BAB I PENDAHULUAN
Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Tulang yang sering terkena ialah femur bagian distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal, serta vertebra. Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Staphylococcus adalah organisme yang bertanggung jawab untuk 9! kasus osteomyelitis akut. Organisme lainnya termasuk "aemophilus influen#ae dan salmonella. $ada masa anak-anak penyebab osteomyelitis yang sering terjadi ialah Streptococcus, sedangkan pada orang dewasa ialah Staphylococcus. %iagnosis infeksi tulang dan sendi biasanya dapat dibuat dari tanda-tanda yang tampak pada pemeriksaan fisik. $ada lokasi perifer seperti efusi sendi dan dan nyeri pada metafisis yang terlokalisir, dengan atau tanpa pembengkakan, membuat diagnosis relatif mudah. &amun pada panggul, pinggul, tulang belakang, tulang belikat dan bahu, penegakan diagnosis terjadinya infeksi sulit untuk ditentukan. Sehingga, pemeriksaan penunjang, dalam hal ini, ini, pencit pencitraan raan dapat dapat memuda memudahka hkan n dan menega menegakka kkan n diagno diagnosis sis dari dari osteom osteomieli ielitis. tis. $emerik $emeriksaan saan pencitr pencitraan aan radiao radiaograf grafii yang yang dapat dapat dilaku dilakukan kan ialah ialah foto foto polos, polos, 'omput 'omputed ed Tomography ('T) scan, *agnetic +esonance maging (*+) dan radionuklir. $emeriksaan tersebut dapat memudahkan dokter dalam menegakkan diagnosis osteomielitis.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fraktur cruris
raktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cidera, trauma yang mengakibatkan fraktur dapat berupa trauma langsung maupun tidak langsung (sjamsuhidat jong, /0), fraktur kruris adalah istilah untuk patah tulang tibia dan fibula yang biasanya terjadi pada bagian proksimal atau kondilus, diafisis, atau pergelangan kaki (mutta1in, /2). $enatalaksanaan pada pasien dengan post operasi fraktur kruris di antaranya bisa dilakukan tindakan penatalaksanaan pembedahan dengan fiksasi internal atau O+ (open reduction internal fixation), fiksasi internal digunakan untuk reduksi terbuka dengan menggunakan pemasangan implant. iksasi eksternal O+3 (open reduction e4ternal fi4ation), fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak. 5lat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur kominutif (mutta1in, /2). 6eberapa komplikasi yang sering terjadi pada tindakan pembedahan fraktur kruris yakni terjadinya infeksi (osteomielitis), delayed union, non-union dan mal-union, kerusakan pembuluh darah atau sindrom kompartemen inferior, trauma saraf terutama pada nervus peronial komunis, dan gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki.
2.2 Osteomieitis A. De!i"isi
Osteomielitis adalah suatu penyakit infeksi pada tulang yang disebabkan adanya infeksi bakteri pada jaringan tulang tersebut. Secara sederhana osteomielitis dapat dibedakan menjadi osteomielitis akut dan osteomielitis kronis.*enurut penelitian yang dilakukan di 5merika,ditemukan sekitar /0! osteomielitis akut berlanjut menjadi osteomielitis kronis. $enanganan osteomielitis kronis masih merupakan masalah dalam bidang orthopedi karena penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat,selain itu juga membutuhkan biaya yang besar,waktu yang lama, pengalaman yang cukup dari dokter bedah, dan penanganannya sulit khususnya untuk menangani komplikasi dan resistensi bakteri. $enyembuhan osteomielitis kronis cukup sulit, karena sering disertai kekambuhan dan eksaserbasi. 6ahkan ditemukan pernyataan 7sekali osteomielitis tetap osteomielitis7, hal ini menandakan kepesimisan dari dokter bedah dan pasien sendiri dalam menangani osteomielitis. Sampai saat ini debridement 2
dan penggunaan antibiotika intravena maupun oral merupakan terapi yang dianut untuk mengelola osteomielitis kronis pada umumnya.
