PRESENTASI KASUS TINJAUAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. H
Umur
: 30 th
Jenis kelamin
: Laki – Laki
Pekerjaan
: TNI AD
Agama
: Kristen
Status pernikahan
: Menikah
Suku bangsa
: Manado
Tanggal masuk
: 03 Oktober 2011
Dirawat yang ke
: 6 kali
Tanggal pemeriksaan pemeriksaan : 06 Oktober 2011 2011
II.
ANAMNESA
Autoanamnesa (Tanggal 06 Oktober Oktober 2011, pukul pukul 10.00 WIB) KELUHAN UTAMA
: Lemah pada kedua tungkai
KELUHAN TAMBAHAN : RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke RSPAD dengan keluhan utama kedua tungkai terasa lemah sejak 1 hari SMRS. Keluhan ini muncul secara tiba – tiba setelah pasien selesai makan (makan nasi), awalnya kelemahan terjadi pada tungkai kirinya kemudian pasien beristirahat dengan harapan keluhannya membaik. Setelah istirahat, keluhan pasien tidak membaik melainkan tungkai kanannya juga menjadi lemah sehingga pasien tidak mampu bangun dan berdiri. Pasien merasakan tungkai kanan dan kirinya semakin melemah dan akhirnya pasien dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto. Pasien memakan makanan seperti biasanya, yaitu nasi, lauk, dan sayur. Porsi makannya juga seperti biasa (1 piring). Pasien menyangkal Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
1
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
PRESENTASI KASUS mengeluhkan rasa baal, kesemutan, sakit kepala, mual, muntah, bicara cadel, gangguan menelan, wajah mencong ke satu sisi, riwayat trauma maupun pingsan (penurunan kesadaran), demam, batuk-pilek, pasien juga menyangkal menyangkal melakukan aktivitas berat sebelum keluhannya muncul. Pasien pernah megalami keluhan yang serupa sebelumya dan dirawat di RS sebanyak 5 – 6 kali sejak tahun 2008.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Hipertensi
: disangkal
Diabetes melitus
: disangkal
Sakit jantung
: disangkal
Trauma kepala
: disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien.
RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN :
Tidak ada kelainan
III.
PEMERIKSAAN (03 Oktober 2011) STATUS INTERNUS
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Gizi
: Baik
Tanda vital
:
Tekanan darah kanan kanan : 120/80 mmHg mmHg Tekanan darah kiri
: 120/80 mmHg
Nadi kanan
: 78 x/menit
Nadi kiri
: 78 x/menit
Pernafasan
: 18 x/menit
Suhu
: 36,7 ºC
Limfonodi
: Tidak teraba
Jantung
: BJ I - II reguler, gallop (-), murmur (-)
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
2
PRESENTASI KASUS Paru
: Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Hepar
: Tidak teraba pembesaran
Lien
: Tidak teraba pembesaran
Ekstremitas
: Akral hangat, edema (- ), CRT < 2”, sianosis ( -)
STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : wajar Perasaan hati : baik Orientasi
: baik
Jalan fikiran
: baik
Daya ingat
