PENURUNAN DENGAN MODIFIKASI Revolusi Darwin Menantangpandangan tradisional mengenai bumi muda yang di huni oleh sepesies yang tidak berubah
Scala Naturae dan Klasifikasi Spesies lama sebelum Darwin lahir
Pada abad ke-18, sejumlah naturalis naturalis (termasuk kakek Darwin, Darwin, Erasmus Erasmus Darwin )berpendapat bahwa mahluk hidup beerevolusi seiring perubahan lingkunan. Namun hanya satu pendahulu Charles Darwin yang mengajukan mekanisme bagei mana mahluk hidup berubah
seiring waktu: ahli biologi prancis jean-babtise de Lamarck (1744-1829). Sayingnya Lamarck kini di ingt bukan bukan karna pikiran visionernya yang menyatakan bahwa perubahan evolusi menjelaskan pola pada vosil dan kecocokan organisme dengan lingkungannya,namun karna ia mengajukan mekanisme yang salah satu menjelaskan bageimana evolusi terjadi. Lamarck menerbitkan hipotesisnya pada 1809, tahun ketika Darwin dilahirkan. Dengan membandingkan spesies hidup dan bentuk fosil, Lamarck menemukan sesuatu yang tampaknya merupakan sejumlah garis keturunan. Msing-masing keturunan merupakan rangkaian kronologis dari fosil yang lebih tua ke fosil yang lebih muda dan mengarah ke spesies yang masih ada saat ini. Ia menggunakan temuannya menggunakan dua prinsip . prinsip pertama dalah digunakan atau di buang (use and disuse), gagasan bahwa bagian tubuh yang sering di gunakan menjadi lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi lemah. Lamarck juga mengira bahwa evolusi terjadi karana organisme memiliki dorongan bawaan untuk menjadi lebih kompleks. Darwin menolak gagasan ini, namun ia juga menduga bahwa variasi muncul dari proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang di peroleh. Akan tetapi, pemahaman kitasekarang mengenai genetika menggugurkan mekanisme ini, tidak ada bukti bahwa karakteristik yang di pereleh dapat di wariskan melalui cara yang di ajukan oleh lemarck.
NURUNAN DENGAN MODIFIKASI MELALUI SELEKSI ALAM MENJELASKAN ADAPTASI ORGANISME DAN KESATUAN SERTA KEANEKARAGAMAN KEHIDUPAN PE
PADA ABAD-19,orang-orang umumnya percaya bahwa spesies tidak berubah sejak di ciptakan. Awal-awal tentang keraguan tentang ketidak perubahan spesies mulai mengumpul, namun tak seorangpun yang dapat memperkirakan terjadinya badai petir di atas horizon. Bageimana Charles Darwin menjadi kilatan petir yang memicu pandangan revolusioner tentang kehidupan? PENELITIAN DARWIN
Charles Darwin (1809-1882) dilahirkan di sheroubury, inggris barat. Sejak kecil ia sudah ertarik oleh alam,jika tidak sedang membaca buku tenteng alam ia memancing, berburu, dan mengumpulkan serangga.ayah Darwin seorang dokter beranggapan anaknya tidak punya masa depan sebagei seorang naturalis dan mengirim Charles ke sekolah kedokteran edinbruhg namun Charles beranggapan bahwa kedokteran membosankan, dan oprasi ketika metode membiuskan belum ditemuka merupakan hal yang megerikan. Ia berhenti dri sekolah kedokteran dan mendftar ke Cambridge unifersiti dengan niat untuk jadi pendeta (saat itu inggris banyak ahli sain yang merangkap sebagei pendeta.) PELAYARAN BEAGLE
Darwi bertolak dari inggeris dengan beagle pada desemberb 1831. Misi utama perjalanan itu adalah memetakan pesisir amerika yang kurang di ketahui . sementara awak kapal mensurvei
pesisir, Darwin menghabiskan sebagian waktunya di darat, mengamati dan mengumpulkan ribuan tubuhan dan hewan amerika selatan. Ia mengamati ciri-ciri tumbuhan dan hewan yang dapat membuat mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beraneka ragam, seperti hutan lembab di berazil, padang rumput yang luas di argentina, dan puncak pegunungan andes yang menjulang. THE ORIGINAL OF SPESIES
