Patogenesis dan Patofisiologi Gangguan Ginjal Akut. GGA (gangguan ginjal akut) dibedakan menjadi tiga berdasarkan dari patofisiologinya: a. GGA (gangguan ginjal akut) Pra-renal GGA pra-renal diakibatka diakibatkan n dari hipoperfusi hipoperfusi ginjal. ginjal. Hipoperfusi Hipoperfusi dapat disebabkan disebabkan oleh hipovo hipovolem lemii atau atau menuru menurunny nnyaa volume volume sirkul sirkulasi asi yang yang efektif. efektif. Pada Pada GGA pra-ren pra-renal al integritas dari jaringan ginjal masih terpelihara sehingga prognosis akan lebih baik apabila penyebab segera dikoreksi. Apabila perbaikan tidak segera dilakukan, maka dapat berakibat dari timbulnya GGA-renal, yaitu nekrosis tubular akut. Proses ini akan segera dikoreksi oleh ginjal sendiri dengan melakukan otoregulasi, yaitu dengan cara melakukan vasodilatasi dari ateriol afferen. Pada hipoperfusi yang berat (tekanan arteri rta-rata<70 mmHg) serta berlangsung dalam jangka waktu lama, maka mekani mekanisme sme ginjal ginjal dalam dalam melaku melakukan kan autore autoregul gulasi asi akan akan tergan terganggu ggu,, sehingg sehinggaa yang yang nantinya berperan adalah mekanisme dari RAA, yaitu pengaktifan dari angiotensin II yang berujung pada penyempitan atriol afferen, sehingga urin yang dihasilkan akan sangat sedikit bahkan dapat berakibat dari timbulnya anuria (tidak dihasilkan urin sama sekali). b. GGA (gangguan ginjal ginjal akut) Renal. GGA renal sering diakibatkan oleh gangguan vaskuler yang berujung pada nekrosis tubular akut. Kelainan yang terjadi pada NTA (nekrosis tubular akut) ini melibatkan komponen vaskuler dan tubuler, misalnya: Kelainan vaskuler .
Pada NTA terjadi: 1). Peningkatan Ca2+ sistosolik pada ateriol afferen glomerulus yang menyebabkan peningkatan sensitifitas terhadap substansi-substansi vasokonstriktor dan gangguan otoregulasi.
2). Terjadi peningkatan stress oksidatif yang menyebabkan kerusakkan endotel vaskuler ginj ginjal, al, yang yang meny menyeb ebab abka kan n peng pengik ikat atan an Angi Angiot oten ensin sin-II -II dan dan Et-I Et-I sert sertaa penu penuru runa nan n prostaglandin dan ketersedian NO yang berasal dari endothelial NO systhase (eNOS). 3). 3). Peni Pening ngka kata tan n medi mediat ator or infla inflama masi si seper seperti ti tumo tumorr necro necrosis sis facto factorr (TNF (TNF-) -) dan dan interleukin-18 (IL 18), yang selanjutnya akan meningkatkan ekspresi dari intercellular adhesio adhesion n molecu molecule-1 le-1 (ICA (ICAMM-1) 1) dan dan P-se P-sele lect ctin in dari dari endo endote tel, l, sehi sehing ngga ga terj terjad adii peningkatan sel se l radang dan terjadi perlengketan dari sel-sel radang, terutama neutrofil. Keadaan ini menyebabkan peningkatakan radikal bebas oksigen. Keselurahan proses tersebut di atas secara bersam-sama menyebabkan menyebabkan vasokontriksi intra-sel yang akan menyebabkan penurunan LFG. Kelainan tubuler .