: baik
STATUS NEUROLOGI
Kesadaran
: Compos Mentis, GCS : 15 ( E 4M6V5 )
Sikap tubuh
: Berbaring terlentang
Cara berjalan
: Tidak dilakukan
Gerakan abnormal
: Tidak ada
Kepala
Bentuk
: Normocephal
Simetris
: Simetris
Pulsasi a.Temporalis : Teraba Nyeri tekan
: Tidak ada
Leher
Sikap
: Normal
Gerakan
: Bebas tak terbatas
Vertebrae
: Dalam batas normal
Nyeri tekan
: Tidak ada
Pulsasi a. Carotis
: Teraba
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
3
PRESENTASI KASUS TANDA RANGSANG MENINGEAL Kanan
Kiri
Kaku kuduk
:
(-)
Laseque
:
(-)
(-)
Kernig
:
(-)
(-)
Brudzinsky I
:
(-)
(-)
Brudzinsky II
:
(-)
(-)
Kanan
Kiri
NERVI KRANIALIS N I ( Olfactorius )
Daya penghidu
:
Normosmia
Normosmia
N II ( Optikus ) Kanan
Kiri
Ketajaman penglihatan
: Baik
Baik
Pengenalan warna
: Baik
Baik
Lapang pandang
: Sama dengan pemeriksa
Fundus
: Tidak dilakukan
N III ( Occulomotoris )/ N IV ( Trochlearis )/ N VI ( Abducens ) Kanan
Kiri
Ptosis
:(-)
(-)
Strabismus
:(-)
(-)
Nistagmus
:(-)
(-)
Exopthalmus
:(-)
(-)
Enopthalmus
:(-)
(-)
Gerakan bola mata
:
Lateral
:(+)
(+)
Medial
:(+)
(+)
Atas lateral
:(+)
(+)
Atas medial
:(+)
(+)
Bawah lateral
:(+)
(+)
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
4
PRESENTASI KASUS Bawah medial
:(+)
(+)
Atas
:(+)
(+)
Bawah
:(+)
(+)
Gaze
:(+)
(+)
Pupil
:
Ukuran pupil
: Ø 3 mm
Ø 3 mm
Bentuk pupil
: Bulat
Bulat
Isokor/anisokor
: Isokor
Posisi
: ditengah
ditengah
Reflek cahaya langsung
:(+)
(+)
Reflek cahaya tidak langsung : ( + )
(+)
Reflek akomodasi/konvergensi: ( + )
(+)
N V ( Trigeminus ) Kanan
Kiri
Menggigit
: Baik
Membuka mulut
: Simetris
Sensibilitas atas
:(+)
(+)
Tengah
:(+)
(+)
Bawah
:(+)
(+)
Reflek masseter
:(+)
(+)
Reflek zigomatikus
:(+)
(+)
Reflek kornea
: Tidak dilakukan
Reflek bersin
: Tidak dilakukan
N VII ( Facialis )
1 1 0 2 , 1
Pasif Kerutan kulit dahi
: Simetris
Kedipan mata
: Simetris
Lipatan nasolabial
: Simetris
Sudut mulut
: Simetris
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
r e b o t c O
5
PRESENTASI KASUS Aktif Mengerutkan dahi
: Simetris
Mengerutkan alis
: Simetris
Menutup mata
: Simetris
Meringis
: Simetris
Mengembungkan pipi
: Simetris
Gerakan bersiul
: Baik
Daya pengecapan lidah 2/3 depan: Tidak dilakukan Hiperlakrimasi
: Tidak ada
Lidah kering
: Tidak ada
N VIII ( Vestibulocochlearis ) Kanan
Kiri
Mendengarkan suara gesekan jari tangan
:(+)
(+)
Mendengar detik jam arloji
:(+)
(+)
Test rinne
: Tidak dilakukan
Test weber
: Tidak dilakukan
Test swabach
: Tidak dilakukan
N IX ( Glossopharyngeus )
Arcus pharynx
: Simetris, tidak hiperemis
Posisi uvula
: Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang
: Tidak dilakukan
Reflek muntah
: Tidak dilakukan
N X ( Vagus )
Denyut nadi
: Teraba, Reguler
Arcus pharynx
: Simetris
Bersuara
: Baik
Menelan
: Tidak ada gangguan.
