PELAPORAN KORPORAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL SHENANIGANS MENDETEKSI MENDETEKSI FRAUD DAN GIMMICK AKUNTANSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
OLEH Khaerani Mahdinur Awlia Lina Oktaviani
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL SHENANIGANS MENDETEKSI FRAUD DAN GIMMICK AKUNTANSI DALAM LAPORAN KEUANGAN Apakah Shenanigans Keuangan?
Shenanigans
keuangan
adalah
tindakan
yang
dirancang
untuk
menyembunyikan atau mendistorsi kinerja keuangan atau kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen dengan tujuan menyesatkan investor tentang kinerja keuangan perusahaan atau kesehatan ekonomi. Akibatnya, investor sering tertipu untuk percaya bahwa pendapatan perusahaan yang besar, arus kas yang lebih kuat, dan kondisi neraca yang lebih aman dari yang sebenarnya terjadi. Beberapa shenanigans dapat dideteksi melalui jumlah yang disajikan pada laporan keuangan perusahaan seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas. Bukti shenanigans lain mungkin tidak secara eksplisit diatur dalam angka dan karena itu diperlukan ketelitian narasi yang terkandung dalam catatan kaki, pelaporan laba kuartalan, dan representasi lain yang bertujuan umum oleh manajemen. Adapun pengklasifikasian kejahatan keuangan (Shenanigans) menjadi tiga kelompok besar antara lain: Shenanigans Manipulasi Laba, Shenanigans Arus Kas, dan Key Metrik Shenanigans.
Shenanigans dipandang perlu disebabkan oleh berbagai hal, antara lain sebagai berikut:
a. Shenanigans merupakan ganjaran (faktor keserakahan). b. Dapat meningkatkan kinerja yang berhubungan dengan bonus. c. Dapat mencegah outcome negatif (fear factor). d. Dapat membantu perusahaan mendapatkan mendapatkan pembiayaan. e. Dapat menghilangkan persepsi pasar negatif. f. Dapat membantu perjanjian pembiayaan perusahaan g. Shenanigans sangat mudah untuk dilakukan. h. Terkadang berfungsi sebagai jebakan.
Adapun jenis-jenis perusahaan yang paling memungkinkan melakukan
Shenanigans antara lain sebagai berikut:
a. Perusahaan dengan lingkungan pengendalian yang lemah, dengan ciri:
2
1) Tidak ada anggota independen 2) Kurangnya auditor independen/kompeten 3) Fungsi audit internal yang tidak memadai b. Manajemen menghadapi tekanan kompetitif yang ekstrim atau diketahui atau diduga memiliki karakter yang dipertanyakan. c. Perusahaan dengan pertumbuhan cepat tetapi kecil. d. Perusahaan publik yang baru. e. Perusahaan swasta.
Jenis F inancial Shenanigans
1. Mengakui adanya pendapatana sebelum waktunya, atau mengakui pendapatan yang kualitasnya masih dipertanyakan: a. Mengakui pendapatan saat masih ada jasa yang belum diserahkan. b. Mengakui pendapatan sebelum pengiriman barang atau sebelum barang diterima dengan sah oleh konsumen. c. Mengakui pendapatan meskipun atas transaksi tersebut konsumen tidak wajib melakukan pembayaran. d. Melakukan transaksi penjualan pada pihak afiliasi e. Menyerahkan sesuatu yang berharga kepada konsumen sebagai “quid-pro-quo”; pada dasarnya transaksi yang terjadi adalah pertukaran yang seimbang. f. Melakukan gross-up atas pendapatan. 2. Mengakui adanya pendapatan palsu sebagai pendapatan: a. Mengakui penjualan yang tidak memiliki substansi ekonomis b. Mengakui kas yang diterima dalam transaksi pinjaman sebagai pendapatan c. Mengakui laba investasi sebagai pendapatan d. Mengakui potongan harga dari pemasok atas transaksi pembelian dimasa yang akan datang sebagai pendapatan. e. Mencatatkan pendapatan yang sebelumnya dengan sengaja tidak diakui dalam proses merger. 3. Meningkatkan laba dengan keuntungan insidental: a. Meningkatkan laba dengan menjual aset yang undervalued
b. Menyertakan keuntungan atau laba investasi sebagai bagian dari pendapatan. c. Melaporkan keuntungan atau laba investasi sebagai pengurang atas beban operasi d. Memunculkan laba dengan melakukan reklasifikasi atas akun laporan posisi keuangan. 4. Merubah periode pencatatan beban tahun berjalan ke periode sebelum atau setelahnya: a. Mengkapitalisasi biaya operasional, khususnya ketika sebelumnya entitas langsung membebankan biaya tersebut. b. Merubah kebijakan akuntansi dan merubah periode pencatatan beban tahun berjalan ke periode sebelumnya yang telah lalu c. Mengakui amortisasi dengan sngat lambat, masa manfaat diperpanjang. d. Tidak melakukan pencatatan penurunan nilai pada aset yang telah turun nilainya. e. Mengurangi cadangan aset. 5. Tidak melakukan pencatatan atau dengan sengaja mengurangi nilai liabilitas: a. Tidak melakukan pencatatan atas beban dan liabilitas terkait ketika kewajiban masa depan masih ada. b. Mengurangi nilai liabilitas dengan merubah asumsi akuntansi c. Mencatatkan cadangan yang diragukan dalam laporan laba rugi d. Menciptakan rabat (potongan harga) palsu. e. Mencatatkan pendapatan ketika kas diterima, meskipun sebenarnya masih ada kewajiban masa depan atas penerimaan kas tersebut. 6. Memindahkan pencatatan pendapatan periode berjalan ke periode yang akan datang. a. Menciptakan cadangan dan mencatatkannya sebagai laba di periode yang akan datang. b. Dengan sengaja menunda pencatatan pendapatan samapi dengan proses akuisisi selesai. 7. Memindahkan beban masa depan ke periode berjalan sebagai kerugian insidental. a. Dengan sengaja memperbesar nilai yang diakui sebagai kerugian insidental. b. Dengan sengaja menghapuskan nilai biaya penelitian dan pengembangan yang masih berjalan dari perhitungan akuisisi. c. Mempercepat beban diskresioner pada periode berjalan. Shenanigans Manipulasi Laba
Investor menilai tegas perusahaan eksekutif ketika perusahaan tersebut gagal untuk memenuhi ekspektasi pendapatan pada saat pelaporan kuartalan. Harga saham sering menderita penurunan dramatis ketika pendapatan dilaporkan tak sesuai harapan. Tidak mengherankan, jika kemudian untuk mengarahkan harga saham (dan paket kompensasi eksekutif) yang lebih tinggi, beberapa perusahaan
terlibat dalam berbagai kejahatan untuk memanipulasi laba. Ada 7 Shenanigans manipulasi laba (EM) menurut Scilit’s yang mengakibatkan
kekeliruan
pendapatan perusahaan berkelanjutan.
