PENDAHULUAN
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25 pada anak-anak. !nfeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah". Otitis media supuratif kronis #OM$%& adalah infeksi kronis pada telinga tengah dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul,. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. 'enis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OM$% tipe benigna dan OM$% tipe maligna 2. (eberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, )irulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah #gi*i buruk& atau hygiene buruk 2. +ejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan )ertigo". (erikut dilaporkan sebuah kasus otitis media supuratif kronis pada anita berusia " tahun yang datang ke poli / 0$1 Mataram tanggal 2 'anuari 233.
TINJAUAN PUSTAKA
I. OTITIS OTITIS MEDIA MEDIA SUPURA SUPURAT TIF KRONIK KRONIK
OM$% adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak #perforasi& dan ditemukan sekret #otorea&, purulen yang hilang timbul. $ekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. 4efek dapat ditemukan seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. Menurut 0amalingam baha OM$% adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft cleft sehin sehingg ggaa meny menyeb ebab abka kan n terjad terjadiny inyaa peru peruba baha han-p n-peru eruba baha han n pato patolo logi giss yang yang ire)ersibel,2,.
II. KLASI KLASIFIK FIKASI ASI OMSK OMSK
OM$% dapat dibagi atas 2 tipe yaitu 2, 6 1. Tipe tubotimpani = tipe ina! = tipe aman = tipe "#ino$en.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang ber)ariasi dari luas dan keparahan penyakit. $ecara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas6 1.1. Pen%a!it a!ti&
Pada Pada jenis jenis ini terdapat terdapat sekret sekret pada pada telinga telinga dan tuli. tuli. (iasany (iasanyaa didahu didahului lui oleh oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuma kuman n masu masuk k mela melalu luii lian liang g teli teling ngaa luar luar.. $ekr $ekret et ber) ber)ar aria iasi si dari dari muko mukoid id samp sampai ai mukopurulen",2. 1.'. Pen%a!it ti(a! a!ti&
7 Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. +ejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. +ejala lain yang dijumpai seperti )ertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga ",. '. Tipe ati!oant"a) = tipe $ana* = tipe ti(a! aman = tipe tu)an$
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. %olesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu 6",8
a. %ongenital b. 4idapat. Pada umumnya kolesteatom terdapat pada otitis media kronik dengan perforasi marginal. teori itu adalah2,5 6 •
Epitel dari liang telinga masuk melalui perforasi kedalam ka)um timpani dan disini ia membentuk kolesteatom #migration teori menurut /artmann&9 epitel yang masuk
•
menjadi nekrotis, terangkat keatas. Embrional sudah ada pulau-pulau kecil dan ini yang akan menjadi kolesteatom. Muko Mukosa sa dari dari ka)u ka)um m timpa timpani ni meng mengada adaka kan n metap metaplas lasia ia oleh oleh karen karenaa infe infeks ksii
•
#metaplasia teori menurut :endt&. :endt&. ;da ;da pula pula kole kolest stea eato tom m yang ang leta letakn kny ya pada pada pars pars plas plasid idaa #att #attic ic retr retrac acti tion on
•
cholesteatom&. 1. Pe"&o"a*i *ent"a)
erdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus. Perforasi Perforasi marginal marginal yang sangat besar digambarkan digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi Perforasi pada pinggir postero-superior berhubungan dengan dengan kolesteatom ",2, +. Pe"&o"a*i ati!
erjadi erjadi pada pars flasida, f lasida, berhubungan dengan primary ac=uired cholestea toma",2,.
III. EPIDEMIOLO,I
Pre)alensi OM$% pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. %ebanyakan melaporkan pre)alensi OM$% pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden OM$% saja, tidak ada data yang tersedia>.
