PERTUMBUHAN PERTUMBUHA N PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) L. ) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN
PAPER
OLEH: SALSALINA ITA BR PINEM 170301001 AGROTEKNOLOGI 1
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017
PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN
PAPER
OLEH: SALSALINA ITA BR PINEM 170301001 AGROTEKNOLOGI 1
Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di LaboratoriumAgroklimatologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017
Judul : PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN Nama : SALSALINA ITA BR PINEM NIM
: 170301001
Program Studi : Agroteknologi
Diketahui Oleh : Asisten Koordinator
(Muhammad Ridho Adha) NIM : 140301186
Diperiksa Oleh : Asisten Korektor I
Diperiksa Oleh : Asisten Korektor II
(Abdul Razak) NIM : 130301285
(Devi Nurmuharani) NIM : 140301257
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan baik dan tepat pada waktunya Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Chairani Hanum, M.Si., Dr. Ir. Nini Rahmawati, SP, M.Si., Dr. Yaya Hasanah, M.Si., Ir. Irsal, MP, Ir. T. Irmansyah, MP, Ir. Lisa Mawarni, MP selaku dosen pengajar mata kuliah Agroklimatologi serta kakak dan abang asisten Laboratorium Agroklimatologi yang telah memercayai penulis dalam menyelesaikan paper ini. Adapun judul dari paper ini adalah “PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN ”. Adapaun paper ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada dasarnya, penulis berusaha menyajikan paper ini sebaik mungkin. Penulis memahami paper ini masih jauh dari harapan dan kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik dan perbaikan untuk dapat menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata, penulis berharap paper ini dapat diterima dengan baik dan dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Terimakasih
Medan, November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Latar Belakang Tinjauan Penulisan Kegunaan Penulisan Tinjauan Pustaka Botani Tanaman Syarat Tumbuh Iklim Tanah SUHU UDARA DAN KETERKAITANNYA DENGAN PERTUMBUHAN TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) Pengertian Suhu Udara Faktor yang Mempengaruhi Suhu Udara Hubungan
Suhu
Udara
Dengan
Sektor
(Solanum tuberosum L.) Klasifikasi Tanaman Kentang ( Solanum tuberosum L.) Pertumbuhan Pada Produksi Benih kentang (Solanum tuberosum L.) Hidroponik Terhadap Suhu Pendinginan
Kesimpulan Daftar Pustaka
Pertanian
PENDAHULUAN
Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung dan di Indonesia kentang termasuk salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai perdagangan domestik dan potensi ekspor yang cukup baik. Umbi kentang mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral yang cukup tinggi. Komposisi utama umbi kentang adalah protein, air dan karbohidrat, serta mengandung kalsium, fosfor, natrium, kalium, zat besi, vitamin C dan vitamin B. Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan umbi kentang dikenal sebagai bahan yang dapat menggantikan bahan pangan penghasil karbohidrat lain seperti beras, gandum, dan jagung. Selain itu, umbi kentang lebih tahan lama disimpan dibandingkan dengan sayuran lainnya. Kentang juga merupakan komoditas ekspor yang memiliki daya jual yang lumayan tinggi (Basuki, RS, 2009) Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) menghasilkan umbi sebagai komoditas sayuran dan bahan makanan olahan. Umbi kentang kultivar Atlantic yang merupakan salah satu kultivar kentang terseleksi di Amerika Serikat, mempunyai beberapa keunggulan seperti produktivitas tinggi, kadar air rendah, mudah dalam pengolahan hasil umbi, tidak mengalami perubahan setelah diproses dan mempunyai kualitas umbi chip and fried walaupun juga mengandung kelemahan, yaitu tidak tahan terhadap penyakit dan hama (Basuki, RS, Moekasan, 2013) Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah termasuk tanaman sayuran yang berumur pendek (semusim). Saat ini kegunaan umbinya semakin banyak dan mempunyai peran penting bagi perekonomian Indonesia. Kebutuhan kentang semakin meningkat akibat pertumbuhan jumlah penduduk, juga akibat perubahan konsumsi di beberapa negara berkembang. (Mailangkay,dkk. 2012) Kentang merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan volumenya kentang merupakan bahan pangan keempat di dunia setelah padi, jagung, dan gandum. Kentang hanya dapat hidup di daerah dataran tinggi sekitar 1000-3000 meter di atas permukaan laut. Sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. (Bayong. 2004.) Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai bahan makanan juga digunakan sebagai bahan industri dan berpotensi untuk biofarmaka. Salah satu sentra produksi kentang di Indonesia untuk daerah Jawa Barat adalah Pangalengan. Di Pangalengan terdapat
beberapa pertanian kentang, hal ini didukung oleh keadaan iklim yang sesuai untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
kentang.
