OSTEOMA Etiologi osteoma tidak diketahui, kebanyakan penyebab dari osteoma ini disebabkan oleh factor trauma iritasi kronis, kelainan congenital dimana terjadi pertumbuhan tulang pada garis tengah dari palatum, infeksi, kebiasaan-kebiasaan makan yang aneh seperti halnya orang yang mengunyah tembakau bisa menyebabkan suatu keadaan hyperostosis dan perkembangan yang tidak normal dari gigi. Tidak ada yang menunjukkan etiologi yang pasti terjadinya osteoma. enyebab pasti osteoma belum diketahui, tetapi ada beberapa teori ! ". Teori Teori perkembangan! #onheim, seperti yang dilaporkan dilaporkan Akamatsu mengatakan bah$a tumor biasanya terbentuk di antara dua jaringan tulang yang berdekatan dengan asal embrionik yang berbeda. %i antara dua tulang yang berbeda ini terdapat sel embrionik yang terperangkap yang memicu proliferasi tulang yang berlebihan. &. Teori Teori kongenital! Manifestasi klinis terjadi ketika pertumbuhan tulang meningkat dengan adanya tulang embrionik misalnya pada saat pubertas. '. Teori Teori trauma! (omplikasi dari trauma pada tulang temporal dapat menimbulkan proses in)amasi pada tulang seperti periostitis, yang merangsang pembentukan osteoma. *. Teori Teori infeksi! +nfeksi dapat memicu pertumbuhan osteoma dengan merangsang proliferasi osteoblas pada garis mukoperiostium. . Teori Teori hormonal! eningkatan aktitas osteoblas periostium, dirangsang oleh mekanisme endokrin . /aktor herediter
Meskipun tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada beberapa factor yang berhubungan dan memungkinkan menjadi factor penyebab terjadinya tumor tulang yang meliputi!
0enetik.
1eberapa kelainan gentik dikaitkan dengan terjadinya keganasna tulang, misalnya sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma 2STS3. %ari data penelitian diduga mutasi genetic pada sel induk mesinkin dapat menimbulkan sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah diketahui ,mempunyaiperanan dalam kejadian sarcoma, antara lain gen 41-" dan p'. Mutasi p' mempunyai peranan yang jelas dalam terjadinya STS. 0en lain yang juga diketahui mempunyai peranan adalah gen M%M-& 2Murine %oubelMinute &3. 0en ini dapat mnghasilkan suatu protein yang dapat mengikat pada gen p' yang telah mutasi dan menginakti5itas gen tersebut.
4adiasi.
(eganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat radioterapi.6alperin dkk.memperkirakan resiko terjadinya sarcoma pada klien penyakit 6odgkin yang diradiasi adalah 7,8 9. Terjadinya keganasan jaringan lunak dan bone sarcoma akibat pemaparan radiasi sudah dketahui sejak "8&&. :alaupun jarang ditemukan, prognosisnya buruk dan umumnya high grade.Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant brous histiocytoma 2M/63 dan angiosarkoma atau limfangiosarkoma.;arak $aktu antara rdiasi dan terjadinya sarcoma diperkirakan sekitar "" tahun.
1ahan (imia.
1ahan kimia seperti %io
Trauma
Sekitar '7 9 kasus keganassan pada jaringan lunak mempunyai ri$ayat trauma.:alaupun sarkoma kadang-kadang timbul pada jaringan sikatriks lama, luka bakar, dan ri$ayat trauma, semua ini tidak pernah dapat dibuktikan.
=imfedema kronis.
=imfedema akibat operasi atu radiasi dapat menimbulkan limfangiosarkoma dan kasus limfangiosarkoma dapa estremitas superior ditemukan pada klien karsinoma mamma yang mendapat radioterapi pasca-mastektomi.
+nfeksi.
(eganasan pada jaringan luank dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi parasit, yaitu lariasis.ada klien limfedema kronis akibat obstruksi, lariais dapat menimbulkan limfangiosrakoma.
atosiologi Osteoma
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diin5asi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. ada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif. Adanya tumor tulang ;aringan lunak di in5asi oleh tumor, 4eaksi tulang normal, Osteolitik 2destruksi tulang3, Osteoblastik 2pembentukan tulang3 destruksi tulang lokal, eriosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, ertumbuhan tulang yang abortif.