I-. I-. ETIOLO,I ETIOLO,I
erjadi OM$% hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah deasa. ?aktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring #adenoiditis, tonsilitis, tonsilitis, rinitis, sinusitis&, sinusitis&, mencapai telinga telinga tengah melalui tuba Eustachius. Eustachius. ?ungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan
cleft cleft palat palatee dan dan 4on 4on@@s synd syndrom rom.. ;dany danyaa tuba tuba patu patulo lous, us, meny menyeb ebab abka kan n reflu refluk k isi nasofari nasofaring ng yang yang merupa merupakan kan faktor faktor inside insiden n OM$% OM$% yang yang tinggi tinggi di ;merik ;merikaa $erika $erikat. t. %elainan %elainan humoral humoral #seperti #seperti hipogammagl hipogammaglobuli obulinemia& nemia& dan cell-mediated cell-mediated #seperti infeksi infeksi /!A, /!A, sindrom kemalasan leukosit& dapat manifest sebagai se bagai sekresi telinga kronis",2. Penyebab OM$% antara lain",2,56 ".
. ;lergi . +angguan fungsi tuba eustachius. (eberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OM$% ",2 6 •
!nfeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi
•
sekret telinga purulen berlanjut. (erlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada
•
perforasi. (eberapa (eberapa perforasi perforasi yang besar mengalami mengalami penutupan penutupan spontan melalui melalui mekanisme mekanisme
•
migrasi epitel. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi. ?aktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi
kronis majemuk, antara lain 6 ". +angguan +angguan fungsi fungsi tuba eustachius eustachius yang yang kronis kronis atau berulan berulang. g. a. !nfeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total 2. Perfor Perforasi asi memb membran ran timpa timpani ni yang yang menet menetap. ap. 8. erjad erjadiny inyaa metapla metaplasia sia skumosa skumosa atau perubaha perubahan n patolo patologik gik menetap menetap lainya lainya pada telinga tengah. . Obstruksi Obstruksi menetap menetap terhadap terhadap aerasi aerasi telinga telinga atau atau rongga rongga mastoid. mastoid. 5. erdapa erdapatt daerah-daerah daerah-daerah dengan dengan sekuester sekuester atau osteomieli osteomielitis tis persisten persisten di mastoid. mastoid.
B. ?aktor ?aktor-fa -fakto ktorr konstit konstitusi usi dasar seperti seperti alergi alergi,, kelemah kelemahan an umum umum atau atau peruba perubahan han mekanisme pertahanan tubuh. -. PATO,E O,ENES NESIS IS Patogensis OM$% belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan stadium kronis dari otitis media akut #OM;& dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus ". Perforasi sekunder pada OM; dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal perforasi kering. (eberapa penulis menyatakan keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis ".
-I. PATOLO,I PATOLO,I
OM$% lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. %eadaan kronis kronis ini lebih lebih berdasa berdasarka rkan n kesera keseragam gaman an aktu aktu dan stadium stadium dari dari pada pada keserag keseragama aman n gambaran patologi. $ecara umum gambaran yang ditemukan adalah6 ". erdapat erdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral. 2. Mukosa ber)ariasi sesuai stadium penyakit 8. ulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi sebelumnya. . Pneumatisasi mastoid OM$% paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadi antara 5-"3 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh otitis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. (ila infeksi kronik terus berlanjut, mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang ".
-II.
,EJA ,E JAL LA KLINI LINIS S
1. Te)in$a e"ai" /Oto""#oe0
$ekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OM$% tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaks reaksii irita iritasi si muko mukosa sa telin telinga ga tenga tengah h oleh oleh perfo perfora rasi si memb membra ran n timp timpan anii dan dan infe infeks ksi. i. %eluar %eluarny nyaa sekret sekret biasany biasanyaa hilang hilang timbul timbul.. Pada Pada OM$% OM$% stadium stadium inakti inaktiff tidak tidak dijump dijumpai ai adannya sekret telinga. Pada OM$% tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa sec ara luas. $ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan
tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. $uatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis 2. '. ,an$$uan Pen(en$a"an Pen(en$a"an
(iasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. (eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OM$% tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.B +. Ota)$ia /N%e"i Te)in$a0
Pada OM$% keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Cyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durame durameter ter atau dindin dinding g sinus sinus laterali lateralis, s, atau ancaman ancaman pemben pembentuk tukan an abses abses otak. otak. Cyeri Cyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OM$% seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis",2. . -e"ti$o
%eluhan )ertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Aertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan )ertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan )ertigo. Aertigo Aertigo juga bisa terjadi te rjadi akibat komplikasi serebelum se rebelum.
