MAKALAH ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT ANATOMI DAN NOMENKLATUR GIGI
Oleh :
DEWI SYARIFAH NPM. 07310063
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2014
ANATOMI GIGI
A. Anatomi Gigi
Ilmu yang mempelajari tentang susunan dan struktur gigi, bentuk dan konfigurasinya, hubungan gigi satau dengan gigi la inya dan hubungan gigi dengan jaringan disekitarnya.
B. Fungsi Gigi
Fungsi gigi secara umum dirancang untuk mencerna makan saat berada dalam mulut, fungsi tersebut yaitu : 1. Gigi anterior digunakan untuk memotong makanan. 2. Gigi posterior bekerja mengiling makanan. Fungsi tersebut dengan kerja otot rahang bawah yang bekerja bersama-sama mengatupkan gigi dengan kekuatan 55 pound pada gigi insisivus dan 200 pound pada gigi molar. molar. 3. 4. 5.
C. Struktur Jaringan Gigi
Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk.Secara garis besar, jaringan pembentuk gigi ada 3, yaitu yaitu email, dentin, dan pulpa. 1.
Email
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.
1
Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin.Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate.Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak. Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum. Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di antara prisma-prisma tersebut.Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-dentin ke permukaan gigi.Tetapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral. Tiap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti sisik serta dasar prisma prisma email tersebut berbentuk heksagonal. Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai prosesus Tomes.Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks email. Adapun sifat fisik email, sebagai berikut : 1.
Warna putih keabu-abuan transparan
2.
Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm 2
3.
Kekuatan kompressinya 2100 – 2100 – 3500 3500 kg/cm 2
4.
Bersifat getas
5.
Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm
Sifat termal email : 1.
Meneruskan panas dengan konduksi
2.
Tidak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik
2
Permeabilitas email :
Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro
Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.
2.
Dentin
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa. Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel
organic
(20%)
terutama
terdiri
atas
serat-serat
kolagen
dan
glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin.Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan banyak RE bergranula, dan seluruh aparat golgi yang letaknya supra nuclear. Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan halus yang disebut serat dentin dari Tomes.Serat-serat ini menembus seluruh tebal dentin dan terletak dalam saluran-saluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin.Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut sebagai selubung Neumann.Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin.Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin.Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di dalam dentin terdapat daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau sama sekali tidak mengalami pengapuran. Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang.
3
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen.Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa. Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat meletakkan dentin baru, disebut sebagai dentin „reparatif‟.Bila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama, tidak seperti tulang.
Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :
Keras, warna putih kekuningan
Tahanan tarik 250 kg/cm2
Elastisitas cukup tinggi
Permeabilitas dentin :
Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin
Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli
Tinggi pada pulpa
Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak permeable
Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena infeksi
Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli
Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman menembus dentin.
3.
Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi.Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya.
4
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien.Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera. Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi.Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi.Pulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai seba gai penahan, mengandung zat -zat makanan, mengandung sel -sel saraf/sensori. Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1.
Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
2.
Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
3.
Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.
4.
Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil.
5.
Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary s upplementary canal .
6.
Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa.Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
5
Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu : 1.
Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin.Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua komponen structural dan fungsional utama yakni badan sel dan prosesus sel.
2.
Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada preodontoblas. Preodontoblas adalah sel
yang
telah
terdiferensiasi
sebagian
sepanjang
garis
odontoblas.
Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut. 3.
Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit.Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang kurang terdiferensiasi.
4.
Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera.
5.
Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan penghuni seluler yang normal dari pulpa.Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan elemen saraf.Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan makrofag. Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat
suportif. Adapun fungsi pulpa, yaitu : 1.
Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email.
6
Kejadian-kejadian ini merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti bahwa epitel email akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan gigi. 2.
Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga cara :
Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik.
Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat-saat awalnya.
Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
3. Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya (mis alnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui mel alui tubulus dentin. 4.
Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat asing serta menimbulkan respons imun terhadap keberadaan zat asing itu.hal ini adalah cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin.
5.
Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).
D. Jaringan Penyangga Gigi 1.
Sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium karena menghubungkan gig dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal.
7
Bila
ada
rangsangan
yang
kuat
pada
gigi
maka
akan
terjadi
resorpsi/penyerapan sel-sel sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru kearah luar. Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi mengalami aposisi- makin tua umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam sementum ialah :
Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia.
Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan pada perawatan
endodontia,
karena
penyakit
dan
sebagainya,
misalnya
hipersementosis.
2.
Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar. Secara anatomi, gingiva dibagi atas ti ga daerah :
Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan free gingiva gingiva
Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa fungsional.
Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.
3.
Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang.Ligamen periodontal merupakan lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran vaskuler.
8
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif)
Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.(Fungsi Nutritif)
Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)
Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi Sensorik)
Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu :
Kelompok transeptal
Kelompok crest alveolar
Kelompok horizontal
Kelompok oblique
Kelompok apikal
Kelompok interadikular
4.
Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi.Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar ialah :
Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).
Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem harvian (osteon)
E. Kelainan-Kelainan Kelainan-Kelainan Jaringan Penyangga
Kelainan berupa inflamasi yaitu gingiviti dan periodontitis, sehingga dikellompikkan menjadi:
9
Inflamasi 1. Gingivitis: gingivitis akut dan kronok 2. Periodontitis: Periodontitis akut, kronik dan juvenil. Kelainan periodontal: Hepeplasi gingiva dan atropi gingiva
a. Gingivitis
Suatu inflamasi pada jaringan gingiva, merupakan penyakit jaringan penyanggga yang paling ringan. Faktor penyebab yaitu yaitu faktor lokal dan sistemik. Faktor Lokal yaitu: Plak, kalkulus, impaksi makanan, karies, dan tambalan yang berlebihan. Adanya faktor sistemik menurunkan daya tahan tubuah sehingga memperparah penyakit. Plak merupakan penyebab utama dari gingivitis
Faktor lain yang juga memperberat peradangan pada gingiva yaitu: 1.
Kehamilan
2.
Pubertas
3.
Pil KB
Pembagian Gingivitis 1.
Lokal : Mengenai satu gigi/ satu regio
2.
General : Mengenai seluruh gigi
3.
Marginanal : Mengenai tepi-tepi gusi
Penatalaksanaan: 1.
Hilangkan plak dan faktor yang memperberat
2.
Intruksi oral hygene
3.
Intruksi kontrol priodik
b. Periodontitis
Akibat infeksi plak persisten bakteri di colom gigi bersam dengan rusaknya periodontal dan tulang alveolar
10
Manifetasi klinis: Dimulai dengan peradangan gisi dangan perubahan warna gusi kehitaman dan terdapat plak, penekanan akan menimbulkan perdarahan. Penatalaksaaan: Sama dengan penatalaksanaan gingivitis.
c.
Necrotizing periodontal Desease Yang juga disebut Tranch Mouth adalah suatu keadan gingiva dan jaringan
sekitar gigi yang nekrotik, yang biasanya pada individu yang oral heygene jelek, jaga pada dengan tekan fisik dan emisional. Suatu infeksi bakteri yang khas mengenai papila dan tepi gingiva, yang sering terjadi pada orang dewasa dekade ke dua. Faktor presdiposisi kebersihan mulut yang buruk sehingga penimbunan makanan dan karnag gigi, merokok, steres fisik-emosional dan penyakit kelainan darah. Manifestasi yang ditimbulakan bisa berupa rasa nyari pada gingiva, perdarahan gingiva, hilang pengecap dan bau mulaut, disetai tanda-tanda nekrosis menyeluruh atau fokal, terdapat pseudomembran, hilang interdental papil, berlanjut terbentuk ukul datar, multipel, teratur sebagai abkatch ulcera.
F. Morfologi Gigi
Secara Makroskopis 1.
Corona Bagian gigi yang tumbuh di atas gingiva dan dilapisi oleh enamel
2.
Collum Bagian antara corona dan radiks gigi yang membatasi enamel dan cementum, yang juga disebut cemento enamel junction.
3.
Radix Bagian gigi yang tumbuh kedalam tulang alveolar os mandibula dan maksila dan dilapisi oleh cementum
11
4.
Apeks Bagian berbentuk runcing pada radiks gigi
5.
Tepi incisal Tonjolan kecil pada gigi insisivus yang berfungsi memotong makanan.
6.
Cups Tonjolan pada bagain gigi caninus, premolar dan molar yang berfungsi mengunya makan dan merupakan bagian dari permukaaan oklusal.