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
6
PRESENTASI KASUS N XI ( Accesorius )
Memalingkan kepala
: Normal
Sikap bahu
: Simetris
Mengangkat bahu
: Simetris
N XII ( Hipoglossus )
Menjulurkan lidah
: Tidak ada deviasi
Kekuatan lidah
: Simetris
Atrofi lidah
: Tidak ada
Artikulasi
: Baik
Tremor lidah
: Tidak ada
MOTORIK
Gerakan :
Bebas
Bebas
Terbatas Terbatas Kekuatan :
Tonus
5555 2222
:
5555 2222
Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Bentuk
:
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
REFLEK FISIOLOGI
Reflek tendon
Kanan
Kiri
Reflek bicep
:(+)
(+)
Reflek tricep
:(+)
(+)
Reflek brachioradialis
:(+)
(+)
Reflek patella
:(+)
(+)
Reflek achilles
:(+)
(+)
Reflek periosteum
: Tidak dilakukan
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
7
PRESENTASI KASUS Reflek permukaan Dinding perut
: Tidak dilakukan
Cremaster
: Tidak dilakukan
Spincter ani
: Tidak dilakukan
REFLEK PATOLOGIS Kanan
Kiri
Hoffman tromer
:(-)
(-)
Babinski
:(-)
(-)
Chaddok
:(-)
(-)
Oppenheim
:(-)
(-)
Gordon
:(-)
(-)
Schafer
:(-)
(-)
Klonus paha
:(-)
(-)
Klonus kaki
:(-)
(-)
SENSIBILITAS Kanan
Kiri
Eksteroseptif Nyeri
:(+)
(+)
Suhu
: Tidak dilakukan
Taktil
:(+)
(+)
Posisi
:(+)
(+)
Vibrasi
: Tidak dilakukan
Propioseptif
Tekanan dalam : ( + )
(+) 1 1 0 2 , 1
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Test romberg
: Tidak dilakukan
Test tandem
: Tidak dilakukan
Test fukuda
: Tidak dilakukan
Disdiadokokenesis
: Tidak dilakukan
Rebound phenomen
: Tidak dilakukan
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
r e b o t c O
8
PRESENTASI KASUS Dismetri
: Tidak dilakukan
Test tunjuk hidung
: Tidak dilakukan
Test telunjuk-telunjuk
: Tidak dilakukan
Test tumit lutut
: Tidak dilakukan
FUNGSI OTONOM
Miksi Inkontinentia
: Tidak ada kelainan
Retensi
: Tidak ada kelainan
Anuria
: Tidak ada kelainan
Defekasi Inkontinentia
: Tidak ada kelainan
Retensi
: Tidak ada kelainan
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa
: Baik
Fungsi orientasi
: Baik
Fungsi memori
: Baik
Fungsi emosi
: Baik
Fungsi kognisi
: Baik
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
9
PRESENTASI KASUS RESUME
ANAMNESA
Pasien datang ke RSPAD dengan keluhan utama kedua tungkai terasa lemah sejak 1 hari SMRS. Keluhan ini muncul secara tiba – tiba setelah pasien selesai makan (makan nasi), awalnya kelemahan terjadi pada tungkai kirinya kemudian pasien beristirahat. Setelah istirahat, keluhan pasien tidak membaik melainkan tungkai kanannya juga menjadi lemah sehingga pasien tidak mampu bangun dan berdiri. Pasien merasakan tungkai kanan dan kirinya semakin melemah dan akhirnya pasien dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto. Pasien memakan makanan seperti biasanya, yaitu nasi, lauk, dan sayur. Porsi makannya juga seperti biasa (1 piring). Pasien pernah megalami keluhan yang serupa sebelumya dan dirawat di RS sebanyak 5 – 6 kali sejak tahun 2008.
