NOMENKLATUR DAN BENTUK OBAT
Suatu obat, atau medikasi, adalah zat yang digunakan dalam diagnosis, terapi, penyembuhan, penurunan, atau penyegahan penyakit. Anggota tim kesehatan menggunakan istilah obat dan medikasi untuk maksud yang sama. Orang awam biasanya mengartikan medikasi sebagai obat (mesicines). Di amerika serikat dan kanada, dokter dan dokter gigi mengoperasikan banyak obat. Namun, di beberapa Negara bagian, bagian, praktisi perawat dan asisten dokter dapat memprogramkan memprogramkan obat tertentu di bawah pengawasan seorang dokter.
Nama Sebuah obat memiliki empat nama berbeda. Nama kimia memberi gambaran pasti komposisi obat. Salah satu contoh nama kimia ialah asam asetilsalisilat yang biasa dikenal sebagai aspirin. Nama generic diberikan oleh pabrik yang pertama kali memproduksi obat tersebut sebelum sebelum mendap mendapat at izin izin dari dari DA dan hal ini dilind dilindung ungii hokum. hokum. Aspirin Aspirin dan !erapam !erapamil il hidr hidrok oklo lorid ridaa adala adalah h cont contoh oh nama nama gene generic ric.. "nda "ndang ng#un #unda dang ng $edera $ederall pada pada tahu tahun n %&' %&' mewaibkan mewaibkan setiap obat diberi sebuah nama resmi. Nama resmi obat adalah nama obat yang terda$tar dalam publikasi resmi, misalnya dalam "nited "nited State *harmacopeia ("S*). Sebuah nama obat generic seringkali menadi nama resmi, misalnya pada kasus aspirin. Nama dagang, nama merek, atau nama pabrik adalah nama yang digunakan pabrik dalam memasarkan obat. Sebuah obat generic dapat memiliki nama dagang yang berbeda. +ontoh, aspirin aspirin sebaga sebagaii nama nama dagang dagang u$$er u$$erin in dan !arepam !arepamil il hidrok hidroklor lorida ida dikena dikenall dengan dengan nama nama dagang +alan dan -soptin. Nama dagang memiliki symbol di sebelah kanan atas nama obat, yang mengindikasi mengindikasikan kan bahwa obat terda$tar. terda$tar. *abrik mencoba memilih memilih nama#nama nama#nama dagang yang mudah diucapkan dan diea. Sehingga masyarakat lebih mudah mengenal dan mengingat obat. /arena banyak perusahaan memproduksi obat yang lama. /emiripan nama dagang yang membingungkan. *erawat menemukan obat dalam berbagai nomenklatur atau nama yang berbeda dan harus meneliti nama dan eaan yang tepat untuk obat tertentu.
/lasi$ikasi *emberi perawatan mengategorikan obat yang karakteristiknya sama berdasarkan klasi$ikasi obat tersebut. /lasi$ikasi obat mengindikasikan e$ek pada system tubuh, geala yang dihilangkan, atau e$ek yang diinginkan. Setiap golongan berisi obat yang diprogramkan untuk enis masalah kesehatan yang sama. /omposisi $isik dan kimia obat dalam satu golongan tidak selalu sama. Sebuah obat dapat memiliki lebih dari satu golongan tidak selalu sama. Sebuah obat dapat memiliki lebih dari satu golongan. +ontoh, aspirin merupakan analgerik, dan antiin$lamasi. *erawat harus mengetahui karateristik umum obat dalam setiap golongan. Setiap golongan obat memiliki implikasi keperawatan untuk pemberian dan pemantauan yang tepat. 0isalnya, implikasi keperawatan yang berhubungan dengan pemberian diuretic ialah memantau masukan dan haluaran cairan, menimbang berat badan klien setiap hari, mengkai adanya edema pada aringan tubuh, dan memantau kadar elektrolit serum. -mplikasi keperawatan untuk semua obat dalam suatu golongan memandu perawat dalam memberikan perawatan yang aman dan e$ekti$. entuk Obat Obat tersedia dalam berbagai bentuk atau preparat. entuk obat menentukan rute pemberian obat. 0isalnya, kapsul diberikan per obal dan larutan diberikan per intra!ena. /omposisi obat dibuat untuk meningkatkan absorsi da metabolisme di dalam tubuh. anyak obat terbiasa dalam beberapa bentuk, misalnya tablet, kapsul, eliksir, dan supositoria. /etika memberi obat, perawat harus yakin bahwa ia memberikan obat dalam bentuk yang benar.