(elainan congenital, 0enetic, 0ender > jenis kelamin, ?sia, 4angsangan sik berulang, 6ormon, +nfeksi, 0aya hidup, karsinogenik 2bahan kimia, 5irus, radiasi3 dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign 2jinak3 atau bersifat malignant 2ganas3. Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai 2serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat3. Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi. Sel tumor pada tumor ganas 2kanker3 tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang terkena. %isamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar 2metastasis3 ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. enyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu. (anker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan 2in5asi3 atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh 2metastasis3. ertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan %@A, menyebabkan mutasi di gen 5ital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya 2Tjakra, Ahmad. "88"3.
Manifestasi (linis Osteoma
?mumnya osteoma jarang ditemukan dirongga mulut, dan apabila ditemukan dilaporkan bah$a lebih banyak menyerang rahang ba$ah dari pada rahang atas. +a mempunyai gejala klinik yang sama seperti perjalanan tumor jinak pada umumnya, Osteoma dapat dapat di identikasi pada usia &7 sampai dengan 7 tahun, tetapi bisa juga ditemukan pada usia yang lebih muda atau bahkan pada usia yang lebih tua. .Multipel osteoma dirahang sama seperti
osteoma yang terjadi di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak. Adapun gambaran klinik dari osteoma adalah!
Asymptomatis
ertumbuhan lambat, sehingga pasien datang ke dokter sudah dalam keadaan yang lanjut. erabaan keras seperti tulang dan bertangkai. Tidak nyeri pada tumor. Tidak terjadi perubahan pada bentuk $ajah kecuali jika lesi tersebut telah meluas dan membesar .
Osteoma bisa terjadi di mandibula atau ma
Osteoma Tulang Temporal
Osteoma tulang temporal pada umumnya tanpa gejala, 0ejala klinik osteoma tulang temporal tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. ;ika pada tulang skuamosa atau mastoid, akan menimbulkan kelainan bentuk berupa benjolan keras pada retroaurikula, tidak nyeri, dan tumbuh lambat. emeriksaan makroskopis menggambarkan ona yang berbatas tegas dengan hiperostosis homogen dengan karakteristik pertumbuhan keluar lempeng tulang yang padat, tunggal, permukaan rata, bertangkai dan tidak inltratif.
Osteoma Sinus Maksilaris
Osteoma pada sinus maksilaris ini tumbuh lambat dan tidak memberikan > menunjukkan gejala khusus, tetapi dapat menunjukkan gejala juga tergantung pada lokasi dan onset. ada daerah anterior, akan menunjukkan deformitas pada $ajah. 1ila pertumbuhan terus berlanjut, dapat menyebabkan obstruksi ostium sinus atau ca5um nasi yang nantinya dapat menjadi mukokel. Selain itu akan muncul pula gejala nyeri, bengkak, sinusitis
dan hidung berdarah. ;arang ditemukan osteoma menembus rongga orbita dan menyebabkan diplopia, ptosis, dan penurunan 5isus.
Osteoma ada =ingua
ada banyak kasus jarang didapati gejala, tapi dapat juga ditemukan bah$a pasien mengeluh tersedak, mual dan sulit makan 2disfagia3.
Multiple Osteoma ada (raniofasial
Osteoma biasanya tidak menimbulkan keluhan, tapi tidak jarang juga ditemui pasien yang mengeluh sakit kepala, in5asi dan deformitas orbita, pneumocephalus dengan rhinorrhe dan meningitis 26addad et al., "88B3. Terapi untuk osteoma ini adalah bedah reseksi dan diulangi sampai tidak ada sisa lagi.
enatalaksanaan Medis dan (epera$atan asien Osteoma
Sebaiknya penanganan 2terapi dan e5aluasi3 kasus osteoma yang membutuhkan koreksi yang dilakukan oleh!
