Paper Kasus Etika Bisnis Penipuan dan Eksploitasi Luwak pada Industri Kopi Luwak di Indonesia Mata Kuliah:
Business Ethics
Dosen:
Eddy Angkawibawa, SE., SH., SIP., MM., M.Si., Dr.
Diajukan oleh:
Nama
: Muhammad Ridwan Nawawi
NIM
: 25P1225
Kelas
: Eksekutif B – 25 A
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014
A. PENDAHULUAN
Kopi luwak adalah kopi yang dihasilkan dari buah kopi yang dikonsumsi luwak. Feses luwak berupa biji kopi itulah yang kemudian diolah menjadi minuman kopi premium. Harga biji kopinya sendiri terbilang mahal. Di Indonesia, harga per cangkir kopi luwak arabika di kedai kopi di Aceh sekitar Rp 60.000, sedangkan kopi arabika biasa Rp 20.000. Di dunia internasional, kopi luwak menjadi terkenal saat ditayangkan dalam Oprah Winfrey Show dan film The Bucket List. Di restoran di Inggris, satu cangkir kopi luwak seharga sekitar Rp 800.000. Indonesia dan Filipina merupakan dua produsen kopi luwak terbesar di dunia. Nama kopi luwak dari Indonesia mencapai kepopulerannya beberapa tahun belakangan ini. Kepopulerannya ini menimbulkan permintaannya yang meningkat dan secara langsung membuat harganya melambung. Namun yang paling terdampak dari semua popularitas ini adalah luwak itu sendiri. Dampak buruk kepopuleran kopi ini adalah adanya hal yang tidak etik yang dilakukan beberapa produsen kopi luwak yaitu adanya penipuan berupa pencampuran kopi dengan kopi biasa, pelabelan bahwa penggunaan luwak yang liar tapi sebenarnya dikandangkan, dan juga adanya eksploitasi terhadap luwak beserta kondisi kandang luwak yang tidak layak. Hal ini telah diinvestigasi oleh organisasi perlindungan hewan, PETA (People for The Ethical Treatment of Animals). Selain memberi tahu Kementerian Perdagangan untuk melakukan investigasi dan mengungkap penipuan ini. Ia juga mengajak konsumen mendukung penghentian praktik itu dengan meminta kepada konsumen agar tidak mengonsumsi kopi luwak yang dihasilkan dengan cara menyiksa satwa.
1
Dampak terhadap pasar internasional dengan adanya issue tidak etis ini yaitu adanya pemboikotan dari sejumlah negara dimana menolak kopi luwak asal Indonesia termasuk menyajikannya di tempat wisata mereka.
B. PERMASALAHAN
Berikut beberapa permasalah etis yang ada pada I ndustri Kopi Luwak di Indonesia: a. Masalah penangkaran luwak yang tidak layak Kopi luwak seharusnya diproduksi dari feses luwak liar, namun karena tingginya permintaan membuat banyak produsen yang kemudian membuat proses produksi kopi luwak menjadi lebih efisien dengan menangkap luwak di alam liar, menangkar, kemudian memaksanya memakan biji kopi. Selain ditangkar didalam kandang, permasalahan muncul karena kondisi penangkaran luwak yang sempit, kotor dan tidak layak sehingga menimbulkan stress dan depresi serta berbagai penyakit. Dalam rekaman video yang ditunjukkan oleh PETA, adanya perubahan tingkah laku luwak yang ditandai dengan terus-menerus berputar di dalam kandang, menggigit jeruji kandang, dan mengayunkan kepalanya. Tingkah laku tersebut menandakan hewan pemakan biji kopi itu mengalami stres yang tinggi. Lebih lagi, produsen kopi luwak juga tidak memperhatikan pola makan luwak, kebersihan kandang luwak, dan tidak memberikan kandang yang layak untuk binatang luwak tersebut. Bahkan luwak itu dipaksa mengkonsumsi buah kopi berlebihan. Luwak setiap hari diberi makan buah kopi. Mereka dipaksa makan baik itu yang mentah maupun yang matang. Hal ini kemudian membuat pencernaan luwak menjadi rusak, yang pada akhirnya akan mengeluarkan darah bersama kotoran mere ka, dimana itu pertanda bahwa binatang luwak tersebut akan segera mati. Selain itu banyak juga luwak yang menjadi buta (matanya putih), dan juga banyak luwak yang menderita 2
sakit kulit. Hal ini jelas terlihat adanya pemanfaatan luwak yang berlebihan. Padahal, luwak atau musang membutuhkan variasi makanan lain seperti daging atau buah buahan. b. Masalah penipuan tentang marketing akan kopi luwak yang palsu dan pencantuman kata-kata yang intinya ”berasal dari luwak liar” Pada industri kopi luwak adanya issue penipuan pada marketing akan kopi luwak tersebut. Penipuan ini berupa pemasaran kopi luwak yang palsu yaitu campuran dengan kopi biasa. Selain itu juga pencantuman kata-kata yang intinya “ berasal dari luwak liar ” pada kemasan kopi luwak padahal biji kopi dihasilkan dari luwak yang dikandangkan.
