INTISARI
Laru Laruta tan n adal adalah ah fase fase yang yang homo homoge gen n yang yang meng mengan andu dung ng lebi lebih h dari dari satu satu komponen. Bila sistem hanya terdiri dari dua fase zat maka disebut larutan biner. Tujuan dari praktikum ini adalah memahami kesetimbangan antara dua fase (uapcair) dari larutan etanol-air serta membuat diagram komposisi versus suhu untuk larutan etanol-air. ada percobaan kesetimbangan fasa dipelajari diagram komposisi suhu pada tekanan tetap. !omposisi etanol dan air di fase uap (yi) dan cair ("i) pada berbagai suhu. !omposisi ini kemudian dipakai untuk membuat diagran komposisi vs suhu pada etanol-air. Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah etanol #$ ml serta a%uadest &$' ml sedangkan alat yang digunakan adalah labu destilasi termom termomete eter r pengam pengambil bil sampel sampel
pendin pendingin gin liebig liebig
erlenm erlenmey eyer er refrak refraktom tomete eter r
aterbath thermostat serta pipet. *ara kerja yang pertama yaitu membuat kurva standar hubungan komposisi etanol +s indeks bias. ,etelah itu memasukkan etanol #$ ml ke dalam labu destilasi kemudi kemudian an lakuka lakukan n destil destilasi asi sambil sambil tambah tambahka kan n $ ml a%uade a%uadest st penamb penambaha ahan n a%uadest dilakukan sebanyak $ kali ketika suhu konstan ukur indeks bias residu dan destilat kemudian hasilnya di plotkan ke kurva standar sehingga terdapat kurva hubungan / etanol +s suhu pada destilat dan residu. 0ari 0ari hasi hasill perc percob obaa aan n dida didapa patk tkan an data data bah baha a indu induks ksii bias bias naik naik seir seirin ing g bertambahnya / etanol semakin besar / etanol titik didih destilat maupun residu semakin mendekati titik didih etanol titik didih larutan praktis lebih rendah dari teoriti teoritisny snya a akibat akibat adanya adanya perbed perbedaan aan tekana tekanan n udara. udara. ,ebag ,ebagai ai saran saran teliti teliti dalam dalam mengamati titik didih konstan pembacaan skala dalam kurva hasil percobaan harus benar serta teliti mengukur suhu a%uadest agar diperoleh destilat yang akurat.
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1.&.
2asil ercobaan Tabel 1.&. 2ubungan !omposisi 3tanol (larutan etanol-air) dengan 4ndeks Bias !omposisi 3tanol (/) ' &' ' 6' 1' $' $7
+ 5ir (ml) &' 7 81 $8 # && '
+ 3tanol (ml) ' 69 11 #6 79 &'
4ndeks Bias &66 &66$ &668 &667 &61& &61$ &619
Tabel 1.. engaruh !omposisi :mpan 0estilasi o
+ 3tanol (ml)
+ 5ir (ml)
Titik 0idih ( *)
#$ #$ #$ #$ #$ #$
' $ $' #$ &'' &$
# #6 #$ #8 #7 #9
1.. 1..&.
4ndeks Bias
4ndeks Bias
;esidu &669 &61 &616 &611 &61$ &618
0estilat &61 &616 &61$ &618 &61# &617
embahasan 2ubungan komposisi etanol dengan indeks bias
Grak Hubungan Ko!o"#"# ($%) &'ano " *n,k" -#a" 1.36 1.35 1.35 f(x) = 0x + 1.33 1.34 R² = 0.96 *n,k" -#a" (n) 1.34 1.33 1.33 1.32 0
10
20
30
40
$% &'ano
50
60
70
ika kelajuan cahaya di dalam larutan ? bahan (v) semakin kecil maka nilai indeks bias akan semakin besar karena indeks bias berbanding terbalik dengan kelajuan cahaya dalam bahan. ,elain itu etanol dan air memiliki perbedaan berat molekul yang cukup jauh. 3tanol memiliki berat molekul 18 g?mol sedangkan air memiliki berat molekul &7 g?mol. 2al ini menyebabkan etanol memiliki komposisi() yang lebih tinggi dalam larutan etanol-air. ,ehingga apabila semakin besar maka indeks biasnya akan semakin besar pula.
1...