B. Etioo#i
8alaupun system musculoskeletal dapat diinfeksi oleh berbagai macam agen, tetapi yang paling banyak disebabkan oleh infeksi bakteri. Staphylococcus aureus, Streptococcus, dan "aemophilus influen#a adalah yang paling umum menyebabkan osteomielitis hematogen pada anak-anak. Organisme bakteri yang jarang menyebabkan osteomielitis termasuk 6orrelia burgdorferi (penyakit yme), *ycobacterium tuberculosis, 6rucella, dan bakteri anaerob 'lostridium dan 6acteroides. Organisme yang tidak biasa menyebabkan infeksi secara umum tetapi bersimbiosis dengan penyakit immunocomprimesed seperti jamur (6lastomyces, 'ryptococcus, "istoplasma, Sporotrichum, dan 'occidioidomycoses) dan atipikal mikobakteri (kansasii, avium-intracellulare, fortuitum, triviale, dan scrofulaceum). $eningkatan populasi
immunocompromised karena
penyebab iatrogenik
(misalnya,
transplantasi organ) dan penyakit lain (misalnya, 5%S dan rheumatoid arthritis) telah meningkatkan spektrum bakteri yang dapat menyebabkan infeksi muskuloskeletal. 6eberapa bukti bahkan menunjukkan bahwa penyakit $aget merupakan manifestasi lambat suatu infeksi tulang. (curent)
$. Pato#e"esis
Seluruh infeksi harus selalu adanya keterkaitan antara penyerangan mikroba dan pertahanan penjamu. nfeksi terjadi apabila jika organisme bersifat virulen dan jumlah inokulum yang besar. 6akeri dapat masuk kedalam tubuh secara langsung dengan adanya trauma tembus, dengan penyebaran secara hematogen dari sisi sampingnya atau suatu focus infeksi, atau paparan selama opeasi. $ada osteomielitis akut anak-anak, metafisis biasanya terlibat. "al ini dikarenakan pembulh darah arteri nutrisi kosong sampai dengan vena-vena sinusoidal, menyebabkan aliran yang melambat dan turbulen pada perbatasan ini. :ondisi ini memudahkan bakteri berpindah ke endothelium dan menempel pada matri4. ;uga, tekanan oksigen yang rendah pada daerah ini menurunkan aktivitas fagositik dari sel darah putih. Thrombosis menyebabkan daerah yang terkena menjadi nekrosis yang bisa menyebabkan terbentuknya abses. :umpulan pus dan tekanan yang dihasilkan, dapat meembus korteks melalui system haversian dank anal
3
mengenai korteks, pus dapat menembus jaringan lunak sampai permukaan kulit, membentuk sinus pengeluaran (draining sinus).
D. Kasi!ikasi
5da beberapa system dalam mengklasifikasikan osteomielitis. System tradisional membagi infeksi tulang berdasarkan durasi gejala = akut, subakut, dan kronis. Osteomielitis akut diidentifikasi dalam onset >-?@ hari. nfeksi akut seringkali berhubungan dengan penyebaran secara hematogen dari tulang pada anak-anak. 6agaimanapun, orang dewasa juga dapat menjadi infeksi akut hematogen, terutama pada sekeliling dari protesis metal implant dan fiksasi keras. %urasi dari osteomielitis subakut antara beberapa minggu dan beberapa bulan. Osteomielitis kronis adalah infeksi tulang yang terjadi paling tidak beberapa bulan. ni berhubungan dengan nekrosis tulang epicenter atau yang disebut se1uestrum yang secara umum menyebabkan
pengaktifan kembali vaskularisasi
yang disebut involucrum.
System lainnya, dikembangkan oleh 8aldyogel, mengkategorikan infeksi tulang berdasarkan etiologi dan kronisitas = hematoogen, penyebaran secara kontinyu (dengan atau tanpa keikut sertaan penyakit vaskular), dan kronis. nfeksi hematogen dan penyebaran kontinyu dapat tejadi secara akut, walaupun sebelumnya berhubungan dengan trauma atau infeksi jaringan lunak local seperti ulkus diabetes tungkai. 'iemy dan *ader mengembangkan system tahapan pada osteomielitis yang mengklasifikasikan berdasarkan luas anatomis dari infeksi dan status fisiologis host dibandingkan dengan kronisitas dan etiologi. 3mpat tahapan memiliki
karakteristik
berdasarkan
pada
keterlibatan
tulang
yang
infeksi
dalam
meningkatkan kompleksitas = tahap ? A hanya sum-sum tulang, tahap / A hanya korteks superficial, tahap B A sum-sum tulang dan korteks local, dan tahap @ A sum-sum tulang dan korteks difus.