G. Morfologi Gigi Anterior a. Insisivus Sentralis Atas
Labial : Trapesium Bentuk corona Mesial/distal : Triangularis Panjang gigi : 23,5 mm Corona : 10,5 Radix •
: 13
Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ketepi insisal.
•
Sudut distoinsisal membulat.
•
Mahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior terbesar.
•
Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang baik.
•
Mahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit kedistal.
•
Permukaan labial cembung dan halus.
•
Garis servikal paling miring ke distal.
•
Insisivus atas pertama lebih besar dari insisivus lateral/ kedua.
•
Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk segitiga.
12
b. Insisivus Lateralis Atas
Bentuk : = I1 RA Corona lebih kecil dan lebih bulat. Panjang gigi : 22 mm Corona : 9 mm Radix : 13 mm •
Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih pendek.
•
Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat.
•
Mahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi mesiodistal dibanding insisivus pertama.
•
Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum insisivus.
•
Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama.
•
Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal.
•
Garis servikal tidak beraturan pada permukaan mesial.
c. Caninus Atas
Bentuk Labial : Pentagonal M/D : Triangularis Panjang gigi : 27 mm Corona : 10 mm Radix : 17 mm •
Mahkota berbentuk segi lima dari labial/lingual dan berbentuk triangular dari proksimal.
•
Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar.
•
Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas.
•
Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat.
13
4. Insisivus Sentralis Bawah
•
Gigi paling kecil
•
Panjang gigi : 22 mm Mahkota : 9,5 mm Radix
: 12,5 mm
•
Gigi yang paling kecil dari seluruh gigi permanen.
•
Lebih kecil dari Insisivus kedua bawah.
•
Mahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama.
•
Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal.
5. Insisivus Lateralis Bawah
•
Gigi kedua dari garis median
•
Ukuran lebih besar dari I1RB
•
Panjang gigi : 22 mm Corona : 9 mm Radix : 13 mm
•
Lebih besar dari insisivus pertama bawah.
•
Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari distal sehingga tepi inisisal sedikit miring.
6.
•
Caninus Bawah
Coronanya lebih panjang cervico-incisal dan lebih sempit mesio-distal dibanding C RA
•
Panjang gigi : 27 mm Corona : 11 mm Radix : 16 mm
•
Servikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas.
•
Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus atas.
•
Akar lebih pendek. Tetapi panjang gigi gigi keseluruhan (mahkota plus akar) hampir sama dengan caninus caninus atas.
14
•
Permukaan labial tidak secembung caninus caninus atas. Terutama pada pada dua pertiga insisal.
•
Distal mahkota lebih membulat dari mesial. Lereng mesial lebih pendek dari distal.
H. Morfologi Gigi Posterior 1.
Premolar Pertama Atas
Aspek buccal: Pentagonal Mesial/distal: Trapesium Occlusal : Hexagonal 2 Cusp :Buccal& Palatinal Akar : hampir semua punya 2 akar •
Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari palatal.
2.
•
Lereng mesial cusp bucal lebih panjang dari distal.
•
Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
•
Bagian oklusal lebih angular dari Premolar kedua.
Premolar Kedua Atas
Bentuk
Corona mirip P1 RA
Dimensi corona P2 lebih kecil
Mahkota kurang bersudut (lebih bulat).
Cuspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi
Akar hanya satu
Sulcus centralis lebih pendek dgn bbrp fiss.tambahan.
Tdk punya fiss.Pertumbuhan marginalis.
Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih panjang dari
premolar pertama atas. Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari premolar pertama atas.
15
3.
Lereng mesial bukal cusp lebih pendek dari distal.
Bagian oklusal oval.
Molar Pertama Atas
Bentuk Aspek occlusal
: Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
Aspek mesial/distal
: trapesium
Mempunyai 3 akar
: Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal
Aspek buccal/palatinal: trapesium
Gigi molar paling besar.
Mempunyai 4 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal
paling kecil.
Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal.
Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal.
Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal.
4.
Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.
Molar Kedua Atas
Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan :
5.
Ukuran lebih kecil terutama di bgn disto-palatinal mahkota.