1. Mengakui pendapatan terlalu dini.
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi.
Proses laba harus substansial telah selesai. Adanya syarat dalam pertukaran. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Pengiriman barang sebelum penjualan selesai. Barang harus ditukar dengan uang tunai atau janji yang dapat diandalkan untuk membayar sebelum pendapatan diakui. Perlu diperhatikan pada pengiriman awal sebelum penjualan terjadi (terutama pada akhir kuartal) adalah sebagai berikut: a. Pengiriman sebelum tanggal pengiriman. b. Pengiriman barang dagangan hanya berisi bagian dari pesanan pelanggan c. Pengiriman barang dagangan kepada pelanggan yang telah membatalkan pesanan mereka. Kontrak jangka panjang dapat menjadi pengecualian (sering menggunakan persentase penyelesaian) tetapi hal ini dapat menjadi masalah, antara lain:
Ketidakpastian, yaitu perkiraan biaya masa depan. Tindakan interim pada tingkat penyelesaian menjadi sulit. Perubahan terhadap biaya dan penyelesaian dapat ditaksir untuk memanipulasi laba. Ketidakpastian poitik dapat mempengaruhi kontrak (misalnya, pesanan dibatalkan). Perusahaan baru dengan produk yang tidak pasti terhadap pasar.
b) Mengakui pendapatan pada saat adanya ketidakpastian penting Harus ada probabilitas tinggi bahwa barang akan dibayar dan tidak dikembalikan, dengan harus menentukan apakah:
Risiko dan manfaat kepemilikan telah ditransfer kepada pembeli.
Pembeli mungkin mengembalikan barang, dengan maksud apakah ada hak atas pengembalian. Pembeli tidak membayar barang, dengan maksud apakah pembeli memiliki pembiayaan untuk membayar barang. c)
Mengakui pendapatan pada saat tindakan lebih lanjut terkait layanan
yang akan datang. Seharusnya
hanya
mengakui
pendapatan
yang
diperoleh sampai saat ini, sedangkan penerimaan sisa adalah kewajiban.
Sering terjadi pada waralaba dengan kondisi: Mengakui pendapatan pada saat masih mempromosikan layanan yang akan datang. Hak mengembangkan wilayah untuk memiliki hak eksklusif dengan tujuan membuka waralaba daerah, maka perusahaan tidak boleh menganggap sebagai penghasilan saat ini (menunda sampai franchise terbuka).
4
2. Mengakui pendapatan fiktif.
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Mengakui pendapatan pada pertukaran asset yang sama. Tidak adanya pengakuan atas pendapatan pada pertukaran property yang sama. b) Mengakui pengembalian dana dari pemasok sebagai pendapatan. Retailer sering menerima pengembalian uang dari pemasok. Hal ini bukan merupakan pendapatan. c) Menggunakan estimasi fiktif pada laporan keuangan interim. Pada kondisi ini harus mengestimasi adanya retur penjualan, biaya jaminan yang akan datang. Pada laporan kuartalan, memperkirakan tingkat persediaan dan harga pokok penjualan, sering dilakukan dengan menggunakan persentase laba kotor. 3. Mendongkrak pendapatan dengan one time gains
Pendapatan harus dicatat setelah proses laba telah selesai dan pertukaran telah terjadi. Begitu pula dengan keuntungan hanya dilaporkan setelah pertukaran telah terjadi. Ada empat teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Meningkatkan profit dengan menjual asset yang mengabaikan nilai. Ini adalah bukan keuntungan. Contoh khas meliputi: menjual aset yang diperoleh dari suatu transaksi pooling, perusahaan yang menggunakan LIFO
(terutama
dengan
persediaan
yang
banyak
memungkinkan
manajemen untuk mengelola harga pokok penjualan), dan real estate atau asset lainnya yang diperoleh dalam waktu yang lama.
b) Meningkatkan profit dengan utang yang kadaluarsa. Ini sangat menarik ketika utang baru dikeluarkan pada tingkat yang lebih tinggi, profit tersebut tidak terulang. c) Gagal untuk memisahkan keuntungan atau kerugian yang tidak biasa dan tidak berulang dari pendapatan yang berulang. Misalnya keuntungan dari
aktivitas non operasi seperti penjualan asset, aktivitas yang tidak terusmenerus seperti penghentian bisnis.
d) Membenamkan kerugian pada operasi yang tidak berkelanjutan. Operasi yang tidak berkelanjutan mencakup operasi yang dihentikan, keuntungan/kerugian yang luar biasa, dan efek kumulatif pendapatan dari prinsip akuntansi yang berubah. 4. Mengalihkan beban ke periode sebelumnya atau ke periode yang akan datang.