E. Je"is Osteomieitis % Osteomieitis Hemato#e" Akut
Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan sumsum tulang akut yang disebabkan oleh bakteri piogenik dimana mikro-organisme berasal dari focus di tempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah. :elainan ini sering ditemukan pada anak-anak dan sangat jarang pada orang dewasa. Osteomielitis hematogen akut pada dasarnya adalah penyakit pada tulang yang sedang tumbuh. %iagnosis yang dini sangat penting oleh karena prognosis tergantung dari pengobatan yang tepat dan segera. Osteomielitis hematogen akut sering sekali mengenai metafisis tulang panjang pada anak-anak, tersering pada femur dan 4
diikuti oleh tibia, humerus, radius, ulna, dan fibula. Secara klinis, pasien memiliki gejala seperti inflamasi yang akut. +asa nyeri biasanya terlokalisir, tetapi bisa saja menjalar kebagian tubuh lainnya. Sebagai contoh, jika anak mengeluhkan nyeri pada lutut, sendi panggul harus juga dievaluasi untuk melihat kemungkinan adanya arthritis septic. ;ika tulang pada kaki terinfeksi, anak akan mengalami kesulitan untuk berjalan atau berhenti berjalan. $ada pemeriksaan sering didapatkan terdapatnya nyeri local dan biasanya diikuti dengan pergerakan yang terbatas pada sendi sebelahnya, tetapi bengkak dan kemerahan agak jarang dijumpai. Tanda sistemik seperti demam dan menggigil biasanya ada, dan bayi biasanya menunjukkan irritable atau letargik dan tidak ada selera makan. Etioo#i
aktor predisposisi osteomilitis akut adalah = • • •
•
Cmur, terutama mengenai bayi dan anak-anak ;enis kelamin, lebih sering pada laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan @=? TraumaD hematoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut okasiD osteomielitis hematogen akut sering terjadi di daerah metafisis karena daerah ini merupakan daerah aktif tempat terjadinya pertumbuhan tulang. &utrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya focus infeksi sebelumnya (seperti bisul, tonsilitis) merupakan faktor predisposisi osteomielitis hematogen akut.
Patoo#i &a" Pato#e"esis
$enyebaran osteomielitis melalui dua cara, yaitu = ?. $enyebaran umum *elalui sirkulasi darah berupa bakteremia dan septicemia • *elalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifocal pada daerah-daerah • lain /. $enyebaran local Subperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui periost • Selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah kulit • $enyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi arthritis septic • $enyebaran ke medulla tulang sekitarnya sehingga system sirkulasi dalam tulang • terganggu. "al ini menyebabkan kematian tulang local dengan terbentuknya tulang mati yang disebut dengan sekuestrum Teori terjadinya infeksi pada daerah metafisis yaitu = •
Teori vascular (Trueta) $embuluh darah pada daerah metafisis berkelok-kelok dan membentuk sinus-sinus sehingga menyebabkan aliran darah menjadi lebih lambat. 5liran darah yang melambat pada daerah ini memudahkan bakteri berkembang biak. 5
•
Teori fagositosis (+ang) %aerah metafisis merupakan daerah pembentukan system retikulo-endotelial. 6ila terjadiinfeksi, bakteri akan difagosit oleh sel-sel fagosit matur di tempat ini. *eskipun demikian di daerah ini terdapat juga sel-sel fagosit imatur yang tidak dapat memfagosit bakteri sehingga beberapa bakteri tidak difagosit dan berkembang biak di
•
daerah ini. Teori trauma 6ila trauma artificial dilakukan pada binatang percobaan maka akan terjadi hematoma pada daerah lempeng epifisis. %engan penyuntikan bakteri secara intravena, akan terjadi infeksi pada daerah hematoma tersebut. $atologi yang terjadi pada osteomielitis hematogen akut tergantung pada umur, daya
tahan penderita, lokasi infeksi serta virulensi kuman. nfeksi terjadi melalui aliran darah dari focus tempat lain dalam tubuh pada fase bakteremia dan dapat menimbulkan septicemia. 3mbolus infeksi kemudian masuk ke dalam juksta epifisis pada daerah metafisis disertai pembentukan pus. Terbentuknya pus dalam tulang dimana jaringan tulang tidak dapat berekspansi akan menyebabkan tekanan dalam tulang bertambah. $eninggian tekanan dalam tulang mengakibatkan terganggunya sirkulasi darah dan timbulnya thrombosis pada pembuluh darah tulang yang akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Selain itu, pembentukan tulang baru yang ekstensif terjadi pada bagian dalam periosteum sepanjang diafisis (terutama anak-anak) sehingga terbentuk suatu lingkungan tulang seperti peti mati yang disebut involucrum dengan jaringan sekuestrum didalamnya. $roses ini terlihat jelas pada akhir minggu kedua. 5pabila pus menembus tulang, maka terjadi pengaliran pus (discharge) dari involucrum keluar melalui lubang yang disebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. $ada tahap selanjutnya penyakit akan berkembang menjadi osteomielitis kronis. $ada daerah tulang kanselosa, infeksi dapat terlokalisir serta diliputi oleh jaringan fibrosa yang membentuk
abses
tulang
kronis
yang
disebut
abses
bordie.
