolitan 2005-20011
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Baru
1
1
–
3
20
5
18
Lanjutan
–
1
2
2
2
21
20
Selesai
–
–
–
–
3
4
10
Total
1
2
2
5
25
30
48
48
50 45 40
18
35
30
30
25
5
25 20
20
15
20
10
21
5 2
2
1
1 1
2005
2006
1
5 0 Baru
10
2
3 2
2 3
4
2007
2008
2009
2010
Lanjutan
Selesai
2011
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
57
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
58
Kawasan Minapolitan Mina Asri, Desa Tanjungsari, Kabupaten Boyolali
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
59
KAWASAN MINAPOLITAN MUARO JAMBI:
Sumber penghasilan sekaligus investasi yang menggiurkan Status : Kawasan Minapolitan Muaro Jambi Luas : 2.500m2 Terdiri dari 12 kolam ikan budidaya Potensi Unggulan : Budidaya ikan patin
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
60
Hasil Olahan : Kerupuk kulit dan abon ikan patin
Bila Jakarta, kota kosmopolitan yang serba gemerlap mampu menyihir jutaan rakyat Indonesia untuk mengadu peruntungan nasibnya disana, tidak demikian halnya dengan Timan (54 tahun). Dengan segenap harapan, Timan mengarahkan nasib hidupnya di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
KABUPATEN Muaro Jambi merupakan kabu-
programnya oleh Pemerintah, tapi sebagai pe-
Jalan di kawasan
paten hasil pemekaran dari Kabupaten Batang
tani ladang, profesi yang telah dilakoni lelu-
Hari yang dibentuk berdasarkan Undang-un-
hurnya di Jawa Tengah sejak dahulu. “Saya
Minapolitan Desa Pudak. Kumpeh Ulu.
dang Nomor 54 tahun 1999 dengan pusat pe-
datang kesini tahun 1994. Dulu saya petani
merintahan di Sengeti, Kecamatan Sekernan
ladang yang menanam jagung, kacang-ka-
yang berjarak sekitar 38 Km dari Kota Jambi.
cangan dan lain-lain. Tetapi karena lahannya
Muaro Jambi
kurang subur untuk ditanami, saya mencoba Secara geografis, Kabupaten Muaro Jambi
budidaya ikan,” kenang Timan.
berada pada posisi strategis karena selain merupakan hinterland Kota Jambi, kabupaten
Tahun 2004, Timan dan warga sekitar menyulap
ini juga merupakan center point pertemuan
ladang pangan seluas 2.500 m2, menjadi 12
lintas timur dan penghubung lintas barat
kolam budidaya ikan patin. “Kenapa ikan pa-
Sumatera. Posisi ini secara ekonomis sangat
tin? Karena hanya ikan patin yang mampu
menguntungkan, karena dapat memacu laju
hidup di air yang tidak mengalir, daerah kami
pertumbuhan perekonomian daerah.
adalah rawa dimana airnya tidak mengalir seperti sungai,” jelas Timan. Melalui tangan dingin
Puluhan tahun silam, Timan mulai mengadu
Timan, Budidaya ikan patin memperoleh hasil
nasib di ranah Jambi. Bukan sebagai trans-
panen perdana yang menggembirakan. Ke-
migran yang pada waktu itu sedang digalakkan
mudian lahirlah Kelompok Pembudidaya Ikan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
61
(Pokdakan) Tunas Baru dimana Timan menjadi Ketua Kelompoknya. Kolam-kolam patin kian banyak dijumpai di Desa Pudak. Dari 12 unit kolam bertambah menjadi 30 kolam dan terus meningkat setiap tahunnya. Kendati demikian, bukan tanpa kendala Timan dan kelompoknya men jalani usaha ini. Ia dan puluhan petani budidaya ikan kolam maupun keramba pun mengalami masa jatuh bangun ketika ikan-ikan mereka terserang penyakit yang menyebabkan gagal panen. Hingga suatu hari ada informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan bahwa Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu akan dijad ik an Ka wa sa n Minapolitan. Timan memang tak pernah menyangka bila tempat tinggal yang dulunya adalah daerah rawa ini menjadi zona inti Kawasan Minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi. sesuai Keputusan Menteri Kelautan Perikanan
Nomor
:
d a n
32/
MEN/2010 tanggal 14 Mei 2010 dan SK Bupati Nomor: 355/2010. “Saya dan temanteman semakin semangat mengembangkannya. diberi
penyuluhan
Kami
Perlahan
tentang
tapi
budidaya ikan kolam seperti memilih
pengem-
bibit ikan serta pakan yang baik, ” jelas Timan.
bangan budidaya ikan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
62
Menurut Paruhuman Lubis, Kepala dan
Dinas
Perikanan
patin
ini
terus meningkat.
Kelautan Kabupaten
pasti,
Sehingga Muaro
Jambi,
dari petani
banyak
budidaya ikan kerambah
sebelum adanya program Kawasan Mina-
beralih ke kolam seperti yang dilakukan Syaiful
politan, masyarakat Desa Pudak memang su-
(45 tahun). “Sebetulnya untuk pengembangan
dah melakukan budidaya ikan patin. “Kami
budidaya ikan kolam atau keramba sama
hanya bersifat mendampingi dan memberikan
saja. Hanya saya menilai untuk ikan kolam
penyuluhan.”
lebih rendah risikonya,” ujar pria asli warga Kumpeh Ulu ini sambil tersenyum. Hal tersebut
dibuktikannya dengan hasil panen 10 kolam
Keenam pokdakan tersebut kini mengolah
miliknya yang mampu menghasilkan 8.000 ekor
630 unit kolam di lahan seluas 63 hektar yang
ikan patin.
terbagi di empat lokasi. “Alhamdulilah...setiap
Panen ikan patin di Pokdakan Tunas Baru
hari per kelompok kami bisa panen 5-6 ton
Peran Infrastruktur di Kawasan Minapolitan
dengan harga jual per kilogramnya Rp 10.000.-.”
Demam budidaya patin pun mulai menyebar
masing ketua Pokdakan, Supriyanto, Syaiful,
ke desa tetangga lainnya. Pokdakan Tunas Baru
Sutrisno, Suwardi dan Trinarto. Hasil panen ini
tak lagi bisa menampung anggotanya hingga
kemudian dipasarkan dengan pembagian 3 ton
kemudian dikembangkan menjadi 6 Pokdakan.
ke luar kota seperti Palembang dan Medan, 3
yakni Mina Teladan, Mina Barokah, Usaha
ton lagi untuk memenuhi pasar lokal.
ujar Timan yang siang itu ditemani oleh masing-
Mina Makmur, Usaha Mina Mandiri serta Mina Handayani dengan Tunas Baru tetap sebagai
“Sejak tahun 2011, kami sangat terbantu de-
induknya.
ngan adanya peningkatan jalan produksi di
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
63
areal kolam, karena hasil panen sudah dapat di-
Menurut Timan, saat ini memiliki kolam ikan ti-
b aw a
dengan Torsa (sepeda motor beroda
dak hanya sebagai sumber penghasilan, tetapi
tiga) tak lagi dipikul. Hemat waktu,
juga memiliki nilai investasi yang cukup tinggi.
hemat tenaga dan hemat biaya,”
“Sejak akses jalan produksi terbuka, harga tanah yang tadinya hanya Rp 500.000,-/m2, kini
kata Timan.
menjadi Rp 1.500.000,-.” “Pembangunan
jalan
produksi
ini
pembangunan infrastruktur Cipta Karya, yaitu
Serap Tenaga Lokal dan Membuka peluang usaha
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa
Dampak positif lain dari pembentukan kawasan
yang didalamnya terdapat kebijakan mengenai
minapolitan adalah mampu menyerap tenaga
akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi
kerja lokal terutama usia produktif. “Bagi yang
lokal,” jelas H. Ivan Wirata, ST., MM., MT., Kepala
pria, bisa bekerja di kolam dan yang wanita bisa
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi.
menambah penghasilan dapurnya di tempat
sesuai dengan salah satu arah kebijakan
pengolahan ikan. Kami juga mendukung proSelain itu, Dudi Mulyana, ST., MT., Kasubid
ses pengolahan ikan patin yang dilakukan oleh
Produksi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi
kelompok tani wanita menjadi penganan ri-
menambahkan bahwa pembangunan infra-
ngan seperti abon patin dan kerupuknya. Di
struktur juga diharapkan mampu mempercepat
halaman rumah, para petani juga menanam
pengembangan kawasan, meningkatkan nilai
tanaman hortikultura sehingga kampung ini
tambah komoditas unggulan perikanan, me-
menjadi Kampung Pangan Terpadu Minapolitan
ningkatkan akses pergerakan orang dari dan
Pudak,“ jelas Paruhuman Lubis.
menuju kawasan termasuk pergerakan barang dan jasa serta meningkatkan daya tarik investasi
Adalah
di kawasan minapolitan.