Perusahaan harus memanfaatkan biaya yang dikeluarkan dengan menghasilkan manfaat di masa depan dan biaya tersebut yang tidak menghasilkan manfaat tersebut. jika aset tersebut tidak material atau manfaat yang akan diterima selama periode waktu yang singkat, item tersebut sebagai beban. Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat diterima. sebagai perusahaan menyadari manfaat dari menggunakan aset, aset atau sebagian ada dari harus ditulis sebagai beban periode. ketika ada penurunan tiba-tiba dan subtantial dari nilai suatu aset aset harus segera dihapuskan dan secara keseluruhan, bukan secara bertahap. Ada tiga tipe skenario dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Ketidaktepatan mengkapitalisasi biaya, dengan maksud mengalihkan beban ke periode selanjutnya. Kapitalisasi yang tidak tepat sering mencakup biaya start-up, biaya penelitian dan pengembangan, periklanan dan biaya administrasi. Hal itu dilakukan dengan menciptakan aset (aset ditangguhkan), juga dapat dilakukan dengan memasukkan beberapa biaya tersebut ke dalam persediaan (menunda biaya sampai barang tersebut dijual). b) Penyusutan atau amortisasi biaya terlalu lambat. Depresiasi yang lambat dapat mengakibatkan kekayaan bersih dan profit yang lebih tinggi. c) Gagal untuk melaporkan asset yang berharga. 5. Tidak diungkapkannya semua liabilities.
Sebagai perusahaan harus bertanggungjawab terhadap semua kewajiban jika kewajiban tersebut akan dilaporkan pada masa yang akan datang. Ada empat teknik dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut: a) Melaporkan pendapatan daripada kewajiban pada saat kas diterima.
b) Gagal untuk menambah kewajiban kontigen. c) Gagal untuk mengungkapkan komitmen dan kontinjensi. d) Melakukan transaksi untuk menjaga Debt off the books. 6. Mengalihkan pendapatan yang sekarang ke periode yang akan datang. Pendapatan harus dicatat pada periode di mana pendapatan itu diterima. Teknik dalam aturan ini adalah menciptakan cadangan untuk menggeser pendapatan penjualan pada periode selanjutnya. Pada kondisi ini terjadi karena: a) Dilakukan dengan menunda penjualan. b) Dilakukan untuk memperlancar pendapatan. c) Adanya Smoothing income yang biasanya membawa kejutan tidak menyenangkan di masa yang akan datang. d) Bersikap kritis terhadap perusahaan sukses yang memiliki cadangan besar. 7. Mengalihkan beban di masa yang akan datang ke periode sekarang.
Beban harus dibebankan terhadap pendapatan pada periode dimana manfaat tersebut diterima. Ada dua teknik dasar dalam aturan ini, antara lain sebagai berikut:
a) Percepatan beban diskresionari pada periode sekarang. b) Melaporkan depresiasi atau amortisasi yang terjadi pada masa yang akan datang.
Shenanigans Arus Kas
Banyaknya skandal pelaporan keuangan dan penyajian kembali laba dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan banyak pertanyaan pada investor,
apakah laba yang dilaporkan bisa bebas dari manipulasi manajemen. Investor telah memperluas fokus mereka untuk menyertakan Laporan Arus Kas khususnya bagian yang menyoroti arus kas dari operasi (CFFO).
Investor
mulai
memendam
kecurigaan
tentang
pelaporan
keuangan
perusahaan: bahwa manajemen sekarang memainkan trik untuk mencemari arus kas dari operasi. Sayangnya, kecurigaan ini dijalankan dengan baik. Investor tidak bisa lagi percaya bahwa manajemen akan melaporkan arus kas jujur dan tanpa kebijaksanaan. Untuk membantu investor menavigasi penipuan arus kas, Scilit’s
telah mengidentifikasi empat Shenanigans Arus Kas (CF) berikut yang dapat mengakibatkan kekeliruan dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dari operasinya:
1. Cash Flows Shenanigans No 1: Mengalihkan Pembiayaan Arus Kas masuk pada Bagian Operasi. 2. Cash Flows Shenanigans No 2: Mengalihkan Arus Kas keluar operasi normal untuk Bagian Investasi. 3. Cash Flows Shenanigans No 3: Menggembungkan Operasi Arus Kas dengan menggunakan Akuisisi atau Pelepasan. 4. Cash Flows Shenanigans No. 4: Meningkatkan Arus Kas Operasi dengan menggunakan aktivitas yang tidak berkelanjutan.
Mendeteksi F inancial Shenanigans
Ukuran yang dapat digunakan sebagai indikasi awal adanya financial shenanigans adalah: 1. Entitas dengan penurunan Arus Kas dari Kegiatan Operasi yang sangat tajam relatif terhadap laba bersih. 2. Entitas dengan pertumbuhan penjualan tahunan yang tinggi, namun kemudian diikuti dengan pertumbuhan yang rendah atau negatif. 3. Entitas dengan pertumbuhan piutang yang tinggi relatif terhadap penjualan – gunakan rasio Perputaran Piutang. 4. Entitas dengan tingkat persediaan yang tinggi relatif terhadap penjualan dan harga pokok penjualan – gunakan rasio Perputaran Persediaan.