-III.
TANDA KLINIS
anda-tanda anda-tanda klinis OM$% tipe maligna 8 6 ". 2. 8. .
;danya ;danya ;bses ;bses atau atau fistel fistel retroa retroauri urikul kular ar 'aringan 'aringan granulasi granulasi atau atau polip diliang diliang telinga telinga yang yang berasal berasal dari ka)um ka)um timpani. timpani. Pus yang yang selalu selalu aktif aktif atau atau berbau berbau busuk busuk #aroma #aroma kolesteatom kolesteatom&& ?oto rontgen rontgen mastoid mastoid adanya adanya gambaran gambaran kolesteatom. kolesteatom.
I2. PEMERIKSAAN KLINIK
1ntuk 1ntuk meleng melengkap kapii pemeri pemeriksaa ksaan, n, dapat dapat dilaku dilakukan kan pemerik pemeriksaan saan klinik klinik sebaga sebagaii berikut",8 6 Peme"i!*aan Au(iomet"i
Pada pemeriksaan audiometri penderita OM$% biasanya didapati tuli konduktif. api dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas 8 4erajat ketulian nilai ambang pendengaran Cormal 6 -"3 d( sampai 2B d( uli ringan 6 2> d( sampai 3 d( uli sedang 6 " d( sampai 55 d( uli sedang berat 6 5B d( sampai >3 d( uli berat 6 >" d( sampai 3 d( uli total 6 lebih dari 3 d(. 1ntuk melakukan e)aluasi ini, obser)asi berikut bisa membantu 6 ". Perforasi Perforasi biasa umumn umumnya ya menyebabka menyebabkan n tuli konduk konduktif tif tidak lebih dari dari "5-23 "5-23 d( 2. %erusa %erusakan kan rangka rangkaian ian tulang tulang-tul -tulang ang penden pendengar garan an menyeb menyebabk abkan an tuli tuli konduk konduktif tif 83-53 d( apabila disertai perforasi. 8. 4iskontinu 4iskontinuitas itas rangkaian rangkaian tulang tulang pendenga pendengaran ran dibelakang dibelakang membran membran yang yang masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-B5 d(. . %elemahan %elemahan diskrimin diskriminasi asi tutur yang yang rendah, rendah, tidak tidak peduli peduli bagaimanap bagaimanapun un keadaan keadaan hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah. Peme"i!*aan Ra(io)o$i.
". P"o%e!*i S3#u))e" Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. ?oto ini berguna untuk pembedahan pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen 8. 2. P"o%e!*i Ma%e" atau O4en , 4iambil dari arah dan anterior telinga tengah. ;kan tampak gambaran tulangtulang tulang penden pendengara garan n dan atik sehing sehingga ga dapat dapat diketah diketahui ui apakah apakah kerusa kerusakan kan tulang tulang telah telah mengenai struktur-struktur 8. 8. P"o%e!*i Sten5e" Memper Memperlih lihatk atkan an gambar gambaran an sepanj sepanjang ang pirami piramid d petros petrosus us dan yang yang lebih lebih jelas jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, )estibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjuka menunjukan n adanya adanya pembesaran akibat2,8
. P"o%e!*i 6#au*e III
Member Memberii gambara gambaran n atik secara secara longit longitudi udinal nal sehing sehingga ga dapat dapat memperl memperliha ihatka tkan n kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau D scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom 8. a!te"io)o$i
(akteri (akteri yang yang sering sering dijump dijumpai ai pada pada OM$% OM$% adalah adalah Pseudo Pseudomon monas as aerugi aeruginos nosa, a, $tafilokokus aureus dan Proteus. $edangkan bakteri pada OM$; $treptokokus pneumonie, /. influensa, dan Moreella kataralis. (akteri lain yang dijumpai pada OM$% E. Doli, 4ifteroid, %lebsiella, dan bakteri anaerob adalah (acteriodes sp",2. 1. a!te"i *pe*i&i!
