PENDAHULUAN
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supurat supuratif if dan otitis otitis media media non supura supuratif. tif. Masing Masing-mas -masing ing mempun mempunyai yai bentuk bentuk akut akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah1. Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul,. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna 2. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk 2. Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan vertigo 1. Berikut dilaporkan sebuah kasus otitis media supuratif kronis pada wanita berusia 18 tahun yang datang ke poli THT RSU Mataram Matara m tanggal 29 Januari 2009.
TINJAUAN PUSTAKA
I. OTITIS OTITIS MEDIA MEDIA SUPUR SUPURA ATIF TIF KRON KRONIK IK
OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. Menurut Ramalingam bahwa OMSK adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft cleft sehi sehing ngga ga meny menyeba ebabk bkan an terja terjadi diny nyaa peru peruba baha hann-pe peru ruba baha han n pato patolo logi giss yang yang ireversibel,2,4.
II. KLASI KLASIFIK FIKASI ASI OMSK OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu 2,9 : 1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas: 1.1. Penyakit aktif
Pada Pada jenis jenis ini terdapa terdapatt sekret sekret pada pada telinga telinga dan tuli. tuli. Biasany Biasanyaa didahu didahului lui oleh oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuma kuman n masu masuk k mela melalu luii lian liang g teli teling ngaa luar luar.. Sekr Sekret et berv bervar aria iasi si dari dari muko mukoid id samp sampai ai mukopurulen1,2. 1.2. Penyakit tidak aktif
` Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai dijumpai berupa tuli konduktif konduktif ringan. Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga 1,4. 2. Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu : 1,3 a. Kongenital b. Didapat.
Pada umumnya kolesteatom terdapat pada otitis media kronik dengan perforasi marginal. teori itu adalah2,5 : •
Epitel dari liang telinga masuk melalui perforasi kedalam kavum timpani dan disini ia membentuk kolesteatom (migration teori menurut Hartmann); epitel yang masuk menjadi nekrotis, terangkat keatas.
•
Embrional sudah ada pulau-pulau kecil dan ini yang akan menjadi kolesteatom.
•
Muko Mukosa sa dari dari kavu kavum m timpa timpani ni meng mengad adak akan an meta metapl plas asia ia oleh oleh kare karena na infek infeksi si (metaplasia teori menurut Wendt). Wendt).
•
Ada Ada pula pula kole kolest stea eato tom m yang ang leta letakn kny ya pada pada pars pars plas plasid idaa (att (attic ic retr retrac acti tion on cholesteatom).
1. Perforasi sentral
Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior, kadang-kadang sub total 1,2,4. 2. Perforasi marginal
Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom 1,2,4 3. Perforasi atik
Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma 1,2,4.
III.EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruh dipengaruhi, i, kondisi kondisi sosial, ekonomi, ekonomi, suku, tempat tinggal tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi nutrisi yang jelek. Kebanyakan Kebanyakan melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden OMSK saja, tidak ada data yang tersedia7.
IV. IV. ETIOLOGI ETIOLOGI
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft cleft palat palatee dan dan Down Down’’s synd syndro rom. m. Adany Adanyaa tuba tuba patu patulo lous us,, meny menyeb ebab abka kan n reflu refluk k isi isi nasofar nasofaring ing yang yang merupa merupakan kan faktor faktor inside insiden n OMSK OMSK yang yang tinggi tinggi di Amerik Amerikaa Serikat Serikat..
Kelainan Kelainan humoral humoral (seperti (seperti hipogammagl hipogammaglobuli obulinemia) nemia) dan cell-mediated cell-mediated (seperti (seperti infeksi infeksi HIV, HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga teli nga kronis1,2. Penyebab OMSK antara lain1,2,5: 1. Lingkungan 2. Genetik 3. Otitis media sebelumnya. 4. Infeksi 15 5. Infeksi saluran nafas atas 6. Autoimun 7. Alergi 8. Gangguan fungsi tuba eustachius. Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK 1,2 : •
Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut.
•
Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi.
•
Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel.
