PEMBAHASAN
Jamur Jamur meru merupa paka kan n jasad jasad euka eukario riot, t, yang yang berb berben entu tuk k bena benang ng atau atau sel tung tungga gal, l, multiseluler atau uniseluler. Identifikasi jamur endofit didasarkan pada karakter morfologi jamur menurut panduan Ellis (1971), Doms! et al. (19"#), $utton (19"#), %ebster %ebster (19"#), dan &arnett and 'unter (199"). Identifikasi jamur dilakukan dengan mengamati iri dan karakter morfologi baik seara makroskopis maupun seara mikroskopis dari koloni jamur yang ditumbu!kan di atas D pada temperatur ruang. $eara makroskopis karakter yang diamati meliputi* +arna dan permukaan koloni (granular, seperti tepung, menggunung, liin), tekstur, onasi, daera! tumbu!, garis-garis radial dan konsentris, +arna balik koloni re/er re/erse se olor) olor),, dan tetes tetes eksuda eksudatt e0uda e0udate te drops) drops).. engam engamatan atan seara seara mikros mikroskop kopis is dilakukan dengan bantuan mikroskop lympus 2341 (lympus, Japan) yang meliputi ada tidaknya septa pada !ifa, pigmentasi !ifa, clamp connection, bentuk connection, bentuk dan ornamentasi spora (/egetatif dan generatif), bentuk dan ornamentasi tangkai spora. 5orfol 5orfologi ogi jamur jamur dapat dapat dili!a dili!att seara seara makros makroskop kopis is dan mikros mikroskop kopis. is. $eara $eara makroskopis jamur dapat dili!at dari morfologi koloni berupa +arna, tekstur, bentuk, garis, radial, garis konsentris dan ada tidaknya eksudat. a. %arna, rna, +arna +arna yang perlu perlu diper! diper!atik atikan an adala! +arna +arna permuk permukaan aan koloni koloni dan +arna sebalik koloni (reserse side). %arna koloni ber/ariasi (puti!, abu-abu, !ijau muda, !ijau kekuningan, dll) sesuai dengan +arna sel, spora dan konidianya. b. 6ekstur, 6ekstur, tekstur koloni koloni yang dili!at merupakan arial !ip!a (!ifa udang) bsent • oloni dengan miselium tenggelam dan permukaan agak !alus 2attony • oloni dengan !ifa arial yang panjang dan padat serta menyerupai kapas %ooly • olo oloni ni deng dengan an any anyaman aman !ifa !ifa atau atau kump kumpul ulan an !ifa !ifa !amp !ampir ir panj panjan ang, g, dan dan •
•
•
•
anyamannya mirip kain +ool 8el/ety oloni dengan !ifa arial yang pendek dan menyerupai kain beludru Do+ny oloni dengan !ifa !alus, pendek, dan tegak seara keseluru!an sering transparan laborous atau +a0y olo oloni ni deng dengan an perm permuk ukaa aan n !alu !alus, s, kare karena na tida tidak k ada ada !ifa !ifa aria arial. l. &ias &iasny nyaa kolonik!amir memiliki bentuk glaborous dan +a0y ranular atau po+dery oloni oloni rata dan terli!at banyak konidia konidia yang terbantuk, terbantuk, koloni koloni granular granular tampak lebi! kasar permukaannya, sementara itu koloni po+dery permukaan keli!atan seperti tepung.
. &entuk :ugose • oloni yang memiliki alur-alur yang ketinggiannya tidak beraturan dan tampak •
merupakan garis radial dari re/erse side ;mbonate oloni yang memiliki penonjolan seperti sebua! kaning pada bagian tenga!
•
koloni. $eringkali koloni ini juga memiliki alur-alur garis radial 8errugasa oloni yang memiliki penampakan kusut dan keriput. &iasanya koloni tidak
memiliki !ifa arial. d. 6etesan eksudat, pada beberapa koloni fungi sering terli!at adanya tetesan eksudat yang merupakan titik-titik airan yang terli!at pada permukaan koloni. &iasanya eksudat ini merupakan !asil metabolit sekunder dari fungi e. aris radial dan lingkaran konsentris, merupakan garis yang terli!at seperti jari-jari koloni, sedangkan lingkaran konsentris merupakan lingkaran-lingkaran yang terbentuk dalam suatu kolonik. aris radial dan lingkaran konsentris seringkali lebi! jelas terli!at pada re/erse side.
dapat
berkembangbiak
baik
seara
seksual
maupun
aseksual.