()
Tujuan Penulisan Untuk Mengetahui Pertumbuhan Pada Produksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.) Hodroponik Terhadap Suhu Udara Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tanaman kentang berasal dari daerah dataran tinggi Andes, Amerika Selatan . International Potato Centre (CIP) (2010) menyebutkan bahwa daerah tersebut merupakan pusat konservasi keanekaragaman hayati kentang. Wilayah tersebut berada pada ketinggian antara 1500-4000 meter. Tanaman kentang dapat dibudidayakan di beberapa negara beriklim sedang, tropis dan subtropis (Ma’rufatin. 2011). Kentang merupakan tanaman semusim yang berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia yang memiliki daun berbentuk menyirip majemuk dan lembar daun bertungkai dan berfungsi sebagai tempat melakukan proses fotosintesis yang kemudian hasil fotosintesis tersebut digunakan untuk pertumbuhan vegetatif, generatif, respirasi dan sebagian disimpan dan ditimbun pada bagian tanaman sehingga membentuk umbi. (Handayani,dkk.2013) Menurut Rukmana (1997), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kentang diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae (Tumbuh – tumbuhan)
Divisio
: Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisio
: Angiospermae (Berbiji tertutup)
Clasis
: Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo
: Solanales(Tumbuhan berumbi)
Familia
: Solanaceae(Tumbuhan berbunga terompet)
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum tuberosum Linn
Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Helaian daun berbentuk poling atau bulat lonjong, dengan ujung meruncing, memiliki anak daun primer dan sekunder, tersusun dalam tangkai daun secara berhadap-hadapan (daun mejemuk) yang menyirip ganjil. Warna daun hijau keputih – putihan. Posisi tangkai utama terhadap batang tanaman membentuk sudut kurang dari 45 o atau lebih besar 45o. Pada dasar tangkai daun terdapat tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder (Rukmana, 1997). Daun berkerut – kerut dan permukaan bagian bawah daun berbulu. Daun tanaman berfungsi sebagai
tempat proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, lemak, protein dan vitamin yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif, respirasi dan persediaan tanaman. (Putro, 2010) Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang dapat menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabut umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar tanaman berwarna keputih – putihan dan halus berukuran sangat kecil. Di antara akar – akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar tanaman berfungsi menyerap zat – zat yang diperlukan tanaman dan untuk memperkokoh berdirinya tanaman (Putri, 2003). Lovatt (1997) menyebutkan bahwa terdapat empat fase pertumbuhan tanaman kentang, yaitu pertumbuhan vegetatif, inisiasi, pembesaran dan pemasakan umbi. Fase vegetatif memerlukan waktu 2-4 minggu dari muncul tunas sampai inisiasi umbi. Fase inisiasi dan pembesaran umbi dimulai dengan pembentukan stolon kemudian pembesarannya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 78 minggu. Fase pemasakan umbi memerlukan waktu 2-3 minggu. Perubahan yang terjadi pada fase ini yaitu kulit umbi mulai terbentuk, berat kering umbi maksimum, bagian atas tanaman berwarna kekuningan dan mati. Jumlah waktu yang dibutuhkan tanaman kentang untuk tumbuh dan berkembang sekitar 13-20 minggu atau 90-140 hari. (Ma’rufatin. 2011)
Syarat Tumbuh Iklim Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata – rata harian antara 15 – 20o C. Kelembaban udara 8090% cukup mendapat sinar matahari (moderat) dan curah hujan antara 200 – 300 mm per bulan atau rata – rata 1000 mm selama pertumbuhan. Suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15 – 18o C. Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 o C dan lebih dari 30o C (Rukmana, 1997 dan Samadi, 1997 dalam Putro, 2010).