C. PEMBAHASAN
a. Analisis Hukum 1. Masalah penangkaran luwak yang tidak layak Belum ada regulasi yang jelas dari pemerintah yang mengatur khusus tentang pertanian kopi luwak ini. Saat ini, pihak Asosiasi Kopi Luwak Indonesia (AKLI) masih menunggu persetujuan sertifikat standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) produk kopi luwak dari Kementerian Pertanian. Dalam SKKNI ini nantinya diharapkan dicantumkan syarat kesejahteraan hewan/luwak yang dipekerjakan. Sebagai contoh minimal ukuran kandang bagi luwak adalah 2 meter x 1 meter dengan tinggi 2 meter. Komposisi makanan bagi luwak juga perlu distandarisasi dimana dalam sehari, luwak membutuhkan makanan sekitar 5 kilogram, 2 kilogram di antaranya biji kopi. Lainnya aneka buah dan daging. Pemberlakuan standar itu juga untuk menghentikan praktik pengoplosan kopi
3
luwak dengan kopi biasa dan juga mengurangi penipuan produsen kopi luwak dengan mencantumkan ”berasal dari luwak liar” di kemasan Secara umum, masalah penangkaran hewan luwak ini diatur dalam undangundang RI No. 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan pada pasal 66 sebagai berikut: (1) Untuk kepentingan kesejahteraan hewan dilakukan tindakan yang berkaitan dengan penangkapan dan penanganan; penempatan dan pengandangan; pemeliharaan dan perawatan; pengangkutan; pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan dan pengayoman yang wajar terhadap hewan. (2)
Ketentuan mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara manusiawi yang meliputi: a.
penangkapan dan penanganan satwa dari habitatnya harus sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundangan-undangan
di
bidang
konservasi; b.
penempatan dan pengandangan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga memungkinkan hewan dapat mengekspresikan perilaku alaminya;
c.
pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman hewan dilakukan dengan sebaikbaiknya sehingga hewan bebas dari rasa lapar dan haus, rasa sakit, penganiayaan dan penyalahgunaan, serta rasa takut dan tertekan;
e.
penggunaan dan pemanfaatan hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari penganiayaan dan penyalahgunaan;
g.
perlakuan terhadap hewan harus dihindari dari tindakan penganiayaan dan penyalahgunaan.
4
Lebih khusus lagi hal ini diatur dalam peraturan pemerintah No. 8 tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar. Berdasarkan analisis terhadap beberapa peraturan perundang-undangan diatas dapat disimpulkan bahwa penangkaran satwa dari habitatnya harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. Selain itu pemanfaatan hewan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari segala bentuk eksploitasi. 2. Masalah penipuan tentang marketing akan kopi luwak yang palsu dan pencantuman kata-kata yang intinya ”berasal dari luwak liar” Pemerintah melakukan regulasi terhadap marketing produk yang dipasarkan kepada konsumen dalam Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu dijelaskan pada Pasal 7 poin b dan d dimana: Kewajiban pelaku usaha adalah: b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; d. menjamin
mutu
barang
dan/atau
jasa
yang
diproduksi
dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku; Sedangkan dalam pasal 8 dalam poin d, e dan f yaitu : Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang: e. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
5
f.
tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut; Berdasarkan undang-udang yang telah dijabarkan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa penipuan tentang marketing akan kopi luwak yang palsu dan pencantuman kata-kata yang intinya ”berasal dari luwak liar” adalah melanggar undang undang perlindungan konsumen. b. Analisis Argumentasi Etika 1. Masalah penangkaran luwak yang tidak layak a. Utilitarian Kerugian
Kelestarian luwak terancam
Keuntungan
Produsen
mendapat
keuntungan
yang lebih Kesehatan luwak yang menurun
Biaya
produksi
seperti
biaya
pemeliharaan semakin murah, tetapi hasil produksi menjadi lebih banyak Adanya boikot dari sejumlah negara dimana menolak kopi luwak asal Indonesia Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa utilitarian tidak terpenuhi pada kegiatan penangkaran luwak yang tidak layak. b. Right
Legal Right Legal right tidak terpenuhi karena melanggar undang-undang RI No. 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan dan peraturan pemerintah No. 8 tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan 6
satwa liar seperti yang telah dijabarkan pada bagian analisis hukum pada paper ini.
Moral Right Moral right tidak terpenuhi karena hak luwak untuk hidup bebas di alam tidak terpenuhi.
c. Justice Tidak ada jenis justice yang terpenuhi karena tidak adanya keseimbangan alam sehingga kelestarian luwak berkurang. d. Care Tidak
memperdulikan
kesejahteraan
dan
kesehatan
luwak
yang
dieksploitasi serta ditangkarkan pada kandang dan makanan yang kurang layak. 2. Masalah penipuan tentang marketing akan kopi luwak yang palsu dan pencantuman kata-kata yang intinya ”berasal dari luwak liar” a. Utilitarian Kerugian
Keuntungan
Konsumen dirugikan akan kopi palsu
Produsen
mendapat
keuntungan
lebih Adanya tuntutan berdasarkan undang-
Biaya
undang perlindungan konsumen
rendah
Nama
baik
kopi luwak
produksi
menjadi
lebih
menurun
sehingga permintaan menurun Adanya boikot dari sejumlah negara dimana menolak kopi luwak asal
7
Indonesia Utilitarian tidak terpenuhi karena kerugian (cost) lebih besar dibanding keuntungan sesaat yang didapat produsen. Nama baik kopi luwak akan menjadi kurang baik khususnya di dunia Internasional. b. Right
Legal Right Legal right tidak terpenuhi karena melanggar undang undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen seperti yang telah dijabarkan pada bagian analisis hukum pada paper ini.
Moral Right Moral right tidak terpenuhi karena adanya bentuk penipuan yang merupakan sebuah pelanggaran hak konsumen.
c. Justice Tidak adanya keadilan atas apa yang di beli konsumen berdasarkan apa yang ditawarkan produsen dengan kenyataan produk yang di konsumsi konsumen c. Contoh Produsen Kopi luwak yang Memenuhi Etika Bisnis Tidak semua produsen kopi luwak melakukan pelanggaran etika seperti diatas. Salah satunya adalah produsen kopi luwak cikole. Produsen kopi luwak cikole ini menyatakan pada label di produknya bahwa produknya diproduksi oleh luwak yang tidak liar. Pada proses produksinya pun perusahaan ini memperhatikan kesejahteraan hewan dimana walau ditangkar dalam kandang tetapi tetap menjaga kesejahteraannya dengan cara: 1. Memberikan kenyamanan dan kesehatan tempat penangkaran luwak
8
2. Menu makanan dibuat oleh dokter hewan yang memperhatikan nutrisi dan kesehatan pula. 3. Menu makanan kopi hanya 2 kali dalam seminggu sehingga tidak berlebihan. Dengan menjaga etika pada produksi kopi luwak cikole memberikan hasil kopi dengan luwak yang ditangkar bahkan menjadi lebih enak dari yang diproduksi oleh luwak liar. Hal ini dirasa rasional karena makanan dan kesehatan luwak pada penangkaran lebih terawasi. D. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kebutuhan kopi luwak yang tinggi dan tingkat produksi yang minim membuat banyak para penjual kopi luwak melakukan efesiensi produksi dengan melakukan penangkapan luwak liar di hutan yang kemudian di tangkarkan. 2. Adanya tindakan tidak etis yang dilakukan produsen kopi luwak, yaitu: a. Eksploitasi luwak untuk memproduksi kopi luwak sebanyak-banyaknya dengan tempat penangkaran dan makanan yang tidak la yak. b. Adanya penipuan akan kopi luwak berupa pemasaran kopi luwak yang palsu yaitu campuran dengan kopi biasa dan pencantuman kata-kata yang intinya “berasal dari luwak liar” pada kemasan kopi luwak padahal biji kopi dihasilkan dari luwak yang dikandangkan. 3. Secara etika baik utilitarian, right, justice dan care, kedua tindakan tersebut diatas bukankah hal yang etis.