Di dalam bukunya Darwin mengembangkan dua gagasan utama, bahwa penurunan dengan modifikasi menjelaskan kesatuan dan keanekaragaman mahluk hidup, dan bahwa seleksi alam menyebabkan kecocokan antara organisme dengan lingkunganya Penurunan dengan modifikasi Dalam edisi pertama the origin of spesies, Darwin tidak pernah menggunakan kata evolusi (walaupun kata terahir dalam buku tersebut adalah ‘evolved’). Ia lebih banyak membahas penurunan modifikasi, frasa yang merangkum pandanganya tentang kehidupan. Darwin memandang sejarah kehidupan sebagei sebuah pohon, dengan banyak cabang dari batang yang bersama menuju ranting-ranting termuda. ujung ranting-ranting tersebut mencerminkan keanekaragaman organisme yang ada saat ini. Setiap percabangan dari pohon mencerminkan nenek moyang dari semu garis evolusi yang kemudian cabang dari titik tersebut. Dalam upaya untuk mengklasifikasi mahlik hidup, Linnaeus menyadari bahwa sejumlah organisme memilikikemiripan yang lebih banyak dari pada organisme lain, namun ia tidak mengaitkan kemiripan tersebut dengan evolusi. Bagei manapun juga, karana ia telah menyadari bahwa keanekaragaman luar biasa dari organisme dapat di susun kedalam ‘kelompok dibawah kelompok’ (ungkapan Darwin), sistem Linnaeus sangat sesuai dengan hipotesis Darwin. Bagi Darwin, hierarki Linnaean mencerminkan sejarah percabangan dari pohon kehidupan, dengan organisme dari tingkat yang berbeda berkerabat melalui penurunan dari nenek moyang bersama. EVOLUSI DI DUKUNG OLEH BUKTI SAINTIFIK YANG MELIMPAH
Dalam the origin of spesies, Darwin mengumpulkan berbagei macam bukti untuk mendukung konsep penurunan dengan modifikasi. Tetap saja seperti yang ia akui sendiri ada cotoh-contoh yang tidak memiliki bukti kkunci. Misalnya darwi menyebut asal-usul tumbuhan berbunga sebagai ‘misteri menyebalkan’ dan ia mengeluh tentang kurangnya fosil yang menunjukan bageimana kelompok-kelompok organisme .
Pengamatan langsung perubahan evolusioner
Para ahli biologi telah mendokumentasi perubahan evolusioner dalam ribuan penelitian saintifik.
Predasi dan Warna pada Gupi Penyelidikan Saintifik
Predator (organisme yang memakan spesies lain ataumangsa) merupakan kekuatan bersar dalam pembentukan adptasi sumber makananya. Predator kemungkinan besar memakan individu mangsa yang kurang mampu menghindari deteksi, melrian diri atau mempertahankan diri.
Selama bertahun-tahun, jhon endler dari unifersity of kely fornia, santa barbara, mempelajari dampak predator pada bukti (Poecilia reticulata),ikan air twar kecil yang mungkin anda kenali sebagei ikan peliharaan di akuarium endler mengamati bahwa di antara populasi dua pilihan di Trinidat, pola warna gupi jantan sedemikian bervariasi hing tidak ada duaekor jan tan dewasa yang mirip. Warna yang amat bervariasi ini di kontrol oleh sejumlah gen yang secara alamiah hanya di ekspresikan pada jantan dewasa. Gupi betina tertarik pada jantan dengan warna cerah. Betina lebih sering memilih kawin dengan jantan semacam itu daripada yang bewarna suram. HOMOLOGI
Tipe ke tiga dari bukti evolisi berasal dari analisis kesamaan antara organisme yang berbeda. Evolusi adalah proses penurunan dengan modifikasi: karakteristik yang ada pada organisme nenek moyag berubah (melalui sleksi alam pada keturunanya seiring waktu ketika organisme berhadapan dengan kondisi lingkuungan tyang berbeda-beda. Kesamaan yang berasal dari nenek moyang bersama di kenal sebagei homologi.
