PAPER EVOLUSI: BUKTI-BUKTI EVOLUSI
PENDAHULUAN
Teori evolusi merupakan salah satu teori yang masih hangat dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, tetapi belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Meskipun berada dalam 1 spesies, tidak ada satu individu pun di muka bumi ini yang sama persis dengan individu lain. Hal ini disebabkan karena adanya variasi. Variasi individu dalam suatu populasi umumnya terjadi pada seluruh organisme yang bereproduksi secara seksual. Adanya variasi memberikan keuntungan makhluk hidup untuk dapat bertahan hidup.
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi.
Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan bukti pengaruhnya pada kehidupan di masa lalu dan sekarang. Darwin membuktikan kebenaran evolusi sebagian besar dengan bukti-bukti dari penyebaran geografis spesies dan dari bukti fosil.Selainitu, terdapat pula buktievolusi lain berupakesamaanembriologi, kesamaanmorfologi, domestikasi, variasiorganisme, rudimentasi, radiasiadaptifdanhomologi.
Makhluk hidup di dunia ini mungkinkah sudah seperti ini atau bahkan makhluk hidup yang sekarang merupakan perubahan dari jenis-jenis yang terdahulu. Didalam makalah ini akan memberikan penjelasan tentang bukti-bukti evolusi yang dijelaskan, dan yang mendasari penulisan ini adalah keingintahuan kita, apa-apa sajakah bukti-bukti yang memperkuat pendapat adanya evolusi, sehingga pendapat tersebut dapat menjadi sebuah fakta dan diakui.
PEMBAHASAN
KESAMAAN EMBRIOLOGI
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Berupa tahapan perkembangan yang memperlihatkan keseragaman yang mencolok semenjak masa pembelahan, morfogenesis maupun tahap diferensiasi awal. Keseragaman pada tahapan ini diperkirakan sebagai bagian dari penjelasan tentang mekanisme evolusi yang menunjukkan kesamaan moyang.
Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan di mana mereka memiliki kantong insang pada bagian tenggorokannya. Memang pada tahap perkembangan ini, persamaan pada ikan, katak, ular, burung, manusia dan semua vertebrata lain jauh lebih terlihat daripada perbedaannya. Sementara perkembangan itu berlangsung, berbagai vertebrata menjadi semakin bervariasi dan akhirna akan memiliki ciri khas pada kelasnya.Perkembangan embrio berbagai jenis hewan vertebrata menunjukkan adanya hubungan kekerabatan antara satu dengan lainnya. Tahapan perkembangannya berawal dari sebuah zigot kemudian mengalami perkembangan menjadi embrio melalui tahapan-tahapan, yaitu: morula, blastula, dan grastula.
Pada ikan, misalnya, kantung insang berkembang menjadi insang; pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.
Perbandingan embriologi seringkali membentuk homologi pada beberapa struktur, seperti kantong insang, ang menjadi sedemikian berubah pada perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat membandingkan bentuknya yang telah berkembang secara lengkap.
Diilhami oleh prinsip Darwinnian mengenai pewarisan yang dimodifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim, yaitu "ontogeni memberikan ikhtisar filogeni." Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organisme individu, atau ontogeni merupakan pengulangan sejarah evolusioner spesies, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan. Meskipun semua vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama, tidak benar bahwa mamalia pada awalnya mengalami tahapan perkembangan ikan, kemudian tahapan amfibia dan seterusnya. Ontogeni dapat memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi penting untuk diingat bahwa semua tahapan perkembangan itu bisa berubah sepanjang rentetan proses evolusi yang panjang.
Perbandingan embriologi membantu para ahli Biologi untuk mengidentifikasi homologi struktur anatomi yang kurang jelas terlihat pada hewan dewasa karena struktur tersebut telah dimodifikasi secara meluasi dalam berbagai cara yang berbeda selama perkembangan organisme itu selanjutnya.
Gambar: kesamaan embriologi pada tahap perkembangan awal.
