TUGAS KEPERAWA KEPERAWATAN TAN MEDIKAL M EDIKAL BEDAH B EDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH OTITIS MEDIA M EDIA SUPURATIF SUPURATIF AKUT
Arita Murwani, S. Kp
Disusun !"# $ D%KP%&I Ari Siti Mar'i(a#
)*.)+.-+
Dian Is Sur(aninsi#
)*.)+.*-
Nita Sri Tun/un
)*.)+.01
Nuni2 D"wi Nur 3ana#
)*.)+.04
Rina 5u!iana
)*.)+.16
Tuti2 La7ini
)*.)+.18
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SUR9A GLOBAL 9OG9AKARTA 6))4 OTITIS MEDIA AKUT AKUT
A. DEFINISI Otitis media akut adalah infeksi atau peradangan akut pada sebagian atau seluruh rongga telinga tengah, sering diderita oleh bayi dan anak-anak, penyebabnya infeksi virus atau bakteri. Pada penyakit bawaan seperti down syndrome dan anak dengan alergi sering terjadi. Terapi antibiotika dan kunjungan ke dokter THT dalam proses perbaikan sangat disarankan.Otitis media supuratif akut (O!" adalah otitis media yang berlangsung selama # minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik.
B. ETIOLOGI $akteri $akteri piogeni piogenik k sebagai sebagai penyebab penyebabnya nya yang yang terser tersering ing yaitu yaitu %trept %treptokok okokus us hemoli hemoliti tikus kus,, %tafilokokus aureus, dan Pneumokokus. &adang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus infl influen uen'a 'a,,
s)h s)her eria ia )olli )olli,,
%tre %trept ptok okoku okuss anhem anhemol olit itik ikus us,,
Prot Proteu euss vulg vulgar aris is,, Pseu Pseudom domona onass
aerugenosa. Hemofilus influen'a merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur dibawah * tahun.
C. PATOFISIOLOGI Terja Terjadi di akibat akibat tergan terganggu ggunya nya faktor faktor pertaha pertahanan nan tubuh tubuh yang yang bertug bertugas as menjag menjagaa kester kesterila ilan n telinga tengah. +aktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba usta)hius, en'im, dan antibodi. +aktor ini akan men)egah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. Penyebab utamanya adalah tersumbatnya tuba usta)hius sehingga pen)egahan invasi kuman terganggu. +aktor pen)etus terjadinya otitis media supuratif akut (O!", yaitu infeksi saluran nafas atas ()ommon )old" yang terjadi terutama pada pasien anak-anak $ayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (O!" karena letak tuba usta)hius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.
D. MANIFESTASI MANIFESTASI KLINIS
ejala klinik otitis media supuratif akut (O!" tergantung dari stadium penyakit dan umur penderita. $iasanya gejala awal berupa sakit telinga yang berat dan menetap. $isa terjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara. ejala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada stadium perforasi. ejala klinik otitis media supuratif akut (O!" berdasarkan umur penderita, yaitu •
$ayi dan anak ke)il ejalanya demam tinggi bisa sampai #/0 (khas", sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, men)ret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit.
•
!nak yang sudah bisa bi)ara ejalanya biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek.
•
!nak lebih besar dan orang dewasa
ejalanya rasa nyeri dan gangguan
pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang", mual, muntah, diare dan demam sampai 12.*/0. %tadium otitis media supuratif akut (O!" berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah
1. Sta'iu7 O2!usi Tu:a Eusta;#ius %tadium oklusi tuba usta)hius terdapat sumbatan tuba usta)hius yang ditandai oleh retraksi membrana timpani akibat tekanan negatif dalam telinga tengah karena terjadinya absorpsi udara. %elain retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya berwarna keruh pu)at atau terjadi efusi (tidak dapat dideteksi". %tadium oklusi dari otitis media supuratif akut (O!" sukar dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa akibat virus atau alergi.
