PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV-AIDS
RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA 2017
HALAMAN PENGESAHAN DAN PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV-AIDS RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA
Jabatan Disiapkan oleh
Nama
Ketua Komite Mutu
dr. Akhmad Ikhsan
dan Keselamatan
Prafita Putra
Tanda Tangan
Pasien
Diperiksa oleh
Manajer Pelayanan
dr. Aji Darundriyo S.
Medis
Disahkan oleh
Direktur
dr. Dedi Adnan Fauzi,
Sokaraja, 31 Agustus
MM
2017
RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA SOKARAJA Jl. Menteri Supeno No. 25 Sokaraja-Banyumas Telp. (0281) 6846225 Fax. (0281) 6846371 E-mail:
[email protected] SOKARAJA-BANYUMAS
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA SOKARAJA NOMOR:…../SK/DIR/RSWH/08/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV-AIDS
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA SOKARAJA
Menimbang
: 1.
Bahwa dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga dan masyarakat serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan dan kualitas program dan layanan HIV-AIDS yang komprehensif maka program Penanggulangan HIV-AIDS menjadi perhatian utama jajaran pimpinan Rumah Sakit;
2.
Bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan prognosis perjalanan infeksi HIV dan mengurangi risiko penularan;
3.
Bahwa untuk maksud sebagaimana angka 1 dan 2 diatas, maka perlu disusun Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS yang memudahkan petugas kesehatan menjalankan tugas organisasi.
Mengingat
: 1. 2.
Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; Keputusan Menteri Kesehatan No. 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang Pedoman Penanggulangan HIV-AIDS dan Penyakit Menular Seksual;
3.
Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
4.
Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 241/Menkes/SK/IV/X/2006 tentang standar pelayanan Laboratorium kesehatan pemeriksaan HIV dan Infeksi Oportunistik;
6.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 832/Menkes/SK/X/2006 tentang penetapan Rumah Sakit Rujukan bagi orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dan standar pelayanan Rumah Sakit Rujukan ODHA dan satelitnya;
7.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1278/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV;
8.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS;
9.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV;
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral; 11. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas No.
RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA SOKARAJA Jl. Menteri Supeno No. 25 Sokaraja-Banyumas Telp. (0281) 6846225 Fax. (0281) 6846371 E-mail:
[email protected] SOKARAJA-BANYUMAS
440/057/SK/VI/2016 tentang Ijin Tetap Penyelenggaraan Sarana Kesehatan dan Penetapan Kelas C RSU Wiradadi Husada; 12. Keputusan Ketua Yayasan Amrah No. Kep. 003/RSU-WH/YA/VI/2017 tentang Pengangkatan Direktur RSU Wiradadi Husada. MEMUTUSKAN
Menetapkan: KESATU
: Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS RSU Wiradadi Husada.
KEDUA
: Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS RSU Wiradadi Husada secara terinci sebagaimana tercantum dalam keputusan ini.
KETIGA
: Surat keputusan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun sekali
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di: Sokaraja Tanggal: 31 Agustus 2017 Direktur RSU Wiradadi Husada Sokaraja
dr. Dedi Adnan Fauzi, MM NIPRS 01.10.634 Tembusan Yth: 1. Tim HIV-AIDS 2. Manajer Pelayanan Medis 3. Manajer Penunjang Medis 4. Manajer Pelayanan Umum 5. Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien 6. Kepala Instalasi di RSU Wiradadi Husada 7. Arsip
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada Sokaraja Nomor
:…./SK/DIR/RSWH/08/2017
Tentang
: Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat yang telah di karuniakan kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan Buku Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS di RSU Wiradadi Husada. Buku ini merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi Tim HIV-AIDS. Buku pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan di Klinik VCT. Penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Buku Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS. Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam buku ini. Kekurangan ini secara berkesinambungan terus diperbaiki sesuai dengan tuntunan dalam pengembangan RSU Wiradadi Husada.
Sokaraja, Agustus 2017
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II.