"NDAN1#"NDAN1 DAN S2ANDA3 OA2 Standar obat *ada tahun %&4' pemerinatah Amerika Serikat menetapkan standar kualitas dan kemurnian obat berdasarkan pure ood and Drug Act ("ndang#"ndang 0akanan dan Obat 0urni). *ublikasi resmi, seperti "S* dan National ormulary, menetapkan standar kekuatan, kualitas, kemurnian, pengepakan, keamanan, pelabelan, dan bentuk dosis obat. Di kanada, ritish *harmacopoeia (*). 0enetapkan standar yang sama. Dokter, perawat, dan ahli $armasi
menggunakan standar ini untuk memastikan klien menerima obat yang alami dalam dosis yang aman dan e$ekti$. Standar yang diterima masyarakat harus memenuhi kriteria berikut 5 %. /emungkinan. *abrik harus memenuhi standar kemurnian untu tipe dan konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalamproduksi obat. . *otensi. /onsentrasi obat akti$ dalam preparat obat memengaruhi kekeuatan atau potensi obat. 6. ioa!ailability. /emampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan melarut. Diabsorsi, dan diangkut tubuh ke tempat keranya disebut bioa!ailability. 7. /emanuran. *emeriksaan laboratorium yang terinci dapat membantu menentukan e$ek samping obat tersebut.
"ndang#undang dan control Di amerika serikat, perundang#undangan yang mengatur tentang obat dimulai dengan dikeluarkannya *ure ood and Drug Act("ndang#undang 0akanan dan Obat 0urni) pada tahun %&4'. "ndang#undang tersebut mem$okuskan perhatian pada kemurnian makanan, tetapi uga menetapkan standar resmi obat. *abrik harus melabel obat dengan akurat dan menamin bahwa kekuatan dan kemurnian obat sesuai sesuai dengan klaimpabrik. Seak saat itu hokum $ederal telah memperluas dan menyaring control pemerintah terhadap penualan dan distribusi obat8 pengui obat, penamaan, pelabelan8 dan undang#undang tentang zat terkontrol (controlled substances) (2abel 69# dan 69#6). :ukum yang mengatur tentang obat di Negara bagian harus sesuai dengan undang#undang $ederal. Negara bagian dapat menentuakn control tambahan, termasuk pengontrolan zat yang tidak diatur oleh pemerintah $ederal. Sebagai contoh, pemerintah local dapat mengatur penualan dan penggunaan alcohol dan tembakau. -nstitusi perawatan kesehatan menetapkan kebiakan yang sesuai dengan peraturan $ederal, Negara bagian, and daerah (local). esar institusi, tipe layanan yang ditawarkan, dan tipe pegawai pro$esonal yang bekera di institusi tersebut memengaruhi kebiakan pengendalian, distribusi, dan pemberian obat. /ebiakan institusi seringkali lebih ketat daripada pengawasan pemerintah. Sebuah institusi memusatkan perhatian terutama pada upaya mencegah timbulnya masalah kesehatan akibat penggunaan obat. +ontoh, umumnya institusi menetapkan kebiakan untuk menghentikan terapi antibiotic secara otomatis setelah obat digunakan selama kurun waktu tertentu. ;alaupun dokter dapat memprogramkan kembali
antibiotic tertentu, kebiakan ini membantu pengontrolan terapi obat berkepanangan yang tidak perlu, yang dapat memicu timbulnya sensiti!itas atau reaksi toksik obat. *eraturan $ederal, Negara bagian, dan daerah memengaruhi praktik keperawatan. 