(50
Rusmiyati tahun)
kini rumah
Kesepahaman (MoU) No. 06/MEN-KP/ antara
Pudak
Kementerian
dalam
di
Desa
Kelompok
Wanita Tani (KWT) Tunas Baru.
Kelautan dan Perikanan tentang
“Saat ini pesanan produk yang
pengembangan kawasan ekonomi
paling banyak adalah kerupuk kulit ikan patin. Menurut para pembeli,
konsep minapolitan.
64
tangga
ibu-ibu
Pekerjaan Umum dan Kementerian
berbasis kelautan dan perikanan dengan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
dipercaya
mengkoordinir
Hal ini didukung dengan adanya Nota KB/VI/2010
yang
kerupuk
ini
rasanya
Dukungan Kementerian Pekerjaan Umum pada Kawasan Minapolitan Kumpeh Ulu. Kabupaten Muaro Jambi No
Kegiatan
Volume
Biaya (Rp)
Tahun
1
Peningkatan jalan produksi Tangkit Baru. Kecamatan Sei Gelam
2.548 m
1.225.500.000
2011
2
Peningkatan jalan produksi Pudak. Kecamatan Kumpeh Ulu (SKPA)
1.249 m
570.645.000
2011
3
Peningkatan jalan produksi Kecamatan Kumpeh Ulu
1.650 m
895.860.000
2011
renyah dan gurih. Untuk penjualan abon
dengan memasok hasil olahan ini ke beberapa
patin belum terlalu banyak penjualannya,”
supermarket. Kami mohon bantuan dari semua
jelas Rusmiyati. Untuk aktivitas pengolahan
pihak untuk pemasarannya,” jelas Rusmiyati
ikan patin ini, Kementerian Kelautan dan
sambil tersenyum.
Perikanan memfasilitasi 1 buah bangunan Unit Pengelolaan Ikan serta kelengkapan mesin
Hasil panen budidaya ikan patin yang melimpah
penunjang seperti alat potong, dan packing.
serta hasil pengolahan ikan yang baik tentu saja memberikan berkah bagi penduduk
“Peralatan ini kami gunakan secara bergantian
Desa Pudak. Termasuk salah satunya menarik
dengan KWT lainnya di Kawasan Minapolitan
perhatian Presiden Republik Indonesia, Susilo
daerah kami. Produk-produk olahan ini adalah
Bambang Yudhoyono untuk bersama para
hasil pengetahuan yang kami dapat dari
menteri terkait dan masyarakat Kabupaten
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh KKP,”
Muaro Jambi melakukan Panen Raya di awal
tambah Rusmiyati.
Februari 2012 lalu. Dalam kunjungannya itu, Presiden berharap Kampung Pangan Terpadu
Kendati masih dalam kapasitas home industry ,
Minapolitan
Pudak
mampu
menginspirasi
pengolahan ikan patin ini juga tetap mem-
daerah lainnya untuk mencukupi kecukupan
perhatikan kandungan gizinya, karena abon
pangan negara kita ditengah gejolak pangan
dibuat dengan menggunakan 100% daging
dunia seperti saat ini.
ikan patin segar yang banyak mengandung OMEGA 3 & 6 dan kaya akan protein. Packaging
Senyuman
juga dikemas apik agar dapat bersaing dengan
budidaya ikan patin/hortikultura di Desa Pudak
produk lainnya di pasaran. Untuk kemasan
adalah senyum kegigihan mereka mengubah
100gr,
biasanya dibandrol dengan harga
Desa Pudak menjadi Kampung Pangan Terpadu
Rp 15.000,- hingga Rp 20.000,-. Sedangkan
Minapolitan yang membanggakan. “Semoga
harga kerupuk kulit ikan patin Rp 12.500,- per
kami bisa menjaganya dengan baik,” ujar Timan.
250 gram. “Insya Allah kami siap bersaing di
Sebuah harapan sederhana, dari sebuah desa
pasaran untuk kualitas dan rasanya. Saat ini
kecil yang kini sangat menjanjikan!
kami dibantu Dinas Perikanan dan Kelautan sedang berupaya menembus pasar nasional
Rusmiyati,
Timan
dan
petani
Unit Pengolahan Ikan Desa Pudak
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
65
Koordinasi serta kerja sama yang baik antara Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pekerjaan Umum, dan masyarakat menjadikan Kawasan Minapolitan Muaro Jambi menjadi salah satu percontohan yang sukses.
H. Ivan Wirata. ST.. MM.. MT. Kepala Dinas PU Provinsi Jambi
Paruhuman Lubis Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Muaro Jambi
Timan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
66
Alhamdulillah..... dengan adanya Kawasan Minapolitan di Desa Pudak. kehidupan kami bisa lebih meningkat. Dulu dengan tanaman pangan, sebulan kami dapat penghasilan Rp 1 juta sekarang kami bisa dapat Rp 2-3 juta. Apalagi dengan adanya peningkatan jalan produksi kami jadi lebih hemat waktu, tenaga dan biaya tentunya.
Petani budidaya ikan
Kunci keberhasilan Kawasan Minapolitan Desa Pudak adalah keuletan dan kegigihan para petani budidaya. Kita dari Pemerintah daerah harus bisa membimbing mereka melalui penyuluhan, dan yang terpenting adalah jangan sekali-kali membohongi para petani.
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
67
KAWASAN MINAPOLITAN TERNATE:
Kota Bahari Nan Kaya Status : Kawasan Minapolitan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui SK No. KEP.32/MEN/2010 Luas Wilayah Laut Maluku Utara: 106.977,32 Km2 Potensi Sumber Daya Ikan: 143.165,36 ton per tahun n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
68
Potensi Unggulan: Pelagis Besar (ikan tuna dan cak alang) Pelagis Kecil (ikan layang dan tembang) Demersal (ikan kakap merah, ekor kuning,kerapu)
Pagi itu, Pelabuhan Perikanan Nusantara Bastiong (Ternate) tampak lebih ramai. Selain tertutup kapal-kapal penangkap ikan, suara nelayan penjual ikan pun bersahutan seraya menyebut angka rupiah yang terbilang murah untuk ratusan kilogram ikan laut segar. Kondisi ini menjadi aktivitas rutin awak pelabuhan, dari dini hari hingga siang menjelang.
PULAU TERNATE merupakan wilayah kepulau-
Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau
Jalan di kawasan
an yang terletak di pesisir barat pulau Halmahera
Mano dan Pulau Gurida.
Minapolitan PPN Ternate yang tak lagi digenangi
dan merupakan bagian dari Provinsi Maluku
air
Utara. Pulau kecil yang berada di kaki Gunung
Dari sisi geografis wilayah, pulau – pulau kecil di
Gamalama ini memiliki luas 5.681,30 km 2, yang
Ternate ini sangat strategis, karena merupakan
didominasi oleh perairan laut dengan luas seki-
daerah migrasi/ruaya berbagai jenis ikan pelagis
2
2
tar 5.457,55 km , dan luas daratan 133,74 km .
besar (tuna dan cakalang) yang merupakan ko-
Secara geografis Kota Ternate terletak pada
moditas andalan perikanan. Karena itu, potensi
o
o
o
o
126 20’ – 128 05’ BB dan 0 50’ – 2 10’ LU.
di bidang perikanan dan kelautan di wilayah ini cukup besar. Berdasarkan data sekunder yang
Kota Ternate sendiri terbagi atas 7 kecamatan
diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan
yaitu Kecamatan Pulau Ternate, Ternate Selatan,
tahun 2004, potensi lestari ikan di perairan
Ternate Utara, Moti, Ternate Tengah, Batang
Ternate sebesar 23.919,25 ton per tahun dari
Dua dan Pulau Hiri. Sekitar 70% kelurahan/desa
standing stock yang dimiliki sebesar 47.838,25
memiliki pantai sedangkan 18 desa sisanya ti-
ton yang terdiri dari ikan pelagis besar seperti
dak mempunyai wilayah pantai. Tak hanya itu,
tuna, cakalang, tongkol, cucut, tenggiri, dan
kekayaan alam Kota Ternate juga tersebar dalam
ikan pelagis kecil seperti ikan layang dan
7 buah pulau kecil, yakni Pulau Hiri, Pulau Moti,
tembang. Ikan demersal seperti kakap merah,
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
69
skuda, kakap sejati, ekor kuning serta berbagai
tambak. Luas perairan potensial untuk budidaya
jenis ikan kerapu. Tingkat pemanfaatan potensi
laut mencapai 30 Ha.