erkembangbiakan seara seksual terjadi ketika !ifa dengan tipe perka+inan (mating type) yang berbeda bersentu!an, kemudian melebur menjadi igot. 'ifa fungi tidak dapat dibedakan seara /isual maupun morfologis menjadi jantan maupun betina, !anya dapat dibedakan menjadi tipe perka+inan berdasarkan struktur genetiknya. erkembangbiakan seara seksual terjadi dengan ara membela! diri atau terbela!nya !ifa atau dengan menyebarnya spora !aploid. ($!ooley, 1997). Identifikasi jamur seara mikroskopis dapat dili!at dari morfologi !ifa, morfologi miselium dan jenis sporanya. da tiga maam morfologi !ifa yaitu = 1. septat atau senosit. 'ifa ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum 4. $epta dengan sel-sel uninukleat. $ekat membagi !ifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nukleus tunggal. ada setiap septum terdapat pori ditenga!tenga! yang memungkinkan perpinda!an nukleaus dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang yang lain >. $epta dengan sel-sel multinukleat. $eptum membagi !ifa menjadi sel-sel dengan lebi! dari satu nukleus dalam setiap ruang. ebanyakan struktur jamur berukuran besar terbentuk dari anyaman atau agregat !ifa. ada ta!ap-ta!ap tertentu dari siklus !idup kebanyakan jamur, miselium akan terorganisir membentuk anyaman-anyaman yang longgar ataupun padat yang dapat dibedakan dari !ifa biasa, sebagai berikut =
1. rosenkim nyaman !ifa yang agak kendor, tersusun seara paralel, tiap-tiap !ifa masi! jelas dan muda! dilepaskan dan merupakan suatu bentuk memanjang 4. seudoparenkim nyaman !ifa yang lebi! padat, tiap-tiap !ifa suda! !ilang sifat indi/idunya dan tidak dapat dipisa!kan dan bentuknya agak o/al >. :iomorf nyaman !ifa yang sangat padat merupakan unit yang terorganisir dan titik tumbu!nya mirip dengan titik tmbu! ujung akar ?. $klerotium nyaman !ifa yang keras, padat dan merupakan bentuk istira!at yang ta!an ter!adap kondisi yang tidak menguntungkan @. $troma $uatu struktur padat yang merupakan massa dari !ifa yang terbentuk seperti bantalan. (Darnetty, 4##A) $eara aseksual jamur melakukan perkembangbiakan dengan ara pembela!an yaitu dengan ara membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, pengunupan yaitu dengan ara sela anak yang tumbu! dari penonjolan keil pada sel inangnya atau pembentukan spora. $pora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan atau pembentukan spora baru yang digunakan untuk memperbanyak spesiesnya melalui perantara air atau angin. da beberapa maam spora aseksual, diantaranya = a. onidiospora 5erupakan konidiom yang terbntuk diunjung ada disisi !ifa. da yang berukuran keil, bersel satu yang disebut mikrokondium, sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokordium b. $porangiospora 5erupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung !ifa k!usus. da dua maam sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagella yang disebut oospora. . idiumBatrospora $pora bersel tunggal yang terbntuk karena terputusnya sel-sel !ifa yang somatik d. &lastospora 6unasBkunup pada sel-sel k!amir enyakit yang disebabkan ole! infestasi jamur bersama-sama disebut sebagai mikosis. enyakit ini kemudian diklasifikasikan ke dalam kelompok yang berbeda
tergantung pada sifat dari jaringan yang terlibat dan ara masuk ke dalam !ost. elompokkelompok adala! sebagai berikut= a. Mikosis Superfisial Ini adala! penyakit yang disebabkan ole! jamur yang tumbu! !anya pada
permukaan kulit dan rambut, yaitu infeksi !anya terbatas pada lapisan terluar kulit, kuku dan rambut. Ini adala! yang paling merusak dari semua infeksi jamur, karena mereka gagal untuk menembus tubu! dari penderita dan !anya mempengaru!i sel-sel di permukaan. &eberapa onto! mikosis superfisial dan agen jamur menyebabkan mereka adala! sebagai berikut= 'itam piedra C iedraia !ortae uti! piedra atau tinea blana C 6ri!osporon sp. ityriasis /ersiolor atau panu C 5alasseia furfur 6inea nigra C 'ortaea +erneki 5ikosis superfisial adala! penyakit jamur yang meginfeksi lapisan permukaan kulit, yaitu stratum korneum, rambut dan kuku. 5ikosis superfisial terbagi menjadi 4 kelompok = (1) jamur bukan golongan dermatofita, yaitu pitiaris /ersikolor, otomikosis, piedra !itam, piedra puti!, onikomikosis dan tinea nigra palmaris, dan (4) jamur golongan dermatofita. dapun onto! dari mikosis superfisial, antara lain = 1) anu adala! sala! satu onto! dari mikosis profundal. enyakit yang disebut juga itiriasis /ersikolor ini merupakan mikosis yang disebabkan ole! infeksi jamur bukan dermatofita genus 5alasseia sp.. enyakit ini ditemukan di seluru! dunia (kosmopolit), terutama di dare! beriklim panas termasuk Indonesia. 4) tomikosis adala! penyakit jamur yang terjadi pada liang telinga yang disebabkan ole! jamur bukan dermatofita genus spergillus, eniillium, 5uor, :!iop!us dan 2andida. 6ersebar di seluru! dunia, terutama di daera! panas dan lembab. >) iedra adala! infeksi jamur pada rambut, benjolan ber+arna !itam atau puti! kekuningan. iedra ada 4 maam, yaitu iedra !itam dan iedra puti!. iedra !itam disebabkan ole! infeksi jamur iedraia !ortae. &anyak ditemukan di daera! beriklim tropis, termasuk Indonesia. $edangkan iedra puti! disebabkan ole! jamur 6ri!osporon beigelii. &anyak ditemukan di daera! beriklim dingin, belum perna! ditemukan di Indonesia.
