18
1
MAKALAH
SEJARAH INDONESIA
"Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945"
Oleh:
Intan Sri Hartanti P.A (11/ XI AK-3)
Lusi Lidia Wati (20/ XI AK-3)
Mahmudi Islam Mudin (23/ XI AK-3)
Nadhifa Nurayu M (30/ XI AK-3)
SMK NEGERI 1 SRAGEN
JURUSAN AKUTANSI
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul "Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945" dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat serta salam kami tujukan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menuntun umatnya kearah keselamatan hidup serta membawa petunjuk bagi semua umat muslim.
Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, dukungan yang telah diberikan pada penulis, dengan terselesaikannya makalah ini. Kami ucapkan terima kasih kepada:
Orang tua yang selalu mendoakan.
Ibu guru, selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kita semua dalam kegiatan belajar maupun pembelajaran.
Tak ada gading yang tak retak, kami selaku penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah yang kami buat agar dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kami. Amin
Sragen, 11 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
BAB II ISI
2.1 Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi 2
2.2 Peranan Proklamator Dalam Kemerdekaan Indonesia 8
2.3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 11
2.4 Proses Pembentukan Pemerintahan Pertama RI beserta Kelengkapannya dalam Proklamasi 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 24
3.2 Kritik Dan Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi menanti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI?
Bagaimana peranan Tokoh Proklamator dalam kemerdekaan Indonesia?
Bagaimana memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?
Bagaimana Proses Pembentukan Pemerintahan Pertama beserta Kelengkapannya dalam Proklamasi?
TUJUAN
Mengetahui sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI.
Mengetahui peranan Tokoh Proklamator dalam kemerdekaan Indonesia .
Mengetahui perjuangan pahlawan dalam mempertahamkan kemerdekaan Indonesia.
Mengetahui Proses Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia beserta kelengkapannya dalam Proklamasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI
2.1.1 Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua dalam menentukan waktu diproklamasikannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan tua dan Wikana yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas).
2.1.2 Penyusunan Tesk Proklamasi
Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta telah mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu disepakati agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib.
2.1.3 Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, barisan pemuda berbondong – bondong datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan Ikada untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
Dr. Buntaran Martoatmodjo, Mr. Latuharhary, Anwar Tjokroaminoto, Otto Iskandardinata, Sam Ratulangi, Mr. Sartono, Pandu Kartawiguna, Dr. Muwardi, Mr. A. A Maramis, Abikusno Tjokrosuyoso, Harsono Tjokroaminoto, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur, Sayuti Melik, M. Tabrani, A.K Pringgodigdo, dll.
2.1.4 Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu pula berita proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Konter Domei (kantor berita saat pendudukan Jepang), Waidan B Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan berita Proklamasi tiga kali berturut – turut. Teks proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan radio dan memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam sampai dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai radio dilarang masuk. Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio, seperti Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran diambil dari Kantor Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke Menteng 31 para pemuda merakit pemancar baru dengan kode panggilan DJK I, dari sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan demikian rakyat Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.
2.1.5 Isi Teks Proklamasi.
a. Naskah baru setelah mengalami perubahan
Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
Kata tempoh diubah menjadi tempo
Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05
Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
b. Naskah Otentik
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.
2.1.6 Teks pidato proklamasi kemerdekaan Indonesia
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan proklamasi kami:
PROKLAMASI,
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 Agustus 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
SUKARNO-HATTA
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!
2.2 PERAN TOKOH PROKLAMATOR DALAM PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
2.2.1 BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan jepang di Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan, kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di berbagai wilayah, peperangan tentara Jepang selalu menemui kekalahan, dalam keadaan seperti itulah, pada tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Penyampaian janji itu bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga Jenderal Kumakici Herada mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintaan Indonesia merdeka. Badan ini beranggota 60 orang tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua) ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi dari pihak Jepang.
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh anggotadan dua orang pambesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 juni 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian dikenal dengan Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar Negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima rancangan dasar yang diajukan itu adalah;
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
c. Mufakat atau demokrasi.
d. Kesejahteraan sosial.
e. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.2.2 PPKI
Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan juli 1945. Namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan orang anggota, yaitu: (Soekarno, Mr.Muh.Yamin, Mr.A.A.Maramis, Wachid Hasyim, Moh.Hatta, Mr.Ahmad Soebardjo, Abduljahar Muzakar, Abikusno Tjokrosujoso). Membentuk panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka. Dokumen ini dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Adapun isi dari Piagam Jakarta, adalah:
Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat Islam bagi para pemeluknya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persauan Indonesia.