6erdasarkan umur dan pola vaskularisasi pada daerha metafisis dan epifisis, Trueta membagi proses patologis pada osteomielitis akut atas tiga jenis, yaitu = ?. 6ayi 5danya pola vaskularisasi foetal menyebabkan penyebaran infeksi dari metafisis dan epifisis dapat masuk ke dalam sendi, sehingga seluruh tulang termasuk persendian dapat terkena. empeng epifisis biasanya lebih resisten terhadap infeksi. /. 5nak 6
%engan terbentuknya lempeng epifisis serta osifikasi yang sempurna, resiko infeksi pada epifisis berkurang oleh karena lempeng epifisis merupakan barier terhadap infeksi. Selain itu, tidak ada hubungan vaskularisasi yang berarti antara metafisis dan epifisis. nfeksi pada sendi hanya dapat terjadi bila ada infeksi intraartikuler. B. %ewasa Osteomielitis akut pada orang dewasa sangat jarang terjadi oleh karena lempeng epifisis telah hilang. 8alaupun infeksi dapat menyebar ke epifisis, namun infeksi intra-artikuler sangat jarang terjadi. 5bses subperiosteal juga sulit terjadi karena periost melekat erat dengan korteks. 'am(ara" ki"is
Eambaran klinis osteomielitis hematogen tergantung dari stadium pathogenesis dari penyakit. Osteomielitis hematogen akut berkembang secara progresif dan cepat. $ada keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bacterial pada kulit dan saluran napas bagian atas. Eejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi, nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan. Eejala-gejala umum yang timbul akibat bakteremia dan septicemia berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang. $ada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan gangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi, gangguan akan semakin berat bila terjadi spasme local. Eangguan pergerakan sendi juga dapat disebabkan oleh efusi sendi atau infeksi sendi (arthritis septik). $ada orang dewasa lokalisasi infeksi biasanya pada daerah vertebra torako-lumbal yang terjadi akibat torakosintesis atau akibat prosedur urologis dan dapat ditemukan adanya riwayat
kencing
manis,
malnutrisi,
adiksi
obat-obatan
atau
pengobatan
dengan
imunosupresif, oleh karena itu riwayat hal-hal yang tersebut di atas perlu ditanyakan. Pemeriksaa" a(oratorium Pemeriksaa" &ara)
Sel darah putih meningkat sampai B dengan peningkatan 3%, $emeriksaan titer antibody anti-stafilokokus, kultur darah untuk menentukan jenis bakterinya dan uji sensitivitas. Pemeriksaa" !eses
Cntuk dilakukan kultur atas kecurigaan infeksi oleh bakteri Salmonella. Bio*s+
7
%ilakukan pada tempat yang dicurigai untuk menyingkirkan dengan suatu tumor. :arena gambaran klinis dan radiologis yang diperlihatkan pada osteomielitis menyerupai beberapa neoplasma inflamasi seperti leukemia akut limfositik, sarcoma 3wing, dan histiocitosis sel angerhans (yang disebut juga dengan granuloma eosinofilik). *aka dari itu, biopsy dapat menyingkirkan sebuah tanda infeksi dari suatu tumor. Pemeriksaa" ra&ioo#is
oto polos pada ? hari pertama, tidak ditemukan kelainan radiologis yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan lunak. Eambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah ? hari (/ minggu) berupa rarefaksi tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan pembentukan tulang baru di bawah periosteum yang terangkat. 5kan terlihat gambaran lesi radiolusen dan perubahan dari periosteum. $emeriksaan radioisotope dengan 99mtechnetium akan memperlihatkan penangkapan isotop pada daerah lesi. %engan menggunakan teknik label leukosit dimana ???mindium menjadi positif Pemeriksaa" utraso"o#ra!i
%apat memperlihatkan adanya efusi pada sendi. ;uga memperlihatkan suatu area radiolusen
pada
tulang
kanseolus
dan
adanya
perubahan
pada
periosteum.