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ....................................................................... 2
BAB III.
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT ......................... 5
BAB IV.
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ............................................................. 7
BAB V.
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA ................................................................. 8
BAB VI.
URAIAN JABATAN ....................................................................................................... 9
BAB VII. TATA HUBUNGAN KERJA ......................................................................................... 12 BAB VIII. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL........................................ 14 BAB IX.
KEGIATAN ORIENTASI .............................................................................................. 15
BAB X.
PERTEMUAN/ RAPAT.................................................................................................. 16
BAB XI.
PELAPORAN .................................................................................................................. 17
BAB I PENDAHULUAN
Sejak kasus HIV-AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 1981, HIV/AIDS semakin menjadi ancaman global di berbagai negara. Diperkirakan pada tahun 2007, berkisar antara 30 hingga 36 juta orang di dunia menderita HIV. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan pada tahun 1987, hingga sekarang kasus HIV-AIDS terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah kasus kumulatif hingga tahun 2009 dilaporkan sebanyak 6668 kasus infeksi HIV, 16.964 kasus AIDS, dan 3492 orang di antaranya meninggal. Diperkirakan terdapat 7 hingga 8 orang tiap 100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS. Status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat concentrated epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan subpopulasi tertentu di atas 5%. Hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) tahun 2009 menunjukan angka estimasi orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di kalangan wanita penjaja seks (WPS) langsung 6%, WPS tidak langsung 2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%, pasangan pelanggan 7%, lelaki seks lelaki (LSL) 10%, warga binaan 5%, pengguna napza suntik 37%, dan pasangan seks penasun 5%. Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Indonesia berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic) kecuali Papua yang termasuk epidemi HIV yang meluas. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi yaitu pengguna napza suntik, hetero dan homoseksual (WPS, waria). Sejak tahun 2000, prevalensi HIV mulai konstan di atas 5% pada beberapa subpopulasi berisiko tinggi tertentu. Di Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), prevalensi HIV menunjukkan tingkat epidemi yang meluas (generalized epidemic) yaitu lebih besar dari 1% pada masyarakat umum. Hasil estimasi jumlah ODHA di Indonesia tahun 2009 berkisar 142.187 ODHA (97.652–187.029). Penggunaan jarum suntik merupakan cara transmisi HIV yang terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi heteroseksual (42%). Di Indonesia menurut
data
Kementerian Kesehatan RI hingga Desember 2014, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan berjumlah 65.390. Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilaku beresiko, oleh karena itu penanggulangan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan AIDS diidap sebagian besar oleh kelompok perilaku resiko tinggi yang merupakan kelompok yang dimarginalkan, maka program-program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan keagamaan, adat-istiadat dan norma-norma masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan kesehatan. Perlu adanya program-program pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan layanan yang semakin luas dan program-program pengobatan, perawatan dan dukungan yang komprehensif bagi ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Berdasarkan kondisi tersebut,
diperlukan adanya Pedoman Pengorganisasian Pelayanan