5. Entitas dengan penurunan laba kotor yang paling relatif rendah atau paling tinggi. 6. Entitas dengan peningkatan yang signifikan pada aset tak berwujudnya. 7. Entitas dengan nilai pendapatan tangguhan yang tinggi Penyaringan juga dapat dilakukan pada entitas dengan kata kunci berikut ini: 1. Pertumbuhan prinsip atau estimasi akuntansi 2. Adanya pendanaan oleh konsumen atau perpanjangan jangka waktu kredit 3. Perubahan kebijakan akuntansi 4. Perubahan klasifikasi akun 5. Perubahan Auditor eksternal 6. Perpanjangan pada termin pembayaran 7. Bill and hold
8. Termin kredit yang lebih liberal 9. Insider stock sales
10. Transaksi nonkeuangan 11. Transaksi pihak berelasi 12. Decline in backlog 13. Layaway sales
Apabila ditemukan adanya entitas yang memenuhi kriteria penyaringan awal di atas, langkah selanjutnya adalah penelusuran lebih lanjut informasi yang dikeluarkan oleh entitas berupa: 1. Laporan Auditor Independen a. Ada tidaknya opini audit WTP b. Reputasi auditor 2. Catatan atas Laporan Keuangan a. Kebijakan akuntansi dan perubahan atas kebijakan akuntasi b. Transaksi hubungan istimewa c. Kontinjensi dan komitmen 3. Laporan Tahunan a. Laporan Direksi
Penyampaian laporan, apakah langsung pada fokusnya atau tidak
b. Diskusi dan Analisis
Pengungkapan spesifik
Konsistensi dengan CALK
Bagaimana entitas menilai kondisi keuangan, likuiditas, dan rencana biaya modal untuk periode yang akan datang.
c. Lainnya
Litigasi dan tuntutan hukum lainnya
Remunerasi direksi dan komisaris
Transaksi hubungan istimewa
4. Prospektus
Kinerja masa lalu
Kualitas manajemen, direksi, dan komisaris
Hal - hal lain yang perlu diperhatikan: 1. Keberatan dan indenpedensi Komite Audit 2. Penggunaan kebijakan akuntansi yang agresif. 3. Ada tidaknya tuntutan hukum yang masih berjalan, khususnya yang memiliki konsekuensi tinggi bagi entitas. 4. Ada tidaknya komitmen dalam bentuk kontrak pembelian jangka panjang, khususnya jika klausul dalam kontrak ternyata merugikan entitas. 5. Ada tidaknya perubahan pada estimasi atau prinsip akuntansi yang digunakan. 6. Penekanan pada penjelasan dari Direktur Utama, Khususnya untuk menilai integritas manajemen: apakah penjelasan yang diberikan merupakan pengalih perhatian dari kondisi keuangan sebenarnya dan apakah terjadi pergantian yang cukup sering pada jajaran manajemen atas
Analisis atas Laporan Keuangan.
Analisis atas laporan keuangan entitas dilakukan dengan tiga langkah utama berikut ini: 1. Melakukan common soze analysis atas Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain. 2. Membaca dengan seksama Catatan Atas Laporan Keuangan dan penjelasan kualitatif lainnya sesuai daftar yang ada di atas. 3. Membandingkan Arus Kas dari Kegiatan Operasi entitas dengan Laba Bersihnya.
Common Size Analysis Common Size Analysis adalah teknik yang digunakan oleh analis untuk menetukan porsi dari
komponem Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain terhadap suatu angka tertentu, yaitu Nilai total Aset untuk komponem Laporan Posisi Keuangan, dan Nilai Total Pendapatan untuk komponem Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain. Hasil dari Common Size Analysis dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesehatan dan kemampuan suatu entitas. Common Size Analysis dapat dilakukan dalam bentuk vertikal dan horizontal. Analisis vertikal dilakukan untuk suatu periode tertentu, sementara analisis horizontal dilakukan untuk beberapa periode dengan suatu periode dijadikan sebagai periode dasar. Analisis vertikal memungkinkan analis untuk melihat struktur dan perubahan dalam struktur Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Aturan umumnya adalah:
Struktur komponem kedua laporan tersebut akan relatif stabil tanpa banyak perubahan yang signifikan.
Persentase perubahan pendapatan akan tercemen dalam perubahan akun beban dan modal kerja entitas.
Tabel 1. Daftar indikasi adanya shenanigans (warning signs) Dalam Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain No Tanda - tanda Potensi Masalah/Shenanigans
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12
Nilai Kas dan Kas Ekuivalen yang turun lebih rendah dari penurunan Nilai Total Aset Nilai Piutang yang tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan Nilai Penjualan/Pendapatan
Masalah likuiditas, ada kemungkinan perlu melakukan pinjaman
Kemungkinan aanya Pengakuan Pendapatan yang terlalu agresif pengakuan pendapatan dipercepat atau pemberian perpanjangan waktu piutang pada konsumen Nilai Piutang yang meningkat Piutang kemungkinan diklasifikasikan lebih lambat dari pada dalam kategoti aset lain peningkatan Nilai Penjualan/Pendapatan Pencadangan (penurunan nilai) Kemungkinan penggelembungan laba piutang menurun relatif terhadap nilai piutang Nilai piutang yang belum Proporsi pendapatan yang diakui ditagihkan tumbuh lebih cepat berdasarkan metode percentage-ofdari pada pertumbuhan completion meningkat penjualan atau piutang yang telah ditagihkan Nilai persediaan tumbuh lebih Persediaan kemungkinan telah usang, cepat dari pada penjualan, harga membutuhkan penghapusan, atau pokok, atau utang usaha entitas lalai membebankan sebagaian harga pokok penjualan Pencadangan (penurunan nilai) Kemungkinan pengglembungan laba persediaan menurun secara relatif terhadap nilai persedian Persentase Beban Dibayar Kemungkinan terjadinya kapitalisasi Dimuka terhadap Total Aset yang tidak wajar terhadap beban entitas meningkat tajam operasi Persentase Aset Lainnya Kemungkinan terjadinya kapitalisasi terhadap Total Aset entitas yang tidak wajar terhadap beban meningkat secara signifikan operasi Persentase Harga Perolehan Aset Kemungkinan terjadinya kapitalisasi Tetap terhadap Total Aset entitas atas Beban Perawatan dan Perbaikan meningkat tajam Persentase Harga Perolehan Aset Kegagalan Investasi pada Aset Tetap Tetap Terhadap Total Total Aset di tahun berjalan entitas menurun tajam Nilai Akumulasi Penyusutan Kelalaian dalam pengakuan ilai mengalami penurunan saat nilai pensutan yang wajar –