KESAMAAN MORFOLOGI
Perbandingan morfologi yang berbeda adalah disebabkan karena organ tersebut telah teradaptasi oleh peran dan fungsi organ masing-masing dalam kehidupannya. Kajian tentang struktur dan erkembangan organ homolog menunjukkan bahwa organ tersebut berkembang dari asal atau moyang yang sama, hubungan yang sama dengan tubuhnya dan menunjukkan adanya kesamaan berupa tulang dan otot meskipun fungsi organ-organ tersebut berbeda-beda.
Perbandingan morfologi merupakan perbandingan bentuk dan struktur tubuh dari garis keturunan utama makhluk hidup, yang akan menghasilkan bukti-buki yang kuat terhadap evolusi. Perbandingan morfologi bisa kita pelajari dari proses divergensi morfologi dan konvergensi morfologi.
Divergensi morfologi adalah perubahan dari bentuk dan struktur tubuh nenek moyang menjadi bentuk struktur tubuh spesies berbeda-beda.Konvergensi morfologi adalah perubahan bentuk dan sruktur tubuh yang berbeda pada spesies yang hubungannya evolusi jauh menjadi bentuk dan struktur yang sama.
Gambar: perbandinganmorfologitungkaidepanpadabeberapamamalia. (sumber: Georgia Southwestern State University).
DOMESTIKASI
Darwin mengajukan penelitiannya tentang domestikasi yang memberikan gambaran terjadinya evolusi melalui pembudidayaan yang banyak dilakukan secara sengaja oleh manusia terhadap hewan. Hal tesebut menimbulkan spesies, hingga menyebabkan sulitnya untuk membedakan antara varietas dan spesies itu sendiri, baik pada budidaya hewan maupun tumbuhan.
Pembudidayaan serta pengembangan varietas tumbuhan dan hewan bukan berarti untuk menciptakan spesies baru, meskipun dalam proses ini sering diperlakukan berbeda dengan moyangnya. Apabila hasil domestikasi berupa variabilitas spesies dapat menguntungkan manusia, berarti telah terjadi perubahan evolusi yang menuntungkan, misalnya adanya penemuan varietas baru bagi kemajuan budidaya ternak.
Menurut Effendi (2004), domestikasi spesies adalah menjadikan spesies liar (wild species) menjadi spesies budidaya. Terdapat tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu: Mempertahankan agar tetap bisa bertahan hidup (survive) dalam lingkungan akuakultur (wadah terbatas, lingkungan artificial, dan terkontrol)menjaga agar tetap bisa tumbuh, danmengupayakan agar bisa berkembangbiak dalam lingkungan terkontrol.
Gambar: DomestikasiAnjing. (sumber: http://lib.znate.ru/docs/index-27507.html)
VARIASI ORGANISME
Makhluk hidup di dunia beraneka ragam, dua makhluk hidup yang berkerabat dekat mempunyai banyak persamaan.Demikian sebaliknya, kekerabatan dua makhluk hidup jauh jika persamaannya sedikit.Hubungan kekerabatan tersebutdinyatakan dengan hubungan filogenetis.Filogenetis adalah sejarah asal-usul suatu spesies atau kelompok organisme yang berkerabat.
Sampai saat ini ada dua pendekatan untuk merekonstruksi hubungan evolusi dari sebuah kelompok organisme biologi, yaitu fenetik dan kladistik. Kalau pendekatan pertama menaksir hubungan evolusi berdasarkan kepemilikan karakter atau ciri yang sama (overall similarity) dari anggota-anggota suatu kelompok, maka pendekatan kedua mendasari sebuah hubungan pada perjalanan evolusi karakter atau ciri dari setiap anggota suatu kelompok yang sedang dipelajari. Kladistik sering disebut atau ditulis di dalam literature ilmiah sebagai filogenetika dan merupakan pendekatan yang umum digunakan di dalam banyak penelitian sistematika.