Misalnya uberkulosis. 4imana Otitis tuberkulosa sangat jarang # kurang dari " menurut $hambaugh&. Pada orang deasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru yang lanjut. !nfeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu yang tidak dipateurisasi 8. '. a!te"i non *pe*i&i! bai! ae"ob (an anae"ob.
(akteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus aureus dan Proteus sp. ;ntibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah cefta*idime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin, sefalosporin dan makrolid. $edang $edangkan kan Proteu Proteuss mirabi mirabilis lis sensiti sensitiff untuk untuk antibi antibioti otik k kecuali kecuali makrol makrolid. id. $tafilo $tafilokok kokus us aureus aureus resisten resisten terhada terhadap p sulfona sulfonami mid d dan trimeth trimethopr oprim im dan sensiti sensitiff untuk untuk sefalos sefalosfor forin in generasi ! dan gentamisin2
2. PENAT PENATAL ALAKS AKSANA ANAAN AN
Prinsip Prinsip pengobatan pengobatan tergantung tergantung dari jenis penyakit penyakit dan luasnya luasnya infeksi, infeksi, dimana dimana pengobatan dapat dibagi atas 6 ". %onser)atif 2. Operasi2,8
OMSK ENI,NA TENAN,
%eadaa %eadaan n ini tidak tidak memerlu memerlukan kan pengob pengobata atan, n, dan dinaseh dinasehatka atkan n untuk untuk jangan jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga seaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. (ila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi #miringoplasti, timpanoplasti& untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
OMSK ENI,NA AKTIF
Prinsip pengobatan OM$% adalah 8 6 ".Membersihkan liang telinga dan ka)um timpani. 2.Pemberian antibiotika 6 -
topi topikal kal anti antibi biot otik ik # antim antimik ikro roba ba&& sistemik.
Pembe"ian antibioti! topi!a)
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. (ila sekret berkurangFtidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari " minggu. Dara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni 8. (ubuk telinga yang digunakan seperti 8 6 a. ;cidum ;cidum boricu boricum m denga dengan n atau atau tanpa tanpa iodin iodinee b. erramycin. erramycin. c. ;sidum ;sidum borikum borikum 2,5 gram dicampu dicampurr dengan dengan khloro khloromiceti micetin n 253 mg Pengob Pengobatan atan antibi antibioti otik k topika topikall dapat dapat diguna digunakan kan secara secara luas luas untuk untuk OM$% OM$% aktif aktif yang yang dikombinasi dengan pembersihan telinga. ;ntibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah 8 6 ". Polimiksin ( atau polimiksin E Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. %oli %lebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, (. fragilis oksik oksik terhadap ginjal dan susunan saraf. 2. Ceomisin Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya 6 $tafilokokus aureus, Proteus sp. 0esisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. oksik terhadap ginjal dan telinga. 8. %loramfenikol Obat ini bersifat bakterisid Pembe"ian antibioti! *i*temi!