?) nikomikosis adala! mikosis yang terjadi pada kuku. enyakit ini disebabkan ole! berbagai maam jamur, terutama 2andida sp. dan dermatofita lain. enyakit ini tersebar di seluru! dunia termasuk di Indonesia. @) lantaris adala! mikosis yang terjadi pada stratum korneum telapak tangan dan kaki dengan berak-berak ber+arna tengguli !itam, kadang bersisik. enyakit dengan nama lain 6inea igra almaris ini, disebabkan ole! jamur 2ladosporium +erneki atau 2ladosporium mansoni. enyakit ini banyak ditemukan di merika $elatan dan 6enga!, di Eropa dan sia sangat jarang ditemukan. A) urap adala! mikosis yang terjadi pada permukaan kulit. enyakit yang termasuk kelompok dermatofitosis (mitosis superfisial ole! jamur dermatofita) ini disebabkan ole! infeksi jamur golongan dermatofita, seperti 6ry!op!yton, 5irosporum dan Epidermop!yton. enyakit ini banyak ditemukan di Indonesia. 7) 6inea kapitis adala! dermatofitosis yang terjadi pada kulit kepala. enyakit ini disebabkan ole! jamur golongan dermatofita terutama 6ri!op!yton rubrum, 6. mentagrop!ytes dan 5irosporum gypseum. enyakit ini sering terjadi pada anakanak yang dapat ditularkan dari binatang peli!araan misalnya kuing dan anjing. 6api juga dapat menginfeksi orang de+asa. ") 6inea korporis adala! dermatofitosis yang terjadi pada kulit +aja! berminyak, tubu! dan tungkai. enyakit ini disebabkan ole! 6ri!op!yton, 5irosporum, dan E. floosum. enyakit ini banyak terdapat di daera! beriklim tropis terutama di Indonesia. 9) 6inea Imbrikata adala! dermatofitosis yang terjadi pada kulit badan keuali kepala, telapak tangan dan kaki, berupa sisik kasar konsentris. Disebabkan ole! jamur 6ri!op!yton onentrium. enyakit ini ditemukan di daera! tropis dan endemis di beberapa daera! di Indonesia (Ja+a, alimantan, Irian Jaya dan lain-lain). 1#) 6inea fa/osa adala! dermatofitosis yang terjadi di kulit kepala namun juga dapat menyebar ke rambut dan kuku menimbulkan bau yang k!as yang disebut mousy odor. Disebabkan ole! jamur 6. s!oenleini, kadang-kadang 6. /iolaeum dan 5. gypseum. enyakit ini ditemukan di olandia, :usia, 5esir, &alkan dan negeri-negeri sekitar aut 6enga!. 11) 6inea kruris adala! dermatofitosis yang mengenai pa!a atas bagian tenga!, daera! inguinal (daera! lipat pa!a), pubis, perineum (antara anus dan kemaluan) dan daera! perianal (dekat lubang anus). Disebabkan ole! jamur dari spesies 6ri!op!yton, 5irosporum dan E.
14) 6inea pedis adala! dermatofitosis yang menginfeksi telapak kaki dan sela jari kaki. enyakit ini biasa disebut dengan kutu air. enyakit ini disebabkan ole! jamur 6. rubrum dan 6. mentagrop!ytes. 6ersebar luas di daera! tropis dan lainnya, terutama Indonesia. 1>) 6inea barbae adala! dermatofitosis yang menyebabkan terjadinya peradangan pada rambut. enyakit ini disebabkan ole! jamur oofilik, seperti 6. /erruosum. enyakit ini belum perna! ditemukan di Indonesia. 1?) 6inea unguium adala! dermatofitosis yang membuat kuku menjadi rapu! dan terkikis. Disebabkan ole! jamur genus 6ri!op!yton dan 5irosporum. enyakit ini terdapat di seluru! dunia b. Mikosis subkutan Ini adala! infeksi yang mempengaru!i dermis dan jaringan ba+a! kulit lainnya
dari penderita. Infeksi ini umumnya terjadi ketika patogen menembus dermis selama atau setela! trauma kulit. esi kemudian menyebar seara lokal tanpa penetrasi lebi! dalam. amun, beberapa jamur dapat menyebabkan mikosis dalam, terutama pada pasien dengan kelainan yang mendasari para!. $ebua! onto! umum adala! mikosis subkutan $porotri!osis,
disebabkan
ole!
$porot!ri0
s!enkii.