Homologi anatomi dan molekuler
Pandangan evol usi sebagei proses pemodelan ulang menghsilkan perkiraan bahwa spesies yang berkerabat dekat seharusnya memiliki ciri yang sama dan memang demikiaan adanya. Spesies yang meraka juga memiliki banyak kesamaan ciri lain sejumlah kesamaan ciri itu nyaris tidak bermakna kecuali dalam konteks evolusi.
Membandingkan tahap awal perkembangan spesies hewan yang berbeda mengungkap homologi anatomis tambahan yang tidak terlihat pada organisme dewasa. Misalnya, pada suatu titik pada perkembanganya, semua emberio vertebrata memiliki ekor yang terletak posterior terhadap (di belakang) anus, juga struktur yang di sebut kantong faringeal (tekak). Sejumlah homologi yang paling menarik terkait dengan struktur ‘sisa’ yang kurang penting, bahkan mungkin tidak ada, bagi suatu organisme. Strukrur vestigial (vestigial structure) tersebut merupakan sisa ciri yang berperan penting pada nenek moyang organisme tersebut. Misalnya, pada kerangka sejumlah ular terdapat sisa-sisa panggul dan tulang kaki dari nenek moyang yang berjalan dengan kaki. EVOLUSI KONVERGEN
Walapun organisme yang berkerabat dekat memiliki kesamaan karakteristik akibat dari garis keturunan bersama, organisme yang berkerabat jauh juga bias mirip satu sama lain karana alasan yang berbeda. Evolusi konvergen ( convergent evolution) evolusi mandiri dari ciri-ciri yang serupa pada garis keturuna yang berbeda. BIOBIOGRAFI
Tipe bukti keempat yang mendukung evolusi adalah biobiografi (biobiography), distribusi geografis dari spesies, distribusi geografis dari organisme di pengaruhi oleh banyak factor, temasuk hanyutan banua (continental drift), pergerakan lambat benua seiring waktu. Sekitar 250 juta tahun silam, gerakan-gerakan ini menyatukan semua massa daratan bumu
menjadi satu banua besar, disebut pangaea. Sekitar 200 juta tahun lalu, Pangaea mulai terpecah pecah. Pada 20 juta yang lalu, banua-banua yang kita kenal sekarang berada beberapa kilometer jauhnya dari posisi saat ini. Kita juga dapat menggunakan pemahaman kita tentang evolusi untuk menjelaskan data biografis. Misalnya, pulau-pulau biasanya memiliki banyak spesies hewan dan tumbuhan yang endemic (endemic), yang artinya tidak di temukan ditempat lain di dunia. Namun, seperti yang di jabarkan Darwin dalam the origina of species, kebanyakan spesies penghuni pulau berkerabat dekat dengan spesies yang hidup di daratan utama terdekat atau pulau yang terdekat. Para penghuni ini pada ahirnya memunculkan spesies baru sewaktu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Walaupun teori darwi mencantumkan keanekaragaman kehidupan pada proses-proses alami, produk evolusi yang beraneka ragam tetap saja elegan dan memberi inspirasi. Seperti yang di tulis Darwin dalam kalimat terahir the origin of species ‘’ada kebesaran dalam pandangan tentang kehidupan ini di mana bentu yang tak berahir yang paling indah dan menakjubkan telah, dan sedang, berevolusi.’’ MUTASI DAN MEMUNGKINKAN REPRODUKSI VARIASI GENETIK YANG EVOLUSI TERJADI
SESUAL
MENGHASILKAN
Dalam the origin of species, Darwin menyediakan bukti yang melimpah bahwa kehidupan di bumi telah berevolusi seiring waktu, dan ia mengajukan seleksi alam sebagei mekanisme utama perubahan tersebut. Darwin juga menekankan nilai penting dari perbedaan yang terwariskn di antara individu-individu. Ia tahu bahwa seleksi alam tidak akan biasa menyebabkan perubahan evolusioner kecuali jika individu memiliki perbedaan dalam karakteristik yang di wariskan. Namun Darwin tidak dapat menjelaskan dengan tepat tentang bageimana organisme meneruskan sifat yang terwariskan pada keturunannya.