Ukuran cervico occlusal lebih pendek 0.5 mm
Tidak terdapat cusp carabelli
Letak akar saling berdekatan
Molar Ketiga Atas
Bentuk
Bervariasi
Sifat-sifat umum
16
Tidak mempunyi titik kontak distal
6.
7.
Sering mengalami “impaksi”
Premolar Pertama Bawah
Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial.
Cusp bukal besar dan runcing, cusp lingual kecil.
Mahkota inklinasi ke palatal.
Permukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual hampir lurus.
Bagian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual.
Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.
Premolar Kedua Bawah
Bentuk Corona (asp bucc) Aspek Mesial/distal Radix Cusp
secara umum ada 3(tiga) Buccal : 1 Lingual : 2
Perbedaan dengan P1 Ukuran labioingual
: P2>P1
Cusp buccal
: P2
Tidak terdapat “fisura pertumbuhan marginalis” Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus
8.
Molar Pertama Bawah
Bentuk Aspek occlusal
: Pentagonal
Aspek mesial/distal
: Rhomboidal
Mempunyai 2 akar
: Mesial & Distal
Ukuran mesiodistal > labiolingual
17
Aspek buccal/lingual : trapesium Gigi terbesar pada rahang bawah. Mempunyai 5 cusp, 3 bukal dan 2 lingual. Permukaan bukal berinklinasi ke lingual. Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual. Bagian oklusal berbentuk segi empat. Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
9.
Molar Kedua Bawah
Bentuk Aspek occlusal
: empat persegi panjang
Aspek mesial/distal
: Rhomboidal
Radix 2
: mesial&distal
Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp distobuccalis Terdapat fisura pertumbuhan lingualis Ukuran M2 < M1 Fisura pertumbuhan mesialis
Dangkal & pendek
10. Molar Ketiga Bawah
Bentuk
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Tidak mempunyi titik kontak distal
Sering mengalami “impaksi”
18
Mempunyai 2 tipe umum: Tipe I Terdapat 4 cusp Ukuran : besar/kecil dari M2 RB
Tipe II Terdapat 5 cusp Ukuran, jumlah akar Mempunyai 2 akar Mempunyai > 2 akar
19
NOMENKLATUR GIGI
Menurut masa pertumbuhan gigi manusia terbagi menjadi terbagi menjadi dua, yaitu : 1.
Gigi susu Gigi susu berjumlah 20 buah dan mulai tumbuh pada umur 6 -9 bulan dan lengkap pada umur 2 – 2 – 2,5 2,5 tahun. Gigi susu terdiri dari 5 gigi pada setiap daerah rahang masing – masing – masing masing adalah : 2 gigi seri (incicivus),1 gigi taring
2.
Gigi permanen Gigi permanen berjumlah 28 – 28 – 32 32 terdiri dari 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi premolar, dan 3 gigi molar pada setiap daerah rahang. Gigi permanen menggantikan gigi susu. Antara umur 6 – 6 – 14 14 tahun 20 gigi susu diganti gigi permanen. Gigi molar 1 dan 2 mulai erupsi pada umur 6 – 6 – 12 12 tahun sedangkan gigi molar 3 mulai erupsi pada umur 17 – 17 – 21 21 tahun.
Untuk mempermuda penamaan gigi, yang dibagi dalam emapat region yaitu 1. Regio I : Gigi pada rahang atas kanan. 2. Regio II : Gigi pada Rahang atas kiri. 3. Regio III: Gigi pada rahang bawah kiri. 4. Regio IV: Gigi pada rahang bawah kanan.
Nomenklatur adalah cara menulis gigi geligi ada beberapa cara nomenklatur yaitu: 1.Cara Zsigmondy : 1.
Gigi permanent :
87654321 12345678 87654321 12345678 Contoh : P2 atas kanan kanan = 5 | I 1 bawah kiri = | 1 1.
Gigi decidui :
V IV III II I I II III IV V V IV III II I I II III IV V
20
Contoh : c bawah kanan = III | m2 atas kiri = | V 1.
Cara FDI
System 2 angka dari federation dental international (FDI) i.
Angka pertama menunjukan kuadran gigi
ii. 1.
Angka kedua menunjukan elemen gigi Gigi Permanent
1-4 untuk gigi permanent 1 = rahang atas kanan
1
2
2 = rahang atas kiri
4
3
3 = rahang bawah kiri 4 = rahang bawah kanan 1817161514131211 2122232425262728 4847464544434241 3132333435363738 1.