perikanan baru mencapai 29,80 % dari potensi lestarinya. Potensi lain yang dimiliki oleh Pulau
Pulau Ternate dilihat dari aspek pemasaran
Ternate yaitu sebagian pulau-pulaunya dapat
sangat strategis karena merupakan pusat pasar
dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan mari-
dan ekspor dari propinsi Maluku Utara yang te-
kultur, diantaranya hatchery, budidaya rum-
lah memiliki sarana dan prasarana pendukung
put laut, keramba (pembenihan dan pembe-
antara lain: pelabuhan Ahmad Yani, Pelabuhan
saran). Selama ini masyarakat cenderung lebih
Perikanan Nusantara (PPN) Ternate, dan pusat
banyak pada kegiatan penangkapan, baik
pendaratan ikan Dufa-Dufa. Dibukanya Ban-
ikan pelagis, ikan demersal, sehinga cukup su-
dara Baabulah juga menunjang aksesibilitas
lit mengubahnya menjadi perilaku pembu-
komoditas perikanan maupun produk lain dari
didayaan. Di pesisir pantai Kota Ternate, banyak
sentra produksi ke pasaran interinsuler maupun
terdapat bibit bandeng nener dan benur yang
ekspor.
dapat digunakan sebagai bibit alami budidaya
Selain memiliki panorama alam yang indah, Kota Ternate juga memiliki kekayaan laut yang luar biasa
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
70
Melihat potensi yang ada di kota yang lokasinya
luar (Outter Ring Fishing Port) dengan poten-
persis di kaki Gunung Gamalama ini, Kemen-
si perikanan 1.035.230 ton/tahun. Namun sa-
terian Kelautan dan Perikanan melalui SK No.
yang, banyaknya ikan hasil tangkap ini tidak
KEP.32/MEN/2010 menetapkan PPN Ternate
diimbangi dengan prasarana dan sarana yang
men jadi salah satu kawasan minapolitan per-
memadai untuk mendukung produksi per-
contohan berbasis perikanan tangkap dari 9
ikanan nelayan, terutama infrastruktur jalan
(Sembilan) PPN lainnya, yakni PPN Pelabuhan
di lingkungan pelabuhan. Rustardi, A.Pi, M.Si,
Ratu, Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Kepala PPN Ternate mengatakan kondisi
Cilacap, PPN Tamperan, PPN Muncar, PPN Sungai
jalan di lingkungan pelabuhan hingga tahun
Liat, PPS BItung, PPS Belawan, dan PPN Ambon.
2011 sangat memprihatinkan. “Genangan air ada dimana-mana, semua jalan terendam.
Peningkatan jalan dan revitalisasi Kawasan Minapolitan PPN Ternate
Drainase juga tidak berfungsi dengan baik
Saat ini Pelabuhan Perikanan Nusantara Terna-
perusahaan yang ada di pelabuhan. Banyak
te merupakan salah satu pelabuhan lingkar
mobil rusak karena terendam air. Sebelum ada
hingga mengganggu operasional beberapa
program kawasan minapolitan, di lingkungan pelabuhan sudah ada 10 perusahaan yang beroperasi dengan jenis usaha antara lain pembelian ikan, pabrik es balok, kios dan penampungan lobster, pengasapan ikan serta lembaga keuangan,” tambah Rustardi. Dampak ini meluas pada keinginan pembeli ikan yang segan melihat kondisi Tempat Pelelangan Ikan yang becek dan terkesan kumuh. Untuk menghindari dampak negatif yang berkelanjutan, di awal tahun 2012 Kementerian Pekerjaan Umum menurunkan anggaran sebesar Rp 1.666.627.000,00 untuk meningkatkan jalan dan revitalisasi drainase kawasan minapolitan di PPN Ternate. “Pembangunan prasana dan sarana di lingkungan PPN Ternate ini bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan pelabuhan yang terus meningkat. Kurang memadainya infrastruktur jalan dan drainase menjadi perhatian kami dalam membangun Kawasan Minapolitan PPN Ternate,” ujar H. Fasri Bachmid, ST., Kepala Satuan Kerja Kawasan Permukiman dan Perbatasan Dinas Pekerjaan Umum Maluku Utara. Perubahan peningkatan jalan di lingkungan pelabuhan juga dirasakan oleh Ayi (54 tahun) yang telah 10 tahun mempertaruhkan nasibnya
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
71
Jalan di kawasan Minapolitan PPN Ternate sudah tidak tergenang dan becek lagi seperti sebelumnya (foto kanan) setelah dilakukan peningkatan jalan dan revitalisasi drainase
sebagai kuli angkut di PPN Ternate. Dalam sehari ia bisa mengangkut ikan dari kapal menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 10 kali. “Kalau nasib sedang bagus, saya bisa bawa pulang uang Rp 100.000,00 untuk satu hari, karena laju gerobak saya bisa lebih cepat. Kalau dulu jalannya becek, kaki
Kota Ternate. Kini, tambah Ruslan, mulai banyak
saya saja suka gatal,” jelas Ayi.
usaha-usaha ‘home industry’ bermunculan seperti pengolahan ikan asin, ikan asap, hingga
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
72
“Dukungan lintas sektoral seperti yang dilaku-
abon ikan. “Kami dari Dinas Perikanan dan Kela-
kan oleh Kementerian Pekerjaan Umum ini
utan Kota Ternate membantu membina dan
memang sangat kami perlukan. Peningkatan
mengarahkan dengan membentuk kelompok
jalan serta revitalisasi drainase menambah se-
masyarakat pengawas serta kelompok usaha
mangat kami, para pengusaha dan nelayan
bersama.”
untuk lebih giat lagi mengingkatkan ekonomi lokal. Bisa dibayangkan, bila potensi ikan yang
Berharap ada investor
melimpah ruah di perairan Maluku Utara ter-
Pengembangan kawasan minapolitan memang
bengkalai hanya karena prasarana dan sarana
sedianya diarahkan kepada pengembangan
yang dimiliki tidak memadai. Kualitas ikan
ekonomi lokal yang berbasis pada pengem-
yang kami miliki pun pasti menurun, padahal
bangan sistem produksi, budidaya, pengolahan
penjualan ikan tuna dan cakalang sudah mulai
perikanan, pemasaran, dan sistem permukiman
diekspor hingga ke Jepang ,” kata H. Ruslan Bian
di kawasan tersebut.
S.Pi., M.Si., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
“Alhamdulilah...Setelah adanya peningkatan
Namun demikian, Kawasan Minapolitan PPN
jalan, kegiatan di pelabuhan lebih meningkat.
Ternate masih perlu banyak berbenah. Salah
Cold storage yang tadinya enggan digunakan
satunya adalah memaksimalkan lahan pela-
karena jalannya terendam air, kini sudah digu-
buhan yang belum termanfaatkan seluas
nakan secara maksimal. Badan usaha di ling-
6,06 Ha dengan membangun gudang kios
kungan pelabuhan juga terus bertambah, dari
serta merehab beberapa fasilitas yang sudah
10 perusahaan kini menjadi 14 perusahaan.
ada seperti TPI dan transit sheet sesuai kebu-
Dengan demikian terjadi penyerapan tenaga
tuhannya saat ini, karena kunjungan kapal di
lokal,“ ujar Rustardi penuh syukur.
PPN Ternate yang rata-rata 4.903 kali per tahun serta produksi ikan yang mencapai 5.219 ton per tahun terus meningkat. Untuk itu diperlukan dukungan lintas sektoral seperti yang telah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum. Rustardi, Ruslan Bian, Fasri Bachmid, Ayi dan nelayan di Maluku Utara optimis bila kawasan minapolitan terbangun dengan baik, perekonomian mereka akan terus berkembang. Tak hanya berharap memperoleh hasil tangkapan yang terus bertambah, tetapi juga berharap ada investor yang siap merangkul mereka untuk terus mengeksplorasi kekayaan bahari Maluku Utara. Pembeli yang semakin banyak datang ke TPI kawasan Minapolitan PPN Ternate (foto bawah) dan kegiatan di cold storage sebelum ikan dikirim ke berbagai daerah (foto atas)
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
73
Kawasan Minapolitan PPN Ternate masih memerlukan sentuhan pembangunan yang lebih serius, mengingat potensi bahari yang dimiliki sangat besar. Konsep kawasan ini memberikan harapan baru bagi nelayan Ternate dan sekitarnya
H. Fasri Bachmid, ST. Kepala Satker Pengembangan Kawasan Permukiman dan Perbatasan Maluku Utara
H. Ruslan Bian Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ternate
Kawasan Minapolitan sangat efektif bila diterapkan di Provinsi Maluku Utara yang kaya akan potensi sumber daya ikan. Kekayaan bahari yang melimpah ini harus diimbangi dengan infrastruktur yang memadai. Dukungan dari Pemerintah Daerah dan Pusat juga para stakeholder sangat diharapkan.