2ermasuk penatalaksanaan pengobatan. *raktik keperawatan Negara bagian menetapkan undang# undang dan mengatur batasan lingkup $ungsi dan tanggung awab seorang perawat pro$essional. "ndang#undang ("") ini merupakan pernyataan kebiakan gabungan yang dibuat oleh asosiasi perawat pro$essional. "ndang#undang ("") ini merupakan pernyataan kebiakan gabungan yang dibuat oleh oleh asosiasi perawat, dokter, dan rumah sakit dan Negara bagian. -nstitusi dan lembaga dapat menginterprestasi tindakan tertentu yang diperbolehkan undang#undang, namun mereka tidak dapat memodi$ikasi, mengembangkan, atau membatasi tuuan undang#undang tersebut. "ndang#undang praktik keperawatan melindungi masyarakat dari perawat yang tidak terampil, berpendidikan rendah, dan tidak memiliki lisensi. *erawat harus mengetahui peraturan yang memengaruhi penatalaksanaan pengobatan di area pabrik mereka. /etika pindah dari satu Negara bagian ke Negara bagian lain, perawat mungkin menentukan perbedaan bermakna pada undang#undang yang mengatur pemberian obat. +ontohnya, ada berbagai undang#undang yang mengatur peresepan obat. /ini, beberapa Negara bagian mengenal bahwa peran perawat telah meluas dan mere!isi undang#undang praktik keperawatan tentang peresepan obat oleh perawat berpengalaman. *ada banyak kasus, hak ini hanya diberikan kepada perawat pelaksana beriasah, spesialis perawat klinis, perawat anestesi, dan perawat maternitas yang berkolaborasi dengan dokter. Sebelum menerima tanggung awab dan memberi obat intra!ena, perawat harus berhati#hati terhadap kebiakan administrakti$ yang berlaku di insititusi tempat perawat tersebut bekera. /arena suntikan intra!ena dapat menimbulkan e$ek samping yang serius, perawat yang melaksanakan $ungsi ini harus berkualitas, telah mengikuti, dan memiliki pendidikan dan pengalaman terkait. *erawat bertanggung awab mengikuti ketentuan hukum saat memberikan zat terkontrol (controlled substances) (obat yang memengaruhi pikiran atau perilaku), yang hanya dapat dikeluarkan ika diresepkan. *elanggaran terhadap controlled Substance Act dihukum dengan dikenakan denda, dipenarakan, dan izinnya sebagai perawat dicabut. 3umah sakit dan institusi
perawat
kesehatan
lain memiliki kebiakan
pendistribusian zat terkontrol yang benar, termasuk narkotik.
tentang
penyimpanan
dan
*enggunaan Obat Nonterapeutik 0eskipun ada control hukum, beberapa orang menggunakan obat bukan untuk tuuan yang benar. *enggunaan obat secara titak biaksana menimbulkan masalah kesehatan.
lain. ?utaan orang di Amerika Serikat dan /anada mengkonsumsi alcohol setiap hari. 0asyarakat kita memiliki kesadaran tentang penggunaan obat. :al ini ditunukkan oleh penayangan iklan seperti nyeri, dekongestan, dan antacid yang sering di tele!ise. *erawat memiliki kewaiban etis dan hukum untuk memahami masalah indi!idu yang menyalahgunakan obat. /etika merawat klien yang diduga menyalahgunakan obat atau mengalami ketergantungan obat, perawat harus menyadari nilai dan sikap mereka sendiri terhadap penggunaan secara sengaa zat yang berpotensi berbahaya. *erawat tidak dapat membangun
hubungan
yang
terapeutik
dengan
klien,
ika
nilai#nilai
pribadinya
menghambatnya menerima atau memahami kebutuhan klien. Apabila perawat memiliki pengetahuan tentang perubahan $isik, psikologi, dan social akibat penyalahgunaan obat, perawat dapat mengidenti$ikasi klien yang memiliki masalah dengan obat. /adang kadang timbul masalah dimana pro$essional kesehatan keliru menggukan obat. Stress di tempat kera, masalah pribadi, dan keinginan kuat utnuk bekera dengan baik adalah beberapa $actor yang dapat membuat perawat bergantung kepada obat. *erawat harus mengenali dan memahami maslaah kolega yang menderita akibat penyalahgunaan obat.