Hanya beberapa tahun setelah Darwin menerbitkan the origin of species, gregol mendel menulis sebuah makalah terobasan tentang pewarisan sifat pada tumbuhan ercis. Dalam makalah tersebut, mendel mengajukan model pewarisan pertikulat, yang menyatakan bahwa organisme meneruskan unit pewarisan diskret (sekarang di sebut gen) pada keturunanya. Walaupun Darwin tidak pernah elajar tentang gen. makalah mendel membuka jalan tentang pemahaman tentang perbedaan genetic yang mendasari evolusi. Disini kita akan menkaji perbedaan-perbedaan genetic semacam itu sekaligus dua proses penyebabnya, mutasi dan reproduksi seksusal. VARIASI GENETIK
Setiap orang memiliki genotip yang unik, yang tercermin di dalam variasi fenotipi individual, misalnya ciri-ciri wajah, tinggi, dan suara. Variasi individual terjadi pada semua spesies. Selain perbedaan yang dapat kita lihat dan dengar, spesies memiliki variasi genetic yang luar biasayang hanya dapat termati pada tingkat molekuler. Misalnya, anda tidak dapat mengidentifikasi golongan darah seorang (A, B, AB, atau O) hanya dari wujud fisiknya, namun golongan darah dan banyak karakter yang terwariskan lainya bervariasi di antara individuindividu. Fenotipe adalah produk dari genotype yang terwariskan dan berbagei pengaruh lingkungan. Satu contohnya pada manusia, para binaragawan merubah fenotipe mereka seca
drastic, namun tidak mewariskan otot besar mereka ke genersi berikutnya. Hanya bagian genetik dari variasi yang dapat memiliki konsekuensi evolusioner. VARIASI DALAM SATU POPULASI
Karakter yang bervariasi dalam suatu populasi bias bersifat diskret atau kuantitatif. Karakter diskret, misalnya warna bunga ungu atau putih pada tumbuhan ercis Mendel. Dapat di golongkan berdasarkan prinsip ya atau tidak (setiap tumbuhan memiliki bunga ungu saja atau putih saja). Banyak karakter diskret di tentukan oleh satu lokus dan gen tunggal dengan alel-alel berbeda yanga menghasilkan fenotipe berbeda. Akan tetapi kebanyakan variasi terwarikan melibatkan karakter kuantitatife yang bervariasi dalam sutu kontum dalam populasi. Variasi kuantitatiife yang terwariskan biasanya merupakan hasil dari pengaruh dua ataulebih gen dan pada satu karakter fenotipik Dengan mempertimbangkan karakter diskret maupun kuantitatif, para ahlimbiologi dapat mengukr variasi genetic dalam suatu populasi pada tingkat ke seluruhan gen (variabilitas gen) dan tingkat molkular DNA (variabilitas nukleotida). MUTASI
Sumber pamungkas dari alel-alel baru adalah mutasi, perubahan dalam sekuens nukleotida dari DNA suatu organisme. MUTASI TITIK
Perubahan sekecil suatu basa pada suatu gen mutasi titik dapat memiliki dampak yang signifikan pada fenotipe, seperti pad penyakit sel sabit. Organisme mencerminkan ribuan generasi dari seleksi masalalu, dengan demikian fenotipe mereka umumnya sangat sesua dengan lingkunganya. Akibatnya, kecil kemungkinan mutasi baru yang mengubah suatu fenotipe akan memperbaiki fenotipe tersebut. Faktanya, kebanyakan mutasi semacam itu setidaknya sedikit membahayakan. MUTASI YANGMENGUBAH JUMLAH ATAU SEKUENS GEN