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Harga Perolehan Aset Tetap mengalami peningkatan Persentase Goodwill terhadap Total Aset entitas menigkat tajam
penggelembungan laba
kemungkinan pengklasifikasian aset berwujud sebagai goodwill untuk menghindari pengakuan beban penyusutan Pertumbuhan Utang Usaha yang Kelalaian dalam melakukan jauh lebih tinggi dari pada pembayaran atas utang terkait pertumbuhan Pendapatan pembelian persediaandan perlengkapan – potensi pengeluaran kas yang tinggi pada periode yang akan datang Persentase Beban yang masih Kemungkinan Pengglebungan laba harus dibayar terhadap Total Aset entitas mengalami penurunan Nilai Pendapatan yang Bisnis entitas mengalami penurunan Ditangguhkan mengalami atau entitas menggelembungkan penurunan saat nilai Pendapatan pendapatan meningkat Persentase Harga Poko terhadap Kemungkinan adanya tekanan atas Penjualan meningkat dengan kebijakan penetapan harga sehingga cepat laba kotor menurun Persentase Harga Pokok Kemungkinan entitas lalai untuk terhadap Penjualan mengalami mengalihkan biaya produk dari penurunan persediaan ke harga pokok Persentase Harga Pokok Laba kotor yang tidak stabil dapat terhadap Penjualan mengalami menunjukan adanya accounting fluktuasi yang signifikan secara irregularities. periodic Persentase Beban Operasional Kemungkinan terjadinya kapitalisasi terhadap Pendapatan mengalami yang tidak wajar terhadap beban penurunan tajam operasi Persentase Beban Operasional Kemungkinan adanya penurunan terhadap Pendapatan mengalami efisiensi entitas, menghasilkan beban peningkatan secara signifikan lebih tinggi untuk setiap unit yang terjual. Sebagian besar Laba Bersih Bisnis utama entitas mengalami sebelum Pajak berasal dari penurunan Keuntungan insidentil Persentase Beban Bunga Potensi pengeluaran kas yang lebih terhadap Nilai Utang Jangka tinggi Panjang mengalami peningkatan yang signifikan Persentase Beban Bunga Kemungkinan terjadinya kapitalisasi terhadap Nilai Utang Jangka yang tidak wajar terhadap beban Panjang mengalami penurunan bunga yang signifikan
Dalam Laporan Arus Kas No Tanda - tanda Nilai Arus Kas dari Kegiatan Operasi entitas jauh lebih renda 1 dibandingkan dengan nilai Laba Bersih Entitas lalai untuk 2 mengungkapkan rincian Arus Kas dari Kegiatan Operasi Penerimaan kas entitas sebagaian besar berasal dari 3 penjualan aset, pinjaman, atau tambahan modal
Potensi Masalah / Shenanigans Kualitas Laba dipertanyakan atau pengeluaran untuk modal kerja terlalu tinggi Entitas kemungkinan berusaha untuk menyembunyikan sumber masalah dari masalah arus kas operasional Tanda-tanda kelemahan entitas, khususnya apabila penerimaan kas hanya berasal dari penjualan aset, pinjaman, atau tambahan modal
Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, Laporan Tahunan, Laporan Audit Independen No Tanda - tanda Potensi Masalah/Shenanigans
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12
Usaha untuk menyembunyikan masalah operasional Usaha untuk menyebunyikan masalah Perubahan Estimasi Akuntansi operasional untuk menyembunyikan Perubahan Klasifikasi Akuntansi Usaha masalah operasional Perubahan KAP yang Tanda – tanda klien yang beresiko melakukan eksternal auditor Perubahan Chief Financial Tanda – tanda klien yang beresiko Officer Adanya investigasi dari Dapat mengakibatkan adanya Bapepam atau OJK restatement atas laporan keuangan Komitmen Jangka Kemungkinan adanya pengeluaran kas Panjang/Kontinjensi yang besar dimasa depan Adanya tuntutan hukum atau Kemungkinan adanya pengeluaran kas potensial adanya tuntutan hukum yang besar dimasa depan adanya Kebijakan akuntansi yang liberal Kemungkinan penggelembungan laba dalam laporan keuangan Insentif manajemen yang Kemungkinan adanya financial shenanigans sebagai sarana untuk misguided meningkatkan laba, bonus, dan harga saham Lingkungan pengendalian yang Menimbulkan kesempatan untuk lemah melakukan financial shenanigans Kekhawatiran auditor Tanda – tanda klien yang beresiko Perubahan Kebijakan Akuntansi
Kemungkinan penggunaan financial lebih tinggi shenanigans yang dibandingkan manajemen yang lebih konservatif Pengendalian metode percentage Adanya kemungkinan of completion untuk pengakuan penggelembungan pendapatan pendapatan Penggunaan metode bill and Ada kemungkinan penggelembungan untuk pengakuan pendapatan hold pendapatan Ketergantungan yang berlebihan Potensi masalah bisnis dan keuangan pada beberapa konsumen di masa depan jika salah satu konsumnen meninggalkan entitas Konsumen utama mengalami Bisnis dan Keuangan entitas dapat masalah keuangan melemah bila konsumen utama mengalami kebangkrutan Ada kemungkinan penggelembungan Penjual mendanai konsumen pendapatan, dan bisnis entitas kemungkinan lebih lemah dari yang dibayangkan Konsumen memiliki hak untuk Kemungkinan pendapatan diakui mengembalikan produk sebelum