2. Sta'iu7 Hip"r"7is
3. Sta'iu7 Supurasi %tadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen (nanah". %elain itu edema pada mukosa telinga tengah makin hebat dan sel epitel superfisial han)ur. &etiganya menyebabkan terjadinya bulging (penonjolan" membrana timpani ke arah liang telinga luar. Pasien akan tampak sangat sakit, nadi 3 suhu meningkat dan rasa nyeri di telinga bertambah hebat. !nak selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak.%tadium supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan ruptur membran timpani akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. 4aerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan. 5ekrosis ini disebabkan oleh terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena ke)il. &eadaan stadium supurasi dapat kita tangani dengan melakukan miringotomi. $edah ke)il ini kita lakukan dengan membuat luka insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. 6uka insisi pada membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih sulit menutup kembali. $ahkan membran timpani bisa tidak menutup kembali jika membran timpani tidak utuh lagi.
4. Sta'iu7 P"r>rasi %tadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. &adangkadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut". %tadium ini sering disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman. %etelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidur nyenyak. 7ika membran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret (nanah" tetap berlangsung selama lebih # minggu maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. 7ika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih 8,*-9 bulan maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik (O%&".
5. Sta'iu7 R"s!usi
%tadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga erforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. %tadium ini berlangsung jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah. %tadium ini didahului oleh sekret yang berkurang sampai mengering. !pabila stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik (O%&". &egagalan stadium ini berupa membran timpani tetap perforasi dan sekret tetap keluar se)ara terus-menerus atau hilang timbul. Otitis media supuratif akut (O!" dapat menimbulkan gejala sisa (se:uele" berupa otitis media serosa. Otitis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami perforasi membran timpani.
E. KOMPLIKASI &omplikasi yang bisa timbul jika otitis media tidak segera diobati adalah mastoiditis atau petrositis (infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah", perforasi gendang telinga dengan )airan yang terus menerus keluar. &omplikasi lebih lanjut seperti infeksi atau peradangan ke selaput otak (meningitis" walau jarang masih mungkin terjadi, sumbatan pembuluh darah akibat tromboemboli juga bisa terjadi. 4isarankan segera bawa anak anda bila rewel dan memegangmegang telinga, tidak nyaman merebah demam dan keluar )airan pada telinga. $ila anda memeriksakan se)ara dini otitis media bisa di)egah sebelum memberikan kerusakan lebih lanjut dengan para)entesis atau miringotomi. &omplikasi lain yang serius adalah 6abirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler", kelumpuhan pada wajah, tuli dan abses otak Tanda-tanda terjadinya komplikasi antara lain sakit kepala, tuli yang terjadi se)ara mendadak, vertigo (perasaan berputar", demam dan menggigil.
F. KLASIFIKASI Otitis media terdiri atas
1) Otitis media supuratif a. Otitis media supuratif akut atau otitis media akut
b. Otits media supuratif kronik 2) Otitis media non supuratif, atau otitis media serosa a. Otitis media serosa akut (barotrauma atau aerotitis" b. Otitis media serosa kronik (glue ear" 3) Otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika atau otitis media tuberkulosa 4) Otitis media adhesiva
G. DIAGNOSA 4iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. ;ntuk menentukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan terhadap nanah atau )airan lainnya dari telinga. F. PENATALAKSANAAN
Terapi otitis media supuratif akut (O!" tergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran nafas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik dan antipiretik.
1) Sta'iu7 O2!usi tu:a Eusta;#ius. Terapinya obat tetes hidung 3 antibiotik H0l efedrin 2,*< dalam larutan fisiologis untuk anak berusia dibawah 89 tahun. H0l efedrin 8< dalam larutan fisiologis untuk anak berusia diatas 89 tahun dan orang dewasa. Tujuan ;ntuk membuka kembali tuba usta)hius yang tersumbat sehingga tekanan negatif dalam telinga tengah akan hilang. !ntibiotik diberikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis media yang disebabkan virus dan alergi (otitis media serosa".
2) Sta'iu7 Pr" Supurasi
antibiotik,
obat
tetes
hidung,
analgetik
3
miringotomi.
4ianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin dan eritromisin. $erikan golongan penisilin atau ampisilin selama minimal = hari. olongan eritromisin dapat kita gunakan
jika terjadi alergi penisilin. Penisilin intramuskuler (>" sebagai terapi awal untuk men)apai konsentrasi adekuat dalam darah. Hal ini untuk men)egah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. $erikan ampisilin *2-822 mg?kgbb?hr yang terbagi dalam 1 dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing *2 mg?kgbb?hr yang terbagi dalam # dosis pada pasien anak.
3) Sta'iu7 Supurasi Terapinya antibiotik 3 miringotomi %elain antibiotik pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala )epat hilang.
4) Sta'iu7 P"r>rasi Terapinya antibiotik 3 obat )u)i telinga Terlihat sekret banyak keluar, kadang se)ara berdenyut. 4iberikan obat )u)i telinga H9O9 #< selama #-* hari serta antibiotik yang adekuat sampai # minggu. $iasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam =-82 hari.
5) Sta'iu7 R"s!usi Terapinya !ntibiotik 6anjutkan pemberiannya sampai # minggu bila tidak terjadi resolusi. Tidak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. 0urigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita berikan antibiotik selama # minggu.
Mirint7i
iringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luar. Tindakan bedah ke)il ini harus dilakukan
a
(lihat langsung", pasien harus tenang dan dikuasai. 6okasi insisi di
vue
kuadran posterior inferior.
Operator harus memakai lampu kepala dengan sinar yang )ukup terang, )orng telinga yang sesuai, serta pisau parasentesis yang ke)il dan steril. 4ianjurkan untuk melakukannya dengan narkosis umum dan memakai mikroskop. $ila pasien mendapat terapi yang adekuat, miringotomi tidak perlu dilakukan, ke)uali bila jelas tampak adanya nanah di telinga tengah. &omplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan akibat trauma liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma nervus fasialis, dan trauma pada bulbus jugular Paras"nt"sis
Parasentesis adalah pungsi pada membran timpani dengan semprit dan jarum khusus untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik. &omplikasinya kurang lebih sama dengan miringotomi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT
A. PENGKA3IAN Tanggal
....................
7am
....................
Tempat ....................
1. $>O4!T! a. >dentitas &lien 5ama
Tempat,Tgl 6ahir
;mur
7enis &elamin
!lamat
!gama
%uku $angsa
Pendidikan
Pekerjaan
5o. 0
Tanggal asuk @%
4iagnosa edis
b. >dentitas Penanggung 7awab 5ama
Tempat,Tgl 6ahir
;mur
7enis kelamin
!lamat
!gama
%uku $angsa
Hubungan 4gn &lien
2. @>A!B!T &%H!T!5 a. &eluhan ;tama 5yeri dalam telinga
b. @iwayat &esehatan %ekarang &lien mengalami demam tinggi, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, mengalami gangguan pendengaran, kadang-kadang memegang telinga yang sakit, mual, muntah, diare dan kejang-kejang.
c. @iwayat &esehatan 4ahulu @iwayat >nfeksi saluran pernapasan atas, riwayat batuk pilek (rhinitis"
d. @iwayat &esehatan &eluarga %ering terjadi pada penyakit bawaan seperti sindrom down
e. @iwayat &esehatan 6ingkungan &lien mengatakan kebersihan lingkungan klien terjaga
f. enogram
&eterangan C 6aki-laki meninggal
C Perempuan
C Perempuan meninggal
C enikah
C 6aki-laki
C Tinggal serumah
C &lien
C !nak
3. PO6! +;5%> &%H!T!5 a. Pola persepsi terhadap kesehatan &lien yang masih ke)il belum bisa mengungkapkan persepsinya terhadap sakit yang sedang dideritanya, biasanya ditunjukkan dengan menangis dan rewel
b. Pola aktifitas kesehatan?latihan &lien belum bisa melakukan semua aktifitas sehari-hari se)ara mandiri karena masih ke)il !&T>+>T!%
2
8
9
#
1
andi $erpakaian liminasi obilitas ditempat tidur Pindah !mbulansi akan
. &eterangan
0
andiri
1
4engan menggunakan alat bantu
2
4engan menggunakan bantuan dari orang lain
3
4engan bantuan orang lain dan alat bantu
4
Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktifitas
c. Pola istirahat?tidur %elama sakit klien mengalami gangguan pola tidur karena sering terbangun dan sulit tidur
d. Pola nutrisi metabolik %elama sakit klien bisa mengalami mual,muntah dan diare sehingga menyebabkan nafsu makan klien menurun
e. Pola eliminasi %elama sakit klien bisa mengalami diare
f. Pola kognitif perseptual %aat pengkajian klien dalam keadaan sadar, pendengaran terganggu dan klien lemah
g. Pola konsep diri 1) >dentitas diri tidak terganggu, klien mampu mengenal dirinya sendiri
2) >deal diri
belum bisa dikaji
3) ambaran diri belum bisa dikaji 4) Peran diri
belum bisa dikaji
5) Harga diri
belum bisa dikaji
h. Pola seksual @eproduksi &lien masih bayi?anak-anak dan belum menikah
i.