Tanah Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan reaksi tanah (pH) 5 – 6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri – ciri solum tanah agak tebal antara 1 – 2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur remah. Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi, produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral. Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang lain(Rukmana, 1997 dalam Putro, 2010)
PERTUMBUHAN PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) HIDROPONIK TERHADAP SUHU PENDINGINAN
Pengertian Suhu Udara Suhu udara adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Skala suhu adalah oC. Suhu juga bisa diartikan sebagai suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi rata-rata pergerakan molekul (Debora, 2014). Suhu dalam pengertian kualitatif merupakan ukuran untuk menyatakan dingin, panas dan hangat dalam kehidupan sehari-hari. Panas dapat dinyatakan sebagai energi yang ditransfer dari benda yang satu ke benda yang lain dengan proses radiasi, konveksi atau konduksi (Kirono, dkk. 2014). Udara adalah komponen terpenting bagi semua makhluk hidup. Udara juga merupakan salah satu yang berhubungan dengan suhu. Suhu dapat diukur dengan alat pengukur suhu. Dalam pengukuran suhu, pengambilan data suhu yang benar sangatlah penting. Suhu yang sering dipergunakan adalah suhu udara dan suhu tanah (Bimo, dkk. 2014) Suhu udara adalah ukuran energi rata-rata dari pergerakan molekulmolekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut untuk memindahkan panas ke benda lain atau menerima panas dari benda lain tersebut. Dalam sistem, benda yang kehilangan panas dikatakan benda bersuhu tinggi. (Yani. 2009) Suhu merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suhu benda, maka suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Akan tetapi hubungan antara satuan panas dengan satuan suhu tidak merupakan suatu konstanta, karena besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat capacity) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut (Lakitan 2002 dalam Handareni. 2015)
Faktor yang mempengaruhi Suhu Udara Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktorfaktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara. Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertikal dan horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun. (Bimo,dkk. 2014) Radiasi matahari mempengaruhi suhu rata-rata di masing-masing wilayah, semakin besar jumlah energi radiasi yang diterima suatu wilayah menyebabkan semakin tinggi suhu permukaan pada wilayah tersebut. Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata pada setiap periode24 jam. Suhu udara maksimum tercapai beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum tercapai pada saat berkas cahaya jatuh tegak lurus, yakni tengah hari. (Lakitan, 2002) Keadaan suhu udara pada suatu tempat di permukaan bumi akan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut : o
Lamanya Penyinaran Matahari Semakin lama matahari memancarkan sinarnya disuatu daerah, makin banyak panas yang diterima. Keadaan atmosfer yang cerah sepanjang hari akan lebih panas daripada jika hari itu berawan sejak pagi.
o
Kemiringan Sinar Matahari Suatu tempat yang posisi matahari berada tegak lurus di atasnya, maka radiasi matahari yang diberikan akan lebih besar dan suhu ditempat tersebut akan tinggi, dibandingkan dengan tempat yang posisi mataharinya lebih miring.
o
Angin dan Arus Laut Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi dingin.
o
Tinggi Rendahnya Tempat Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut
o
Keadaan Awan Adaya awan di atmosfer akan menyebabkan berkurangnya radiasi matahari yang diterima di permukaan bumi. Karena radiasi yang mengenai awan, oleh uap air yang ada di dalam awan akan dipencarkan, dipantulkan, dan diserap.
o
Keadaan Permukaan Bumi Perbedaan sifat darat dan laut akan mempengaruhi penyerapan dan pemantulan radiasi matahari. Permukaan darat akan lebih cepat menerima dan melepaskan panas m energy radiasi matahari yang diterima
dipermukaan
bumi
dan akibatnya menyebabkan
perbedaan suhu udara di atasnya. (Damanhuri, 2017) Suhu udara bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur cuaca seperti curah hujan, tekanan udara, kelembaban udara dan kecepatan udara. Suhu udarapun ditentukan oleh peredaran semu matahari dari utara ke selatan dan