Di dalam pendekatan filogenetika, sebuah kelompok organisme dimana anggota anggotanya memiliki banyak kesamaan karakter atau ciri dianggap memiliki hubungan yang sangat dekat dan diperkirakan diturunkan dari satu nenek moyang. Nenek moyang dan semua turunannya akan membentuk sebuah kelompok monofiletik. Karakter apomorfik adalah karakter yang berubah dan diturunkan dan terdapat pada ingroup, sedangkan karakter plesiomorfik merupakan karakter primitive yang terdapat pada outgroup. Karakter sinapomorfik adalah karakter yang diturunkan dan terdapat pada kelompok monofiletik. Lebih lanjut, pohon filogenetika yang dihasilkan dapat diterjemahkan ke dalam sebuah sistem klasifikasi (sering disebut klasifikasi filogenetika).
Variasi pada organisme merupakan variasi karakteristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisme.Terjadi seleksi alam dalam kehidupan organisme. Individu yang mempunyai variasi yang sesuai dengan lingkungan dapat tetap bertahan hidup dan berkembang biak. Namun, individu yang mempunyai variasi yang tidak sesuai dengan lingkungan akan tersingkir.
Gambar: pohonfilogenetikadariFilidae.
Gambar: hubunganfilogenetikantaratumbuhanhijau.
RUDIMENTASI
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial yang merupakan organ sisa yang tidak berguna lagi, hal ini dapat juga disebut dengan rudimentasi. Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh, paus sekarang ridak memiliki tungkai belakang teapi memiliki sisa-sisa tulang pelvis dan kaki leluhur daratnya yang berkaki empat.
Rudimentasi mendukung konsep "menggunakan dan tidak menggunakan" yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi rudimentasi merupakan bukti evolusi melalui seleksi alam. Contoh tulang ekor pada manusia kurang berfungsi sehingga mengalami rudimenter.
Gambar: tulangekorpadamanusia. (sumber: Ralph E. Taggart)
Gambar: perbandingantulangekor gorilla danmanusia. (sumber: Project Gutenberg)
Organ yang mengalami rudimenter akan membuang waktu saja untuk terus-menerus menyediakan darah, zat makanan, dan ruangan bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. Seleksi alam cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ dalam bentuk tereduksi, dan dengan demikian cenderung akan menghilangkan struktur yang tidak berfungsi lagi. Namun pada kelompok mamalia lain, ekor sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor, begitu juga pada kelompok Vertebrata lainnya.
Adapun organ-organ sisa antara lain: apendiks, selaput mata sebelah dalam, otot-otot penggerak telinga, tulang ekor, gigi taring yang runcing, geraham ketiga, rambut didada, mammae pada laki-laki, musculus piramidalis dan masih banyak lagi.Sisa-sisa organ tubuh pada hewan yang masih ditemukan antara lain sisa kaki belakang pada ular piton yang mirip benjolan kuku, dan sisa bangunan sayap pada burung kiwi.
Pada akhirnya perubahan struktur seperti adaptasi ekor sebagai suatu struktur pendorong utama dan reduksi tungkai belakang pada paus melibatkan perubahan pada pola ekspresi gen selama perkembangan embrio. Karena berbagai proses yang terjadi saat perkembangan embrio mempengaruhi fungsi organisme dewasa, maka organisme itu sendiri merupakan pokok dari proses seleksi alam. Dengan demikian, organ vestigial mewakili perubahan dalam perkembangan embrio organisme yang ditempa atau dibentuk oleh seleksi alam.
BIOGEOGRAFI
Menurut Shekelle dan Leksono (2004) Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi flora dan fauna secara menyeluruh karena flora dan fauna dapat tersebar secara tidak acak, namun hanya dijumpai pada daerah-daerah tertentu. Oleh sebab itu data sebaran biogeografi spesies tertentu dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi daerah endemisitas suatu fauna atau flora di suatu wilayah.