waktunya Ada kemungkinan penggelembungan Transaksi barter pendapatan Penjual memberikan waran Ada kemungkinan penggelembungan saham kepada konsumen pendapatan Adanya kapitalisasi atas bunga Ada kemungkinan penggelembungan atau software Laba Adanya liabilitas yang tidak Kewajiban atas kas di masa depan tercatat, seperti opsi saham lebih tinggi dari ekspektasi dan ada kemungkinan penggelembungan laba Kelalaian dalam menentukan Ada kemungkinan bank akan menarik pinjaman yang berdampak buruk pada debt covenant posisi kas entitas Tidak adanya pihak independen Lingkungan pengendalian yang lemah pada jajaran direksi/komisaris dapat menimbulkan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan financial shenanigans Beban operasi masa depan telah Dapat mengakibatkan dibayar dimuka penggelembungan pada laba operasi di masa depan Manajemen yang promosional
13
14
15
16
17
18
19 20 21 22 23
24
25
26
Checklist 1 : Tanda-tanda Kemungkinan adanya Laporan Keuangan yang Menyesatkan Pemilihan Kebijakan AKuntansi Terlalu Liberal
Merubah kebijakan akuntansi
Tidak memiliki dasar/alasan yang jelas
Menangguhkan Biaya
Laba akan overstated
Melakukan income smooting
Laba akan understated
Mengakui pendapatan lebih cepat
Laba akan overstated
Kurang menyisihkan cadangan untuk beban
Laba akan overstated
Merubah biaya diskresioner
Manipulasi laba
Kualitas pengendalian yang rendah
Resiko adanya shenanigans
Mengganti KAP
Resiko adanya shenanigans
Melakukan “big bath”
Laba masa depan akan meningkat
Area Permasalahan Utama
Berdasarkan contoh kasus yang dibahas dalam buku teks, sebagian besar financial shenanigans berasal dari 2 (dua) area permasalahan utama: 1. Akuntansi untuk akuisisi 2. Akuntansi untuk pengakuan pendapatan Kemungkinan shenanigans terkait akuntansi untuk akuisisi: 1. Melakukan menghasilkan
akuisisi laba.
dengan
menggabungkan
Penggabungan
ini
hanya
entitas akan
yang
tidak
meningkatkan
pendapatan, laba, dan harga saham secara jangka pendek. Akan memberikan keuntungan bagi yang melakukan penggabungan, namun akan merugikan bagi investor jangka panjang. 2. Menggeser kerugian ke periode “ stub”. Stub-period adalah suatu periode yang muncul karena perbedaan periode pelaporan antara entitas yang mengakuisisi dengan entitas yang diakuisisi. Stub-period ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan menahan pengakuan pendapatan dan meningkatkan pengakuan beban. 3. Melakukan write-off sebelum dan sesudah akuisisi 4. Melepaskan cadangan yang tercipta akibat adanya write-off . 5. Merubah Alokasi harga akuisisi terjadi, meningkatkan alokasi harga akuisisi pada goodwill dan mengakui beban akuisisi sebagai aset.
6. Melakukan akuisisi dengan meminta adanya potongan harga akuisisi, yang kemudian diakui sebagai pendapatan bagi entitas yang melakukan akuisisi. 7. Memberikan waran saham sebagai pemanis untuk komitmen pembelian masa depan. Beberapa transaksi yang dikhawatirkan akan menimbulkan kesempatan untuk melakukan financial shenanigans terkait dengan akuntansi untuk pengakuan pendapatan adalah: 1. Pendapatan dari kontrak kontruksi jangka panjang. Kontrak jangka panjang memberikan alternatif pengakuan pendapatan pada
saat
penyelesaian
kontrak
atau
sesuai
dengan
persentase
penyelesiannya. Pengakuan pendapatan menggunakan metode persentase penyelesaian mengandung ketidakpastian yang tinggi karena melibatkan estimasi atas biaya masa depan dan kejadian masa depan. Tanda-tanda yang perlu diperhatikan adalah jika nilai Piutang yang Belum Ditagihkan tumbuh lebih cepat dari nilai Piutang atau Penjualan, maka penggunaan metode persentase penyelesaian kemungkinan tidak tepat atau digunakan dengan agresif.
2. Penjualan konsinyasi. Perhatikan apakah entitas (sebagai consignor ) mencatat pendapatan saat pengiriman produk kepada retailer (sebagai consignee) 3. Penjualan cicilan 4. Pendapatan dari penyewaan aset (leasing) Yang perlu diperhatikan adalah: a. Apakah entitas telah merubah pengakuan dari operating lease menjadi finance lease, (dalam hal ini sales-type lease). Pendapatan jangka
pendek dari sales-type lease akan lebih tinggi dibandingkan sekedar penerimaan sewa dalam operating lease.
b. Apakah ada perubahan pada asumsi finance lease, khususnya pada tingkat diskonto dan nilai sisa. Tingkat diskonto yang leboh rendah dan nilai sisa yang lebih tinggi akan menggeser pendapatan ke tahun awal periode sewa. Analisis Menggunakan Rasio Keuangan
Rasio Protabilitas – Mengukur kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu. a. Gross profit margin
=
Laba kotor/penjualan
b. Operating margin
=
laba operasi/penjualan
c. Net profit margin
=
laba bersih setelah pajak (LBSP)/penjualan
d. Return on asset (ROA)
=
LBSP/total aset
e. Retuen on equity (ROE)
=
LBSP/total ekuitas
f. Earnings per share (EPS) =
LBSP/jumlah saham beredar
Rasio Likuiditas – mengindikasikan jumlah kas atau aset jangka pendek (seperti piutang dan persediaan) yang tersedia. Apabila tingkat likuiditas meningkat terlalu tinggi, maka entitas mengorbankan profitabilitasnya: apabila tingkat likuiditas turun terlalu rendah, entitas menghadapi potensi tidak dapat membayar kewajibannya. a. Current ratio
=
aset lancar/liabilitas lancar
b. Working capital =
aset lancar – liabilitas lancar
c. Quick ratio
(kas+piutang)/liabilitas lancar
=
Semakin tinggi nilai working capital , maka cadangan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan kas tak terduga semakin tinggi.