Pola nilai dan keper)ayaan $elum bisa dikaji karena klien belum mengerti tentang keper)ayaan
j.
Pola peran hubungan $elum bisa dikaji karena klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain se)ara mandiri
k. Pola koping $elum bisa dikaji karena klien masih bayi?anak-anak dan belum mampu berespon terhadap adanya suatu masalah
4. P@>&%!!5 +>%>& a. &eadaan ;mum &lien lemah
b. Tanda-tanda vital 5adi
892 D 8#2 kali per menit
Tekanan darah
normal
%uhu
#/0 D 12,*/0
Pernafasan
#2 D #* kali per menit
$$
normal
T$
normal
c. Pemeriksaan Head to Toe 1)
&epala - >nspeksi bentuk kepala simetris, rambut klien berwarna hitam dengan persebaran merata, tidak ada lesi, rambut kuat - Palpasi kulit teraba hangat, tidak ada massa
2)
ata $entuk bola mata normal, kelopak mata normal, konjungtiva normal, s)lera putih, kornea bening, pupil isokor
3)
Telinga
>nspeksi daun telinga simetris, terdapat serumen, membrane timpani pu)at atau kemerahan
5)
Palpasi terdapat nyeri tekan pada prosesus mastoideus
Hidung
>nspeksi bentuk hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak terdapat massa?benjolan
6)
Palpasi tidak ada nyeri tekan
ulut
>nspeksi bentuk bibir normal, mulut agak berbau, mukosa bibir agak kering, tidak ada perdarahan dan bengkak pada gusi
7) 6eher
>nspeksi bentuk leher simetris, tidak terdapat bendungan vena jugularis
Palpasi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) 4ada
>nspeksi bentuk dada normal, tidak ada retraksi dada,
Palpasi tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi terdengar suara sonor
!uskultasi tidak ditemukan suara nafas tambahan, bunyi jantung reguler
9) !bdomen
>nspeksi kontur permukaan rata, bentuk simetris
Palpasi tidak terdapat nyeri tekan
!uskultasi peristalti) usus 8EF?menit
10) enetalia
enetalia normal, tidak terdapat luka
11) kstremitas
!tas anggota gerak atas lengkap, tangan kanan dan kiri dapat bergerak bebas
$awah anggota gerak bawah lengkap, kaki kanan dan kaki kiri dapat bergerak bebas dan nyaman
12) uskuloskeletal
Otot simetris dan dapat bekerja dengan baik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 4ata +okus
4ata obyektif
%ering memegang telinga
$ibir agak kering
%uhu #/0 D 12,*/0
&lien mengalami gangguan pendengaran
%erumen dalam telinga
Telinga kemerahan
&lien rewel dan gelisah
4ata %ubyektif
&lien menyatakan nyeri pada telinga
>bu klien menyatakan bahwa klien sulit tidur
>bu klien menyatakan bahwa klien mudah terbangun saat tidur
2. !nalisis data
N
8
S(7pt7
4% -
Pr:!"7
5yeri akut
Eti!i
>nfeksi pada telinga bagian tengah
&lien menyatakan nyeri pada telinga
4O -
&lien sering memegang telinga
-
Terdapat serumen dalam telinga
-
9
Telinga kemerahan
4% -
Hipertermi %uhu #/0 D 12,*/0
>nfeksi pada telinga tengah
#
-
&ulit teraba hangat
-
$ibir agak kering
4%
angguan pola tidur
5yeri yang hebat
>bu klien menyatakan
-
bahwa klien sulit tidur >bu klien menyatakan
-
bahwa klien sering terbangun dari tidur 4O &lien tampak lemah
-
1
4% -
Perubahan persepsi sensoriangguan pendengaran auditori
4O -
&lien mengalami gangguan pendengaran
-
Terdapat serumen dalam telinga
-
Telinga kemerahan
-
5yeri tekan pada prosesus mastoideus
*
4% -
0emas >bu klien menyatakan bahwa klien sulit tidur
-
>bu klien menyatakan bahwa klien mudah
Perubahan status dalam kesehatan
terbangun 4O -
&lien rewel dan gelisah
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH 1. 5yeri akut berhubungan dengan infeksi pada telinga bagian tengah 2. Hipertermi berhubungan dengan infeksi pada telinga bagian tengah 3. angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang hebat 4. Perubahan persepsi sensori auditori berhubungan dengan gangguan pendengaran 5. 0emas berhubungan dengan perubahan status dalam kesehatan
D. REN?ANA KEPERAWATAN
Wa2tu
N.