•
Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi. Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi
kronis majemuk, antara lain8 : 1. Gangguan Gangguan fungsi fungsi tuba tuba eustachiu eustachiuss yang yang kronis kronis atau berulang. berulang. a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total 2. Perfor Perforasi asi memb membran ran timp timpani ani yang yang menet menetap. ap. 3. Terjadi erjadinya nya metaplasi metaplasiaa skumos skumosaa atau perubah perubahan an patolo patologik gik menetap menetap lainya lainya pada telinga tengah. 4.
Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid.
5. Terdapat daerah-da daerah-daerah erah dengan dengan sekuester sekuester atau osteomielitis osteomielitis persiste persisten n di mastoid. mastoid. 6. Faktor Faktor-fak -faktor tor konstitu konstitusi si dasar dasar seperti seperti alergi, alergi, kelemahan kelemahan umum atau perubaha perubahan n mekanisme pertahanan tubuh.
V. PATO TOGEN GENESI ESIS S
Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus 1. Perforasi sekunder pada OMA dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal perforasi kering. Beberapa penulis menyatakan keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis 1.
VI. PATOLOGI
OMSK lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. Keadaan kronis kronis ini lebih lebih berdas berdasark arkan an keserag keseragama aman n waktu waktu dan stadiu stadium m dari dari pada pada keserag keseragama aman n gambaran patologi. Secara umum gambaran yang ditemukan adalah: 1. Terdapat Terdapat perforasi membrana timpani t impani di bagian sentral. 2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit 3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi sebelumnya. 4. Pneumatisasi mastoid OMSK paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadi antara 5-10 tahun. tahun. Proses Proses pneumatisas pneumatisasii ini sering terhenti terhenti atau mundur oleh otitis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. Bila infeksi kronik terus berlanjut, mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang 1.
VII.GEJALA KLINIS 1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaks reaksii iritas iritasii muko mukosa sa telin telinga ga tenga tengah h oleh oleh perf perfor oras asii memb membran ran timpa timpani ni dan dan infe infeks ksi. i. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis 2. 2. Gangguan Pendengaran Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.6 3. Otalgia (Nyeri Telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berart berartii adanya adanya ancama ancaman n kompli komplikas kasii akibat akibat hambat hambatan an pengal pengaliran iran sekret sekret,, terpapa terpaparny rnyaa durame durameter ter atau dindin dinding g sinus sinus laterali lateralis, s, atau ancama ancaman n pembent pembentuka ukan n abses abses otak. otak. Nyeri Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis1,2. 4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo Vertigo juga bisa terjadi terjad i akibat komplikasi serebelum 4.
VIII.TANDA KLINIS
Tanda-tanda klinis OMSK tipe t ipe maligna 3 : 1. Adanya Adanya Abses Abses atau atau fistel fistel retroau retroaurik rikula ular r 2. Jaringan Jaringan granulasi granulasi atau atau polip diliang diliang telinga telinga yang berasal berasal dari dari kavum timpani. timpani. 3.
Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)
4. Foto rontgen rontgen mastoid mastoid adany adanyaa gambaran gambaran kolesteatom. kolesteatom.
IX. PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KLINIK KLINIK
Untuk Untuk meleng melengkap kapii pemerik pemeriksaa saan, n, dapat dapat dilaku dilakukan kan pemerik pemeriksaa saan n klinik klinik sebaga sebagaii berikut1,3 : Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas 3 Derajat ketulian nilai ambang pendengaran Normal : -10 dB sampai 26 dB
Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB Tuli total : lebih dari 90 dB. Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu : 1. Perforasi Perforasi biasa biasa umumnya umumnya menyebabka menyebabkan n tuli konduk konduktif tif tidak tidak lebih dari dari 15-20 15-20 dB 2. Kerus Kerusaka akan n rangka rangkaian ian tulang tulang-tu -tulan lang g penden pendengara garan n menyeb menyebabk abkan an tuli tuli konduk konduktif tif 30-50 dB apabila disertai perforasi. 3. Diskontin Diskontinuitas uitas rangkaian rangkaian tulang tulang penden pendengaran garan dibelakan dibelakang g membran membran yang masih masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB. 4. Kelemahan Kelemahan diskrimina diskriminasi si tutur yang yang rendah, rendah, tidak tidak peduli peduli bagaimanap bagaimanapun un keadaan keadaan hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah. Pemeriksaan Radiologi. 1. Proy Proyek eksi si Schu Schull ller er
Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen 3. 2.