sebaliknya. Pergerakan semu matahari ini menyebabkan perbedaan penerimaan sinaran matahari sehingga terjadi perbedaan suhu udara. Maka terjadilah pola musim dibelahan utara dan selatan bumi maupun daerah disekitar ekuator. Suhu udara juga dapat dipengaruhi oleh pergerakan massa udara disekitarnya baik secara konveksi, adveksi maupun turbulensi. Pergerakan massa udara selain adveksi, konveksi dan turbulensi juga akan membawa massa, energi dan momentum (Kayadu. 2015 dalam Handareni. 2015)
Hubungan Suhu Udara Dengan Sektor Pertanian (Solanum tuberosum L.) Pengembangan teknologi pemuliaan tanaman pada saat ini telah banyak menunjukkan kemajuan. Menururt Smith (1968) tanaman kentang diduga telah ada sekitar 70 varietas pada zaman dulu. Varietas tanaman yang terkenal saat itu ialah Russet Burbank yang diproduksi di Idaho dan diikuti dengan kemunculan varietas lain seperti Eigenheimer, Bevelander, Voran, profijit, Marinta, Pinpernal, Panda dan Intje. Ada juga kentang varietas Agria¸ kentang introduksi dari Belanda. Umbinya besar seperti umbi ketelah rambat. Kuning umbi kuning, daging umbi kuning tua. Kultivar Agria memiliki kandungan pati sebesar 18,3% sehingga kultivar ini cocok digunakan sebagai bahan baku french friesTanaman ini tahan penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi juga tanam serangan nematoda serta keropeng. (Salsabila. 2015) Seiring dengan perkembangan teknologi genetika, varietas – varietas tanaman kentang baru banyak bermunculan sesuai dengan ketahanan terhadap penyakit. Menurut Balitsa (2008) varietas tanaman kentang yang sangat mendominasi untuk saat ini ialah Granola sebagai kentang sayur dan Atlantis sebagai kentang olahan. (Djuariah,, 2016) Atlantis merupakan salah satu varietas tanaman kentang yang dilepaskan pada 16 Juli tahun 1976 oleh pusat penelitian pertanian United Stated, Florida, Virginia, dan New Jersey yang memiliki bentuk lonjong hingga bulat, panjang sekitar 79.1 ± 0.3 mm, lebar sekitar 73.2 ± 0.7 mm, dan tebal sekitar 60.7 ± 0.6 mm. Selain bentuk, varietas ini juga memiliki karakter warna daun yang cerah,
halus dan sangat muda, sedangkan karakter batang batang yang tebal dan hijau serta pigmen yang berwarna ungu (Webb et al. 1978 dalam Ma’rufatin, 2011). Varietas Super john yang masih digunakan oleh petani di Sulawesi utara sejak tahun 1990-an hingga saat ini merupakan varietas hasil seleksi dari populasi varietas Donata yang dilakukan oleh seorang petani dengan cara memilih individu tanaman yang masih kekar serta lebih tinggi dari tanaman yang lain dengan produksi varietas tanaman Super John di sulawesi utara ini mencapai 30 ton/ha dan memiliki bunga yang berwarna ungu, serta berumur empat bulan (± 120 hari) (Taulu 2003 dalam Ma’rufatin, 2011).
Klasifikasi Tanaman Kentang ( Solanum tuberosum L.) Kingdom
: Plantae (Tumbuh – tumbuhan)
Divisio
: Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Subdivisio
: Angiospermae (Berbiji tertutup)
Clasis
: Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo
: Solanales(Tumbuhan berumbi)
Familia
: Solanaceae(Tumbuhan berbunga terompet)
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum tuberosum Linn
Kondisi Lingkungan Ruang Pertumbuhan Tanaman Kentang Kondisi ruangan pertumbuhan kentang diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan iklim mikro yang memungkinkan tanaman kentang dapat tumbuh. Terkadang, ketinggian tempat tidak memungkinkan untuk pertumbuhan tanaman kentang karena suhu yang terlalu tinggi (20.0 – 33.0 oC). Tanaman kentang menghendaki suhu antara 15.0 – 25.0˚C (Lovatt 1997). Untuk mengatasi hal ini digunakan pendingin (Air Conditioner / AC) yang dinyalakan terus menerus selama penelitian berlangsung. Suhu yang telah diukur selama 24 jam memiliki rata-rata 22.6˚C. Nilai terendah dari suhu yang terukur yaitu 20.0˚C pada pukul 06.00. Suhu tertinggi yaitu 26.5˚C pada pukul 16.00. Kisaran suhu di dalam ruangan pertumbuhan tersebut cukup memenuhi kebutuhan suhu untuk pertumbuhan tanaman kentang. (Handareni. 2015)
Kelembaban udara (RH) yang diukur pada ruangan tersebut berkisar antara 48 - 53%. Nilai RH iklim mikro tergolong kering. Hal tersebut karena keberadaan AC yang bersifat mengeringkan udara dalam ruang. Udara yang relatif kering tersebut dapat menyebabkan tanaman kentang layu saat awal pertumbuhan, sehingga perlu ditutup dengan gelas plastik untuk menjaga kelembaban udara di sekitar tanaman. (Handoko. 1994) Pengukuran intensitas cahaya dilakukan untuk mengukur intensitas cahaya yang diterima oleh semua tanaman. Total lampu yang digunakan pada ruangan ini adalah delapan lampu untuk pengukuran dan dua lampu untuk tanaman tanpa perlakuan sebagai tanaman contoh untuk bahan kalibrasi hubungan antara luas dengan berat daun. Tanaman tanpa perlakukan ini kemudian tidak dapat digunakan sebagai kalibrasi, dikarenakan semua tanaman mati. Daya lampu yang digunakan pada pengukuran yaitu 8 x 40 W sehingga total daya lampu 320 W digunakan untuk area tanam