Perubahan kromosoma yang melenyapkan, mengacaukan, atau menyusun ulang banyak lokus sekaligus hamper pasti membahayakan. Akan tetapi, suatu mutasi bersekal besar semacam itu tidak mengubah gen, efeknya pada organisme mungkin netral. Dalm sejumlah peristiwa langka, penyusun ulang kromosom bahkan bias menguntungkan misalnya, trans lokasi salah satu bagian dari suatu kromosom ke kromosom yang berbeda mungkin mengaitkan segmen DNA dalam satu cara yang mendatangkan evek positif. Salah satu sumber penting dari variasi berawal ketika gen-gen terduplikasi akibat kesalahan dalam meiosis (misalnya, pindah-saling yang tak setara). Kesalahan replikasi DNA akibat polimirase yang tergelincir (slippage), atau aktifitas elemen trans posabe. Duplikasi segmen kromosom yang berukuran besar, seperti pada penyimpanan kromosom, seringkali membahayakan namun duplikasi potongan DNA yang lebih kecil mungkin tidak akan membahayakan. Duplikasi gen yang tidak memiliki evek parah dapat bertahan selama beberapa
generasi, memungkinkan mutasi untuk terakumulasi. Hasilnya adalah genom yang memanjang dengan lokus-lokus baru yang mungkin memperoleh fungsi-fungsi baru. LUNGKANG GEN DAN FREKUENSI ALEL
Populasi adalah seklompok individu dari sepesies yang sama hidup di wilayah yang sama dan ssaling mengawini sehingga menghasilkan keturunan yang fertile. Populasi-populasi yang berbeda dari satu spesies dapat terisolasi secara geografis satu sama lain. Sehingga pertukaran materi jarang terjadi isolasi semacam itu umum pada spesies yang hidup di pulau-pulau yang ter pisah sangat jauh atau di danaau-danau yang berbeda. Kita dapat mencicirkan susunan genetic dari suatu populasi dengan menjabarkan lungkang gen (gene pol), yang terdiri dari semua alel untuk semua lokus pada semua individu dari semua populasi tersebut. Jika hanya ada satu alel untuk satu lokus tertentu dalam suatu populasi, alel tersebut di katakana tetap (sixed) dalam lungkang gen, dan semua individu homogizot bagi alel tersebut namun jika ada dua alel atau lebih untuk lokus tertentu dalam suatu populasi, individu dalam populasi bisa homozigot atau heterzigot. Setiap alel memiliki frekuensi (proporsi) dalam populasi. Sebagei contoh bayangkan populasi 500 tumbuhan bunga liar dengan gerak alel, CR dan CW ,untuk suatu lokus tertentu yang mengode pigmen bunga alel-alel ini menunjukan domonasi tak sempurna dengan demikian, setiap genotype memiliki fenotipe yang berbeda. Tumbuhan yan homozigot bagi alel CR (CR CR ) menghasilkan pigmen merah danmemiliki bunga merah, tumbuhan yang homozigot bagi alel CW (CW CW) tidak menghasilkan pigman merah dan memiliki bunga putih. Sementara heterozigot (CR Cw) menghasilkan beberapa pigman merah dan memiliki bunga merah muda. PRINSIP HARDY-WEINBREG
Salah satu cara mengkaji apakah seleksi alam atau factor-faktor lain yang menyebabkan evolusi pada lokus tertentu adalah dengan menentukan susunan genetic suatu populasi jika populasi tidak berevolusi pada lokus tersebut. Kita kemudian dapat membandingkan sekenario itu dengan data dari populasi sesungguhnya. Jika tidak ada perbedaan. Kita dapat menyimpilkan bahwa populasi sunguhan tidak berevolusi, apabila ada perubahan kita dapat menyimpulkan bahwa populasi sungguhan berevolusi. EKUILIBRIUM HARDY-WEIGBREG