T! 3a7
D@
8
Tu/uan
%etelah dilakukan tindakan keperawatan selama G.F91 jam
Intr"nsi
Pain 7ana"7"nt •
engkaji se)ara konfrehensif tentang
skala nyeri dapat
nyeri meliputi karakteristik
berkurang?hilang, dengan )riteria
penempatan, serangan, frekwensi,
hasil
intensitas nyeri dan faktor presipitasi
Pain !""! $ •
6)6) melaporkan nyeri
•
6)6)-
•
onitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri pada interval yang
frekwensi nyeri •
ditentukan
6)6)0 •
ekspresi masase muka nyeri •
$erikan informasi tentang nyeri seperti penyebab, berapa lam terjadi
6)6)1
dan tindakan pen)egahan
mengatur posisi badan •
unakan komunikasi theraupeti) kepada pasien tentang pengalaman nyeri
Pain ;ntr! $ •
•
0)+)
Pati"nt ;ntr!!"' ana!"sia
mengenali faktor penyebab
assistan;"
0)+)6
bekerja sama dengan dokter, pasien dan mengenali serangan nyeri
anggota keluarga di dalam memilih jenis antipiretik untuk digunakan
&eterangan 8 C tidak pernah menunjukkan 9 C jarang menunjukkan # C kadang menunjukkan 1 C sering menunjukkan * C selalu menunjukkan F""r tr"at7"nt $
9
%etelah dilakukan tindakan
onitor suhu sesering mungkin
keperawatan selama ... F 91 jam
onitor warna dan suhu kulit
diharapkan suhu badan klien
onitor tekanan darah, nadi dan
turun?normal dengan kriteria hasil
@@
$erikan antipiretik
T#"r7r"u!atin $
$erikan pengobatan untuk
)4)))6 suhu tubuh dalam
mengatasi penyebab demam
rentang normal
%elimuti klien
)4))6 nadi dalam
&olaborasi pemberian )airan
rentang normal
)4))- @@ dalam rentang
intravena
normal
&ompres klien pada lipat paha dan aksila
&eterangan 8 C tidak pernah menunjukkan 9 C jarang menunjukkan # C kadang menunjukkan 1 C sering menunjukkan * C selalu menunjukkan
S!""p En#an;"7"nt $
# %etelah dilakukan tindakan
Tentukan aktifitas tidur klien
Perkirakan waktu tidur kien yang
keperawatan selama ... F 91 jam diharapkan pola tidur klien
teratur
adekuat dengan kriteria hasil
terhadap pola tidur
S!""p $
Tentukan efek dari pengobatan
onitor pola tidur dan lama tidur klien dalam jam
)))*) banyak waktu
tidur
%esuaikan lingkungan seperti berisik, suhu, alas tidur dan tempat tidur untuk meningkatkan
)))*)- pola tidur
tidur
)))*)* kualitas tidur
stress sebelum tiba waktu tidur
)))*)+ fisiensi tidur
)))** TT dalam
$antu untuk membuang faktor
onitor makanan sebelum tidur
rentang normal
dan selingan yang tepat dengan tidur
&eterangan
8 C tidak pernah menunjukkan
untuk tidur jika diperlukan
9 C jarang menunjukkan # C kadang menunjukkan
5aikkan peningkatan waktu
&aji ren)ana administrasi pengobatan untuk mendukng
1 C sering menunjukkan
tidur klien
* C selalu menunjukkan
Ani"t( r"'u;tin $
1 %etelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ... F 91 jam diharapkan persepsi sensori
0iptakan ketenangan, mendatangkan ketentraman
Tinggal dengan klien untuk
auditori klien kembali normal
memantau kenyamanan dan