Pada NTA terjadi: 1). Pening Peningkat katan an Ca2+ Ca2+ intrase intrasell yang yang menyeb menyebabk abkan an penigk penigkata atan n calpain, calpain,
cystolic,
phospolipase-A, serta kerusakkan actin, yang menyebabkan cystoskeleton. Keadaan ini akan akan mengak mengakiba ibatka tkan n penuru penurunan nan basoloater basoloateral al Na+/K+-ATP Na+/K+-ATPase ase yang yang selanju selanjutny tnyaa menyebakan penurunan reabsorpsi Na+ di tubulus proksimal, peningkatan dari NaCl ke macula densa, sehingga terjadi mekanisme dari autoregulasi, yaitu vasokonstriksi dari ateriol afferen. 2). Peningkatan NO yang berasal dari inducible NO synthase (iNOS), caspase dan methalopro methaloproteinase teinase serta defisiensi defisiensi heat shock protei, akan menyebabkan nekrosis dan apoptosis sel. 3). Obstruksi Obstruksi tubulus, yang diakibatka diakibatkan n mikrovilli mikrovilli tubulus proksimal yang terlepas terlepas bersama debris seluler akan membentuk substrat yang akan menyumbat tubulus. tubulus. 4). Kerusakkan sel tubulus yang menyebabkan kebocoran dari cairan intratubuler masuk ke dalam sirkulasi peritubuler.
Keseluruhan proses tersebut diatas akan mengakibatkan dari turunnya LFG (laju filtrasi glomerulus), yang berakibat pada dihasilkannya urin yang sedikit, dan bisa berakibat dari timbulnya anuria. c. GGA (gangguan ginjal akut) Post-renal. GGA post-renal merupakan 10% dari keseluruhan GGA. GGA post renal disebabkan oleh obstruksi intra-renal dan ekstra-renal. Obstruksi intra-renal terjadi karena deposisi kristal, dan protein. Obstruksi ekstra-renal dapat terjadi pada pelvis ureter dan obstruksi dan ekstrinsik (seperti keganasan). Pada fase awal dari obstruksi ureter yang akut, terjadi peningkatan aliran darah ginjal dan peningkatan tekanan pelvis ginjal dimana hal ini disebabkan prostaglandin-E2. Pada fase kedua setelah 1,5-2 jam terjadi penurunan aliran darah ginjal di bawah normal akibat akibat penigk penigkatan atan dari dari Thromboxane-A2 dan dan A-II A-II.. Teka Tekana nan n pelv pelvis is ginj ginjal al tetap tetap meningkat. Fase ketiga atau fase kronik, ditandai dengan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan tekan pelvis ginjal ke normal dalam beberapa minggu. Aliran darah ginjal setelah 24 jam adalah 50% dari normal dan setelah 2 minggu tinggal 20% dari normal. Studi kasus Mengapa tidak ada urin yang dihasilkan (pasien tidak BAK)? Pada kasus ini pasie mengalami malaria berat yang berkomplikasi pada gangguan ginjal akut. Gangguan ginjal akut yang dialami pasien kemungkinan pada GGA renal, yaitu berupa nekrosis tubular akut akibat dari sisa-sisa parasit malaria yang drespon oleh siste sistem m imun imun pada pada glom glomeru erulu lus. s. Nekr Nekros osis is tubu tubula larr akut akut seper seperti ti yang yang tela telah h diba dibaha hass sebelumnya sebelumnya di proses patofisiologi patofisiologi dan patogenesis, patogenesis, maka terjadi terjadi kelainan-ke kelainan-kelainan lainan vaskula vaskularr dan tubula tubular, r, berupa berupa pening peningkat katan an Ca2+ Ca2+ sistoso sistosolik lik,, pening peningkat katan an mediat mediator or inflamasi, pengikatan sress oksidatif, kerusakkan sel tubulus, dll. Keseluruhan proses tersebu tersebutt menagk menagkiba ibatka tkan n laju filtras filtrasii glomer glomerulu uluss berkur berkurang ang dan bisa bisa beraki berakibat bat pada pada timbulnya anuria (tidak ada urin yang dihasilkan) seperti yang telah terjadi pada pasien.
Sumber:Buku ajar ilmu penyakit dalam