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan.
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, setelah diadakannya perubahan pada sila pertama, yaitu "Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD 1945, mereka mengajukan pembentukan PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia itu dipanggil untuk membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Landasan itu adalah landasan dasar nasional dan landasan dasar internasional. Landasan tersebut tercermin di dalam Pembukaan UUD 1945, sekaligus merupakan Dekralasi Kemerdekaan Indonesia.
2.3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai upaya, yaitu perlucutan senjata Jepang, menghadapi tentara sekutu dan NICA, serta perjuangan politik untuk mendapatkan pengakuan internasional. Kedatangan pihak sekutu ke Indonesia dengan tujuan melepaskan tawanan perang tentara sekutu dari Jepang dan melucuti tentara Jepang pada awalnya diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Namun setelah tahu kedatangan sekutu diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dengan tujuan Belanda ingin menguasai kembali wilayah Indonesia, akhirnya terjadilah konflik di berbagai daerah di Indonesia. Pada masa itu Belanda melalui pemimpin Van Mook membentuk Negara-negara bagian, yaitu NIT (Negara Indonesia Timur), Negara Pasundan, Daerah Istimewa Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, Negara Jawa Timur.
2.3.1 Perjuangan Bersenjata
1. Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945)
Pada peristiwa ini gugur Dokter Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya pecah perang antara pasukan Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang yang mengakibatkan banyaknya korban.
2. Peristiwa heroik di Surabaya
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari pasukan sekutu (Inggris) pada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan membawa bendera putih sebagai tanda menyerah pada sekutu sebagai akibat tewasnya Brigjen Mallaby. Namun sampai batas waktu yang dijanjikan tidak diindahkan akhirnya terjadilah pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
3. Bandung Lautan Api
Peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota Bandung untuk mengambil alih tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak Sekutu juga meminta Indonesia untuk menyerahkan senjata yang berhasil dirampas dari pihak Jepang. Namun permintaan itu tidak dihiraukan oleh Indonesia akhirnya tanggal 23 Maret 1946 meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari pusat untuk mengosongkan kota Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota Bandung dengan terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
4. Peristiwa Medan Area
Peristiwa ini bermula dengan kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA pada tanggal 9 Oktober 1945. Kedatangan mereka yang bermaksud untuk memperkuat pasukan Westerling (Belanda) yang diterjunkan sebelumnya akhirnya memberikan kesimpulan bahwa Belanda bermaksud untuk menjajah kembali. Akhirnya terjadi ketegangan-ketegangan yang menimbulkan konflik antara Inonesia dengan Belanda.
5. Peristiwa Merah Putih di Menado
Terjadi pada tanggal 14 Desember 1945 di mana para pemuda Menado yang tergabung dalam pasukan KNIL bersama rakyat berhasilo merebut Menado, Tomohon, dan Minahasa dari tangan sekutu/Belanda. Daerah yang direbut tersebut dikibarkan bendera Merah Putih.
6. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 antara pasukan Inggris (Sekutu) melawan pasukan Indonesia (Divisi V Banyumas) di bawah Kolonel Soedirman.
Dalam pertempuran itu pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Untuk mengenangnya didirikan Monumen Palagan Ambarawa.
7. Pertempuran Puputan Margarana di Bali
Puputan artinya perang habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November 1946 antara pasukan Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur.
8. Pertempuran 11 Desember 1946 di Sulawesi Selatan
Pertempuran ini terjadi di wilayah Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan Luwu. Pejuang yang gugur salah satunya yaitu Emmy Saelan.
9. Agresi Militer Belanda I
Terjadi tanggal 21 Juli 1947 di mana Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan serangan secara tiba-tiba. Serangan tersebut diarahkan di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra terutama daerah minyak dan perkebunan.
10. Agresi Militer Belanda II
Terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.
2.3.2 Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi (Perundingan).