Rustardi Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate
Ayi Kuli Angkut Ikan n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
74
Dukungan infrastruktur yang baik dari Kementerian Pekerjaan Umum sangat membantu nelayan untuk bergerak lebih cepat memasarkan ikan hasil tangkapnya. Kami berharap pembangunan infrastruktur di wilayah kami dapat diteruskan.
Terimakasih kepada Pemerintah karena jalan di pelabuhan sudah bagus. Sudah tidak perlu becek-becekan lagi. Harapan saya pembangunan di pelabuhan terus ditingkatkan biar tambah ramai pembeli ikannya.
PENUTUP
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
75
Aktivitas STA Bagelen, Kabupaten Purworejo di pagi hari
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
76
Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan merupakan upaya pemerataan pembangunan sampai wilayah perdesaan. Pembangunan perdesaan ini sangatlah penting karena besarnya potensi perdesaan yang belum dikembangkan secara maksimal.
PENGOLAHAN potensi dan kekayaan alam
dan Minapolitan. Oleh karena itu, Ditjen Cipta
perdesaan memunculkan permasalahan pa-
Karya Kementerian Pekerjaan Umum melalui
ngan yang berujung pada keresahan akan
DIrektorat Pengembangan Permukiman ber-
ter jadinya kondisi rawan pangan di masa
upaya memberikan dukungan infrastruktur
mendatang.
yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produktivitas, pengolahan, serta pemasaran
Kawasan Agropolitan dan Minapolitan yang
hasil pertanian/perikanan.
menjadi bagian dari potensi kewilayahan kabupaten dikembangkan melalui penguatan
Maka, sejak dimulai tahun 2002 hingga tahun
sentra-sentra produksi, keunikan/keunggulan
2012, program pengembangan perdesaan,
lokal. serta kegiatan utama masyarakatnya.
khususnya di wilayah-wilayah hinterland , telah
Dengan harapan, kawasan ini dapat menjadi
berhasil memfasilitasi sebanyak 415 Kawasan
kawasan pertumbuhan ekonomi yang berdaya
Agropolitan dan Minapolitan. Berbagai ken-
saing dan memiliki kompetensi.
dala tak luput dari pelaksanaan sehingga menghadirkan tantangan tersendiri dalam me-
Demi mencapai keberhasilan pengembangan
wu judkan kawasan agribisnis dan minabisnis
kedua kawasan ini, dibutuhkan dukungan dan
yang utuh dan terpadu. Namun demikian,
peran aktif masyarakat setempat serta lembaga-
upaya pembangunan yang telah berlangsung
lembaga/instansi-instansi terkait.
selama sepuluh tahun tersebut mampu memberikan pencerahan dan membawa perubahan
Disamping itu, keberadaan sarana dan pra-
signifikan bagi kawasan perdesaan. Pada akhir-
sarana berupa infrastruktur yang memadai
nya, kawasan perdesaan ini mampu mendorong
juga sangat berperan dalam kelangsungan per-
pembangunan nasional.
tumbuhan ekonomi di Kawasan Agropolitan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
77
Peningkatan jalan poros desa Kawasan Agropolitan Kobalima, Kab. Belu, NTT
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
78
PENCAPAIAN DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
79
Pencapaian Dukungan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Agropolitan Tahun Anggaran 2003 – 2012 1. PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Timur, Kab. Biruen
KAWASAN
: 6 Kawasan Kws. Indrapuri, Kws. Lembah Seulawah, Kws. Mutiara, Kws. Peudada, Kws. Kluet, Kws. Idi
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Terminal Agribisnis • Pembuatan Tempat Parkir Bongkar Muat • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Jalan Menuju Pasar Agribisnis • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan • Peningkatan Jalan Usaha Tani dan Pembangunan Plat Beton di Desa Rantau Binuang, Desa Sp. Empa, Desa Kr. Batee, dan Desa Ps. Asahan. • Peningkatan Jalan Usaha Nelayan • Pembangunan Jalan dan Saluran
TOTAL ANGGARAN : Rp 24.962.779.000
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
80
2. PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA : 11 Kabupaten, 1 Kota Kab. Karo, Kab. Asahan, Kab. Toba Samosir, Kab. Simalungun, Kab. Tapanuli Utara, Kab. Dairi, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Samosir, Kab. Serdang Berdagai, Kab. Mandailing Natal, Kab. Batubara, Kota Medan KAWASAN
: 14 Kawasan Kws. Merek, Kws. Tanjung Sigoni, Kws. Lumban Julu, Kws. Pematang Cengkering, Kws. Silimakuta, Kws. Parbuluan, Kws. Medang Deras, Kws. Tanjung Tiram, Kec. Siborong-borong, Kws. Dolok Sanggul, Kec. Harian, Kws. Tanjung Beringin, Kws. Sikara-kara, Kws. Medan Utara
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Talud Jalan Poros Desa Pembangunan Ruang Serbaguna Pembuatan Talud, Talud Tipe I, dan Talud Tipe II Pembangunan Bangunan Pengelola Tahap 1 Peningkatan Jalan Poros Desa (Onderlaag) Pembuatan Sumur Bor Pembuatan Bak Resapan Air Optimalisasi Pembangunan Kawasan Sub-Terminal Agribisinis Pembangunan Pasar Pembuatan Pasar Hewan Pembuatan Rumah Potong Hewan Pembuatan Lantai Jemur Kopi Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Tempat Penjemuran Ikan Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Sortasi dan Packaging Ikan Pembuatan Jembatan Desa Pembuatan Saluran Drainase Pembuatan Jalan Poros Kawasan Nelayan Indah
TOTAL ANGGARAN : Rp 37.675.491.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
81
3. PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
82
KABUPATEN/KOTA
: 9 Kabupaten, 1 kota Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Tanah Datar, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Lima Puluh Koto, Kab. Dharmasyara, Kab. Pasaman, Kab. Sijunjung, Kota Payakumbuh
KAWASAN
: 13 Kawasan Kws. Kecamatan IV Angkat Candung, Kws. Koto Gadang, Kws. Lembah Gumanti, Kws. X Koto, Kws. Sutera, Kws. VII Koto, Kws. Mungka, Kws. Sitiung, Kws. Mandeh, Kws. Rao, Kws. Palangki, Kws. Bukit P. Sembilan, Kws. Kamang Magek
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 30.548.625.000
Peningkatan Jalan Antar Desa Perbaikan/Rehabilitasi Pasar Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Pasar Desa Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Rehabilitasi Los Sayur Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Saran Sub-Terminal Agribisnis Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) Pembangunan Pasar Ternak dan sarana pendukung Pembuatan Puskeswan Pembangunan Bak Penampung Air Pembangunan Jalan dan Saluran Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan Pembuatan Jalan Poros Kawasan Nelayan Indah
4. PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Indragiri Hilir, Kab. Rokan Hulu, Kab. Kampar, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Kuantan Senggigi, Kab. Pelalawan, Kab. Dumai
KAWASAN
: 13 Kawasan Kws. Tempuling, Kws. Rambah Samo, Kws. Tapung Hilir, Kws. XII Koto Kampar, Kws. Rengat Barat, Kws. Benai, Kws. Kebun Durian Gunung Sahilan, Kws. Sei Bagan, Kws. Sungai Sembilan, Kws. Sei Upih Teluk Beringin
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • •
Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Jembatan Poros Desa Los Pasar Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Prasarana Pasar Desa Pembangunan Pasar Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Pelataran Bongkar Muat Sawit Pembangunan Jembatan Desa Pembangunan Talud Pembangunan Halte Pelataran Sawit dan Box Culvert Pembuatan Talud Penimbunan Holding Ground Pembangunan Holding Ground Pembangunan infrastruktur Perdesaan Kawasan Sentra Produksi Pembuatan Gorong-gorong Pembangunan Infrastruktur Permukiman
TOTAL ANGGARAN : Rp 32.020.100.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
83
5. PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
84
KABUPATEN/KOTA
: 3 Kabupaten Kab. Karimun, Kab. Bintan, Kab. Natuna
KAWASAN
: 4 Kawasan Kws. Agropolitan Kundur, Kws. Tuapaya, Kws. Mantang, Kws. Serasan
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 19.637.774.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Produksi Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Jembatan Pembuatan Gorong-gorong Beton Pembuatan Saluran Tanah Pembangunan Tempat Penjemuran Rumput Laut Pembuatan Pelantar Peningkatan Jalan Poros Desa
6. PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab. Muaro Jambi, Kab. Kerinci, Kab. Sorolangun, Kab. Merangin, Kab. Batanghari
KAWASAN
: 6 Kawasan Kws. Rantau Rasau, Kws. Kumpeh Hulu, Kws. Kayu Aro, Kws. Singkut, Kws. Batang Mesumai, Kws. Pemayung
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • •
Peningkatan Jalan Akses Sub-Terminal Agribisni s (Lapen) Peningkatan Pasar Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembuatan Gudang Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Holding Ground Pembangunan Pelataran Ternak Peningkatan Jalan Produksi Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) Peningkatan Los Pasar Peningkatan Jalan Usaha Tani Kelas C Peningkatan Jalan Desa Tambang Limbung dan Desa Pasar Sei
TOTAL ANGGARAN
: Rp. 19.532.694.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
85
7. PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2010 KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten, 2 Kota Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Kab. Ogan Komering Ulu Induk, Kab. Banyu Asin, Kab. Ogan Komering Ulu Selatan, Kab. Musi Rawas, Kab. Ogan Ilir, Kab. Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota Pagar Alam, Kota Palembang