Proyeksi Mayer atau Owen ,
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulangtulang tulang penden pendengara garan n dan atik sehing sehingga ga dapat dapat diketah diketahui ui apakah apakah kerusa kerusakan kan tulang tulang telah telah mengenai struktur-struktur 3. 3. Proy Proyek eksi si Ste Stenv nver er
Memper Memperlih lihatk atkan an gambar gambaran an sepanj sepanjang ang pirami piramid d petros petrosus us dan yang yang lebih lebih jelas jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanali s semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat2,3
4. Proy Proyek eksi si Chau Chause se III III
Member Memberii gambar gambaran an atik atik secara secara longit longitudi udinal nal sehing sehingga ga dapat dapat memper memperlih lihatk atkan an kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom3. Bakteriologi
Bakter Bakterii yang yang sering sering dijump dijumpai ai pada pada OMSK OMSK adalah adalah Pseudo Pseudomon monas as aerugin aeruginosa osa,, Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus pneumonie, pneumonie, H. influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp 1,2. 1. Bakteri spesifik
Misalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang ( kurang dari 1% menurut menurut Shambaugh). Shambaugh). Pada orang dewasa biasanya disebabkan disebabkan oleh infeksi paru yang lanjut. Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu yang tidak dipateurisasi 3. 2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.
Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus aureus dan Proteus sp. Antibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah ceftazidime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin, sefalosporin dan makrolid. Sedangkan Sedangkan Proteus Proteus mirabilis mirabilis sensitif sensitif untuk untuk antibiotik antibiotik kecuali makrolid. Stafilokokus Stafilokokus aureus resisten terhadap sulfonamid sulfonamid dan trimethoprim dan sensitif sensitif untuk sefalosforin sefalosforin generasi I dan gentamisin2
X. PENA PENATALAKSA ALAKSANAA NAAN N
Prinsip Prinsip pengobatan pengobatan tergantung tergantung dari jenis penyakit dan luasnya luasnya infeksi, infeksi, dimana dimana pengobatan dapat dibagi atas : 1. Konservatif 2. Operasi2,3
OMSK BENIGNA TENANG
Keadaan Keadaan ini tidak tidak memerlu memerlukan kan pengob pengobata atan, n, dan dinase dinasehatk hatkan an untuk untuk jangan jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
OMSK BENIGNA AKTIF
Prinsip pengobatan OMSK adalah 3 : 1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani. 2.Pemberian antibiotika :
–
topi topika kall anti antibi biot otik ik ( ant antim imik ikro roba ba))
– sistemik.