Perundingan Soekarno – Van Mook
Pertemuan dimulai tanggal 23 Oktober 1945 di Gambir. Dalam perundingan ini tidak menghasilkan apa-apa, namun sebagai langkah awal merintis jalan perundingan selanjutnya.
Pertemuan Sutan Syahrir – Van Mook Pertama
Pertemuan ini juga tidak menghasilkan keputusan apa-apa karena Belanda tetap berpegang teguh pada isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942.
Perundingan Hooge Veluwe
Perundingan ini terjadi tanggal 14 – 21 April di Hooge Veluwe di kota kecil Belanda. Perundingan ini menemui jalan buntu yang mengakibatkan hubungan Indonesia– Belanda semakin memburuk.
Perundingan Linggarjati
Perundingan ini menghasilkan :
Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
Pemerintah Belanda bersama RI akan bersama-sama mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS) tanggal 1 Januari 1949
RI dan Belanda merupakan satu uni (gabungan) yang dikepalai Ratu Belanda
Perundingan Renville
Hasil dari perundingan ini :
Akan dibentuk RIS (Republik Indonesia Serikat)
Belanda akan tetap berkuasa di Indonesia sampai saat penyerahan kedaulatan.
Kedudukan RIS sejajar dengan Belanda
RI merupakan bagian dari RIS
Pasukan RI harus ditarik keluar dari daerah pendudukan yang berhasil direbutnya.
RI harus mengakui daerah yang berhasil diduduki Belanda sejak Agresi Militer Belanda Pertama.
Perundingan Roem Royen
Hasil pertemuan ini :
Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
2. Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
Pemerintah RI akan menghadiri KMB
Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan tawanan perang
Perundingan Inter Indonesia
Perundingan hanya ke dalam wilayah Indonesia yang diwakili dari RI dan BFO (Negara Bagian Indonesia). Tujuannya untuk menyamakan langkah dalam menghadapi KMB di Den Haag.
Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar)
Hasil KMB adalah :
Belanda mengakui kedaultan RIS (Republik Indonesia Serikat) kecuali wilayah Irian Barat yang akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
Dibentuknya UNI Indonesia-Belanda dengan monarchi Belanda sebagai Kepala Negara.
Hutang Hindia Belanda diambil alih oleh RIS.
2.4 PROSES PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN PERTAMA RI BESERTA KELENGKAPANNYA
Negara RI yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya belum sempurna sebagai suatu negara. Oleh karena itu langkah yang diambil oleh para pemimpinnegara melalui PPKI adalah menyusun konstitusi negara dan membentuk alat kelengkapannegara. Untuk itu PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945. Sebelum rapat dimulai, muncul permasalahanyang disampaikan oleh wakil dari luar Jawa, di antaranya Mr. Latuharhary (Maluku), Dr. SamRatulangi (Sulawesi), Mr. Tadjudin Noor dan Ir. Pangeran Noor (Kalimantan), dan Mr. I KtutPudja (Nusa Tenggara) yang menyampaikan keresahan penduduk non-Islam mengenaikalimat dalam Piagam Jakarta yang nantinya akan dijadikan rancangan pembukaan danUndang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kalimat yang dimaksud adalah:
"Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi para pemeluknya", serta-syarat seorang kepala negara haruslah seorang muslim".
Untuk mengatasi masalah tersebut Drs. Mohammad Hatta beserta Ki Bagus Hadikusumo, Wachid Hasyim, Mr. KasmanSingadimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hassan membicarakannya secara khusus. Akhirnya dengan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan menegakkan NegaraRepublik Indonesia yang baru saja didirikan, rumusan kalimat yang dirasakan memberatkanoleh kelompok non-Islam dihapus sehingga menjadi berbunyi " Ketuhanan Yang Maha Esa" dan syarat seorang kepala negara adalah orang Indonesia asli.
Pembentukan Komite Nasional
Sebagai tindak lanjut dari sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 maka dibentuklahKomite Nasional Indonesia (KNI). Komite Nasional Indonesia adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebelum diselenggarakan PemilihanUmum (Pemilu). KNIP diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo. Anggota KNIP dilantikpada tanggal 29 Agustus 1945. Tugas pertama KNIP adalah membantu tugaskepresidenan. Namun, kemudian diperluas tidak hanya sebagai penasihat presiden,tetapi juga mempunyai kewenangan legislatif. Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkandalam rapat KNIP tanggal 16 Oktober 1945. Dalam rapat tersebut, wakil presiden Drs.Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah RI No. X yang isinya meliputi hal-hal berikut.
KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kekuasaan legislatif untuk membuatundang-undang dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Berhubung gentingnya keadaan, maka pekerjaan sehari-hari KNIP dijalankan olehsebuah Badan Pekerja KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir. Komite Nasional Indonesia disusun dari tingkat pusat sampai daerah. Pada tingkat pusat disebutKomite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yang disusunsampai tingkat kawedanan disebut Komite Nasional Indonesia.
Pembentukan Partai Nasional Indonesia
Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI bersidang untuk yang ketiga kalinya danmenghasilkan keputusan antara lain pembentukan Partai Nasional Indonesia, yang padawaktu itu dimaksudkan sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia (partai tunggal).Dalam perkembangannya muncul Maklumat tanggal 31 Agustus 1945 yang memutuskanbahwa gerakan dan persiapan Partai Nasional Indonesia ditunda dan segala kegiatandicurahkan ke dalam Komite Nasional. Sejak saat itu, gagasan satu partai tidak pernahdihidupkan lagi. Demi kelangsungan kehidupan demokrasi, maka KNIP mengajukan usulkepada pemerintah agar rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikanpartai politik. Sebagai tanggapan atas usul tersebut, maka pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat pemerintah yang pada intinya berisimemberikan kesempatan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Maklumat itukemudian dikenal dengan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. Partaipolitik yang muncul setelah Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945dikeluarkan antara lain Masyumi, Partai Komunis Indonesia, Partai Buruh Indonesia,Parkindo, Partai Rakyat Jelata, Partai Sosialis Indonesia, Partai Rakyat Sosialis, Partai Katolik, Permai, dan PNI.
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat
Badan Keamanan Rakyat (BKR) ditetapkan sebagai bagian dari Badan PenolongKeluarga Korban Perang (BPKKP), yang merupakan induk organisasi yang ditujukan untukmemelihara keselamatan masyarakat. BKR tugasnya sebagai penjaga keamanan umumdi daerah-daerah di bawah koordinasi KNI Daerah. Para pemuda bekas anggota Peta,KNIL, dan Heiho segera membentuk BKR di daerah sebagai wadah perjuangannya.Khusus di Jakarta dibentuk BKR Pusat untuk mengoordinasi dan mengendalikan BKR dibawah pimpinan Kaprawi. Sementara BKR Jawa Timur dipimpin Drg. Moestopo, BKRJawa Tengah dipimpin Soedirman, dan BKR Jawa Barat dipimpin Arudji Kartawinata.
Pemerintah belum membentuk tentara yang bersifat nasional karena pertimbanganpolitik, mengingat pembentukan tentara yang bersifat nasional akan mengundang sikappermusuhan dari Sekutu dan Jepang. Menurut perhitungan, kekuatan nasional belummampu menghadapi gabungan Sekutu dan Jepang. Sementara itu para pemuda yangkurang setuju pembentukan BKR dan menghendaki pembentukan tentara nasional,membentuk badan-badan perjuangan atau laskar bersenjata. Badan perjuangantersebut misalnya Angkatan Pemuda Indonesia (API), Pemuda Republik Indonesia (PRI),Barisan Pemuda Indonesia (BPI), dan lainnya. Selain itu para pemuda yang dipeloporioleh Adam Malik membentuk Komite van Actie.Pada tanggal 5 Oktober 1945 dikeluarkan Maklumat Pemerintah yangmenyatakan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sebagai pimpinan TKR ditunjukSupriyadi. Berdasarkan maklumat pemerintah tersebut, maka segera dibentuk MarkasTertinggi TKR oleh Oerip Soemohardjo yang berkedudukan di Yogyakarta. Di Pulau Jawaterbentuk 10 Divisi dan di Sumatra 6 Divisi. Berkembangnya kekuatan pertahanan dankeamanan yang begitu cepat memerlukan satu pimpinan yang kuat dan berwibawauntuk mengatasi segala persoalan akibat