MAKALAH “
peristiswa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan Maknanya bagi Kehidupan bangsa Indonesia”
DISUSUN
Oleh: KELOMPOK 1 KASMAWATI SUCI HIJRIANI YUNITA AZZYAHRA INDRI
SMKN 1 MAJENE TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul “Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945” dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam kami tujukan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menuntun umatnya kearah keselamatan hidup serta membawa petunjuk bagi semua umat muslim. Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, dukungan yang telah diberikan pada penulis, dengan terselesaikannya makalah ini. Kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua yang selalu mendoakan. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kita semua dalam kegiatan belajar maupun pembelajaran. Tak ada gading yang tak retak, kami selaku penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah yang kami buat agar dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kami. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN BAB II ISI 2.1 PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI 2.2 PERANAN BPUPKI DAN PPKI DALAM KEMERDEKAAN INDONESIA 2.3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada s eluruh rakyat. Pemberitahuan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri. Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi menanti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
1.2
RUMUSAN MASALAH 1
Bagaimana peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI?
2. Bagaimana peran BPUPKI dan PPKI dalam kemerdekaan Indonesia? 3. Bagaimana memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?
3.2
TUJUAN 1. Mengetahui sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI. 2. Mengetahui peran BPUPKI dan PPKI dalam kemerdekaan Indonesia . 3.
Mengetahui perjuangan pahlawan dalam mempertahamkan kemerdekaan Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN 2.1
PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI
2.1.1 Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua dalam menentukan waktu diproklamasikannya kemerdenaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun. Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi
kemerdekaan
tanpa
campur
tangan
Jepang
dan
sesegera
mungkin
dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan – kawannya. Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan tua dan Wikana yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat
dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas).
2.1.2
Penyusunan Tesk Proklamasi
Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta telah mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu disepakati agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia. Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya. Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya dengan perubahan yang telah disetujui. Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib.
2.1.3
Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30 wib. Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, barisan pemuda berbondong – bondong datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada. Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan Ikada untuk memberitahukan anak buahnya. Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman. Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah : Dr. Buntaran Martoatmodjo, Mr. Latuharhary, Anwar Tjokroaminoto, Otto Iskandardinata, Sam Ratulangi, Mr. Sartono, Pandu Kartawiguna, Dr. Muwardi, Mr. A. A Maramis, Abikusno
Tjokrosuyoso,
Harsono
Tjokroaminoto, Ki
Hajar
Dewantara,
K.H
Mas
Mansyur, Sayuti Melik, M. Tabrani, A.K Pringgodigdo, dll
2.1.4
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu pula berita proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Konter Domei (kantor berita saat pendudukan Jepang), Waidan B Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan berita Proklamasi tiga kali berturut – turut. Teks proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan radio dan memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam sampai dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai radio dilarang masuk. Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio, seperti Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran diambil dari Kantor Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke Menteng 31 para pemuda merakit pemancar baru dengan kode panggilan DJK I, dari sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan demikian rakyat Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.
2.1.5
a.
Isi Teks Proklamasi.
Naskah baru setelah mengalami perubahan Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
Kata tempoh diubah menjadi tempo
Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05
Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
b.
Naskah Otentik Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik ), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-'05 Wakil2 bangsa Indonesia.
2.1.6
Teks pidato proklamasi kemerdekaan Indonesia
Saudara-saudara sekalian! Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting. Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita bahkan selama ratusan tahun! Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami. Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri. Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Saudara-saudara: Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu. Dengarkan proklamasi kami: PROKLAMASI, KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL
YANG
MENGENAI
PEMINDAHAN
KEKUASAAN
DAN
LAIN-LAIN
DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 Agustus 1945 ATAS NAMA BANGSA INDONESIA SUKARNO-HATTA
Jadi, Saudara-saudara! Kita sekarang sudah bebas! Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!