2!romomyosis,
p!aeo!yp!omyosis, !romoblastomyosis, lobomyosis, r!inosporidiosis dan myetomas merupakan onto! lain dari mikosis subkutan. c. Mikosis Cutaneous 5yoses 2utaneous adala! infeksi yang memperpanjang lebi! dalam lapisan
epidermis serta rambut in/asif dan penyakit kuku. Jamur yang bertanggung ja+ab untuk menyebabkan infeksi ini dikenal sebagai dermatofit. Infeksi ini dapat menyebabkan banyak rasa sakit dan ketidaknyamanan sebagai organisme ini menembus jau! ke dalam kulit. urap atau tinea, adala! onto! umum dari mikosis kulit. &eberapa onto! lain dari mikosis kulit yang menyebabkan jamur termasuk 5irosporum, Epidermop!yton dan trikofiton. d. Mikosis Sistemik 5ikosis sistemik diyakini yang paling berba!aya dari semua infeksi jamur. 'al
ini terutama karena mereka menyerang organ internal dengan langsung masuk melalui paru-paru, saluran penernaan atau infus. Ini dapat disebabkan ole! dua kelompok jamur, jamur patogen primer atau jamur oportunistik. 2onto! penyakit jamur milik kelompok pertama
meliputi
blastomyosis,
!istoplasmosis,
paraoidioidomyosis
dan
oidiomyosis. Jamur oportunistik umumnya mempengaru!i orang-orang dengan sistem
kekebalan yang lema! atau dengan beberapa aat metabolisme yang serius. enyakit yang termasuk dalam kategori ini adala! kriptokokosis, kandidiasis, dan aspergillosis. 1) oardiosis 5erupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni pembengkakan
jaringan
yang
terkena
dan
terjadinya
lubang-lubang
terjadi yang
mengeluarkan nana! dan jamurnya berupa granula. enyebabnya adala! oardia asteroides. 4) 2andidiasis 5erupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubu! seperti jantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga /agina. Infeksi ini terjadi karena faktor predisposisi, misalnya diabetes, ID$, daera! kulit yang lembab dan obesitas. enyebabnya adala! 2andida albians. >) tinomyosis 5erupakan mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernana! disertai dengan terjadinya abses dan fistula. enyebabnya adala! tinomyes bo/is. ?) 5aduromyosis(5adurafoot) 5erupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki. ejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nana! dan granula. enyebabnya adala! lles!eris boydii, 2ep!alosporium faliforme, 5adurella myetomi, dan 5adurella grisea. @) 2oidioidomyosis 5erupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan ole! 2oidioides immitis. ejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis. A) $porotri!osis 5erupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan terjadinya benjolan gumma, ulus dan abses yang biasanya mengenai juga kulit dan kelenjar lymp!a superfisial. enyebabnya adala! $porotri!um s!enkii. ejala a+alnya berupa benjolan (nodul) di ba+a! kulit kemudian membesar, mera!, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulus. odul yang sama terjadi sepanjang jaringan lymp!a. 7) &lastomyosis 5erupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, /isera, tulang dan sistem saraf. enyebabnya adala! &lastomyes dermatitidis dan &lastomyes brasieliensis. &lastomyosis kulit gejalanya brupa papula atau pustula yang berkembang menjadi ulus kronis dengan jaringan granulasi pada alasnya. ulit yang sering terkena
adala! +aja!, le!er, lengan dan kaki. &ila menyerang organ dalam, gejalanya mirip tuberulosis. 5ikosis sistemikBprofunda iala! penyakit jamur yang mengenai alat dalam. enyakit ini dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam (misalnya paru), melalui luka, atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lain. Jamur yang ber!asil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau menyebabkan penyakit sistemik (misalnya, !istoplasmosis). 5ikosis sistemik terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan ole! jamur dengan gejala klinis tertentu di ba+a! kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital, susunan kardio/askular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit. ;ntuk menegakkan diagnosis selain dari gejala C gejala k!as setiap jamur, diagnosis suatu penyakit jamur !arus dibantu dengan pemeriksaan laboratorium yaitu = 1. Pemeriksaan langsung ;ntuk meli!at apaka! adanya infeksi jamur perlu dibuat preparat langsung dari
kerokan kulit, rambut, atau kuku. $ediaan ditetesi dengan larutan ' 1#F 1# C ?# F dengan maksud melarutkan keratin kulit atau kuku se!ingga akan tinggal kelompok !ifa. $esuda! 1@ menit atau sesuda! dipanasi di atas api keil, jangan sampai menguap kemudian di li!at di ba+a! mikroskop ($iregar, 4##4). 2. Pembiakan atau kultur embiakan dilakukan dalam media agar sabaroud pada su!u kamar (4@ C ># #2), kemudian dalam 1 minggu dili!at dan dinilai apaka! ada peruba!an atau pertumbu!an. 'al C !al yang perlu diper!atikan = bentuk koloni, +arna koloni, jenis koloni ($iregar, 4##4). 3. Reaksi imunologis Dengan menyuntikkan seara intrakutan semaam antigen yang dibuat dari koloni jamur, reaksi ( G ) berarti infeksi ole! jamur (G), misalnya = 1) :eaksi !istoplasmin ntigen yang dibuat dari pembiakan !istoplasma. alau (G) berarti infeksi !istoplasma (G). 4) :eaksi trikofitin ntigen yang dibuat dari pembiakan s!enkii. alau (G) berarti ada infeksi 6rikopiton >) :eaksi sporotrikin ntigen dibuat dari koloni $porotriium s!enkii. alau (G) berarti infeksi ole! spesies $porotrikum($iregar, 4##4). 4. Biopsi atau pemeriksaan histopatologi !usus dilakukan untuk pemeriksaan penyakit jamur golongan mikosis dalam. Dengan pe+arnaan k!usus dari suatu jaringan biopsy, dapat diari elemen jamur dalam