Pemberian antibiotika tidak lebih dari " minggu dan harus disertai pembersihan sekret sekret profus profus.. (ila (ila terjadi terjadi kegaga kegagalan lan pengob pengobatan atan,, perlu perlu diperh diperhatik atikan an faktor faktor penyeba penyebab b
kega kegaga galan lan yang yang ada ada pada pada pend penderi erita ta terse tersebu but. t. ;ntim ntimik ikro roba ba dapat dapat diba dibagi gi menj menjad adii 2 golongan. +olongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, te rbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. +olongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam. erapi erapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah 2,8. Pseudomonas 6 ;minoglikosida G karbenisilin P. mirabilis 6 ;mpisilin atau sefalosforin P. morganii, P. )ulgaris 6 ;minoglikosida G %arbenisilin %lebsiella 6 $efalosforin atau aminoglikosida E. coli 6 ;mpisilin atau sefalosforin $. ;ureus ;nti-stafilikokus ;nti-stafilikokus 6 penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida $treptokokus 6 Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida (. fragilis 6 %lindamisin ;ntibiotika golongan kuinolon #siprofloksasin, dan ofloksasin& yaitu dapat deri)at asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. etapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibaah "B tahun. +olongan sefalosforin generasi !!! # sefotaksim, sefta*idinm dan seftriakson& juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. erapi ini sangat baik untuk OM; sedangkan untuk untuk OM$% OM$% belum belum pasti pasti cukup, cukup, meskip meskipun un dapat dapat mengata mengatasi si OM$%. OM$%. Metron Metronida ida*ol *ol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut (rosing dkk metronida*ol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik #sefaleksin dan kotrimoksasol& pada OM$% aktif, dosis 33 mg per jam selama 2 minggu atau 233 mg per jam selama 2- minggu",2.
OMSK MALI,NA
Pengobatan untuk OM$% maligna adalah operasi. Pengobatan konser)atif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. (ila (ila terdapat terdapat abses abses subper subperios iosteal teal,, maka maka insisi insisi abses abses sebaik sebaiknya nya dilaku dilakukan kan tersend tersendiri iri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi 8. ;da beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OM$% dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain 86
".Mastoidektomi sederhana #simple mastoidectomy& 2.Mastoidektomi radikal 8.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi .Miringoplasti 5.impanoplasti B.Pendekatan ganda timpanoplasti #Dombined approach tympanoplasty& ujuan ujuan operas operasii adalah adalah menghe menghenti ntikan kan infeks infeksii secara secara perman permanen, en, memper memperbai baiki ki membra membran n timpan timpanii yang yang perfor perforasi, asi, menceg mencegah ah terjadi terjadiny nyaa kompli komplikas kasii atau atau kerusa kerusakan kan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
2I. KOMPLIKA KOMPLIKASI SI
endensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang yang menyeba menyebabka bkan n otore. otore. :alaupun laupun demiki demikian an organ organism ismee yang yang resiste resisten n dan kurang kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OM$% tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang )irulen pada OM$% tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi ",2. %omplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OM$% berhubungan dengan kolesteatom ",2. ;. %omplikasi ditelinga tengah 6 ". Perforasi persisten membrane timpani 2. Erosi tulang pendengaran 8. Paralisis ner)us fasial (. %omplikasi telinga dalam ". ?istel labirin 2.
D. %omplikasi ekstradural ". ;bses ekstradural 2. rombosis rombosis sinus lateralis lateral is 8. Petrositis
4. %omplikasi ke susunan saraf pusat ". Meningitis 2. ;bses otak 8. /indrosefalus otitis Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus meleati 8 macam lintasan",2 6 ". 4ari rongga telinga tengah ke selaput otak 2. Menembus selaput otak. 8. Masuk kejaringan otak.