KAWASAN
: 12 Kawasan Kws. Martapura, Kws. Dempo Utara, Kws. Lengkiti, Kws. Pulau Beringin, Kws. Banyu Urip, Kws. Tugu Mulyo, Kec. Tanjung Lago, Kws. Muara Beliti, Kec. Gandus, Kws. Bakung, Kws. Baturaja Timur, Kws. Lempuing
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
86
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani Pembuatan Saluran Jalan Pembangunan Jembatan Beton Pembangunan Jembatan Tahap II Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Holding Ground
TOTAL ANGGARAN
: Rp 25.740.246.000
8. PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Belitung, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka, Kab. Bangka Selatan
KAWASAN
: 8 Kawasan Kws. Mambalong, Kws. Tanjung Binga Kecamatan Sijuk, Kws. Pangkalan Baru, Kws. Sungai Selatan, Kws. Sungailiat, Kws. Tanjung Gunung, Kws. Mendo Barat, Kws. Salepliat
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 21.709.952.422
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Tambatan Perahu Pembuatan Talud Penahan Tanah Pembuatan Holding Ground Pembuatan Tempat Jemuran Ikan Pembuatan Saluran Drainase, Sumur Bor, Workshop, dan Tower Peningkatan Dermaga Pembuatan Jalan Usaha Nelayan Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Kantor Pengelola dan Saung Meeting Pembuatan Gudang Penyimpanan Pembangunan Tambatan Dermaga Nelayan Peningkatan Prasarana dan Sarana Agropolitan Pembangunan Plat Dueker Peningkatan Jalan Produksi Pembangunan & Peningkatan Prasarana dan Sarana Minapolitan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
87
9. PROVINSI BENGKULU TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Kepahiang, Kab. Bengkulu Selatan, Kab. Lebong, Kabupaten Seluma, Kab. Kaur
KAWASAN
: 8 Kawasan Kws. Selupu Rejang, Kws. Padang Jaya, Kws. Ujan Mas, Kws. Seginim, Kws. Lebong Tengah, Kws. Seluma Selatan, Kws. Maje dan Kaur Selatan, Kws. Maje dan Nasal
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembuatan Pasar Desa • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pembuatan Prasarana Pasar Sayur • Pembangunan Pembangunan Saluran Drainase Pasar • Pembuatan Gudang • Pembuatan Talud • Pembangunan Gudang Penyimpanan Penyimpan an Jagung • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Pembuatan Talud Jalan Usaha Tani • Pembuatan Talud Jalan Poros Desa • Pembangunan Pembangunan Jembatan Desa • Pembangunan Pembangunan Prasarana Holding Ground • Pembangunan TPI • Peningkatan Jalan Poros Desa (SKPA) • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
TOTAL ANGGARA ANGGARAN N
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
88
: Rp 29.923.825.0 29.923.825.000 00
10. PROVINSI LAMPUNG TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten Kab. Lampung Tengah, Kab. Tanggamus, Kab. Lampung Timur, Kab. Lampung Selatan, Kab. Tulang Bawang, Kab. Lampung Barat, Kab. Pesawaran, Kab. Pringsewu
KAWASAN
: 10 kawasan Kws. Terbagi Besar, Kws. Gisting, Kws. Sribawono, Kws. Jati Ayu, Kws. Ketapang, Kws. Sidomulyo, Kws. Mesuji Atas, Kec. Batu Brak, Kws. Srikaton, Kws. Padang Cermin-Punduh Pidada
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Peningkata n Jalan Usaha Tani • Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Jalan Poros Desa • Pembangunan Pembangunan Jembatan • Pembangunan Pembangunan Holding Ground • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Onderlaag) (Onderla ag) • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
TOTAL ANGGARAN
: Rp 26.507.265 26.507.265.000 .000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
89
11. PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Pandeglang, Kab. Serang, Kab. Tangerang, Kab. Lebak
KAWASAN
: 10 kawasan Kws. Menes, Kws. Mandalawangi, Kws. Pontang, Kws. Waringin Kurung, Kws. Pabuaran, Kws. Baros, Kws. Gunung Sari, Kws. Sepatan, Kws. Kronjo, Kws. Wanasalam
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Desa • Pembangunan Pembangunan Pasar Desa • Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Lingkungan • Pembangunan dan Peningkatan Jembatan • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pembuatan Talud • Pembuatan Jembatan (10 m x 5 m) • Pembangunan Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Panen • Peningkatan Jalan Setapak
TOTAL ANGGARA ANGGARAN N
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
90
: Rp 23.544.204.0 23.544.204.000 00
12. PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 13 Kabupaten Kab. Cianjur, Kab. Indramayu, Kab. Kuningan, Kab. Bogor, Kab. Purwakarta, Purwakart a, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kab. Sukabumi, Kabupaten Subang, Kab. Majalengka, Kab. Cirebon, Kab. Karawang
KAWASAN
: 18 Kawasan Kws. Pacet, Kws. Jatinyuat Karangsong, Kws. Eretan, Kws. Cigugur, Kws. Leuwiliang, Kws. Ciseeng, Kws. Bojong, Kws. Pangalengan, Kws. Cisurupan, Kws. Panumbangan, Panumbangan, Kws. Kadudampit, Kws. Sukamaju, Kws. Ciemas, Kws. Sagala Herang, Kws. Serang Panjang, Kws. Lemah Sugih, Kws. Losari, Kws. Cilamaya
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
Perbaikan Pasar • Pembuatan Sarana Drainase • Pembangunan Pembangunan Lapangan Parkir • Pembangunan Pembangunan Holding Ground • Pembangunan Saung Meeting • Rehabilitasi Prasarana dan Sarana • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Agribis nis • Pembangunan Pembangunan Balai Pertemuan Petani • Pembangunan Pembangunan Sarana Produksi Nelayan • Peningkatan Jalan Permukiman Nelayan • Pembangunan Pembangunan Jembatan Konstruksi Beton Pengadaan Pipa Air Bersih diameter 150 mm Pembangunan Packing House dan Kios Sayuran Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Saluran Pembawa Air Baku Pengadaan Pipa Air Beku dan Pembangunan Pembangunan Bak HU Pengadaan Pipa Distribusi Air Bersih diameter 75mm Penyediaan Kawasan Perdesaan Potensial Agropolitan Pembangunan Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Panen Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan
Pembuatan Kran Umum Pembuatan Kios Agropolitan Pembuatan Saluran Drainase Peningkatan Jalan Produksi Pembangunan Jalan Usaha Tani Pembuatan Bangunan Green House Pembangunan Jalan Inspeksi Tani Pembangunan Pembangunan Pengelolaan Limbah Sapi Peningkatan Jalan Masuk selebar 4,5 m Pembangunan Pembangunan dan Penyediaan Air Baku
: Rp 44.143.921 44.143.921.000 .000 K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
91
13. PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
92
KABUPATEN/KOTA
: 14 Kabupaten Kab. Semarang, Kab. Pemalang, Kab. Wonosobo, Kab. Batang, Kab. Magelang, Kab. Purbalingga, Kab. Karanganyar, Kab. Brebes, Kab. Boyolali, Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab. Cilacap, Kab. Purworejo, Kab. Pekalongan
KAWASAN
: 14 Kawasan Kws. Sumowono, Kws. Belik, Kws. Rojonoto, Kws. Surbanwali, Kws. Merapi Merbabu, Kws. Larangan, Kws. Bunga Kondang, Kws. Sutomadansih, Kws. Goasebo, Kws. Beji, Kws. Jayabaya, Kws. Bagelen, Kws. Majenang, Kws. Talang Kerido
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 44.761.428.000
Pembuatan Penampungan Pupuk • Pembangunan Terminal Desa Pembuatan Sarana Komposting • Penyempurnaan Pasar Desa Peningkatan Jalan Produksi • Pendaratan Ikan (PPI) Pembangunan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Tempat Penampungan Teh • Rehabilitasi Saluran Irigasi Pembuatan Bangunan Penjemur Kopi • Perkerasan Jalan Usaha Tani Pembangunan Jembatan Antar Desa • Pembuatan Saluran Jalan Pembangunan Jembatan Beton • Pembangunan Jembatan Tahap II Pembuatan Bangunan Pengumpul Wortel • Peningkatan Pasar Ikan Pembuatan Bangunan Pengering Jahe • Pembangunan Saluran Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pelebaran Jalan Poros Desa Perluasan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Penyulingan Minyak Pembuatan Bangunan Produksi Perkebunan • Peningkatan Talud Pembangunan Gudang Penampungan Hasil • Pembangunan Pasar Desa Pembangunan Gerbang Kawasan Agropolitan • Rehabilitasi Dermaga Pusat Pembuatan Bangunan Penampung Hasil Kopi Pembangunan Bangunan Pendukung Agrowisata Peningkatan Jalan Masuk Sub-Terminal Agribisnis Penyediaan Fasum/Fasos Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembuatan Bangunan Pemasaran Hasil Produksi • Perluasan Bangunan Agrowisata Berbasis Hortikultura • Pembangunan dan Peningkatan Sub-Terminal Agribisnis • Perbaikan Balai Pertemuan dan Pelatihan Hasil Produksi • Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan • Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Sub-Terminal Agribisnis • Pembuatan dan Penyempurnaan Bangunan Produksi Peternakan • Pembangunan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan Sub-Terminal Agropolitan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
93
14. PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
94
KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Kulon Progo, Kab. Sleman, Kab. Gunung Kidul, Kab. Bantul
KAWASAN
: 9 Kawasan Kws. Kali Bawang, Kws. Temon, Kws. Turi, Kws. Karangmojo, Kws. Playen, Kws. Bejiharjo, Kec. Girisobo Desa Baron, Kws. Imogiri, Kws. Gadingsari