9
4. Salah satu produsen yang memenuhi etika adalah Produsen Kopi Luwak Cikole. Dimana produksi luwak disana dilakukan dengan benar, bahkan hasil kopinya menjadi lebih baik. 5. Belum adanya regulasi dari pemerintah yang melarang penangkaran luwak. b. Saran Berikut saran yang dapat diterapkan untuk mengurangi tindakan tidak etis pada industri kopi luwak: 1. Jangan serakah akan banyaknya permintaan dengan melakukan penipuan yaitu mencampur kopi luwak dengan kopi biasa dan eksploitasi luwak 2. Pemerintah harus segera mengeluarkan perintah untuk melarang penangkaran luwak. 3. Sekarang ini sebelum ada peraturan yang jelas dari pemerintah, regulator ada di asosiasi kopi luwak indonesia yang merekomendasikan petani untuk menemui LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) dar petani mendapatkan pelatihan yang menjadikan hasilnya akan lebih baik 4. Konsumen kopi luwak mulai menghentikan pembelian luwak yang berasal dari kopi luwak tangkar. Hal ini akan sangat membantu untuk kembali melestarikan kopi luwak liar dan akan tetap menjaga kualitas kopi luwak itu sendiri. E. DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Yan Chrisna Dwi. 2013. Pemboikotan Kopi Luwak Berkaitan Perang Dagang. Satu
Harapan
(http://satuharapan.com/read-detail/read/pemboikotan-kopi-luwak-
berkaitan-perang-dagang/, diakses tanggal 16 Januari 2014)
10
BBC News. 2013. Our World Coffee's Cruel Secret - Kopi Luwak - civet cats – Indonesia.
Youtube
(http://www.youtube.com/watch?v=cvIl4mpPMkk,
diakses
tanggal 2 Desember 2013)
Dwiana, Ignatius. 2013. PETA: Kebohongan di Balik Bisnis Kopi Luwak. Satu Harapan (http://satuharapan.com/read-detail/read/peta-kebohongan-di-balik-bisnis-kopiluwak/, diakses tanggal 16 Januari 2014)
Meryana, Ester. 2013. PETA: Kopi Luwak Diproduksi dengan Cara Siksa Satwa. SWA (http://swa.co.id/business-research/peta-kopi-luwak-diproduksi-dengan-cara-siksasatwa, diakses tanggal 16 Januari 2014)
Metro TV. 2013. Kopi Luwak Cikole, Lembang - Indonesia (3 60 - METRO TV). Youtube
(http://www.youtube.com/watch?v=7Y8UZxoy0CI, diakses
tanggal
2
Desember 2013)
Munthe, Bernadette Christina. 2013. Aktivis Lingkungan Serukan Boikot Kopi Luwak. Tempo (http://www.tempo.co/read/news/2013/10/18/092522619/Aktivis-LingkunganSerukan-Boikot-Kopi-Luwak, diakses tanggal 16 Januari 2014)
Utomo, Yunanto Wiji. 2013. Luwak Dieksploitasi demi Secangkir Kopi. Kompas (http://sains.kompas.com/read/2013/10/18/1158471/Luwak.Dieksploitasi.demi.Secan gkir.Kopi, diakses tanggal 16 Januari 2014)
Velasquez, Manuel G. 2012. Business Ethics: Concepts and Cases, Seventh Edition. Pearson Education Inc.
11
Zakiya,
Zika.
2013.
Popularitas
Kopi
Luwak
Mengancam
Luwak.
Kompas
(http://sains.kompas.com/read/2013/04/19/13025429/Popularitas.Kopi.Luwak.Menga ncam.Luwak, diakses tanggal 16 Januari 2014)
12