Bidang biogeografi merupakan bidang ilmu penyebaran geografis spesies yang merupakan hal pertama yang memberikan ide tentang adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan di tempat lain) namun sangat erat hubungan kekerabatanna dengan spesies di daratan utama terdekat atau pulau-pulau sekitarnya. Beberapa pertanyaan muncul, mengapa diduapulau dengan lingkungan yang sangat mirip di tempat berbeda di Bumi ini dihuni bukan oleh spesies yang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat, tetapi oleh spesies yang secara taksonomi terkait dengan tumbuhan dan hewan pada daratan yang terdekat, dimana lingkungannya sering kali sangat berbeda? Mengapa hewan tropis Amerika Selatan lebih dekat hubungannya dengan spesies gurun Amerika Selatan dibandingkan dengan spesies daerah tropis Afrika? Mengapa Australia merupakan tempat tinggal bagi begitu banyak mamalia berkantung (marsupial) tetapi relatif sedikit hewan berplasenta (eutheria), binantang yang perkembangan embrionya diselesaikan dalam uterus? Sebenarnya, bukan karena Australia tidak ramah terhadap mamalia berplasenta, pada tahun-tahun terakhir ini, manusia telah memasukkan kelinci ke Australia, dan populasi kelinci meledak. Hipotesis yang berlaku adalah bahwa fauna Australia yang unik itu berkembang di benua Australia dalam keadaan terisolasi dari tempat-tempat di mana nenek moyang mamalia berplasenta hidup.
Meskipun pola biogeografi seperti itu tidak sesuai jika seseorang membayangkan bahwa spesies ditempatkan satu persatu dalam lingkungan yang sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam konteks sejarah evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern dimana mereka berada karena mereka berkembang dari nenek moyang yang menempati daerah itu.
Indonesia mempunyai dua biogeografi utama: Oriental dan Australia, yang diperkenalkan oleh A.R. Wallace, tokoh yang membuat garis pemisahan fauna. Garis Wallacea, yang kemudian dimodifikasi oleh Huxley secara akurat itu, membagi Indonesia menjadi dua paparan: Sunda, dan Sahul. Pulau-pulau pada Sunda Besar seperti Jawa, Borneo dan Sumatera merupakan bagian dari Oriental.
Selama periode pleistosen, semua pulau-pulau dihubungkan oleh daratan sampai Asia. Sedangkan, New Guinea dan Aru berhubungan dengan Australia. Hal ini terlihat dari hewan liar di pulau-pulau Sunda yang berbeda dengan yang ada di Aru dan New Guinea. Apalagi dengan yang ada di Australia, karena di samping Australia merupakan daratan baru, iklimnya juga cukup berbeda dengan kebanyakan spesies di daerah tropis.
Pulau-pulau di antara paparan Sunda dan Sahul, yakni Maluku, Sulawesi, dan pulau-pulau lesser Sunda, tidak mempunyai hubungan daratan yang dengan benua lainnya. Fauna dan flora mereka pun miskin spesies. Area ini merupakan perpaduan antara famili Asia dan Australia, meskipun tidak ada garis lain yang mengikuti sisi dua benua.
Keberadaan organisme kosmopolitan dan organisme endemik adalah sebagian bukti melalui pola sebaran biogeografik. Sebagaimana organisme yang ada sekarang, menurut AR. Wallace keberadaan organisme tersebut membuktikan adanya kekerabatan antar kelompok organisme. Dalam penelitian yang dilakukannya, AR. Wallace mengemukakan bahwa berdasarkan populasi hewan, benua di dunia terbagi atas enam wilayah. Tingkat keanekaragaman makhluk hidup yang terbesar adalah terdapat dalam dua wilayah tropis yaitu Ethiopia (Afrika Tropis) dan Oriental (Asia Tropis dan pulau-pulau dekat lepas pantai). Hal tersebut juga ditunjukkan oleh bukti Paleontologi yang menurutnya bahwa di wilayah ini sebagian besar jenis tumbuhan dan hewan merupakan hasil dari evolusi jenis makhluk hidup sebelumnya.