Ahli bedah mulut, karena membutuhkan koreksi akibat perluasan tumor kerongga mulut. Ahli penyakit T6T, bila dibutuhkan koreksi akibat perluasan kerongga hidung rognosa
enatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis.Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit.
enatalaksanaan meliputi !
embedahan
(emoterapi
4adioterapi Terapi kombinasi.
rotokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin 2doksorubisin3 cytoksan dosis tinggi 2siklofosfamid3 atau metrote
Osteoma Tulang Temporal
enatalaksanaan osteoma pada tulang temporal tergantung pada beberapa faktor seperti ukuran tumor, mempunyai gejala maka dilakukan tindakan konser5atif dengan memantau gejala klinik dan diikuti dengan pemeriksaan tomogra. ada kasus yang terdapat gejala neurologi, perluasan ke struktur yang berdekatan, dan perubahan estetik maka diindikasikan untuk pengangkatan tumor.
Osteoma Sinus Maksilaris
Osteoma pada sinus maksilaris diindikasikan untuk di bedah apabila sudah memenuhi lebih dari 79 rongga sinus, alasan kosmetik, keterbatasan atau kehilangan fungsi. ;adi penatalaksanaan osteoma pada rongga sinus maksilaris ini adalah dengan mengambil seluruh jaringannya.
Osteoma ada =ingua
ada osteoma di lidah, diagnosis dapat ditegakkan dengan mengirimkan massa yang sebelumnya didapatkan dari pemeriksaan sik ke laboratorium anatomi. ada kasus osteoma lidah. ada osteoma ini, terapi dilakukan dengan bedah eksisi.
Multiple Osteoma ada (raniofasial
enatalaksanaan osteoma tergantung pada beberapa faktor seperti ukuran tumor, mempunyai gejala maka dilakukan tindakan konser5atif dengan memantau gejala klinik dan diikuti dengan pemeriksaan tomogra. ada kasus yang terdapat gejala neurologi, perluasan ke struktur yang berdekatan, dan perubahan estetik maka diindikasikan untuk pengangkatan tumor. Tindakan kepera$atan
Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik 2teknik relaksasi napas dalam, 5isualisasi, dan bimbingan imajinasi 3 dan farmakologi 2 pemberian analgetika 3.
Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Moti5asi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan
berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohania$an.
Memberikan nutrisi yang adekuat
1erkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. emberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
endidikan kesehatan
asien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik pera$atan luka di rumah. 2 Smelter. &77"! &'7 3
emeriksaan %iagnostik Osteoma
%iagnosis didasarkan pada ri$ayat, pemeriksaan sik, dan penunjang diagnosis seperti #T, mielogram, asteriogra, M4+, biopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan urine. emeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk follo$-up adanya stasis pada paru-paru. /osfatase alkali biasanya meningkat pada sarkoma osteogenik. 6iperkalsemia terjadi pada kanker tulang metastasis dari payudara, paru, dan ginjal. 0ejala hiperkalsemia meliputi kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang dan koma. 6iperkalsemia harus diidentikasi dan ditangani segera. 1iopsi bedah dilakukan untuk identikasi histologik. 1iopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor. 2 4asjad. &77' 3
Osteoma Tulang Temporal
emeriksaan penunjang untuk osteoma pada tulang temporal adalah rontgen kranium, tomogra komputer dan magnetik resonansi. ada rontgen kranium tampak gambaran radiolusen dengan kalsikasi sentral dan dapat meluas keluar dari tulang aslinya. Tomogra komputer merupakan pemeriksaan untuk diagnosis, dengan rekonstruksi tiga dimensi akan menghasilkan lokasi anatomi yang lebih baik, ukuran dan rencana pengangkatan tumor. 0ambaran osteoma menunjukkan radiolusen, terbatas pada jaringan tulang dan diliputi oleh bagian sklerotik pada radioopak. encitraan resonansi magnetik berguna untuk melihat in)amasi jaringan di sekitar lesi.
Osteoma Sinus Maksilaris
?ntuk pemeriksaan penunjang dapat digunakan #T-scan dan M4+ dimana #T akan menunjukkan massa yang mirip kepadatan tulang kortikal normal. Sedangkan pada M4+ dapat dilihat osteoma gading dan osteoma de$asa.
Multiple Osteoma ada (raniofasial
Osteoma pada tulang temporal jarang ditemukan dan biasanya terjadi pada $anita yang dalam suatu kasus didapati osteoma pada telinga bagian tengah. Secara mikroskopik, osteoma di tandai dengan lamela densa dengan kanalis ha5ersian. Stroma intratrabekular mengandung osteoblas, broblas dan giant sel tanpa sel hemaptopetik 2/enton et al,. "883. Sedangkan pada pemeriksaan radiogra, osteoma dapat ditegakkan dengan ct-scan. #T-scan '% mempunyai 5isualisasi yang sangat baik untuk melihat osteoma. otongan aksial dan koronal menunjukkan lokasi pasti osteoma.