Pemberian antibiotik topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. 4 Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni 3. Bubuk telinga yang digunakan seperti 3 : a. Acidum Acidum boricum boricum dengan dengan atau atau tanp tanpaa iodine iodine b. b. Terra erramy myci cin n. c. Asidum Asidum borikum borikum 2,5 gram dicampu dicampurr dengan dengan khlorom khloromicetin icetin 250 mg Pengob Pengobatan atan antibi antibioti otik k topika topikall dapat dapat diguna digunakan kan secara secara luas luas untuk untuk OMSK OMSK aktif aktif yang yang dikombinasi dengan pembersihan telinga. Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah 3 : 1. Polimiksin B atau polimiksin E Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf. 2. Neomisin Obat bakterisid bakterisid pada kuma gram positif positif dan negatif, misalnya : Stafilokoku Stafilokokuss aureus, aureus, Proteus Proteus sp. Resisten pada semua anaerob anaerob dan Pseudomonas. Pseudomonas. Toksik oksik terhadap terhadap ginjal dan telinga. 3. Kloramfenikol Obat ini bersifat bakterisid Pemberian antibiotik sistemik
Pemberian Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu minggu dan harus disertai pembersihan pembersihan sekret sekret profus profus.. Bila Bila terjadi terjadi kegaga kegagalan lan pengob pengobata atan, n, perlu perlu diperh diperhatik atikan an faktor faktor penyeb penyebab ab kegaga kegagalan lan yang yang ada pada pada penderi penderita ta tersebu tersebut. t. Antimi Antimikro kroba ba dapat dapat dibagi dibagi menjad menjadii 2 golongan. golongan. Golongan pertama daya bunuhnya bunuhnya tergantun tergantung g kadarnya. kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling
baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam. Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah 2,3. Pseudomonas : Aminoglikosida Aminoglikosida ± karbenisilin P. mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin P. morganii, P. vulgaris : Aminoglikosida ± Karbenisilin Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosida E. coli : Ampisilin atau sefalosforin S. Aureus Anti-stafilikokus : penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida B. fragilis : Klindamisin Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi generasi III ( sefotaksim, sefotaksim, seftazidinm seftazidinm dan seftriakson) seftriakson) juga aktif terhadap terhadap pseudomon pseudomonas, as, tetapi harus diberikan secara parenteral. parenteral. Terapi ini sangat sangat baik untuk OMA sedangkan sedangkan untuk untuk OMSK OMSK belum belum pasti pasti cukup, cukup, meskip meskipun un dapat dapat mengata mengatasi si OMSK. OMSK. Metron Metronida idazol zol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut Browsing dkk metronidazol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik (sefaleksin dan kotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu1,2.
OMSK MALIGNA
Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila Bila terdapa terdapatt abses abses subper subperios iosteal teal,, maka maka insisi insisi abses abses sebaik sebaikny nyaa dilaku dilakukan kan tersen tersendir dirii sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi 3. Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain 3: 1.Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy) 2.Mastoidektomi radikal 3.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi 4.Miringoplasti 5.Timpanoplasti
6.Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty) Tujuan ujuan operas operasii adalah adalah menghe menghenti ntikan kan infeks infeksii secara secara permane permanen, n, memper memperbaik baikii membran membran timpan timpanii yang yang perfor perforasi asi,, menceg mencegah ah terjadi terjadiny nyaa kompli komplikas kasii atau kerus kerusaka akan n pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
XI. KOMPLIKA KOMPLIKASI SI
Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang yang menyeb menyebabk abkan an otore. otore. Walaupu alaupun n demiki demikian an organ organism ismee yang yang resist resisten en dan kurang kurang efektifnya efektifnya pengobatan, pengobatan, akan menimbulka menimbulkan n komplikas komplikasi. i. biasanya biasanya komplikasi komplikasi didapatkan didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe t ipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi 1,2. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom 1,2. A. Komplikasi ditelinga tengah : 1. Perforasi persisten membrane timpani 2. Erosi tulang pendengaran 3. Paralisis nervus fasial B. Komplikasi telinga dalam 1. Fistel labirin 2. Labirinitis supuratif 3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural 1. Abses ekstradural 2. Trombosis Trombosis sinus lateralis lateral is 3. Petrositis D. Komplikasi ke susunan saraf pusat 1. Meningitis 2. Abses otak 3. Hindrosefalus otitis Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam lintasan1,2 :
1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak 2. Menembus selaput otak. 3. Masuk kejaringan otak.
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS
Nama
: N. “Z”
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Belum bekerja
Suku/Bangsa
: Sasak/Indonesia
Alamat
: Babakan Timur-Selatan, Timur-Selatan, Mataram
Tanggal MRS
: 29 Januari 2009
II. II. ANAM ANAMNE NESA SA
Keluhan Utama : Sakit pada telinga kanan.