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS
Cama
6 C. HIJ
1mur
6 " tahun
'enis %elamin
6 Perempuan
Pekerjaan
6 (elum bekerja
$ukuF(angsa
6 $asakF!ndonesia
;lamat
6 (abakan imur-$elatan, imur-$elatan, Mataram
anggal anggal M0$
6 2 'anuari 233
II. II. ANAM ANAMNE NESA SA
%eluhan 1tama 6 $akit pada telinga kanan. 0iayat Penyakit sekarang 6 %etika di bangku $4, pasien pernah mengeluh sakit pada telinga kanannya disertai dengan keluar cairan putih jernih yang terus menerus namun tidak berbau. $ejak saat itu, keluhan sakit telinga kanan dan keluar cairan dari telinga sering terjadi dengan rentang aktu yang tidak begitu lama tiap keluhan timbul. Pasien pernah berobat ke Puskesmas dan diberikan obat, cairan pada telinga dirasa berkurang dan sakit pada telinga kanan juga berkurang. $ekitar 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh sakit pada telinga kanannya dan berdenging. %emudian pasien juga kembali mengeluh ada keluar cairan berarna putih jernih, encer, tidak terlalu banyak, tidak berbau, dan tidak bercampur darah, pada telinga sebelah kanan. Pasien juga mengeluh sakit kepala sebelah kanan dan dibelakang telinga. %urang lebih " bulan pasien mengeluh cairan keluar lagi dari telinga kanan, agak kental, berarna kekuningan, tidak berbau, dan tidak bercampur darah. Pasien berobat ke poli / 0$1 Mataram dan diberi obat, cairan pada telinga dirasa berkurang tetapi sakit pada telinga kanan dan sakit kepala sebelah kanan masih tetap ada. Pasien juga mengeluh sempat demam disertai batuk-batuk sebelumnya dan kemudian kemudian berkurang berkurang setelah minum obat. Pasien Pasien mengeluh mengeluh pendengaran pendengaran telinga kanan berkurang. 0iayat penyakit dahulu 6 riayat hipertensi, batuk lama #(D&, diabetes mellitus di sangkal. 0iayat penyakit keluarga 6 ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien yaitu pamannya. III.PEMERIKSAAN III. PEMERIKSAAN FISIK FISIK Statu* p"e*ent
%eadaan umum 6 (aik %esadaran 6 %ompos mentis
Statu* )o!a)i* Te)in$a
;uricula %anan %iri (entuk dan ukuran C C ragus pain - /ematom - Danalis ;uditorium eksterna $erumen - Otorrhoe - ?urunkel - Edema - /iperemi - $ekret - Purulen Membran timpani 0etraksi (ulging Perforasi Donus of light
%anan K
%iri K, sentral -
Hi(un$
C -
C -
C
C
C -
C -
C
C
-
-
%onka nasi inf. Edema Mukosa hiperemi $eptum nasi 4e)iasi (enda asing Perdarahan
-
-
-
-
6. Te Ten$$o"o!an n$$o"o!an
(ibir Mulut +igi
6 Mukosa bibir basah 6 Mukosa mulut basah 6 idak ada karies 6 idak ada ulcus 6 (entuk normal, hipertemi #-&, edema #-&, membran normal 6 1lkus #-&, hiperemi #-& %anan %iri # -& # -& # -& # -& # -& # -&
# -& # -&
o C # -& # -& # -&
o C # -& # -& # -&
#K & # -& # -& # -&
#K& # -& # -& # -&
I-. I-. DIA,NOSIS KERJA
Otitis media supuratif kronis -. PENAT PENATAL ALAKS AKSANA ANAAN AN
;ntibiotik topical ;nalgesik %!E 6 jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga seaktu mandi, dilarang berenang.