Lungkan gen dari suatu populasi yang tidak berevolusi dapat dijabarkan melalui prinsip hardy weinbreg. Yang dinamai menurut nama oleh seorang ahli matematika dari inggris dan dokter asal jerman yang secara terpisah merumuskanya pada 1908. Prinsip ini menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotype dalam suatu populasi akan tetap konstan dari generasi kegenerasi. Asalkan hanya segregasi mendelian dan rekomindasi alel yang bekerja. Lungkang gen semacam itu disebut berada dalam ekuilibrium hardy-wainbreg (hardy-weinbreg equilibrium). Menerapkan prinsip hardy-weinbreg
Untuk menerapkan equilibrium hardy-weinbreg kita harus berasumsi bahwa mutasi PKU tidak diintroduksikan kedalam populasi (kondisi 1), dan bahwa orang-orang tidak memiliki pasangan berdasarkan ada tidaknya gen PKU pada calon pasanganya atau orang umumnya tidak kawin dengan kerabat dekatnya (kondisi 2). Kita harus mengabaikan efek apa apapun dari perbedaan kesintasan dan keberhasilan reproduktif di antara genotype-genotipe PKU (kondisi 3) dan berasumsi bahwa tidak ada efek hayutan genetic belum selesai Seleksi alam,hayutan genetic, dan aliran gen dapat mengubah frekuensi alel dalam populasi Seleksi alam
Kita sekarang mengetahui bahwa seleksi menyebabkqn alel-alel yang di teruskan kegenerasi berikutnya dalam proporsi yang berbeda dengan proporsi pada generasi saat ini misalnya, lalat buah drosophila melanogaster memiliki satu alel yang menyebabkan esistansi terhadap sejumlah insektisida, termasuk DDT. Frekuensi alel ini 0% dalam galur D. Melano ghaster laboratorium yang berasal dari lalat yang di kumpulkan dari alam bebas pada awal 1920 an, sebelum penggunaan DDT akan tetapi pada galur yang berasal dari lalat yang di kumpulkan pada 1920 (setelah 20 tahun atau lebih penggunaan DDT). Frekuensi alel tersebut sebesar 37% kita dapat menyimpulkan bahwa alel ini mungkin muncul akibat mutasi antara 1930 dan 1960, atau alel ini sudah ada pada populasi tahun 1930 namun sangat jarang. Pada khasus manapun peningkatan frekuensi alel yang teramati kemungkinan besar terjadi karana DDt merupakan racun kuat yang merupakan kekuatan selektif yang hebat pada populasi lalat yang ter papar insektisida tersebut. Hayutan genetik
Jika anda melempar koin 1000 kali hingga 700 kali hasil gambar 700 kali dan angka 300 kali muungkin menyebabkan anda curiga pada koin tersebut. Namun jika anda hanya melempak koin 10 kali, hasil gambar 10 kali dan angka 3 kali tidak akan mengejutkan. Semakin sedikit jumlah lemparan koin,semakin besar pula kemungkinannya bahwa faktor kebetulan merupakan satu-satunya alasan dari penyimpangan hasil yang di perkirakan dalam khasus ini, perekdisi kita adalah hasil gambar dan angka harusnya sama besarnya. Peristiwa kebetulan juga dapat menyebabkan frekuensi alel ber flugtuasi secara tak terduga dari satu generasi ke generasi berikutnya, terutama dalam populasi yang kecil-suatu proses yang di namakan hanyutan genetik (genetic drift). Efek pendiri
Ketika segelintir individu terisolasi dari populasi yang lebih benar, kelompok yang lebih kecil ini dapat mendirikan populasi baru dengan lungkang gen yang berbeda dari populasi sumber. Hal ini di sebut efek pendiri (founder effec). Efek pendiri bisa terjadi, misalnya, ketika sedilkit anggota populasitertiup badai ke sebuah pulau baru. Hanyutan genetik saat peristiwa kebetulan mengubah frekuensi alel terjadi dalam khasus semacam itu karana badai tidak membedakan saat memmindahkan beberapaindividu berserta alel-alel mereka, bukan yang lain, dari populasi sumber.