*+ (*agnetic +esonance maging), menunjukkan gambaran inflamasi awal dari sumsum tulang dengan inflamasi periosteum dan jaringan lunak sekelilingnya sebagai bentuk progresivitas infeksi. $ada tahap selanjutnya maka akan terbentuk abses yang akan terlihat sebagai suatu tanda dari gambaran kontras gadolinium. Kom*ikasi
?. Septicemia %engan makin tersedianya obat-obat antibiotic yang memadai, kematian akibat septicemia pada saat ini jarang ditemukan. /. nfeksi yang bersifat metastatic nfeksi dapat bermetastasis ke tulangFsendi lainnya, otak dan paru-paru, dapat bersifat multifocal dan biasanya terjadi pada penderita dengan status gi#i yang jelek. B. 5rthritis supuratif %apat terjadi pada bayi muda karena lempeng epifisis bayi (yang bertindak sebagai barier) belum berfungsi dengan baik. :omplikasi terutama terjadi pada osteomielitis hematogen akut di daerah metafisis yang bersifat intra-kapsuler (misalnya pada sendi panggul) atau melalui infeksi metastatic. @. Eangguan pertumbuhan
8
Osteomielitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan kerusakan lempeng epifisis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, sehingga tulang yang terkena akan menjadi lebih pendek. $ada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis yang merupakan stimulasi bagi tulang untuk tumbuh. $ada keadaan ini tulang tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya pemanjangan tulang. 0. Osteomielitis kronis 5pabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka osteomielitis akut akan berlanjut menjadi osteomielitis kronis. %iagnosis banding ?. Selulitis /. 5rthritis supuratif akut B. %emam reumatik @. :risis sel sabit 0. $enyakit Eaucher G. Tumor 3wing Pe"#o(ata"
?. stirahat dan pemberian analgesic untuk menghilangkan rasa nyeri /. $emberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah B. stirahat local dengan bidai atau traksi @. $emberian antibiotic secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu stafilokokus aureus sambil menunggu hasil biakan. 5ntibiotic diberikan B-G minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah penderita. 5ntibiotic tetap diberikan hingga / minggu setelah laju endap darah normal. 0. %rainase bedah. 5pabila setelah /@ jam pengobatan local dan sistemik antibiotic gagal (tidak ada perbaikan keadaan umum), maka dapat dipertimbangkan drainase bedah. $ada drainase bedah, pus subperiosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan intra-oseus kemudian dilakukan pemeriksaan biakan kuman. %rainase dilakukan selama beberapa hari dengan menggunakan cairan &acl ,9! dan dengan antibiotic. % Osteomieitis Hemato#e" Su(akut
:elainan ini dapat ditemukan di beberapa negara dengan insiden yang hampir sama dengan osteomielitis akut. Eejala osteomielitis subakut lebih ringan oleh karena organisme penyebabnya kurang purulen dan penderita lebih resisten. Osteomielitis hematogen subakut biasanya di sebabkan oleh stafilokokus aureus dan umumnya berlokasi di bagian distal femur dan proksimal tibia. 9
Patoo#i
6iasanya terdapat kavitas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan mengandung cairan seropurulen. :avitas dilingkari oleh jaringan granulasi yang terdiri atas sel-sel inflamasi akut dan kronis dan biasanya terdapat penebalan trabekula. 'am(ara" ki"is
Osteomielitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak-anak dan remaja. Hang ditemukan adalah atrofi otot, nyeri local, sedikit pembengkakan dan dapat pula penderita menjadi pincang. Terdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau mungkin berbulan-bulan. Suhu tubuh penderita biasanya normal. Pemeriksaa" a(oratorium.
eukosit
umumnya
normal,
tetapi
laju
endap
darah
meningkat.
Dia#"osis
%engan foto rontgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter ?-/ cm terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang-kadang pada daerah diafisis tulang panjang Pe"#o(ata"
$engobatan yang dilakukan berupa pemberian antibiotic yang adekuat selama G minggu. 5pabila diagnosis ragu-ragu, maka dapat dilakukan biopsy dan kuretase.