perkembangan tersebut. Supriyadi yangditunjuk sebagai pemimpin tertinggi TKR ternyata tidak pernah muncul. Pada bulanNovember 1945 atas prakarsa dari markas tertinggi TKR diadakan pemilihanpemimpin tertinggi TKR yang baru. Yang terpilih adalah Kolonel Soedirman, KomandanDivisi V/Banyumas. Sebulan kemudian pada tanggal 18 Desember 1945, Soedirmandilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal.Oerip Soemohardjo tetap menduduki jabatan lamanya sebagai Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jenderal (Letjen). Terpilihnya Soedirman merupakantitik tolak perkembangan organisasi kekuatan pertahanan keamanan. Pada bulan Januari1946, TKR berubah menjadi Tentara Rakyat Indonesia (TRI). Pada bulan Juni 1947 namaTRI berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sampai dengan pertengahan1947, bangsa Indonesia telah berhasil menyusun, mengonsolidasikan dan sekaligusmengintegrasikan alat pertahanan dan keamanan. TNI bukanlah semata-mata alatnegara atau pemerintah, melainkan alat rakyat, alat "revolusi" dan alat bangsa Indonesia.Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara Kesatuan dan PemerintahanRepublik IndonesiaKemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 ternyatamendapat sambutan yang luar biasa di berbagai daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa.Berikut ini dukungan terhadap pembentukan Negara Republik Indonesia.
Di Sulawesi Selatan, Raja Bone (Arumpone) La Mappanjuki, yang masih tetap ingatakan pertempuran-pertempuran melawan Belanda pada awal abad XX,menyatakan dukungannya terhadap Negara Kesatuan dan Pemerintahan RepublikIndonesia. Mayoritas raja-raja suku Makasar dan Bugis mengikuti jejak Raja Bonemengakui kekuasaan Dr. Sam Ratulangie yang ditunjuk pemerintah sebagaiGubernur Republik di Sulawesi.
Raja-raja Bali juga mengakui kekuasaan Republik.
Empat raja di Jawa Tengah (Mangkunegaran, Kasunanan Surakarta, Kasultanan, danPaku Alaman Yogyakarta) menyatakan dukungan mereka kepada Republik Indonesia pada awal September 1945.Dukungan yang sangat penting ditunjukkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IXdari Kasultanan Yogyakarta yang nampak dalam pernyataannya tanggal 5 September1945. Dalam pernyataan tersebut Sri Sultan Hamengku Buwono IX menegaskan bahwa Negeri Ngayogyokarto Hadiningrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negara Republik Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan suatu keputusan yang cukup berani dan bijak di dalam negara kerajaan yang berdaulat. Sesuai dengankonsep negara kesatuan yang dianut Indonesia, tidak akan ada negara di dalam negara.Kalau hal tersebut terjadi akan memudahkan bangsa asing mengadu domba. Dukunganterhadap negara kesatuan dan pemerintah Republik Indonesia juga datang dari rakyatdan pemuda. Berikut ini beberapa peristiwa sebagai wujud dukungan rakyat secara spontan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sulawesi Selatan
Pada tanggal 19 Agustus 1945, rombongan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi, mendarat di Sapiria, Bulukumba. Setelah sampai di Ujung pandang,gubernur segera membentuk pemerintahan daerah. Mr. Andi Zainal Abidin diangkat sebagai Sekretaris Daerah. Tindakan gubernur oleh para pemuda dianggap terlalu berhatihati, kemudian para pemuda mengorganisasi diri dan merencanakan merebut gedung-gedung vital seperti studio radio dan tangsi polisi. Kelompokpemuda tersebut terdiri dari kelompok Barisan Berani Mati (Bo-ei Taishin), bekaskaigun heiho dan pelajar SMP. Pada tanggal 28 Oktober 1945 mereka bergerakmenuju sasaran. Akibat peristiwa tersebut, pasukan Australia yang telah adabergerak dan melucuti mereka. Sejak peristiwa tersebut gerakan pemudadipindahkan dari Ujungpandang ke Polombangkeng.