Rasio solvency – merefleksikan
kemampuan
entitas
untuk
memenuhi
kewajibannya, mengindikasikan bagaimana entitas mendanai kegiatan operasinya. Apabila entitas memiliki tingkat leverage yang tinggi, maka risiko yang dihadapi juga semakin besar; apabila tingkat leverage-nya rendah, maka kemungkinan
entitas tersebut tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk mendapatkan pendanaan jangka panjang untuk melakukan pertumbuhan. a. Debt to asset
=
total utang/total aset
b. Debt to equity
=
total utang/total ekuitas
c. Long-term debt to equity
=
utang jangka panjang/total ekuitas
d. Intersr coverage ratio
=
laba operasi/beban bunga
Rasio aktivitas – mengidedikasikan efisiensi produktif dari entitas. Secara umum, rasio aktivitas yang kuat dapat dikaitkan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, sebagai hasil dari tingginya efisiensi produktif. a. Inventory turnover
=
harga pokok /rerata persedian
b. Average days inventory
= 365/inventory/rerata piutang
c. Receivable turnover
=
penjualan/rerata piutang
d. Average receivable collection period = 365/receivable turnover Semakin tinggi nilai inventory turnover , semakin lama persediaan berada dalam entitas dan tidak terjual. Semakin tinggi receivable turnover, semakin lama piutang tidak terbayarkan. Analisis menggunakan rasio keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan periode tertentu dengan periode sebelumnya, atau antara rasio keuangan entitas tertentu dengan entitas lain dan dengan industrinya. Penggunaan rasio memang mudah dan sederhana, namun demikian tetap memiliki kelemahan, diantaranya:
Rasio hanya merupakan cerminan untuk ukuran tertentu seingga tidak perlu dianggap sebagai ukuran yang paling tepat.
Apabila terjadi manipulasi atas laporan keuangan, maka rasio yang digunakan tidak akan akurat.
Rasio hanya melibatkan informasi kuantitatif dalam laporan keuangan
Untuk memastikan bahwa pelaporan keuanan telah akurat, analis dan pembaca laporan keuangan perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut ini:
1. Pendapatan seharusnya diakui setelah proses perolehannya selesai dilakukan dan pertukaran dengan barang dan jasa telah terjadi. Sejala dengan hal itu, keuntungan seharusnya diakui ketika suatu aset non operasional dijual pada harga di atas harga bukunya. 2. Entitas melakukan pencatatan atas biaya yang telah terjadi dalam bentuk kapitalisasi sebagai aset jika ada manfaat masa depan atas biaya tersebut; dan membebankannya dalam periode berjalan bila tidak ada manfaat masa depan atas biaya tersebut. 3. Seiring dengan adanya manfaat aset yang diterima oleh entitas, entitas akan mengakui manfaat tersebut sebagai beban dalam periode berjalan. 4. Ketika terjadi penurunan nilai aset yang terjadi tiba-tiba dan sangat signifikan, penurunan nilai tersebut harus segera diakui seluruhnya pada periode berjalan. 5. Entitas harus mencatatkan adanya liabilitas jika telah muncul kewajiban untuk melakukan pengorbanan aset di masa depan 6. Pendapatan dicatatkan pada periode terjadinya. 7. Beban dicatatkan pada periode ketika entitas menerima manfaat dari beban tersebut.
STUDI KASUS PERUSAHAAN CENDANT Cendant Corp.
Difasilitasi oleh bull market tahun 1990-an, HFS, Inc. mengalami pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 25 % melalui saham-untuk-saham akuisisi perusahaan seperti Avis, Travelodge, Days Inn, Ramada, Century 21, dan Coldwell Banker. Dengan Henry Silverman sebagai kepala, harga saham HFS, Inc. meningkat dari $ 4,75 pada 1992 menjadi $ 77 pada Desember 1997. Pada Januari 1998 perusahaan bergabung dengan CUC Internasional untuk membentuk
Cendant Corp. CUC bergerak di bisnis selling travel, shopping, dan dining
discount membership. Walter Forbes, mantan CEO CUC, menjadi CEO dari perusahaan gabungan. Tidak lama setelah merger, kedua manajer mantan CUC yang tinggal setelah merger mendekati Michael Monako, CFO Cendant, dan memberitahukan bahwa CUC manajemen, termasuk CFO mantan, telah memanufaktur laba dalam rangka untuk meningkatkan harga saham perusahaan. Secara khusus perusahaan, untuk tujuan pelaporan triwulanan, telah menyiapkan akun piutang fiktif dan mengkredit rekening fiktif akun revenue untuk penjualan membership yang tidak ada. Sebelum akhir kuartal keempat, pencatatan revenue fiktif dibalik. Untuk mengkompensasi pembalikan revenue dan dengan demikian meningkatkan earning untuk tahun fiskal, manajemen memerintahkan staf akuntansi untuk mengenali semua penjualan membership baru sebagai revenue untuk tahun berjalan sementara menunda pengeluaran yang terkait selama satu hingga tiga tahun. Perusahaan juga mengurangi allowance untuk pembatalan membership di masa depan. Akhirnya, porsi besar cadangan yang dibuat untuk menutupi biaya yang berkaitan dengan akuisisi (misalnya, biaya pemecatan karyawan, penutupan fasilitas, dan perjalanan eksekutif) digunakan untuk membuat laba lebih. Sebagai berita fraud (kecurangan) menembus komunitas keuangan, harga saham Cendant menurun dari $ 41 pada bulan April 1998 menjadi $ 13 pada bulan Agustus tahun itu. Komite audit Cendant Arthur Andersen terlibat melakukan fraud (kecurangan) audit khusus, yang menentukan bahwa 61 persen dari laporan CUC’s 1997 laba dibuat. Walter Forbes mengundurkan diri sebagai CEO Cendant
dan pemegang saham mulai menuntut perusahaan. Ernst & Young, auditor CUC’s, telah memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian pada laporan keuangan 1997. Cendant, oleh karena itu, menggugat auditor atas kelalaian karena mereka percaya pada audit perusahaan ketika mereka tidak diberi akses ke buku buku utama CUC’s sebelum merger. Selain itu, Ernst
& Young yang diletakkan dalam dua kelas terpisah sesuai tindakan oleh pemegang saham Cendant. Perusahaan membantah kewajiban (hutang) atas dasar bahwa manajemen telah melakukan fraud (kecurangan) dalam kolusi, bahwa
dokumen telah dibuat, dan bahwa akses ke dokumentasi yang menguatkan fiktif pencatan jurnal karena mereke menolak akses tersebut.