Riwayat Penyakit sekarang : Ketika di bangku SD, pasien pernah mengeluh sakit pada telinga kanannya disertai dengan keluar cairan putih jernih yang terus menerus namun tidak berbau. Sejak saat itu, keluhan sakit telinga kanan dan keluar cairan dari telinga sering terjadi dengan rentang waktu yang tidak begitu lama tiap keluhan timbul. Pasien pernah berobat berobat ke Puskesmas Puskesmas dan diberikan diberikan obat, cairan pada telinga telinga dirasa dirasa berkurang berkurang dan sakit pada telinga kanan juga berkurang. Sekitar Sekitar 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh mengeluh sakit pada telinga kanannya kanannya dan berdenging. Kemudian pasien juga kembali mengeluh ada keluar cairan berwarna putih jernih, encer, tidak terlalu banyak, tidak berbau, dan tidak bercampur darah, pada telinga sebelah kanan. Pasien juga mengeluh mengeluh sakit kepala sebelah sebelah kanan dan dibelakang dibelakang telinga. Kurang Kurang lebih 1 bulan pasien mengeluh mengeluh cairan keluar lagi dari telinga kanan, agak kental, berwarna kekuningan, tidak berbau, dan tidak bercampur darah. Pasien berobat ke poli THT RSU Mataram dan diberi obat, cairan pada telinga dirasa berkurang tetapi sakit pada telinga kanan dan sakit kepala sebelah kanan masih tetap ada. Pasien juga mengeluh sempat demam disertai batuk-batuk sebelumnya dan kemudian kemudian berkurang berkurang setelah minum obat. Pasien mengeluh mengeluh pendengaran pendengaran telinga kanan berkurang. Riwayat penyakit dahulu : riwayat hipertensi, batuk lama (TBC), diabetes mellitus di sangkal. Riwayat Riwayat penyakit penyakit keluarga : ada anggota keluarga yang mengalami mengalami keluhan yang sama dengan pasien yaitu pamannya. III.
PEMERIKSAAN FISIK Status present
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Kompos mentis Status lokalis Telinga
Auricula Kanan Kiri Bentuk dan ukuran N N Tragus pain - Hematom - Canalis Auditorium eksterna Serumen - -
Otorrhoe - Furunkel - Edema - Hiperemi - Sekret - Purulen Membran timpani Retraksi Bulging Perforasi Conus of light
Kanan +
Kiri +, sentral -
Hidung
Luar Bentuk Inflamasi Nyeri tekan Deformitas Rhinoskopi ant. Vestibulum nasi Dasar cavum nasi Bentuk Mukosa hiperemi Meatus nasi med. Mukosa hiperemi Sekret Konka nasi med. Meatus nasi inf. Mukosa hiperemi Edema Konka nasi inf. Edema Mukosa hiperemi Septum nasi Deviasi Benda asing Perdarahan
N -
N -
-
-
N
N
N -
N -
N
N
-
-
-
-
-
-
C. Tenggorokan
Bibir Mulut Gigi Lidah
: Mukosa bibir basah : Mukosa mulut basah : Tidak ada karies : Tidak ada ulcus
Uvula Palatum mole Arcus anterior Hiperemi Edema Arcus posterior Hiperemi Edema Tonsila palatina pala tina Besar Warna Edema Detritus Membran Faring Hiperemi Edema Reflek muntah Membran
: Bentuk normal, hipertemi (-), edema (-), membran normal : Ulkus (-), hiperemi (-) Kanan Kiri ( -) ( -) ( -) ( -) ( -) ( -)
( -) ( -)
To N ( -) ( -) ( -)
To N ( -) ( -) ( -)
(+ ) ( -) ( -) ( -)
(+ ) ( -) ( -) ( -)
Gambar Status Lokalis Telinga
IV. IV. DIAGNOSIS KERJA
Otitis media supuratif kronis V. PENA PENATALAKSA ALAKSANAA NAAN N
Antibiotik topical Analgesik KIE : jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang.