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 23.364.942.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani Perbaikan Pasar Desa Pembangunan Los dan Kios Pasar Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Los Pasar Ikan Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) Pembuatan Kandang Ternak Pembuatan Gapura Agropolitan Pembangunan Farmroa/Jalan Setapak selebar 1,5 m Penyediaan Air Baku Pembangunan Balai Pertemuan Petani
15. PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 18 Kabupaten Kab. Ngawi, Kab. Banyuwangi, Kab. Mojokerto, Kab. Lumajang, Kab. Tulungagung, Kab. Bangkalan, Kab. Blitar, Kab. Pasuruan, Kab. Pacitan, Kab. Madiun, Kab. Pamekasan, Kab. Ponorogo, Kab. Trenggalek, Kab. Nganjuk, Kab. Malang, Kab. Lamongan, Kab. Tuban, Kab. Gresik
KAWASAN
: 21 Kawasan Kws. Paron, Kws. Bangorejo, Kws. Muncar, Kws. Pacet, Kws. Senduro, Kws. Sendang, Kws. Soburbang, Kws. Kanigoro, Kws. Nglegok, Kws. Tutur, Kws. Nawangan Bandar Tamperan, Kws. Gedangsari, Kws. Pakong dan Waru, Kws. Ngebel, Kws. Bendungan, Kws. Sukomoro, Kws. Wajak, Kws. Poncokusumo, Kws. Ngimbang, Kws. Paseban, Kws. Sidayu
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Rehabilitasi Jembatan • Pembangunan Pasar dan Kios Desa • Penyediaan Prasarana dan Sarana Minapolitan • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Peningkatan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Packing House • Pembangunan Los Pasar • Pembangunan Jalan Produksi
TOTAL ANGGARAN
: Rp 50.856.508.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
95
16. PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten Kab. Bangli, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan, Kab. Jembrana, Kab. Buleleng, Kab. Badung, Kab. Karang Asem, Kab. Klungkung
KAWASAN
: 8 Kawasan Kws. Catur-Kintamani, Kws. Payangan, Kws. Baturiti, Kws. Melaya, Kws. Depeha, Kws. Sibeta (Bebandem), Kws. Plaga, Kws. Nusa Penida
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
96
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • •
Peningkatan Jalan Antar Desa Pembuatan Pasar Desa Pembuatan Pelataran Parkir Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Balai Usaha Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Lantai Jemur Penyediaan Infrastruktur Kawasan Agropolitan Pembangunan Pasar Hewan Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Tempat Bongkar Hasil Produksi Pembangunan Cubang Air Baku Pembangunan Packing House Pembuatan Bangunan Pengolahan Hasil Penyediaan Sarana Air Baku Pembangunan Gudang Pembangunan Gudang Rumput Laut
TOTAL ANGGARAN
: Rp 26.033.993.000
17. PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten, 1 Kota Kab. Sambas, Kab. Pontianak, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kab. Ketapang, Kab. Singkawang, Kab. Kubu Raya, Kota Pontianak
KAWASAN
: 13 Kawasan Kws. Sepinggan-Semparuk, Kws. Pontianak Utara, Kws. Sungai Kakap, Kws. Sanggau Ledo, Kws. Rasau Jaya, Kws. Sei Tebelian, Kws. Matan Hilir Selatan, Kws. Pangmilang, Kws. Rasau Jaya, Kws. Sungai Rengas, Kws. Jawai Selatan, Kws. Semparuk, Kws. Matan Hilir Sel. Pasaguan
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan dan Penggantian Jembatan Pembuatan Tambatan Perahu Penggantian Dermaga Kayu Pembangunan Dermaga Pembuatan Gazebo Pembangunan Lumbung Jagung
• Pembuatan Gudang TOTAL ANGGARAN
: Rp 36.054.280.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
97
18. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
98
KABUPATEN/KOTA
: 8 Kabupaten Kab. Kapuas, Kab. Barito Timur, Kab. Sukamara, Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Seruyan, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Pulau Pisau, Kab. Katingan
KAWASAN
: 10 kawasan Kws. Basarang, Kws. Dusun Tengah, Kws. Pangkalan Lada, Kws. Jelai, Kws. Seruyan Hilir, Kec. Teluk Sampit, Desa Sei Bakau, Desa Sebuai, Kec. Teluk Sampit, Kec. Katingan Kuala
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 32.328.302.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Los Pasar Pembuatan Jembatan Kayu Ulin Pembuatan Gorong-gorong Beton Pembangunan Pasar Hewan Pembuatan Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Jalan Poros Desa (Buntu) Pembangunan Jalan Usaha Tani (Sirtu) Pembuatan Lantai Jemur Pembangunan Holding Ground Pembuatan Kolam Perendaman Pembuatan Gudang Produksi Peningkatan Saung Meeting Pembuatan Saluran Tersier Peningkatan Jalan Akses Menuju Sentra Produksi Pembangunan Jalan Produksi Pembangunan Jalan Akses
19. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Kutai Timur, Kab. Bulungan, Kab. Pasir, Kab. Paser Utara, Kab. Malinau, Kab. Berau
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Sangatta, Kws. Pasopati, Kws. Padang Pangrapat, Kws. Penajam, Kws. Rantau Pulung, Kws. Kaliamok, Kws. Sabitta
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 30.979.285.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Talud Pembangunan Jalan Poros Desa (Telford) Pembangunan Pasar Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani (Telford) Pembangunan Infrastruktur Permukiman
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
99
20. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
100
KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Barito Kuala, Kab. Tanah Laut, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Banjar, Kab. Tabalong
KAWASAN
: 6 Kawasan Kws. Labuhan Amas Utara, Kws. Terantang, Kws. Pelaihari, Kws. Amuntal, Kws. Cindai Alus, Kws. Tanjung
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 28.264.359.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan Jalan Usaha Tani Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Jembatan Ulin Pembangunan Pasar Desa Rehabilitasi Jembatan Siring Jalan Pembuatan Box Culvert Pembangunan Dermaga Pembangunan Pelataran Parkir Pasar Desa Pembangunan Los Pasar Desa Penyediaan PSD Agropolitan
21. PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 5 Kabupaten Kab. Pohuwato, Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo, Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo Utara
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Randangan, Kws. Bongo Nol, Kws. Pulubala, Kws. Kabila, Kws. Tumbilato, Kws. Kwandang, Kws. Anggrek
KEGIATAN FISIK
: •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• • • • • • • • • • •
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Perbaikan Pasar Desa Pembuatan Kios Pasar Peningkatan Jembatan Usaha Tani Pembuatan Talud Jalan Desa Pembuatan Gudang Jagung Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Usaha Tani (Perkerasan) Pembangunan Los Pasar Terbuka Pembuatan Saluran Air Baku Pembuatan Talud Penahan tanah
TOTAL ANGGARAN
: Rp 22.216.288.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
101
22. PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Kendari, Kab. Bombana, Kab. Muna, Kab. Buton, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Bondoala, Kws. Lantari, Kws. Kabangka, Kws. Lasalimu Selatan, Kws. Tinanggea, Kws. Lalembuu, Kws. Wolo
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Jembatan Semi Permanen • Pembangunan Pasar • Pembuatan Talud • Pembuatan Plat Duiker • Pembangunan Jembatan • Penyediaan Infrastruktur Kawasan Agropolitan • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Aggregat C) • Pembuatan Box Culvert • Pembangunan Dermaga Kayu • Pembangunan Los Pasar Ikan • Pembuatan Talud dan Box Culvert (SKPA) • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
TOTAL ANGGARAN
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
102
: Rp 37.952.671.000
23. PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Donggala, Kab. Parigi Moutong, Kab. Banggai, Kab. Toli-Toli, Kab. Tojo Una-Una, Kab. Poso, Kab. Morowali
KAWASAN
: 10 Kawasan Kws. Biromaru, Kws. Labean, Kws. Bolano Lambunu, Kws. Kasimbar, Desa Kasimbar, Kws. Tolli, Kws. Galang, Kws. Wakai, Kws. Napu, Kws. Witaponda
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 26.758.966.708
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Pasar Desa Pembangunan Tempat Pemotongan Hewan Pembuatan Lantai Jemur Pembangunan Gudang Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Pembangunan Pasar Buah Oprit Jembaran Gelager Pembuatan Plat Lantai Jembatan Pembuatan Plat Duiker Jembatan Pembangunan Balai Penyuluhan Pembuatan Talud Pembuatan Box Culvert Peningkatan Jalan Usaha Tani (Kelas C) Pembangunan Gudang Padi/Cokelat Pembuatan Tambatan Perahu Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
103
24. PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN : 2006 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Polewali Mandar, Kab. Mamuju Utara, Kab. Majene, Kab. Mamuju
KAWASAN
: 4 Kawasan Kws. Matakali, Kws. Pasang Kayu, Kws. Sendana, Kws. PPI Bonda
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pembangunan Saung Meeting dan Bangunan Penunjang • Pembuatan Lantai Jemur • Pembangunan Saluran Air Baku • Pembangunan Jembatan Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
104
: Rp 13.880.635.000
25. PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 14 Kabupaten Kab. Barru, Kab. Enrekang, Kab. Soppeng, Kab. Tana Toraja, Kab. Bulukumba, Kab. Selayar, Kab. Bone, Kab. Sidrap, Kab. Gowa, Kab. Luwu Timur, Kab. Jeneponto, Kab. Pangkep, Kab. Sinjai, Kab. Luwu