Gambar: pembagianwilayahgeografipenemuanfosilberdasarkankeberadaanlempengtektonik
FOSIL
Penemuan-penemuan fosil sebagai bukti paleontologi setidaknya telah menjelaskan mata rantai kehidupan yang pernah ada di bumi. Dalam lapisan segmentasi yang telah terbentuk jutaan tahun yang lalu tersimpan banyak kisah nyata kehidupan yang telah punah maupun yang masih ada hingga sekarang. Terbukti dalam struktur batuan sedimen sejak periode pre-kambium yang antara lain di dalamnya ditemukan fosil mikroba sampai pada lapisan resen yang merupakan lapisan bumi teratas sekarang ini menunjukkan tingkat keanekaragaman hayati yang ada dibumi. Misalnya pernah ditemukannya fosil mammout di Siberia.
Pergantian atau suksesi bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keturuan dalam pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti dari bidang biokia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil. Memang, fosil tertua yang diketahui adalah prokariota. Contoh lain adalah penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan vertebrata yang berbeda-beda dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian oleh amfibia, diikuti oleh reptilia, kemudian mamalia dan burung. Urutan ini sesuai dengan sejarah keturunan vertebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti yang lain. Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu pada waktu yang hampir sama memperkirakan bahwa semua kelas vertebrata akan muncul pertama kali pada catatan fosil dalam bebatuan dengan umur yang sama, yang ternyata berlawanan dengan apa yang sesungguhnya diamati oleh para ahli paleontologi.
gambar: Fosil yang diduga sebagai burung penyerbuk tertua. (sumber: National Geographic Indonesia).
Gambar: Fosil ikan Phareodus encaustus yang ditemukan di Green River, Colorado. (sumber: http://geology.com/articles/green-river-fossils/fish-fossils.shtml)
Gambar: Fosil pateon pedestris,seekoramfibidenganpanjang larva 7 cm. (sumber: Natural History Museum)
Gambar: Fosil Pachypleurosaurus edwardsi yang ditemukan di Switzerlanddenganpanjang 23 cm. (sumber: National Geographic)
Gambar: Fosil Mammoth. (sumber: American Museum of Natural History)
Pandangan Darwinian mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli paleontologi telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh, serangkaian fosil mendokumenasikan perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi dari reptilia. Setiap tahun, ahli paleontologi menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan nenek moyangnya. Pada beberapa tahun ini, misalnya, para peneliti telah menemukan paus yang telah menjadi fosil, yang menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup di daratan.
Para peneliti menemukan bahwa paus berkembang dari nenek moyang yang hidup di darat, suatu transisi evolusioner yang meninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli paleontologi yang melakukan penggalian di negara Mesir dan Pakistan berhasil mengidentifikasi paus yang sudah punah yang memiliki tungkai belakang. Ditunjukkan bahwa adanya tulang kaki Basilosaurus yang sudah menjadi fosil, salah satu dari paus kuno itu. Paus tersebut sudah menjadi hewan air yang tidak lagi menggunakan kakinya untuk menyokong badannya dan untuk berjalan. Tulang kaki paus fosil yang lebih tua yang bernama Ambulucetus lebih kuat dan kokoh. Ambulocetus mungkin merupakan hewan amfibia, yang hidup di darat dan di air.
Penemuan fosil-fosil organisme yang terawetkan dalam batuan sedimen, mengarahkan kepada penunjukkan adanya organisme primitif masa lampau yang mengalami perkembangan menuju kompleksitas yang lebih besar, terbukti dengan diversitas atau keanekaragaman makhluk hidup yang ada sekarang ini. Fosil dapat digunakan untuk menjelaskan adanya evolusi makhluk hidup saat ini memiliki moyang yang sama. Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa pada masa lampau terdapat lebih sedikit jenis makhluk hidup dan bersifat lebih sederhana.
Gambar: Bentuktengkorakmanusiadarimanusiapurbasampaimanusia modern.