HIV/AIDS Rumah Sakit, sehingga dapat diimplementasikan, berkontribusi meningkatkan kinerja pelayanan kasus HIV/AIDS yang akhirnya dapat menjamin pasien dan masyarakat menerima pelayanan berkualitas dan aman. 1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. DESKRIPSI RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum (RSU) Wiradadi Husada merupakan RSU swasta dibawah naungan Yayasan Amrah Sokaraja. RSU Wiradadi Husada
memberikan pelayanan rawat inap
dilengkapi dengan empat unit operating theatre/ kamar bedah, Central Sterile Supply Department (CSSD), serta pelayanan rawat jalan berikut penunjang diagnostik, dan layanan penunjang lainnya. Area prioritas rumah sakit adalah Instalasi Rawat Inap dengan area pelayanan utama yaitu pelayanan penyakit dalam, anak, kebidanan dan kandungan, bedah, dan saraf. RSU Wiradadi Husada juga telah mampu memberikan pelayanan Onkologi Ginekologi yang didukung oleh tenaga ahli yaitu Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi. Sampai saat pedoman ini dibuat, RSU Wiradadi Husada telah melaksanakan beberapa kali pembedahan surgical staging untuk kasus Onkologi Ginekologi. Pelayanan medis didukung oleh spesialis yang telah kompeten dan memiliki kewenangan di bidangnya. Pelayanan spesialistik yang dapat ditangani oleh RSU Wiradadi Husada di antaranya: 1. Penyakit Dalam 2. Anak 3. Obstetri dan Ginekologi 4. Bedah Umum 5. Bedah Ortopaedi dan Traumatologi 6. Bedah Urologi 7. Telinga-Hidung-Tenggorok dan Bedah Kepala Leher 8. Kedokteran Jiwa 9. Paru 10. Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 11. Saraf 12. Mata 13. Jantung dan Pembuluh Darah Pelayanan medis didukung oleh penunjang medis di Instalasi Radiologi (oleh Dokter Spesialis Radiologi) dan Instalasi Laboratorium (oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik). Pelayanan Patologi Anatomi bekerja sama dengan Dokter Spesialis Patologi Anatomi. Pelayanan Gigi di RSU Wiradadi Husada dilakukan oleh Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis. Pelayanan Dokter Gigi Spesialis dilakukan oleh Dokter Gigi Spesialis Prostodhonsi. Pelayanan Dokter Umum di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap dilakukan oleh dokter jaga. RSU Wiradadi Husada bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Banyumas dalam penanganan pasien NAPZA. Pelayanan BNN di RSU Wiradadi Husada dilakukan oleh Dokter Umum yang telah mengikuti pelatihan dari BNN. Dari sisi finansial seluruh kegiatan rumah sakit dibedakan menjadi ”profit centre” dan ”cost 2
centre”. Profit centre dibagi menjadi lima instalasi, yaitu: 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Terapi Intensif dan Recovery Room 5. Instalasi Maternal dan Perinatal 6. Instalasi Bedah Sentral. 7. Instalasi Laboratorium. 8. Instalasi Radiologi. 9. Instalasi Farmasi. Sedangkan cost centre terdiri dari: 1. Departemen Pendukung a. Instalasi Kesling, CSSD, dan Laundry b. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit c. Instalasi Gizi d. Bagian Kerohanian e. Instalasi Rekam Medik 2. Departemen Administrasi dan Umum a. Bagian Administrasi b. Bagian Keuangan dan Akuntansi c. Bagian Humas dan Marketing d. Bagian PSDI dan Diklat e. Bagian Rumah Tangga
B. SEJARAH RUMAH SAKIT RSU Wiradadi Husada Sokaraja semula berawal dari Praktek Dokter Umum yaitu dr. N. Husein Amrah, kemudian berkembang menjadi Klinik Umum dan Spesialis yang diselenggarakan oleh sebuah Yayasan bernama YAYASAN AMRAH yang didirikan berdasarkan Akta Notaris tertanggal 6 Mei 1997 di Purwokerto. Yayasan tersebut diketuai oleh dr. N. Husein Amrah Sp.B. Pada tahun 2001, Klinik Umum dan Spesialis berubah nama menjadi Rumah Bersalin dan Klinik Wiradadi Husada, kemudian pada pada tanggal 17 Maret 2003 berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah Wiradadi Husada berdasarkan Surat Ijin SementaraPpendirian Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah No. 503/4025/2009/5.2. Pada tanggal 19 September 2010, Rumah Sakit Khusus Bedah Wiradadi Husada berubah menjadi Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada berdasarkan Surat Ijin Sementara penyelenggaraan Sarana Kesehatan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas nomor 445/34/IX/2010, dan selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan menjadi tanggal berdirinya Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada. Pada tanggal 21 Juni 2016, Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada telah mendapatkan ijin tetap penyelenggaraan Sarana Kesehatan dan Penetapan Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor : 440/057/SK/ VI/2016. 3
Dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat di Sokaraja pada khususnya dan Kabupaten Banyumas pada umumnya dalam rangka ikut membantu program pemerintah di bidang kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, RSU Wiradadi Husada ikut berpartisipasi untuk mewujudkan tujuan berbagai Program Kesehatan Nasional melalui upaya kesehatan seperti penyelenggaraan kerjasama dengan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Jasa Raharja) dan asuransi kesehatan lain, penurunan AKI-AKB melalui Program EMAS, Program Tuberculosis Directly Observe Treatment Shortcourse (TB-DOTS) dan Klinik Voluntary Counseling Test (VCT), Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), Program Pap Smear dan upaya-upaya kesehatan lain. Sampai pedoman pengorganisasian ini dibuat, Selama lebih dari 7 tahun kiprahnya Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada selalu mengembangkan dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas pelayanan kesehatan melalui pengembangan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Pra Sarana rumah Sakit. Saat ini RSU Wiradadi Husada memiliki lebih dari 250 karyawan, dengan berbagai latar belakang pendidikan profesi, seperti Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat, Bidan, Fisioterapi, Radiografer, Analis Kesehatan, Ahli Gizi, Apoteker, dan profesi-profesi lainnya yang mendukung Pelayanan RSU Wiradadi Husada.
4
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
A. VISI RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum dengan Pelayanan yang Bermutu dan Terpercaya.
B. MISI RUMAH SAKIT 1. Mengembangkan
kualitas
kompetensi
dan
kuantitas
SDM
kesehatan
secara
berkesinambungan. 2. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan standar. 3. Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan berbasis teknologi dan informasi. 4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara utuh, islami dan paripurna. 5. Mengembangkan sistem pengelolaan keuangan yang mandiri. 6. Menjalin dan mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan institusi dan organisasi terkait. 7. Memaksimalkan peran dan fungsi organisasi rumah sakit.
C. FALSAFAH RUMAH SAKIT Menjunjung Tinggi Nilai – Nilai Kemanusiaan dalam Pelayanan
D. NILAI RUMAH SAKIT 1. Nilai-nilai Disiplin Operation Excellence dan Customer Intimacy. 2. Filosofi dan Budaya Kerja a. Memberikan pelayanan terbaik bagi customer b. Mengutamakan kerjasama, dan saling menghargai untuk mencapai tujuan bersama c. Berlaku jujur dan peduli, tulus dan rendah hati d. Disiplin, bekerja giat dan bermoral tinggi e. Belajar dari kesalahan untuk meningkatkan kinerja secara berkesinambungan 3. Nilai-nilai Pelayanan a. Profesionalism: memberikan pelayanan sesuai standard sehingga menghasilkan layanan yang berkualitas, aman, akurat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Intimacy: wujud perhatian pada pelanggan secara ikhlas, tulus dan berkesan. c. Communicative: proses interaksi dua arah secara efisien, efektif dan informatif dengan sopan dan ramah.
E. TUJUAN RUMAH SAKIT 1. Tujuan Umum a. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanaan kesehatan pasien yang utuh dalam arti peduli terhadap pasien dan lingkungannya dan menyeluruh dalam arti preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan mutu yang tinggi, terukur dan memuaskan 5
pengguna. b. Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bagian Selatan 2. Tujuan Khusus a. Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai rumah sakit yang mempunyai keunikan pelayanan dalam arti pembeda yang bermakna dan dapat melayani Pangsa pasar yang ditetapkan. b. Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai rumah sakit unggulan di dalam bidang – bidang medik tersier tertentu yang belum/ tidak dimiliki rumah Sakit lain dan menjadi alamat rujukan bagi yang memerlukan. c. Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai komplemen Pemerintah dalam bidang medik tertentu dan berpartisipasi dalam bidang pendidikan d. Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai Wealth Creating Institutions yang mampu menjamin kesejahteraan karyawannya.