PEMBAHASAN
Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan keradangan atau infeksi kronis yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, ditandai dengan perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. Berdas Berdasarka arkan n anamne anamnesis sis dan pemerik pemeriksaa saan n fisik, fisik, pasien pasien didiag didiagnos nosis is menderi menderita ta OMSK. Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan keluarnya cairan dari telinga kanan yang kumat-kumatan, dimana sekret awalnya berwarna putih, encer dan tidak berbau, kemudian kemudian menjadi menjadi agak kental, kekuningan, kekuningan, dan berbau. berbau. Pasien Pasien juga mengeluhkan mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada telinga kanan. Pasien juga mengeluhkan pendengaran pada telinga kanan menurun. Penurunan Penurunan pendengaran pendengaran pada pasien OMSK tergantung tergantung dari derajat kerusakan kerusakan tulang-tulang pendengaran yang terjadi. Biasanya dijumpai tuli konduktif, namun dapat pula terjadi tuli persepsi yaitu bila telah terjadi invasi ke labirin, atau tuli campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi sampai dengan efektif ke fenestra ovalis. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim pengantaran suara ke telinga tengah. Pada pasien ini dari hasil pemeriksaan didapatkan perforasi sentral pada membran timpani. Dalam proses penyembuh penyembuhanny annyaa dapat terjadi penumbuhan penumbuhan epitel skuamosa skuamosa ke dalam dalam telin telinga ga tenga tengah. h. Kada Kadang ng-k -kad adan ang g perl perlua uasa san n lapis lapisan an teng tengah ah ini ini ke daera daerah h atik atik mengakibatkan pembentukan kantong dan kolesteatom. Pembentukan kolesteatom ini akan menekan tulang-tulang di sekitarnya sehingga mengakibatkan terjadinya destruksi tulang, yang ditandai dengan sekret yang kental dan berbau. Prin Prinsi sip p peng pengob obat atan an pasi pasien en OMSK OMSK beni benign gnaa tena tenang ng adala adalah h tida tidak k meme memerl rluk ukan an pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga
sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Djaafar Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. tengah. Dalam: Soepardi Soepardi EA, Iskandar Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 49-62
2.
Helmi. Helmi. Kompli Komplikas kasii otitis otitis media media supura supuratif tif kronis kronis dan mastoi mastoidit ditis. is. Dalam: Dalam: Soep Soepard ardii EA, EA, Iska Iskand ndar ar N, Ed. Ed. Buku Buku ajar ajar ilmu ilmu kese kesehat hatan an telin telinga ga hidu hidung ng tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 63-73
3.
Paparella Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Penyakit telinga tengah dan mastoid. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC, 1997: 88-118
4.
Berman Berman S. Otitis Otitis media media in develo developin ping g countr countries ies.. Pediatr Pediatrics ics.. July July 2006. 2006. Available from URL: http://www.pediatrics.org/
5.
Thapa Thapa N, Shirastav Shirastav RP. RP. Intracranial Intracranial complication complication of chronic chronic suppuratif suppuratif otitis media, attico-antral type: experience at TUTH. J Neuroscience. 2004; 1: 36-39 Available from URL: http://www.jneuro.org/
6.
Couzos S, Lea T, T, Mueller R, Murray Murra y R, Culbong M. Effectiveness of ototopical antibi antibioti otics cs for chroni chronicc suppur suppurativ ativee otitis otitis media media in Abori Aborigin ginal al childre children: n: a commun community ity-bas -based, ed, multice multicentr ntre, e, double double-bl -blind ind random randomise ised d contro controlled lled trial. trial. Medical
Journal
of
Australia.
2003.
Available
from
URL:
http://www.mja.com.au/ 7.
Dugdale AE. Management of chronic suppurative otitis media. Medical Journal of Australia. 2004. Available Available from URL: http://www.mja.com.au/
8.
Miura MS, Krumennauer Krumennauer RC, Neto JFL. Intracranial Intracranial complication complication of chronic chronic suppuratif otitis media in children. Brazillian Journal of Otorhinolaringology. 2005. Available from URL: http://www.rborl.org.br/
9.
Vesterager V. V. Fortnightly review: tinnitus–investigation t innitus–investigation and management. BMJ. 1997. available from URL: http://www.bmj.org/