Analisis kasus :
1.
Ernst & Young harus bertanggung jawab terhadap misstatement yang materil, seharusnya E & Y tidak boleh memberikan opini Unqualified terhadap laporan keuangan perusahaan CUC’s tersebut, karena mereka
mengetahui adanya fraudulent (kecurangan) dalam proses penyajian laporan keuangan tersebut. Jadi, mereka harus bertanggung jawab untuk mengungkapkan kesalahan yang materil tersebut, karena pada laporan audit di paragraf kedua auditor harus mencari misstatement. Pertanyaan diatas dihubungkan dengan Standar Akuntansi tentang AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, Sumber : PSAK NO. 37
SA SEKSI 342. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi kepantasan estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen dalam konteks laporan keuangan secara keseluruhan. Karena estimasi didasarkan atas faktor-faktor subjektif dan objektif, sulit bagi manajemen untuk menetapkan cara pengendalian untuk itu. Meskipun didalam proses estimasi manajemen melibatkan karyawan kompeten yang menggunakan data relevan dan andal, terdapat kemungkinan masuknya faktor subjektif dalam estimasi tersebut. Oleh karena itu, pada waktu merencanakan dan melaksanakan prosedur untuk
mengevaluasi
estimasi
akuntansi,
auditor
harus
mempertimbangkan, baik faktor subjektif maupun objektif, dengan suatu sikap skeptisme professional.
2.
Ernst & Young harus bertanggung jawab, karena laporan auditor untuk kepentingan
masyarakat
luas
termasuk
pemegang
saham,
apalagi
perusahaan tersebut listing, untuk itu perlu dilakukan konfirmasi oleh auditor kepada pihak ketiga terhadap asersi laporan keuangan. Pertanyaan diatas dihubungkan dengan Standar Akuntansi PROSES KONFIRMASI , Sumber : PSAK No. 07.
Konfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Proses konfirmasi mencakup: a. Pemilihan unsur yang dimintakan konfirmasi. b. Pendesainan permintaan konfirmasi. c. Pengkomunikasian permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan. d. Pemerolehan jawaban dari pihak ketiga. e. Penilaian terhadap informasi, atau tidak adanya informasi, yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit, termasuk keandalan informasi tersebut.
HUBUNGAN
PROSEDUR
KONFIRMASI
DENGAN
PENAKSIRAN
RISIKO AUDIT OLEH AUDITOR
SA Seksi 312 [PSA No. 25] Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan
Audit
menjelaskan
model
risiko
audit.
Seksi
tersebut
menggambarkan konsep penetapan risiko bawaan dan risiko pengendalian, penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, dan pendesainan suatu program audit untuk mencapai tingkat risiko audit yang sedemikian rendah. Auditor menggunakan penentuan risiko audit dalam penentuan prosedur audit yang akan diterapkan, termasuk apakah prosedur audit tersebut meliputi konfirmasi. Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mengenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. SA Seksi 326 [PSA No. 07] Bukti Audit menyatakan bahwa, pada umumnya, dianggap bahwa "Bukti audit yang diperoleh dari sumber independen di luar entitas
memberikan keyakinan yang lebih besar atas keandalan untuk tujuan audit independen dibandingkan dengan bukti audit yang disediakan hanya dari dalam entitas tersebut."
3.
Yang harus diwaspadai Auditor untuk kemungkinan kecurangan :
Adanya penjualan fiktif kepada membership yang tidak ada
Adanya transaksi jurnal pembalik terhadap pencatatan revenue fiktif
Adanya penundaan pengeluaran / expense
Adanya allowance untuk pembatalan membership di masa depan
Pertanyaan diatas dihubungkan dengan Standar Akuntansi SA Seksi 329 Sumber : PSA No. 22. Untuk beberapa entitas, prosedur analitik dapat terdiri dari review atas perubahan saldo akun tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku besar atau daftar saldo (trial balance) tahap awal yang belum disesuaikan. Sebaliknya, untuk entitas yang lain, prosedur analitik mungkin meliputi analisis lapotan keuangan triwulan yang ekstensif. Pada kedua keadaan tersebut, prosedur analitik yang dikombinasikan dengan pengetahuan auditor tentang bisnis, menjadi dasar dalam menentukan permintaan keterangan tambahan dan perencanaan yang efektif. Walaupun prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit seringkali hanya menggunakan data keuangan, tetapi kadangkala informasi nonkeuangan yang relevan juga dipertimbangkan. Misalnya jumlah karyawan, luas ruang penjualan, jumlah barang yang diproduksi dan informasi serupa lainnya mungkin membantu dalam mencapai tujuan prosedur.
PROSEDUR
ANALITIK
YANG
DIGUNAKAN
SEBAGAI
PENGUJIAN SUBSTANTIF
Kepercayaan auditor terhadap pengujian substantif untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan suatu asersil dapat berasal dari p engujian rinci,