RADIASI ADAPTASIF
Kenyataan yang menunjukkanbahwadijumpaianekaragamspesiesdewasaini, sedangfosil yang terekammenunjukkanbahwajumlahspesies yang adadahulutidaksebanyakitu, membawa orang padakesimpulanbahwaterjadi proses "pembelahan" evolutifspesies.Terjadiradiasievolusioner, yang jugadapatdisebutsebagaievolusidivergen. Proses evolusi yang terjadisangaterathubungannyadengankemampuanteradaptasisuatuspesies di lingkungan yang baru, di sampingtidakdimungkinkannyapersilanganantaraspesiespendatangdenganspesies yang sudahada, atauantarasesamaspesiespendatang yang berlainanspesies.
Contohnyatadariradiasiadaptifiniadalahburung Finch di Galaspagos.Orang berteoribahwaburung Finch yang terdapat di kepulauanGalaspagosberasaldariAmerika Selatan yang berjarak ± 900 km, yang secarakebetulanterbuncangangin.Keadaan yang gersangdanterpencilmenyebabkanbahwaantarapeghunikepulauantersebutterjadisuatukompetisi.Spesialisaidalammenggunakanbahanmakanadalahsuatucara yang "terhormat" dalammenghindarkandiridarikekalahanberkompetisi. Dari sinilahkemudian "lahir" bermacam-macamburung Finch, di antaranya yang hidup di tanahdaribiji-bijian yang berbeda; inidapatterlihatdaribentukparuh yang berbeda, berparuhpendeksebanyak 3 spesies, dan yang berparuhpanjang 1 spesies, sebagaipemakanbijikaktus. Enamspesiesdikenalsebagaiburung yang hidup di pohon, sebagaipemakanbiji, buah, serangga, di sampinghidupdarimadu.
Gambar: variasibentukparuhburung Flinch di kepulauanGalaspagos. (sumber: AvibusHistoriaes)
HOMOLOGI
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moang yang sama disebut homologi, dan tanda-tanda evolusi seperti itu disebut dengan struktur homolog (homologous structure). Organ homolog adalah organ yang memiliki struktur dasar yang sama pula dengan organ lainnya, serta mempunyai tipe perkembangan embrionik yang sama. Struktur homolog organ makhluk hidup adalah struktur organ yang secara filogenetis sama, namun fungsinya dapat berlainan.
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi antar spesies yang dikelompokkan ke dalam kategori taksonomi yang sama. Sebagai contoh, banyak elemen kerangka yang sama menyusun tungkai depan manusia, kucing, paus, kelelawar dan semua mamalia lain, meskipun tungkai tersebut memiliki fungsi yang berbeda.
Gambar: struktur homolog: tanda-tanda anatomis proses evolusi.
Tungkai depan semua mamalia dibangun dari unsur kerangka yang sama, dan terlihat adanya hubungan arsitektur seperti yang kita harapkan jika tungkai depan nenek moyang atau leluhur yang sama dimodifikasi menjadi beberapa stuktur untuk mengemban berbagai fungsi yang berbeda (sumber: Champbell, 2003)
Anatomi perbandingan konsisten dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang di mana struktur nenek moyang yang berfungsi dalam satu kapasistas dimodifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru.
KESIMPULAN
BuktiEvolusidapatdilihatdarikesamaanembriologi, kesamaanmorfologi, domestikasi, variasiorganisme, rudimentasi, biogeografi, fosil, radiasiadaptifdanhomologi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2003. BiologiJilid 2. Jakarta: Erlangga
Darwin, Charles. 2003. The Origin of Species – AsalUsulSpesies. Diterjemahkanoleh Tim UNAS. Jakarta: YayasanObor Indonesia
Fried, George H., George J. Hamemenos. 2006. Schaum's Outline Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Supriatna, Jana. 2008. MelestarikanAlam Indonesia. Jakarta: YayasanObor Indonesia
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.