PEMERIKSAAN Status Internis
:
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Gizi
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis, GCS = 15 ( E 4M6V5 )
Tekanan darah kanan
: 120/80 mmHg
Tekanan darah kiri
: 120/80 mmHg
Nadi kanan
: 78x/menit
Nadi kiri
: 78x/menit
Pernapasan
: 18 x/menit
Suhu
: 36,7 0 C
Status Psikiatris
: Wajar (dalam batas normal)
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
10
PRESENTASI KASUS :
Status Neurologis
Motorik
:
Gerakan :
Bebas
Bebas
Terbatas Terbatas Kekuatan :
5555 2222
Tonus :
Normotonus Normotonus
5555 2222
Normotonus Normotonus Bentuk :
Reflek fisiologis
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
: Kanan
Kiri
Reflek bicep
:(+)
(+)
Reflek tricep
:(+)
(+)
Reflek brachioradialis : ( + )
(+)
Reflek patella
:(+)
(+)
Reflek achilles
:(+)
(+)
Reflek patologis
: Kanan
Kiri
Hoffman tromer
:(-)
(-)
Babinski
:(-)
(-)
Chaddok
:(-)
(-)
Oppenheim
:(-)
(-)
Gordon
:(-)
(-)
Schafer
:(-)
(-)
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
11
PRESENTASI KASUS Hasil Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium HASIL
Jenis Pemeriksaan
03 Okt 2011
04 Okt 2011
Albumin
4,6
3,5 – 5,0 g/dL
SGOT
67
< 40 u/L
SGPT
29
< 35 u/L
Ureum
20
21
20 – 50 mg/dL
Kreatinin
1,0
1,1
0,5 -1,5 mg/dL
Natrium
145
143
135 – 145 mEq/L
Kalium
2,0
1,8
3,5 – 5,3 mEq/L
Klorida
98
94
97 – 107 mEq/L
HASIL
Jenis
Rujukan
Rujukan
Pemeriksaan
05 Okt 2011
06 Okt 2011
07 Okt 2011
Natrium
144
144
147
135 – 145 mEq/L
Kalium
2,3
2,0
2,2
3,5 – 5,3 mEq/L
Klorida
97
92
96
97 – 107 mEq/L
EKG
1 1 0 2 , 1
Interpretasi : sinus rhytm, 69 x/menit, Normo aksis, P wave 0,08, PR interval 0,16, QRS kompleks 0,04, ST Δ ( -), T changes (-)
r e b o t c O
Kesan : dalam batas normal
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
12
PRESENTASI KASUS DIAGNOSIS
Diagnosis klinis
: Paraparese Inferior tipe LMN
Diagnosis topik
: Miogenik
Diagnosis etiologi
: Paralisis periodik hipokalemia
DIAGNOSA BANDING
: Guillian Barre Syndrom
Myastenia Gravis
TERAPI
Non medikamentosa :
Medikamentosa
:
Tirah baring
IVFD RL 20 tts / menit
Diet tinggi kalium
Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam
KSR 3x1 tablet
Neurobion 2x1 tablet 500
PEMERIKSAAN ANJURAN
Laboratorium : Darah lengkap : Hb, Ht, leukosit, trombosit Kimia : Ureum, kreatinin, kolesterol, trigliserida, gula darah Elektroit : Na, K, Cl
EKG
Foto rontgen thoraks
PROGNOSA
Ad vitam
: Ad bonam
Ad fungsionam
: Ad bonam
Ad santionam
: Ad bonam
Ad cosmeticum
: Ad bonam
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
13
PRESENTASI KASUS FOLLOW UP :
Tanggal 04 Oktober 2011 S
: Lemah kedua tungkai, demam (-), rasa baal (-), BAB dan BAK normal
O : Keadaan Umum = Tampak Sakit Sedang
Kesadaran = CM (GCS = E 4M6V5) TD = 110/70 mmHg
RR = 18 x/menit
N = 82 x/menit
T = 36,5°C :
Status Neurologis
Tanda perangsangan meningeal : (-) Tanda peningkatan TIK : (-) Nervi kranialis : dalam batas normal Motorik
:
Gerakan :
Bebas
Bebas
Tonus:
Terbatas Terbatas Kekuatan :
5555 3333
5555 3333
Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Bentuk :
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Reflek fisiologis : Kanan
Kiri
Reflek bicep
:(+)
(+)
Reflek tricep
:(+)
(+)
Reflek brachioradialis : ( + )
(+)
Reflek patella
:(+)
(+)
Reflek achilles
:(+)
(+)