% Osteomieitis Kro"is
Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis akut yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis dapat juga terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah Tindakan operasi pada tulang. 6akteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh Stafilokokus aureus (>0!), atau 3. colli, $roteus, atau $seudomonas. Stafilokokus epidermidis merupakan penyebab utama osteomielitis
kronis
pada
operasi-operasi
ortopedi
yang
menggunakan
implant.
Patoo#i &a" Pat)o#e"esis
nfeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada kulit. Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan sinus (pada kulit). Sekuestrum diselimuti oleh invoucrum yang tidak dapat keluarFdibersihkan dari medulla tulang kecuali dengan tindakan operasi. $roses selanjutnya terjadi
destruksi
dan
sklerosis
tulang
yang
dapat
terlihat
pada
foto
rontgen.
'am(ara" Ki"is
10
$enderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari lukaFsinus setelah operasi, yang bersifat menahun. :elainan kadang-kadang disertai dengan demam dan nyeri local yang hilang timbul di daerah anggota gerak tertentu. $ada pemeriksaan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan. *ungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. 6iasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomelitis pada penderita. Pemeriksaa" La(oratorium
$emeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan 3%, leukositosis, serta peningkatan titer antibody anti-stafilokokus. $emeriksaan kultur dan uji sensitivitas diperlukan untuk menentukan organism penyebabnya. Pemeriksaa" ,a&io#is
?. oto polos $ada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis dan sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuestrum. /. +adioisotope scanning +adioisotop scanning dapat membantu menegakkan diagnosis osteomielitis kronis dengan memakai 99mT'"%$. B. 'T dan *+ $emeriksaan ini bermanfaat untuk membuat rencana pengobatan serta untuk melihat sejauh mana kerusakan tulang yang terjadi. Pe"#o(ata"
?. $emberian antibiotic Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotic semata-mata. $emberian antibiotic *encegah
ditujukan terjadinya
penyebaran
untuk infeksi
pada
tulang
= sehat
lainnya
*engontrol eksaserbasi akut /. Tindakan operatif Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah pemberian dan pemayungan antibiotic yang adekuat. Operasi dilakukan dengan tujuan = *engeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak maupun jaringan tulang (sekuestrum) sampai ke jaringan sehat sekitarnya. Selanjutnya dilakukan drainase dan dilanjutkan irigasi secara kontinyu selama beberapa hari. 5dakalanya diperlukan penanaman
rantai
antibiotic
di
dalam
bagian
tulang
yang
terinfeksi.
Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotic mencapai sasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih lanjut. Kom*ikasi
11
?. :ontraktur sendi /. $enyakit amiloid B. raktur patologis @. $erubahan menjadi keganasan pada jaringan epidermis (karsinoma epidermoid, ulkus *arjolin) 0. :erusakan epifisis sehingga terjadi gangguan pertumbuhan % Osteomieitis Skerosi"#
Osteomielitis sklerosing atau osteomielitis Earre adalah suatu osteomielitis subakut dan terdapat kavitas yang dikelilingi oleh jaringan sklerotik pada daerah metafisis dan diafisis tulang panjang. $enderita biasanya remaja dan orang dewasa, terdapat rasa nyeri dan mungkin sedikit pembengkakan tulang. Pemeriksaa" ra&ioo#is
$ada foto rontgen terlihat adanya kavitas yang difus dan dikelilingi oleh jaringan tulang
yang
sklerotik.
$engobatan. $engobatan osteomielitis sklerosing berupa eksisi dan kuretase lesi. % Osteomieitis Aki(at Fraktur Ter(uka
Osteomielitis akibat fraktur terbuka merupakan osteomielitis yang sering ditemukan pada orang dewasa. $ada suatu fraktur terbuka dapat ditemukan kerusakan jaringan, kerusakan pembuluh darah, edema, hematoma dan hubungan antara fraktur dengan dunia
luar
sehingga
pada
fraktur
terbuka
umumnya
terjadi
infeksi.