KAWASAN
: 14 Kawasan Kws. Barru, Kws. Maiwa, Kws. Lajoa, Kws. Rindingallo, Kws. Gantarang, Kws. Bontomanai, Kws. Pasaka, Kws. Alakuang, Kws. Bontonompo, Kws. Malili, Kws. Kelara Rumbia, Kws. Labakkang, Kws. Sinjai Timur, Kws. Belopa
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 32.209.238.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Perbaikan Pasar Pembangunan Jalan Penghubung Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Poros Desa (Perkerasan) Pembangunan Jalan Poros Desa (Telford) Pembangunan Jalan Akses Pembangunan Jembatan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
105
26. PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 9 Kabupaten Kab. Minahasa Selatan, Kab. Minahasa, Kab. Sangihe, Kab. Minahasa Utara, Kab. Bolaang Mongondow, Kab. Tomohon, Kab. Bolaang Mongondow Utara, Kab. Bitung, Kab. Bolaang Mongondow Timur
KAWASAN
: 15 Kawasan Kws. Modoinding, Kws. Tengasinonsayang, Kws. Ngasaan, Kws. Tatapaan, Kws. Pakakaan, Kws. Dagho, Kws. Tabukan Selatan, Kws. Klabat, Kws. Managabata, Kws. Dumoga, Kec. Lolayan, Kws. Tomohon, Kws. Bolaang Mongondow Utara, Kws. Mondayag, Kws. PPN Bitung
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
106
Pembangunan Pasar Desa • Pembangunan Packing House Pembangunan Talud • Pembangunan Jembatan Pembangunan Saluran • Pembangunan Pasar Agro Peningkatan Pasar Ikan • Pembuatan Tambatan Perahu Pembangunan Pasar Ternak • Pembangunan Green House Pembangunan Jalan Produksi • Peningkatan Tempat Potong Hewan Penyediaan Infrastruktur Minapolitan • Peningkatan Tempat Pengolahan Padi Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Sub-Terminal Agribisni s Pembangunan Saluran Bangunan Kelapa Pembangunan Pengolahan Kelapa Terpadu Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Fasilitas Penunjang Sub-Terminal Agribisnis Pembangunan Talud Jalan Produksi Nelayan Pembangunan Sarana Pengolahan Pakan Ternak Peningkatan Jalan Usaha Tani (Perkerasan Telford) Pembangunan Pasar Bibit dan Ikan Air Tawar Pembangunan Packing House Ikan Air Tawar
: Rp 40.568.188.000
27. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 7 Kabupaten Kab. Dompu, Kab. Lombok Timur, Kab. Sumbawa, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Barat, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Bima
KAWASAN
: 10 Kawasan Kws. Agropolitan Manggelewa, Kws. Agropolitan Sikur, Kws. Agropolitan Alas Utan, Kws. Agropolitan Aik Aik Meneng, Kws. Pekat, Kws. Lembah Sempage Akar-akar Kuripan, Kws. Sembalun, Kws. Keruwak Jerowaru, Kws. Kemuter Telu, Kws. Woha
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARA ANGGARAN N
: Rp 30.267.798.0 30.267.798.000 00
Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Pasar Desa dan Prasarana Rehabilitasi Balai Penyuluhan Pembuatan Plat Duiker Pembuatan Talud Pembuatan Packing House Pembuatan Gudang Jambu Mete Pembuatan Kios Desa Pembuatan Talud Jalan Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Peningkatan Jalan Usaha Tani (Telford) Pembuatan Talud Jalan Poros Desa Pembangunan Jembatan Pembangunan Pembangunan Saluran
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
107
28. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
108
KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Kupang, Kab. Manggarai, Manggarai , Kab. Bellu, Kab. Sumba Timur, Kab. Sikka, Kab. Sumba Barat
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Oesao, Kws. Iteng, Kws. Betun, Kws. Koba Lima, Kws. Kambaniru, Kws. Pesisir Sikka, Kws. Lamboya
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 28.500.087 28.500.087.000 .000
Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Peningkata n Jalan Usaha Tani Pembuatan Lantai Jemur Pembangunan Pembangunan Jembatan Pembuatan Gorong-gorong Pembuatan Talud Pembangunan Dinding Penahan Tanah Pembangunan Pembangunan Plat Duiker Pembuatan Tambatan Perahu Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Agribis nis Pembangunan Jalan Usaha Tani (SKPA)
29. PROVINSI MALUKU TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 6 Kabupaten Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Buru, Kab. Buru Selatan, Kab. Seram Bagian Timur, Kab. Ambon
KAWASAN
: 5 Kawasan Kws. Waihatu, Waimital & Piru, Kws. Kairatu, Kws. Wrinama & Bula, Kws. Kairatu & Buano, Kws. PPN Ambon
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARA ANGGARAN N
: Rp 27.183.007.0 27.183.007.000 00
Pembangunan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembuatan Tempat Jemur Padi Pembuatan Los Pasar Pembangunan Pembangunan Pasar Desa dan Prasarana Lingkungan Pembuatan Los Pasar Pembangunan Terminal Agropolitan Agropolit an Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis Agribis nis Pembuatan Bangunan Penyulingan Minyak Kayu Putih Pembuatan Holding Ground Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembangunan Pembangunan Saluran Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
109
30. PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012 KABUPATEN/KOTA
: 5 Kabupaten, 1 kota Kab. Halmahera Barat, Kab. Halmahera Tengah, Kab. Halmahera Utara, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Selatan, Kota Ternate
KAWASAN
: 7 Kawasan Kws. Sahu, Kws. Wairoro, Kws. Toliwang, Kws. Wasile, Kws. Mekar Sari, Kws. Manggayoang, Kws. PPN Ternate
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Terminal Desa dan Prasarana Lingkungan • Penyediaan Prasarana Air Bersih • Pembangunan Pasar Desa • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembuatan Tempat Penjemuran Cengkih dan Kopra • Pembangunan Gudang • Pembangunan Tempat Penjemuran Padi • Rehabilitasi Jembatan Kayu • Pembuatan Tempat Pencucian Sayuran/Buah • Pembuatan Sumur • Pembuatan Plat Duiker • Pembangunan Gerbang Kawasan Agropolitan • Pembangunan Jembatan • Pembangunan Gudang Penyimpanan Padi • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Peningakatan Jalan Usaha Tani (Sirtu) • Pembangunan Jembatan P = 10 m • Pembangunan Talud • Pembangunan Jalan Setapak • Pembangunan Drainase • Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
TOTAL ANGGARAN
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
110
: Rp 24.643.845.000
31. PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2005 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten Kab. Manokwari, Kab. Sorong, Kab. Raja Ampat, Kab. Fak-Fak
KAWASAN
: 4 Kawasan Kws. Pra, Kws. Aimas, Kws. Selat Segawin, Kws. Bomberai
KEGIATAN FISIK
: • • • • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 17.979.965.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Pasar Desa Pembangunan Jalan Poros Desa 1.500 m Pembangunan Jalan Usaha Tani 1.000 m Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) Pembuatan Lantai Jemur Peningkatan Halaman Pasar dan Sarana Pembangunan Talud
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
111
32. PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
112
KABUPATEN/KOTA
: 4 Kabupaten, 1 Kota Kab. Jayapura, Kab. Nabire, Kab. Yapen, Kab. Waropen, Kota Jayapura
KAWASAN
: 5 Kawasan Kws. Grime Sekori, Kws. Wanggar, Kws. Distrik Kosiwo, Kws. Distrik Waropen, Kws. Koya Distrik Muara Tami
KEGIATAN FISIK
: • • • • • •
TOTAL ANGGARAN
: Rp 25.186.334.000
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani Pembangunan Pasar Desa Pembangunan Terminal Pembangunan Gudang Pembuatan Lantai Jemur Rumput Laut
Peningkatan jalan poros desa Kawasan Agropolitan Kobalima, Kab. Belu, NTT
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
113
Pencapaian Dukungan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Minapolitan Tahun Anggaran 2005 – 2011 1. PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN ANGGARAN : 2008 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Aceh Selatan
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Kluet, Kawasan Idie
KEGIATAN FISIK
: • Pembuatan Plat Beton • Peningkatan Jalan Usaha Nelayan • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 6.605.933.000
2. PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN ANGGARAN : 2008 – 2010 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kabupaten Serdang Berdagai
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Tanjung Beringin
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembuatan Jembatan Desa • Pembangunan Tempat Penjemuran Ikan • Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil, Sorotasi, dan Packaging Ikan
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
114
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.903.613.000
• Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembuatan Talud
3. PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2010 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Pesisir Selatan
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Mandeh
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Jalan dan Saluran • Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 1.080.000.000
4. PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Kampar, Kab. Kuantan Senggigi
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan XIII Koto Kampar, Kawasan Teso Benai