jaringan tersebut. e+arnaan k!usus seperti pe+arnaan ram, 'E, dan $ dapat me+arnai elemen jamur dalam jaringan se!ingga tampak jelas. $elain itu, pemeriksaan !istopatologi sangat penting untuk meli!at reaksi jaringan akibat infeksi jamur ($iregar, 4##4). . Pemeriksaan !engan sinar "oo! $inar %ood adala! sinar ultra/iolet yang setela! mele+ati suatu Hjaringan +oodH, sinar yang tadinya polikromatis menjadi monokromatis dengan panjang gelombang >A## . $inar ini tidak dapat dili!at. &ila sinar ini diara!kan ke kulit atau rambut yang mengalami infeksi ole! jamur C jamur tertentu, sinar ini akan beruba! menjadi +arna yang ke!ijau C !ijauan atau flouresensi. pabila pemeriksaan dengan ara ini memberi flouresensi, pemeriksaan sinar +ood disebut positif, dan apabila tidak ada flouresensi disebut negati/e. Jamur C jamur yang memberikaan flouresensi adala! 5irosporum lanosum, 5irosporum audouinii, 5irosporum anis, dan 5alsseia furtur (penyebab tinea /ersikolor) ($iregar, 4##4). ada praktikum kali ini dilakukan 4 jenis diagnosis saja selain dari gejala-gejala k!as penyakit jamur tersebut juga dilakukan pemeriksaan langsung dengan membuat preparat menggunakan ' 1#F selanjutnya dikultur pada media D diinkubasi selama 7 !ari kemudian diamati kembali dengan 2&. $ebelum melakukan identifikasi seara makroskopis dan mikroskopis, mula-mula dibuat media D ( Potato Dextrose Agar ) terlebi! da!ulu. 5edia D merupakan media yang digunakan untuk budidaya jamur. Potato Dextrose Agar (D) adala! medium umum untuk pertumbu!an ragi dan jamur yang dapat dilengkapi dengan asam atau antibiotik untuk meng!ambat pertumbu!an bakteri ($agar, ryal.4#1@). D juga berguna untuk menjaga kultur dermatophyta tertentu. ntibiotik atau asam tertentu seperti loramfenikol, asam tartarat dan 2!lortetrayline dapat ditamba!kan sebagai agen selektif. Potato Dextrose Agar dengan 6 (sam tartarat) direkomendasikan untuk pemeriksaan mikroba dari produk makanan dan susu. Potato Dextrose Agar dengan loramfenikol direkomendasikan untuk budidaya selektif jamur dari sampel ampuran (is!a, :ijal. 4#1@). Potato Dextrose Agar terdiri dari de!idrasi Infusion kentang dan De0trose yang berfungsi mendorong pertumbu!an jamur. gar ditamba!kan sebagai agen pemadat. loramfenikol bertindak sebagai agen selektif untuk meng!ambat pertumbu!an bakteri yang berlebi!an dari mikroorganisme dari spesimen ampuran bersaing, sementara memungkinkan isolasi selektif jamur (is!a, :ijal. 4#1@).
5edia D dibuat dengan melarutkan @,4A gram media D ke dalam 1?# m auadest, kemudian di!omogenkan dengan bantuan pemanasan dan pengadukan. elarutan tidak bole! sampai mendidi! karena dapat merusak komponen penyusun media tersebut. emudian diukur p' media yang dibuat tersebut. pabila p' yang didapatkan bersifat asam, maka ke dalam media ditamba! a' #,#1 , dan apabila media bersifa basa, ditamba!kan '2l #,#1 . emudian media disterilisasi pada su!u 141 #2 selama 1@ menit dan dituang ke dalam petidisk steril. emudian ditamba!kan kloramfenikol ke dalam media tersebut sebanyak 1,? m.5edia yang suda! jadi kemudian dituang ke dalam petridisk steril dan siap digunakan. $elanjutnya, dilakukan persiapan sampel. $ampel yang digunakan saat praktikum yaitu sampel kerokan punggung, sampel kerokan kuku, sampel kerokan kepala dan sampel kerokan lengan. $ampel diambil dengan ara pili! bagian tubu! yang memiliki iri-iri berjamur seperti adanya lesi ber+arna puti! dengan tepi yang aktif, kemudian dilakukan desinfeksi dengan menggunakan al' 1#Fol 7#F pada bagian tubu! yang akan dikerok dan tunggu !ingga kering, 'al ini berfungsi untuk membersi!kan kotoran-kotoran yang menempel pada bagian kulit tersebut se!ingga mempermuda! dalam pengamatan !ifa maupun spora jamur nantinya, selanjutnya kerok bagian tubu! tersebut dengan menggunakan skapel. &agian kulit yang akan dikerok sebaiknya bagian pinggir lesi yang aktif dan tertutup dengan sisik. 'al ini dikarenakan pada bagian tersebut lebi! muda! untuk dikerok se!ingga sampel kerokan kulit yang diinginkan dapat segera diperole! kemudian !asil kerokan ditampung pada kertas lalu dibungkus !ingga rapat. Diamati diba+a! mikroskop dengan penamba!an 4-> tetes ' 1#F kemudian tutup dengan o/er glass, pembesaran a+al yang digunakan adala! pembesaran 1# kali. 'al ini bertujuan untuk menari lapang pandang pengamatan. $etela! didapatkan lapang pandangnya selanjutnya dilanjutkan dengan pengamatan pembesaran ?# kali. arutan ' 1#F ini berfungsi untuk melisiskan bagian keratin kulit yang ada dalam sampel dan yang tersisa adala! !yfa atau spora dari jamur (fungi) saja se!ingga memuda!kan dalam proses pengamatan diba+a! mikroskop. $etela! dilakukan pemeriksaan seara langsung, sampel ditanam pada media D dengan ara sampel kerokan diambil dengan ose yang tela! dielupkan kedalam larutan ' 1#F kemudian ditanam dengan menempelkan ose pada media D. 5edia yang tela! ditanami sampel kemudian diinkubasi dalam su!u ruangselama 7 !ari kemudian diamati seara makroskopis dan mikroskopis. Jamur yang tela! tumbu! pada media D tersebut merupakan kultur primer.
