PATOF TOFIS ISIO IOLO LOGI GI GA GAT TAL (PRURITUS)
NOVI YUNIARSIH (I11109047)
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk daerah tertentu untuk mendapatkan kelegaan
Jaras sensori kulit
Pada kulit terdapat ujung saraf bebas yang merupakan reseptor nyeri. Ujung saraf bebas terbagi menjadi dua jenis serabut saraf: Serabut saraf A (bermyelin), yang merupakan nosiseptor, kecepatan penghantar sinyal 30 m/detik Serabut saraf C (tidak bermyelin), 20% mekanosensitif dan 80% mekanoinsensitif. 5% dari mekanoinsensitif ini merupakan pruritoseptor.
Gatal dapat timbul apabila pruritoseptor terangsang dan reseptor lainnya tidak terangsang. Saat pruritoseptor terangsang seseorang akan merasakan sensasi gatalmenggaruk Saat menggaruk, polimodal nosiseptor akan terangsang sehingga pruritoseptor akan berhenti terangsang. Hal ini yang memberi penjelasan mengapa ketika seseorang menggaruk tubuhnya yang gatal maka rasa gatal akan menghilang.
Mediator penyebab gatal
Histamin
Serotonin
Endopeptidase
Neuropeptida
Eicosanoid
Patofisiologi pruritus
Pruritogen menyebabkan ujung serabut saraf C teraktivasi. Serabut saraf C tersebut kemudian menghantarkan impuls sepanjang serabut saraf sensoris Terjadi input eksitasi di lamina-1 kornu dorsalis susunan saraf tulang belakang Hasil dari impuls tersebut adalah akson refleks mengeluarkan transmitter yang menghasilkan inflamasi neurogenik (Substansi P, CGRP, NKA dan lain-lain) Setelah impuls melalui pemrosesan di korteks serebri, maka akan timbul satu perasaan gatal dan tidak enak yang menyebabkan hasrat untuk menggaruk bagian tertentu tubuh.