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Jalan Poros Desa • Pembangunan Jalan Lingkungan • Pengembangan Prasarana dan Sarana Minapolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.477.788.000 K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
115
5. PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Bintan
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Mantang
KEGIATAN FISIK
: • Pembuatan Pelantar • Pembangunan Jalan Lingkar
TOTAL ANGGARAN
: Rp 3.032.222.000
6. PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Batang Hari, Kab. Muaro Jambi
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Pemayung, Kawasan Kumpeh Ulu
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa • Peningkatan Jalan Nelayan • Pembangunan Jalan Setapak Box Culvert • Peningkatan Jalan Usaha Tani (Jalan Setapak Beton)
TOTAL ANGGARAN n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
116
: Rp 6.849.475.000
7. PROVINSI BENGKULU TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Kaur
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Nasal
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA) • Peningkatan Jalan Poros Desa (SKPA) • Pembangunan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 1.922.300.000
8. PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2008 – 2010 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Ogan Ilir, Kab. Palembang
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Bakung, Kawasan Gandus
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 5.130.255.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
117
9. PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Bangka, Kab. Bangka Selatan
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Sungai Liat, Kawasan Salepliat
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Minapolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 3.662.688.000
10. PROVINSI LAMPUNG TAHUN ANGGARAN : 2009 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Lampung Selatan
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Ketapang
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
118
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Siring
TOTAL ANGGARAN
: Rp 515.000.000
11. PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN : 2019 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Serang
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Pontang, Kawasan Pabuaran
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Jalan Lingkungan • Pembangunan Talud
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.459.495.000
12. PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2005 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Bogor, Kab. Sukabumi
KAWASAN
: 3 Kawasan Kawasan Leuwiliang, Kawasan Ciseeng, Kawasan Pelabuhan
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Penyediaan Air Beku
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Gedung Tempat Penyimpanan Hasil Panen TOTAL ANGGARAN
: Rp 8.272.361.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
119
13. PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Banyumas, Kab. Cilacap
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Beji, Kawasan Majenang
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Pasar Ikan • Pelebaran Jalan Poros Desa • Peningkatan Jalan Poros Desa dan Talud • Peningkatan Jalan Usaha Tani
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.695.000.000
14. PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN : 2009 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Gunung Kidul
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Playen
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
120
KEGIATAN FISIK
: • Pengembangan Pasar Desa Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 601.000.000
15. PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 3 Kabupaten Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Pacitan
KAWASAN
: 3 Kawasan Kawasan Wajak, Kawasan Nglegok, Kawasan PPI Tamperang
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.607.270.000
16. PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Sambas
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Jawal
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 2.865.190.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
121
17. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Pulang Pisau, Kab. Banjar
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Teluk Gohong, Kawasan Cindai Alus
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 7.486.632.000
18. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Malinau
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Kaliamok
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Talud • Peningkatan Jalan Lingkungan
TOTAL ANGGARAN
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
122
: Rp 8.210.305.000
19. PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN ANGGARAN : 2006 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 3 Kabupaten Kab. MInahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Sangihe
KAWASAN
: 3 Kawasan Kws. Klabat, Kws. Managabata, Kws. Tatapaan, Kws. Tabukan Selatan
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Talud • Pembangunan Pasar Agro
• Pengamanan Permukiman • Pembangunan PSD Minapolitan
• Pembangunan Pasar Bibit dan Ikan Air Tawar • Pembangunan Packing House Ikan Air Tawar • Pembangunan Talud Jalan Produksi Nelayan • Peningkatan Jalan Produksi Perikanan Nelayan • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani (Perkerasan Telford) TOTAL ANGGARAN
: Rp 13.549.749.000
20. PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Gorontalo Utara
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Anggrek
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA) • Peningkatan Jalan Usaha Tani
TOTAL ANGGARAN
: Rp 1.602.718.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
123
21. PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Tojo Una-Una, Kab. Donggala
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Wakai, Kawasan Labean
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Tambatan Perahu • Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 2.000.036.000
22. PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN : 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Mamuju
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Bonda
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
124
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Saluran Air Baku
TOTAL ANGGARAN
:
Rp 1.000.000.000
23. PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Kolaka, Kab. Konawe Selatan
KAWASAN
: 3 Kawasan Kawasan Wolo, Kawasan Tinanggea
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Talud • Pembangunan Talud dan Box Culvert (SKPA) • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA) • Pembangunan Dermaga Kayu • Pembangunan Los Pasar Ikan • Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN
: Rp 7.417.402.000
24. PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 3 Kabupaten Kab. Luwu Timur, Kab. Gowa, Kab. Pangkep
KAWASAN
: 1 Kawasan Kws. Malili (Minapolitan), Kws. Bontonompo, Kws. Pangkajene
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Desa • Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
• Peningkatan Jalan Usaha Tani • Pembangunan Jembatan
: Rp 6.945.070.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
125
25. PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Klungkung
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Nusa Penida
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Usaha Tani
TOTAL ANGGARAN
: Rp 3.500.000.000
26. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Bima, Kab. Lombok Timur
KAWASAN
: 2 Kawasan Kws. Woha, Kws. Keruak Jerowaru
KEGIATAN FISIK
: • Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Jembatan • Pembangunan Talud Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
126
: Rp 5.766.375.000
27. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Sikka, Kab. Belu
KAWASAN
: 2 Kawasan Kawasan Pesisir Sikka, Kawasan Koba Lima
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Tambatan Perahu • Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Jalan Usaha Tani (SKPA) • Pembangunan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN
: Rp 4.309.402.000
28. PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 2 Kabupaten Kab. Waropen, Kab. Jayapura
KAWASAN
: 2 Kawasan Kws. Distrik Waropen Bawah, Kws. Distrik Muara Tami
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Jalan Poros Desa • Pembangunan Saluran
TOTAL ANGGARAN
: Rp 5.959.655.000
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
127
29. PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011 KABUPATEN/KOTA
: 1 Kabupaten Kab. Raja Ampat
KAWASAN
: 1 Kawasan Kawasan Selat Segawin
KEGIATAN FISIK
: • Pembangunan Pasar • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Talud
TOTAL ANGGARAN
n a N i A n T o I L m r O a P h A e N I K u j M u n N A e M D n N a A s a T I w L a K O P p e O R s n G o K A
128
: Rp 4.643.654.000
Peningkatan jalan poros desa Kawasan Minapolitan Cilacap, Jawa Tengah
K A o G n R s e O p P K O a L w I a T A s a N n M D e A n N u M j u I K N e A h P a O r m L o I n T A i N a n
129