Reflek patologis : (-) A : Diagnosa klinis
: Paraparese Inferior tipe LMN
Diagnosa topis
: Miogenik
Diagnosa etiologis
: Paralisis periodik hipokalemia
1 1 0 2 , 1
P : - IVFD RL 20 tts / menit
r e b o t c O
- Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam - KSR 3x1 tablet - Neurobion 2x1 tablet 500
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
14
PRESENTASI KASUS
Tanggal 05 Oktober 2011 S
: Lemah kedua tungkai (perbaikan)
O : Keadaan Umum = Tampak Sakit Sedang
Kesadaran = CM (GCS = E 4M6V5) TD = 120/80 mmHg
RR = 22 x/menit
N = 80 x/menit
T = 36,2°C :
Status Neurologis
Tanda perangsangan meningeal : (-) Tanda peningkatan TIK : (-) Nervi kranialis : dalam batas normal Motorik
:
Gerakan :
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
5555 5555
5555 5555
Kekuatan :
Tonus:
Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Bentuk :
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Reflek fisiologis : Kanan
Kiri
Reflek bicep
:(+)
(+)
Reflek tricep
:(+)
(+)
Reflek brachioradialis : ( + )
(+)
Reflek patella
:(+)
(+)
Reflek achilles
:(+)
(+)
Reflek patologis : (-) A : Diagnosa klinis
: Paraparese Inferior tipe LMN
Diagnosa topis
: Miogenik
Diagnosa etiologis
: Paralisis periodik hipokalemia
1 1 0 2 , 1
P : - IVFD RL 20 tts / menit
- Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam
r e b o t c O
- KSR 3x1 tablet - Neurobion 2x1 tablet 500
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
15
PRESENTASI KASUS
Tanggal 06 Oktober 2011 S
: Lemah kedua tungkai (perbaikan), sakit kepala, linu pada punggung sampai dengan pinggul
O : Keadaan Umum = Tampak Sakit Sedang
Kesadaran = CM (GCS = E 4M6V5) TD = 110/70 mmHg
RR = 18 x/menit
N = 84 x/menit
T = 36,7°C :
Status Neurologis
Tanda perangsangan meningeal : (-) Tanda peningkatan TIK : (-) Nervi kranialis : dalam batas normal Motorik
:
Gerakan :
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
5555 5555
5555 5555
Kekuatan :
Tonus:
Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Bentuk :
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Reflek fisiologis : Kanan
Kiri
Reflek bicep
:(+)
( ++ )
Reflek tricep
:(+)
(+)
Reflek brachioradialis : ( + )
(+)
Reflek patella
:(+)
(+)
Reflek achilles
:(+)
(+)
Reflek patologis : (-) A : Diagnosa klinis
: Paraparese Inferior tipe LMN
Diagnosa topis
: Miogenik
Diagnosa etiologis
: Paralisis periodik hipokalemia
1 1 0 2 , 1
P : - IVFD RL 20 tts / menit
r e b o t c O
- Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam - KSR 3x1 tablet - Neurobion 2x1 tablet 500
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
16
PRESENTASI KASUS
Tanggal 07 Oktober 2011 S
: Lemah kedua tungkai, demam (-), rasa baal (-), BAB dan BAK normal
O : Keadaan Umum = Tampak Sakit Sedang
Kesadaran = CM (GCS = E 4M6V5) TD = 120/80 mmHg
RR = 18 x/menit
N = 80 x/menit
T = 36,7°C :
Status Neurologis
Tanda perangsangan meningeal : (-) Tanda peningkatan TIK : (-) Nervi kranialis : dalam batas normal Motorik
:
Gerakan :
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
5555 5555
5555 5555
Kekuatan :
Tonus:
Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Bentuk :
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Reflek fisiologis : Kanan
Kiri
Reflek bicep
:(+)
(+)
Reflek tricep
:(+)
(+)
Reflek brachioradialis : ( + )
(+)