Osteomielitisakibat fraktur terutama disebabkan oleh stafilokokus aureus, 6. colli, $seudomonas dan kadang-kadang oleh bakteri anaerobic seperti klostridium, streptokokus anaerobic, dan 6akteroides. $ada fraktur terbuka perlu dilakukan pemeriksaan biakan kuman guna menentukan organism penyebabnya. 'am(ara" ki"is
$ada osteomielitis
akibat fraktur
terbuka
biasanya
berupa demam, nyeri,
pembengkakan pada daerah fraktur dan sekresi pus pada luka. $ada pemeriksaan darah ditemukan leukositosis dan peningkatan 3%. Pe"#o(ata"
$rinsip penanganan pada kelainan ini sama dengan osteomielitis lainnya. $ada fraktur terbuka
sebaiknya dilakukan pencegahan infeksi
melalui pembersihan dan
debridement luka. uka dibiarkan terbuka dan diberikan antibiotic yang adekuat. % Osteomieitis Pasca O*erasi
12
Osteomilelitis jenis ini terjadi setelah suatu operasi tulang (terutama pada operasi yang menggunakan implan), yang disebabkan oleh kontaminasi bakteri pada pembedahan. Eejala infeksi dapat timbul segera setelah operasi atau beberapa bulan kemudian. Osteomielitis pasca operasi yang paling ditakuti adalah osteomielitis setelah suatu operasi artroplasti. $ada keadaan ini pencegahan osteomielitis lebih penting dari pada pengobatan.
BAB III LAPO,AN KASUS
13
A. ANA-NESIS
dentitas= &ama
= Tn selamet
;enis kelamin = laki-laki Csia
= ?9 tahun
&omor +*
= G0@22
5lamat
= :rajan Timur 'andijati 5rjasa
Status pasien = 6$;S $6 $ekerjaan
= buruh tani
Suku
= jawa
5gama
= islam
Tanggal pemeriksaan= ?? februari /?0 :eluhan utama= &yeri pada tungkai kanan bawah +iwayat penyakit sekarang= $asien mengeluh nyeri dan keluar pus pada tungkai kanan bawah. Sebelumnya I ?,0 tahun yang lalu pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat itu pasien mengendarai sepeda motor lalu dari samping pasien ditabrak sepeda motor lain. $eristiwa itu terjadi pukul malam hari dan pasien dioperasi O+ pada pagi hari di ruang O: E% +S Soebandi ;ember. Selama ?,0 tahun, pasien mengaku luka sudah sembuh. %an pasien juga bisa melakukan aktifitas ringan sebagai penjual barang di toko. &amun sekitar ? minggu terakhir, muncul gelembung di beberapa tempat baut implant. :emudian gelembung tersebut pecah dengan sendirinya dan mengeluarkan darah. $asien mengaku tidak pernah merawat luka di poli dan menutup luka terbuka pada tempat pemasangan implan.
14
+iwayat penyakit dahulu= %* (-), "T (J), fraktrur cruris dekstra ?FB distal post O+. +iwayat penyakit pengobatan= (-) Pemeriksaa" Fisik
:eadaan umum = cukup :esadaran = A<$C Tanda-tanda vital= &adi = >2 4Fmenit Tekanan darah = ?/F2 mm"g +espiratori rate= ?2 4 F menit Temperature = BG,/ :epalaF leher = anemisFictericFsianosisFdipsneu= - F - F - F Thora4 'or= = ictus cordis tidak tampak $= ictus cordis tidak teraba $= bebas jantung 'S < parasternal dekstra sampai 'S < midclavicular line sinistra 5= S? S/ tunggal, ekstrasistol (-), gallop (-), murmur (-) $ulmo= = Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada ketertinggalan gerak $= fremitus (JFJ) $= sonor 5= vestibular JFJ, ronkhi -F- whee#ing -F3kstremitas 5kral hangat pada keempat ekstremitas, ada edema di ekstremitas kanan bawah
Status Lokais
15
Foto 1 $ruris &ekstra 1/0 &ista
Foto 2 ,o"t#e" cruris &ekstra 16
6. ASSESS-ENT Osteomielitis cruris dekstra ?FB distal post O+ $. PENATALAKSANAAN $ro se1uesterectomy Ofla4acin /4@ *ultivitamin ?4?
17
DAFTA, PUSTAKA
+asjad, 'hairuddin. $engantar lmu 6edah Ortopedi. $enerbit Harsif 8atampone. /B. "alaman ?B/-?@?. Skinner, "arry 6, *%, $h%. 'urrent %iagnosis and Treatment in Orthopedics, ourth 3dition. 'hapter 2 = Orthopedic nfections. The *cEraw "ill 'ompanies, nc. /G. Swiontkowski, *arc , *%D Stovit#, Steven %, *%. *anual of Orthopaedics, Gth 3dition. ipponcott 8illiams and 8ilkins. /?. 'hapter B = $revention and *anagement of 5cut *usculoskeletal nfections. :umar,
). +obbins 6asic $athology (2th ed.). Saunders 3lsevier. pp. 2?A2??
18