$eara makroskopis jamur dapat dili!at dari morfologi koloni berupa +arna, tekstur, bentuk, garis, radial, garis konsentris dan ada tidaknya eksudat. $edangkan pada pemeriksaan mikroskopis, dibutu!kan larutan 2& ( Lactate Cotton Blue). 2& merupakan metode yang paling banyak digunakan pe+arnaan dan mengamati jamur karena keseder!anaan penggunaannya. 2& memiliki tiga komponen, yaitu fenol, yang akan membunu! setiap organisme !idup* asam laktat yang memperta!ankan struktur jamur, dan cotton blue yang akan me+arnai kitin dalam dinding sel jamur (ek, strid. 1999). e+arnaan dengan 2& sangat muda! dilakukan, mula-mula disiapkan objek glass kemudian difiksasi objek glass tersebut di atas api bunsen. 6ujuan dari fiksasi ini adala! untuk meng!ilangkan lemak atau kotoran yang berada dalam objek glass se!ingga tidak mengganggu pengamatan. $elanjutnya diambil 4 tetes 2& dan diletakkan pada bagian tenga! objek glass. 5enggunakan ose, diambil isolat jamur di bagian tepi media D, kemudian ditamba!kan ke dalam objek glass yang tela! berisi 2& tersebut, di!omogenkan preparat seara perla!an agar tidak merusak komponen jamur tersebut kemudian ditutup dengan o/er glass. reparat kemudian diinkubasi selama 4# menit agar 2& tersebut meresap seara optimal ke dalam struktur jamur se!ingga +arna dinding sel nya pun ter+arnai seara optimal. 'indari terbentuknya gelembung karena bisa mempersulit proses pengamatan. engamatan kemudian dilakukan di ba+a! mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 1#0 dan ?#0. a. Jamur $ampel erokan ulit 6angan ada pemeriksaan sediaan langsung dari sampel kerokan kulit tangan tidak ditemukan spora maupun !ifa. engamatan makroskopis pada jamur kerokan kulit tangan pada media D kelompok 1 genap, setela! diinkubasi dan dilakukan pengamatan selama 7 !ari tidak terdapat pertumbu!an jamur, tampak depan media !anya terdapat titik !itam bekas dari sampel kerokan tangan, sedangkan tampak belakang media tidak terdapat apapun. 'asil ini didapatkan karena sampel kerokan tangan yang diambil kurang representatif, selain itu pada pemeriksaan sediaan langsung juga tidak ditemukan !ifa maupun spora jamur. b. Jamur $ampel erokan ulit epala ada pemeriksaan sediaan langsung dari sampel kerokan kulit kepala tidak ditemukan !ifa maupun spora jamur baik pada kelompok 4 genap dan kelompok 4 ganjil engamatan makroskopis pada jamur kerokan kulit kepala pada media D kelompok 4 genap dan kelompok 4 ganjil, setela! diinkubasi dan dilakukan pengamatan selama 7 !ari
terdapat pertumbu!an jamur pada kelompok 4 ganjil sementara kelompok 4 genap tidak terdapat pertumbu!an jamur. 'asil pada kelompok 4 ganjil seara makroskopis didapatkan koloni tampak depan dengan +arna puti! abu-abu dan tampak belakang koloni ber+arna kuning keokelatan, selain itu koloni ini juga memiliki bentuk rugase dan tekstur /el/ety, tanpa titik eksudat. pada pengamatn seara mikroskopis didapatkan jamur dengan iri-iri pola abang konidiofor yang dinamakan Monoverticillate(pola &). Monoverticillate memiliki sebua! +!orl terminal p!ialides dan pada beberapa spesies, sel terminal dari onidiop!ore adala! sedikit bengkak atau /esiulate (8isagie, 2.5. 4#1?).ada jamur tersebut juga ditemukan memiliki septa di bagian stipe. $epta adala! sekat pada !ifa yang membagi !ifa menjadi ruang-ruang. $epta memiliki pori untuk pergerakan sitoplasma(6im raktikum 5ikologi. 4#1A). ada !ifa tersebut juga ditemukan adanya nukleus (inti sel). $e!ingga diduga jamur ini adala! peniillium. Jamur Penicillium sp. merupakan sala! satu jamur yang paling umum ditemukan di beragam !abitat, dari tana! ke /egetasi udara, lingkungan dalam ruangan dan berbagai produk makanan.