Di Bali
Para pemuda Bali telah membentuk berbagai organisasi pemuda, sepertiAMI, Pemuda Republik Indonesia (PRI) pada akhir Agustus 1945. Mereka berusahauntuk menegakkan Republik Indonesia melalui perundingan tetapi mendapathambatan dari pasukan Jepang. Pada tanggal 13 Desember 1945 mereka melakukangerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang, meskipun gerakanini gagal.
Gorontalo
Pada tanggal 13 September 1945 di Gorontalo terjadi perebutan senjataterhadap markas-markas Jepang. Kedaulatan Republik Indonesia berhasilditegakkan dan para pemimpin Republik menolak ajakan untuk berunding denganpasukan pendudukan Australia.
Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Rapat Raksasa dilaksanakan di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) tanggal 19 September 1945. Sekitar 200.000 orang hadir dalam pertemuantersebut. Pada peristiwa ini, kekuatan Jepang, termasuk tank-tank, berjaga-jagadengan mengelilingi rapat umum tersebut. Rapat Ikada dihadiri oleh PresidenSoekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta sejumlah menteri. Untukmenghindari terjadinya pertumpahan darah, Presiden Soekarno menyampaikanpidato yang intinya berisi permintaan agar rakyat memberi kepercayaan dandukungan kepada pemerintah RI, mematuhi perintahnya dan tunduk kepadadisiplin. Setelah itu Presiden Soekarno meminta rakyat yang hadir bubar dantenang.
Terjadinya Insiden Bendera di Hotel
Yamat amat amato, o, Sur Suraba aba abaya Insiden ini terjadi pada tanggal19 September 1945, ketika orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang mendudukiHotel Yamato, dengan dibantu segerombolan pasukan Serikat. Orang-orang Belandatersebut mengibarkan bendera mereka di puncak Hotel Yamato. Hal tersebutmemancing kemarahan para pemuda. Hotel tersebut diserbu para pemuda, setelahpermintaan Residen Sudirman untuk menurunkan bendera Belanda ditolakpenghuni hotel. Bentrokan tidak dapat dihindarkan. Beberapa pemuda berhasilmemanjat atap hotel serta menurunkan bendera Belanda yang berkibar di atasnya.Mereka merobek warna birunya dan mengibarkan kembali sebagai Merah Putih.
Di Yogyakarta
Di Yogyakarta perebutan kekuasaan secara serentak dimulai tanggal 26September 1945. Sejak pukul 10 pagi semua pegawai instansi pemerintah danperusahaan yang dikuasai Jepang melaksanakan aksi mogok. Mereka memaksa agarorang-orang Jepang menyerahkan aset dan kantornya kepada orang Indonesia. Tanggal27 September 1945 Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta mengumumkanbahwa kekuasaan di daerah tersebut telah berada di tangan Pemerintah RepublikIndonesia. Pada hari itu juga di Yogyakarta diterbitkan surat kabar Kedaulatan Rakyat.
Sumatra Selatan
Dukungan dan perebutan kekuasaan terjadi di Sumatra Selatan padatanggal 8 Oktober 1945, ketika Residen Sumatra Selatan dr. A.K. Gani bersamaseluruh pegawai Gunseibu dalam suatu upacara menaikkan bendera Merah Putih.Setelah upacara selesai, para pegawai kembali ke kantornya masing-masing. Padahari itu juga diumumkan bahwa di seluruh Karesidenan Palembang hanya ada satukekuasaan yakni kekuasaan Republik Indonesia. Perebutan kekuasaan di Palembangberlangsung tanpa insiden, sebab orang-orang Jepang telah menghindar ketikaterjadi demonstrasi.
Pertempuran Lima Hari di Semarang
Peristiwa ini terjadi di Semarang pada tanggal 15 - 20 Oktober 1945.Peristiwa itu berawal ketika 400 orang veteran AL Jepang yang akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula Cepiring menjadi pabrik senjata memberontak ketikaakan dipindahkan ke Semarang. Tawanan-tawanan tersebut menyerang polisiIndonesia yang mengawal mereka. Situasi bertambah hangat dengan meluasnyadesas-desus bahwa cadangan air minum di desa Candi telah diracuni. Dr. Karyadiyang meneliti cadangan air minum tersebut meninggal ditembak oleh Jepang.Pertempuran mulai pecah dini hari tanggal 15 Oktober 1945 di Simpang Lima.Pertempuran berlangsung lima hari dan baru berhenti setelah pimpinan TKRberunding dengan pimpinan pasukan Jepang. Usaha perdamaian dipercepat denganmendaratnya pasukan Sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 yangkemudian menawan dan melucuti senjata tentaraJepang. Untuk mengenang keberanian para pemuda Semarang dalampertempuran tersebut, maka dibangunlah Tugu Muda yang terletak di kawasanSimpang Lima, Semarang.