Efek pendiri mungkin merupakan penyebab tingginya frekuensi kelainan turunan tertentu pada populasi manusia yang terisolasi. Misalnya, pda 1814, 15 koloni inggris mendirikan pemukiman di tristan da cunha, gugusan pulau kecil di samudra atlantik, antara afrika dan amerika selatan. Tampaknya, salah satu koloni tersebut membawa alel resesiv bagi reti nitis pigmentosa, bentuk kebutaan progresif yang mempengaruhi individu homozigot. Dari 240 keturunan pendiri koloni di pulau tersebut di akhir 1960-an, 4 orang menderita retinitis pigmantosa. Frekuensi alel yang menyebabkan penyakit ini 10 kali lebih tinggi di tristan da cunha dari pada di dalam populasi tempat asal para pendiri koloni. Efek leher botol
Perubahan yang mendadak pada lingkungan, misalnya kebakaran atau banjir, dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Penurunan ukuran populasi secara besar dapat menyebabkan efek leher botol (bottleneck effect), yang dinamakan demikian karana populasi telah melewati leher botol pembatas ukuran hanya karna kebetulan, alel-alel tertentu mungkin banyak terdapat pada individu yang sintas, sementara alel yang lain mungkin terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, dan beberapa di antaranya justrun tidak ada sama sekali. Hanyutan genetik yang terus berlangsung dapat memiliki efek yang penting pada lungkang gen hingga populasi menjadi cukup besar sehingga, peristiwa kebetulan memberi efek lebih kecil. Meskipun sustu populasi yang telah melewati leher botol pada ahirnya kembali ke ukuran semula, fariasi genetiknya mungkin tetap rendah dalam waktu yang lama-warisan dari hanyutan genetik yang terjadi ketika populasi tersebut masih berukuran kecil. Satu alasan pentingnya memahami efek leher botol adalah bahwa tindakan manusia terkadang menciptakan leher botol yang sangat sempit bagi spesies lain. Cont Aliran gen
Seleksi alam dan hanyutan genetik bukan sekadar fenomena yang memengaruhi frekuensi. Frekuensi alel juga dapat berubah akibat aliran gen (gene fllow), transfer alel ke dalam atau ke luar dari populasi akibat pergerakan individu yang pertil atau gametnya. Sebagei contoh, anggaplah bahwa didekat populasi awal bunga liar hipotesis kita terdapat populasi lain yang terutama terdiri dari individu berbunga putih. Serangga pembawa polen dari tumbuhan ini mungkin terbang dan menyerbuki tumbuhan pqda populasi awalkita alel-alel CW yang di introduksikan akan memodifikasi frekuensi alel populasi awal kita pada generasi berikutnya. Karena alel di pertukarkan di antara populasi, aliran gen cenderung mengulangi perbedaan genetik di antara populasi. Jika ini cukup ekstensif, aliran gen dapat menyebabkan populasi disekitarnya menyatu menjadi populasi tunggal dengan satu lumpang gen bersama. Misalnya, manusia saat ini berpindah ke tempat manapun di dunia dengan lebih bebas dari pada di masa lalu. Akibatnya, perkawinan lebih umum di antara anggota populasi yang sebelumnya cukup terisolasi. Hasil dari aliran gen tersebut telah menjadi agen perubahan efolusioner yang semakin penting dalam populasi manusia.