(ola abang konidiofor pada Peniciullium sp.) $ampel kerokan kulit kepala ini diambil dari ketombe. $edangkan pada kelompok 4 genap tidak didapatkan pertumbu!an jamur, !al ini dikarenakan sampel kerokan kulit kepala yang diambil kurang representatif.. . Jamur $ampel erokan uku ada pemeriksaan sediaan langsung sampel kerokan kuku tidak ditemukan !ifa maupun spora. engamatan makroskopis pada jamur kerokan kuku pada media D kelompok 1 ganjil, setela! diinkubasi dan dilakukan pengamatan selama 7 !ari terdapat pertumbu!an jamur, pada inkubasi !ari ke >-@ terdapat koloni berbentuk bulat dengan !ifa puti! dan
tekstur ottony, pada inkubasi !ari ke A-7 didapatkan koloni meluas membentuk lingkaran yang lebi! besar dengan +arna uti! dan uning, tekstur ottony, topografi rugase, garis radial dan tidak terdapat titik eksudat. Dari irri-iri jamur seara makroskopis tersebut diduga adala! jamur 6ri!op!yton 5entagrop!ytes. 6ri!op!yton mentagrop!ytes adala! merupakan tenunan lilin, ber+arna puti! sampai puti! kekuningan yang agak terang atau ber+arna /iolet mera!. adang ba!kan ber+arna puat kekuningan dan oklat. oloninya seperti puti! !ingga krem dengan permukaan seperti tumpukan kapas pada D (tidak berpigmen). ambaran mikroskopis yaitu mikrokonidia yang bergerombolan, bentuk erutu yang jarang, terkadang !ifa berbentuk spiral. arakter dari jamur merupakan jamur filamentous yang menyerang kulit yang menggunakan keratin sebagai nutrisinya. eratin merupakan protein utama dalam kulit, rambut dan kuku (;ni/ersitas $umatra ;tara, 4##7). ada pengamatan seara mikroskopis didapatkan 'asil ini didapatkan !ifa aseptat dan misellium. $ampel ini diambil dari kerokan kuku kaki yang ber+arna kuning, keras, dan rapu!. d. Jamur $ampel erokan ulit unggung ada pemeriksaan sediaan langsung pada sampel kerokan kulit punggung pada ditemukan !ifa pada sampel kelompok > ganjil dan kelompok ? ganjil. engamatan makroskopis pada jamur kerokan kulit punggung pada media D kelompok > ganjil dan kelompok ? ganjil, setela! diinkubasi dan dilakukan pengamatan selama 7 !ari terdapat pertumbu!an jamur pada kedua kelompok. 'asil pada kelompok > ganjil seara makroskopis didapatkan koloni tampak depan dengan +arna !itam, sedangkan tampak belakang ber+arna kuning keoklatan, selain itu koloni ini memiliki tekstur po+der (tepung), topografi rugose, garis radial, dan tidak terdapat titik eksudat. ada pengamatan seara mikroskopis didapatkan bentuk !ifa aerial dengan spora, sporangiospore, sporangium, $porangiop!ore yang diduga jamur :!iopus. $elain itu juga ditemukan spora dan !ifa aseptat dan septet. $ampel ini diambil dari punggung yang memiliki iri-iri berak ber+arna puti! dengan tepi yang aktif. engamatan kelompok ? pada sediaan langsung ditemukan adanya !ifa. $etela! ditumbu!kan pada media D didapatka !asil pada pemeriksaan seara makroskopis didapatkan koloni yang !ampir memenu!i seluru! media dengan +arna tampak depan !itam dan tampak belakang ber+arna kuning keoklatan yang memiliki tekstur po+dery, topografi rugase, garis radial tanpa tetesan eksudat. ada !asil pemeriksaan mikroskopis didapatkan spora, !ifa dan didapatkan !ifa yang bagian dalamnya terdapat oidiospora,
selain itu juga didapatkan sporaiospora. $ampel yang diambil dari sampel punggung yang memiliki irri-iri sama seperti kelompok > ganjil. e. Jamur $ampel erokan ulit engan ada pemeriksaan sediaan langsung tidak ditemukan !ifa maupun spora jamur baik pada kelompok > genap dan kelompok ? genap. engamatan makroskopis pada jamur kerokan kulit lengan pada media D kelompok > genap dan kelompok ? genap, setela! diinkubasi dan dilakukan pengamatan selama 7 !ari terdapat pertumbu!an jamur pada kelompok > genap sementara kelompok ? genap tidak terdapat pertumbu!an jamur. 'asil pada kelompok > genap seara makroskopis didapatkan koloni tampak depan dengan +arna !ijau dengan pinggiran puti! dan tampak belakang koloni ber+arna kuning keokelatan, selain itu koloni ini juga memiliki topografi /errugase (koloni yang memiliki penampakan kusut dan keriput) dan tekstur /el/ety, tanpa titik eksudat. pada pengamatn seara mikroskopis didapatkan jamur dengan iri-iri pola abang konidiofor yang dinamakan Monoverticillate(pola &). Monoverticillate memiliki sebua! +!orl terminal p!ialides dan pada beberapa spesies, sel terminal dari onidiop!ore adala! sedikit bengkak atau /esiulate (8isagie, 2.5. 4#1?).ada jamur tersebut juga ditemukan memiliki septa di bagian stipe. $epta adala! sekat pada !ifa yang membagi !ifa menjadi ruang-ruang. $epta memiliki pori untuk pergerakan sitoplasma(6im raktikum 5ikologi. 4#1A). ada !ifa tersebut juga ditemukan adanya nukleus (inti sel). $e!ingga diduga jamur ini adala! peniillium. Jamur Penicillium sp. merupakan sala! satu jamur yang paling umum ditemukan di beragam !abitat, dari tana! ke /egetasi udara, lingkungan dalam ruangan dan berbagai produk makanan.