2 x 1.2 m2 = 2,4 m2 merupakan luasan kedua
perlakuan pencahayaan. (Simangunsong 2011)
Dampak Tinggi Rendah Suhu Udara terhadap Pertumbuhan Kentang Dampak tinggi rendahnya suhu udara terhadap pertumbuhan kentang berkaitan dengan syarat tumbuhnya tanaman kentang tersebut. Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah yakni 15 sampai 20 0C, cukup sinar matahari dan kelembaban udara sekitar 80 – 90 %. Hal ini berarti kndisi cuaca seperti suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang (Debora. 2014). Menurut Ashandi dan Gunadi (2006) daerah yang memiliki suhu udara maksimum 30 0C dan suhu udara minimum 15 0C adalah daerah yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman kentang daripada daerah yang memiliki suhu relatif konstan rata – rata 24
0
C. Peningkatan suhu di lingkungan tumbuh tanaman
kentang akan mempengaruhi aktivasi energi pada reaksi kimia seperti penggunaan energi hasil proses fotosintesis untuk proses respirasi (Ashandi dan Gunadi, 2006). Respirasi tumbuhan akan meningkat dengan peningkatan suhu dan akan menurun saat suhu mencapai 40 0C dan pada suhu tersebut penyusun enzim akan mulai rusak (Sutcliffe 1977). (Lakitan Benyamin, 1997)
KESIMPULAN
Suhu udara adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Skala suhu adalah oC. Suhu dalam pengertian kualitatif merupakan ukuran untuk menyatakan dingin, panas dan hangat dalam kehidupan sehari-hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara antara lain : 1) Lama penyinaran matahari; 2) Sudut datang sinar matahari; 3) Angin dan arus laut; 4) Tinggi rendahnya tempat di permukaan bumi; 5) Keadaan permukaan bumi; dan 6) Awan Suhu udara mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang, sesuai dengan syarat tumbuh tanaman tersebut. Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata – rata harian antara 15 – 20o C. Perbedaan pertumbuhan kentang juga dipengaruhi oleh varietasn ya. Dampak tinggi rendahnya suhu udara terhadap pertumbuhan kentang berkaitan dengan syarat tumbuhnya tanaman kentang tersebut. Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah yakni 15 sampai 20 0C, cukup sinar matahari dan kelembaban udara sekitar 80 – 90 %.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Yogyakarta. 2004 Basuki, RS, Kusmana & Sofiari, E 2009, ‘Identifikasi permasalahan dan peluang perluasan area penanaman kentang di dataran medium’, Prosiding Seminar Nasional Pekan Kentang 2008, Lembang 20 s.d 21 Agustus 2008 , Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, hlm. 376-88. Basuki, RS, Moekasan, TK & Prabaningrum, L 2013, ‘Analisis kelayakan teknis dan finansial teknologi pengendalian hama terpadu kentang dataran medium’, J. Hort ., vol. 23, no. 1, hlm. 91-8. Bimo.W.A, Syifaurrahman, Ramadhan, Listiana. 2014. Analisis Pengukuran Suhu dan Kelembaban pada Tanah dan Udara. Bogor : IPB Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung Damanhuri, Sa’diyyah, Eriansyah. 2017. Adaptasi Pertumbuhan Dua Varietas Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Pemberian Naungan : Kajian Pengembangan Budidaya di Dataran Menengah. Jember : Politeknik Negeri Jember Debora. 2014. Suhu Udara dan Suhu Tanah. Bengkulu : Universitas Bengkulu Djuariah, Tri Handayani, Sofiari. 2016. Toleransi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Suhu Tinggi berdasarkan Kemampuan Berproduksi di Dataran Medium. Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Handareni.
2015.
Estimasi
Suhu
Udara
Kabupaten
Probolinggo.
Handayani, Basunando, Murti.P, Sofiari. 2013. Perubahan Morfologi dan Toleransi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Suhu Tinggi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Handayani, T, Basunanda, P, Murti, HR & Sofiari, E 2013b, ‘Perubahan morfologi dan toleransi tanaman kentang terhadap suhu tinggi’, J. Hort., vol. 23, no. 4, hlm. 318-28. Handoko. 1994. Klimatologi dasar.Pustaka jaya, Bogor .
Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Rajagrafindo persada, - Tjasyono
Sofiari, E 2015, Perakitan varietas unggul kentang tahan cekaman biotik dan abiotik , Laporan Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP) Tahun 2014, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.
Wicaksana, N 2001, ‘Penampilan fenotipik dan beberapa parameter genetik 16 genotip kentang pada lahan sawah di dataran medium’, Zuriat, vol. 12, no. 1, hlm. 15-22.