PEMAHASAN
Otitis media supuratif supuratif kronik #OM$%& merupakan merupakan keradangan keradangan atau infeksi kronis kronis yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam ka)um timpani, ditandai dengan perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. (erdas (erdasark arkan an anamnesi anamnesiss dan pemeri pemeriksa ksaan an fisik, fisik, pasien pasien didiag didiagnos nosis is mender menderita ita OM$%. (erdasarkan (erdasarkan anamnesa, anamnesa, pasien mengeluhkan mengeluhkan keluarnya keluarnya cairan dari telinga kanan yang kumat-kumatan, dimana sekret aalnya berarna putih, encer dan tidak berbau, kemudian menjadi agak kental, kekuningan, dan berbau. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada telinga kanan. kanan. Pasien juga mengeluhkan mengeluhkan pendengaran pendengaran pada telinga kanan menurun. Penuru Penurunan nan penden pendengara garan n pada pada pasien pasien OM$% OM$% tergan tergantun tung g dari dari derajat derajat kerusa kerusakan kan tulang-tulang pendengaran yang terjadi. (iasanya dijumpai tuli konduktif, namun dapat pula terjadi tuli persepsi yaitu bila telah terjadi in)asi ke labirin, atau tuli campuran. +angguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena
daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi sampai dengan efektif ke fenestra o)alis. (eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim pengantaran suara ke telinga tengah. Pada pasien ini dari hasil pemeriksaan didapatkan perforasi sentral pada membran timpani. 4alam 4alam proses proses penyemb penyembuha uhanny nnyaa dapat dapat terjadi terjadi penumb penumbuha uhan n epitel epitel skuamo skuamosa sa ke dalam dalam telin telinga ga tenga tengah. h. %ada %adang ng-k -kad adan ang g perlu perluasa asan n lapi lapisan san teng tengah ah ini ini ke daer daerah ah atik atik mengakibatkan pembentukan kantong dan kolesteatom. Pembentukan kolesteatom ini akan menekan tulang-tulang di sekitarnya sehingga mengakibatkan terjadinya destruksi tulang, yang ditandai dengan sekret yang kental dan berbau. Prin Prinsi sip p peng pengob obat atan an pasie pasien n OM$% OM$% beni benign gnaa tena tenang ng adala adalah h tida tidak k memerl memerluk ukan an pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga seaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. (ila fasilitas fasilita s memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi #miringoplasti, timpanoplasti& untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
DAFTAR PUSTAKA
". 4jaafa 4jaafarr I;. %elain %elainan an telinga telinga tengah. tengah. 4alam6 4alam6 $oepar $oepardi di E;, !skanda !skandarr C, Ed. (uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. 'akarta6 ?%1!, 233". h. -B2 2. /elm /elmi. i. %omp %ompli lika kasi si otit otitis is medi mediaa supu supurat ratif if kron kronis is dan dan masto mastoid iditi itis. s. 4alam 4alam66 $oep $oepard ardii E;, E;, !skan !skanda darr C, Ed. Ed. (uku (uku ajar ajar ilmu ilmu keseh kesehata atan n telin telinga ga hidu hidung ng tenggorok kepala leher. Edisi kelima. 'akarta6 ?%1!, 233". h. B8->8 8. Paparel Paparella la MM, ;dams ;dams +<, 6 -"" . (erm (erman an $. Otit Otitis is media edia in de)e de)elo lopi ping ng coun countr trie ies. s. Pedi Pediat atri rics cs.. 'uly 'uly 233B 233B.. ;)ailable ;)ailable from 10<6 http6FF.pediatrics.orgF 5. hapa hapa C, $hirast $hirasta) a) 0P. 0P. !ntracra !ntracranial nial complic complicatio ation n of chroni chronicc suppur suppuratif atif otitis otitis media, attico-antral type6 eperience at 1/. ' Ceuroscience. 2339 "6 8B-8 ;)ailable ;)ailable from 10<6 http6FF.jneuro.orgF
B. Dou*os Dou*os $,
'ournal
of
;ustralia.
2338.
;)ailable
from
10<6
http6FF.mja.com.auF >. 4ugdale 4ugdale ;E. ;E. Managemen Managementt of chronic chronic suppurati) suppurati)ee otitis media. media. Medical Medical 'ournal 'ournal of ;ustralia. 233. ;) ;)ailable ailable from 10<6 http6FF.mja.com.auF . Miura Miura M$, %rumenn %rumennauer auer 0D, Ceto Ceto '?<. !ntracran !ntracranial ial complica complicatio tion n of chroni chronicc suppuratif otitis media in children. (ra*illian 'ournal of Otorhinolaringology. 9.
2335. ;)ailable from 10<6 http6FF.rborl.org.brF Aesterager A. A. ?ortnightly re)ie6 tinnitusLin)estigation and management. (M'. ">. a)ailable from 10<6 http6FF.bmj.orgF