(omplikasi Osteoma
(omplikasi operasi dapat terjadi rekuren, paralise ner5us fasial, tuli sensorineural, perdarahan, meningitis, trombo)ebitis serta komplikasi oftalmologi terutama pada tumor yang menutup sinus sigmoid.
Osteoma mempunyai prognosis yang baik. Tumor ini jarang rekuren dan tidak berpotensi menjadi ganas. (omplikasi dapat terjadi di luar sinus seperti diplopia, ephipora, dan kebutaan. embedahan osteoma biasanya dapat mengembalikan penglihatan menjadi normal lagi. Apabila tumor telah bermetastase 2menyebar3, maka akan dapat menyerang organ tubuh sekitar sehingga akan terjadi keabnormalan fungsi seluruh organ. 1agi tumor ganas, akan dapat mengakibatkan kematian yang dikarenakan merusak semua sel organ tubuh.
Asuhan (epera$atan ada asien Osteoma
Tomi 2"* th3 adalah murid sekolah sepak bola. %engan tinggi badan "cm dengan 11 a$al 7. Sejak * bulan ini timbul bengkak di lutut kanan Tomi dengan 11 saat ini * kg. A$alnya tomi jatuh saat main bola. (emudian timbul pembengkakan diatas lututnya dan ditambah keluhan nyeri saat beraktitas. Orang tuanya menganggap lutut tomi terkilir, dan diba$a berurut kedukun .Semakin lama pembengkakan itu semakin besar dan badan semakin kurus. Melihat keadaan tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi memba$anya berobat kerumah sakit. %okter melakukan pemeriksaan dan mendapat adanya pembengkakan diatas lutut tomi dengan diameter &7 cm, keras dan terlihat adanya 5enektasia. ada pangkal paha kanan belum terdapa tpembengkakan kelenjar limfe. %okter menduga tomi menderita tumor ganas tulang, sehingga dokter memeriksa seluruh tubuh tomi untuk mencari apakah ada metastase ke organ lainnya. Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen paha, lutut dan dada.%okter radiologi melihat adanya gambaran Dsun ray appereance danD codman triangle. %okter kemudian merencanakan open biopsy, sehingga nanti bias ditentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang lebih tepat.
1runner F Suddarth. &77&. (epera$atan Medikal 1edah Gol. '. Edisi H. ;akarta! E0#. #arpenito, ;.=. "888. 4encana Asuhan %an %okumentasi (epera$atan Edisi &
2terjemahan3. ;akarta! E0#. #or$in, Eliabeth ;. &77B. 1uku Saku atosiologi. Edisi ' 4e5isi. ;akarta! E0#. %oenges, Marilynn E. &77&. 4encana Asuhan (epera$atan. Edisi '. ;akarta! E0#. ;ong %. :. 2"88B3. 1uku Ajar +lmu 1edah. Edisi re5isi. ;akarta ! E0# =ukman F @urna @ingsih.. Asuhan (epera$atan 0angguan Sistem Muskuloskeletal. ;akarta ! Salemba Medika MutaIIin, Arif. 2&77H3. 1uku Ajar Asuhan (epera$atan (lien 0angguan Sistem Muskuloskeletal. ;akarta ! E0#. @A@%A +nternational. %iagnosis (epera$atan. &7"". ;akarta! E0#. rice, Syl5ia A. &77. atosiologi (onsep (linis roses-proses enyakit. Edisi . Golume &. ;akarta! E0# Schrock, Theodore. 2"883. +lmu 1edah Edisi G++.. ;akarta ! E0# Smelter, Suanne c. &77&. 1uku Ajar (epera$atan Medikal 1edah 5ol.'. ;akarta ! E0# Syaifudin. Anatomi /isiologi. ;akarta! E0# Tambayong, ;an. 2&77&3. atosiologi. ;akarta! E0# :ilkinson, ;udith M. &77B. 1uku Saku %iagnosis (epera$atan %engan +nter5ensi @+# dan (riteria hasil @O#. Edisi B. ;akarta! E0#.