Gigi decidui
5 – 8 8 untuk gigi susu 5 = rahang atas kanan
5
6
6 = rahang atas kiri
8
7
7 = rahang bawah kiri 8 = rahang bawah kanan 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75 Contoh : 43 = permanen, caninus bawah kanan 25 = permanen, premolar dua atas kiri 73 = decidui, caninus bawah kiri 65 = decidui, molar dua atas kiri 3. Cara Palmers cara yang paling mudah dan universal untuk dental record 1.
Gigi tetap
8 76 54 3 21 1 23 45 6 78
21
8 76 54 3 21 1 23 45 6 78 Gigi yang dilihat dari lateral Contoh : P2 atas kanan = 5 | I1 bawah kiri kiri = | 1 1.
Gigi Decidui
E DC BA A BC DE E DC BA A BC DE Contoh : c bawah bawah kanan = C | m2 atas kiri = | E 4. Cara Amerika dengan menghitung dari atas kiri, ke kanan, kebawah kanan lalu bawah kiri. 1.
Gigi tetap
16 15 . . . . . 9
8..... 2
1
17 18 . . . . .24 25 . . . . .31 32 Contoh : P2 atas kanan = 13 I1 bawah kiri = 25 1.
Gigi Decidui
X IX . . VI
V
IV
.
.
I
XI XII . . XV XVI XVIII . . … XX Contoh : m2 bawah kanan = XI c atas kiri kiri = III 5. Cara Haderup +
+
-
-
Contoh : P2 atas kanan = 5 + I1 bawah kiri = – = – 1 1
22
c bawah kanan decidui = 03 + m2 atas kiri decidui = +05 6.Cara applegate Kebalikan dari cara amerika yaitu dengan menghitung dari atas kanan, kebawah kiri, lalu kebawah kanan 1.
Gigi Permanent
1 2 . . . . . 8 32 31 . . . . …25 1. I
9 . . . . . 15 16 24 . . . . . . 18 17
Gigi Decidui II . . . V
VI . . . . X
XX . . .XVI
XV . . . X I
7. System Scandinavian Jarang digunakan dalam praktek dokter gigi + = untuk gigi atas - = untuk untuk gigi gigi bawah 8 Cara G. B. Denton 1. 3
Gigi tetap : 2
1
4
P2ataskanan=2.5 1. c
Gigi susu : b
a
d
m2 atas kiri = a.5 9. Cara Utrecht / Belanda Dengan menggunakan tanda-tanda : S = superior / atas I = inferior / bawah d = dexter / kanan s = sinister / kiri
23
1.
Gigi permanent (penulisan dengan huruf besar)
Contoh : P2 atas kanan = P 2 Sd I1 bawah kiri = I 1 Is 1.
Gigi Decidui (penulisan dengan huruf kecil)
Contoh : c bawah kanan = c Id m2 atas kiri = m2 S
24
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung,
Penulis
ii 25
April 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................ ................................................................... ............................................. ............................ ......
i
KATA PENGANTAR ........................................... .................................................................. ............................................. ............................ ......
ii
DAFTAR ISI ........................................... ................................................................. ............................................ ........................................... .....................
iii
ANATOMI GIGI ........................................... ................................................................. ............................................ .................................... ..............
1
A. Anatomi Gigi.......................................... ................................................................. ............................................. ....................................... .................
1
B. Fungsi Gigi............................................ ................................................................... ............................................. ....................................... .................
1
C. Struktur Jaringan Gigi .......................................... ................................................................ ............................................ ......................... ...
1
D. Jaringan Penyangga Gigi .................................................. ........................................................................ ................................ ..........
7
E. Kelainan-Kelainan Jaringan Penyangga ............................................ ............................................................. .................
9
F.
Morfologi Gigi .......................................... ................................................................ ............................................ .................................... ..............
11
G. Morfologi Gigi Anterior ......................................... ............................................................... ........................................... .....................
12
H. Morfologi Gigi Posterior .......................................... ................................................................ ........................................... .....................
15
NOMENKLATUR GIGI ......................................... ............................................................... ............................................ ......................... ...
20
iii 26