S-A2 /@3?A OA2
Obat bekera menghasilkan e$ek terapeutik yang berman$aat. Sebuah obat tidak menciptakan suatu $ungsi di dalam aringan tubuh atau organ, tetapi mengubah $ungsi $isiologis. Obat dapat melindungi sel dari pengaruh agens kimia lain, meningkatkan $ungsi sel, atau mempercepat atau memperlambat proses kera sel. Obat dapat menggantikan zat tubuh yang hilang (contoh, insulin, hormone, tiroid, atau estrogen).
0@/AN-S0@ /@3?A Obat menghasilkan kera dengan mengubah cairan tubuh atau membrane sel atau dengan berinteraksi dengan tempat reseptor. ?el aluminium hidroksida obat mengubah zat kimia suatu cairan tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung). Obat#obatan, misalnya gas anestesi umum, berinteraksi dengan sel. Setelah si$at sel berubah, obat mengeluarkan pengaruhnya. 0ekanisme kera obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel. 3eseptor melokalisasi e$ek obat. 2empat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama. Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya. /etika obat dan reseptor saling berikatan, e$ek terapeutik dirasakan. Setiap aringan atau sel tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik. 0isalnya, reseptor pada sel antung berespon terhadap preparat digitalis.
A30A/O/-N@2-/ armakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh, mencapai tempat keranya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh. Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan $armakokinetiknya ketika memberikan obat, memilih rute pemberian obat, meniali resiko perubahan kera obat, dan mengobser!asi respons klien. ASO3*SAnsorpsi adalah cara molekul obat masuk ke dalam darah. /ebanyakan obat, kecuali obat yang digunakan secara topical untuk memperoleh e$ek local, harus masuk ke dalam sirkulasi sistemik untuk menghasilkan e$ek yang terapeutik. actor#$aktor yang memengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberian obat, daya larut obat, dan kondisi di tempat absorpsi.
Setiap rute pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada absorpsi obat, bergantung pada struktur $isik aringan. /ulit relati!e tidak dapat ditembus zat kimia, sehingga absorpsi menadi lambat. 0embram mukosa dan saluran napas mempercepat absorpsi akibat !askularitas yang tinggi pada mukosa dan permukaan caliper#al!eolar. /arena obat yang diberikan per oral harus melewati system pencernaan untuk diabsorpsi, kecepatan absorpsi secara keseluruhan melambat. -neksi intra!ena menghasilkan absorpsi yang paling cepat /arena dengan rute ini obat dengan cepat masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Daya larut obat yang diberikan per oral setelah diingesti sangat bergantung pada bentuk atau preparat obat tersebut. arutan dan suspensi yang tersedia dalam berntuk cair, lebih mudah diabsorpsi daripada tablet atau kapsul. entuk dosis padat harus dipecah terlebih dahulu untuk memanakan zat kimia pada sekresi lambung dan usus halus. Obat yang asam melewati mukosa lambung dengan cepat. Obat yang bersi$at basa tidak terabsopsi sebelum mencapai usus halus. /ondisi di tempat absorpsi memengaruhi kemudahan obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Apabila kulit tergores, obat topikal lebih mudah diabsorpsi. Obat topikal yang biasanya deprogramkan untuk memperoleh e$ek lokal dapat menimbulkan reaksi yang serius ketika diabsorpsi melalui lapisan kulit. Adanya edema pada membran mukosa memperlambat absorpsi obat karena obat membutuhkan waktu yang lama untuk berdi$usi ke dalam pembuluh darah. Absorpsi obat parenteral yang diberikan bergantung pada suplai darah dalam aringan. Sebelum memberikan sebuah obat melalui ineksi, perawat harus mengkai adanya $aktor lokal, misalnya edema, memar atau aringan parut