Reflek patella
:(+)
(+)
Reflek achilles
:(+)
(+)
Reflek patologis : (-) A : Diagnosa klinis
: Paraparese Inferior tipe LMN
Diagnosa topis
: Miogenik
Diagnosa etiologis
: Paralisis periodik hipokalemia
1 1 0 2 , 1
P : - IVFD RL 20 tts / menit
- Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam
r e b o t c O
- KSR 3x1 tablet - Neurobion 2x1 tablet 500
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
17
PRESENTASI KASUS ANALISA KASUS
Diagnosis pada pasien ini adalah : Diagnosa Klinis
: Paraparese inferior tipe LMN
Diagnosa Topis
: Miogenik
Diagnosa Etiologi : Paralisis periodik hipokalemia
Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesa : o
Tn. H 30 thn datang ke RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan utama, kedua tungkai terasa lemah sejak 1 hari SMRS, pertama kali dirasakan pada tungkai kiri, kemudian tungkai kanan. Pasien tidak mengeluhkan rasa baal, kesemutan, bicara cadel, wajah mencong ke satu sisi. Dari keluhan utama pasien menunjukkan adanya kelemahan akut pada daerah ekstremitas, hal ini dapat merupakan manifestasi klinis dari stroke, tetapi setelah dianamnesa lebih lanjut mengenai keluhan utamanya maka diagnosis stroke dapat dilemahkan karena pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan sensoris dan gangguan pada saraf kranial, tetapi hal ini masih memungkinkan terjadi stroke apabila lesi hanya berada di korteks motorik. Selain itu keluhan pasien yang bersifat motorik dan timbul secara berkala, dapat mengarah kepada kelemahan tipe LMN, adapun penyakit yang dapat menimbulkan kelemahan tipe LMN adalah paralisis periodik, gullian barre sindrom, miastenia gravis
o
Pasien menyangkal adanya keluhan sakit kepala, mual, muntah, gangguan menelan, riwayat penurunan kesadaran maupun trauma/terjatuh, demam, batuk-pilek Berdasarkan keluhan pasien tersebut menunjukan bahwa tidak adanya tanda peningkatan intrakranial, dan gangguan fungsi otonom yang semakin melemahkan diagnosa stroke dan mempertegas bahwa kelemahan yang dialami pasien bersifat murni motorik. Selain itu melemahkan pula
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
18
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
PRESENTASI KASUS diagnosa gullian barre sindrom karena pasien tidak memiliki riwayat demam maupun batuk-pilek dalam 1 bulan terakhir. Diagnosa miastenia gravis juga dapat dilemahkan karena pada miastenia gravis, kelemahan terutama terjadi pada otot yang sering digunakan seperti otot bola mata, otot – otot untuk menelan dan berbicara. o
Pasien mengeluhkan kelemahan ini setelah makan makanan berat (nasi), Pasien memakan makanan seperti biasanya, yaitu nasi, lauk, dan sayur. Porsi makanannya juga seperti biasa (1 piring), Keluhan seperti ini sudah beberapa kali dialami pasien (± 6 kali) dan dirawat di RS. Berdasarkan keluhan pasien semakin memperkuat diagnosa paralisis periodik, dimana kelemahan pada paralisis periodik dapat terjadi pada pagi hari sehabis bangun tidur, setelah aktivitas fisik yang berat maupun setelah memakan makanan dengan kandungan tinggi karbohidrat. Selain itu pada paralisis periodik juga tidak disertai dengan keluhan sensorik. Pasien juga sudah beberapa kali merasakan keluhan yang sama, hal ini menguatkan diagnosa periodik paralise yaitu serangan sudah terj adi berulang.