2ubungan komposisi etanol dengan titik didih 0 f(x)+=5.6 0.4x + 51.45 f(x) = 0.3x R² = 0. R² = 0.97
75 #'#k ## (o)
R,"#u /#n,ar (R,"#u) /#n,ar (R,"#u)
70
,"'#a' /#n,ar (,"'#a')
65 30
35
40
45
50
Komposisi (%w)
55
60
/#n,ar (,"'#a') /#n,ar (,"'#a')
Berdasarkan gambar 1. dapat disimpulkan baha komposisi () etanol berbanding lurus dengan titik didih larutan etanol-air baik di dalam residu maupun destilat. ,ehingga semakin besar komposisi () etanol dalam larutan etanol-air maka titik didihnya juga akan semakin tinggi. 2al tersebut kurang sesuai dengan kondisi teoritisnya. !arena berdasarkan 2ukum gas ideal dan 2ukum ;aolt besarnya titik didih larutan dapat dinyatakan dalam rumus = Td@A 5.T 5 AB.TB Ceskipun berdasarkan persamaan diatas terlihat baha fraksi mol (A) berbanding lurus dengan titik didih larutan. Damun secara teoritis titik didih larutan seharusnya lebih condong ke titik didih komposisi larutan yang dominan. 0alam hal ini komposisi () etanol yang digunakan semakin bertambah dan jumlah airnya semakin berkurang. ,ehingga semakin besar komposisi () etanol yang digunakan maka titik didih larutan etanol-air semakin mendekati titik didih etanol. Ceskipun air memiliki titik didih jauh lebih tinggi yaitu &'' o* daripada etanol yang hanya sekitar #7$o*. Tetapi hasil percobaan yang diperoleh kurang sesuai dengan dasar teoritisnya. 2al ini disebabkan karena adanya etanol yang menguap sehingga komposisi etanol dalam larutan etanol-air berkurang. !arena komponen etanol bersifat volatile sebaliknya komponen air bersifat non volatile (,ari'&). 2al ini semakin didukung dengan suhu operasi yang mencapai 9' o* jauh diatas titik didih etanol. ,ehingga lama kelamaan justru air yang menjadi dominan di dalam larutan etanol-air. Caka titik didih larutan yang didapat semakin tinggi
1..6.
2ubungan volume penambahan air dengan titik didih praktis dan teoritis
Hubungan 4,nabaan ou, 6#r +,ngan #'#k #+# 150 100
#'#k #+# (o3)
4rak'#" /#n,ar (4rak'#")
50
,or#'#"
0
25 0
75 50
125 100 150
6ua+," ()
Berdasarkan gambar 1.6 dapat disimpulkan baha penambahan volume a%uadest pada larutan etanol-air berbanding lurus dengan titik didih larutan tersebut baik secara praktis maupun teoritis. enambahan a%uadest sama artinya dengan penambahan fraksi mol a%uadest pada larutan. enambahan tersebut dapat menurunkan nilai fraksi mol etanol yang jumlah molnya tetap. ,elain itu air memiliki titik didih yang jauh lebih tinggi daripada etanol. ,ehingga semakin besar volume a%uadest yang ditambahkan pada larutan etanol-air maka titik didihnya juga akan semakin tinggi. Tetapi berdasarkan hasil percobaan terdapat perbedaan antara titik didih teoritis dengan titik didih praktis. 2al ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara karena percobaan dilakukan di Tembalang yang memiliki ketinggian $' mdpl. adahal secara teoritis titik didih diukur pada tekanan & atm. ,ehingga tekanan udara di Tembalang dapat diketahui berdasarkan perhitungan berikut = h 250 ¿ 76 − P= 76− cmHg cmHg
(
100
)
(
100
)
¿ 73,5 cmHg
Berdasarkan hasil perhitungan matematis menggunakan persamaan gas ideal terbukti tekanan udara di Tembalang dapat mempengaruhi titik didih menjadi lebih rendah dari titik didih teoritisnya. Caka semakin rendah tekanan udara di suatu tempat semakin besar tekanan uapnya sehingga titik didihnya menjadi semakin rendah.
BAB V PENUTUP
+.&. !esimpulan &. ,emakin besar komposisi etanol maka indeks bias larutan etanol-air akan semakin besar. . ,emakin besar komposisi etanol dalam larutan etanol-air maka titik didih larutan tersebut akan semakin mendekati titik didih etanol. 6. Titik didih praktis larutan-etanol air yang diperoleh lebih rendah dari teoritisnya karena adanya perbedaan tekanan udara.
+..
,aran
&. Cenentukan titik didih harus sampai benar-benar konstan. . Teliti pada pembacaan angka di refraktometer. 6. Cengukur perbandingan etanol dengan air harus sesuai agar tidak terjadi kesalahan pada komposisi etanol. 1. Letakkan refraktometer pada tempat yang terang $. Teliti dalam mengukur suhu a%uadest agar tidak salah saat menentukan densitas air.