dengan kriteria hasil
men)iptakan keterbukaan
Ani"t( ;ntr! $
!njurkan klien untuk tidak melakukan aktifitas yang berat
*)6) monitor intensitas
)emas
*)6)6 menyingkirkan
keluhan dari klien
*)6)- menurunkan
*)6)+ meren)anakan
strategi koping
takut
*)6)0 menggunakan
strategi koping efektif
>nstruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
*)6)* men)ari informasi
untuk menurunkan )emas
Temani klien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa
stimulasi lingkungan ketika )emas
$erusaha memahami keadaan klien
tanda ke)emasan
4engarkan dan perhatikan
$erikan pengobatan untuk menurunkan )emas dengan )ara yang tepat
*)6)1 menggunakan
teknik relaksasi untuk menurunkan )emas
*)6)4 melaporkan
penurunan durasi dari episode )emas
*)6- melaporkan tidak
adanya gangguan persepsi sensori
&eterangan 8 C tidak pernah menunjukkan 9 C jarang menunjukkan # C kadang menunjukkan 1 C sering menunjukkan * C selalu menunjukkan
%etelah dilakukan tindakan *
keperawatan selama ... F 91 jam
Ani"t( r"'u;tin $
diharapkan rasa demas berkurang atau hilang dengan kriteria hasil
0iptakan ketenangan, mendatangkan ketentraman
Tinggal dengan klien untuk memantau kenyamanan dan
Ani"t( ;ntr! $
men)iptakan keterbukaan
*)6) monitor intensitas
)emas
*)6)6 menyingkirkan
!njurkan klien untuk tidak melakukan aktifitas yang berat
4engarkan dan perhatikan keluhan dari klien
tanda ke)emasan
&aji tingkat ke)emasan dan
*)6)- menurunkan
reaksi fisik pada tingkat
stimulasi lingkungan
ke)emasan (takikardi, takipnea,
ketika )emas
ekspresi )emas non verbal"
*)6)* men)ari informasi
sentuhan (permisi" verbalisasi,
untuk menurunkan )emas
untuk meyakinkan klien tidak
*)6)+ meren)anakan
sendiri dan mengajukan
strategi koping
pertanyaan
*)6)0 menggunakan
*)6)1 menggunakan
teknik relaksasi untuk
Temani klien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa takut
*)6)4 melaporkan
penurunan durasi dari
$erusaha memahami keadaan klien
menurunkan )emas
%ediakan aktifitas untuk menurunkan ketegangan
strategi koping efektif
unakan pendekatan dan
>nstruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
episode )emas
$erikan pengobatan untuk
&eterangan
menurunkan )emas dengan )ara
8 C tidak pernah menunjukkan
yang tepat
9 C jarang menunjukkan # C kadang menunjukkan 1 C sering menunjukkan * C selalu menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
ansjoer, !rif dkk. 9222. &apita %elekta &edokteran 7ilid >. edia !eskulapius +&;> 7akarta
$runner 3 %uddarth. 9229. $uku !jar &eperawatan edikal $edah olume >>>. 0 7akarta
%osialisman 3 Helmi. 922I. $uku !jar >lmu &esehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, &epala 3 6eher disi . +&;> 7akarta
http??hennykartika.wordpress.)om?922=?89?9?otitis-media-akut?
http??www.geo)ities.)om?kliniktehate?penyakit-telinga?otitis-media-akut.htm
http??www.indonesiaindonesia.)om?f?8##2I-otitis-media-akut?