Di Bandung
Pertempuran diawali dengan usaha para pemuda untuk merebut pangkalanUdara Andir dan pabrik senjata bekas ACW (Artillerie Constructie Winkel, sekarangPindad). Usaha tersebut berlangsung sampai datangnya pasukan Sekutu di Bandungtanggal 17 Oktober 1945.
Kalimantan
Di beberapa kota di Kalimantan mulai timbul gerakan yang mendukungproklamasi. Akibatnya tentara Australia yang sudah mendarat atas nama Sekutumengeluarkan ultimatum melarang semua aktivitas politik, seperti demonstrasi danmengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih danmengadakan rapat. Namun kaum nasionalis tidak menghiraukannya. Di Balikpapantanggal 14 November 1945, tidak kurang 8.000 orang berkumpul di depan komplekNICA sambil membawa bendera Merah Putih.
Sulawesi Utara
Usaha menegakkan kedaulatan di Sulawesi Utara tidak padam, meskipun tentara NICA telah menguasai wilayah tersebut. Pada tanggal 14 Februari 1946, para pemuda Indonesia anggota KNIL tergabung dalam Pasukan Pemuda Indonesia(PPI) mengadakan gerakan di Tangsi Putih dan Tangsi Hitam di Teling, Manado.Mereka membebaskan tawanan yang mendukung Republik Indonesia antara lainTaulu, Wuisan, Sumanti, G.A. Maengkom, Kusno Dhanupojo, dan G.E. Duhan. Di sisilain mereka juga menahan Komandan Garnisun Manado dan semua pasukanBelanda di Teling dan penjara Manado. Dengan diawali peristiwa tersebut parapemuda menguasai markas Belanda di Tomohon dan Tondano. Berita tentangperebutan kekuasaan tersebut dikirim ke pemerintah pusat yang saat itu diYogyakarta dan mengeluarkan Maklumat No. 1 yang ditandatangani oleh Ch.Ch.Taulu. Pemerintah sipil dibentuk tanggal 16 Februari 1946 dan sebagai residen dipilih B.W. Lapian
BAB III
PENUTUP
(SIMPULAN DAN SARAN)
3.1 KESIMPULAN
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya: peristiwa Rengasdemgklok, pemyusunan teks proklamasi, dan detik-detik priklamasi. Pada peristiwa Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Mereka didesak untuk segera memproklamasikan Indonesia merdeka.
Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
Belanda bermaksud kembali lagi ke daerah jajahannya, kembali sehabis Perang Dunia II. Belanda datang ke Indonesia sebagai pegawai-pegawai NICA yang bersama-sama dengan
Inggris mendarat pada tanggal 24 Agustus 1945.
Perkiraan Belanda ternyata meleset, karena menurut kenyataannya, RI sudah diproklamasikan dan rakyat Indonesia pun dengan gigih menentang penjajahan kembali oleh Belanda. Untuk memaksakan kehendaknya agar dapat bercokol kembali di bumi Indonesia, Belanda melakukan agresi kepada bangsa Indonesia. Adanya agresi Belanda mendapatkan perhatian dari dunia internasional antara lain dari PBB.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
3.2 KRITIK DAN SARAN
Bertolak dari peranan Para pahlawan yang begitu besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, penyusun memberikan kritik dan saran sebagai berikut:
Kritik
Kritikan saya tujukan kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa menghargai perjuangan Pahlawan, itu tercermin dari bagaimana mereka seenaknya berbuat berbagai kerusuhan, tindak Korupsi, dan pembodohan bangsa.
Saran
Saya Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi luhur.
DAFTAR PUSTAKA
Buku pendidikan Pancasila
http://irwanseptiawan90.blogspot.co.id/2015/05/makalah-proklamasi-kemerdekaan-zona.html
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.co.id/