dapun !al-!al yang dapat mempengaru!i pemeriksaan kali ini adala!= 1. &agian kulit yang dijadikan sampel !arus memiliki iri-iri terinfeksi jamur agar !asil yang didapatkan /alid. 4. arutan ' 1#F yang digunakan dipastikan tanggal kadaluarsanya. >. lat yang digunakan baik itu objek dan o/er glass yang digunakan sebaiknya yang baru dan bersi! agar !asil yang diperole! lebi! maksimal.
?. ada proses fiksasi sampel di atas api, diper!atikan jangan sampai menguap karena dapat merusak struktur !ifa atau spora jamur yang ada pada sampel.
S#MP$%AN
ada praktikum kali ini dilakukan 4 jenis diagnosis saja selain dari gejala-gejala k!as penyakit jamur tersebut juga dilakukan pemeriksaan langsung dengan membuat preparat menggunakan ' 1#F 1#F selanjutnya dikultur pada media D diinkubasi selama 7 !ari kemudian diamati kembali dengan 2&. $ampel yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sampel kerokan kulit tangan, kerokan kulit kerokan kulit kepala, kerokan kulit lengan, kerokan kulit punggung dan kerokan kuku kaki. ada pemeriksaan sediaan langsung !anya ditemukan !ifa pada sampel kerokan kulit punggung. $elanjutnya dilakukan pembiakan pada media kultur, pada sampel kerokan kulit tangan sementara pada sampel kerokan kulit punggung, kerokan kuku namun pada sampel kerokan kulit kepala dan kerokan kulit lengan terdapat pertumbu!an jamur dan adapula yang tidak tumbu!. ada pengamatan seara makroskopis ditemukan koloni dengan +arna tampak depan puti! abu-abu, !itam, puti!, kuning, !ijau dengan pinggiran puti! dan +arna tampak belakang kuning keoklatan. 6opografi yang ditemukan yaitu rugose dan /erugose. 6ekstur yang ditemukan yaitu /el/ety, ottony dan po+dry, terdapat garis radial dan tidak terdapat tetesan eksudat. engamatan seara mikroskopis ditemukan spora, !ifa aseptat, !ifa septat, misellium, jamur yang diduga :!iopus, jamur eniillium dan jamur sporaiospora.
&A'(AR P$S(A)A
Ja+et, dkk.4#14.5ikrobiologi edokteran.Jakarta= E2 Jirna. 4#11. uang Ling!up "amur #P$).pptx. Denpasar= oliteknik ese!atan Denpasar. ek, strid. 1999). Preparation o% Lactophenol Cotton Blue &lide Mounts. KonlineL. 6ersedia= !ttps=BB+++.nbi.nlm.ni!.go/BpmBartilesB5217#A##9B. KDiakses= 4 o/ember 4#1A* 17.4? %I6L is!a, :ijal. 4#1@. Potato Dextrose Agar #PDA)' principle, composition and colony characteristics. KonlineL. 6ersedia= !ttps=BBmirobeonline.omBpotato-de0trose-agar pda-priniple-omposition-olony-!arateristisB. KDiakses= 4 o/ember 4#1A* 1A.47 %I6L. $agar, ryal.4#1@. Potato Dextrose Agar #PDA)( Principle, ses, Composition, Procedure and
Colony
Characteristics.
KonlineL.
6ersedia=
!ttp=BB+++.mirobiologyinfo.omBpotato-de0trose-agar-pda-priniple-usesomposition-proedure-and-olony-!arateristisB. KDiakses= 1 o/ember 4#1A* 1A.14 %I6L 6im raktikum 5ikologi. 4#1A. Mi!ology. Denpasar= oliteknik ese!atan Denpasar. 8isagie, 2.5. 4#1?). *denti%ication and nomenclature o% the genus Penicillium. KonlineK. 6ersedia= !ttps=BB+++.nbi.nlm.ni!.go/BpmBartilesB52?4A1"7AB. KDiakses = 1 o/ember 4#1A* 1A.>1 %I6L.
;ni/ersitas
$umatra
;tara.4##7.&ab
II
6injauan
ustaka.
(online).tersedia=!ttp=BBrepository.usu.a.idBbitstreamB14>?@A7"9B?A@>AB?B2!apter F4#II.pdf .KDiakses = 1 o/ember 4#1A* 1A.?? %I6L