6
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
7
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
DIREKTUR RSU WIRADADI HUSADA
KETUA TIM HIV-AIDS SEKRETARIS
DOKTER UMUM/ DOKTER SPESIALIS
ADMINISTRASI
HUMAS
KONSELOR
INSTALASI LABORATORIUM
INSTALASI FARMASI
8
BAB VI URAIAN JABATAN
Uraian tugas Tim HIV-AIDS Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada adalah sebagai berikut: a. Ketua Tugas: 1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana klinik) 2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait dengan operasional klinik 3. Membuat program kerja Klinik VCT 4. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas Tim HIV-AIDS 5. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan 6. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan 7. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan berkualitas sesuai Pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 8. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan testing minimal tiap bulan sekali 9. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan 10. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 11. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh petugas Tim HIVAIDS 12. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi layanan yang tepat 13. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 14. Memastikan logistik terkait KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing. 15. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan HIV-AIDS. b. Sekretaris Tugas: 1. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV-AIDS 2. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan Klinik VCT dan registrasi konselor VCT 3. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait 4. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisa data 5. Membuat pencatatan dan pelaporan. c. Dokter/ Dokter Spesialis Tugas: 1. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis
9
2. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak lanjut terhadap klien 3. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli dan konseling lanjutan) 4. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli 5. Membuat laporan kasus d. Konselor Tugas: 1. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada klien 2. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien 3. Menyiapkan psikologis klien melalui pretest dan pasca test 4. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV-AIDS 5. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat dan benar 6. Menjaga kerahasiaan klien 7. Mendata semua kegiatan konsultasi 8. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih lanjut 9. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika dibutuhkan 10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Klinik 11. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian 12. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan motivasi 13. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat sehingga tercipta kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup 14. Bekerja sama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama yang sinergis. e. Petugas Instalasi Laboratorium Tugas: 1. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO 2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar laboratorium yang telah ditetapkan. 3. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi 4. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional 5. Mengikuti perkembangan kemajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium 6. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasl klien 7. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV 8. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke laboratorium rujukan. f. Petugas Instalasi Farmasi Tugas: 1. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO) 2. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter spesialis 3. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat IO secara teratur 10
4. Mempersiapkan obat IO bagi ODHA 5. Menjaga kondisi IO supaya tetap baik 6. Menjaga kerahasiaan ODHA 7. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama yang sinergis g. Administrasi Tugas: 1. Melakukan pendaftaran klien 2. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT 3. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah 4. Mengatur jadwal tugas konselor 5. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT 6. Membuat laporan bulanan klinik VCT 7. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT 8.
Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama yang sinergis
9. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT secara penuh. h. Humas Tugas: a. Menyelenggarakan promosi komunikaasi perubahan dan membangun dukungan masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penanggulangan HIV-AIDS. b. Melakukan kerjasama jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan c. Menyediakan logistik terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing d. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama yang sinergis e. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan HIV-AIDS f. Membuat laporan bulanan g. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke Klinik VCT
11
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim HIV-AIDS wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik secara internal maupun eksternal dengan unit-unit kerja lain (Komite Medik, Komite PPIRS, Komite K3RS, Komite PMKP, Komite Keperawatan, Komite Kesehatan Lain, dan unit kerja lainnya) sesuai dengan tugasnya masing-masing. 1. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Eksternal a. Komite Medis Koordinasi dalam pelayanan pasien geriatri dengan Kelompok Staf Medis (KSM) diluar KSM Penyakit Dalam. Komite Medis memberikan kewenangan pelayanan pasien geriatri kepada staf medis yang telah dilakukan kredensial. Komite Medis juga mengawasi mutu profesi serta etik dan disiplin staf medis dalam pelayanan pasien geriatri. b. Komite PPIRS Koordinasi dalam identifikasi dan penurunan risiko infeksi yang dapat ditularkan serta pengendalian lingkungan rumah sakit untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman dan risiko infeksin c. Komite K3RS Koordinasi, integrasi, dan sinkronasi dalam upaya pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimia, dan biologis di rumah sakit yang berpotensi menimbulkan dampak atau gangguan kesehatan terhadap petugas, pasien, dann pengunjung. d. Komite PMKP Koordinasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit. e. Komite Keperawatan Koordinasi dan integrasi keperawatan geriatri. f. Komite Kesehatan Lain Koordinasi dalam pelayanan pasien geriatri terkait dengan manajemen gizi, pemeliharaan sarana rumah sakit, pemeriksaan penunjang, farmasi, kerohanian, dan penanganan limbah. g. Unit Kerja Lain Koordinasi dengan Instalasi Rekam Medis, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Perawatan Intensif dan Recovery Room, Case Manager, Bidang Keperawatan, dan Palayanan Umum untuk menjamin asuhan pasien yang terintergasi dan kontinuitas pelayanan.
2. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Internal a. Kegiatan Tim HIV-AIDS secara internal dilakukan melalui koordinasi, integrase, dan sinkronasi di antara coordinator dan sekretaris. Alur pelaksanaan tugas dilakukan secara berjenjang dari coordinator sampai pada Ketua Tim HIV-AIDS. b. Tim HIV-AIDS mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 12
c. Tim HIV-AIDS bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. d. Tim HIV-AIDS wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.
Tata Hubungan Kerja Tim HIV-AIDS
KOMITE MEDIS
DIREKTUR RSU WIRADADI HUSADA
KOMITE KEPERAWATAN
PENUNJANG MEDIS
KOMITE PPIRS TIM HIV-AIDS KOMITE PMKP KOMITE K3RS
PELAYANAN UMUM
KOMITE KESEHATAN LAIN
Keterangan:
▬, garis komando
--, garis koordinasi
13
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Pola ketanagaan dan kualifikasi personil Tim HIV-AIDS dideskripsikan sebagai berikut:
JABATAN Ketua Tim
SPESIFIKASI PENDIDIKAN 1. Dokter Umum
JUMLAH 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIVAIDS Sekretaris
1. DIII atau S1 Keperawatan
1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIVAIDS Humas
1. Minimal DIII
1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIVAIDS Administrasi
1. Minimal DIII
1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIVAIDS Konselor
1. Minimal DIII keperawatan atau S1
2
Kedokteran. 2. Telah mendapatkan pelatihan HIVAIDS
14
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
Untuk karyawan baru mengikuti orientasi umum dan orientasi khusus, sedangkan karyawan lama hanya mengikuti orientasi khusus:
No.
Materi
Kegiatan
Lama
Pembimbing
Orientasi 1.
Materi Umum
2.
Orientasi Khusus
a. Pengenalan SOTK
meliputi:
Tim HIV-AIDS,
a. Pedoman organisasi
Peran dan tugas Tim
Tim HIV-AIDS b. Pedoman Pelayanan TIM HIV-AIDS c. SPO dan alur kegiatan pelayanan VCT
Ketua Tim HIV-AIDS
HIV-AIDS (uraian tugas) b. Pengenalan Pelayanan VCT c. Sosialisasi SPO dan alur pelayanan VCT
d. Pencatatan &
d. Pencatatan &
Pelaporan
Pelaporan
e. Orientasi lingkungan
3 hari
e. Pengenalan
RSU Wiradadi
lingkungan RSU
Husada
Wiradadi Husada
15
BAB X PERTEMUAN/RAPAT
1. Pertemuan rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas evaluasi kerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala-kendala, serta sosialisasi kebijakan terbaru di RSU Wiradadi Husada 2. Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan Klinik HIV-AIDS 3. Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya mendesak dan tidak terjadwal
16
BAB XI PELAPORAN
1. Pelaporan Harian Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama seminggu berjalan 2. Pelaporan Bulanan Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator 3. Pelaporan Tahunan a. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di Klinik VCT b. Menyusun rencana tahunan untuk Klinik VCT
17