2.2
PERANAN BPUPKI DAN PPKI DALAM KEMERDEKAAN INDONESIA 2.2.1
BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan jepang di Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan, kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di berbagai wilayah, peperangan tentara Jepang selalu menemui kekalahan, dalam keadaan seperti itulah, pada tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat
Indonesia.
Penyampaian
janji
rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang.
itu
bertujuan
untuk
menarik
simpati
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga Jenderal Kumakici Herada mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintaan Indonesia merdeka. Badan ini beranggota 60 orang tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua) ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi dari pihak Jepang. Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh anggotadan dua orang pambesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 juni 1945. Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian dikenal dengan Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar Negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima rancangan dasar yang diajukan itu adalah; a. Kebangsaan Indonesia. b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan. c. Mufakat atau demokrasi. d. Kesejahteraan sosial. e. Ketuhanan Yang Maha Esa.
1.
4.
2.2.2 PPKI Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan juli 1945. Namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan orang anggota, yaitu: (Soekarno, Mr.Muh.Yamin, Mr.A.A.Maramis, Wachid Hasyim, Moh.Hatta, Mr.Ahmad Soebardjo, Abduljahar Muzakar, Abikusno Tjokrosujoso). Membentuk panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka. Dokumen ini dikenal sebagai Piagam J akarta. Adapun isi dari Piagam Jakarta, adalah: Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat Islam bagi para pemeluknya. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persauan Indonesia. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan. 5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, setelah diadakannya perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD 1945, mereka mengajukan pembentukan PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI. Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia itu dipanggil untuk membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI. Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Landasan itu adalah landasan dasar nasional dan landasan dasar internasional. Landasan tersebut tercermin di dalam Pembukaan UUD 1945, sekaligus merupakan Dekralasi Kemerdekaan Indonesia.
2.3
PERJUANGAN INDONESIA
MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai upaya, yaitu perlucutan senjata Jepang, menghadapi tentara sekutu dan NICA, serta perjuangan politik untuk mendapatkan pengakuan internasional. Kedatangan pihak sekutu ke Indonesia dengan tujuan melepaskan tawanan perang tentara sekutu dari Jepang dan melucuti tentara Jepang pada awalnya diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Namun setelah tahu kedatangan sekutu diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dengan tujuan Belanda ingin menguasai kembali wilayah Indonesia, akhirnya terjadilah konflik di berbagai daerah di Indonesia. Pada masa itu Belanda melalui pemimpin Van Mook membentuk Negara-negara bagian, yaitu NIT (Negara Indonesia Timur), Negara Pasundan, Daerah Istimewa Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, Negara J awa Timur. 2.3.1 Perjuangan Bersenjata 1. Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945) Pada peristiwa ini gugur Dokter Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya pecah perang antara pasukan Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang yang mengakibatkan banyaknya korban. 2. Peristiwa heroik di Surabaya Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari pasukan sekutu (Inggris) pada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan membawa bendera putih sebagai tanda menyerah pada sekutu sebagai akibat tewasnya Brigjen Mallaby. Namun sampai batas waktu yang dijanjikan tidak diindahkan akhirnya terjadilah pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban. 3. Bandung Lautan Api Peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota Bandung untuk mengambil alih tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak Sekutu juga meminta Indonesia untuk menyerahkan senjata yang berhasil dirampas dari pihak Jepang. Namun permintaan itu tidak dihiraukan oleh Indonesia akhirnya tanggal 23 Maret 1946 meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari pusat untuk mengosongkan kota
Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota Bandung dengan terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. 4. Peristiwa Medan Area Peristiwa ini bermula dengan kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA pada tanggal 9 Oktober 1945. Kedatangan mereka yang bermaksud untuk memperkuat pasukan Westerling (Belanda) yang diterjunkan sebelumnya akhirnya memberikan kesimpulan bahwa Belanda bermaksud untuk menjajah kembali. Akhirnya terjadi ketegangan-ketegangan yang menimbulkan konflik antara Inonesia dengan Belanda. 5. Peristiwa Merah Putih di Menado Terjadi pada tanggal 14 Desember 1945 di mana para pemuda Menado yang tergabung dalam pasukan KNIL bersama rakyat berhasilo merebut Menado, Tomohon, dan Minahasa dari tangan sekutu/Belanda. Daerah yang direbut tersebut dikibarkan bendera Merah Putih. 6. Pertempuran Ambarawa Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 antara pasukan Inggris (Sekutu) melawan pasukan Indonesia (Divisi V Banyumas) di bawah Kolonel Soedirman. Dalam pertempuran itu pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Untuk mengenangnya didirikan Monumen Palagan Ambarawa. 7. Pertempuran Puputan Margarana di Bali Puputan artinya perang habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November 1946 antara pasukan Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur. 8. Pertempuran 11 Desember 1946 di Sulawesi Selatan Pertempuran ini terjadi di wilayah Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan Luwu. Pejuang yang gugur salah satunya yaitu Emmy Saelan. 9. Agresi Militer Belanda I Terjadi tanggal 21 Juli 1947 di mana Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan serangan secara tiba-tiba. Serangan tersebut diarahkan di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra terutama daerah minyak dan perkebunan. 10. Agresi Militer Belanda II Terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi. 2.3.2 Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi (Perundingan ). 1. Perundingan Soekarno – Van Mook Pertemuan dimulai tanggal 23 Oktober 1945 di Gambir. Dalam perundingan ini tidak menghasilkan apa-apa, namun sebagai langkah awal merintis jalan perundingan selanjutnya. 2. Pertemuan Sutan Syahrir – Van Mook Pertama Pertemuan ini juga tidak menghasilkan keputusan apa-apa karena Belanda tetap berpegang teguh pada isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942. 3. Perundingan Hooge Veluwe Perundingan ini terjadi tanggal 14 – 21 April di Hooge Veluwe di kota kecil Belanda. Perundingan ini menemui jalan buntu yang mengakibatkan hubungan Indonesia – Belanda semakin memburuk.
4. Perundingan Linggarjati Perundingan ini menghasilkan : 1. Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumat ra. 2. Pemerintah Belanda bersama RI akan bersama-sama mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS) tanggal 1 Januari 1949 3. RI dan Belanda merupakan satu uni (gabungan) yang dikepalai Ratu Belanda 5. Perundingan Renville Hasil dari perundingan ini : 1. Akan dibentuk RIS (Republik Indonesia Serikat) 2. Belanda akan tetap berkuasa di Indonesia sampai saat penyerahan kedaulatan. 3. Kedudukan RIS sejajar dengan Belanda 4. RI merupakan bagian dari RIS 5. Pasukan RI harus ditarik keluar dari daerah pendudukan yang berhasil direbutnya. 6. RI harus mengakui daerah yang berhasil diduduki Belanda sejak Agresi Militer Belanda Pertama. 6. Perundingan Roem Royen Hasil pertemuan ini : 1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya 2. Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta 3. Pemerintah RI akan menghadiri KMB 4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan tawanan perang 7. Perundingan Inter Indonesia Perundingan hanya ke dalam wilayah Indonesia yang diwakili dari RI dan BFO (Negara Bagian Indonesia). Tujuannya untuk menyamakan langkah dalam menghadapi KMB di Den Haag. 8. Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar) Hasil KMB adalah : 1. Belanda mengakui kedaultan RIS (Republik Indonesia Serikat) kecuali wilayah Irian Barat yang akan diselesaikan dalam waktu satu tahun. 2. Dibentuknya UNI Indonesia-Belanda dengan monarchi Belanda sebagai Kepala Negara. 3. Hutang Hindia Belanda diambil alih oleh RIS.
Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia
Secara Umum setidaknya ada 5 Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia, diantaranya adalah; 1. Sebagai Titik Puncak Perjuangan Bangsa Indonesia
2. Menjadi Pernyataan De Facto 3. Menaikkan Martabat Bangsa 4.Dapat Memulai Perjuangan Sebagai Negara Baru 5.Tonggak Sejarah Negara Indonesia Makna Proklamasi Kemerdekaan Ditinjau dari Beberapa Aspek
Jika Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek, s etidaknya ada 6 aspek diantaranya yaitu: 1. Aspek Hukum
Proklamasi dijadikan sebagai pernyataan yang didalamnya termuat keputusan politik tertinggi bangsa Indonesia dalam menghapuskan hukum kolonial atau bangsa penjajah dan diganti dengan hukum nasional (Indonesia), yaitu dengan lahirnya Ne gara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan demikian, semua produk hukum bangsa penjajah diganti dengan produk hukum bangsa Indonesia.
2. Aspek Historis
hobbymiliter.com Sejarah menacatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia mampu melawan serta mengusir penjajah walaupun dengan peralatan seadanya. Maka dengan adanya Proklamasi ini menjadikan titik akhir sejarah kesusahan bangsa Indonesia dalam perjuangannya mengusir penjajah, dan juga sekaligus menjadi titik awal Negara Indonesia sebagai negara yang merdeka, yang bebas dari penjajahan bangsa manapun. 3. Aspek Sosiologis
Secara tidak langsung Proklamasi kemerdekaan ini memberikan rasa bebas dan merdeka dari belenggu penjajahan. Inilah yang menjadikan rakyat Indonesia menjadi bangsa yang bebas dalam membangun kembali bangsa yang setelah sekian lama dijajah sert a diporakporanda bangsa lain dan terbelenggu akibat peperangan. 4. Aspek Kultural
Adannya Proklamasi memebrikan Makna Bagi Bangsa Indonesia untuk membangun peradaban baru yang mana harkat dan martabat setiap rakyatnya sama. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada masa penjajahan rakyat Pribumi Indonesia sangat diberlakukan tidak adil oleh bangsa penjajah. Setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tidak seperti pada masa penjajahan yang begitu banyak pemaksaan dan penyiksaan yang dilakukan oleh penjajah untuk melakukan suatu pekerjaan. 5. Aspek Politis
Dari aspek Politis Proklamasi memberikan makan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berdaulat dan memiliki kedudukan sama dengan negara-negara lain di dunia. Makanya Setelah proklamasi, bangsa Indonesia dapat secara mandiri menentukan sikapnya tanpa ada paksaan dari bangsa manapun. 6. Aspek Spiritual
Dari Aspek Spiritual, Proklamasi memberikan makan bahwa kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang meridai perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah. Kemerdekaan bangsa Indonesia tebtunya merupakan doa seluruh rakyat Indonesia untuk segera terlepas dari penjajahan. Pastinya Kemerdekaan Bangsa Indonesia ini tidak akan tercapai jika tidak ada izin dan kehendak dari Tuhan Yang
BAB III PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN) KESIMPULAN
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia. Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya: peristiwa Rengasdemgklok, pemyusunan teks proklamasi, dan detik-detik priklamasi. Pada peristiwa Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Mereka didesak untuk segera memproklamasikan Indonesia merdeka. Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
KRITIK DAN SARAN
Bertolak dari peranan Para pahlawan yang begitu besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, penyusun memberikan kritik dan saran sebagai berikut a.
Kritik
Kritikan saya tujukan kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa menghargai perjuangan Pahlawan, itu tercermin dari bagaimana mereka seenaknya berbuat berbagai kerusuhan, tindak Korupsi, dan pembodohan bangsa. b.
Saran
Saya Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi luhur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku pendidikan Pancasila 2. http://irwanseptiawan90.blogspot.co.id/2015/05/makalah-proklamasi-kemerdekaanzona.html 3. http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.co.id/