bekas luka, yang dapat menurunkan absorpsi obat. /arena otot memiliki suplai darah yang lebih banyak daripada aringan subkutan (S+), obat yang diberikan per intramuskular (melalui otot) diabsorpsi lebih cepat daripada obat yang disuntikan per subkutan. *ada beberapa kasusu, absorpsi subkutan yang lambat lebih dipilih karena menghasilkan e$ek yang dapat bertahan lama. Apabila per$usi aringan klien buruk, misalnya pada kasus syok sirkulasi, rute pemberian obat yang terbaik ialah melalui intra!ena. *emberian obat intra!ena menghasilkan absorpsi yang paling cepat dan dapat diadalkan. Obat oral lebih mudah diabsorpsi, ika diberikan di antara waktu makan. Saat lambung terisi makanan, isi lambung secara perlahan diangkut ke duodenum, sehingga absorpsi obat melambat. eberapa makanan dan antasida membuat obat berikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan saluran cerna. +ontoh, susu menghambat absorpsi zat besi
dan tetrasiklin. eberapa obat hancur akibat peningkatan keasaman isi lambung dan pencernaan protein selama makan. Selubung enteric pada tablet tertentu tidak larut dalam getah lambung, sehingga obat tidak dapat dicerna di dalam saluran cerna bagian atas. Selubung uga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat. 3ute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan. *erawat dapat meminta obat diberikan dalam cara atau bentuk yang berbeda, berdasarkan pengkaian $isik klien. +ontoh, bila klien tidak dapat menelan tablet maka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup. *engetahuan tentang $aktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawatan melakukan pemberian obat dengan benar. 0akanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi p:, motilitas, dan pengangkutan obat ke dalam saluran cerna. /ecepatan dan luas absorpsi uga dapat dipengaruhi oleh makanan. *erawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yang diberikan. +ontohnya, obat seperti aspirin, zat besi, dan $enitoin natrium (Dilantin) mengiritasi saluran cerna dan harus diberikan bersama makanan atau segera setelah makan. agaimanapun, makanan dapat mempengaruhi absorpsi obat, misalnya kloksasilin natrium dan penisilin. Oleh karena itu, obat#obatan tersebut harus diberikan satu sampai dua am sebelum makan atau dua sampai tiga am setelah makan. Sebelum memberikan obat, perawat harus memeriksa buku obat keperawatan, in$ormasi obat, atau berkonsultasi dengan apoteker rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien.
Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat didistribusikan di dalam tubuh ke aringan dan organ tubuh dan akhirnya ke tempat kera obat tersebut. au dan luas distribusi bergantung pada si$at $isik dan kimia obat dan struktur $isiologis indi!idu yang menggunakannya.
Berat dan Komposisi Badan
Ada hubungan langsung antara umlah obat yang diberikan dan umlah aringan tubuh tmepat obat didistribusikan. /ebanyakan obat diberikan berdasarkan berat dan komposisi tubuh dewasa. *erubahan komposisi tubuh dapat mempengaruhi distribusi obat secara bermakna. +ontoh tentang hal ini dapat ditemukan pada klien lansia. /arena penuaan, umlah cairan
tubuh berkurang, sehingga obat yang larut dalam air tidak didistribusikan dengan baik dan konsentrasinya meningkat di dalam darah klien lansia. *eningkatan persentase lemak tubuh secara umum ditemukan pada klien lansia, membuat kera obat menadi lebih lama karena distribusi obat di dalam tubuh lebih lambat. Semakin kecil berat badan klien, semakin besar konsentrasi obat di dalam aringan tubuhnya, dan e$ek obat yang dihasilkan makin kuat. ansia mengalami penurunan massa aringan tubuh dan tinggi badan dan seringkali memerlukan dosisi obat yang lebih rendah daripada klien yang lebih muda.