o
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelemahan pada kedua tungkai, hal ini sesuai dengan kepustakaan dimakan dikatakan bahwa pada periodik paralisis ini ditandai dengan kelemahan dari otot-otot skeletal episodik tanpa gangguan dari sensoris ataupun kognitif yang berhubungan dengan kadar kalium yang rendah di dalam darah. Pada refleks fisiologis tidak didapatkan peningkatan refleks, hal ini menyingkirkan semua diagnose banding dari lesi UMN.
o
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hipokalemia, hal ini menunjukkan kelemahan otot pada pasien terjadi karena hipokalemia, menurut kepustakaan periodik paralise adalah kelainan yang ditandai dengan hilangnya kekuatan otot, umumnya terkait dengan abnormalitas K + dan abnormalnya respon akibat perubahan K + dalam serum. Periodik paralise dapat dikelompokkan menjadi (1) Periodik paralise hipokalemia yang dapat disebabkan oleh : genetik, hipertiroid, hiperaldosteronism, gagal ginjal kronik dan idiopatik, (2) Periodik paralise hiperkalemia. (3). Periodik paralise normokalemia
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
19
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
PRESENTASI KASUS o
Pada pemeriksaan EKG tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pasien paralisis periodik hipokalemia perlu dilakukan pemeriksaan EKG, karena keadaan hipokalemia dapat mengganggu kerja dari organ lain, terutama sekali jantung yang banyak sekali mengandung otot dan berpengaruh terhadap perubahan kadar kalium serum. Perubahan kerja jantung ini dapat dideteksi dari pemeriksaan elektrokardiogram (EKG). Perubahan pada EKG ini dapat mulai terjadi pada kadar kalium serum dibawah 3,5 dan 3,0 mEq/L. Kelainan yang terjadi berupa inversi gelombang T, timbulnya gelombang U dan ST depresi, pemanjangan dari PR, QRS, dan QT interval.
o
Penatalaksaan pada pasien ini dilakukan berdasarkan : Pada pasien ini diberikan IVFD RL 20 tetes per menit untuk memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, serta untuk memasukkan obat melalui vena. Penatalaksanan priodik paralise hipokalemi harus didasari dengan prinsip terapi untuk keadaan hipokalemia, yaitu mengembalikan jumlah kalium dalam tubuh kembali ke nilai normal. Pemberian rutin kalium chlorida (KCL) 5 hingga 10 g per hari secara oral dapat mencegah timbulnya serangan pada kebanyakan pasien. Pada suatu serangan yang akut atau berat, KCL dapat diberikan melalui intravena dengan dosis inisial 0,05 hingga 0,1 mEq/KgBB dalam bolus pelan, diikuti dengan pemberian KCL dalam 5 % manitol dengan dosis 20 hingga 40 mEq. Kepustakaan lain KCL dapat diberikan dengan dosis 50 mEq/L dalam 250 cc larutan 5 % manitol. Monitoring kadar kalium tiap 2-4 jam perlu dilakukan untuk menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian secara intravena.
o
Prognosis pada pasien in ad bonam, karena dengan pengobatan konservatif sebagian besar pasien akan pulih dan kembali menjalankan aktivitasnya dengan normal.
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
20
PRESENTASI KASUS DAFTAR PUSTAKA
1. Mesiano taufik. Periodik paralisis. Available from http://images.omynenny.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SGZO5woKCrs AAHuaWtE1/Periodik%20Paralisis.doc?nmid=92636614 2. Anonim. Periodic paralisys. Available http://www.scribd.com/doc/36553519/PERIODIK-PARALISIS
from
3. Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. http://emedicine.medscape.com/article/1171678-overview
from
Available
4. Price S A, Wilson L M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Edisi VI. Jilid II Penerbit Buku Kedokteran Jakarta; EGC, 2004 5. Sudoyo A. W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K. M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006
1 1 0 2 , 1 r e b o t c O
Departemen Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
21