SELEKSI ALAM ADALAH SATU-SATUNYA MEKANISME KONSISTEN MENYEBABKAN EVOLUSI ADAPTIF
YANG
SECARA
Evousi akibat seleksi alam merupakan campuran ntara kebetulan dan pemilihankebutulan dalam kemunculan fariasi genetik baru (awalnya karna mutasi) dan pemilhan ketika seleksi alam lebih menguntungkan beberapa alel dari pad alel yang lain. Akibat efekpemilihan ini, hanya seleksi alam lah yang seca konsisten meningkatkan frekuensi alel-alel yang memberikan keuntungan repro duktif dan kemudian menyebabkan evolusi adptif. Melihat seleksi alam lebih dekat
Untuk mengkaji bageimana seleksi dalam menyebabkan evolusi adaptif, kita akan mengawali dengan konsep kebugaran relatif dan berbagei cara yang menunjukan bahwa fenotipe organisme merupakan subjek seleksi alam. Kebugaran relatif
Frasa strunggel for exisence (perjuangan demi eksistensi) dan survival of the fittes (kesintasan dari yang paling cocok) sering di gunakan untuk menjabarkan seleksi ala. Tetapi kenyataan tersebut menyesatkan apabila di artikan bahwa sleksi alam semata-mata persaingan langsung di antara individu. Seleksi direksional, disruptif, dan stabilisasi
Seleksi alam dapat mengubah distribusi frekuensi sifat terwariskan dengan tiga cara, bergantung pada fenotipe mana dalam populasi yang di untungkan. Ketiga moda seleksi ini di sebut seleksi direksional, seleksi disruptif dan seleksi penestabilisasi Seleksi direksional (DIREKTIONAL SELEKSION) Tterjadi ketika kondisi mengembangkan individu yang menunjukan salah satu kisaran fenotipe yang ekstrim, sehingga menggeser kurva frekuensi untuk karakter fenotipik kesalah satu arah. Seleksi disruptif (disrutive selection)
Terjadi ketika kondisi menguntungkan individu pada kedu kisaran fenotopik yang ekstrim dari pada individu dengan fenotipe intermediat. Seleksi penstabilisasi STABILISASING SELECSIONS)
Bekerja dengan melawan kedu fenotipe ekstrim dan menguntungkan farianintermediat. Peran kunci seleksi alam dalam evolusi adaptif Adaptasi organisme mencangkup banyak contoh yang memukau. Misalnya, kemampuan sotong untuk berubah warna dengan cepat, sehingga bisamembaur dengan latar yang berbeda contoh lainya adalah rahang ular yang mengagungkan, yang mampu menelan mangsa yang jauh
legbih besar dari pada kepalanya sendiri (tindakan yangn analog dengan upaya seorang manusia yang mencoba menelan sebutir semangka bulat-bulat). Seleksi seksual
Carles darwin merupakan seorang pertama yang mendallami implikasi seleksi seksusal (seksual selecsion), suatu bentukseleksi alam yang di dalamnya terdapat individu dengan karakteristik terwariskan tertentu yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk memperoleh pasangan kawin dari pada individu lain. Seleksi seksual dapat menyebabkan dimorfisme seksual (seksualdimorphism), perbedaan mencolok antara ke dua jenis kelamin dalam karakteristik seksual sekunder, yang tidak berkaitan langsung dengan reproduksi atau kesintasan. Perbedaan tersebut mencangkup perbedaan ukuran, warna, ornamentasi, dan prilaku. Seleksi penyeimbang
Seleksi dapat melanggengkan fariasi pada sejumlah lokus seleksi penyeimbang (galancing selecsion) terjadi ketika seleksi alam mempertahankan duaatau lebih untuk dalam suatu populasi. Tipe seleksi ini mencangkup keuntungan heterzigot dan seleksi bergantung frekuensi. Keuntungan heterzigot jika individu yang heterzigot pada lokus tertentu memiliki kebugaran yang lebih tinggi dari pada kedua jenis homozigot, maka mereka menunjuukan keuntungan heterzigot. Dalam khasus semacam itu seleksi alam cenderung mempertahankan dua atau lebih lel pada lokus tersebut perhatikan bahwa keuntungan heterzigot didefinisikan sebagei genotipe, bukan fenotipe. Dengan demukiaan, keuntungan heterzigot mempresentasikan seleksi penstabilisasi atau seleksi direksional yang bergantung pada hubungan antara genotipe dan fenotipe. Misalnya, jika fenotipe suatu hetrozigot merupakan intermedia dari fenotipe ke dua homozigot, keuntungan heterozigot adalah suatu bentuk seleksi penstabilisasi.